Вы находитесь на странице: 1из 21

MAKALAH

SISTEM PERNAPASAN
Diajukan Untuk Memenuhi Mata Kuliah Analisis Fisiologi
Dosen Pengampu : Sistriadini Alamsyah Sidik, M.Pd.

Disusun oleh :

Maria Magdalena .S (2287170048)


RiqqahNidhakhatani (2287170047)
RiskaApriliya (2287170004)
YayangJulianti (2287170011)
YeyetYuliati ( 2287170035)

PENDIDIKAN LUAR BIASA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
SERANG
2017/2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan karunia-Nya
kami dapat dapat menyelesaiakan makalah pendidikan agama dengan judul “SISTEM
PERNAPASAN”. Makalah ini di ajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Analisis Fisiologi.

Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi.
Namun kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat
bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua,dosen dan kawan kawan kami sehingga kendala-
kendala yang kami hadapi dapat teratasi.

Kami menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna sempurnanya
makalah ini. Kami berharap semoga mkalah ini bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi
pembaca pada umumnya.

Serang, 30 Agustus 2017

Kelompok 8

1| A n a l i s i s F i s i o l o g i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .................................................................................................... 1
Daftar Isi ................................................................................................................ 2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... .3
1.2 Rumusan masalah .................................................................................. .4
1.3 Manfaat danTujuan................................................................................ .4
BAB II LANDASAN TEORI …………………………………………...5
BAB III ANALISIS MATERI…………………………………………..18
BAB IV PENUTUP……………………………………………………..19
Daftar Pustaka ............................................................................................................. 20

2| A n a l i s i s F i s i o l o g i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pernapasan (respirasi) merupakan proses pengambilan oksigen, pengeluaran CO2, dan
penggunaan energi yang dihasilkan. Selain itu, respirasi juga diartikan sebagai pertukaran gas
antara sel dengan lingkungannya1.
Sistem pernapasan pada manusia meliputi semua struktur yang menghubungkan udara ke
dan dari paru-paru. Organ pernapasan utama berupa paru-paru, yang dibantu oleh organ-organ
lain. Jalur pernapasan untuk menuju sel-sel tubuh adalah rongga hidung faring laring trakea
bronkus bronkiolus alveolus paru-paru.
Proses penapasan terdiri atas dua kegiatan, yaitu menghirup udara atau menarik napas
(inspirasi) dan menghembuskan udara atau mengeluarkaekspirasin napas (ekspirasi).
Berdasarkan bagian tubuh yang mengatur kembang-kempisnya paru-paru, pernapasan dibedakan
menjadi dua, yaitu pernapasan dada dan pernapasan perut.
1. Pernapasan dada
Pernapasan dada adalah pernapasan yang melibatkan otot antar tulang rusuk.
Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut:
a. Fase inspirasi. Merupakan fase berkontraksinya otot antar tulang rusuk sehingga rongga dada
membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil sehingga udara luar yang
kaya oksigen masuk ke paru-paru.
b. Fase ekspirasi. Merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot antar tulang rusuk ke posisi semula
yang diikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada menjadi kecil, akibatnya tekanan
di dalam rongga dada menjadi lebih besar sehingga udara dalam rongga dada yang kaya oksigen
keluar dari paru-paru.

2. Pernapasan Perut
Pernapasan perut adalah pernapasan yang melibatkan otot diafragma. Mekanismenya
dapat dibedakan sebagai berikut:

3| A n a l i s i s F i s i o l o g i
a. Fase inspirasi. Merupakan fase berkontraksinya otot diafragma sehingga diafragma mendatar,
akibatnya rongga dada membesar dan tekanan menjadi kecil sehingga udara luar masuk ke paru-
paru.
b. Fase ekspirasi. Merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot diafragma ke posisi semula,
sehingga rongga dada mengecil dan tekanan menjadi lebih besar akibatnya udara keluar dari
paru-paru.

1.2. Rumusan Masalah


Dalam mempelajari sistem pernapasan ada beberapa hal yang perlu dipahami dan
dimengerti. Beberapa hal tersebut yakni:
1. Jelaskan pengertian sistem pernafasan.
2. Jelaskan organ-organ yang ada dalam sistem pernapasan beserta fungsinya
3. Bagaimanakah mekanisme sistem pernapasan
4. Jelaskan fungsi sistem pernafasan
5. Jelaskan kelainan serta penyakit pada sistem pernapasan
6. Menjelaskan hubungan antara system pernapasan dengan ABK

1.3. Tujuan Penulisan


Adapun beberapa tujuan yang diperoleh dalam mempelajari sistem pernapasan.
1. Memahami pengertian sistem pernapasan pada manusia
2. Mengetahui organ-organ yang ada dalam sistem pernapasan manusia beserta fungsi-fungsinya
3. Memahami dan mengerti mekanisme sistem pernafasan
4. Memahami fungsi sistem pernapasan
5. Memahami dan mengerti kelainan serta penyakit pada sistem pernapasan
6. Mengetahuicaraatausolusiuntuk ABK dengansistempernapasannya

4| A n a l i s i s F i s i o l o g i
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Dan Fungsi Pernapasan


