Вы находитесь на странице: 1из 18

Jurnal Permukiman Vol. 10 No.

1 Mei 2015 : 19-36

ANALISIS FAKTOR BERPENGARUH


TERHADAP KEPUASAN PENGHUNI RUMAH SUSUN SEWA
STUDI KASUS RUMAH SUSUN SEWA KEMAYORAN
ƒŽ›•‹•ˆ ˆŽ—‡–‹ƒŽ ƒ…–‘”‘™ƒ”†—„Ž‹… ‘—•‹‰‡ƒ–ǯ•ƒ–‹•ˆƒ…–‹‘
Case Study In Kemayoran Public Housing

Harri A. Setiadi
Pusat Litbang Permukiman, Badan Litbang Kementerian Pekerjaan Umum
Jl. Panyawungan, Cileunyi Wetan - Kabupaten Bandung 40393
Email : harri.setiadi@pu.go.id
Diterima : 02 Januari 2015; Disetujui : 23 Februari 2015

Abstrak
Survei di dua lokasi rusun sewa (Kemayoran dan Cengkareng) mengungkapkan adanya berbagai
ketidakpuasan dan kepuasan sekaligus dalam beberapa aspek pengelolaan rusun. Diantaranya atribut fisik
rusun yang sebagian besar tidak terawat dan rusak membuat penghuni merasa tidak puas. Sebaliknya,
indikator tingkat hunian dan kepindahan sukerala mengungkapkan tingginya kepuasan tinggal di rusun.
Kajian literatur mengungkapkan ketidakpuasan tinggal merupakan indikasi adanya berbagai persoalan
yang membutuhkan penyelesaian, bila ketidakpuasan tetap dibiarkan apa adanya tanpa ada upaya untuk
mengetahui akar persoalan dan merumuskan alternatif penyelesaiannya maka dikhawatirkan persoalan
ketidakpuasan akan mempengaruhi implementasi kebijakan program rusun secara keseluruhan. Penelitian
ini merupakan lanjutan dari penelitian sebelumnya dan dilakukan untuk menjelaskan lebih detil dua puluh
lima variabel independen yang diduga berkorelasi dengan kepuasan atau ketidakpuasan lima atribut rusun
Kemayoran, serta elaborasi beberapa variabel independen tersebut dengan kondisi faktual. Survei lanjutan
dilakukan terhadap penghuni rusun dan analisis data hasil survei menggunakan Metoda Koefisien Korelasi
Pearson untuk menentukan korelasi antar variabel independen dengan atribut rusun dan Regresi Berganda
untuk menentukan Koefisien Determinasi. Hasil penelitian ini memperlihatkan secara indikatif terdapat
empat variabel independen yang secara linear berkorelasi positif kuat dengan kepuasan terhadap atribut
rumah susun, tujuh variabel independen berkorelasi positif moderat, dan sisanya berkorelasi lemah dan
cenderung tidak berkorelasi.
Kata Kunci : Rusun sewa, kepuasan tinggal, koefisien korelasi, koefisien determinasi, analisis korelasi,
analisis regresi

Abstract
Survey conducted into Cengkareng and Kemayoran rental flat housing revealed both satisfaction and
dissatisfaction in some aspect live in flat housing. Physical attribute of flat housing which mostly ignored and
deteriorated directly tend to dissatisfy tenants. On the other hand, occupancy level and voluntary moving
indicator both indirectly •Š‘™ †‡‰”‡‡ ‘ˆ –‡ƒ–ǯ• •ƒ–‹•ˆƒ…–‹‘Ǥ ‹–‡”ƒ–—”‡ ”‡˜‹‡™ •—‰‰‡•– –‡ƒ–•
dissatisfaction live in flat housing is an indication the presence of problems which need to resolve, if it
ignored without examine the causal root of the problems then it could contribute to the jeopardize the
implementation of public housing program. This is continuation from previous research which aim to
describe in detail the presumed twenty five independent variable correlated with satisfaction or
dissatisfaction of five Kemayoran rental housing attributes and elaborate with factual condition found in
research location. Additional survey conducted and data analyzed using Pearson Correlation Coefficient
Method to determine the correlation among independent variables with public housing attributes, and
Multiple Regression to calculate multiple correlation coefficient. Research result confirmed four variables
independent had strong positive correlation with public housing attribute satisfaction, seven other had slight
positive correlation, and the remaining weak to no correlation with public housing attribute.
Keyword : Rental public housing, satisfaction, correlational coefficient, multiple correlation coefficient,
correlational analysis, regression analysis

PENDAHULUAN migran miskin, memiliki kepadatan yang tinggi,


Sebelum tahun 1980, rusun sewa (public housing) lebih kumuh dari lingkungan sekitarnya, lebih
di Eropa identik sebagai lokasi bermukim bagi tidak teratur, memiliki bentuk bangunan yang
kelompok masyarakat pekerja informal, warga tidak estetis dan kotor karena kurang dirawat

19
Analisis Faktor Berpengaruh ͙ (Harri A. Setiadi)

sehingga memunculkan berbagai ketidakpuasan badan pengelola, lokasi rusun yang dibangun jauh
pada penghuninya (Dekker, et al. 2011), sedangkan dari tempat kerja kebanyakan penghuni, kualitas
di Amerika rusun identik dengan ghetto, yaitu komponen bangunan rusun yang tidak memenuhi
rumah tinggal bagi mereka yang gagal beradaptasi standar, dan aspek pemeliharaan oleh badan
dengan masyarakat luas, sumber depresi, wilayah pengelola yang tidak optimal sehingga mengurangi
yang tidak akan dipilih sebagai lokasi tempat kualitas sarana & prasarana (Setiadi 2014).
tinggal kecuali karena terpaksa (Blokland 2010).
Walaupun terdapat berbagai indikasi adanya
Sebagian besar literatur menggambarkan rusun
ketidakpuasan tinggal di berbagai rusun, namun
sewa (selanjutnya disebut rusun) di Eropa dan
indikator lain secara tidak langsung
Amerika umumnya dipersepsikan dan memiliki
mengungkapkan hubungan sebaliknya.
stigma sebagai lokasi bermukim kelompok miskin
Diantaranya indikator tingkat hunian (occupancy
yang lekat dengan berbagai asosiasi negatif dan
level) pada beberapa rusun di kota besar yang
memunculkan berbagai ketidakpuasan pada
mencapai 95 - 100% kapasitas unit rusun, tingkat
penghuninya (R. James III 2008). Sesudah tahun
kepindahan sukarela (voluntary moving) dari rusun
1980, gambaran umum mengenai rusun mulai
ke bentuk hunian lainnya sebesar 0%,
berubah walaupun masih belum sepenuhnya
mengungkapkan hubungan sebaliknya, walaupun
mampu menghilangkan stigma tersebut diatas.
tidak secara langsung menjadi indikator kepuasan
Di Indonesia, walaupun belum ada hasil penelitian tinggal (Paris and Kangari 2005). Dua indikator
yang secara kualitatif maupun komprehensif tersebut diatas juga dijumpai pada penelitian
mendeskripsikan gambaran ketidakpuasan mengenai tingkat kepuasan di rusun Kemayoran
tersebut, namun deskripsi secara visual dan (Setiadi 2014), dan diduga kuat dijumpai pula di
berlaku secara umum, gambaran rusun di Amerika lokasi rusun lainnya di kota besar lainnya.
dan Eropa sebelum tahun 1980 hampir serupa
Di Amerika dan Eropa, ketidakpuasan tinggal
untuk sebagian besar rusun yang ada di kota-kota
merupakan indikasi adanya berbagai persoalan
besar dan hampir tidak berbeda dengan deskripsi
yang membutuhkan penyelesaian, bila
pada literatur. Gambaran sekilas mengenai
ketidakpuasan tetap dibiarkan apa adanya tanpa
bangunan rusun di Jakarta, Bandung dan kota
ada upaya untuk mengetahui akar persoalan dan
besar lainnya hampir serupa. Kusam, tidak terawat
merumuskan alternatif penyelesaiannya maka
dan beberapa bagiannya mengalami kerusakan.
dikhawatirkan persoalan ketidakpuasan akan
Selain itu, penghuni rusun relatif lebih padat, tidak
mempengaruhi implementasi kebijakan program
teratur dan tidak tertib (Gambar 1). Observasi
rusun secara keseluruhan (R. James III 2007).
terhadap beberapa rusun dan wawancara dengan
Hampir serupa dengan di Indonesia, melalui
badan pengelola di rusun Kemayoran, Cengkareng,
Kementerian Pekerjaan Umum dan Kementerian
Penjaringan dan Marunda menegaskan gambaran
Perumahan Rakyat serta pemerintah daerah, saat
tersebut.
ini gencar dipromosikan rumah susun sewa
sebagai alternatif pengganti hunian bagi warga
miskin kota yang banyak dibangun di lingkungan
padat kumuh atau di lokasi dengan kualitas
lingkungan yang tidak memadai seperti sepanjang
bantaran sungai (Kuswartojo, et al. 2005).
Tulisan ini tersusun dari hasil penelitian yang
dilakukan pada tahun 2014, merupakan lanjutan
dari penelitian sebelumnya di Rusun Kemayoran
(2013). Survei pertama (2013) dan kedua (2014)
Sumber : www.tempo.co dilakukan dengan rentang waktu 7 bulan.
Penelitian 2013 dilakukan untuk mengetahui
Gambar 1 Gambaran Sekilas Situasi Di Rusun Tambora
tingkat kepuasan tinggal di rusun sewa
Hasil penelitian di dua lokasi rusun sewa menggunakan tiga indikator, tingkat kepindahan
(Kemayoran dan Cengkareng) menegaskan adanya sukarela (voluntary moving), kualitas lokasi
ketidakpuasan dalam beberapa aspek tertentu (neighbourhood quality) dan mengukur persepsi
pengelolaan rusun. Indikasi berbagai tingkat kepuasan (–‡ƒ–ǯ• ’‡”…‡’–—ƒŽ •ƒ–‹•ˆƒ…–‘”›
ketidakpuasan juga muncul di beberapa lokasi level) terhadap tujuh atribut rusun sewa. Hasil
rusun lainnya, seperti Rusun Martubung Ȃ Medan, penelitian 2013 memperlihatkan walaupun secara
Rusun Sleman Ȃ Yogyakarta. Secara indikatif perseptual tinggal di rusun Kemayoran masuk
adanya ketidakpuasan tersebut disebabkan oleh dalam kategori memuaskan, namun hanya tiga dari
berbagai hal, seperti kebijakan kenaikan tarif oleh tujuh atribut rusun yang diopinikan mayoritas

