Вы находитесь на странице: 1из 37

REFERAT

KANKER PAYUDARA

DISUSUN OLEH
Merry Kartika

NIM 030.13.237

PEMBIMBING

dr. Syamsul Bahri, Sp. B

KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KARAWANG

PERIODE 15 JANUARI – 26 MARET 2018


REFERAT

KANKER PAYUDARA

Telah disetujui oleh :

dr. Syamsul Bahri, Sp. B

Pada tanggal, Februari 2018

Dalam rangka memenuhi tugas

Kepaniteraan Klinik Bedah RSUD Karawang

periode 15 Januari – 26 Maret 2018

Karawang, Februari 2018

Pembimbing,

(dr. Syamsul Bahri, Sp. B)


KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Yang Maha Kuasa, atas
Rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan referat ”Batu Saluran Kemih”. Melalui
kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dr.
Syamsul Bahri, Sp. B selaku pembimbing dalam penyusunan referat ini.
Tujuan dari pembuatan referat ini selain untuk menambah wawasan bagi penulis dan
pembacanya, juga ditujukan untuk memenuhi tugas Kepaniteraan Klinik Bedah RSUD
Karawang.
Penulis sangat berharap bahwa referat ini dapat menambah wawasan mengenai batu saluran
kemih yang dimana penulis berharap bagi para pembacanya dapat meningkatkan
kewaspadaan mengenai keadaan kesehatan yang berhubungan dengan keadaan tersebut.
Penulis menyadari bahwa referat ini masih jauh dari sempurna dan tidak luput dari
kesalahan. Oleh karena itu penulis sangat berharap adanya masukan, kritik maupun saran
yang membangun.
Akhir kata penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya, semoga tugas ini
dapat memberikan tambahan informasi bagi kita semua.

Jakarta, Februari 2018

Merry Kartika
BAB I

PENDAHULUAN

Kanker payudara saat ini menjadi kanker yang paling sering menyerang perempuan di
seluruh dunia dan menjadi penyebab kematian tersering pada perempuan dengan rerata 1,3
juta kasus baru dan sekitar 458.000 kematian akibatnya. Insiden kanker payudara bervariasi
secara global dimana Amerika Utara dan Eropa Barat merupakan daerah dengan jumlah
kasus tertinggi, kasus pertengahan terjadi di Amerika Selatan dan Eropa Timur, sedangkan
kasus yang relatif rendah terjadi di Asia. Kanker payudara merupakan satu di antara tiga
serangkai keganasan yang menyerang perempuan di Indonesia, yakni kanker payudara,
kanker serviks dan kanker kulit.1

Sekitar 48% insiden kanker payudara terjadi pada perempuan berusia lebih dari 65
tahun dan 30% pada perempuan berusia lebih dari 70 tahun. Hanya sekitar sepertiga kasus
yang terdiagnosis pada perempuan premenopause, namun kanker payudara yang terdiagnosis
pada usia muda menunjukkan gambaran klinikopatologi yang lebih agresif dengan angka
harapan hidup yang lebih rendah dibandingkan dengan kelompok usia yang lebih tua. Faktor
prognostik yang terpenting adalah ukuran tumor primer, metastasis ke kelenjar getah bening,
dan adanya lesi di tempat jauh. Diperlukan pula pengetahuan mengenai bermacam bentuk
morfologi sel kanker payudara untuk mengetahui karakteristik klinis serta prognosis
penyakit.2

Pada negara berkembang, tingkat kelangsungan hidup didapatkan rendah dikarenakan


kurangnya program deteksi dini dan fasilitas yang terbatas, sehingga banyak didapatkan dari
mereka yang baru mengetahui sudah stadium lanjut. Pemeriksaan payudara sendiri
(SADARI) dilakukan untuk menurunkan angka mortalitas kanker payudara dengan
penemuan kanker payudara sedini mungkin dan pengobatan saat ukuran masih kecil sebelum
kanker tersebut bermetastasis.Penemuan kanker payudara sedini mungkin yang didiagnosis
dan diobati secara benar akan menambah harapan hidup penderita kanker payudara. Angka
harapan hidup selama 10 tahun untuk penemuan kanker pada stadium I sebesar 70%-80%,
stadium II 43%, stadium III kurang dari 11,2%, dan stadium IV 0%.3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Embriologi

Payudara merupakan kelenjar keringat yang mengalami modifikasi dan berkembang lebih
kompleks pada wanita dan rudimenter pada pria. Dalam embrio manusia, payudara dikenal
sebagai “milk streak” dalam sekitar minggu keenam perkembangan fetus, dimana terjadi
penebalan pada lapisan epidermis pada bagian ventral, superfisial dari fasia pektoralis serta
otot-otot pektoralis mayor dan minor. Penebalan ini dikenal sebagai tunas susu, berkembang
dalam bagian pectoralis badan embrio. Peninggian linear tegas ini terbentang bilateral dari
aksila ke regio inguinal dan dikenal sebagai garis susu atau mammary ridge. Lokasi pectoralis
payudara pada manusia hanya ditempati pada primata tinggi spesies mamalia.4,5

Gambar 1. A. Milk line dari embrio mamalia

B. Tempat umum terbentuknya kelenjar mamma

Ketika mencapai minggu 9 perkembangan dalam rahim, garis susu menjadi atrofi, kecuali
pada daerah pectoralis dan pengenalan pertama primodium payudara (tunas puting susu)
jelas. Saat mencapai minggu ke 12 embriogenesis, tunas puting susu diinvasi oleh epitel
skuamosa ektodermis. Pada bulan ke 5, jaringan ikat mesenkim menginfiltrasi primordium
payudara dan berdiferensiasi ke 15 sampai 20 filamen padat yang terdistribusi simetris di
bawah kulit tunas puting susu. Duktus mamae berkembang sebagai pertumbuhan ke dalam
ventral dari sisa embriologi ini, yang terbagi dalam duktus susu primer dan berakhir dalam
tunas lobulus. Kemudian tunas ini berproliferasi ke dalam asinus setelah dimulai rangsangan
estrogen ovarium. Selama pertumbuhan dalam rahim, duktus susu primer bercabang dan
membelah luas. Pada bulan ke tujuh sampai ke delapan dalam rahim, duktus berkanulasi
membentuk lumen yang berhubungan dengan duktus lactifer tidak matang.5

Saat lahir, tunas puting susu mempunyai cekungan sentral yang sesuai dengan area yang
dipenetrasi oleh lumen duktulus susu primer. Segera setelah lahir, penetrasi tunas puting susu
lengkap ia bereversi dan lebih diinvasi oleh sel basaloid yang dipigmentasi gelap untuk
membentuk areola.5

Gambar 2. Pembentukan payudara

1.2 Anatomi

Payudara (mammae) adalah kelenjar yang terletak di bawah kulit dan di atas otot dada.
Mammae terletak di iga kedua di sebelah atas sampai iga keenam atau ketujuh di sebelah
bawah, dan dari sternum batas medialnya sampai ke garis midaksilaris sebagai batas
lateralnya. Duapertiga dasar tersebut terletak di depan M.pectoralis major dan sebagian
M.serratus anterior. Sebagian kecil terletak di atas M.obliquus externus. Setiap payudara
terdiri dari 12 sampai 20 lobulus kelenjar tubuloalveolar yang masing-masing mempunyai
saluran ke puting susu yang disebut duktus laktiferus. Diantara kelenjar susu dan fasia
pektoralis serta diantara kulit dan kelenjar payudara terdapat jaringan lemak. Diantara lobulus
terdapat ligamentum Cooper yang memberi rangka untuk payudara.
Setiap lobulus terdiri dari sel-sel a yang terdiri dari sel epitel kubus dan mioepitel yang
mengelilingi lumen. Sel epitel mengarah ke lumen, sedangkan sel mioepitel terletak diantara
sel epitel dan membran basalis. Dengan adanya invasi keganasan, sebagian dari ligamentum
Cooper akan mengalami kontraksi, menghasilkan retraksi dan fiksasi atau lesung dari kulit
yang khas. Ini berbeda dengan penampilan kulit yang kasar dan ireguler yang disebut peau
d'orange, dimana pada peau d'orange perlekatan subdermal dari folikel-folikel rambut dan
kulit yang bengkak menghasilkan gambaran cekungan dari kulit.

Gambar 2. Dumpling of the breast


Perdarahan payudara terutama berasal dari cabang a. perforantes anterior dari
a.mammaria interna. Persarafan kulit payudara diurus oleh cabang pleksus servikalis dan n.
interkostalis. Jaringan kelenjar payudara sendiri diurus oleh saraf simpatik. Aliran limfe dari
payudara sekitar 75% menuju ke aksila, sisanya ke kelenjar parasternal dan interpektoralis.

