Вы находитесь на странице: 1из 22

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 latar belakang
Kata ”orchid” dalam bahasa Yunani, berasal dari orchis yang berarti testicle atau
buahzakar yang termasuk dalam keluarga Orchidaceae adalah anggrek.
Anggrek merupakan keluarga besar dari kelompok (subdivisi) tanaman
berbunga atau berbiji tertutup (angiospermae), kelas tanaman berbiji tunggal
(monocotyledone), ordo Orchidales, dan family Orchidaceae (anggrek –
anggrekan. Di habitatnya, anggrek biasa ditemui tumbuh di hutan-hutan gelap,
di lereng-lereng terbuka, di batu- batu karang terjal, dibatu-batu daerah pantai
dengan garis pasang surut tinggi, hingga di tepi gurun pasir. Banyaknya tempat
tumbuh anggrek membuat para ahli mencoba merumuskan jenis anggrek sesuai
dengan habitanya. Anggrek merupakan herba menahun yang sebagian besar
hidup sebagai epifit dan kebanyakan dengan akar rimpang atau batang yang
membesar (Undang, 1994).
Indonesia merupakan salah satu negara tropis di Asia Tenggara kaya akan
anggrek alam. Di hutan Indonesia terdapat sekitar 5.000 jenis anggrek alam
atau sekitar 16 % dari jenis anggrek alam yang ada di dunia. Jumlah jenis
anggrek akan terus bertambah dengan penemuan-penemuan baru di hutan-
hutan maupun hasil persilangan. Anggrek merupakan salah satu suku yang
cukup banyak jenisnya. Sebagian besar keragamannya terpusat di kawasan
tropis dan subtropis. Anggota suku ini secara alami tumbuh mulai dari hutan
dataran rendah hingga hutan dataran tinggi dan pada berbagai jenis hutan
seperti hutan primer dan hutan sekunder. Tumbuhan ini sangat beragam
ditinjau dari habitat, ukuran serta morfologinya.
Karakter morfologi tanaman anggrek yang diamati meliputi tinggi tanaman
(cm), panjang daun (cm), lebar daun (cm), perbandingan panjang dengan lebar
daun, jumlah kuntum bunga, panjang tangkai bunga (cm), diameter bunga
(cm), panjang kelopak bunga (sepala) (cm), warna daun, tipe pertumbuhan
batang dan aroma bunga. Data yang bersifat deskriptif seperti tingkat
kehijauan warna daun, aroma bunga dan tipe pertumbuhan batang
(pseudobulb) dinilai dapat memberikan suatu hal yang menggambarkan
perbedaan. Hubungan kekerabatan keenam belas anggrek spesies dianalisis
dengan menggunakan Analisis Cluster metode Agglomerative(Adria, 2010).
1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui morfologi daun,
batang, akar, bunga buah, dan biji dari keluarga Orchidaceae.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

Anggrek merupakan salah satu tumbuhan berbiji dari familiOrchidaceae yang


banyak diminati karena bentuk dan warna bunganya menarik sehingga dapat digunakan
sebagai bahan baku industri bunga potong, tanaman pot atau hiasan taman. Anggrek
dapat dijumpai hampir disetiap tempat di dunia, kecuali Antartika dan padang pasir.
Tanaman anggrek yang sedemikian banyak jumlahnya, secara morfologi hampir sama,
hanya lingkungan hidupnya saja yang berbeda, tergantung habitat asalnya.(Adria, 2010).
Anggrek secara taksonomi diklasifikasikan ke dalam Phylum Spermatopytha, yaitu
digolongkan ke dalam tumbuhan berbiji, Kelas Angiospermae atau berbiji tertutup,
Subkelas Monokotiledonae atau bijinya berkeping satu, Ordo Gynandrae karena alat
reproduksi jantan dan betina bersatu sebagai tugu bunga, Famili Orchidaceae atau
keluarga anggrek, Orchidaceae merupakan famili tanaman terbesar, terdiri dari sekitar
900 genera dan hampir 35.000 spesies.Dendrobium, genus terbesar dalam
famili Orchidaceae terdiri dari sekitar 1100 spesies (Steenis,2003)
Anggrek dapat diperbanyak secara generatif dari biji atau secara vegetatif
(konvensional dan kultur in vitro). Tanaman anggrek hibrida diperoleh dari biji hasil
silangan dan perbanyakannya dilakukan secara vegetatif untuk mempertahankan hibrida
yang telah diseleksi. Penggunaan teknik pembiakan vegetatif konvensional, potensinya
terbatas karena hanya sejumlah kecil tanaman yang dapat dihasilkan dalam satu kurun
waktu tertentu. Beberapa jenis tanaman anggrek yang populer di masyarakat antara
lain: Oncidium, Cattleya, Phalaenopsis, Dendrobium, Vanda dan Aranthera. Anggrek
dipasarkan dalam bentuk bunga potong maupun tanaman dalam pot.
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Anggrek Bulan

o Klasisfikasi

Angrek bulan (phalae nopsis anabilis)