20
Jurnal Permukiman Vol. 10 No. 1 Mei 2015 : 19-36

”‡•’‘†‡ Dz‡—ƒ•ƒdz ȋƒ”‹ˆ —”ƒŠǡ ƒ”‹ˆ Atribut Rusun Dan Tingkat Kepuasan Penghuni
Terjangkau dan Lokasi), sedangkan dua atribut Kajian pustaka dalam penelitian sebelumnya
rusun sewa lainnya (Kualitas bangunan, Prasarana mengungkapkan bahwa penghuni rusun (public
& sarana, serta Manajemen badan pengelola) housing) memiliki tingkat kepuasan yang tinggi
–‡”‰‘Ž‘‰ Dz‹†ƒ ‡—ƒ•ƒdz ȋ‡–‹ƒ†‹ ʹͲͳͶȌǤ apabila tinggal di rusun yang dilengkapi dengan
Penelitian 2014 berupaya menjelaskan lebih detil berbagai karakteristik rusun (fisik dan non-fisik)
berbagai variabel independen yang secara indikatif yang berkualitas, seperti kualitas bangunan yang
diduga berkorelasi dengan kepuasan atau baik; memiliki sarana & prasarana yang lengkap
ketidakpuasan terhadap atribut rusun Kemayoran, dan terpelihara; komunikasi yang terjalin baik
menentukan variabel independen mana yang lebih antara penghuni dengan badan pengelola.
mempengaruhi kepuasan/ ketidakpuasan diban- Sebaliknya, penghuni rusun sewa memiliki tingkat
ding variabel independen lainnya serta elaborasi kepuasan yang rendah apabila satu atau beberapa
variabel tersebut dengan kondisi faktual. karakteristik tersebut tidak ada, tidak dilengkapi
atau tidak berkualitas (Paris and Kangari 2005)
Penelitian ini tetap penting dan faktual karena
(Fang 2006) (James III 2007) (Kellekci and Berkoz
kepuasan-tinggal akan memberi pengaruh yang
2006). Secara spesifik berbagai karakteristik
baik bagi penghuni dan pengelola atau bagi pemilik
melekat yang ditemui pada rusun dan
bangunan, kepuasan-tinggal menciptakan stabilitas
mempengaruhi kepuasan penghuni diantaranya
lingkungan hunian (Dekker, et al. 2011). Selain itu,
adalah (a) tarif sewa, (b) kualitas layanan oleh
dengan mengetahui faktor-faktor yang
badan pengelola, (c) kualitas bangunan, (d)
mempengaruhi ketidakpuasan tinggal di rusun,
kelengkapan sarana & prasarana, (e) pengelolaan
diharapkan bisa memberi kontribusi positif
rusun oleh manajemen pengelola dan (f) kualitas
terhadap promosi yang dilakukan pemerintah
lokasi, karakteristik tersebut merupakan atribut
untuk menghilangkan stigma negatif tentang
rusun (Greene and Ortuzar 2002) (Varady and
program rusun sewa, karena dalam beberapa
Carrozza 2000) (Man Hui 1999).
tahun mendatang program rusun sewa merupakan
alternatif hunian utama bagi warga menengah Dalam konstruksi akademis tingkat kepuasan
kebawah yang tinggal di kota metropolitan dan berkorelasi dengan kualitas atribut. Karena
kota besar (DKI Jakarta, Bandung dan Surabaya). kelengkapan atau kualitas berbagai atribut rusun
(public housing attributes) berkorelasi (correlated)
Kepuasan-tinggal. Rusun sewa (public housing)
dengan kepuasan tinggal penghuni (–‡ƒ–ǯ•
adalah tipe hunian yang secara ekonomi ditujukan
perceptual satisfactory level), maka variabel
bagi kelompok masyarakat yang tidak mampu
dependen dalam penelitian ini adalah atribut
mendapatkan rumah dalam kondisi normal,
rusun, karena atribut rusun secara langsung
sehingga pemerintah membantu kelompok
mempengaruhi kepuasan penghuni, sedangkan
masyarakat ini dengan cara memberi subsidi
berbagai karakteristik yang menjadi elemen suatu
(Reeves 2005), dari kepemilikannya rusun bisa
atribut rusun merupakan variabel independen
dimiliki oleh pemerintah (public housing) atau
atribut tersebut.
swasta (privately-owned subsidized housing) dan
pengelolaannya memperoleh subsidi dari Deskripsi Atribut Rusun Sebagai Variabel
pemerintah (Kim, Kim and Yoon 2004). Umumnya Dependen
kelompok masyarakat ini secara ekonomi masuk Kepuasan-tinggal sangat kompleks, berubah
dalam kategori berpenghasilan menengah mengikuti waktu (dynamics) dan dipengaruhi oleh
kebawah (Reeves 2005). Secara literal, mengacu berbagai faktor (Varady and Carrozza 2000).
pada pengertian kepuasan dari Merriam-‡„•–‡”ǯ• Penelusuran literatur mengungkapkan bahwa
Dictionary, kepuasan adalah kondisi terpenuhinya atribut rusun berperan dalam mempengaruhi
kebutuhan atau keinginan (fulfillment of need or tingkat kepuasan penghuni dengan cara sendiri-
want), secara kualitatif kepuasan tinggal di rusun sendiri maupun gabungan dengan atribut lainnya.
sewa didefinisikan seberapa baik rusun memenuhi Atribut rusun dalam perspektif ekonomi adalah
harapan responden (Varady and Carrozza 2000), paket layanan (bundles of services) menyatu
sedangkan secara kuantitatif, kepuasan tinggal di bersama dengan fisik rusun.
rusun sewa didefinisikan sebagai suatu kondisi
Kepuasan penghuni terhadap atribut rusun tidak
terpenuhinya berbagai faktor yang menjadi
dimaknai secara sempit sebagai jumlah seluruh
harapan penghuni (Dekker, et al. 2011). Berbagai
atribut yang memuaskan lebih banyak daripada
faktor tersebut, bisa berasal dari lingkungan
jumlah atribut yang tidak memuaskan, atau
eksternal atau internal atau gabungan keduanya,
sebaliknya untuk menggambarkan ketidakpuasan.
menentukan tingkat kepuasan tinggal di rusun
Walaupun kemungkinan hal itu terjadi mungkin
sewa (R. James III 2008).
bisa saja. Sebagai gambaran, penghuni tetap

21
Analisis Faktor Berpengaruh ͙ (Harri A. Setiadi)

merasa puas tinggal di rusun walaupun hanya bertanggung jawab dalam mengelola sampah,
dengan satu atribut yang dinilai memuaskan, penyediaan air bersih & listrik, perawatan rutin
sedangkan atribut lainnya dinilai sebaliknya. bangunan (perpipaan, lampu jalan), perawatan
Karena kepuasan terhadap satu atau beberapa rutin lingkungan (kebersihan taman, jalan
atribut bisa mengkompensasikan ketidakpuasan lingkungan), perbaikan terhadap kerusakan
terhadap beberapa atribut sisanya. Demikian pula bangunan (Reeves 2005) (Paris and Kangari 2005).
dengan ketidakpuasan, penghuni mungkin merasa
Kualitas bangunan. Kepuasan penghuni terhadap
tidak puas hanya karena ada satu atribut yang
atribut kualitas bangunan berkorelasi dengan
tidak memuaskan, padahal atribut lainnya dinilai
variabel lain, diantaranya karakteristik fisik
memuaskan. Dalam gambaran ekstrim, bisa saja
bangunan rusun. Walaupun secara umum
seluruh atribut rusun dinilai tidak memuaskan
penghuni rusun sewa berasal dari kelompok
namun penghuni masih tetap menerimanya karena
bawah, dengan tingkat kemampuan ekonomi yang
tidak ada alternatif hunian lain (Dekker, et al.
relatif terbatas sehingga tidak banyak memiliki
2011). Pemisahan berbagai atribut rusun dalam
pilihan dan ekspektasi yang tinggi, namun bila
penelitian ini hanya untuk keperluan analisis.
mereka diberi pilihan tidak berarti mereka akan
Sebagai suatu variabel dependen, setiap atribut
menerima begitu saja bila harus tinggal di dalam
rusun tidak berdiri sendiri dalam mempengaruhi
bangunan yang tidak layak. Tipe rusun tertentu
kepuasan penghuni, masing-masing atribut
memiliki satu kamar disertai dengan dapur dan
tersebut dipengaruhi secara langsung atau tidak
kamar mandi kolektif. Tipe rusun lain memiliki dua
langsung melalui interaksi dengan variabel-
kamar dengan kamar mandi dan dapur masing-
variabel independen lainnya (Jensen 2011).
masing. Karakteristik pada tipe tertentu rusun
Identifikasi Variabel Independen Yang Menjadi berkorelasi positif berbeda-beda dengan tingkat
Elemen Suatu Atribut Rusun kepuasan, seperti bentuk dan jumlah kamar, luas
Tarif. Kepuasan penghuni terhadap atribut tarif, bangunan (Varady and Carrozza 2000).
berkorelasi dengan variabel independen lain.
Kelengkapan sarana dan prasarana rusun. Karena
Variabel lain tersebut diantaranya adalah nilai
disubsidi, tidak berarti bahwa pelayanan yang
keterjangkauan (affordability) tarif sewa oleh
diterima penyewa rusun sewa berbeda dengan
penghuni. Umumnya tarif rusun sewa lebih murah
pelayanan yang diterima tipe rumah sewa tidak
dibandingkan dengan tarif hunian lainnya karena
bersubsidi lainnya (rusun milik). Kedua tipe
tarif sewa rumah susun disubsidi oleh pemerintah.
hunian tersebut tetap membutuhkan berbagai
Dari perspektif penyewa, tarif sewa yang
kelengkapan sarana, prasarana dan fasilitas yang
bersubsidi belum tentu dinilai murah karena ada
sama, walaupu berbeda dalam kualitas dan
variabel lain yang mempengaruhi tingkat
kuantitas. Variabel seperti kuantitas air bersih
keterjangkauan terhadap tarif, yaitu (a)
yang mencukupi, daya listrik yang memadai,
pendapatan penyewa per bulan (monthly income),
pengelolaan sampah yang tuntas, perawatan
(b) pengeluaran per bulan (monthly expenses), (c)
terhadap kebersihan dan keindahan bangunan
alokasi dari pendapatan yang bisa ditabung
berkorelasi positif dengan kepuasan terhadap
(propensity to save), (d) kemampuan membayar
Atribut Sarana dan Prasarana (R. James III 2007)
tarif sewa (ability to pay), (e) kemauan membayar
(Phillips, et al. 2004). Semakin baik fasilitas yang
tarif sewa (willingness to pay). Walaupun
diberikan maka semakin kuat korelasi positifnya
umumnya tarif rumah susun sewa tergolong murah
dengan tingkat kepuasan penghuni (R. James III
bila dibandingkan dengan tarif tipe rumah lainnya,
2007).
apabila alokasi tarif sewa per bulan mengurangi
alokasi pendapatan yang bisa ditabung (propensity Sosial kapital dan kualitas lokasi. Komunikasi oleh
to save) maka akan berpengaruh terhadap tingkat BP kepada penghuni tentang berbagai hal yang
keterjangkauan penghuni, pada akhirnya akan berkaitan dengan pengelolaan rusun berkorelasi
mempengaruhi kemauan (willinginess to pay) dan positif dengan kepuasan penghuni (Varady and
kemampuan membayar (ability to pay) sewa Carrozza 2000). Lebih detil lagi, komunikasi yang
bulanan (Hui 2001). terbangun baik diantara penghuni, dan antara
penghuni dengan manajemen pengelola atau
Manajemen badan pengelola. Kepuasan penghuni
kedua-duanya merupakan variabel yang
terhadap atribut pengelolaan rusun memiliki
berkorelasi positif kuat dengan tingkat kepuasan
korelasi positif dengan kualitas layanan oleh badan
penghuni, bila dibandingkan dengan situasi
pengelola (BP) (Varady and Carrozza 2000) serta
sebaliknya (Paris and Kangari 2005) demikian pula
ketegasan dalam menerapkan aturan (Paris and
halnya dengan kepadatan penghuni Ȃ resident
Kangari 2005). Rusun sebagai lokasi hunian
density (Kellekci and Berkoz 2006). Menurut
kolektif, dalam beberapa aspek sangat bergantung
Rappoport (2001) kualitas lokasi berkorelasi
pada kualitas layanan yang diberikan oleh BP. BP

22
Jurnal Permukiman Vol. 10 No. 1 Mei 2015 : 19-36

positif dengan kepuasan tinggal (neighbourhood antara variabel independen elemen suatu atribut
quality satisfaction), demikian pula dengan atribut bersifat linear dengan atributnya, (c) atribut Rusun
lingkungan berkorelasi dengan tingkat kepuasan Kemayoran selama rentang waktu pelaksanaan
penghuni. Akses & kemudahan terhadap berbagai survei masih tetap sama, tidak ada yang berubah
fasilitas kota (transportasi umum dalam kota dan secara signifikan, serta (d) responden yang
luar kota, kemudahan mendapatkan fasilitas dijadikan sampel dianggap masih sama atau
hiburan hiburan) dan kedekatan (proximity) setidaknya bila ada perubahan maka perubahan
dengan dengan lokasi kerja, pusat ekonomi, jasa tersebut tidak signifikan, apalagi hingga mengubah
kesehatan, perbankan, sekolah berkorelasi positif karakteristik demografis responden (data
dengan kepuasan tinggal. Semakin mudah publikasi dan wawancara dengan badan pengelola
penghuni mendapatkan berbagai akses fasilitas rusun Kemayoran menguatkan dugaan poin b dan
kota dan semakin dekat lokasi rusun dengan c).
berbagai urban center maka semakin kuat korelasi
Batasan. Dalam penelitian ini atribut rusun yang
positif dengan tingkat kepuasan tinggalnya,
mempengaruhi tingkat kepuasan penghuni dibatasi
demikian pula untuk kondisinya sebaliknya, maka
hanya pada enam atribut, analisis korelasi variabel
semakin kuat korelasi negatifnya dengan tingkat
‹†‡’‡†‡ ƒ–”‹„—– Dzƒ”‹ˆ —”ƒŠdz †ƒ
kepuasan (Aliu and Adebayo A 2010).
Dz‡Ž‡‰ƒ’ƒ ’”ƒ•ƒ”ƒƒdz †‹Š‹Žƒ‰ƒ ƒ”‡ƒ
Secara hipotetis meningkatnya kualitas variabel faktor kesulitan memperoleh data. Variabel
independen elemen suatu atribut rusun maka independen yang mempengaruhi atribut rusun
meningkat pula tingkat kepuasan tinggal penghuni yang dijadikan substansi survei diformulasikan
terhadap atribut tersebut (kualitas variabel dengan mengacu pada hasil kajian pustaka dan
independen suatu atribut berkorelasi positif kondisi faktual yang dijumpai di rusun Kemayoran.
dengan tingkat kepuasan terhadap atribut itu Penulis menduga bila basis informasi yang
sendiri). Demikian pula berlaku sebaliknya, diperoleh dari literatur ditambah maka ada
menurunnya kualitas variabel independen elemen kemungkinan terdapatnya variabel independen
satu atribut rusun maka berkurang pula tingkat tambahan lain, diluar hasil kajian pustaka, yang
kepuasan penghuni (kualitas atribut berkorelasi mempengaruhi atribut rusun Kemayoran, karena
negatif dengan tingkat kepuasan), alasan tersebut maka pembatasan dibutuhkan.
Beberapa variabel independen hasil kajian pustaka
METODE dikurangi, bahkan dihilangkan, karena
berdasarkan pertimbangan waktu dan anggaran
Hipotesis Dan Asumsi, Batasan Dan Desain serta masukan BP, data untuk variabel independen
Penelitian tersebut sulit diperoleh dalam kerangka waktu
Hipotesis dan Asumsi. Dari hasil kajian literatur, yang telah disepakati tim peneliti dan BP. Beberapa
secara hipotetis terdapat keterkaitan (correlation) variabel independen yang dikurangi untuk atribut
antara tingkat kepuasan penghuni rusun (–‡ƒ–ǯ• Dzƒ”‹ˆ —”ƒŠdz †ƒ •‡Ž—”—Š ˜ƒ”‹ƒ„‡Ž ‹†‡’‡†‡
satisfactory level) dengan kualitas variabel —–— ƒ–”‹„—– Dz‡Ž‡‰ƒ’ƒ ’”ƒ•ƒ”ƒƒdzǤ ‡…ƒ”ƒ
independen yang menjadi elemen atribut rusun lengkap jenis dan identifikasi variabel independen
(public housing attributes). Sesuai dengan hal yang mempengaruhi atribut rusun yang digunakan
tersebut, maka hipotesis yang dinyatakan dalam sebagai materi kuesioner ditampilkan pada Tabel
penelitian ini adalah (a) meningkatnya kualitas 1.
seluruh atau sebagian variabel independen hasil
kajian pustaka diduga berkorelasi positif dengan Tabel 1 Hasil Identifikasi Variabel Independen Yang
kepuasan terhadap beberapa atribut rusun Mempengaruhi Atribut Rusun
Kemayoran, demikian dengan sebaliknya No Variabel Independen Atribut Rusun
I 1.1. Besar tarif sewa yang Tarif terjangkau
(directional hypothesis) (b) bila ada variabel
berlaku sekarang (affordable
independen hasil kajian pustaka yang tidak 1.2 Besar tarif sewa, bila tariff)
berkorelasi dengan kepuasan terhadap atribut dinaikkan 2 x lipat
rusun Kemayoran maka patut diduga terdapat II 2.1 Pengelolaan sampah Pengelolan
variabel independen lain yang secara spesifik 2.2. Penyediaan air bersih dan rusun
listrik (quality of
berkorelasi dengan atribut rusun Kemayoran 2.3 Perawatan rutin bangunan management)
namun tidak terungkap dalam kajian pustaka. (perpipaan, lampu jalan)
2.4 Perawatan rutin lingkungan
Hipotesis diatas disusun berdasarkan asumsi (a) (kebersihan taman, jalan
atribut rusun dianggap satu paket layanan (bundles lingkungan)
of services) menyatu dengan rumah susun sehingga 2.5 Perbaikan terhadap
kerusakan bangunan
setiap atribut memiliki peran yang khas dalam
mempengaruhi kepuasan penghuni, (b) hubungan