Gambar 3. Anatomi Payudara


Secara fisiologis, payudara mengalami berbagai perubahan yang dipengaruhi oleh
hormonal. Pada saat pubertas, estrogen dan progesteron yang dihasilkan oleh ovarium dan
pengaruh hipofisa anterior menyebabkan berkembangnya duktus dan asinus. Sesuai dengan
siklus menstruasi, terjadi peningkatan estrogen dan progesteron sehingga terjadi proliferasi
sel dan retensi cairan. Pada saat kehamilan, terjadi proliferasi sel akibat pengaruh estrogen,
progesteron, laktogen plasenta dan prolaktin. Pada saat menyusui terjadi peningkatan
produksi prolaktin dan penurunan estrogen dan progesteron, sedangkan pada saat menopause
terjadi involusi payudara diikuti dengan berkurangnya jumlah kelenjar.6

Akibat dari terlibatnya ligamentum Cooper pada penyakit yang invasive. Dapat diperjelas

dengan penekanan oleh tangan. Struktur payudara terdiri atas:


- Parenkim epithelial
- Lemak, pembuluh darah, syaraf dan saluran getah bening
- Otot dan fasia
Vaskularisasi 1,3
1. Arteri
Payudara mendapat perdarahan terutama dari cabang arteri profantes anterior dari areteri
mammaria interna, arteri torakalis lateralis yang bercabang dari arteri aksilaris, dan beberapa
arteri interkostalis.

2. Vena
Pada payudara terdapat tiga grup vena:
a. Cabang-cabang perforantes v. mammaria intema
b. Cabang-cabang v. aksilaris
c. Vena-vena kecil yang bermuara pada v. Interkostalis

Vena aksilaris, vena thoracica interna, dan vena intercostals 3-5 mengalirkan darah
dari kelenjar mammae. Vena-vena ini mengikuti arterinya. Vena aksilaris terbentuk dari
gabungan vena brachialis dan vena basilica, terletak di medial atau superficial terhadaop
arteri aksilaris, menerima juga 1 ata 2 cabang pectoral dari mammae. Setelah vena ini
melewati tepi lateral dari iga pertama, vena ini menjadi vena subclavia. Di belakang, vena
intercostalis berhubungan dengan sistem vena vertebra dimana masuk vena azygos,
hemiazygos, dan accessory hemiazygos, kemudian mengalirkan ke dalam vena cava
superior. Ke depan, berhubungan dengan brachiocephalica.
Melaui jalur kedua jalur pertama, metastasis ca mammae dapat mencapai paru-
paru.Melalui jalurketiga, metastasis dapat ke tulang dan system saraf pusat.
3. Limfe
Penyaluran limfe dan mammae sangat penting peranannya dalam metastases sel kanker.
a. Bagian terbesar disalurkan ke nodi lymphoidei axillares, terutama ke kelompok pectoral,
tetapi ada juga yang disalurkan ke kelompok apical, subskapular, lateral, dan sentral.
Terdapat enam grup kelenjar getah bening axilla:

Gambar 4. Aliran limfatik payudara

i. Kelenjar getah bening mammaria eksterna, terletak dibawah tepi lateral m.


pectorals mayor, sepanjang tepi medial aksila.
ii. Kelenjar getah bening scapula, terletak sepanjang vasa subskapularis dan
thorakodorsalis, mulai dari percabangan v. aksilaris menjadi v. subskapularis
sampai ke tempat masuknya v. thorako-dorsalis ke dalani m. latissimus dorsi.
iii. Keleniar getah bening sentral (Central node), terletak dalam jaringan lemak di
pusat ketiak. Kelenjar getah bening ini relatif mudah diraba dan merupakan
kelenjar getah bening yang terbesar dan terbanyak.
iv. Kelenlar getah bening interpectoral (Rotter’s node), terletak diantara m.
pektoralis mayor dan minor, sepanjang rami pektoralis v. thorakoakromialis.
v. Kelenjar getah bening v. aksilaris, terletak sepanjang v. aksilaris bagian lateral,
mulai dari white tendon m. lattisimus dorsi sampai ke medial dan
percabangan v. aksilanis — v. thorako-akromalis.
vi. Kelenjar getah bening subklavikula, mulai dari medial percabangan v.
Aksilaris-v. thorako-akromialis sampai dimana v. aksilanis menghilang
dibawah tendon m. subklavius. Kelenjar ini merupakan kelenjar axial yang
tertinggi dan termedial letaknya. Semua getah bening yang berasal dan
kelenjar-kelenjar getah bening aksila masuk ke dalam kelenjar ini.

b. Sisanya disalurkan ke nodi limphoidei infraclaviculares, supraclaviculares, dan


parasternales.
Dalam staging, bila ditemukan metastasis ke KGB supraclavicular, cervical, atau
contralateral internal mammary dianggap telah mengadakan metastasis jauh (M1). Yang
termasuk KGB regional :

1. KGB aksila (ipsilateral) : interpectoral (Rotter's) nodes dan KGB sepanjang


vena aksilaris dan bagian-bagiannya yang dapat dibagi ke dalam beberapa
tingkat :
a. Level I (low axilla): KGB lateral dari tepi lateral M pectoralis minor
b. Level II (midaxilla): KGB antara tepi medial dan lateral M pectoralis minor dan
KGB interpectoral (Rotter's)
c. Level III (apical axillary): KGB medial dari tepi medial M pectoralis minor
termasuk subclavicular, infraclavicular, or apical Catatan : KGB intramammary
disandikan sebagai KGB aksila.

Gambar 5. Kelompok kelenjar getah bening aksila.


Level I meliputi beberapa kelenjar getah bening yang terletak lateral dari
M. Pectoralis minor, Level II meliputi beberapa kelenjar getah bening
yang terletak di bawah M. Pectoralis minor, Level III meliputi beberapa
kelenjar getah bening yang terletak medial dari M. Pectoralis minor.

2. Internal mammary (ipsilateral): KGB di ruang intercosta sepanjang tepi


sternum dalam fascia endothoracica.
4. Persyarafan
Persarafan kulit mammae diurus oleh cabang pleksus servikalis dan nervus
interkostalis. Jaringan kelenjar mammae sendiri dipersarafi oleh saraf simpatik.

Ada beberapa saraf lagi yang perlu diingat sehubung dengan penyulit paralisis dan
mati rasa pasca bedah, yakni nervus interkostobrakialis, nervus kutaneus brakialis
medialis yang mengurus sensibilitas daerah aksila dan bagian medial lengan atas. Pada
diseksi aksila, saraf ini sukar disingkirkan sehingga sering terjadi mati rasa pada daerah
tersebut. 4 syaraf nervus pektoralis yang menginervasi muskulus pektoralis mayor dan
minor, nervus torakodorsalis yang menginervasi muskulus latissimus dorsi, dan nervus
torakalis longus yang menginervasi muskulus serratus anterior sedapat mungkin
dipertahankan pada mastektomi dengan diseksi aksila.

Gambar 6. Saraf-saraf perifer pada mamae

3.1 Kanker Payudara


3.1.1 Definisi
Kanker payudara (Carcinoma mammae) adalah tumor ganas pada jaringan payudara.
Jaringan payudara terdiri dari kelenjar susu (kelenjar pembuat air susu), saluran kelenjar
(saluran air susu), dan jaringan penunjang payudara, atau juga didefinisikan sebagai suatu
penyakit neoplasma ganas yang berasal dari parenkim. Oleh Word Health Organization
(WHO) penyakit ini dimasukkan ke dalam International Classification of Disease (ICD)
dengan kode 174-175. Kanker payudara terjadi karena adanya kerusakan pada gen yang
mengatur pertumbuhan dan diffrensiasi sehingga sel itu tumbuh dan berkembang biak tanpa
dapat dikendalikan. Penyebaran kanker payudara terjadi melalui pembuluh getah bening dan
tumbuh di kelenjar getah bening, sehingga kelenjar getah bening aksila ataupun
supraklavikula membesar. Kemudian melalui pembuluh darah kanker menyebar ke organ lain
seperti paru-paru, hati dan otak.7

3.1.2 Epidemiologi

Semua wanita memiliki risiko terkena kanker payudara. Kanker payudara juga bisa
menyerang pria dengan perbandingan 1 : 100 antara pria dengan wanita.Kanker payudara
ditemukan di seluruh dunia. Tahun 2003, insidens kanker payudara di Belanda 91 per
100.000 penduduk, Amerika 71,7 per 100.000 penduduk, Swiss 70 per 100.000 wanita,
Australia 83,2 per 100.000 penduduk, Kanada 84,7, Indonesia 26 per 100.000 wanita pada
tahun 2002 dan Jepang 16 per 100.000 penduduk. 8,9,20

Kanker payudara lebih sering dijumpai pada umur 40-49 tahun yaitu sebesar 30,35%.
Menurut Sukardja yang dikutip oleh Arlinda (2002) di Amerika frekuensi kanker payudara
tertinggi ditemukan pada umur 40-50 tahun. Demikian juga di Jepang yaitu sebesar 40,6%
kanker payudara ditemukan pada umur 40-49 tahun dan jarang pada umur kurang dari 30
tahun.8