Kingdom : Planthae (dunia tumbuhan)
Divisi : Spermatophyta (Tumbuhan Berbiji)
Subdivisi : Angiospermae (Biji tertutup)
Kelas : Monocotyledonae (biji tunggal)
Ordo : Orchidales (bangsa anggrek-anggrekan)
Famili : Orchidaceae
Subfamili : Epidendroideae
Spesies :phalae nopsis anabilis

o Deskripsi umum

Anggrek bulan (Phalaenopsis amabilis) merupakan jenis


anggrek (Orchidaceae) yang mempunyai ciri khas kelopak bunga yang
lebar dan berwarna putih. Meskipun saat ini sudah banyak anggrek bulan
hasil persilangan (anggrek bulan hibrida) yang memiliki corak dan
warna beragam jenis.
Anggrek bulan (Phalaenopsis amabilis) termasuk dalam tanaman
anggrekmonopodial yang menyukai sedikit cahaya matahari sebagai
penunjang hidupnya. Daunnya berwarna hijau dengan bentuk
memanjang. Akar anggrek bulan berwarna putih berbentuk bulat
memanjang dan terasa berdaging. Bunga anggrek bulan memiliki sedikit
keharuman dan waktu mekar yang lama serta dapat tumbuh hingga
diameter 10 cm lebih.