Bernapas yaitu proses pengambilan O2 dari udara (inspirasi), dilanjutkan dengan
penyaluran O2 ke jaringan tubuh, kemudian pengeluaran sisa metabolisme dari tubuh yang
berupa CO2 (ekspirasi) melalui alat-alat pernapasan
Pernafasan merupakan proses ganda,yaitu terjadinya pertukaran gas didalam
jaringan(pernafasan dalam) dan didalam paru-paru(pernafasan dalam).
Fungsi Pernapasan,yaitu:
1. Mengambil oksigen yang kemudian dibawa oleh darah ke seluruh tubuh (sel- selnya)
untuk mengadakan pembakaran.
2. Mengeluarkan karbon dioksida (CO2) yang terjadi dari sisa pembakaran, kemudia di
bawa oleh darah ke paru- paru untuk dibuang (karena tidak berguna lagi oleh tubuh)
3. Menghangatkan dan melembabkan udara.

2.1. Organ- Organ Penyusun Sistem Pernapasan Pada Manusia


1. Rongga hidung
Pada rongga hidung dilapisi oleh selaput lendir yang sangat kaya akan pembuluh
darah,bersambung dengan lapisan faring dan selaput lendir semua sinus yang mempunyai lubang
masuk kedalam rongga hidung.Udara dari luar akan masuk lewat rongga hidung (cavum nasalis).
Rongga hidung berlapis selaput lendir, di dalamnya terdapat kelenjar minyak (kelenjar sebasea)
dan kelenjar keringat (kelenjar sudorifera). Selaput lendir berfungsi menangkap benda asing
yang masuk lewat saluran pernapasan. Selain itu, terdapat juga rambut pendek dan tebal yang
terdapat di dalam vestibulum.karena kontak dengan permukaan lendir yang dilaluinya,udara
menjadi hangat dan karena penguapan air dari permukaan selaput lendir,udara menjadi
lembab.selain itu rambut-rambut tersebut juga berfungsi menyaring partikel kotoran yang masuk
bersama udara. Juga terdapat konka yang mempunyai banyak kapiler darah yang berfungsi
menghangatkan udara yang masuk.

5| A n a l i s i s F i s i o l o g i
Keuntungan yang diperoleh, jika bernafas melalui hidung, yaitu:
a. Udara yang masuk menjadi bersih karena terlebih dahulu disaring oleh bulu-bulu hidung
dan selaput lender
b. Udara yang masuk mengalami penyesuain suhu sesuai dengan panas tubuh kita
c. Udara yang masuk mengalami penyesuaian kelembapan sesuai dengan kondisi tubuh.

2. Faring (Tekak)
Udara dari rongga hidung masuk ke faring. Faring merupakan percabangan 2 saluran,
yaitu saluran pernapasan (nasofarings) pada bagian depan dan saluran pencernaan (orofarings)
pada bagian belakang.
Hubungan faring dengan organ-organ lain: ke atas berhubungn dengan rongga hidung,
dengan perantaraan lubang yang bernama koana, ke depan berhybungan dengan ronnga mulut,
tempat hubungan ini bernama istmus fausium, ke bawah terdapat dua lubang,ke depan lubang
laring, dan ke belakang lubang esophagus.
Rongga tekak dibagi dalam 3 bagian:
a. Bagian sebelah atas yang sama tingginya dengan koana disebut nasofaring.
b. Bagian tengah yang sama tingginya dengan istmus fausium disebut orofaring.
c. Bagian bawah sekali dinamakan laringofaring.

3. Laring
Laring atau pangkal tenggorok merupakan saluran udara dan bertindak sebagai
pembentukan suara, terletak di depan bagian faring sampai ketinggian vertebrata servikalis dan
masuk ke dalam trakea di bawahnya. Pangkal tenggorok itu dapat ditutup oleh sebuah empang
tenggorok yang disebut epiglottis, yang terdiri dari tulang- tulang rawan ysng berfungsi pada
waktu kita menelan makanan menutupi laring.
Laring terdiri dari 5 tulang rawan antara lain:
a. Kartilago tiroid (1 buah) depan jakun, sangat jelas terlihat pada pria.
b. Kartilago ariteanoid (2 buah) yang berbentuk beker.
c. Kartilago krikoid (1 buah) yang berbentuk cincin.
d. Kartilago epiglotis (1 buah).

6| A n a l i s i s F i s i o l o g i
Laring dilapisi oleh selaput lender, kecuali pita suara dan bagian epiglottis yang dilapisi
oleh sel epithelium berlapis. Pada bagian belakang faring (posterior) terdapat laring (tekak)
tempat terletaknya pita suara (pita vocalis). Pita suara berjumlah 2 buah, di bagian atas adalah
pita suara palsu dan tidak mengeluarkan suara yang disebut dengan ventrikularis, di bagian
bawah adalah pita suara sejati yang membentuk suara yang disebut dengan vokalis, terdapat 2
buah otot. Oleh gerakan 2 buah otot ini maka pita suara dapat bergetar dengan demikian pita
suara (rima glotidis) dapat melebar dan mengecil, sehingga di sni terbentuklah suara.
Makan sambil berbicara dapat mengakibatkan makanan masuk ke saluran pernapasan
karena saluran pernapasan pada saat tersebut sedang terbuka. Walaupun demikian, saraf kita
akan mengatur agar peristiwa menelan, bernapas, dan berbicara tidak terjadi bersamaan sehingga
mengakibatkan gangguan kesehatan.