3.1.3 Etiologi dan Faktor Resiko

Kanker payudara merupakan hasil dari mutasi pada salah satu atau beberapa gen.
Dua di antaranya terletak pada kromosom 17. Gen yang paling berpengaruh disebut
dengan BRCA-1 (pada lokus 17q21), yang lainnya adalah gen p53 (pada lokus 17p13).
Gen ketiga adalah BRCA-2 yang terletak pada kromosom 13. Gen keempat yang juga
terlibat adalah gen reseptor androgen pada kromosom Y. Mutasi gen ini berhubungan
dengan insiden kanker payudara pada pria. 9

Etiologi kanker payudara masih belum diketahui dengan pasti hingga sekarang
namun yang paling diyakini sebagai penyebab adalah paparan terhadap mutagen.
Mutagen ini bisa berupa mutagen endogen yaitu radikal bebas seperti lipid peroksidase
dan malondyaldehida (MDA) juga mutagen eksogen yaitu radiasi. Virus juga diduga
sebagai penyebab namun belum dapat dibuktikan pada manusia.
Faktor resiko

 Usia:
Kemungkinan untuk menjadi kanker payudara semakin meningkat seiring
bertambahnya umur seorang wanita. Angka kejadian kanker payudara rata-rata pada
wanita usia 45 tahun ke atas. Kanker jarang timbul sebelum menopause. Kanker dapat
didiagnosis pada wanita premenopause atau sebelum usia 35 tahun, tetapi kankernya
cenderung lebih agresif, derajat tumor yang lebih tinggi, dan stadiumnya lebih lanjut,
sehingga survival rates-nya lebih rendah.
 Riwayat kanker payudara :
Wanita dengan riwayat pernah mempunyai kanker pada satu payudara mempunyai
risiko untuk berkembang menjadi kanker pada payudara yang lainnya.
 Riwayat Keluarga :
Risiko untuk menjadi kanker lebih tinggi pada wanita yang ibunya atau saudara
perempuan kandungnya memiliki kanker payudara. Risiko lebih tinggi jika anggota
keluarganya menderita kanker payudara sebelum usia 40 tahun. Risiko juga meningkat
bila terdapat kerabat/saudara (baik dari keluarga ayah atau ibu) yang menderita kanker
payudara.
 Perubahan payudara tertentu :
Beberapa wanita mempunyai sel-sel dari jaringan payudaranya yang terlihat abnormal
pada pemeriksaan mikroskopik. Risiko kanker akan meningkat bila memiliki tipe-tipe sel
abnormal tertentu, seperti atypical hyperplasia dan lobular carcinoma in situ [LCIS].
 Perubahan Genetik :
Beberapa perubahan gen-gen tertentu akan meningkatkan risiko terjadinya kanker
payudara, antara lain BRCA1, BRCA2, dan beberapa gen lainnya. BRCA1 and BRCA2
termasuk tumor supresor gen. Secara umum, gen BRCA-1 beruhubungan dengan
invasive ductal carcinoma,poorly differentiated, dan tidak mempunyai reseptor hormon.
Sedangkan BRCA-2 berhubungan dengan invasive ductal carcinoma yang lebih well
differentiated dan mengekspresikan reseptor hormon.Wanita yang memiliki gen BRCA1
dan BRCA2 akan mempunyai risiko kanker payudara 40-85%. Wanita dengan gen
BRCA1 yang abnormal cenderung untuk berkembang menjadi kanker payudara pada
usia yang lebih dini.
 Riwayat reproduksi dan menstruasi :
Meningkatnya paparan estrogen berhubungan dengan peningkatan risiko untuk
berkembangnya kanker payudara, sedangkan berkurangnya paparan justru memberikan
efek protektif. Beberapa faktor yang meningkatkan jumlah siklus menstruasi seperti
menarche dini (sebelum usia 12 tahun), nuliparitas, dan menopause yang terlambat (di
atas 55 tahun) berhubungan juga dengan peningkatan risiko kanker. Diferensiasi akhir
dari epitel payudara yang terjadi pada akhir kehamilan akan memberi efek protektif,
sehingga semakin tua umur seorang wanita melahirkan anak pertamanya, risiko kanker
meningkat.
 Radiasi pada daerah dada :
Wanita yang mendapat terapi radiasi di daerah dada (termasuk payudara) sebelum
usia 30 tahun, risiko untuk berkembangnya kanker payudara akan meningkat di
kemudian hari.
 Kepadatan jaringan payudara :
Jaringan payudara dapat padat ataupun berlemak. Wanita yang pemeriksaan
mammogramnya menunjukkan jaringan payudara yang lebih padat, risiko untuk menjadi
kanker payudaranya meningkat.
 Overweight atau Obese setelah menopause:
Kemungkinan untuk mendapatkan kanker payudara setelah menopause meningkat
pada wanita yang overweight atau obese, karena sumber estrogen utama pada wanita
postmenopause berasal dari konversi androstenedione menjadi estrone yang berasal dari
jaringan lemak, dengan kata lain obesitas berhubungan dengan peningkatan paparan
estrogen jangka panjang.
 Kurangnya aktivitas fisik :
Wanita yang aktivitas fisik sepanjang hidupnyakurang, risiko untuk menjadi kanker
payudara meningkat. Dengan aktivitas fisik akan membantu mengurangi peningkatan
berat badan dan obesitas. menopausal hormone therapymemakai estrogen, atau
mengkonsumsi estrogen ditambah progestin setelah menopause juga meningkatkan risiko
kanker.
 Diet :
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa wanita yang sering minum alkohol
mempunyai risiko kanker payudara yang lebih besar. Karena alkohol akan meningkatkan
kadar estriol serum. Sering mengkonsumsi banyak makan berlemak dalam jangka
panjang akan meningkatkan kadar estrogen serum, sehingga akan meningkatkan risiko
kanker. 9

3.1.4 Klasifikasi
1. Non invasive carcinoma
a) Ductal carcinoma in situ
Ductal carcinoma in situ, juga disebut intraductal cancer, merujuk pada sel
kanker yang telah terbentuk dalam saluran dan belum menyebar. Saluran menjadi
tersumbat dan membesar seiring bertambahnya sel kanker di dalamnya. Kalsium
cenderung terkumpul dalam saluran yang tersumbat dan terlihat dalam mamografi
sebagai kalsifikasi terkluster atau tak beraturan (clustered or irregular calcifications)
atau disebut kalsifikasi mikro (microcalcifications) pada hasil mammogram seorang
wanita tanpa gejala kanker.10
DCIS dapat menyebabkan keluarnya cairan puting atau munculnya massa yang
secara jelas terlihat atau dirasakan, dan terlihat pada mammografi. DCIS kadang
ditemukan dengan tidak sengaja saat dokter melakukan biopsy tumor jinak. Sekitar
20%-30% kejadian kanker payudara ditemukan saat dilakukan mamografi. Jika
diabaikan dan tidak ditangani, DCIS dapat menjadi kanker invasif dengan potensi
penyebaran ke seluruh tubuh.
DCIS muncul dengan dua tipe sel yang berbeda, dimana salah satu sel cenderung
lebih invasif dari tipe satunya. Tipe pertama, dengan perkembangan lebih lambat,
terlihat lebih kecil dibandingkan sel normal. Sel ini disebut solid, papillary atau
cribiform.11 Tipe kedua, disebut comedeonecrosis, sering bersifat progresif di awal
perkembangannya, terlihat sebagai sel yang lebih besar dengan bentuk tak beraturan.
A

A B
Gambar 4 Ductal Carcinoma in situ (A) dan Sel-sel kanker menyebar keluar dari
ductus, menginvasi jaringan sekitar dalam mammae (B)

b) Lobular carcinoma in situ


Meskipun sebenarnya ini bukan kanker, tetapi LCIS kadang digolongkan sebagai
tipe kanker payudara non-invasif.10 Bermula dari kelenjar yang memproduksi air
susu, tetapi tidak berkembang melewati dinding lobulus. Mengacu pada National
Cancer Institute, Amerika Serikat, seorang wanita dengan LCIS memiliki peluang
25% munculnya kanker invasive (lobular atau lebih umum sebagai infiltrating
ductal carcinoma) sepanjang hidupnya.

Gambar 5 Lobular carcinoma in situ


2. Invasive carcinoma
I. Paget’s disease dari papilla mammae
Paget’s disease dari papilla mammae pertama kali dikemukakan pada tahun 1974.
Seringnya muncul sebagai erupsi eksim kronik dari papilla mammae, dapat berupa
lesi bertangkai, ulserasi, atau halus.10 Paget's disease biasanya berhubungan dengan
DCIS (Ductal Carcinoma in situ) yang luas dan mungkin berhubungan dengan kanker
invasif. Biopsi papilla mammae akan menunjukkan suatu populasi sel yang identik
(gambaran atau perubahan pagetoid). Patognomonis dari kanker ini adalah
terdapatnya sel besar pucat dan bervakuola (Paget's cells) dalam deretan epitel. Terapi
pembedahan untuk Paget's disease meliputi lumpectomy, mastectomy, atau modified
radical mastectomy, tergantung penyebaran tumor dan adanya kanker invasif.