Gambar 3.1 : Anggrek Bulan


Anggrek bulan (Phalaenopsis amabilis) tumbuh liar dan tersebar luas
mulai dari Malaysia, Indonesia, Filipina, Papua, hingga ke Australia.
Anggrek bulan hidup secara epifit dengan menempel pada batang atau
cabang pohon di hutan-hutan. Secara liar anggrek bulan mampu tumbuh
subur hingga ketinggian 600 meter dpl.
Lantaran keindahannya itu wajar jika kemudian anggrek bulan
ditetapkan sebagai puspa pesona, satu diantara 3 bunga nasional
Indonesia. Anggrek bulan ditetapkan sebagai puspa pesona
mendampingi melati (puspa bangsa) dan padma raksasa (puspa langka).
Meskipun banyak pehobi anggrek yang membudidayakan
anggrek bulan. Juga banyak yang melakukan persilangan sehingga
memunculkan varietas-varietas baru anggrek bulan hibrida, namun
kelestarian puspa pesona ini di alam liar tetap semakin terdesak oleh
hilangnya habitat sebagai akibat deforestasi hutan baik akibat
penebangan liar ataupun kebakaran hutan.
Anggrek bulan di alam liar kini membutuhkan perhatian
tersendiri. Jangan sampai sang puspa pesona memudar pesonanya
(Steenis,2003).
 Pola penyebaran
Penyebaran anggrek sangat luas, baik didaerah arktik (Kutub
Utara)maupun Antartika (Kutub Selatan). keadaan habitat yang sangat
berbeda-beda itu membuat penampilan anggrek alam sangat bervariasi
dalam bentuk, tipe dan ukuran.
 Reproduksi
Sifat dasar manusia adalah cenderung tidak puas dan banyak
keinginan/kemauan, ketika telah menemukan/memiliki suatu silangan
anggrek yang cantik/menarik/subur/sehat, maka pada saat itu pula
keinginan pula untuk memiliki dalam jumlah banyak. Dampak bisnis
sangat mendorong lebih kencang lagi untuk memiliki/menghasilkan
suatu tanaman yang secara genetik identik dengan induknya dengan
proses aseksual. Dalam dunia ilmu pengetahuan sudah lama dikenal
dengan “Cloning” adalah satu cara dari reproduksi vegetataif, dimana
reproduksi vegetatif adalah cara reproduksi makhluk hidup secara
aseksual (tanpa adanya peleburan sel kelamin jantan dan betina), dengan
harapan mengharapkan tetap cepat prosesnya, dan ciri-ciri genetik
sama.Untuk Indonesia umumnya, khususnya untuk bidang anggrek (bagi
kami:petani anggrek) ini merupakan hal yang penting untuk
disosialisasikan, pada akhirnya kita harus membumikan kepada kalangan
petani anggrek.
Reproduksi vegetatif buatan atau perbanyakan vegetatif dalam
pertanian dan botani merupakan sekumpulan teknik untuk menghasilkan
individu baru tanpa melalui perkawinan. Dalam keanggrekan sudah lama
kita kenal dengan stek batang untuk jenis anggrek vanda tanah,
keiki/tunas anakan untuk beberapa jenis anggrek lainnya. Klon
sebenarnya adalah salinan penuh dari individu induknya karena
mewariskan semua karakteristik genetik maupun fenotipik dari
induknya. Pada tumbuhan, klon seringkali telah mencapai tingkat
kedewasaan tertentu sewaktu ditanam sehingga biasanya disukai oleh
petani karena waktu tunggu untuk dimulainya produksi dapat
dipersingkat. Tanaman buah-buahan dapat mulai menghasilkan dalam
dua atau tiga tahun dengan kloning, sementara melalui biji petani harus
menunggu paling cepat empat tahun ditambah risiko perubahan sifat
akibat penggabungan dua sifat induk jantan dan betinanya.
Sudah lama penanggrek memanfaatkan “teknik kultur jaringan”
prinsip perbanyakan tumbuhan secara vegetatif. Berbeda dari teknik
perbanyakan tumbuhan secara konvensional, teknik kultur jaringan
dilakukan dalam kondisi aseptik di dalam botol kultur dengan medium
dan kondisi tertentu. Karena itu teknik ini sering kali disebut kultur in
vitro. Dikatakan in vitro (bahasa Latin), berarti “di dalam kaca” karena
jaringan tersebut dibiakkan di dalam botol kultur dengan medium dan
kondisi tertentu. Teori dasar dari kultur in vitro ini adalah Totipotensi,
teori ini mempercayai bahwa setiap bagian tanaman dapat berkembang
biak karena seluruh bagian tanaman terdiri atas jaringan-jaringan hidup,
sehingga semua organisme baru yang berhasil ditumbuhkan akan
memiliki sifat yang sama persis dengan induknya.
 Cirri umum
Habitus :Tumbuhan ini umumnya menempel di pepohonan
epipfit atau safropit,ada pula yang di pelihara sebagai tanaman
hias. Menyukai tempat yang agak teduh dan lembab, tidak tahan
sinar matahari langsung.
Batang :Pendek tebal/besar, terselimuti dengan pangkal
pelepah daun, ruas - ruas daun sangat berdekatan.
Daun :Berhadap-hadapan, tebal, besar ukurannya 50 - 75
cm panjangnya, lebar 20 - 35 cm, berjumlah 3 - 6
daun pertanaman, menggantung, agak kaku dan
keras, berbentuk lonjong bulat dengan ujung daun
yang lebar, tumpul dan agak membulat.
Bunga : Posisi bunga menggantung ke bawah, panjang
tangkainya 50 cm, sangat menarik, beraneka ragam
warna, ada yang putih, merah, ungu, kecoklatan,
dan lain- lain.
Akar : Mempunyai akar yang
rimpang seperti umbi.

 Hasil penelitian dari anggrek


1. Sebagai tanaman hias karena bunga anggrek mempunyai
keindahan, baunya yang khas selain itu bisa juga
sebagai minyak wangi.
2. Berguna untuk mengatasi penyakit tuberculose (TB),
abses paru-paru, dan penyakit saluran pernapasan. Di
masyarakat tradisional, pengobatan penyakit saluran
pernapasan sering pula diobati dengan ramuan obat
dari bahan tumbuh-tumbuhan. Pemanfaatannya dengan
menggunakan umbi bunga lili, direbus dan ditambah
bubuk umbi anggrek, lalu diminum.

 Musim berbunga
Di alam musim berbunga pada bulan-bulan Juli, Ag ustus dan februari,
sedangkan di kebun raya bogor berbunga pada bulan Desember-
Februari tetapi tidak selalu berbunga setiap tahun. Bunga mekar
serentak, masa kuncup 1 bulan, sedangkan masa mekarnya kurang lebih
juga 1 bulan. Tangkai perbungaannya kadang - kadang bercabang dua,
dan jumlah bunga pertangkai dapat mencapai 30 kuntum. Beraroma
harum, lembut.