4. Tenggorokan (Trakea)
Batang tenggorokan berupa pipa yang panjangnya ± 10 cm, terletak sebagian di leher dan
sebagian di rongga dada (torak). Dinding tenggorokan tipis dan kaku, dikelilingi oleh 16 sampai
20 cincin tulang rawan dan pada bagian dalam rongga bersilia. Silia-silia ini berfungsi
menyaring benda-benda asing yang masuk ke saluran pernapasan. Yang meishlkan trakea
menjadi bronkus kiri dan bronkus kanan disebut karina.

5. Cabang-cabang Tenggorokan (Bronkus)


Tenggorokan (trakea) bercabang menjadi dua bagian, yaitu bronkus kanan dan bronkus
kiri. Struktur lapisan mukosa bronkus sama dengan trakea, hanya tulang rawan bronkus
bentuknya tidak teratur dan pada bagian bronkus yang lebih besar cincin tulang rawannya
melingkari lumen dengan sempurna. Bronkus bercabang-cabang lagi menjadi bronkiolus.

6. Anak cabang batang tenggorok (bronkiolus)


Anak cabang batang tenggorok (bronkiolus) mengalami percabangan sesuai dengan
jumlah gelambir paru-paru. Bronkiolus yang menuju paru-paru kanan bercabang tiga, sedangkan
yang menuju paru-paru kiri bercabang dua. Pada ujung bronkiolus terdapat gelembung-
gelembung yang sangat kecil.

7| A n a l i s i s F i s i o l o g i
7. Paru-paru (Pulmo)
Paru-paru terletak di dalam rongga dada bagian atas, di bagian samping dibatasi oleh otot
dan rusuk dan di bagian bawah dibatasi oleh diafragma yang berotot kuat. Paru-paru ada dua
bagian yaitu paru-paru kanan (pulmo dekster) yang terdiri atas 3 lobus dan paru-paru kiri (pulmo
sinister) yang terdiri atas 2 lobus. Paru-paru dibungkus oleh dua selaput yang tipis, disebut
pleura. Selaput bagian dalam yang langsung menyelaputi paru-paru disebut pleura dalam (pleura
visceralis) dan selaput yang menyelaputi rongga dada yang bersebelahan dengan tulang rusuk
disebut pleura luar (pleura parietalis).
Antara kedua pleura ini terdapat rongga (kavum) yang dikenal dengan kavum pleura.
Pada keadaan normal, kavum pleura ini vakum sehingga paru-paru dapat berkembang kempis
dan juga terdapat sedikit cairan (eksudat) yang berguna untuk meminyaki permukaan pleura,
menghindarkan gesekan antara paru-paru dan dinding dada sewaktu ada gerakan bernapas.
Antara selaput luar dan selaput dalam terdapat rongga berisi cairan pleura yang berfungsi
sebagai pelumas paru-paru. Cairan pleura berasal dari plasma darah yang masuk secara
eksudasi.Dinding rongga pleura bersifat permeabel terhadap air dan zat-zat lain.
Paru-paru tersusun oleh bronkiolus, alveolus, jaringan elastik, dan pembuluh darah. Paru-
paru berstruktur seperti spon yang elastis dengan daerah permukaan dalam yang sangat lebar
untuk pertukaran gas.Di dalam paru-paru, bronkiolus bercabang-cabang halus dengan diameter ±
1 mm, dindingnya makin menipis jika dibanding dengan bronkus.
Bronkiolus tidak mempunyai tulang rawan,tetapi rongganya masih mempunyai silia dan
di bagian ujung mempunyai epitelium berbentuk kubus bersilia. Pada bagian distal kemungkinan
tidak bersilia. Bronkiolus berakhir pada gugus kantung udara (alveolus).
Alveolus terdapat pada ujung akhir bronkiolus berupa kantong kecil yang salah satu
sisinya terbuka sehingga menyerupai busa atau mirip sarang tawon. Oleh karena alveolus
berselaput tipis dan di situ banyak bermuara kapiler darah maka memungkinkan terjadinya difusi
gas pernapasan.

2.3. Fungsi masing-masing Organ Pernapasan


1. Hidung
a. Bekerja sebagai saluran udara pernafasan
b. Sebagai penyaring udara pernapasan yang dilakukan oleh bulu-bulu hidung

8| A n a l i s i s F i s i o l o g i
c. Dapat menghangatkan udara pernapasan oleh mukosa
d. Membunuh kuman-kuman yang masuk, bersama-sama dalam pernapasan oleh leukosit
yang terdapat dalam selaput lendir (mukosa).