II. Invasive ductal carcinoma11


a. Adenocarcinoma with productive fibrosis (scirrhous, simplex, NST) (80%)
b. Medullary carcinoma (4%)
c. Mucinous (colloid) carcinoma (2%)
d. Papillary carcinoma (2%)
e. Tubular carcinoma (2%)

III. Invasive lobular carcinoma (10%)12


Invasive lobular carcinoma sekitar 10% dari kanker payudara. Gambaran
histopatologi meliputi sel-sel kecil dengan inti yang bulat, nucleoli tidak jelas, dan
sedikit sitoplasma. Pewarnaan khusus dapat mengkonfirmasi adanya musin dalam
sitoplasma, yang dapat menggantikan inti (signet-ring cell carcinoma). Seringnya
multifokal, multisentrik, dan bilateral. Karena pertumbuhannya yang tersembunyi
sehingga sulit untuk dideteksi,
3.1.5 Staging 12
AJCC (American Joint Committee on Cancer) menyusun panduan penentuan stadium
dan derajat tumor ganas payudara menurut system TNM.

Tumor Primer (T)

TX Tumor primer tidak dapat dinilai

T0 Tidak ada bukti terdapat tumor primer

Tis Carcinoma in situ

Tis(DCIS) Ductal carcinoma in situ

Tis(LCIS) Lobular carcinoma in situ

Tis(Paget's) Paget's disease dari papilla mammae tanpa tumor (Catatan : Paget's disease
yang berhubungan dengan tumor diklasifikasikan menurut ukuran tumor)

T1 Tumor ≤ 2 cm

T1mic Microinvasion ≤ 0.1

T1a Tumor > 0.1 cm tetapi tidak lebih dari 0.5 cm

T1b Tumor > 0.5 cm tetapi tidak lebih dari 1 cm

T1c Tumor > 1 tetapi tidak lebih dari 2 cm

T2 Tumor > 2 cm tetapi tidak lebih dari 5 cm

T3 Tumor > 5 cm

T4 Tumor ukuran berapapun dengan perluasan langsung ke dinding dada atau


kulit, seperti yang diuraikan dibawah ini :

T4a Perluasan ke dinding dada, tidak melibatkan otot pectoralis


T4b Edema (termasuk peau d'orange), atau ulserasi kulit [ayudara, atau ada nodul
satelit terbatas di kulit payudara yang sama

T4c Kriteria T4a dan T4b

T4d Inflammatory carcinoma

Kelenjar Getah Bening—Klinis (N)

NX KGB regional tidak dapat dinilai (misalnya sebelumnya telah diangkat)

N0 Tidak ada metastasis ke KGB regional

N1 Metastasis ke KGB aksilla ipsilateral tetapi dapat digerakkan

N2 Metastasis KGB aksilla ipsilateral tetapi tidak dapat digerakkan atau


terfiksasi, atau tampak secara klinis ke KGB internal mammary ipsilateral
tetapi secara klinis tidak terbukti terdapat metastasis ke KGB aksilla
ipsilateral

N2a Metastasis ke KGB aksilla ipsilateral dengan KGB saling melekat atau
melekat ke struktur lain sekitarnya.

N2b Metastasis hanya tampak secara klinis ke KGB internal mammary ipsilateral
dan tidak terbukti secara klinis terdapat metastasis ke KGB aksilla ipsilateral

N3 Metastasis ke KGB infraklavikula ipsilateral dengan atau tanpa keterlibatan


KGB aksilla, atau secara klinis ke KGB internal mammary ipsilateral tetapi
secara klinis terbukti terdapat metastasis ke KGB aksilla ipsilateral; atau
metastasis ke KGB supraklavikula ipsilateral dengan atau tanpa keterlibatan
KGB infraklavikula atau aksilla ipsilateral

N3a Metastasis ke KGB infraklavikula ipsilateral

N3b Metastasis ke KGB internal mammary dan aksilla

N3c Metastasis ke KGB supraklavikula ipsilateral


Kelenjar Getah Bening Regional—Patologi anatomi (pN)

pNX KGB regional tidak dapat dinilai (sebelumnya telah diangkat atau tidak
dilakukan pemeriksaan patologi)

pN0b Secara histologis tidak terdapat metastasis ke KGB, tidak ada pemeriksaan
tambahan untuk isolated tumor cells (Catatan : Isolated tumor cells (ITC)
diartikan sebagai sekelompok tumor kecil yang tidak lebih dari 0.2 mm,
biasanya dideteksi hanya dengan immunohistochemical (IHC) atau metode
molekuler

pN0(i–) Tidak ada metastasis ke KGB regional secara histologis, IHC (-)

pN0(i+) Tidak ada metastasis ke KGB regional secara histologis, IHC (+), IHC
cluster tidak lebih dari 0.2 mm

pN0(mol–) Tidak ada metastasis ke KGB regional secara histologis, pemeriksaan


molekuler (-) (RT-PCR)

pN0(mol+) Tidak ada metastasis ke KGB regional secara histologis, pemeriksaan


molekuler (+) (RT-PCR)

pN1 Metastasis ke 1-3 KGB aksila, dan atau KGB internal mammary terdeteksi
secara mikroskopis melalui diseksi sentinel KGB, secara klinis tidak tampak

pN1mi Micrometastasis (> 0.2 mm, < 2.0 mm)

pN1a Metastasis ke 1-3 KGB aksila

pN1b Metastasis ke KGB internal mammary terdeteksi secara mikroskopis melalui


diseksi sentinel KGB, secara klinis tidak tampak

pN1c Metastasis ke 1-3 KGB aksila dan ke KGB internal mammary terdeteksi
secara mikroskopis melalui diseksi sentinel KGB, secara klinis tidak
tampak (jika berhubungan dengan >3 (+) KGB aksila, KGB internal
mammary diklasifikasikan sebagai pN3b)
pN2 Metastasis ke 4-9 KGB aksila, atau tampak secara klinis ke KGB internal
mammary tetapi secara klinis tidak terbukti terdapat metastasis ke KGB
aksilla

pN2a Metastasis ke 4-9 KGB aksila (sedikitnya 1 tumor > 2 mm)

pN2b tampak secara klinis ke KGB internal mammary tetapi secara klinis tidak
terbukti terdapat metastasis ke KGB aksilla

pN3 Metastasis ke 10 KGB aksila, atau KGB infraklavikula, atau secara klinis ke
KGB internal mammary ipsilateral dan terdapat 1 atau lebih metastasis ke
KGB aksilla atau > 3 metastasis ke KGB aksilla tetapi secara klinis
microscopic metastasis (-) ke KGB internal mammary; atau ke KGB
supraklavikular ipsilateral

pN3a Metastasis ke ≥10 KGB aksila (minimal 1 tumor > 2 mm), atau metastasis ke
KGB infraklavikula

pN3b Secara klinis metastasis ke KGB internal mammary ipsilateral dan terdapat 1
atau lebih metastasis ke KGB aksilla atau > 3 metastasis ke KGB aksilla dan
dalam KGB internal mammary dengan kelainan mikroskopis yang terdeteksi
melalui diseksi KGB sentinel, tidak tampak secara klinis

pN3c Metastasis ke KGB supraklavikular ipsilateral

Metastasis Jauh (M)

MX Metastasis jauh tidak dapat dinilai

M0 Tidak terdapat metastasis jauh

M1 Terdapat metastasis jauh


Pengelompokan stadium berdasarkan AJCC :

Stadium 0 T1s N0 M0

Stadium I T1 NO M0

Stadium IIA T0-1 N1 M0

T2 N0 M0

Stadium IIB T2 N1 M0

T3 N0 M0

Stadium IIIA T0-3 N2 M0

T3 N1-2 M0

Stadium IIIB T4 N0-2 M0

Stadium IIIC Setiap T N3 M0

Stadium IV Setiap T Setiap N M1

Stadium I : Tumor yang berdiameter kurang 2 cm tanpa keterlibatan limfonodus (LN) dan
tanpa penyebaran jauh. Tumor terbatas pada payudara dan tidak terfiksasi pada kulit dan otot
pektoralis

Gambar 6. Stadium 1
Stadium IIa : Tumor yang berdiameter kurang 2 cm dengan keterlibatan limfonodus (LN)
dan tanpa penyebaran jauh atau tumor yang berdiameter kurang 5 cm tanpa keterlibatan
limfonodus (LN) dan tanpa penyebaran jauh.

Gambar 7. Stadium IIa

Stadium IIb : Tumor yang berdiameter kurang 5 cm dengan keterlibatan limfonodus (LN)
dan tanpa penyebaran jauh atau tumor yang berdiameter lebih 5 cm tanpa keterlibatan
limfonodus (LN) dan tanpa penyebaran jauh.

