Вы находитесь на странице: 1из 11

1.

ADREAN IRFHANDI

2.ARGHA SANJAYA

3.LIFIA RIHATUL .Q.

4.RAFLIANSA
BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang

Sebagaimana diketahui salah satu mineral utama penyusun tulang adalah kalsium.
Kurangnya konsumsi kalsium akan mengakibatkan berkurangnya kalsium yang terdapat pada
tulang, sehingga lama kelamaan akan terjadi perubahan pada mikroarstektur tulang dan tulang
menjadi lunak Akibatnya tulang menjadi kehilangan kepadatan dan kekuatannya, sehingga
mudah retak/patah.

Rakitis (osteomalasia) ialah perubahan patologik berupa hilangnya mineralisasi tulang yang
disebabkan berkurangnya kadar kalsium fosfat sampai tingkat di bawah kadar yang diperlukan
untuk mineralisasi matriks tulang normal, hasil akhirnya ialah rasio antara mineral tulang dengan
matriks tulang berkurang..

Banyak faktor yang dapat menyebabkan osteomalasia . Kekurangan kalsium dan vitamin D
terutama di masa kecil dan remaja saat di mana terjadi pembentukan massa tulang yang
maksimal, merupakan penyebab utama rakitis. Konsumsi kalsium yang rendah atau menurunnya
kemampuan tubuh untuk menyerap kalsium yang umumnya terjadi pada dewasa , dapat
menyebabkan rakitis ,selain itu ganguan pada sindroma malabsorbsi usus ,penyakit hati ,gagal
ginjal kronis dapat juga menyebab terjadinya rakitis.
Terjadinya rakitisk merupakan rangkaian awal terjadinya osteoporosis .pada saat sekarang ini
angka kejadian tersebut sangat meningkat tajam baik pada anak – anak ,dewasa atau pun orang
tua.

Berdasarkan hasil penelitian University of Otago, Selandia Baru, bekerja sama dengan Seameo
Tropmed RCCN, Universitas Indonesia dan Universitas Putra Malaysia, yang dipublikasikan
European Journal of Clinical Nutrition tahun 2007, perempuan Indonesia hanya mengonsumsi
270 miligram kalsium per hari.

Hal tersebut berarti asupan perempuan Indonesia bahkan kurang dari 50% rekomendasi kalsium
harian yang dibutuhkan untuk menjaga kekuatan dan kesehatan tulang.

Asupan yang kurang dari 50% rekomendasi harian tersebut bahkan juga terjadi di 9 negara Asia,
seperti terlihat pada penelitian yang dilakukan Lyengar dan tim pada 2004. Kebutuhan kalsium
yang dianjurkan per harinya adalah 1.000-1.200 mg.

Data kepadatan tulang yang dianalisa oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Gizi
Bogor pada 2005, ditemukan bahwa 2 dari 5 orang Indonesia berisiko menderita kerapuhan
tulang

Dari jumlah kejadian diatas dan kondisi penyakit yang memerlukan pendeteksian dan
penanganan sejak dini, penulis tertarik untuk menulis makalah “ Asuhan Keperawatan Rakitis “

B. Tujuan

Untuk mendapatkan gambaran dan mengetahui tentang bagaimana Asuhan Keperawatan pada
klien Rakitis.
BAB II
PEMBAHASAN

1. A. Definisi Rakitis

Rakitis atau osteomalasia di masa kanak-kanak merupakan gangguan kesehatan yang meliputi
pelunakan dan pelemahan tulang, keadaan ini ,terutama disebabkan oleh kekurangan vitamin D,
kalsium dan fosfat.