23
Analisis Faktor Berpengaruh ͙ (Harri A. Setiadi)

Lanjutan Tabel 1 (Leary 2012). Secara terinci, survei merupakan


No Variabel Independen Atribut Rusun suatu sistem untuk mengumpulkan informasi dari
III 3.1 Luas bangunan Kualitas atau mengenai individu yang digunakan untuk
3.2. Luas kamar bangunan
3.3. Jumlah kamar (quality of menggambarkan, membandingkan, atau menjelas-
3.4. Jumlah unit hunian dalam building) kan pengetahuannya, kecenderungan dan perilaku
satu blok bangunan (Fink 2003).
IV 5.1. Ruang terbuka untuk berolah Kelengkapan
raga sarana Perbedaan penelitian 2013 dengan penelitian 2014
5.2. Fasilitas taman hijau untuk pada dua hal yaitu desain kuesioner dan metode
rekreasi
5.3. Kebersihan lingkungan dan
analisis. Penjelasan secara lengkap adalah sebagai
keindahan bangunan berikut : pertama desain kuesioner pada penelitian
5.4. Kapasitas air bersih dan sebelumnya (2013), responden diminta menilai
listrik setiap atribut rusun dengan cara mengisi dua
V 6.1. Kepadatan (jumlah orang Sosial kapital
dalam satu blok bangunan) dan kualitas
pertanyaan untuk setiap atribut yang dinilai dalam
6.2. Hubungan dengan tetangga lokasi satu baris. Pertanyaan pertama mewakili apa yang
6.3. Hubungan dengan (social capital diharapkan (expected level) dan pertanyaan kedua
manajemen pengelola and quality of mewakili pengalaman empiris (experience level).
6.4. Lingkungan fisik dan sosial location)
tempat anda tinggal
Desain kuesioner pada penelitian sekarang,
6.5. Kedekatan rusun dengan responden diminta menilai berbagai variabel
tempat kerja independen yang menjadi elemen suatu atribut
6.6. Kedekatan rusun dengan rusun mewakili pengalaman empiris (experience
pasar
6.7. Kedekatan rusun dengan
level) (lihat Tabel 2). Kedua, metode analisis pada
klinik / rumah sakit penelitian sebelumnya untuk mengetahui tingkat
6.8. Kedekatan rusun dengan kepuasan tinggal menggunakan analisis gap (gap
sekolah anak-anak analysis) dibantu dengan metode statistika
6.9. Keamanan lingkungan
6.10. Akses transportasi dari
deskriptif, sedangkan pada penelitian ini berupaya
lokasi rusun menjelaskan keterkaitan variabel independen hasil
Sumber : Literatur kajian pustaka pada Pendahuluan identifikasi elemen suatu atribut rusun maka
digunakan metoda statistika korelasional.
Analisis yang dilakukan dalam penelitian ini untuk
menjelaskan korelasi diantara berbagai variabel Secara konseptual, penelitian ini menggunakan
independen hasil identifikasi dengan atribut rusun perspektif psikologi sosial dan pendekatan kognitif.
Kemayoran. Untuk konsistensi, notasi penulisan Analisis korelasional (correlational research)
nilai r menggunakan rujukan US font & numbering dilakukan untuk menjelaskan keterkaitan antara
(simbol titik digunakan menggantikan koma pada dua atau lebih variabel yang terhubung secara
angka desimal). alami, sedangkan analisis regresi adalah suatu
metoda yang digunakan untuk memperkirakan
Desain penelitian. Desain penelitian ini (predicting) nilai suatu variabel dependen
menggunakan metoda survei yang mengacu pada menggunakan setidaknya satu variabel predictor
referensi metode kuantitatif penelitian perilaku (Leary 2012) (Dorsten and Hotchkiss 2005)
dari Mark A. Leary. Menurut Leary, survei (Varady and Carrozza 2000).
merupakan salah satu bentuk penelitian deskriptif
yang memanfaatkan kuesioner, wawancara, atau Data, Sumber Data Dan Desain Kuesioner
teknik observasi untuk mengumpulkan data. Data. Data primer berasal dari tabulasi kuesioner
Sedangkan tujuan penelitian deskriptif adalah yang diisi dan dikembalikan oleh responden, data
untuk menjelaskan perilaku, pemikiran, atau tambahan lain berasal dari publikasi yang
kecenderungan individu atau kelompok tertentu diterbitkan oleh Badan Pengelola.

Tabel 2 Contoh Pertanyaan Pada Kuesioner Pada Survei Ke Dua (S 2Ȍǡ‡‰ƒ‡…‡–ƒ‰ȋξȌƒ–—‹Ž‹Šƒ


Sangat Tidak Tidak Cukup Sangat
Memuaskan
No Apakah Anda Merasa Puas Dengan Memuaskan Memuaskan Memuaskan Memuaskan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
3 Pengelolaan sampah
4 Penyediaan air bersih dan listrik
Sumber : Lembar kuesioner 2014 halaman 2, penilaian untuk atribut Pengelolaan Rusun

24
Jurnal Permukiman Vol. 10 No. 1 Mei 2015 : 19-36

Tabel 3 ‘–‘Š‡”–ƒ›ƒƒ‡‰‡ƒ‹‡’—ƒ•ƒ‡”Šƒ†ƒ’–”‹„—–Dzƒ”‹ˆdzƒ†ƒ—‡•‹‘‡”ƒ†ƒ—”˜‡‹‡”–ƒƒȋ 1)
No Menurut Penilaian Anda
13 Tarif rumah susun sewa sudah terjangkau oleh penghasilan penghuni
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Ragu-ragu
d. Tidak setuju
e. Sangat tidak setuju
Sumber : Lembar kuesioner Survei Sosio-Demografi Rusun Kemayoran dan Cengkareng 2012, halaman 3 nomor 13, bagian kolom
mewakili pengalaman empiris (experienced level)

Rusun Kemayoran maupun publikasi lembaga lain kedua membutuhkan 2 sampel setiap lantai atau
yang memuat Rusun Kemayoran, data wawancara 10 sampel setiap blok bangunan, atau 80 sampel
dengan penghuni dan penanggung jawab badan untuk satu lokasi rusun Kemayoran.
pengelola Rusun Kemayoran. Penelitian
Penentuan responden. Responden (n) pada
memanfaatkan data dari hasil survei 2013 dan
penelitian ini adalah seluruh individu kepala
2014.
keluarga atau yang mewakilinya, dan dipilih
Sumber data. Sumber data berasal dari sampel sebagai sampel serta mengembalikan lembar
populasi yang dipilih berdasarkan metode kuesioner yang telah diisi. Walaupun
penentuan sampel area sampling atau block menggunakan desain sampel yang sama, namun
sampling. Menurut Fink, penentuan sampel sesuai karena terdapat rentang waktu antara survei 2013
desain area sampling atau block sampling (kode : S1) dengan survei 2014 (kode : S 2) yang
dilakukan berdasarkan rasio jumlah penghuni yang mencapai 7 bulan maka dijumpai beberapa
mendiami setiap lantai bangunan (Fink 2003). karakteristik responden. Karakteristik pertama,
responden yang hanya berpartisipasi pada survei
Desain kuesioner. Berbeda dengan desain kuesioner
tahun 2013 saja (diberi kode n 1), atau responden
pada penelitian sebelumnya (untuk menghitung
yang hanya berpartisipasi pada tahun 2014 saja
gap), referensi desain dan substansi kuesioner
(diberi kode n2), kedua tipe responden ini (n1 dan
yang digunakan dalam penelitian ini (untuk
n2) berbeda secara demografis dan data yang
menghitung koefisien korelasi) mengacu pada
dihasilkan. Karakteristik kedua, responden yang
desain dan substansi kuesioner pada penelitian
berpartisipasi pada kedua survei (diberi kode n 1,2),
yang dilakukan oleh Varady & Carrozza, Deidre E.
demografi respondennya sama namun data yang
Paris & Roozbeh Kangari, serta desain kusioner
diperoleh berbeda. Responden n 1,2 dijadikan
yang ditulis dalam buku Metode Penelitian
sample correlation dan tabulasi kuesioner yang
Perilaku oleh Mark A Leary (lihat Tabel 2).
berasal dari responden n1,2 menjadi sumber data
Desain kuesioner pada Survei pertama (S 1) dan utama untuk analisis penelitian ini (Tabel 4).
Survei ke dua (S2) memiliki 5 pilihan jawaban
Tabel 4 Kategorisasi Responden
—ƒŽ‹–ƒ–‹ˆ ȋDzƒ‰ƒ– –‹†ƒ ‡—ƒ•ƒdz Ȃ Dzƒ‰ƒ–
Kategori responden Total
‡—ƒ•ƒdzȌǡƒ—†‡•ƒ‹—‡•‹‘‡”2 memiliki Survei
S1 S1 dan S2 Responden
rentang 1 Ȃ 10 nomor untuk 5 alternatif jawaban 2013 n1 n1,2 n1 + n1,2
kualitatif, sehingga setiap satu jawaban kualitatif 2014 n2 n2 + n1,2
diwakili dua pilihan nomor. Nomor 1 dan 2 Catatan : Survei Sosio-Demografi Rusun Kemayoran dan
‡™ƒ‹Ž‹ Œƒ™ƒ„ƒ —ƒŽ‹–ƒ–‹ˆ Dzƒ‰ƒ– –‹†ƒ Cengkareng 2012 dan Survei Sosio-Demografi Warga Penghuni
Rumah Susun Perumnas 2013
‡—ƒ•ƒdzǡ†‡‹‹ƒ•‡–‡”—•›ƒŠ‹‰‰ƒ‘‘”ͻ
†ƒ ͳͲ ‡™ƒ‹Ž‹ Œƒ™ƒ„ƒ —ƒŽ‹–ƒ–‹ˆ Dzƒ‰ƒ– Metoda Penilaian
‡—ƒ•ƒdzǤ ‡†ƒ‰ƒ †‡•ƒ‹ —‡•‹‘‡” 1 Atribut rusun sewa dalam penelitian ini dianggap
hanya memiliki 5 nomor untuk 5 alternatif sebagai ordinat karena mempengaruhi tingkat
jawaban, nomor 1 mewakili jawaban kualitatif kepuasan tinggal (sesuai metoda statistik
Dzƒ‰ƒ– –‹†ƒ •‡–—Œ—dzǡ †ƒ ‘‘” ͷ ‡™ƒ‹Ž‹ korelasional, maka diberi simbol y). Sedangkan
Œƒ™ƒ„ƒ —ƒŽ‹–ƒ–‹ˆ Dzƒ‰ƒ– •‡–—Œ—dz ȋŽ‹Šƒ– ƒ„‡Ž ʹ variabel-variabel independen hasil identifikasi
dan 3). yang berkorelasi dengan atribut rusun dianggap
sebagai determinan karena mempengaruhi atribut
Desain Sampel Dan Penentuan Responden
rusun (diberi simbol x). Penilaian menggunakan
Desain sampel. Serupa dengan penelitian
dua metoda, formulasi Koefisien Korelasi Pearson
sebelumnya (2013), penentuan sampel didesain
(r) dan multiple correlation coefficient (R).
berdasarkan rasio jumlah populasi yang tinggal di
setiap lantai bangunan. Berdasarkan pertimbangan Koefisien korelasi (r) memberi indikasi derajat
yang serupa dengan penelitian sebelumnya keterkaitan antar variabel x dan y. Karena
(akademis, waktu dan biaya serta saran dari badan penelitian ini hendak menghitung koefisien
pengelola) maka secara rata-rata untuk survei korelasi (r) antara variabel ordinat (y) dengan

25
Analisis Faktor Berpengaruh ͙ (Harri A. Setiadi)

variabel determinan (x) menggunakan formulasi variabel yang memiliki nilai r = 0,25 (M. Leary
Koefisien Korelasi Pearson, maka formulasi derajat 2012, 142) (Navidi 2006) (Davies and Smith 2005).
koefisien korelasi (r) tersebut dirumuskan sebagai Karena terdapat beberapa interpretasi nilai r pada
berikut : beberapa literatur, seperti perbedaan interpretasi
ሺσ ‫ ݔ‬ሻሺσ ‫ ݕ‬ሻ nilai r antara penelitian sosial dan non-sosial,
σ ‫ ݕݔ‬െ
‫=ݎ‬ ݊
.......................................... (1) maupun diantara sesama penelitian sosial sendiri
ሺσ ‫ ݔ‬ሻ 2 ሺσ ‫ ݕ‬ሻ 2 (seperti penelitian dengan pendekatan psikologi
ඨቆσ ‫ ݔ‬2 െ ቇቆσ ‫ ݕ‬2 െ ቇ
݊ ݊
dengan sosiologi) maka rentang nilai r dan derajat
Sedangkan untuk memperkirakan (predicting) keterkaitan yang digunakan dalam penelitian ini
suatu nilai tertentu dari hubungan x dan y secara terinci mengikuti metodologi penelitian
digunakan analisis linear regression : perilaku dari Mark O. Learry (Tabel 5).