Gambar 7. Stadium IIb


Stadium IIIa : Tumor yang berdiameter lebih 5 cm dengan keterlibatan limfonodus (LN)
tanpa penyebaran jauh.
Gambar 8. Stadium IIIa

Stadium IIIb : Tumor yang berdiameter lebih 5 cm dengan keterlibatan limfonodus (LN)
dan terdapat penyebaran jauh berupa metastasis ke supraklavikula dengan keterlibatan
limfonodus (LN) supraklavikula atau metastasis ke infraklavikula atau menginfiltrasi /
menyebar ke kulit atau dinding toraks atau tumor dengan edema pada tangan. Tumor telah
menyebar ke dinding dada atau menyebabkan pembengkakan bisa juga luka bernanah di
payudara. Didiagnosis sebagai Inflamatory Breast Cancer. Bisa sudah atau bisa juga belum
menyebar ke pembuluh getah bening di ketiak dan lengan atas, tapi tidak menyebar ke bagian
lain dari organ tubuh.

Gambar 9. Stadium IIIb


Stadium IIIc : Ukuran tumor bisa berapa saja dan terdapat metastasis kelenjar limfe
infraklavikular ipsilateral, atau bukti klinis menunjukkan terdapat metastasis kelenjar limfe
mammaria interna dan metastase kelenjar limfe aksilar, atau metastasis kelenjar limfe
supraklavikular ipsilateral.

Gambar 10. Stadium IIIc

Stadium IV : Tumor yang mengalami metastasis jauh, yaitu : tulang, paru-paru, liver atau
tulang rusuk.13

Gambar 11. Stadium IV


3.1.7 Diagnosis
Anamnesis :
Gejala yang yang paling sering meliputi 9:
1. Penderita merasakan adanya perubahan pada payudara atau pada puting susunya
a. Benjolan atau penebalan dalam atau sekitar payudara atau di daerah ketiak
b. Puting susu terasa mengeras
2. Penderita melihat perubahan pada payudara atau pada puting susunya
a. Perubahan ukuran maupun bentuk dari payudara
b. Puting susu tertarik ke dalam payudara
c. Kulit payudara, areola, atau puting bersisik, merah, atau bengkak. Kulit
mungkin berkerut-kerut seperti kulit jeruk.
3. Keluarnya sekret atau cairan dari puting susu
Pada awal kanker payudara biasanya penderita tidak merasakan nyeri. Jika
sel kanker telah menyebar, biasanya sel kanker dapat ditemukan di kelenjar
limfe yang berada di sekitar payudara. Sel kanker juga dapat menyebar ke
berbagai bagian tubuh lain, paling sering ke tulang, hati, paru-paru, dan otak.
Pada 33% kasus kanker payudara, penderita menemukan benjolan pada
payudaranya. Tanda dan gejala lain dari kanker payudara yang jarang
ditemukan meliputi pembesaran atau asimetrisnya payudara, perubahan pada
puting susu dapat berupa retraksi atau keluar sekret, ulserasi atau eritema kulit
payudara, massa di ketiak, ketidaknyamanan muskuloskeletal. 50% wanita
dengan kanker payudara tidak memiliki gejala apapun. Nyeri pada payudara
biasanya berhubungan dengan kelainan yang bersifat jinak.10
Pemeriksaan fisik : 9
I. Inspeksi
Inspeksi bentuk, ukuran, dan simetris dari kedua payudara, apakah terdapat
edema (peau d’orange), retraksi kulit atau puting susu, dan eritema.

Gambar 12. Inspeksi mammae


II. Palpasi
Dilakukan palpasi pada payudara apakah terdapat massa, termasuk palpasi
kelenjar limfe di aksila, supraklavikula, dan parasternal. Setiap massa yang teraba
atau suatu lymphadenopathy, harus dinilai lokasinya, ukurannya, konsistensinya,
bentuk, batas,mobilitas atau fiksasinya.10

Gambar 13 . Palpasi mammae


Pemeriksaan penunjang :
Ada beberapa pemeriksaan penunjang. Namun secara umum terbagi dua
yaitu noninvasive dan invasive.

A. Non invasive

- Mamografi
Indikasi mamografi antara lain kecurigaan klinis adanya kanker payudara,
sebagai tindak lanjut pascamastektomi (deteksi tumor prime kedua dan rekurensi
di payudara kontralateral), dan pasca-breast conserving therapy (BCT) untuk
mendeteksi kambuhnya tumor primer kedua (walaupun lebih sering dengan MRI),
adanya adenokarsinoma metastatic dari tumor primer yang tidak diketahui
asalnya, dan sebagai program skrining. Mamografi biasa dilakukan pada wanita
diatas 35 tahun karena lebih mudah diinterpretasikan. Temuan mamograf yang
menunjukkan kelainan yang mengarah ke keganasan antara lain tumor berbentuk
spikula, distorsi atau iregularitas, mikrokalsifikasi (karsinoma intraduktal), kadang
disertai pembesaran kelnjar limfe. Hasil mamografi dikonfirmasi lebih lanjut
dengan FNAB, core biopsy, atau biopsy bedah.
- Ultrasonografi
Ultrasonografi berguna untuk menentukan ukuran lesi dan membedakan kista
dengan tumor solid. Sedangkan, diagnosis kelainan payudaranya dapat dipastikan
dengan melakukan pemeriksaan sitology aspirasi jarum halus (FNAB), core
biopsy, biopsy terbuka, atau sentinel node biopsy.

- MRI
MRI dilakukan pada pasien muda, karena gambaran mamografi kurang jelas
pada payudara wanita muda, untuk mendeteksi adanya rekurensi pasca-BCT,
mendeteksi adanya rekurensi dini keganasan payudara yang dari pemeriksaan fisik
dan penunjang lainnya kurang jelas.

- Imunohistokimia
Pemeriksaan imunohistokimia yang dilakukan untuk membantu terapi target,
antara lain pemeriksaan status ER (estrogen receptor), PR (progesterone receptor),
c-erbC-2 (HER-2 neu), cathepsin-D, p53 (bergantung situasi), Ki67, dan Bcl2.

B. Invasive

- Biopsi
Jenis biopsy yang dapat dilakukan yaitu biopsy jarum halus (fine needle
aspiration biopsy, FNAB), core biopsy (jarum besar), dan biopsy bedah. FNAB
hanya memungkinkan evaluasi sitology, sedangkan biopsy jarum besar dan
biopsy bedah memungkinkan analisis arsitektur jaringan payudara sehingga ahli
patologi dapat menentukan apakah tumor bersifat invasive atau tidak.9

Fine-needle aspiration biopsy (FNAB) dilanjutkan dengan pemeriksaan


sitologi merupakan cara praktis dan lebih murah daripada biopsi eksisional
dengan resiko yang rendah. Teknik ini memerlukan patologis yang ahli dalam
diagnosis sitologi dari karsinoma mammae dan juga dalam masalah pengambilan
sampel, karena lesi yang dalam mungkin terlewatkan. Insidensi false-positive
dalam diagnosis adalah sangat rendah, sekitar 1-2% dan tingkat false-negative
sebesar 10%. Kebanyakan klinisi yang berpengalaman tidak akan menghiraukan
massa dominan yang mencurigakan jika hasil sitologi FNA adalah negatif,
kecuali secara klinis, pencitraan dan pemeriksaan sitologi semuanya
menunjukkan hasil negatif.9
Large-needle (core-needle) biopsy mengambil bagian sentral atau inti jaringan
dengan jarum yang besar. Alat biopsi genggam menbuat large-core needle
biopsy dari massa yang dapat dipalpasi menjadi mudah dilakukan di klinik dan
cost-effective dengan anestesi lokal.11

Open biopsy dengan lokal anestesi sebagai prosedur awal sebelum memutuskan
tindakan defintif merupakan cara diagnosis yang paling dapat dipercaya. FNAB
atau core-needle biopsy, ketika hasilnya positif, memberikan hasil yang cepat
dengan biaya dan resiko yang rendah, tetapi ketika hasilnya negatif maka harus
dilanjutkan dengan open biopsy. Open biopsy dapat berupa biopsy insisional atau
biopsi eksisional. Pada biopsi insisional mengambil sebagian massa payudara
yang dicurigai, dilakukan bila tidak tersedianya core-needle biopsy atau massa
tersebut hanya menunjukkan gambaran DCIS saja atau klinis curiga suatu
inflammatory carcinoma tetapi tidak tersedia core-needle biopsy. Pada biopsi
eksisional, seluruh massa payudara diambil.11

Untuk mendukung pemeriksaan klinis , mamografi dan ultrasonografi dapat


membantu deteksi kanker payudara. Pemeriksaan radiologic untuk staging yaitu
dengan rontgen thoraks, usg abdomen (hepar), dan bone scanning.