Osteomalasia adalah penyakit metabolisme tulang yang dikarakteristikkan oleh kurangnya


mineral dari tulang (menyerupai penyakit yang menyerang anak-anak yang disebut rickets) pada
orang dewasa, osteomalasia berlangsung kronis dan terjadi deformitas skeletal, terjadi tidak
separah dengan yang menyerang anak-anak karena pada orang dewasa pertumbuhan tulang
sudah lengkap (komplit). ( Smeltzer. 2001: 2339 )

Osteomalasia adalah penyakit pada orang dewasa yang ditandai oleh gagalnya pendepositan
kalsium kedalam tulang yang baru tumbuh. Istilah lain dari osteomalasia adalah ”soft bone” atau
tulang lunak. Penyakit ini mirip dengan rakitis, hanya saja pada penyakit ini tidak ditemukan
kelainan pada lempeng epifisis (tempat pertumbuhan tulang pada anak) karena pada orang
dewasa sudah tidak lagi dijumpai lempeng epifisi.
http://www.klikdokter.com/illness/detail/99 .

1. B. Etiologi Rakitis

Ada beberapa faktor yang menyebabkan anak mengalami rakitis yaitu:

a. Anak kekurangan kalsium dan vitamin D. Anak yang kekurangan kalsium akan mengalami
gangguan pada proses mineralisasi. Demikian juga apabila ia kekurangan vitamin D. Di dalam
tubuh vitamin D berfungsi membantu penyerapan kalsium di dalam tubuh. Jika kedua unsur ini
tidak terpenuhi makan tulang-tulang si kecil menjadi lunak dan mudah patah. Proses mineralisasi
adalah proses proses terakhir pembentukan tulang. Jika kebutuhan kalsium anak tercukupi maka
otomatis proses mineralisasi dalam tubuhnya akan berlangsung dengan baik.

b. Anak menderita gangguan hati seperti sirosis. Hal ini karena organ hatinya tak mampu
memroses vitamin D sehingga fase mineralisasi tidak terjadi.

c. Adanya gangguan fungsi ginjal sehingga proses ekskresi/pembuangan kalsium akan


meningkat. Dengan begitu proses mineralisasi akan terhambat.

d. Pemakaian obat dalam jangka waktu panjang. Pada kasus tertentu, efek pemakaian obat seperti
streroid dalam jangka waktu yang panjang rentan terhadap penyakit ini.
e. Gangguan malabsorbsi

C. Anatomi Fisiologi Tulang

Anatomi system skelet ada 206 tulang dalam tubuh manusia ,yang terbagi dalam kategori tulang
panjang ,tulang pendek ,tulang pipih dan tulang tak teratur .Bentuk dan kontriksi tulang tertentu
ditentukan oleh fungsi dan gaya yang bekerja padanya .

Tulang tersusun oleh jaringan tulang kanselus atau kortikal .tulang terdiri atas batang tulang (
diafisis ) yang terdiri darikortikal . ujung tulang panjang yang disebut epifisis dan terutama
tersusun oleh tulang canselus .plat epifisis memisahkan epifisis dari diafisis dan merupakan pusat
pertumbuhan longitudinal pada anak – anak .ujung tulang panjang di tutup oleh kartilago
artikular pada sendi – sendinya .tulang panjang disusun untuk menyangga berat badan dan
gerakan .tulang pendek terdiri dari tulang canselus ditutpi selapis tulang kompak ,tulang pipih
merupakan tempat penting untuk hematopoesis ,dan sering memberikan perlindungan bagi organ
vital .tulang pipih tersusun dari tulang calselus diantara 2 tulang kompak .tulang tak tetratur
mempunyai bentuk yang unik ,sesuai dengan fungsinya.secara umum struktur tulang tak teratur
sama dengan tulang pipih .

Tulang tersusun atas sel ,matriks tulang ,protein dan deposit mineral ,sel – sel nya terdiri atas 3
jenis dasar yaitu Ostoblas ,Osteosit dan Osteosklas .

Osteoblas berfungsi dalam pembentukan tulang dengan mensekresikan matriks tulang .matrik
tulang tersusun atas 98% kolagen dan 2% substansi dasar dan proteiglikan .matrik merupakan
kerangka dimana garam – garan mineral anorganik ditimbun .