2. Tekak (faring)
Berfungsi senagai tempat persimpangan jalan pernapasan dengan jalan makanan.

3. Pangkal tenggorok (laring)


Pada laring terdapat epiglotis berguna untuk menutup laring sewaktu kita menelan
makanan. Dengan demikian makanan tidak masuk pada saluran pernafasan. Pada laring juga
terdapat cairan yang berguna untuk menagkap debu dan kotoran yang masuk.

4. Batang tenggorok (trakea)


Dinding sebelah dalam batang tenggorok mempunyai selaput lendir yang sel-selnya
berambut getar yang berfunsi untuk mengeluarkan benda-benda asing yang masuk bersama-sama
dengan udara pernapasan.
. Cabang tenggorok (bronkus) dan anak cabang tenggorok (bronkiolus)
Berfungsi meneruskan udara dari trakea ke paru-paru

5. Paru-paru (pulmo)
Dalam paru-paru terdapat dalam alveolus yang berfungsi sebagai tempat pertukaran udara
oksigen dan karbon dioksida.

2.4. Mekanisme pernapasan pada manusia


Rongga hidung → faring → laring → trakea → bronkus → bronkiolus → alveolus → sel-sel
tubuh.

Proses Pernapasan
Pada saat bernapas berlangsung dua proses yaitu inspirasi dan ekspirasi.

9| A n a l i s i s F i s i o l o g i
1. Inspirasi
Inspirasi terjadi jika otot-otot antarrusuk melakukan kontraksi sehingga tulang-tulang
rusuk dan tulang dada terangkat ke atas. Pada saat inspirasi, otot diafragma berkontraksi
sehingga letaknya agak mendatar. Diafragma akan mendesak rongga perut hingga 5 cm ke
bawah. Akibatnya rongga dada membesar. Membesarnya rongga dada menyebabkan paru-paru
ikut membesar, akibatnya tekanan udara dalam paru-paru berkurang sehingga udara luar masuk.

2. Ekspirasi
Ekspirasi terjadi jika otot-otot antarrusuk relaksasi, yaitu tulang rusuk dan tulang dada
turun kembali ke kedudukan semula sehingga rongga dada mengecil. Ekspirasi juga terjadi jika
otot diafragma mengendur kembali ke kedudukan semula, sehingga rongga dada mengecil dan
paru-paru pun ikut mengecil. Oleh karena itu tekanan udara dalam paru-paru bertambah,
akibatnya udara ke luar.

2.5. Macam- macam Pernapasan Pada Manusia


Pernapasan Dada dan Pernapasan Perut
1. Pernapasan dada
Pernapasan dada terjadi karena gerakan otot-otot antar tulang rusuk. Proses pernapasan
dada di awali dengan kontraksi otot tulang rusuk, akibatnya tulang rusuk terangkat. Rongga dada
mengembang sehingga terjadi inspirasi. Sebaliknya, saat otot antar tulang rusuk relaksasi, tulang
rusuk kembali pada kedudukan semula. Rongga dada kembali mengecil sehingga udara keluar
(ekspirasi).

2. Pernapasan perut
Pernapasan perut terjadi akibat gerakan sekat diafragma. Sekat diafragma berkontraksi
sehingga menjadi datar dan paru-paru mengembang ke arah perut. Akibatnya, paru-paru
mengembang, udara luar masuk ke dalam paru-paru (inspirasi). Pada saat sekat diafragma
relaksasi, paru-paru mengempis sehingga udara dalam paru-paru terdorong ke luar (ekspirasi).

10| A n a l i s i s F i s i o l o g i
2.6. Mekanisme pertukaran oksigen dan karbondioksida dari alveolus ke kapiler darah

Dalam keadaan biasa, manusia membutuhkan sekitar 300 cc oksigen sehari (24 jam) atau
sekitar 0,5 cc tiap menit. Kebutuhan tersebut berbanding lurus dengan volume udara inspirasi
dan ekspirasi biasa kecuali dalam keadaan tertentu saat konsentrasi oksigen udara inspirasi
berkurang atau karena sebab lain, misalnya konsentrasi hemoglobin darah berkurang.
Oksigen yang dibutuhkan berdifusi masuk ke darah dalam kapiler darah yang
menyelubungi alveolus. Selanjutnya, sebagian besar oksigen diikat oleh zat warna darah atau
pigmen darah (hemoglobin) untuk diangkut ke sel-sel jaringan tubuh.
Secara sederhana, pengikatan oksigen oleh hemoglobin dapat diperlihat-kan menurut
persamaan reaksi bolak-balik berikut ini:
Hb4 + O2→ 4 Hb O2
(oksihemoglobin) berwarna merah jernih
Reaksi di atas dipengaruhi oleh kadar O2, kadar CO2, tekanan O2 (P O2), perbedaan
kadar O2 dalam jaringan, dan kadar O2 di udara. Proses difusi oksigen ke dalam arteri demikian
juga difusi CO2 dari arteri dipengaruhi oleh tekanan O2 dalam udara inspirasi.
Tekanan seluruh udara lingkungan sekitar 1 atmosfir atau 760 mm Hg, sedangkan
tekanan O2 di lingkungan sekitar 160 mm Hg. Tekanan oksigen di lingkungan lebih tinggi dari
pada tekanan oksigen dalam alveolus paru-paru dan arteri yang hanya 104 mm Hg. Oleh karena
itu oksigen dapat masuk ke paru-paru secara difusi.
Dari paru-paru, O2 akan mengalir lewat vena pulmonalis yang tekanan O2 nya 104 mm;
menuju ke jantung. Dari jantung O2 mengalir lewat arteri sistemik yang tekanan O2 nya 104 mm
hg menuju ke jaringan tubuh yang tekanan O2 nya 0 - 40 mm hg. Di jaringan, O2 ini akan
dipergunakan. Dari jaringan CO2 akan mengalir lewat vena sistemik ke jantung. Tekanan CO2
di jaringan di atas 45 mm hg, lebih tinggi dibandingkan vena sistemik yang hanya 45 mm Hg.
Dari jantung, CO2 mengalir lewat arteri pulmonalis yang tekanan O2 nya sama yaitu 45 mm hg.
Dari arteri pulmonalis CO2 masuk ke paru-paru lalu dilepaskan ke udara bebas.
Berapa minimal darah yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan oksigen pada
jaringan? Setiap 100 mm3 darah dengan tekanan oksigen 100 mm Hg dapat mengangkut 19 cc
oksigen. Bila tekanan oksigen hanya 40 mm Hg maka hanya ada sekitar 12 cc oksigen yang