 Ukuran Anggrek
Anggrek terkecil berukuran 0,75 cm dan yang terbesar mencapai di
atas 20 kaki yaitu sekitar 6,08 m. Bulbophyllumodoardi adalah jenis
anggrek terkecil karena panjang umbi semu dan daunnya hanya 5 mm
dengan garis tengah bunga hanya beberapa milimeter. jenis anggrek
terbesar adalahGrammatophyllum speciosum. anggrek tersebut dikenal
sebagai anggrek tebu karena panjang batangnya sekitar 1,8-2,4 m dengan
ketebalan sekitar 5 cm. panjang daunnya sekitar 50 cm dengan lebar
sekitar 5 cm, serta panjang bunga sekitar 10 cm.
3.2 Anggrek Vanda
 Klasifikasi
Anggrek Vanda ( Vanda douglas )
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Orchidales
Family : Orchidaceae
Genus : Vanda
Spesies : Vanda douglas

Gambar 3.2 : Anggrek Vanda


 Diskripsi umum
Tanaman anggrek Vanda douglas merupakan tanaman sekulen di
bagianbatangnya. Tanaman anggrek Vanda douglas merupakan anggrek
hasilpersilangan Vanda hookeriana dengan Vanda teres. Adapun orang
yang pertamakali berhasil menyilangkan tanaman anggrek Vanda
douglas adalah Miss Joaquimyang merupakan seorang ahli botani yang
tinggal di Singapura pada tahun 1893 . Tanaman anggrek Vanda
douglas dapat hidup pada kondisi ketersediaanair yang rendah. Air
tersebut diperoleh dari hujan,tetesan embun atau uap air dariudara.
Tanaman anggrek Vanda douglas menyukai cahaya matahari langsung
(fullsun) sehingga tanaman anggrek Vanda douglas dapat dijumpai pada
daerahpegunungan atau daerah yang bersuhu tropis dan tidak
membutuhkan naungan.Tanaman ini memiliki corak bewarna ungu yang
indah dan menawan.
Morfologi bunga anggrek Vanda douglas memiliki bagian utama
yaitu:
sepal (kelopak bunga), petal (mahkota bunga), benang sari (stamen),
putik (pistil)dan ovari (bakal buah). Sepal merupakan pelindung terluar
pada saat bungaanggrek masih kuncup, jumlahnya ada 3 helai dan
umumnya memiliki warna khasyang indah yaitu bewarna ungu. Letak
sepalnya membentuk sudut segitiga,satu diatas (sepal dorsal) dan 2 sepal
samping (lateral). Tanaman anggrek Vanda douglasmemilik benang sari
(diandre). Benang sari dan kepala putik ini menyatu danmembentuk
bagian yang disebut colum,dimana pada ujung colum terdapat
polinia(gumpalan serbuk sari). Letak kepala putik (stigma) berada di
bawah cap dan
polinia dan menghadap ke labellum tampak seperti lubang dangkal bulat
yanglengket.
Tanaman anggrek memiliki berbagai macam bentuk daun yang
sangattergantung dari jenis anggreknya. Seperti umumnya tanaman
monokotil, daunanggrek tidak mempunyai tulang daun, tetapi tulang
daunnya sejajar denganhelaian daun. Tebal daun juga bervariasi dari
yang tipis sampai yang berdaging tebal (sekulen). Daun tanaman
anggrek Vanda douglas bewarna hijau. Dauntanaman anggrek Vanda
douglas merupakan daun yang berdaging tebal (sekulen).Bentuk daun
tanaman anggrek Vanda douglas yaitu pistil, dimana bentuk
daunnyapanjang dan tumpul mirip pensil yang panjang dan berhadapan
dengan helaidaunnya. Daun tanaman anggrek Vanda douglas memiliki
panjang daun sekitar
20- 28 cm . Batang tanaman anggrek Vanda douglas termasuk tanaman
anggrek yangbatangnya berbentuk tipe monopodial, dimana tanaman
anggrek Vanda douglas pertumbuhan batangnya lurus ke atas pada satu
batang tidak terbatas. Daun-daun yang tua pada batang akan gugur dan
batangnya tampak seperti mati.
Tanaman anggrek memiliki akar yang berfungsi sebagai tempat
menempelkan tubuh tanaman pada media tanamnya. Pada anggrek
monopodial seperti tanaman anggrek Vanda douglas, akarnya keluar dari
ruas-ruas batang.
Akar ini disebut akar aerasi. Akar aerasi yang masih aktif tumbuh
maka ujungnyaakan bewarna hijau, hijau keputihan, kuning kecoklatan
dan licin mengkilap. Akar ini berukuran besar dan bercabang-cabang.
Pada tempat yang kering, percabangan akar akan semakin banyak
terbentuk untuk mencari tempat yang lembab.
Bunga pada tanaman anggrek Vanda douglas pada umumnya memiliki
tiga buah sepalum atau daun kelopak bunga. Satu buah sepalum yang
terletak di punggung dinamakan daun kelopak. Dua buah lainnya terletak
dinamakan petal. Petal pada tanaman anggrek berjumlah dua. Letak
antara petala dan sepala yaitu berseling, dimana diantara kedua petala itu
terdapat bagian yang dinamakan petalum atau bibir bunga. Tanaman
anggrek Vanda douglas memiliki warna ungu yang indah dan menawan.