Pemeriksaan yang wajib dilakukan untuk mengetahui ada nya metastasis,


antara lain :

- Ultrasonografi payudara kontra lateral


- Mammografi
- Foto thorax
- Usg abdomen
Sedangkan pemeriksaan lainnya dilakukan hanya atas indikasi, antara lain :

- Bone scanning
Dilakukan jika sitologi dan atau klinis sangat dicurigai ganas atau pada lesi
> 5 cm

- Computed Tommography scan (CT-Scan)


Dilakukan jika ada kecurigaan infiltrasi tumor ke dinding dada atau
metastasi ke paru
- CT abdomen
Jika pada klinis terdapat kecurigaan metastasi ke organ intraabdomen
namun tidak terdeteksi oleh usg

- Scintimamography
Jika terdapat kecurigaan residif atau residu

- MRI
Dilakukan untuk kasus dengan kecurigaan ca mammae intraduktal.14

3.1.8 Tatalaksana15
Ada beberapa pengobatan kanker payudara yang penerapannya banyak tergantung
pada stadium klinis penyakit, yaitu :
A. Pembedahan (Operasi)
Operasi adalah terapi untuk membuang tumor, memperbaiki komplikasi dan
merekonstruksi efek yang ada melalui operasi. Namun tidak semua stadium kanker dapat
disembuhkan atau dihilangkan dengan cara ini. Semakin dini kanker payudara ditemukan
kemungkinan sembuh dengan operasi semakin besar. Jenis-jenis operasi yang dilakukan
yaitu :
a. Mastektomi
Mastektomi adalah operasi pengangkatan payudara. Ada 3 jenis mastektomi yaitu :
1. Modified Radycal Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara, jaringan
payudara di tulang dada, tulang selangka dan tulang iga, serta benjolan disekitar ketiak.
2. Total (Simple) Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara saja, tanpa
kelenjar di ketiak.
3. Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan sebagian dari payudara. Biasanya
disebut Lumpectomy, yaitu pengangkatan hanya pada jaringan yang mengandung sel
kanker, bukan seluruh payudara. Biasanya lumpectomy direkomendasikan pada pasien
yang besar tumornya kurang dari 2 cm dan letaknya di pinggir payudara.
b). Pengangkatan Kelenjar Getah Bening (KGB) Ketiak.
Pengangkatan KGB Ketiak dilakukan terhadap penderita kanker payudara yang menyebar
tetapi besar tumornya lebih dari 2,5 cm.

B. Terapi Radiasi
Radiasi adalah proses penyinaran pada daerah yang terkena kanker dengan menggunakan
sinar X dan sinar gamma yang bertujuan membunuh sel kanker yang masih tersisa di
payudara setelah operasi. Efek pengobatan ini adalah tubuh menjadi lemah, nafsu makan
berkurang, warna kulit di sekitar payudara menjadi hitam serta Hb dan leukosit cenderung
menurun sebagai akibat dari radiasi.

C. Kemoterapi
Kemoterapi adalah proses pemberian obat-obatan anti kanker dalam bentuk pil cair atau
kapsul atau melalui infus yang bertujuan membunuh sel kanker. Obat –obatan ini tidak
hanya membunuh sel kanker pada payudara , tetapi juga seluruh sel dalam tubuh. Efek
dari kemoterapi adalah pasien mengalami mual dan muntah serta rambut rontok.

D. Terapi Hormon
Pemberian hormon dilakukan apabila penyakit telah sistemik berupa metastasis jauh.
Terapi hormonal biasanya diberikan secara paliatif sebelum kemoterapi.

3.1.9 Pencegahan
- Pencegahan primer17
Pencegahan primer adalah usaha mencegah timbulnya kanker pada orang sehat yang
memiliki risiko untuk terkena kanker payudara. Pencegahan primer dilakukan
terhadap individu yang memiliki risiko untuk terkena kanker payudara. Beberapa
usaha yang dapat dilakukan antara lain:

 Pemberian ASI
 SADARI
Semua wanita di atas umur 20 tahun sebaiknya melakukan SADARI setiap bulan
untuk menemukan ada tidaknya benjolan pada payudara. Sebaiknya SADARI
dilakukan pada waktu 5-7 hari setelah menstruasi terakhir ketika payudara sudah tidak
membengkak dan sudah menjadi lembut. Langkah-langkah SADARI dapat dilakukan
seperti pada gambar .
Gambar 14 .SADARI tahap I

Gambar 15. SADARI tahap II


 Pemeriksaan Mammografi
Menurut American Cancer Society mammografi dilaksanakan dengan
beberapa pertimbangan antara lain:14

1. Untuk perempuan berumur 35-39 tahun, cukup dilakukan 1 kali mammografi.


2. Untuk perempuan berumur 40-50 tahun, mammografi dilakukan 1-2 tahun
sekali.
3. Untuk perempuan berumur di atas 50 tahun, mammografi dilakukan setiap
tahun dan pemeriksaan rutin.

- Pencegahan sekunder

Pencegahan sekunder dilakukan dengan melakukan diagnosis dini terhadap


penderita kanker payudara dan biasanya diarahkan pada individu yang telah
positif menderita kanker payudara agar dapat dilakukan pengobatan dan
penanganan yang tepat. Penanganan yang tepat pada penderita kanker payudara
sesuai dengan stadiumnya akan dapat mengurangi kecatatan, mencegah
komplikasi penyakit, dan memperpanjang harapan hidup penderita Pencegahan
sekunder dapat dilakukan dengan pemeriksaan klinis serta anamnesis dan
penatalaksanaan medis yang tepat

- Pencegahan tersier
Pencegahan tertier dapat dilakukan dengan perawatan paliatif dengan tujuan
mempertahankan kualitas hidup penderita dan memperlambat progresifitas
penyakit dan mengurangi rasa nyeri dan keluhan lain serta perbaikan di bidang
psikologis, sosial, dan spritual

Untuk mengurangi ketidakmampuan dapat dikakukan Rehabilitasi supaya


penderita dapat melakukan aktivitasnya kembali. Upaya rehabilitasi dilakukan
baik secara fisik, mental, maupun sosial, seperti menghilangka n rasa nyeri, harus
mendapatkan asupan gizi yang baik, serta dukungan moral dari orang terdekat.
3.1.10 Prognosis14
Survival rates untuk wanita yang didiagnosis karsinoma mammae antara
tahun 1983-1987 telah dikalkulasi berdasarkan pengamatan, epidemiologi dan
hasil akhir program data, didapatkan bahwa angka 5-year survival untuk stadium
I adalah 94%, stadium IIa 85%, IIb 70%, dimana pada stadium IIIa sekitar 52%,
IIIb 48% dan untuk stasium IV adalah 18%.
BAB III

KESIMPULAN

 Kanker payudara adalah tumor ganas pada jaringan payudara. Jaringan payudara
terdiri dari kelenjar susu (kelenjar pembuat air susu), saluran kelenjar (saluran air
susu), dan jaringan penunjang payudara.
 Kanker payudara saat ini menjadi kanker yang paling sering menyerang perempuan di
seluruh dunia dan menjadi penyebab kematian tersering pada perempuan dengan
rerata 1,3 juta kasus baru dan sekitar 458.000 kematian akibatnya.
 Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dilakukan untuk menurunkan angka
mortalitas kanker payudara dengan penemuan kanker payudara sedini mungkin dan
pengobatan saat ukuran masih kecil sebelum kanker tersebut bermetastasis.Penemuan
kanker payudara sedini mungkin yang didiagnosis dan diobati secara benar akan
menambah harapan hidup penderita kanker payudara.
DAFTAR PUSTAKA
1. Ellen W. Breast cancer screening. N Engl J Med. 2011;(365):1025-32.
2. Crum CP, Lester SC, Cotran RS. Sistem genitalia perempuan dan payudara. Dalam:
Kumar V, Cotran RS, Robbins SL, editor (penyunting). Buku Ajar Patologi Robbins
Volume 2. Edisi ke-7. Jakarta:EGC; 2007.hlm. 788-801.
3. Mitchell JM, Mathews HF, Mayne L. Differences in Breast Self-Examination
Techniques between Caucasian and African American Elderly Women. Journal of
Women’s Health. 2005;14(6):476-84

4. Sjamsuhidajat R, De Jong W, editors. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi Revisi, 3rd ed.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC . 2011,
5. Sadler TW. Langman’s Medical Embryology. 13th Ed. North Carolina: Williams and
Wilkins. 2015. P.242-266.
6. Juan Rosai. Ackerman’s Surgical Pathology. volume I. 9th edition.
7. Siallagan S., 2004. Karakteristik penderita kanker payudara yang dirawat inap di
RSUD dr Pirngadi Medan tahun 1999 – 2003, Skripsi, FKM USU Medan.
8. Moningkey, S., I., 2000. Epidemiologi Kanker Payudara. Medika; Januari 2000.
Jakarta.