11| A n a l i s i s F i s i o l o g i
bertahan dalam darah vena. Dengan demikian kemampuan hemoglobin untuk mengikat oksigen
adalah 7 cc per 100 mm3 darah.
Pengangkutan sekitar 200 mm3 C02 keluar tubuh umumnya berlangsung menurut reaksi
kimia berikut:
C02 + H20 Þ (karbonat anhidrase) H2CO3
Tiap liter darah hanya dapat melarutkan 4,3 cc CO2 sehingga mempengaruhi pH darah
menjadi 4,5 karena terbentuknya asam karbonat. Pengangkutan CO2 oleh darah dapat
dilaksanakan melalui 3 Cara yakni sebagai berikut:
1. Karbon dioksida larut dalam plasma, dan membentuk asam karbonat dengan enzim
anhidrase (7% dari seluruh CO2).
2. Karbon dioksida terikat pada hemoglobin dalam bentuk karbomino hemoglobin (23% dari
seluruh CO2).
3. Karbon dioksida terikat dalam gugus ion bikarbonat (HCO3) melalui proses berantai
pertukaran klorida (70% dari seluruh CO2). Reaksinya adalah sebagai berikut.
CO2 + H2O Þ H2CO3 Þ H+ + HCO-3
Gangguan terhadap pengangkutan CO2 dapat mengakibatkan munculnya gejala asidosis
karena turunnya kadar basa dalam darah. Hal tersebut dapat disebabkan karena keadaan
Pneumoni. Sebaliknya apabila terjadi akumulasi garam basa dalam darah maka muncul gejala
alkalosis.

2.7. Kapasitas Udara dalam Paru-paru


Volume paru-paru manusia sangat terbatas sehingga hanya dapat meghirup udara sebatas
kapasitas paru-paru. Volume paru-paru setiap manusia berbeda-beda sesuai dengan ukuran paru-
paru, kekuatan , dan cara bernafasnya. Jika kita bernafas secara normal, maka udara yang kita
hidup dan dihembuskan ada sebanyak 0,5 liter. Volume udara sebanyak itu disebut udara
pernafasan atau udara tidal.
Jika setelah bernafas normal, maka udara dari luar masih dapat kita hirup sedalam-
dalamnya masuk ke paru-paru, udara demikian disebut udara komplementer. Volume udara
komplementer ada sebanyak 1,5 liter. Begitu juga bila setelah bernafas normal ternyata kita
masih dapat mengeluarkan udara dari dalam paru-paru dengan cara mengembuskan nafas sekuat-

12| A n a l i s i s F i s i o l o g i
kuatnya, maka udara yang dikeluarkan itu disebut udara suplementer. Volume udara suplementer
ada sebanyak 1 liter.

Tabel: Kapasitas paru-paru


1. Udara pernafasan 0,5 liter
2. Udara komplementer 1,5 liter
3. Udara suplementer 1,5 liter
4. Udara kapasitas vital paru-paru 4 liter
5. Udara kapasitas total paru-paru 5 liter
6. Udara residu 1 liter

Pada saat kita bernafas mengembuskan nafas sekuat-kuatnya, didalam paru-paru tetap
masih ada udara sebanyak 1 liter. Udara demikian disebut udara sisa atau udara residu. Jika kita
bernafas sedalam-dalamya dan menghembuskan sekuat-kuatnya, maka volume udara yang
masuk dan keluar ada sebanyak 3,5 liter sampai 4 liter. Volume udara sebanyak itu disebut
kapasitas vital paru-paru. Kapasitas paru-paru meliputi udara pernafasan, udara komplementer,
dan udara suplementer. Daya tampung maksimal paru-paru (kapasitas total paru-paru) ada
sebanyak lebih kurang 5 liter. Kapasitas vital paru-paru ditambah dengan udara residu.