 Cara hidup tanaman anggrek Vanda douglas


Cara hidup tanaman anggrek pada umumnya adalah menempel pada
bendalain seperti batang pohon, lempengan pakis, dan ada juga yang
tumbuh memanjatpada batang tanaman lain tanpa merugikan tempat
yang ditempeli (bersifat epifit).
Secara alami tanaman anggrek family Orchidaceae hidup epifit pada
pohon danranting tanaman lain. Namun berbeda dengan tanaman
anggrek Vanda douglasyang membutuhkan sinar matahari langsung (full
sun) untuk pertumbuhannya.Tanaman anggrek Vanda douglas dapat
berbunga dengan subur dan indah didalam bendengan tanah yang diisi
dengan media tanam gergaji kayu dan jeramipadi meskipun matahari
sedang terik. Bagi para penggemar tanaman anggrek Vanda douglas
tidak perlu membuat naungan untuk menghalang sinar mataharimasuk
pada tanaman anggrek Vanda douglas.
 Habitat tanaman anggrek Vanda douglas
Tanaman anggrek Vanda douglas merupakan tanaman terestrial dimana
tanamananggrek Vanda douglas tumbuh di bendengan tanah dan
membutuhkan cahayamatahari langsung (full sun). Tanaman anggrek
Vanda douglas membutuhkancahaya matahari sebanyak 70%-100%
dengan suhu siang berkisar antara 190C-380C dan pada malam hari
sekitar 180C-210C. Tanaman anggrek Vanda douglastidak memerlukan
naungan seperti tanaman lain yang membutuhkan naungan agardapat
hidup dengan baik (Steenis,2003).

3.3 Anggrek Merpati


 Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas: Liliidae
Ordo: Orchidales
Famili: Orchidaceae (suku anggrek-anggrekan)
Genus: Dendrobium
Spesies: Dendrobium crumenatum Sw.
 Diskripsi umum
Perawakan tumbuhan (habitus) :Terna , Hidup sebagai EPIFIT
(Anggrek yang tumbuh menumpang pada pohon lain tanpa merugikan
tanaman inangnya dan membutuhkan naungan dari cahaya matahari.
Akar anggrek menyerap makanan dari air hujan, kabut dan udara sekitar)
,Hidup di daerah dataran tinggi maupun dataran rendah
Akar (radix) : Susunan : Velamen, Bentuk dan sifat lain : lunak dan
mudah patah, ujungnya meruncing, licin, dan sedikit lengket, Akar –
akar yang sudah tua akan menjadi coklat dan kering kemudian fungsinya
digantikan dengan akar – akar baru

Batang (caulis) : Ada batang pokok, Arah tumbuh : Menggantung


(dependens) , Pola pertumbuhan : Monopodial, Bentuk dan sifat lain :
Batang berumbai, mengelembung pada bagian bawah dan pipih pada
bagian atas

Daun (folium) : Susunan daun : Daun tunggal (Folium simplex),


Merupakan daun tidak lengkap (Folium incompletus), Tata letak :
Berselang-seling pada masing-masing buku, Bentuk dan ukuran : daun
sempit memanjang dengan ujung lancip, berwarna hijau tua

Bunga (flos) : Bunga majemuk : Tidak terbatas (Inflorescentia


racemosa), Letak pada suatu tumbuhan : Bunga yang terbentuk diantara
helaian daun (Pleuranthae)

Cara penyerbukan : Dengan bantuan serangga (Entamofili /


Entamogami), Kelamin bunga: Banci (Hermaprodit), Corolla (mahkota)
: putih, kuning

Buah (fructus): Berbentuk kapsul dan di dalamnya terdapat banyak biji,


Tidak dapat dimakan

Biji (semen) Ukuran biji sangat kecil dan halus seperti tepung, Tidak
memiliki endosperm (Tjitrosoepomo,1994).