‫ ܽ = ݕ‬+ ܾ‫ ݔ‬.............................................................................. (2) Tabel 5 Rentang Nilai Indeks Pearson (r) Dan Deskripsi
Derajat Keterkaitan Antar Variabel
Dimana b adalah koefisien regresi, sedangkan a Rentang Nilai Indeks Pearson (r) Derajat Korelasi
merupakan bilangan intercept pada garis regresi. Pada Penelitian Perilaku Antar Variabel
Namun apabila hubungan antara variabel 0 Ȃ (+0.10) or (-0.10) No correlation Ȃ Weak
(+0.11) Ȃ (+0.30) or (-0.11) Ȃ (-0.30) Weak Ȃ Moderate
dipengaruhi oleh dua atau lebih variabel (+0.31) Ȃ (+0.50) or (-0.31) Ȃ (-0.50) Mederate Ȃ Strong
independen maka analisis linear regression dari Over (+0.51) or (-0.51) Strong Ȃ Very strong
hubungan x dan y adalah : Sumber ǣ —— Dz –”‘†—…–‹‘ –‘ ‡Šƒ˜‹‘”ƒŽ ‡•‡ƒ”…Š ‡–Š‘†•dz
oleh Mark Learry
‫ ܽ = ݕ‬+ ܾ1 ‫ݔ‬1 + ܾ2 ‫ݔ‬2 + ܾ݊ ‫ ݊ݔ‬.......................................... (3)
Untuk menentukan derajat keeratan hubungan
Koefisien Determinasi (R2) diperoleh mengguna- antara variabel independen (x) dan variabel terikat
kan persamaan : (y) maka digunakan analisis Koefisien Determinasi
ȭ (‫ݕ‬െ‫ ݕ‬Ԣ )2 (R2) yang memiliki nilai.00 Ȃ 1.00. Koefisien
ܴ2 = 1 െ ................................................................ (4)
ȭ(‫ݕ‬െᠴ)2 Determinasi menentukan seberapa jauh derajat
keterkaitan variabel independen dalam
Dimana ȭ (‫ ݕ‬െ ‫ ݕ‬ಅ )2 adalah jumlah keseluruhan
menentukan perubahan nilai variabel terikat (M.
selisih antara varibel terikat (dependent variable)
Leary 2012, 142) (Davies and Smith 2005).
terhadap garis regresi, dan ȭ(‫ ݕ‬െ ᠴ)2 adalah jumlah
Deskripsi Koefisien Determinasi yang digunakan
keseluruhan selisih antara variabel terikat
dalam tulisan ini mengacu pada deskripsi yang
terhadap rata-rata variabel terikat (M. Leary 2012,
digunakan oleh penulis di kedua buku tersebut
142) (Fink 2003, 58) (Davies and Smith 2005).
untuk menjelaskan hubungan antara x dengan y
Metoda Analisis dalam kaidah statistik yang digunakan dalam ilmu
Indeks Koefisien Korelasi Pearson (r), memiliki non-eksakta.
rentang nilai antara +1.00 dan -1.00. Secara
interpretatif setiap nilai indeks korelasi memiliki HASIL DAN PEMBAHASAN
dua aspek, tanda (+/-) dan magnitude (besar
kecilnya angka). Setiap variabel independen Lokasi Penelitian, Karakteristik Responden
mungkin memiliki hubungan positif atau negatif Dan Data Hasil Survei
dengan variabel dependennya. Hubungan antar Lokasi penelitian. Rusunawa Kemayoran terletak di
kawasan Kota Baru Bandar Kemayoran, Jakarta
variabel tersebut memiliki korelasi positif apabila
Utara, diatas lahan bekas bandar udara Kemayoran
bertambahnya nilai pada variabel tertentu turut
menambah nilai pada variabel lainnya secara (lihat Gambar 2). Selain rusun Kemayoran, dalam
proporsional, sedangkan korelasi negatif adalah kawasan Bandar Baru Kemayoran terdapat
kebalikannya, yaitu bila bertambahnya nilai pada komplek hunian lain diantaranya rusunami
variabel tertentu mengurangi nilai pada variabel Perumnas, yang secara visual memiliki
lainnya secara proporsional pula. Magnitude yaitu kesamanaan fisik bangunan. Dibangun pertama
besarnya nilai, dengan tidak melihat tandanya (+/), kali pada tahun 1980 di atas lahan seluas 30
menunjukkan derajat keterkaitan antar varibel, hektar, selama 3 tahap pembangunan. Rumah
bila indeks korelasi (r) memiliki nilai 0 maka dua susun sewa Kemayoran berisi 11 blok bangunan
variabel tersebut tidak memiliki keterkaitan, bila dan setiap blok bangunan memiliki 5 lantai atau 4
tingkat (lihat Gambar 2). Secara keseluruhan
dalam suatu formulasi nilai r = 1 maka dua variabel
tersebut memiliki derajat keterkaitan sempurna, terdapat 640 unit hunian, tipe 18 dan 21 untuk
sedangkan dalam formulasi lain bila diketahui nilai rumah susun sewa (Rusunawa) dan rumah susun
milik (Rusunami). Setiap blok bangunan rumah
r = 0,75 dan r = 0,25 maka derajat keterkaitan dua
variabel dengan nilai r = 0,75 memiliki derajat susun terdiri unit hunian dan unit usaha serta
fasilitas bersama. Luas seluruh unit hunian sekitar
keterkaitan yang lebih kuat dibandingkan dengan
14.796 m2 sedangkan luas seluruh unit usaha dan

26
Jurnal Permukiman Vol. 10 No. 1 Mei 2015 : 19-36

fasilitas bersama 972 m 2. Seluruh lantai dasar pada untuk bisa menilai keterkaitan variabel yang
setiap blok bangunan difungsikan sebagai unit secara indikatif diduga berkorelasi dengan
usaha (toko, warung dan layanan jasa lainnya) dan kepuasan atau ketidakpuasan terhadap atribut
fasilitas bersama (parkir kendaraan, ruang rusun. Pertama, data mengenai tingkat kepuasan
mekanikal, ruang bersama). perseptual responden terhadap tujuh atribut rusun
Kemayoran diperoleh dari hasil survei pertama
(kode : S1) tahun 2013. Kedua, data mengenai
tingkat kepuasan terhadap berbagai variabel
independen yang diduga memiliki kaitan dengan
atribut rusun Kemayoran dilakukan pada 2014,
diperoleh dari hasil survei kedua (kode : S 2)
Januari 2014. Idealnya responden yang
berpartisipasi pada S1 maupun S2 adalah
responden yang sama, namun kondisi ini sulit
dicapai karena berbagai sebab, sehingga hanya
sebagian responden saja yang bisa berpartisipasi
dalam survei S1 dan S2 selaligus. Sehingga
Sumber : Kemenpera.go.id walaupun secara umum jumlah responden pada
Gambar 2 Unit Rumah Rusun Sewa Kemayoran Pada Blok survei S1 dan S2 mendekati jumlah responden yang
Bangunan sesuai dengan desain sampel, namun hanya
sebagian kecil responden yang mengikuti kedua
Karakteristik responden. Sesuai formula Koefisien
survei S1 dan S2 (Grafik 1).
Korelasi Pearson (r), dua set data dibutuhkan
Tabel 6 Tabulasi Hasil Survei S1 Dengan Responden n1 Dan n1,2
N Min Max Mean Penilaian Kualitatif
No Atribut Rusun Yang Dinilai
n1 n1,2 n1 n1,2 n1 n1,2 n1 n1,2 n1 n1,2
1 Tarif terjangkau 58 23 2 3 5 5 4.03 4.30 Memuask Sangat Memuask
2 Pengelolaan rusun 57 20 1 2 5 5 2.79 3.20 Cukup memuaskan
3 Kualitas bangunan 56 23 1 1 5 5 2.98 3.35 Cukup memuaskan
4 Kelengkapan prasarana 58 22 1 1 5 5 3.05 3.27 Cukup memuaskan
5 Kelengkapan sarana 57 23 1 2 5 5 3.39 3.52 Cukup Memuaskan Memuaskan
6 Kualitas lokasi dan sosial kapital 58 23 2 1 5 5 4.09 3.78 Cukup memuaskan
Sumber : Tabulasi —‡•‹‘‡”Dz—”˜‡‹‘•‹‘-Demografi Rusun Kemayoran dan Cengkareng 2013

Data hasil survei S1 dan S2 dan korelasi kedua survei. terdapat 4 variabel independen dengan rentang
Dari hasil survei S1, secara umum penilaian perbedaan nilai antara responden n 2 dan n1,2
mayoritas responden n1,2 sama dengan penilaian antara 0.5 Ȃ 0.88, 16 variabel independen memiliki
responden n1 —–— ƒ–”‹„—– Dz‡‰‡Ž‘Žƒƒ ”—•—dzǡ rentang perbedaan nilai antara 0.1 Ȃ 0.49, dan 6
Dz—ƒŽ‹–ƒ•„ƒ‰—ƒdzǡDz‡Ž‡‰ƒ’ƒ’”ƒ•ƒ”ƒƒdz†ƒ variabel independen memiliki rentang perbedaan
Dz‡Ž‡‰ƒ’ƒ ’”ƒ•ƒ”ƒƒdz ›ƒ‰ †‹‹Žƒ‹ Dz——’ nilai kurang dari 0.09 (Tabel 7).
‡—ƒ•ƒdzǡ •‡†ƒ‰ƒ Dz—ƒŽ‹–ƒ• Ž‘ƒ•‹ Ƭ •‘•‹ƒŽ
ƒ’‹–ƒŽdz ‡†—ƒ –‹’‡ ”‡•’‘†‡ menilai Jumlah responden Survei I & II
Dz‡—ƒ•ƒdzǤ‡”„‡”„‡†ƒƒ–‡”Œƒ†‹’ƒ†ƒ’‡‹Žƒ‹ƒ
100
–‡”Šƒ†ƒ’ ƒ–”‹„—– Dzƒ”‹ˆ –‡”Œƒ‰ƒ—dzǡ †ƒ 83
78
Dz‡Ž‡‰ƒ’ƒ •ƒ”ƒƒdzǡ ”‡•’‘†‡ 1 menilai lebih 80
59
rendah satu level (masing-masing dinilai 54
60
Dz‡—ƒ•ƒdz †ƒ Dz——’ ‡—ƒ•ƒdzȌ 40 24
dibandingkan responden n1,2 (masing-masing
20
†‹‹Žƒ‹ Dzƒ‰ƒ– ‡—ƒ•ƒdz †ƒ Dz‡—ƒ•ƒdzȌ
(Tabel 6). 0
n1 n2 n1,2 n1+n1,2 n2+n1,2
Sedangkan hasil survei S2, menunjukkan tidak
–‡”†ƒ’ƒ– ’‡”„‡†ƒƒ ȋοȌ ‹Žƒ‹ mean antara Sumber ǣ ƒ„—Žƒ•‹ —‡•‹‘‡” Dz—”˜‡‹ ‘•‹‘-Demografi Rusun
responden n2 dan n1,2 yang melebihi 1 poin, ‡ƒ›‘”ƒ †ƒ ‡‰ƒ”‡‰ ʹͲͳ͵dzǡ †ƒ –ƒ„—Žƒ•‹ Dz—”˜‡‹
perbedaan nilai tertinggi sebesar 0.88 dan ƒŒ—–ƒ‹‰ƒ–‡’—ƒ•ƒ‡”‹…‹‡ƒ›‘”ƒʹͲͳͶdz
terendah mendekati angka 0. Secara umum Grafik 1 Jumlah Responden (n) pada Survei I dan II (S 1 & S2)