2.8. Pernapasan Jaringan


Darah merah (hemoglobin) yang banyak mengandung oksigen dari seluruh tubuh masuk
ke dalam jaringan akhirnya mencapai kapiler, darah mengeluarkan O2 ke dalam jaringan,
mengambil CO2 untuk dibawa ke paru-paru dan di paru-paru terjadi pernapasan eksterna.
Cara mengatasi Gangguan Sistem Pernapasan
1. Cara mengatasi gangguan akibat alergi adalah memberikan antibiotik untuk menghentikan
peradangan.
2. Sementara pada paru-paru yang terluka diatasi dengan cara mengisi udara steril pada celah
antar pleura.
3. Pada penderita gangguan pernafasan karena tenggelam atau syok karena sengatan arus
listrik, pusat pernafasan sedang terhenti sementara, sehingga gerakan bernafas juga sering
berhenti sementara. Untuk mengatasinya perlu dengan pernafasan buatan. Alat untuk

13| A n a l i s i s F i s i o l o g i
melakukan pernafasan buatan disebut pulmotor. Pernafasan buatan juga dapat dilakukan
tanpa alat bantuan, namun dilakukukan antar mulut yang disebut cara Sylvester.

2.9. Kelainan/ Penyakit Pada Sistem Respirasi Manusia Serta Teknologi Pengobatannya
Bebrapa kelainan dan penyakit pada sistem pernapasan pada manusia antara lain sebagai
berikut:
1. Faringitis
Merupakan peradangan pada faring sehingga timbul rasa nyeri pada waktu menelan
makanan atau kerongkongan terasa kering. Gangguan ini disebabkan oleh infeksi bakteri atau
virus dan dapat juga disebabkan terlalu banyak merokok.
2. Pneumonia
Adalah peradangan paru-paru dimana aveolus biasanya berisi cairan dan eritrosit yang
berlebihan. Penyakit ini dimulai dengan infeksi dalam alveolus, yaitu membran paru-paru
mengalami peradangan dan berlubang-lubang sehingga cairan dan eritrosit masuk kedalam
alveolus. Infeksi ini disebarkan oleh bakteri dari alveolus ke alveolus lain sehingga dapat meluas
dapat meluas keseluruh lobus bahkan seluruh paru-paru.
3. Empisema
Adalah jumlah udara yang berlebihan dalam paru-paru.
Empisema paru-paru ini disebabkan oleh:
a. Infeksi kronik karena rokok atau bahan lain yang mengiritasi bronkus dengan serius
sehingga mengacaukan mekanisme pertahanan normal saluran pernapasan.
b. Infeksi akibat kelebihan mukus karena peradangan dan edema epitel bronkiolus.
c. Gangguan saluran pernapasan sehingga kesukaran ekspirasi dan udara yang terperangkap
dalam alveolus menyebabkan alveolus menjadi renggang.
4. Asma
Ditandai dengan kontaksi yang kaku dari bronkiolus yang menyebabkan kesukaran
bernapas. Penyempitan saluran pernapasan dapat disebabkan oleh hal berikut:
a. Sumbatan jalan nafas yang sebagian reversibel.
b. Radang jalan nafas sehingga merusak sel epitel saluran nafas.
c. Reaksi yang berlebihan pada jalan nafas terhadap berbagai rangsangan, misal reaksi alergi.

14| A n a l i s i s F i s i o l o g i
Penderita asma diobati dengan obat-obatan yang disebut bronkodilator. Obat ini tidak
diminum atau disuntikkan ke penderita tetapi digunakan sebagai inhaler (dihirup).
5. Dipteri
Merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri corynebacterium diptherial
yang dapat menimbulkan penyumbatan pada rongga faring maupun laring oleh lendir yang
dihasilkan bakteri tersebut.
6. Asfiksi
Adalah gangguan dalam pengangkutan oksigen ke jaringan yang disebabkan
terganggunya fungsi paru-paru, pembuluh darah, ataupun jaringan tubuh. Gangguan lain adalah
keracunan karbon monoksida yang disebabkan karena hemoglobin lebih mengikat karbon
monoksida sehingga pengangkutan oksigen dalam darah berkurang.
7. Tuberkulosis (TBC)
Merupakan penyakit spesifik yang disebabkan oleh bakteri mycrobacterium
tuberculosae. Keadaan ini dapat menyebabkan proses difusi oksigen terganggu karena adanya
bintik-bintik kecil pada dinding alveolus.
8. Hipoksia
Adalah kekurangan oksigen dari dalam jaringan. Bila cukup berat, hipoksia dapat
menyebabkan kematian sel-sel. Pada tingkat yang kurang berat akan mengakibatkan
a. Penekanan aktifitas mental, kadang-kadang memuncak sampai koma.
b. Menurunkan kapasitas kerja otot.
9. Asidosis
Disebabkan meningkatnya kadar asam karbonat dan asam bikarbonat dalam darah yang
menyebabkan terganggunya pernapasan.
10. Sianosis
Adalah kebiruan pada kulit yang disebabkan karena jumlah hemoglobin deoksigenisasi
yang berlebihan didalam pembuluh darah kulit terutama kapiler.