 Manfaat Suku Orchidaceae.

Tanaman bunga dari suku orchidaceae atau anggrek-anggrekan


yang terdiri dari begitu banyak jenis dan spesies, memiliki banyak sekali
manfaat untuk manusia. Selain digunakan sebagai tanaman hisa
(khususnya genus Dendrobium) karena bentuknya yang sangat indah dan
beraneka ragam, anggrek juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku
pembuatan obat-obatan.
Pemanfaatan anggrek sebagai bahan pengobatan dengan tumbuhan,
telah dikenal sejak beberapa abad yang lalu. Anggrek berperan penting
dalam pengembangan tekhnik pengobatan dengan menggunakan
tumbuhan, sebagai bahan baku pembuatan ramuan-ramuan bahkan salah
satu mitos dari suatu negara mempercayai anggrek sebagai bahan baku
utama dalam pembuatan ramuan cinta.
Bahkan, anggrek sering dikait-kaitkan dengan hal-hal yang bersifat
mitos sepereti yang terjadi di beberapa bangsa. Mereka memiliki
keyakinan dan kepercayaan yang berbeda terhadap pengindraan anggrek.
Bangsa Yunani menggunakan anggrek sebagai symbol kejantanan,
sedangakan bangsa Tiongkok menggunakan anggrek sebagai bahan baku
pembuatan ramuan yang dapat mengeluarkan aroma harum pada tubuh
seseorang. Konon, ramuan ini sering digunakan oleh kaisar Tiongkok.
Melihat manfaat anggrek yang begitu banyak, pada abad ke-18
pembudidayaan anggrek telah dilakukan diseluruh dunia termsuk
Indonesia. Pembudidayaan anggrek memiliki banyak sekali keuntungan
karena selain banyak peminatnya yang menggunakan anggrek sebagai
tanaman hias, harga tanaman ini juga relative mahal untuk jenis-jenis
anggrek tertentu.

3.4 Anggrek kalajengking

 Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas: Liliidae
Ordo: Orchidales
Famili: Orchidaceae (suku anggrek-anggrekan)
Genus: Arachnis
Spesies: Arachnis maingayi
Gambar 3.4 : Anggrek Kalajengking

 Diskripsi umum

Bunga ini termasuk bunga majemuk berbatas (inflorescentia


cymosa) dengan bentuk bunga tandan(spica). Bunga ini berkelamin dua
(banci), zigomorf dan jarang terdapat bunga berkelamin tunggal yang
berumah satu. Hiasan bunga epigin, tersusun atas daun tenda bunga yang
terdapat dalam dua lingkaran, lingkaran luar berupa kelopak dan
lingkaran dalam berupa mahkota. Benang sari berjumlah dua atau satu
dan terdiri dari benang-benang sari yang lateral pada lingkaran dalam
dan median pada lingkaran luar sedangkan benang sari yang lainnya
bersifat mandul. Tangkai putik dengan tangkai sari berlekatan
membentuk suatu tiang (kolumna) sedangkan untuk kepala putik ada
yang fertile ada yang mandul dan ada yang mengalami metamorfosis
yang disebut postelum.
 Rumus bunga

Rumus Bunga : ♀ P 5, A 1,G 1

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan anggrek


kalajengking memiliki rumus bunga ialah ♀ P 5, A 1,G 1dan termasuk
bunga banci karena pada satu bunga terdapat dua alat kelamin yaitu alat
kelamin jantan dan alat kelamin betina. Mempunyai tenda bunga 5
karena mahkota bunga dan kelopaknya berlekatan, benang sarinya ada 1
terpisah lalu 2 buah yang lebih kecil serta saling berlekatan dan putiknya
ada 1 dari sehelai daun buah. Namun saat dipecah ada 2 buah putik
berwarna kuning. Bakal buah termasuk ke dalam bakal buah yang
menumpang (superus).
Mahkota bunga berwarna putih dengan bercak-bercak berwarna
coklat. Kelopak berjumlah tiga buah, satu di tengah sangat berbeda
dengan yang lain, lebih besar dan berbentuk labelum (bibir). Putik
memiliki tiga karpel yang membentuk suatu ovarium dan benang sari
yang fungsional hanya satu datar letak berhadapan dengan labelum,
melekat pada stillus dan membentuk suatu kolumna (ginosternium).
Tanaman ini bernilai jual tinggi sebagai tanaman hias.