27
Analisis Faktor Berpengaruh ͙ (Harri A. Setiadi)

Tabel 7 Tabulasi Hasil Survei S2, Dengan Responden n2 Dan n1,2


Variabel Independen Atribut N Min Max Mean Penilaian Kualitatif
No
Rusun n2 n1,2 n2 n1,2 n2 n1,2 n2 n1,2 n2 n1,2
1 Besar tarif sewa yang berlaku 53 23 5 1 10 10 6.83 6.39 Memuaskan Cukup
sekarang memuaskan
2 Besar tarif sewa, bila dinaikkan 53 23 1 1 8 7 2.28 2.82 Sangat tidak Tidak
2 x lipat memuaskan memuaskan
3 Pengelolaan sampah 53 23 1 3 8 8 5.02 4.96 Cukup memuaskan

4 Penyediaan air bersih dan 53 23 2 3 10 9 6.13 6.13 Cukup memuaskan


listrik
5 Perawatan rutin bangunan 53 23 1 1 10 3 3.89 3.45 Tidak memuaskan
(perpipaan, lampu jalan)
6 Perawatan rutin lingkungan 53 23 1 1 8 9 4.09 3.61 Tidak memuaskan
(kebersihan taman, jalan
lingkungan)
7 Perbaikan terhadap kerusakan 53 23 1 1 8 6 3.58 2.70 Tidak Sangat tidak
bangunan memuaskan memuaskan
8 Luas bangunan 53 23 1 1 10 8 3.91 3.70 Tidak memuaskan

9 Luas kamar 53 23 1 1 10 8 3.72 3.70 Tidak memuaskan

10 Jumlah kamar 53 22 1 1 10 8 3.55 3.23 Tidak memuaskan

11 Jumlah unit hunian dalam satu 52 23 1 1 10 8 4.65 4.43 Cukup Tidak


blok bangunan memuaskan memuaskan
13 Ruang terbuka untuk berolah 52 23 1 1 8 8 4.58 4.65 Tidak Cukup
raga memuaskan memuaskan
14 Fasilitas taman hijau untuk 52 23 1 3 8 7 3.96 4.65 Tidak Cukup
rekreasi memuaskan memuaskan
15 Kebersihan lingkungan dan 53 22 1 3 8 6 3.79 4.18 Tidak memuaskan
keindahan bangunan
16 Kapasitas air bersih dan listrik 53 23 1 5 10 9 5.64 5.83 Cukup memuaskan

17 Kepadatan (jumlah orang 52 22 1 1 8 7 4.28 4.45 Tidak memuaskan


dalam satu blok bangunan)
18 Hubungan anda dengan 53 23 1 3 10 10 5.83 6.30 Cukup memuaskan
tetangga
19 Hubungan anda dengan 53 23 2 3 10 10 5.49 6.09 Cukup memuaskan
manajemen pengelola
20 Lingkungan fisik dan sosial 52 23 2 1 10 9 4.77 5.26 Cukup memuaskan
tempat anda tinggal
21 Kedekatan rusun dengan 53 22 3 3 10 10 6.55 6.18 Memuaskan Cukup
tempat kerja memuaskan
22 Kedekatan rusun dengan pasar 52 23 3 3 10 8 5.73 5.35 Cukup memuaskan

23 Kedekatan rusun dengan klinik 53 23 3 3 10 9 5.85 5.78 Cukup memuaskan


/ rumah sakit
24 Kedekatan rusun dengan 53 22 3 5 10 9 6.21 6.32 Cukup memuaskan
sekolah anak-anak
25 Keamanan lingkungan 53 23 1 1 8 10 5.02 5.00 Cukup memuaskan

26 Akses transportasi dari lokasi 51 23 3 1 10 10 5.69 5.35 Cukup memuaskan


anda
Sumber : Tabulasi —‡•‹‘‡”Dz—”˜‡‹‘•‹‘-Demografi Rusun Kemayoran dan Cengkareng 2014

Signifikansi, Deskripsi Dan Kalkulasi Nilai r Penelitian ini sudah berupaya mengacu pada ketiga
Hasil Survei hal tersebut, namun demikian kondisi ideal
Secara statistik dalam penelitian non-eksakta, nilai seringkali tidak sama dengan kondisi faktual.
r ditentukan oleh tiga hal, yaitu ukuran sampel Khususnya jumlah sampel (sample size) yang hanya
(sample size), magnitude korelasi (magnitude of berkisar antara 19 Ȃ 22 responden, maka nilai r
correlation), dan kehati-hatian dalam melakukan yang diperoleh dari hasil survei dan dinyatakan
penelitian agar tidak salah dalam menarik signifikan secara statistik (berdasarkan tabel
kesimpulan apakah suatu korelasi hasil penelitian DzCritical value of rdzȌ Šƒ›ƒ ›ƒ‰ ‡‹Ž‹‹ ‹Žƒ‹
sebenarnya bernilai 0 pada populasi sebenarnya berkisar antara 0.31 Ȃ 0.38. Namun demikian
(not to draw an incorrect conclusion about wheter analisis dalam penelitian ini tetap dilakukan untuk
the correlation we obtain could be zero in seluruh hasil survei dengan memberi penekanan
population) (Leary 2012, 149). bahwa terdapat variabel independen yang secara
statistik signifikan dan ada yang tidak. Dalam

28
Jurnal Permukiman Vol. 10 No. 1 Mei 2015 : 19-36

kaidah penelitian hal ini masih diizinkan sepanjang signifikan secara statistik dan memiliki korelasi
analisis terhadap variabel independen yang secara dengan derajat berbeda dengan atribut yang
statistik tidak signifikan tersebut digunakan untuk diteliti. Dua belas dari 25 variabel independen hasil
memperkuat dugaan yang disebutkan dalam kajian pustaka yang diteliti di rusun Kemayoran
hipotesis dan hasilnya disarankan agar lebih memiliki nilai r dengan derajat korelasi yang
diteliti lagi. –‡”‰‘Ž‘‰ DzŽ‡ƒŠdz ȋweak) dengan kepuasan
terhadap atribut rusun Kemayoran, bahkan satu
Dari tabulasi dan perhitungan kuesioner hasil
variabel independen memiliki nilai r mendekati 0
survei (Tabel 8), 4 variabel independen yang
•‡Š‹‰‰ƒ †‹ƒ–‡‰‘”‹ƒ Dz‹†ƒ ‡‹Ž‹‹ ‘”‡Žƒ•‹dz
secara statistik dinyatakan signifikan dan sesuai
dengan kepuasan terhadap atribut rusun
ƒ–‡‰‘”‹ Dz‡”ƒŒƒ– ‡–‡”ƒ‹–ƒ –ƒ” ƒ”‹ƒ„‡Ždz
Kemayoran. Delapan variabel independen lainnya
ȋ–ƒ„‡ŽͷȌ‡‹Ž‹‹†‡”ƒŒƒ–‘”‡Žƒ•‹Dz‘†‡”ƒ–- —ƒ–dz
‡‹Ž‹‹ †‡”ƒŒƒ– ‘”‡Žƒ•‹ ’ƒ†ƒ ƒ–‡‰‘”‹ Dz‡ƒŠ -
(moderate to strong) sedangkan 21 variabel
‘†‡”ƒ–dzȋweak to moderate) dengan atribut rusun
independen lainnya memiliki nilai r yang tidak
yang diteliti.
Tabel 8 Kalkulasi Koefisien Korelasi Pearson (r) dan Koefisien Determinasi (R2) Regresi Berganda, Hasil Survei S1 Dan
S2 Untuk Responden n1,2
Skore Atribut Skore Regresi berganda
n Variabel independen (x) r
σš ȋσšȌ2 σš2 rusun (y) σ› ȋσ›Ȍ2 σ›2 σš› b a R2
22 Besar tarif sewa yang berlaku 141 19881 987 Tarif 94 8836 408 610 0.328 0.090 3.562 0.119
sekarang*
21 Besar tarif sewa, bila dinaikkan 2 59 3481 217 90 8100 392 255 0.119 0.049
x lipat
19 Pengelolaan sampah 94 8836 492 Pengelolaan 62 3844 218 307 0.013 -0.062 2.698 0.230
19 Penyediaan air bersih dan listrik 117 13689 765 62 3844 218 387 0.197 0.135
18 Perawatan rutin bangunan 65 4225 273 57 3249 193 204 -0.084 -0.164
(perpipaan, lampu jalan)
19 Perawatan rutin lingkungan 73 5329 341 62 3844 218 243 0.155 0.280
(kebersihan taman, jalan
lingkungan)
19 Perbaikan terhadap kerusakan 53 2809 179 62 3844 218 168 -0.191 -0.191
bangunan
22 Luas bangunan 84 7056 378 Kualitas 74 5476 276 282 -0.014 0.626 3.621 0.109
bangunan
22 Luas kamar 84 7056 378 74 5476 276 278 -0.115 -0.518
21 Jumlah kamar 70 4900 310 72 5184 272 240 0 0.016
22 Jumlah unit hunian dalam satu 100 10000 540 74 5476 276 332 -0.090 -0.144
blok bangunan
22 Ruang terbuka untuk berolah 99 9801 521 Kelengkapan 79 6241 301 358 0.069 0.061 3.309 0.019
raga sarana
22 Fasilitas taman hijau untuk 100 10000 482 79 6241 301 361 0.088 0.102
rekreasi
21 Kebersihan lingkungan dan 86 7396 376 75 5625 285 308 0.042 -0.084
keindahan bangunan
22 Kapasitas air bersih dan listrik 125 15625 731 79 6241 301 450 0.060 -0.024
21 Kepadatan (jumlah orang dalam 94 8836 464 Kualitas 82 6724 338 371 0.142 -0.310 2.223 0.378
satu blok bangunan) lokasi dan
22 Hubungan anda dengan tetangga 135 18225 885 sosial kapital 86 7396 354 529 0.040 0.142
22 Hubungan anda dengan 134 17956 876 86 7396 354 531 0.220 -0.134
manajemen pengelola
22 Lingkungan fisik dan sosial 113 12769 633 86 7396 354 446 0.140 0.000
tempat anda tinggal
21 Kedekatan rusun dengan tempat 128 16384 852 84 7056 350 513 0.032 -0.162
kerja
22 Kedekatan rusun dengan pasar * 116 13456 644 86 7396 354 462 0.356 0.442
22 Kedekatan rusun dengan klinik 124 15376 732 86 7396 354 494 0.382 0.112
/ rumah sakit *
21 Kedekatan rusun dengan 130 16900 840 83 6889 345 514 0.008 -0.184
sekolah anak-anak
22 Keamanan lingkungan 110 12100 608 86 7396 354 431 0.031 -0.349
22 Akses transportasi dari lokasi 113 12769 609 86 7396 354 452 0.455 0.744
anda*
Sumber : Tabulasi data hasil survei 2014 dan 2013 dan analisis r gabungan data, tanda (*) memiliki nilai r yang signifikan secara
statistik