9. Swartz M. Textbook of physical diagnosis. Philadelphia, PA: Saunders/Elsevier;


2010. P 455-475
10. Brunicardi F. Schwartz's principles of surgery. 10th ed. New York: McGraw-Hill
Education Medical; 2016. P. 497-557
11. Sabiston. Textbook of Surgery: The Biological Basis of Modern Surgical Practice.
19th ed. Philadelphia, PA: Saunders/ Elsevier; 2012. P 823-866
12. Kumar et al. Robbins and Cotran’s Pathologic Basis of Disease. 8th ed. Chicago,IL:
Saunders/ Elsevier. 2010

13. Schrock. TR. Dharma A (alih bahasa). 2006. Ilmu Bedah. Edisi 7. Penerbit Buku
Kedokteran EGC Jakarta

14. Komite Nasional Penanggulangan Kanker (KPKN). Panduan Nasional Penanganan


Kanker : Kanker Payudara. Available at :
http://kanker.kemkes.go.id/guidelines/PPKPayudara.pdf (Accessed 1 juli 2016)
15. Gede I., D., S., 2000, Onkologi Klinik. Edisi 2. Penerbit Buku Kedokteran, EGC,
Jakarta
16. WHO (2006).Kanker payudara. http;//www.WHO.go.org

17. Williams NS. Bailey and Love’s Short Practice of Surgery. 26th ed. Boca Raton, FL:
CRC Press; 2013. P 798-819

Вам также может понравиться

  • Referat NEC
    Referat NEC
    Документ25 страниц
    Referat NEC
    Mita Sembiring
    Оценок пока нет
  • Referat Plasenta Previa
    Referat Plasenta Previa
    Документ22 страницы
    Referat Plasenta Previa
    tuizky
    100% (1)
  • CA SERVIKS - Referat (DR - Rizki)
    CA SERVIKS - Referat (DR - Rizki)
    Документ37 страниц
    CA SERVIKS - Referat (DR - Rizki)
    Anisha Puspa Melati
    80% (5)
  • Referat Imunisasi Hepatitis B - Lalu Hermawan Ranova
    Referat Imunisasi Hepatitis B - Lalu Hermawan Ranova
    Документ17 страниц
    Referat Imunisasi Hepatitis B - Lalu Hermawan Ranova
    nadya nazwinn
    Оценок пока нет
  • TULANG
    TULANG
    Документ52 страницы
    TULANG
    occha_fun08
    100% (1)
  • Slide Referat Aminorea Sekunder
    Slide Referat Aminorea Sekunder
    Документ26 страниц
    Slide Referat Aminorea Sekunder
    Ilham Ramadhanis
    Оценок пока нет
  • Megacolon Congenital
    Megacolon Congenital
    Документ33 страницы
    Megacolon Congenital
    Raden Adjeng Palupi
    Оценок пока нет
  • Referat Peb
    Referat Peb
    Документ15 страниц
    Referat Peb
    ret
    Оценок пока нет
  • Referat - CA Mammae - Firda Luthfiani Safna 11120202017
    Referat - CA Mammae - Firda Luthfiani Safna 11120202017
    Документ45 страниц
    Referat - CA Mammae - Firda Luthfiani Safna 11120202017
    firda l safna
    Оценок пока нет
  • CA Mammae
    CA Mammae
    Документ40 страниц
    CA Mammae
    Husni Miranda
    100% (1)
  • Referat Ca Mammae
    Referat Ca Mammae
    Документ29 страниц
    Referat Ca Mammae
    ovirizki
    Оценок пока нет
  • Referat Tumor Payudara
    Referat Tumor Payudara
    Документ29 страниц
    Referat Tumor Payudara
    jacob benedict
    Оценок пока нет
  • KANKER PAYUDARA
    KANKER PAYUDARA
    Документ26 страниц
    KANKER PAYUDARA
    Mira Merintan
    Оценок пока нет
  • Referat Neoplasma Ovariii Kistik
    Referat Neoplasma Ovariii Kistik
    Документ14 страниц
    Referat Neoplasma Ovariii Kistik
    Eliza Rahardja
    100% (1)
  • Nefrolitiasis - Referat DR Henry
    Nefrolitiasis - Referat DR Henry
    Документ22 страницы
    Nefrolitiasis - Referat DR Henry
    anggieldri
    100% (2)
  • CARCINOMA MAMMAE
    CARCINOMA MAMMAE
    Документ50 страниц
    CARCINOMA MAMMAE
    anandafauzia
    Оценок пока нет
  • Anatomi Rongga Abdomen
    Anatomi Rongga Abdomen
    Документ21 страница
    Anatomi Rongga Abdomen
    putri andini
    100% (1)
  • Gambaran Radiologi Endometriosis
    Gambaran Radiologi Endometriosis
    Документ29 страниц
    Gambaran Radiologi Endometriosis
    GrAce HaNna ChRistian
    Оценок пока нет
  • Referat Tokolitik
    Referat Tokolitik
    Документ36 страниц
    Referat Tokolitik
    Reza Meilianie Prihatiningrum
    Оценок пока нет
  • Tumor Jinak Esofagus
    Tumor Jinak Esofagus
    Документ15 страниц
    Tumor Jinak Esofagus
    sofiehsb
    Оценок пока нет
  • KANKER PAYUDARA
    KANKER PAYUDARA
    Документ36 страниц
    KANKER PAYUDARA
    Venia
    Оценок пока нет
  • LOW BACK PAIN
    LOW BACK PAIN
    Документ32 страницы
    LOW BACK PAIN
    Annisa Kamilah
    Оценок пока нет
  • Referat CA Mammae
    Referat CA Mammae
    Документ39 страниц
    Referat CA Mammae
    nsaliadita
    Оценок пока нет
  • BPH, Ca Prostat, Scrotal Mass
    BPH, Ca Prostat, Scrotal Mass
    Документ34 страницы
    BPH, Ca Prostat, Scrotal Mass
    carolintiara
    Оценок пока нет
  • Ikterus Obstruktif
    Ikterus Obstruktif
    Документ64 страницы
    Ikterus Obstruktif
    afifulichwan18
    Оценок пока нет
  • KANKER PAYUDARA
    KANKER PAYUDARA
    Документ67 страниц
    KANKER PAYUDARA
    Eka Rachmawati
    Оценок пока нет
  • IVA TEST
    IVA TEST
    Документ14 страниц
    IVA TEST
    M. Ali Saifullah
    Оценок пока нет
  • Mekanisme Demam
    Mekanisme Demam
    Документ8 страниц
    Mekanisme Demam
    Khaleda Shafira
    100% (1)
  • REFERAT Tumor Mammae
    REFERAT Tumor Mammae
    Документ33 страницы
    REFERAT Tumor Mammae
    dista
    Оценок пока нет
  • Pres Referat Invaginasi
    Pres Referat Invaginasi
    Документ47 страниц
    Pres Referat Invaginasi
    dannisanurmiya
    Оценок пока нет
  • Referat CA Mammae
    Referat CA Mammae
    Документ37 страниц
    Referat CA Mammae
    Arrina Esthesia K
    Оценок пока нет
  • MIRIZZI SYNDROME
    MIRIZZI SYNDROME
    Документ20 страниц
    MIRIZZI SYNDROME
    HanditoSarwwotatwadhiko
    Оценок пока нет
  • Omfalokel Referat
    Omfalokel Referat
    Документ27 страниц
    Omfalokel Referat
    kadenza
    Оценок пока нет
  • Referat Obsgyn APH
    Referat Obsgyn APH
    Документ22 страницы
    Referat Obsgyn APH
    Reza Rahmana Putra
    Оценок пока нет
  • PSEUDOANEURISMA
    PSEUDOANEURISMA
    Документ21 страница
    PSEUDOANEURISMA
    Bima Ryanda Putra
    Оценок пока нет
  • Referat Gizi PD Ibu Hamil
    Referat Gizi PD Ibu Hamil
    Документ24 страницы
    Referat Gizi PD Ibu Hamil
    sisil
    Оценок пока нет
  • Ca Mammae
    Ca Mammae
    Документ31 страница
    Ca Mammae
    Zawir Abd Rahim
    Оценок пока нет
  • Referat Intususepsi PDF
    Referat Intususepsi PDF
    Документ27 страниц
    Referat Intususepsi PDF
    Esti yunita Masbait
    Оценок пока нет
  • Mastitis
    Mastitis
    Документ22 страницы
    Mastitis
    Hafiz Odin
    Оценок пока нет
  • Fraktur Basis Cranii Evan
    Fraktur Basis Cranii Evan
    Документ16 страниц
    Fraktur Basis Cranii Evan
    Gregory Stevanus Gultom
    Оценок пока нет
  • KISTA OVARIUM
    KISTA OVARIUM
    Документ14 страниц
    KISTA OVARIUM
    desyindiani
    Оценок пока нет
  • Ikterus
    Ikterus
    Документ18 страниц
    Ikterus
    Charina Geofhany Debora
    Оценок пока нет
  • KISTA OVARIUM
    KISTA OVARIUM
    Документ12 страниц
    KISTA OVARIUM