Osteosit adalah sel dewasa yang terlibat dalam pemeliharaan fungsi tulang dan terletak dalam
osteon . Osteoklas adalah sel multi nuclear yang berperan dalam penghancuran , resobsi dan
remodeling tulang .osteon merupakan unit fungsional mikroskopis tulang dewasa .di tengah
osteon terdapat kapiler .di keliling kapiler tersebut merupakan matrik tulng yang disebut lamella
.di dalam lamella terdapat osteosit yang memperoleh nutrisi melaui proses yang berlanjut ke
dalam kanalikuli yang halus .

D.Patofisiologi

Defisiensi vitamin D menyebabkan penurunan kalsium serum, yang merangsang pelepasan


hormon paratiroid. Peningkatan hormon paratiroid meningkatkan penguraian tulang dan ekskresi
fosfat oleh ginjal. Tanpa mineralisasi tulang yang adekuat, maka tulang menjadi tipis. Terjadi
penimbunan osteoid yang tidak terkristalisasi dalam jumlah abnormal yang membungkus
saluran-saluran tulang bagian dalam, hal ini menimbulkan deformitas tulang.

Diperkirakan defek primernya adalah kekurangan vitamin D aktif yang memacu absorbsi
kalsium dari traktus gastrointestinal dan memfasilitasi mineralisasi tulang. Pasokan kalsium dan
fosfat dalam cairan ekstrasel rendah.. Tanpa vitamin D yang mencukupi, kalsium dan fosfat
tidak dapat dimasukkan ketempat kalsifikasi tulang, sehingga mengakibatkan kegagalan
mineralisasi,terjadi perlunakan dan perlemahan kerangka tubuh.

Penyebab osteomalasia adalah kekurangan kalsium dalam diet ,malabsorbsi kalsium (kegagalan
absorbsi atau kehilangan kalsium berlebihandari tubuh), kelainan gastrointestinal (absorbsi
lemak tidak memadai sehinggamengakibatkan kehilangan vitamin D dan kalsium) gagal ginjal
berat dapat mengakibatkan asidosis (kalsium yang tersedia dalam tubuh digunakan
untukmenetralkan asidosis, pelepasan kaslsium skelet terus-menerus
mengakibatkandemineralisasi tulang), dan kekurangan vitamin D (diet dan sinar matahari.
Rakhitis (riskets) adalah penyakit tulang pada anak akibat defisiensi vitamin D.

Rakitis menyebabkan disorganisasi tulang, terutama di lempeng pertumbuhan atau epifisis


sehingga pertumbuhan terhambat. Rakitis jarang dijumpai di Amerikan Serikat, tetapi mungkin
ditemukan pada keluarga yang sangat miskin atau yang berada di daerah-daerah pinggiran.
Malabsorbsi kalsium dalam makanan pada para pengidap penyakit crohn sindrom malabsorbsi
atau fibrosis kistik dapat menyebabkan osteomalasia atau rakhitis.

E.Manifestasi Klinis Rakitis

1. Munculnya tonjolan tulang pada sambungan antara tulang iga dan tulang rawan di bagian
dada.
2. Tulang terasa lunak dan jika disenduh akan merasakan nyeri mengigit
3. Sakit pada seluruh tulang tubuhnya
4. Mengalami gangguan motorik karena kurang beraktivitas dan menjadi pasif.
5. Merasakan sakit saat duduk&mengalami kesulitan bangun dari posisi duduk ke posisi
berdiri.
6. f. Mudah Sekali mengalami patah tulang. Terutama di bagian tulang panjang seperti
tulang lengan atau tulang kaki.