Tumbuhan ini merupakan tumbuhan epifit, ranting bulat silindris,


pada tiap ruas kerap kali berakar udara. Daun berbentuk pita dengan urat
daun sejajar, berdaging. Pangkal daunnya tumpul dan ujungnya terbelah,
warna hijau. Bunganya termasuk bunga lengkap, berwarna kuning
loreng, berbentuk seperti kalajengking, benang sari dan putik tenggelam,
terlindungi oleh penutup antera. Tenda bunganya berjumlah 5, silindris,
menjari.

3.5 Anggrek Dupa

 Klasifikasi

Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Orchidales
Family : Orchidaceae
Spesies : Dendrobium anosmum
Gambar 3.5 :Anggrek dupa

 Diskripsi umum

Anggota suku ini cenderung memiliki organ-organ


yang sukulen atau "berdaging": tebal dengan kandungan air yang tinggi.
Dengan demikian ia dapat hidup pada kondisi ketersediaan air yang
rendah. Air diperoleh dari hujan, tetesan, embun, atau uap air di udara.
Namun, anggrek tidak ditemukan di daerah gurun karena perakarannya
tidak intensif. Anggrek menyukai cahaya matahari tetapi tidak langsung
sehingga ia biasa ditemukan di alam sebagai tumbuhan lantai hutan atau
di bawah naungan. Sebagai tanaman hias, anggrek tahan di dalam ruang.

Akar serabut, tidak dalam. Jenis-jenis epifit yaitu mengembangkan


akar sukulen dan melekat pada batang pohon tempatnya tumbuh,namun
tidak merugikan pohon inang. Ada pula yang tumbuh geofitis,dengan
istilah lain terrestria artinya tumbuh di tanah dengan akar-akar di dalam
tanah. Ada pula yang bersifat saprofit, tumbuh pada media daun-daun
kering dan kayu-kayu lapuk yang telah membusuk menjadi humus. Pada
permukaan akar seringkali ditemukan jamur akar (mikoriza) yang
bersimbiosis dengan anggrek.
Batang anggrek beruas-ruas. Anggrek yang hidup di tanah ("anggrek
tanah") batangnya pendek dan cenderung menyerupai umbi. Sementara
itu, anggrek epifit batangnya tumbuh baik, seringkali menebal dan
terlindungi lapisan lilin untuk mencegah penguapan berlebihan.
Pertumbuhan batang dapat bersifat "memanjang" (monopodial) atau
"melebar" (simpodial), tergantung genusnya.

Daun anggrek biasanya oval memanjang dengan tulang daun


memanjang pula, khas daun monokotil. Daun dapat pula menebal dan
berfungsi sebagai penyimpn air.

Bunga anggrek berbentuk khas dan menjadi penciri yang


membedakannya dari anggota suku lain. Bunga-bunga anggrek tersusun
majemuk, muncul dari tangkai bunga yang memanjang, muncul dari
ketiak daun. Bunganya simetri bilateral. Helaian Kelopak bunga (sepal)
biasanya berwarna mirip dengan mahkota bunga (sehingga
disebut tepal). Satu helai mahkota bunga termodifikasi membentuk
semacam "lidah" yang melindungi suatu struktur aksesoris yang
membawa benang sari dan putik. Benang sari memiliki tangkai sangat
pendek dengan dua kepala sari berbentuk cakram kecil (disebut
"pollinia") dan terlindung oleh struktur kecil yang harus dibuka
oleh serangga penyerbuk (atau manusia untuk vanili) dan membawa
serbuk sari ke mulut putik. Tanpa bantuan organisme penyerbuk, tidak
akan terjadi penyerbukan.