29
Analisis Faktor Berpengaruh ͙ (Harri A. Setiadi)

Analisis Korelasi Variabel Independen Dengan ‹†‡’‡†‡ǡ ›ƒ‹–— Dz‡‰‡Ž‘Žƒƒ •ƒ’ƒŠdz †ƒ
Atribut Rumah Susun Kemayoran Dz‡›‡†‹ƒƒƒ‹”ƬŽ‹•–”‹dz†‹‹Žƒ‹”‡•’‘†‡Dz——’
Tarif. ‡…ƒ”ƒ Š‹’‘–‡–‹•ǡ ˜ƒ”‹ƒ„‡Ž Dz‹Žƒ‹ –ƒ”‹ˆdz ‡—ƒ•ƒdzǡ •‡†ƒ‰ƒ –‹‰ƒ ˜ƒ”‹ƒ„‡Ž ‹†‡’‡†‡
memiliki korelasi positif dengan kepuasan Žƒ‹›ƒ ›ƒ‹–— Dz‡”ƒ™ƒ–ƒ ”—–‹ bangunan
–‡”Šƒ†ƒ’ ƒ–”‹„—– Dzƒ”‹ˆ ”—•—dzǡ •‡Š‹‰‰ƒ ‡’—ƒ•ƒ ȋ’‡”’‹’ƒƒǡ Žƒ’— ŒƒŽƒȌdzǡ Dz‡”ƒ™ƒ–ƒ ”—–‹
terhadap nilai tarif yang berlaku sekarang diduga Ž‹‰—‰ƒ ȋ‡„‡”•‹Šƒ –ƒƒǡ ŒƒŽƒ Ž‹‰—‰ƒȌdz
‡‹Ž‹‹ ‘”‡Žƒ•‹ ’‘•‹–‹ˆ –‡”Šƒ†ƒ’ ƒ–”‹„—– Dzƒ”‹ˆ †ƒ Dz‡”„ƒ‹ƒ –‡”Šƒ†ƒ’ ‡”—•ƒƒ „ƒ‰—ƒdz
”—•—dz. Sebaliknya ketidakpuasan terhadap ƒ•—ƒ–‡‰‘”‹Dz‹†ƒ‡—ƒ•ƒdzǤ
kenaikan tarif yang diberlakukan kemudian diduga
ƒ”‹ƒ„‡Ž ‹†‡’‡†‡ Dz‡›‡†‹ƒƒ ƒ‹” Ƭ Ž‹•–”‹dz
‡‹Ž‹‹ ‘”‡Žƒ•‹ ‡‰ƒ–‹ˆ –‡”Šƒ†ƒ’ ƒ–”‹„—– Dzƒ”‹ˆ
(r=0.197) dan Dz‡”ƒ™ƒ–ƒ ”—–‹ Ž‹‰—‰ƒdz
”—•—dzǤ Tabulasi hasil survei S1 untuk atribut
(r=0.155) memiliki korelasi positif paling kuat
Dzƒ”‹ˆdz †‹‹Žƒ‹ Dzƒ‰ƒ– ‡—ƒ•ƒdzǡ •‡†ƒ‰ƒ
†‡‰ƒ ‡’—ƒ•ƒ –‡”Šƒ†ƒ’ ƒ–”‹„—– Dz‡‰‡Ž‘Žƒƒ
variabel independen yang menjadi elemen tarif,
”—•—dz †‹„ƒ†‹‰ ˜ƒ”‹ƒ„‡Ž ‹†‡’‡†‡ Žƒ‹›ƒǤ
›ƒ‹–— Dz‹Žƒ‹ –ƒ”‹ˆ ›ƒ‰ „‡”Žƒ— •‡ƒ”ƒ‰dz Œ—‰ƒ
Walaupun kuantitas air dan listrik di rusun
†‹‹Žƒ‹”‡•’‘†‡Dz——’‡—ƒ•ƒdzǤ
Kemayoran didesain untuk memenuhi keluarga
Korelasi antara nilai tarif dengan kepuasan kecil, namun kuantitasnya masih mampu
terhadap atribut tarif memiliki korelasi positif yang memenuhi kebutuhan jumlah anggota keluarga
tergolong kuat (r=0.328), sebaliknya rencana BP yang semakin meningkat. Sumber air yang
untuk menaikkan tarif tersebut dengan nilai dua digunakan BP untuk memenuhi kebutuhan
kali besar tarif sekarang, memiliki nilai korelasi penyewa berasal dari PDAM. Dari pipa utama
menurun walaupun masih positif dan masuk PDAM air disimpan di lokasi penyimpanan
kategori sedang (r=0.119). Dengan tarif berkisar sementara untuk kemudian dengan bantuan
antara Rp. 22.500,- sampai dengan Rp. 37.500,- per pompa didistribusikan ke unit-unit rusun yang
bulan (kategori penyewƒ Ǯ‰—•—”ƒǯȌ †ƒ ’Ǥ dihuni. Karena BP, bukan penghuni, yang tercatat
60.000,- sampai dengan Rp. 75.000,- per bulan sebagai pelanggan PDAM, dengan total kuantitas
(penyewa umum) (Perum Perumnas Regional air per bulan untuk memenuhi kebutuhan
Rusunawa Cabang Jakarta I 2012), dan tarif lantai penghuni maka BP tergolong sebagai pelanggan
bawah lebih mahal daripada lantai diatasnya. Dari komersil, sehingga BP menagih ke penghuni
perspektif ekonomi, nilai tarif yang berlaku dengan tarif komersil. Hampir serupa dengan
sekarang tergolong sangat murah sekali, karena kebutuhan air bersih, penyewa tidak bisa bebas
apabila dibandingkan dengan nilai tarif sewa menggunakan peralatan listrik karena kapasitas
umum di sekitar lokasi rusun Kemayoran, dengan daya listrik juga dibatasi. Walaupun mekanisme
kualitas yang sama, dapat mencapai sepuluh kali pentarifan langganan air dan listrik banyak
lipat bahkan lebih. Demikian pula dari perspektif dikeluhkan penyewa kepada BP, namun secara
keterjangkauan (affordability), nilai tarif tersebut faktual tinggal di rusun Kemayoran tidak pernah
sangat terjangkau oleh kelompok masyarakat kekeringan atau lampu sering padam karena
dengan penghasilan setara Upah Minimum ketiadaan aliran listrik.
Regional (UMR) setempat, bahkan masih pula
Anomali dengan kondisi hipotetis dijumpai pada
terjangkau untuk masyarakat dengan penghasilan
˜ƒ”‹ƒ„‡Ž Dz‡”ƒ™ƒ–ƒ ”—–‹ „ƒ‰—ƒ ȋ’‡”’‹’ƒƒǡ
kurang dari itu. Rencana BP untuk menaikkan tarif
lampu ŒƒŽƒȌdz (r=-0.084) †ƒ Dz‡”„ƒ‹ƒ –‡”Šƒ†ƒ’
sebesar dua kali lipat, masih memiliki korelasi yang
‡”—•ƒƒ „ƒ‰—ƒdz (r=-0.224) yang memiliki
tergolong moderat dengan kepuasan terhadap
korelasi negatif yang tergolong lemah dengan
ƒ–”‹„—– Dzƒ”‹ˆdzǡ ƒ”‡ƒ •‡…ƒ”ƒ ‡‘‘‹• ƒ—’—
kepuasan terhadap atribut Dz‡‰‡Ž‘Žƒƒ ”—•—dzǤ
dari perspektif keterjangkauan, nilai kenaikkan
Ada dua konsep yang diharapkan bisa menjelaskan
tarif tersebut masih pada batas keterjangkauan,
hubungan faktual antara dua variabel independen
walaupun besarnya nilai tarif tidak lagi
dengan atribut, namun penulis mengakui konsep
memuaskan.
pertama (inverse relationship) mungkin masih
Pengelolaan. Secara hipotetis, kepuasan terhadap belum mampu mengelaborasi hubungan faktual
ƒ–”‹„—– Dz‡‰‡Ž‘Žƒƒdz †‹’‡‰ƒ”—Š‹ ‘Ž‡Š „ƒ‰ƒ‹ƒƒ yang bersifat anomalistik dengan kondisi hipotetis
BP dalam mengelola sampah, menyediakan air secara tuntas karena diperlukan dukungan
bersih & listrik, merawat bangunan & lingkungan, penelitian lanjutan, sedangkan konsep kedua
dan memperbaiki kerusakan pada bangunan. (signifikansi) menguatkan dugaan tentang
Tabulasi hasil survei S1 untuk a–”‹„—–Dz‡‰‡Ž‘Žƒƒ signifikansi nilai r akibat keterbatasan jumlah
”—•—dz †‹‹Žƒ‹ ”‡•’‘†‡ Dz——’ ‡—ƒ•ƒdzǡ sampel.
namun tidak seluruh variabel independen yang
Pertama, selama hampir dua puluh tahun
menjadi elemen a–”‹„—–Dz‡‰‡Ž‘Žƒƒ”—•—dz†‹‹Žƒ‹
’‡‰‡Ž‘Žƒƒ ”—•— †‹Žƒ—ƒ •‡…ƒ”ƒ Dzstatus quodzǤ
responden memuaskan juga. Dua dari lima variabel

30
Jurnal Permukiman Vol. 10 No. 1 Mei 2015 : 19-36

Data mengenai hal ini diverifikasi dari indikator Kualitas bangunan. Secara hipotetis variabel
tarif sewa dan kondisi umum bangunan yang tidak building quality (luas kamar & bangunan, jumlah
mengalami perubahan sejak rusun Kemayoran kamar & blok bangunan) memiliki korelasi positif
pertama kali dihuni. Data wawancara dengan †‡‰ƒ ‡’—ƒ•ƒ –‡”Šƒ†ƒ’ ƒ–”‹„—– Dz—ƒŽ‹–ƒ•
pejabat Perumnas mengenai road-map kebijakan „ƒ‰—ƒdzǤ Tabulasi hasil survei S1 untuk atribut
pembangunan perumahan oleh Perumnas, Dz—ƒŽ‹–ƒ• „ƒ‰—ƒdz †‹‹Žƒ‹ Dz——’ ‡—ƒ•ƒdzǡ
mengungkapkan bahwa rusun Kemayoran namun variabel independen yang menjadi
rencananya akan diubah menjadi hunian baru dan elemennya (Luas bangunan, luas kamar, jumlah
menjadi profit center, mengacu pada model hunian kamar dan jumlah unian dalam satu blok bangunan
di Sentra Timur. Secara implisit walaupun ‰‡†—‰Ȍ •‡Ž—”—Š›ƒ †‹‹Žƒ‹ Dz‹†ƒ ‡—ƒ•ƒdzǤ
Perumnas berhak menentukan kebijakan yang Korelasi antara tiga variabel independen yang
akan diambil terhadap rusun Kemayoran, namun ‡Œƒ†‹ ‡Ž‡‡ Dz—ƒŽ‹–ƒ• „ƒ‰—ƒdz †‡‰ƒ
demikian setiap kebijakan yang akan diputuskan ‡’—ƒ•ƒ –‡”Šƒ†ƒ’ ƒ–”‹„—– Dz—ƒŽ‹–ƒ• „ƒ‰—ƒdz
Perumnas dan memiliki orientasi mengubah status memiliki korelasi yang tergolong lemah (rζͲǤͲͳȌǡ
quo pengelolaan dan kondisi bangunan kecuali variabel luas kamar (rζ-0.115).
memunculkan resistensi dari penghuni. Resistensi
Elaborasi terhadap variabel luas kamar
penghuni terhadap berbagai upaya Perumnas
mengungkapkan unit rusun Kemayoran yang
mengembangkan rusun Kemayoran dari kondisi
digunakan sebagai rusun sewa adalah tipe 18
sekarang diverifikasi berdasarkan data wawancara
(menunjukkan luas bangunan 18 m 2), berbentuk
dengan penghuni dan Survei I, yang
studio (tanpa kamar), berjumlah 144 unit rusun
mengungkapkan kondisi rusun sebagaimana
untuk setiap lantai (Blok Dakota 3, 4, 6, 7, 8, 9, 10,
adanya seperti sekarang sudah memberikan
13, 14. Kecuali Dakota 11 dan 12 : lebih banyak
kepuasan tinggal (Setiadi 2014) dan bagi sebagian
unit disewa untuk tujuan komersil). Sedangkan
penghuni lainnya sekaligus juga keuntungan
elaborasi terhadap variabel lainnya (luas
finansial (sappk.itb.ac.id n.d.) sehingga dalam
bangunan, jumlah kamar, jumlah unit hunian
perspektif penghuni tidak perlu lagi mengubah
dalam satu bangunan) mengungkapkan seluruh
kondisi rusun Kemayoran menjadi hal lain.
variabel tersebut kondisinya homogen, baik dalam
Secara hipotetis, menurut Mark Leary (2012) pola satu blok bangunan maupun antara blok satu
hubungan antara dua variabel atau lebih yang dengan blok lainnya.
bersifat terbalik (inverse relationship)
Rusun Kemayoran, tidak seperti rusun lainnya
menghasilkan korelasi yang bernilai negatif, satu
yang lebih baru (Cengkareng, Pulogebang dan
diantara contoh pola hubungan tersebut adalah
Marunda), tergolong sebagai rusun rintisan dan
yang bersifat resistif (Leary 2012). Penulis
dibangun tidak menggunakan standar-standar
menduga pola hubungan antara BP dan penghuni
terkini (Tim Peneliti Pusat Litbang Permukiman
yang bersifat resistif menjadi kontributor nilai r
2012), termasuk standar mengenai luas dan
untuk variabeŽ Dz‡”„ƒ‹ƒ –‡”Šƒ†ƒ’ ‡”—•ƒƒ
bentuk bangunan. Selain itu bentuk bangunan
„ƒ‰—ƒdz –‡”•‡„—– „‡”‘”‡Žƒ•‹ ‡‰ƒ–‹ˆ ›ƒ‰
rusun Kemayoran di desain sebagai transient
–‡”‰‘Ž‘‰ Dz™‡ƒ –‘ ‘†‡”ƒ–‡dz dengan atribut
housing, sehingga pemanfaatan sebagai permanent
Dz‡‰‡Ž‘Žƒƒ”—•—dzǤ
housing menjadi tidak cocok, dan target groupnya
Kedua, mengacu pada Tabel 8 dan signifikansi nilai adalah keluarga muda dengan jumlah anak kurang
r akibat keterbatasan jumlah sampel, hanya empat dari dua orang dengan usia dibawah sepuluh tahun
dari dua puluh lima variabel independen yang (Perum Perumnas Regional Rusunawa Cabang
secara statistik signifikan. Dua variabel independen Jakarta I 2012)
dengan nilai r yang tidak sesuai hipotesis (anomali)
Pemanfaatan rusun Kemayoran oleh penghuni
ini tergolong tidak signifikan secara statistik.
sangat berbeda dengan pedoman yang diterbitkan
Secara hipotetis, untuk setiap nilai r yang tergolong
oleh BP. Berdasarkan hasil survei sosio-
tidak signifikan secara statistik memiliki makna
demografis, rusun Kemayoran dan Cengkareng
hasil penelitian tersebut terjadi karena kebetulan
mengungkapkan berbagai hal yang berbeda antara
(Davies and Smith 2005, 183). Penulis menduga
tujuan awal rusun dibangun dengan kondisi pada
argumen kedua lebih tepat untuk menjelaskan nilai
saat sekarang karena pilihan yang terbatas. Hasil
r yang berkorelasi negatif dengan nilai mendekati
survei mengungkapkan mayoritas penyewa telah
nol (no correlation to weak) untuk variabel
menghuni rusun Kemayoran lebih dari 15 tahun,
Dz‡”„ƒ‹ƒ–‡”Šƒ†ƒ’‡”—•ƒƒ„ƒ‰—ƒdz†‡‰ƒ
bahkan beberapa penyewa telah menghuni dari
ƒ–”‹„—–Dz‡‰‡Ž‘Žƒƒ”—•—dzǡƒ”‡ƒ˜‡”‹ˆ‹ƒ•‹ †ƒ–ƒ
sejak rusun Kemayoran dibuka (lebih dari 20
hasil survei tidak mampu menjelaskan secara logis
tahun), selain itu secara demografis penghuni tidak
hubungan tersebut.
lagi tergolong sebagai keluarga muda dengan