F.Pemeriksaan Diagnostik

– Evaluasi dengan sinar-x dapat memperlihatkan penurunano sifikasi/demineralisasi tulang


secara umum

– Pengukuran kalsium dan fosfat serum akan memperlihatkan nilai yangrendah

– Pemeriksaan urin menunjukkan kalsiun dan kreatinin rendah

– Pemeriksaan vertebra akan memperlihatkan adanya patah tulangkompresi tanpa batas vertebra
yang jelas.

– Biopsi tulang akan menunjukkan peningkatan jumlah osteoid

G.Penatalaksanaan
Penatalaksanaan medik

Jika penyebabnya kekurangan vitamin D, maka dapat disuntikkan vitamin D 200.000


IU per minggu selama 4-6 minggu, yang kemudian dilanjutkan dengan 1.600 IU setiap hari atau
200.000 IU setiap 4-6 bulan. Jika terjadi kekurangan fosfat (hipofosfatemia), maka dapat diobati
dengan mengonsumsi 1,25-dihydroxy vitamin D.

Penatalaksanan non medik

Jika kekurangan kalsium maka yang harus dilakukan adalah memperbanyak konsumsi
unsur kalsium. Agar sel osteoblas (pembentuk tulang) bisa bekerja lebih keras lagi. Selain
mengkonsumsi sayur-sayuran, buah, tahu, tempe, ikan teri, daging, yogurt. Konsumsi suplemen
kalsium sangatlah disarankan.

Jika kekurangan vitamin D, sangat dianjurkan untuk memperbanyak konsumsi


makanan seperti ikan salmon, kuning telur, minyak ikan, dan susu. Untuk membantu
pembentukan vitamin D dalam tubuh cobalah sering berjemur di bawah sinar matahari pagi
antara pukul 7 – 9 pagi dan sore pada pukul 16 – 17.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN RAKITIS

Pengkajian

a. Biografi Klien

Nama lengkap :

Umur :

Jenis kelamin :

Alamat :

Pekerjaan :

Agama :

Status :

b. Riwayat Kesehatan

 · RKS

¨ Pasien mengeluh nyeri tulang

¨ Ekstremitas disertai nyeri tekan


¨ Kelemahan otot

¨ Cara jalan bebek atau pincang

 · RKD

¨ Kemungkinan klien pernah Malabsorbsi

¨ Kekurangan calsium dalam diet

¨ Klien pernah mengalami gagal ginjal kronik

¨ Klien pernah mengalami gangguan hati

 · RKK

¨ Orangtua klien pernah mengalami osteomalasia

c. pemeriksaan Fisik

1. Ekstermitas

– Deformitas skelet

– Deformitas vertebra

– Deformitas lengkungan tulang panjang

– Otot Lemah

d. Data dasar Pengkajian

1. Aktivitas / istirahat

Tanda : keterbatasan fungsi pada bagian yang terkena, nyeri

2. Sirkulasi

Tanda : takikardia ( Respon stress )

3. Neurosensori

Gejala : hilang gerakan

Tanda : Deformitas local, kelemahan


4. Nyeri / Kenyamanan

Gejala : nyeri tekan

1. pemeriksaan diagnostik

Pada foto x – ray umumnya nampak kekurangan mineral dari tulang sangat nyata. Berdasar dari
vertebra mungkin menunjukkan fraktur kompressi dengan nyeri pada ujung vertebra.
Pemeriksaan laboratorium menunjukkan lambatnya rata-rata serum kalsium dan jumlah fosfor
serta kurangnya kenaikan alkaline phosfat. Ekskresi urine calsium dan creatinin lamba

b.Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri berhubungan dengan kelemahan