    Anggun Puspita
    100% (1)
  • Referat Sepsis
    Referat Sepsis
    Документ20 страниц
    Referat Sepsis
    Rurin Ayurinika Putri Soewito
    100% (1)
  • Referat Fisiologi Kehamilan Dan Persalinan
    Referat Fisiologi Kehamilan Dan Persalinan
    Документ21 страница
    Referat Fisiologi Kehamilan Dan Persalinan
    Ipm
    0% (1)
  • Teratoma Radiologi
    Teratoma Radiologi
    Документ22 страницы
    Teratoma Radiologi
    Tri Utomo
    100% (2)
  • Referat Fetal Distress
    Referat Fetal Distress
    Документ15 страниц
    Referat Fetal Distress
    KenvinMarfian
    50% (2)
  • Referat CA Cervix
    Referat CA Cervix
    Документ38 страниц
    Referat CA Cervix
    Al Adip Indra Mustafa
    Оценок пока нет
  • Perdarahan Saluran Cerna
    Perdarahan Saluran Cerna
    Документ20 страниц
    Perdarahan Saluran Cerna
    Welda Alfiansyah
    Оценок пока нет
  • Referat Rasa Mengganjal Pada Tenggorok
    Referat Rasa Mengganjal Pada Tenggorok
    Документ27 страниц
    Referat Rasa Mengganjal Pada Tenggorok
    Ashrinda Jussinur
    Оценок пока нет
  • Referat Peritonitis
    Referat Peritonitis
    Документ31 страница
    Referat Peritonitis
    aditiarrtugu
    Оценок пока нет
  • Referat NEC
    Referat NEC
    Документ19 страниц
    Referat NEC
    kezia
    100% (1)
  • Reseksi Dan Anastomosis
    Reseksi Dan Anastomosis
    Документ2 страницы
    Reseksi Dan Anastomosis
    Kartina De
    Оценок пока нет
  • Referat Tifoid
    Referat Tifoid
    Документ27 страниц
    Referat Tifoid
    Arief Parera
    100% (1)
  • Referat Ca Mammae
    Referat Ca Mammae
    Документ46 страниц
    Referat Ca Mammae
    chatrinew148
    Оценок пока нет
  • Referat Fibrokistik Disease
    Referat Fibrokistik Disease
    Документ23 страницы
    Referat Fibrokistik Disease
    yufi
    Оценок пока нет
  • Tumor Payudara
    Tumor Payudara
    Документ43 страницы
    Tumor Payudara
    charyadita putri
    100% (1)
  • Mastitis
    Mastitis
    Документ22 страницы
    Mastitis
    Khairi Wilda
    Оценок пока нет
  • GC Ca Mame
    GC Ca Mame
    Документ42 страницы
    GC Ca Mame
    Rahma Afifah
    Оценок пока нет
  • Panduan Esensial untuk Skoliosis dan Kesehatan Kehamilan
    Panduan Esensial untuk Skoliosis dan Kesehatan Kehamilan
    От Everand
    Panduan Esensial untuk Skoliosis dan Kesehatan Kehamilan
    Рейтинг: 4.5 из 5 звезд
    4.5/5 (4)
  • Referat
    Referat
    Документ33 страницы
    Referat
    merrykartika
    Оценок пока нет
  • Literatur Review Rhinosinusitis
    Literatur Review Rhinosinusitis
    Документ43 страницы
    Literatur Review Rhinosinusitis
    merrykartika
    Оценок пока нет
  • Hubungan Kekentalan Darah dan Fungsi Kognitif
    Hubungan Kekentalan Darah dan Fungsi Kognitif
    Документ11 страниц
    Hubungan Kekentalan Darah dan Fungsi Kognitif
    merrykartika
    Оценок пока нет
  • Obstructive Sleep Apnea (OSA
    Obstructive Sleep Apnea (OSA
    Документ2 страницы
    Obstructive Sleep Apnea (OSA
    merrykartika
    Оценок пока нет
  • Otitis Media Akut
    Otitis Media Akut
    Документ11 страниц
    Otitis Media Akut
    merrykartika
    Оценок пока нет
  • PPT Faringitis
    PPT Faringitis
    Документ19 страниц
    PPT Faringitis
    merrykartika
    Оценок пока нет
  • Laporan Kasus: Nalendra Tri Widhianarto (030.12.185)
    Laporan Kasus: Nalendra Tri Widhianarto (030.12.185)
    Документ29 страниц
    Laporan Kasus: Nalendra Tri Widhianarto (030.12.185)
    merrykartika
    Оценок пока нет
  • LPR
    LPR
    Документ8 страниц
    LPR
    merrykartika
    Оценок пока нет
  • LPR
    LPR
    Документ8 страниц
    LPR
    merrykartika
    Оценок пока нет
  • Sinusitis: Functional Endoscopy Sinus Surgery (FESS)
    Sinusitis: Functional Endoscopy Sinus Surgery (FESS)
    Документ5 страниц
    Sinusitis: Functional Endoscopy Sinus Surgery (FESS)
    merrykartika
    Оценок пока нет
  • Tugas
    Tugas
    Документ4 страницы
    Tugas
    merrykartika
    Оценок пока нет
  • Tugas
    Tugas
    Документ4 страницы
    Tugas
    merrykartika
    Оценок пока нет
  • Skrining Status Imunisasi Tetanus Dan Berikan Imunisasi Tetanus Toksoid (TT) Bila Diperlukan
    Skrining Status Imunisasi Tetanus Dan Berikan Imunisasi Tetanus Toksoid (TT) Bila Diperlukan
    Документ3 страницы
    Skrining Status Imunisasi Tetanus Dan Berikan Imunisasi Tetanus Toksoid (TT) Bila Diperlukan
    merrykartika
    Оценок пока нет
  • Referat Tatalaksana Tinnitus: Pembimbing: Dr. Dumasari Siregar SP - THT-KL
    Referat Tatalaksana Tinnitus: Pembimbing: Dr. Dumasari Siregar SP - THT-KL
    Документ35 страниц
    Referat Tatalaksana Tinnitus: Pembimbing: Dr. Dumasari Siregar SP - THT-KL
    merrykartika
    Оценок пока нет
  • Serumen Prop
    Serumen Prop
    Документ11 страниц
    Serumen Prop
    Elfa Satri
    Оценок пока нет
  • PPT Faringitis
    PPT Faringitis
    Документ39 страниц
    PPT Faringitis
    merrykartika
    Оценок пока нет
  • Asger Cilandak 2
    Asger Cilandak 2
    Документ27 страниц
    Asger Cilandak 2
    merrykartika
    Оценок пока нет
  • Otitis Media Supurrative Kronik
    Otitis Media Supurrative Kronik
    Документ32 страницы
    Otitis Media Supurrative Kronik
    merrykartika
    Оценок пока нет
  • PP 2 Menit Jiwa
    PP 2 Menit Jiwa
    Документ23 страницы
    PP 2 Menit Jiwa
    merrykartika
    Оценок пока нет
  • Proposal Hari Lansia
    Proposal Hari Lansia
    Документ4 страницы
    Proposal Hari Lansia
    merrykartika
    100% (1)
  • Sinusitis: Functional Endoscopy Sinus Surgery (FESS)
    Sinusitis: Functional Endoscopy Sinus Surgery (FESS)
    Документ5 страниц
    Sinusitis: Functional Endoscopy Sinus Surgery (FESS)
    merrykartika
    Оценок пока нет
  • Literatur
    Literatur
    Документ43 страницы
    Literatur
    merrykartika
    Оценок пока нет
  • Kesehatan Jiwa
    Kesehatan Jiwa
    Документ18 страниц
    Kesehatan Jiwa
    merrykartika
    Оценок пока нет
  • Cont Tugas Dr. Radit
    Cont Tugas Dr. Radit
    Документ15 страниц
    Cont Tugas Dr. Radit
    merrykartika
    Оценок пока нет
  • Ikm Topik Dan Judul Evapro
    Ikm Topik Dan Judul Evapro
    Документ4 страницы
    Ikm Topik Dan Judul Evapro
    merrykartika
    Оценок пока нет
  • Tugas DR - Gita
    Tugas DR - Gita
    Документ6 страниц
    Tugas DR - Gita
    merrykartika
    Оценок пока нет
  • Kak Hlun
    Kak Hlun
    Документ7 страниц
    Kak Hlun
    merrykartika
    Оценок пока нет
  • Fix CA Mamae Referat
    Fix CA Mamae Referat
    Документ43 страницы
    Fix CA Mamae Referat
    merrykartika
    Оценок пока нет
  • Cont Tugas Dr. Radit
    Cont Tugas Dr. Radit
    Документ15 страниц
    Cont Tugas Dr. Radit
    merrykartika
    Оценок пока нет
  • Refrat Batu Kemih
    Refrat Batu Kemih
    Документ33 страницы
    Refrat Batu Kemih
    merrykartika
    Оценок пока нет