31
Analisis Faktor Berpengaruh ͙ (Harri A. Setiadi)

maksimal dua anak (Setiadi 2014). Dengan Dz‡Ž‡‰ƒ’ƒ •ƒ”ƒƒdz †‡‰ƒ ‡’—ƒ•ƒ –‡”Šƒ†ƒ’
demikian, walapun rusun Kemayoran memiliki ƒ–”‹„—– Dz‡Ž‡‰ƒ’ƒ •ƒ”ƒƒdz ȋrζͲǤͲͳȌ Šƒ›ƒ
banyak keterbatasan, namun tinggal di rusun memiliki korelasi yang tergolong lemah.
Kemayoran lebih memuaskan dibandingkan
Elaborasi terhadap korelasi seluruh variabel ini
pilihan lainnya yang secara ekonomis masih sulit
mengungkapkan berbagai sarana rusun
dijangkau.
Kemayoran oleh sebagian besar penghuninya
Kelengkapan sarana dan prasarana. Secara sendiri telah diubah fungsinya sehingga
hipotetis variabel ruang terbuka untuk olah raga, menyimpang dari tujuan awal. Rusun Kemayoran
fasilitas taman hijau untuk rekreasi, kebersihan sebagai komplek hunian yang telah digunakan
lingkungan & keindahan bangunan, serta selama 20 tahun, hanya menyisakan sedikit ruang
tercukupinya kapasitas air bersih dan listrik terbuka hijau untuk olah raga, sedangkan sebagian
memiliki korelasi positif dengan kepuasan besar dari ruang tersebut berubah fungsi menjadi
–‡”Šƒ†ƒ’ ƒ–”‹„—– Dz‡Ž‡‰ƒ’ƒ •ƒ”ƒƒdzǤ Tabulasi lokasi parkir kendaraan (Gambar 3) dan lapak-
hasil survei S1 —–—ƒ–”‹„—–Dz‡Ž‡‰ƒ’ƒ •ƒ”ƒƒdz lapak permanen tempat berjualan. Demikian pula
†‹‹Žƒ‹”‡•’‘†‡Dz‡—ƒ•ƒdzǡƒ—Šƒ›ƒ†—ƒ dengan fasilitas bermain dan olah raga yang
dari empat variabel independen yang dinilai terintegrasi kedalam ruang terbuka hijau sebagian
Dz——’ ‡—ƒ•ƒdzǡ •‡†ƒ‰ƒ †—ƒ Žƒ‹›ƒ besar rusak karena tidak dirawat sehingga tidak
†‹‹Žƒ‹ Dz‹†ƒ ‡—ƒ•ƒdzǤ Korelasi antara bisa dimanfaatkan.
variabel independen yang menjadi elemen

Sumber : www.sewa-apartemen.net
Gambar 3 Jalan Dalam Komplek Rusun Kemayoran Yang Dimanfaatkan Penghuni Sebagai Lahan Parkir Kendaraan

Sedangkan bagian lain dari ruang terbuka lainnya, dan sosial kapital (the networks of relationships
seperti taman sepanjang jalan komplek, sebagian among people who live and work in a particular
besar berubah fungsinya sebagai lokasi tambal ban, society, enabling that society to function effectively)
dan berbagai bangunan kios-kios non-permanen memiliki korelasi positif dengan kepuasan
(ambulatory food-stall) dan dimanfaatkan oleh –‡”Šƒ†ƒ’ ƒ–”‹„—– Dz—ƒŽ‹–ƒ• Ž‘ƒ•‹ †ƒ •‘•‹ƒŽ
penghuni atau non penghuni namun diduga masih ƒ’‹–ƒŽdzǤ Tabulasi hasil survei S1 untuk atribut
memiliki hubungan dengan penghuni. Upaya Dz—ƒŽ‹–ƒ• Ž‘ƒ•‹ †ƒ •‘•‹ƒŽ ƒ’‹–ƒŽdz †‹‹Žƒ‹
mengembalikan ruang terbuka hijau agar kembali ”‡•’‘†‡ Dz——’ ‡—ƒ•ƒdzǡ †‡‹‹ƒ ’—Žƒ
indah dilihat disertai dengan fasilitas bermain dan dengan hampir seluruh variabel indenpenden yang
olah raga yang masih berfungsi dan bisa menjadi elemen atributnya dinilai sama, kecuali
dimanfaatkan warga sulit diwujudkan. Bahkan ˜ƒ”‹ƒ„‡ŽDz‡’ƒ†ƒ–ƒȋŒ—ŽƒŠ‘”ƒ‰†ƒŽƒ•ƒ–—„Ž‘
Šƒ•‹Ž •—”˜‡‹ ‡’‡”Ž‹Šƒ–ƒ ˜ƒ”‹ƒ„‡Ž Dz—ƒ‰ „ƒ‰—ƒȌdz›ƒ‰†‹‹Žƒ‹Dz‹†ƒ‡—ƒ•ƒdzǤ
–‡”„—ƒ Š‹Œƒ— —–— ”‡”‡ƒ•‹dz –‹†ƒ „‡”‘”‡Žƒ•‹
ƒ–— ˜ƒ”‹ƒ„‡Ž ‹†‡’‡†‡ǡ ›ƒ‹–— Dz•‡•
dengan tingkat kepuasan terhadap atribut
transpo”–ƒ•‹ †ƒ”‹ Ž‘ƒ•‹ ”—•—dz ‡‹Ž‹‹ ‘”‡Žƒ•‹
kelengkapan sarana rusun (r=0.00).
positif yang sangat kuat (strong) dengan kepuasan
Kualitas lokasi dan sosial kapital. Secara hipotetis –‡”Šƒ†ƒ’ƒ–”‹„—–Dz—ƒŽ‹–ƒ•Ž‘ƒ•‹†ƒ•‘•‹ƒŽƒ’‹–ƒŽdz
variabel kualitas lokasi (neighbourhood quality) (r=0.455). Sedangkan variabel independen

32
Jurnal Permukiman Vol. 10 No. 1 Mei 2015 : 19-36

Dz‡†‡ƒ–ƒ ”—•— †‡‰ƒ Ž‹‹ Ȁ ”—ƒŠ •ƒ‹–dz dalam rusun maupun di lingkungan sekitar rusun,
(rαͲǤ͵ͺʹȌǡ †ƒ Dz‡†‡ƒ–ƒ ”—•— †‡‰ƒ ’ƒ•ƒ”dz pada akhirnya tingginya kepadatan mempengaruhi
(r=0.356) memiliki korelasi positif dengan nilai r ˜ƒ”‹ƒ„‡Ž Dz‡ƒƒƒ Ž‹‰—‰ƒdzǡ Š—„—‰ƒ ‹‹
yang tergolong sedang hingga kuat (moderate to secara tidak langsung dinyatakan bahwa semakin
strong). Rusun Kemayoran terletak di lokasi yang tinggi tingkat kepadatan berkorelasi negatif
dilewati oleh berbagai jenis moda transportasi dengan tingkat kepuasan terhadap atribut
umum, selain itu lokasinya bisa dijangkau dengan Dz‡ƒƒƒ Ž‹‰—‰ƒdz  ȋ
Žƒ‡•‡” ƒ† ƒ…‡”†‘–‡
mudah dari wilayah manapun di Kota Jakarta 2000). Namun terdapat perbedaan antara hipotesis
dengan menggunakan moda transportasi umum yang diperoleh dari kajian literatur dengan kondisi
selama hampir 24 jam. Sehingga akses dari dan ke faktual di rusun Kemayoran, karena variabel
rusun Kemayoran mudah dicapai. Secara faktual, Dz‡’ƒ†ƒ–ƒdz „‡”‘”‡Žƒ•‹ ’‘•‹–‹ˆ †‡‰ƒ ‡’—ƒ•ƒ
lokasi rusun Kemayoran terletak di dalam kawasan –‡”Šƒ†ƒ’ ƒ–”‹„—– Dz—ƒŽ‹–ƒ• Ž‘ƒ•‹ †ƒ •‘•‹ƒŽ
Bandar Baru Kemayoran dan dikelilingi oleh ƒ’‹–ƒŽdzǤ
berbagai fasilitas pusat kota (urban facilities) yang
ƒ”‹ƒ„‡Ž Dz‡’ƒ†ƒ–ƒ ’‡‰Š—‹dz †ƒ Dz‹‰—‰ƒ
sangat lengkap dan bervariasi serta mudah diakses
fis‹ †ƒ •‘•‹ƒŽ –‡’ƒ– ƒ†ƒ –‹‰‰ƒŽdz „‡”‘”‡Žƒ•‹
dari rusun Kemayoran. Akses terhadap fasilitas
positif sedang (weak to moderate) dengan
kota (urban facility) seperti fasilitas ekonomi
‡’—ƒ•ƒ –‡”Šƒ†ƒ’ ƒ–”‹„—– Dz—ƒŽ‹–ƒ• Ž‘ƒ•‹ †ƒ
(pasar tradisionil, pasar modern Ȃ Gambar 4, dan
•‘•‹ƒŽ ƒ’‹–ƒŽdz †‹†—‰ƒ †‹•‡„ƒ„ƒ ‘Ž‡Š –‹‰ƒ ŠƒŽǡ
pasar khusus), fasilitas pendidikan (sekolah dasar
yaitu (a) struktur demografis mayoritas penghuni
hingga sekolah menengah), fasilitas kesehatan
yang bukan tergolong keluarga kecil (yaitu
(paling dasar seperti Puskesmas dan klinik, hingga
keluarga dengan maksimal dua anak) melainkan
fasilitas kesehatan premium seperti rumah sakit
keluarga besar, (b) indikasi adanya hubungan
besar dan rumah sakit khusus), fasilitas hiburan
kekerabatan antara kepala keluarga satu dengan
rakyat (pantai Ancol, Pasar Baru) berada di lokasi
kepala keluarga lainnya, dan tinggal bersama pada
yang tidak jauh dari lokasi rusun Kemayoran dan
unit rusun yang berbeda namun masih dalam satu
bisa dijangkau penghuni dengan mudah
kompleks hunian, (c) dugaan faktor etnis yang
menggunakan moda transportasi umum.
mempengaruhi budaya tinggal, karena mayoritas
etnis penghuni adalah etnis Jawa, dalam budaya
ƒ™ƒ †‹‡ƒŽ ƒ†ƒ‰‹— Dzmangan ora mangan sing
’‡–‹‰‰—’—ŽdzǤHasil survei dan observasi visual
menegaskan poin a (Gambar 5), sedangkan
wawancara mendalam dengan penghuni yang
menjadi responden dan anggota BP, menguatkan
indikasi poin b dan dugaan poin c (perlu penelitian
lain untuk membuktikan indikasi maupun dugaan
‹‹ȌǤ ƒ”‹ƒ„‡Ž ‹†‡’‡†‡ Dz‡ƒƒƒ Ž‹‰—‰ƒdz
memiliki korelasi positif yang yang tergolong
rendah dengan kepuasan terhadap atribut
Dz—ƒŽ‹–ƒ•Ž‘ƒ•‹†ƒ•‘•‹ƒŽƒ’‹–ƒŽdzȋr=0.031).
Sumber : Unit Rusunawa Perumnas
Gambar 4 Pasar Ritel di Dalam Kawasan Bandar Baru
Kemayoran

ƒ”‹ƒ„‡Ž ‹†‡’‡†‡ Žƒ‹›ƒǡ ›ƒ‹–— Dz —„—‰ƒ


’‡‰Š—‹†‡‰ƒƒƒŒ‡‡’‡‰‡Ž‘Žƒdz(r=0.220),
Dz‡’ƒ†ƒ–ƒ ȋŒ—ŽƒŠ ‘”ƒ‰ †ƒŽƒ •ƒ–— „Ž‘
„ƒ‰—ƒȌdz ȋrαͲǤͳͶʹȌ †ƒ Dz‹‰—‰ƒ ˆ‹•‹ †ƒ
•‘•‹ƒŽ –‡’ƒ– ƒ†ƒ –‹‰‰ƒŽdz ȋr=0.140) berkorelasi
positif sedang (weak to moderate) dengan
kepuasan terhadap atribut Dz—ƒŽ‹–ƒ• Ž‘ƒ•‹ †ƒ
•‘•‹ƒŽƒ’‹–ƒŽdzǤ
Secara hipotesis tingkat kepadatan penghuni yang
tinggi berkorelasi negatif dengan kepuasan
–‡”Šƒ†ƒ’ ƒ–”‹„—– Dz—ƒŽ‹–ƒ• Ž‘ƒ•‹ †ƒ sosial Sumber : Laporan Kajian Teknis Rusun Kemayoran dan
Cengkareng 2012
ƒ’‹–ƒŽdzǤ ‡Œ‡Žƒ•ƒ›ƒ ƒ†ƒŽƒŠ •‡„ƒ‰ƒ‹ „‡”‹—–ǡ
semakin tinggi tingkat kepadatan maka semakin Gambar 5 Ruang Bersama Dimanfaatkan Penghuni Untuk
besar kemungkinan berbagai hal negatif terjadi di Tambahan Ruang