Buah anggrek berbentuk kapsul yang berwarna hijau dan jika masak
mengering dan terbuka dari samping. Bijinya sangat kecil dan ringan,
sehingga mudah terbawa angin. Biji anggrek tidak memiliki jaringan
penyimpan cadangan makanan; bahkan embrionya belum mencapai
kematangan sempurna. Perkecambahan baru terjadi jika biji jatuh pada
medium yang sesuai dan melanjutkan perkembangannya hingga
kemasakan.
3.6 Manfaat suku Orchidaceae

Tanaman bunga dari suku orchidaceae atau anggrek-


anggrekan yang terdiri dari begitu banyak jenis dan spesies, memiliki
banyak sekali manfaat untuk manusia. Selain digunakan sebagai
tanaman hisa (khususnya genus Dendrobium) karena bentuknya yang
sangat indah dan beraneka ragam, anggrek juga dapat dimanfaatkan
sebagai bahan baku pembuatan obat-obatan.
Pemanfaatan anggrek sebagai bahan pengobatan dengan tumbuhan,
telah dikenal sejak beberapa abad yang lalu. Anggrek berperan penting
dalam pengembangan tekhnik pengobatan dengan menggunakan
tumbuhan, sebagai bahan baku pembuatan ramuan-ramuan bahkan salah
satu mitos dari suatu negara mempercayai anggrek sebagai bahan baku
utama dalam pembuatan ramuan cinta.
Bahkan, anggrek sering dikait-kaitkan dengan hal-hal yang bersifat
mitos sepereti yang terjadi di beberapa bangsa. Mereka memiliki
keyakinan dan kepercayaan yang berbeda terhadap pengindraan anggrek.
Bangsa Yunani menggunakan anggrek sebagai symbol kejantanan,
sedangakan bangsa Tiongkok menggunakan anggrek sebagai bahan baku
pembuatan ramuan yang dapat mengeluarkan aroma harum pada tubuh
seseorang. Konon, ramuan ini sering digunakan oleh kaisar Tiongkok.
Melihat manfaat anggrek yang begitu banyak, pada abad ke-18
pembudidayaan anggrek telah dilakukan diseluruh dunia termsuk
Indonesia. Pembudidayaan anggrek memiliki banyak sekali keuntungan
karena selain banyak peminatnya yang menggunakan anggrek sebagai
tanaman hias, harga tanaman ini juga relative mahal untuk jenis-jenis
anggrek tertentu (Undang, 1994).
BAB IV
PENUTUP
 Kesimpulan

Suku anggrek-anggrekan atau Orchidaceae merupakan


satusuku tumbuhan berbunga dengan anggota jenis terbanyak. Jenis-
jenisnya tersebar luas dari daerah tropika basah hingga wilayah
sirkumpolar, meskipun sebagian besar anggotanya ditemukan di daerah
tropika. Kebanyakan anggota suku ini hidup sebagai epifit, terutama
yang berasal dari daerah tropika. Anggrek di daerah beriklim sedang
biasanya hidup di tanah dan membentuk umbi sebagai cara beradaptasi
terhadap musim dingin. Organ-organnya yang cenderung tebal dan
"berdaging" (sukulen) membuatnya tahan menghadapi tekanan
ketersediaan air. Anggrek epifit dapat hidup dari embun dan udara
lembab. Berdasarkan tipe pertumbuhan anggrek dibagi menjadi beberapa
jenis yaitu tipe monopodial dan simpodial. Berdasarkan tempat
tumbuhnya, anggrek dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu anggrek
epifit, Anggrek Terestial,Anggrek Saprofit dan Anggrek Litofit.
DAFTAR PUSTAKA

Adria, R Adrak & Sri Amintarti. 2010. Penuntun Praktikum Morfologi


Tumbuhan. FKIP PMIPA UNLAM. Banjarmasin.

Undang, A.D. 1994. Sistematik Tumbuhan Tinggi. Pusat Antar Universitas


Bidang Ilmu Hayati, ITB. Bandung.

Undang, A.D. 1994. Sistematik Tumbuhan Tinggi. Pusat Antar Universitas


Bidang Ilmu Hayati, ITB. Bandung.

http://dokumen.tips/documents/tumbuhan-monokotil-makalah.html diakses tanggal 21


November 2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Tumbuhan
Monokotil”.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Bone-Bone, 21 Mei 2016

Penulis
MAKALAH
TUMBUHAN MONOKOTIL
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :

 SULVIANTO
 SURIANTI
 TRIYA ANISA
 VIDIAWATI
 WALDI

KELAS: XI ATP.B

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Вам также может понравиться