2.10. Cara Mengatasi dan Mencegah Berbagai Penyakit dan Ganguan pada Sistem Respirasi
antara lain:

15| A n a l i s i s F i s i o l o g i
1. Stetoskop
Stetoskop merupakan alat yang digunakan oleh dokter untuk menentukan bagian dari
sistem respirasi yang mengalami kelainan, yaitu dengan mengenali suara akibat gesekan udara
pernafasan melalui stetoskop.

2. Radiasi menggunakan sinar – X


Radiasi menggunakan sinar – X (rontgen) biasanya dilakukan untuk mendiagnosis
penyakit pada alat pernapasan, misalnya kanker paru-paru. Adapun cara kerja alat rontgen adalah
sebagai berikut. Pasien menarik napas dalam-dalam dan berdiri tegak menghadap lapisan film.
Mesin rontgen berada sekitar meter belakang pasien. Metode yang umum dilakukan yaitu PA
(Posterior ke anterior), dimana sinar -X akan menyinari bagian tubuh dari belakang masuk
melewati tubuh dan keluar dibagian depan. Bila mesin ada didepan pasien maka sinar –X masuk
dari bagian depan dan keluar dari bagian belakang, metodenya disebut AP (Anterior ke
posterior).
3. Pulmotor
Pulmotor merupakan alat yang sering digunakan di rumah sakit untuk melakukan
pernapasan buatan terhadap orang-orang yang mengalami gangguan pernapasan karena
tenggelam atau shock karena sengatan listrik. Di rumah sakit pulmotor dilengkapi dengan tabung
oksigen yang besar atau dibuat instalasi khusus yang dilengkapi dengan klep atau alat khusus
dalam setiap ruang pasien.
4. Intubasi Endotrakea dan Trakeostomi
Cara yang sering digunakan untuk menjaga agar trakea tetap terbuka yang dilakukan
terhadap pasien yang baru saja menjalani endotrakea. Caranya adalah dengan memasukan selang
dalam trakea. Selain intubasi endotrakea, ada cara lain yang sering dilakukan oleh ahli bedah
trakeostomi. Trakeotomi biasanya dilakukan untuk memasukkan alat yang difungsikan untuk
mengeluarkan sekresi dari cabang bronkus (bronkiolus) atau saluran pernapasan lain untuk
meningkatkan kerja paru-paru.
5. Oxygen catheter atau Oxygen cannula
Alat ini biasanya digunakan untuk mengalirkan oksigen ke dalam lubang hidung. Cara ini
biasanya dilakukan terhadap pasien yang sulit bernapas.
Adapun cara lain mengatasi Gangguan Sistem Pernapasan, ialah:

16| A n a l i s i s F i s i o l o g i
a. Cara mengatasi gangguan akibat alergi adalah memberikan antibiotik untuk menghentikan
peradangan.
b. Sementara pada paru-paru yang terluka diatasi dengan cara mengisi udara steril pada celah
antar pleura.
c. Pada penderita gangguan pernafasan karena tenggelam atau syok karena sengatan arus
listrik, pusat pernafasan sedang terhenti sementara, sehingga gerakan bernafas juga sering
berhenti sementara. Untuk mengatasinya perlu dengan pernafasan buatan. Alat untuk
melakukan pernafasan buatan disebut pulmotor. Pernafasan buatan juga dapat dilakukan
tanpa alat bantuan, namun dilakukukan antar mulut yang disebut cara Sylvester.

17| A n a l i s i s F i s i o l o g i
BAB III
ANALISIS MATERI

3.1. Hubungan Sistem Pernapasan dengan Anak Berkebutuhan Khusus


Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang secara signifikan mengalami kelainan atau
penyimpangan fisik, pertumbuhan atau perkembangannya dibandingkan dengan anak-anak lain sehingga
memerlukan pelayanan pendidikan khusus.Anak Berkebutuhan Khusus memerlukan bentuk pelayanan
pendidikan khusus yang disesuaikan dengan kemampuan dan potensi mereka. Anak berkebutuan khusus
biasanya bersekolah di Sekolah Luar Biasa (SLB) sesuai dengan kekhususannya masing-masing. SLB
bagian A untuk tunanetra, SLB bagian B untuk tunarungu, SLB bagian C untuk tunagrahita, SLB bagian
D untuk tunadaksa, SLB bagian E untuk tunalaras dan SLB bagian G untuk cacat ganda.
Salah satu kelainan dalam anak berkebutuhan khusus adalah tunarungu (gangguan
pendengaran). Karena memiliki hambatan pendengaran, individu tunarungu juga memiliki
hambatan dalam berbicara yang disebut tunawicara. Cara berkomunikasi dengan individu
menggunakan bahasa isyarat, untuk abjad jari telah dipatenkan secara internasional sedangkan
untuk isyarat bahasa berbeda-beda di setiap negara. Saat ini di beberapa sekolah sedang
dikembangkan komunikasi total yaitu cara berkomunikasi dengan melibatkan bahasa verbal,
bahasa isyarat dan bahasa tubuh. Individu tunarungu cenderung kesulitan dalam memahami
konsep dari sesuatu yang abstrak.
Anak berkebutuhan khusus ini memerlukan banyak energy dan oksigen lebih banyak
untuk dapat berkomunikasi dengan orang lain. Sehingga system pernapasan mereka harus
bekerja lebih keras untuk dapat membantu komunikasi pada anak berkebutuhan khusus tersebut.