33
Analisis Faktor Berpengaruh ͙ (Harri A. Setiadi)

Dengan segala keterbatasannya praktek KESIMPULAN


pengelolaan rusun Kemayoran oleh BP cukup Secara konseptual, kepuasan atau ketidakpuasan
terbuka sehingga terbangun komunikasi antara BP terhadap suatu atribut rumah susun memiliki
dengan penyewa. Hubungan BP dengan mayoritas korelasi positif atau negatif setidak-tidaknya
penyewa rusun yang membaur diduga satu dari dengan satu variabel yang menjadi elemen atribut
beberapa sebabnya adalah hampir seluruh tersebut. Hasil penelitian ini membuktikan
karyawan BP, selain karyawan inti, berasal dari pernyataan tersebut, karena kepuasan atau
individu yang tinggal dan memiliki status sebagai ketidakpuasan terhadap atribut rusun Kemayoran
penyewa rusun, atau menghuni rusun atau berkorelasi dengan kepuasan atau ketidakpuasan
setidaknya tinggal di kantor BP yang satu dengan sedikitnya satu variabel. Hasil penelitian ini
lingkungan dengan rusun Kemayoran. Karena pola memperlihatkan hanya terdapat empat variabel
hubungan seperti itulah maka persoalan yang independen (yang secara statistik signifikan) yang
terjadi di BP dengan segera diketahui oleh secara linear berkorelasi positif kuat dengan
mayoritas penyewa, demikian pun sebaliknya. kepuasan terhadap atribut rumah susun, tujuh
Analisis Regresi Terhadap Atribut Yang variabel independen berkorelasi positif moderat,
Mempengaruhi Kepuasan Tinggal Di Rusun dan sisanya berkorelasi lemah dan cenderung tidak
Kemayoran berkorelasi.
Secara agregat atribut yang dinilai responden Sesuai dugaan yang dinyatakan dalam hipotesis
paling berpengaruh terhadap kepuasan tinggal di pertama, tarif yang berlaku sekarang yang
”—•— ‡ƒ›‘”ƒ ƒ†ƒŽƒŠ Dz—ƒŽ‹–ƒ• Ž‘ƒ•‹ †ƒ tergolong sangat murah, berkorelasi positif kuat
•‘•‹ƒŽ ƒ’‹–ƒŽdz ȋƒ„‡Ž ͺȌ ƒ”‡ƒ ‹Žƒ‹ ‘‡ˆ‹•‹‡ dengan kepuasan terhadap atribut Tarif. Demikian
determinasi (R2) dari hasil analisis regresi pula dengan akses transportasi dari lokasi rusun
berganda terhadap variabel independen yang yang mudah dicapai dan tersedia selama hampir 24
mempengaruhi atribut ini memiliki memiliki nilai jam, kedekatan rusun dengan berbagai fasilitas
paling mendekati 1 (0.378) diantara atribut kota seperti pasar & pusat kesehatan, berkorelasi
Žƒ‹›ƒǡ „‡”‹—–›ƒ ƒ†ƒŽƒŠ ƒ–”‹„—– Dz‡‰‡Ž‘Žƒƒdz positif kuat dengan atribut Kualitas lokasi dan
ȋͲǤʹ͵ͲȌǡ Dzƒ”‹ˆdz ȋͲǤͳͳͻȌǡ Dz—ƒŽ‹–ƒ• „ƒ‰—ƒdz sosial kapital. Sedangkan, hubungan penghuni
(0.109) dan terakhir yang paling mendekati nol dengan BP yang terjalin baik, lingkungan fisik dan
ƒ†ƒŽƒŠDz‡Ž‡‰ƒ’ƒƒ”ƒƒdzȋͲǤͲͳͻȌǤ sosial yang memungkinkan penghuni berinteraksi
Secara prediktif, dari sepuluh variabel independen satu dengan lainnya dengan akrab (housing
hasil kajian pustaka hanya memiliki kontribusi attachment) berkorelasi positif moderat dengan
37,8% dalam mempengaruhi kepuasan terhadap kepuasan terhadap atribut tersebut diatas.
ƒ–”‹„—– Dz—ƒŽ‹–ƒ• Ž‘ƒ•‹ †ƒ •‘•‹ƒŽ ƒ’‹–ƒŽdzǡ Walaupun Pengelolaan sampah, Penyediaan air
sehingga diduga ada variabel lain yang belum bersih & listrik, dan Perawatan rutin lingkungan
didefinisikan dalam penelitian ini yang memiliki telah dilakukan dengan baik oleh BP namun
kontribusi 62,2% dalam mempengaruhi kepuasan variabel ini hanya berkorelasi positif lemah dengan
–‡”Šƒ†ƒ’ ƒ–”‹„—– Dz—ƒŽ‹–ƒ• Ž‘ƒ•‹ †ƒ •‘•‹ƒŽ atribut Pengelolaan rusun. Sebaliknya dengan
ƒ’‹–ƒŽdzǤ ‡‹‹ƒ ŠƒŽ›ƒ †‡‰ƒ Ž‹ƒ ˜ƒ”‹ƒ„‡Ž Perawatan rutin bangunan dan Perbaikan terhadap
independen hasil kajian pustaka yang kerusakan bangunan yang belum dilakukan BP
mempengaruhi kepuasan terhadap atribut dengan baik berkorelasi negatif lemah dengan
Dz‡‰‡Ž‘Žƒƒdz Šƒ›ƒ ‡‹Ž‹‹ ‘–”‹„—•‹ •‡„‡•ƒ” atribut Pengelolaan rusun. Gabungan antara
23,0%, sedangkan variabel independen lainnya kepuasan terhadap tiga variabel pertama dengan
yang belum didefinisikan memiliki kontribusi 77% ketidakpuasan terhadap dua variabel berikutnya
terhadap kepuasan atribut ini. diduga kuat berkontribusi terhadap penilaian
Sedangkan variabel independen yang atribut Pengelolaan rusun sehingga dinilai oleh
‡’‡‰ƒ”—Š‹ ƒ–”‹„—– DzKelengkapan sa”ƒƒdz respoden cukup memuaskan.
(Ruang terbuka, taman, kebersihan & keindahan, Demikian pula dengan kepuasan terhadap Sarana
dan kapasitas air & listrik) karena atribut ini rusun, yang banyak berubah fungsinya, hanya
memiliki kontribusi paling sedikit terhadap tingkat berkorelasi positif lemah dengan empat variabel
kepuasan tinggal di rusun Kemayoran (1,9%) maka independen yang menjadi elemennya. Hal serupa
diduga atribut ini secara khusus tidak memiliki terhadap kepuasan atribut Kualitas bangunan yang
pengaruh terhadap kepuasan tinggal tinggal di hanya berkorelasi positif lemah dengan tiga dari
rusun Kemayoran. empat variabel independen, namun satu variabel
berkorelasi negatif moderat.

34
Jurnal Permukiman Vol. 10 No. 1 Mei 2015 : 19-36

Penelitian ini tergolong sebagai snap-shoot Foundation of Social Inquiry. Pearson Prentice
research, walaupun peneliti telah melakukan upaya Hall.
terbaik, namun kondisi ideal tersebut sulit dicapai Fang, Yiping. 2006. "Residential Satisfaction,
sehingga apabila hendak dilakukan penelitian Moving Intention and Moving Behaviours : A
serupa namun lebih mendalam (in depth research) Study of Redeveloped Neighbourhoods in
dengan asumsi dan batasan yang sama (research Inner-City Beijing." Housing Studies@EBSCO.
replication) maka disarankan untuk menambah Fink, Arlene. 2003. How to Manage, Analyze, and
jumlah responden untuk membuat hasil penelitian Interpret Survey Data 2nd Edition. SAGE
menjadi lebih signifikan (the more the sample the Publication.
more the result statistically significant). Selain itu, Glaeser, Edward L., and Bruce Sacerdote. 2000.
Sesuai dugaan yang dinyatakan dalam hipotesis "The Social Consequences of Housing." Journal
kedua, secara agregat dari hasil analisis regresi of Housing Economics.
diduga masih banyak variabel independen lain Greene, Margarita, and Juan De Dios Ortuzar. 2002.
yang mempengaruhi tingkat kepuasan tinggal di "Willingness to Pay for Social Attributes : A
rusun Kemayoran namun belum terungkap dan Case Study from Chile." International Planning
tidak digunakan dalam penelitian ini sehingga Stuides @ASCE.
disarankan untuk digunakan agar lebih akurat Hui, Eddy Chi Man. 2001. "Measuring Affordability
menentukan tingkat kepuasan tinggal di rusun in Public Housing From Economic Perspective
Kemayoran : Case study in Hongkong." Journal of Urban
Planning and Development @ASCE.
UCAPAN TERIMA KASIH James III, Russel N. 2007. "Multifamily Housing
Tulisan ini tersusun karena bantuan dari berbagai Characteristics and Tenant Satisfaction."
pihak, untuk itu ucapan terima kasih disampaikan Journal of Performance of Constructed
kepada : Facilities@ASCE.
1. Kepala Pusat Litbang Permukiman, Kepala James III, Russel N. 2008. "Impact of Subsidized
Balai Perumahan & Lingkungan dan Kepala Rental Housing Characteristics on
Seksi Penerapan dan Pelayanan, serta Kepala Metropolitan Residential Satisfaction." Journal
Bidang Standar & Diseminasi yang memberi of Urban Planning and Development @ASCE.
izin dan bantuan finansial serta bantuan Jensen, Sylvia JT. 2011. "The Multi-Attribute Utility
teknis. Method." In The Measurement and Analysis of
2. General Manager Regional Rusunawa Housing Preference and Choice, by Sylvia JT
Perumnas yang memberi izin penelitian di Jensen, Henny CCH Coolen and Roland W
rusun Kemayoran dan Cengkareng. Goetgeluk. Springer.
3. Penanggung jawab dan pengelola rusun Kellekci, Omer Lutfi, and Lale Berkoz. 2006. "Mass
Kemayoran dan Cengkareng serta penghuni Housing : User Satisfaction in Housing and Its
yang bersedia memberi data dan membantu Environment in Istambul." European Journal
penelitian. of Housing Policy, from Science Direct @EBSCO.
Kim, In Joon, Geun Yong Kim, and Juhyun Yoon.
DAFTAR PUSTAKA ʹͲͲͶǤ ̶•–‹ƒ–‹‘ ‘ˆ –Š‡ ‡ƒ–•ǯ ‡‡ˆ‹–•
Aliu, IR, and Adebayo A. 2010. "Evaluating the Residing in Public Rental Housing with Unit
Influence of Housing Quality on Urban Size Constraint in Korea." Urban Studies,
Resident' Wellbeing." International Journal of Carfax Publishing @ EBSCO.
Academic Research @EBSCO. Kuswartojo, Tjuk, Dwi Rosnarti, Vinondini Effendi,
Ž‘Žƒ†ǡƒŽŒƒǤʹͲͳͲǤ̶ǮǮ‘—
‘––‘‡‡„‡”›‘— Rasiono Eko K, and Purnomo Sidi. 2005.
‹˜‡ ‹ —„Ž‹… ‘—•‹‰ǯǯ ǣ Žƒ…‡-Making in an Perumahan dan Permukiman di Indonesia,
American Housing Project." Housing, Theory Upaya Membuat Perkembangan Kehidupan
and Society- Ruthledge @ EBSO. yang Berkelanjutan. Bandung : Penerbit ITB.
Davies, Stephen F, and Randolph A Smith. 2005. An Leary, Mark A. 2012. Introduction to Behavioral
Introduction to Statistic and Research Method. Research Methods. Pearson.
Pearson & Prentice Hall. Man Hui, Eddie CHi. 1999. "Willingness to Pay for
Dekker, Karien, Sjoerd De Vos, Sako Musterd, and Better Housing in Hongkong : Theory and
Ronald Van Kempen. 2011. "Residential Evidence." Urban Studies @EBSCO.
Satisfaction in Housing Estate in European Paris, Deidre E, and Roozbeh Kangari. 2005.
Cities." Housing Studies, from Science Direct "Multifamily Affordable Housing : Residential
@EBSCO. Satisfaction." Journal of Performance of
Dorsten, Linda Eberst, and Lawrence Hotchkiss. Constructed Facilities@ASCE.
2005. Research Methods and Society

35
Analisis Faktor Berpengaruh ͙ (Harri A. Setiadi)

Perum Perumnas Regional Rusunawa Cabang Setiadi, Harri A. 2014. "Persepsi Tingkat Kepuasan
Jakarta I. 2012. Laporan Bulanan ; Agustus Penghuni Terhadap Atribut Rumah Susun
2012. Monthly report, Jakarta I Rusunawa. Sewa Kemayoran." Jurnal Sosial Ekonomi
Phillips, David R., Oi-Ling Siu, Anthony G. O. Yeh, Pekerjaan Umum, Volume 6 Nomor 1
and Kevin H. C. Cheng. 2004. "Factors (Research Institute for Human Settlement).
Influencing Older Person's Residential Tim Peneliti Pusat Litbang Permukiman. 2012.
Satisfaction in Big and Densely Populated Pemeriksaan Keandalan Bangunan Gedung
Cities in Asia : A Case Study in Hongkong." Rusunawa Cengkareng dan Kemayoran
Ageing International. Jakarta. Pusat Litbang Permukiman, Balitbang
Reeves, Paul. 2005. An Introduction to Social Kementerian Pekerjaan Umum.
Housing (second edition). Elsevier. Varady, David P., and Mark A Carrozza. 2000.
sappk.itb.ac.id. n.d. Accessed February 18, 2013. "Toward a Better Way to Measure Customer
http://www.sappk.itb.ac.id/ppk/images/stori Satisfaction Levels in Public Housing." Housing
es/pdf/ringkasan_yovi.pdf. Studies, @ EBSCO.

36

Вам также может понравиться