2. Kurang pengetahuan berhubungan dengan proses penyakit dan program tindakan

3. Gangguan konsep diri : harga diri rendah berhubungan dengan tungkai melengkung, jalan
bebek, deformitas vertebra

1. C. Intervensi

DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL


KEPERAWATAN
1 Nyeri berhubungan rasa nyeri berkurang.  · Kaji status nyeri ( Memberikan
dengan kelemahan lokasi, frekuensi, durasi, pengetahuan dasar
2 Kriteria hasil : dan intensitas nyeri ) dimana pasien dapat
Kurang pengetahuan  · Berikan lingkungan membuat pilihan
3. berhubungan dengan  · Klien dapat yang nyaman berdasarkan informasi
proses penyakit dan mendemonstrasik  · Ajarkan teknik
program tindakan an teknik manajemen nyeri seperti Memberikan nutrisi
relaksasi dengan teknik relaksasi napas optimal untuk
Gangguan konsep diri benar dalam, visualisasi, dan meningkatkan regeneras
b/d tungkai  · TTV klien bimbingan imajinasi. jaringan
melengkung, jalan normal
bebek, deformitas  · Wajah klien Kolaborasi Untuk mempercepat
vertebra tampak tenang proses penyembuhan,
dan tidak Berikan analgesik sesuai Dimana target penting
meringis kebutuhan untuk nyeri dan dibutuhkan untuk
memproduksi vitamin D
Menunjukkan  · Kaji proses penyakit dalam tubuh.
peningkatan pengetahuan  · Diskusikan perlunya
klien keseimbangan Meminimalisasi
kesehatan , nutrisi kecemasan klien
Dan criteria hasil :  · Anjurkan pasien
mengkonsumsi kalsium Dosis yang tinggi dari
Mengetahui proses dan Vit, D sesuai vitamin D dapat menjadi
penyakit dan program jumlah terapeutik dan racun dan faktor
tindakan anjurkan pemajanan penunjang untuk
terhadap sinar matahari terjadinya hypercalsemia
Menunjukkan  · Menerangkan factor
keperacayaan diri spesifik yang berperan Untuk membangun
mengenai dalam proses penyakit sebuah hubungan
kemampuannya  · Memonitor tekanan kepercayaan pasien
rata-rata serum kalsium dalam hubungannnya
Kriteria hasil:  · Mengajak pasien dengan pelayanan
berdiskusi tentang body perawat
Meningkatkan tingkat image dan metode
kativitas klien koping yang efektif. Menciptakan partisipasi
 · Pasien diberi aktif pasien dan perawat
Meningkatkan interaksi kesempatan untuk dalam rangka
sosial mengenal dan mengontrol diri dan
mengungkapkan perasaannya untuk
perasaannya membantu memecahkan
 · Membantu klien dalammasalah
interaksi sosia
o · memberikan Membantu penerimaan
data dasar untuk klien akan keadaannya
menentukan dan yang telah mengalami
mengevaluasi perubahan.
intervensi yang
diberikan.
o · meningkatkan
relaksasi klien
o · meningkatkan
relaksasi yang
dapat
menurunkan rasa
nyeri klien
o · mengurangi
nyeri dan
spasme otot

d. Implementasi
Implementasi merupakan tindakan yang dilakukan berdasarkan dari rencana yang telah
disususun.

e. Evaluasi

Hasil yang diharapkan :

a.Pemahaman tentang proses penyakit dan prosedur perawatan.

1.)Pasien mengetahui proses perjalanan penyakit dan prosedur perawatan.

2.)Penggunaan sesuai kebutuhan terapy calsium dan vitamin D.

3.)Menjemur dibawah sinar matahari.

4.)Memonitor rata-rata serum kalsium untuk kelanjutan kesembuhan penyakit.

5.)Selalu follow up tentang semua ketetapan perawatan kesehatan.

b.Mencapai pengurangan rasa nyeri.

1.)Pasien melaporkan adanya perasaan nyaman.

2.)Pasien melaporkan berkurangnya kelemahan tulang.

c.Menunjukkan peningkatan konsep diri.

1.)Menunjukkan saling percaya dalam percakapan pasien – perawat.

2.)Peningkatan tingkat aktivitas

3.)Peningkatan interaksi sosial

Вам также может понравиться