3.1. Solusi yang diberikan untuk Anak BerkebutuhanKhusus


Anak berkebutuhan khusus ini dianjurkan agar dapat rajin berolahraga untuk dapat
melatih sistem pernapasan. Dan memakan makanan yang bergizi (4 sehat 5 sempurna). Cara
berkomunikasi dengan individu menggunakan Bahasa isyarat dan melatih pergerakan mulut,
untuk dapat membaca gerak mulut individu lain. Atau sedang dikembangkan komunikasi total,
yaitu cara berkomunikasi dengan melibatkan bahasa verbal, Bahasa isyarat, dan Bahasa tubuh.

18| A n a l i s i s F i s i o l o g i
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Dalam sistem pernapasan oksigen merupakan hal utama yang dibutuhkan dan berdasar
kepada kebutuhan oksigen. Pernapasan seluler dibagi menjadi pernapasan aerop dan anaerob.
Secara garis besar pernapasan merupakan pemecah glukosa dengan bantuan-bantuan
enzim untuk menghasilkan energi. Pernapasan pada manusia menggunakan paru-paru. Jalur
pernapasan manusia adalah sebagai berikut:
Rongga hidung => faring => laring => trakea => bronkus =>bronkilius, aveolus.
Pertukaran/difusi O2 dan CO2 pada paru-paru terjadi pada dibagian alveolus.
Pernapasan melibatkan 2 proses yaitu menarik nafas (inspirasi) dan mengeluarkan nafas
(ekspirasi) berdasarkan organ-organ yang terlibat.
Pernapasan dibagi menjadi 2 yaitu pernapasan dada dan pernapasan perut.
Dalam keadaan normal volume udara pernapasan 500- 3500ml, Yang terdiri dari 500 ml
volume tidal, 1500ml komplementer dan 1500 ml udara suplementer. Kapasitas vital paru-paru
ditambah udara residu tersebut kapasitas total.
Ada beberapa gangguan dan kelainan yang menyerang alat pernapasan antara lain:
faringistis, pneumonia, emfisema paru-paru, asma, dipteri, asfiksi, tuberkulosis (TBC), hipoksia,
asidosis, sianosis, bronkitis, tonsilitis, pleuritis, SARS, kanker paru-paru dan rinitis.
Teknologi pengobatan untuk mengatasi dan mencegah berbagai penyakit dan gangguan
pada sistem rsepirasi antara lain sebgai berikut: stetoskop, radiasi menggunakan sinar – X,
pulmotor, intubasi endotrakea dan trakeostomi, oygen catheter atau oygen cannula

3.2. Saran
Jagalah kesehatan organ pernafasan terutama pada paru-paru dan organ sistem
pernafasan lainnya. Agar tidak terjadi gangguan pada sistem pernapasan kita, hindarilah polusi
udara dan gas-gas beracun, dan terutama hindarilah sikap merokok. Serta rawatlah paru-paru
(pulmo) agar tetap bersih, karena Paru-paru mudah sekali terserang penyakit infeksi sehingga
menimbulkan kerusakan jaringannya.

19| A n a l i s i s F i s i o l o g i
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad. 2003.Kamus Lengkap Kedokteran Edisi Revisi . Gitamedia Press-Surabaya.

Aryulina, Dyah, dkk. 2004. Biologi 2 SMA dan MA untuk kelas IX. Jakarta:ESIS.

Furqonita, D. 2007.S e r i P I A B I O L O G I S M P K e l a s V I I I . Penerbit Quadra dari


Yudhistira-Jakarta.

Kadaryanto et al. 2006.BIOLOGI 2, Mengungkap Rahasia Alam Kehidupan, SMP Kelas


VIII.Penerbit Yudhistira-Jakarta.

Lawrence, E. 1991.Henderson’s Dictionary of: Biological Terms Tenth Edition.


LongmanScientific & Technical. Longman Group UK Limited-England.

Lestari, S. Omegawati, W.H. dan Kusumawati, R. 2007.IPA BIOLOGI Eksplorasi Kelas


VII untuk SMP dan MTs. Penerbit Intan Pariwara Klaten.

Pratiwi, D.A, dkk. 2007. Biologi untuk SMA dan MA kelas IX jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Prawirohartono, S. dan Hadisumarto, S. 1999.Sains BIOLOGI-2b Untuk Kelas 2 Tengah Tahun


Kedua Sesuai Kurikulu, 1994. Penerbit Bumi Aksara-Jakarta.

Purwanto, B. dan Nugroho, A. 2007. Belajar Ilmu Alam dan Sekitarnya 2 .


P e n e r b i t T i g a Serangkai Pustaka Mandiri-Solo.

Saktiyono. 2004.Sains BIOLOGI SMP Untuk Kelas VIII . Penerbit Esis dari Penerbit Erlangga-
Jakarta.

20| A n a l i s i s F i s i o l o g i

Вам также может понравиться