Вы находитесь на странице: 1из 64

III – RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

III. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

Untuk meminimalisasi dampak negatif dan mengembangkan dampak Prosedur


Operasional Standar (POS)itif terhadap komponen lingkungan hidup, maka semua
kegiatan ijin usaha pemanfaatan hasil hutan pada hutan alam (IUPHHK-HA) PT.
Belayan River Timber yang berpotensi menimbulkan dampak penting harus
dikelola secara konsisten. Sesuai dengan hasil evaluasi Dampak penting dalam
dokumen ANDAL, maka rencana pengelolaan lingkungan hidup yang akan
dilakukan adalah :

3.1. KOMPONEN FISIK KIMIA

1. Kualitas udara ambien (peningkatan debu)


1) Dampak penting.
a). Dampak penting.
Dampak penting berupa terjadinya penurunan kualitas udara berupa
peningkatan debu adalah Dampak primer, berlangsung selama tahap
konstruksi sampai tahap operasi, sebaran dampak lokal. Intensitas
dampaknya yang melebihi baku mutu lingkungan, dan dapat
menimbulkan dampak lanjutan terhadap kesehatan pekerja (K3).
b). Sumber dampak penting.
 Tahap konstruksi : kegiatan pembukaan wilayah hutan
 Tahap operasi : kegiatan pengangkutan kayu ke log pond
2) Tolok ukur dampak.
Tolok ukur dampak adalah terjadinya peningkatan kandungan debu di
udara ambien yang mengacu pada Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999
yaitu sebesar 230 g/m3= 0,23 mg/ m3
3) Tujuan rencana pengelolaan lingkungan hidup.
Tujuan rencana pengelolaan lingkungan hidup adalah untuk mengurangi
kadar debu di udara ambien agar tidak melampaui baku mutu yang telah
ditetapkan.
4) Pengelolaan lingkungan hidup.
Pendekatan Teknologi :
 Melakukan perbaikan dan perawatan sesuai prosedur yang tertuang
dalam dokumen Prosedur Operasional Standar (POS).
 Melakukan kegiatan produksi sesuai prosedur yang tertuang dalam
dokumen Prosedur Operasional Standar (POS)

RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PT. BELAYAN RIVER TIMBER Bab III - 1
III – RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

 Melakukan pengerasan jalan dengan agregat khusus (sirtu).


 Mengatur kecepatan kendaraan pengangkut maksimal 40 km/jam,
terutama bila melewati jalan koridor dan pemukiman.
 Menyediakan water truck (truk tangki air) untuk melakukan penyiraman
jalan secara periodik, terutama pada saat tidak hujan.
5) Lokasi pengelolaan lingkungan hidup.
Lokasi pengelolaan lingkungan hidupnya adalah di sepanjang jaringan jalan
hutan.
6) Periode pengelolaan lingkungan hidup.
Pengelolaan lingkungan hidup dilakukan selama kegiatan pembangunan
jaringan jalan, kegiatan pengangkutan.
7) Pembiayaaan pengelolaan lingkungan hidup.
Pembiayaan pengelolaan lingkungan hidup seperti pengerasan jalan
dengan agregat khusus (sirtu), penyediaan water truck untuk melakukan
penyiraman jalan sepenuhnya menjadi tanggung jawab manajemen PT.
BELAYAN RIVER TIMBER.
8) Institusi pengelolaan lingkungan hidup.
a). Pelaksana pengelolaan lingkungan hidup.
 PT. BELAYAN RIVER TIMBER.
b). Pengawas pengelolaan lingkungan hidup.
 Dinas Kehutanan Kabupaten Kutai Barat.
 Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Barat.
 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Kutai Barat.
 Dinas Kehutanan Kabupaten Kutai Kartenegara.
 Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Kartenegara.
 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Kutai Kartenegara.
 Dinas Kehutanan Kabupaten Kutai Timur.
 Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Timur.
 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Kutai Timur.
 Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur.
 Badan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Timur.
c). Pelaporan hasil pengelolaan lingkungan hidup, disampaikan kepada:
 Dinas Kehutanan Kabupaten Kutai Barat.
 Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Barat.

RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PT. BELAYAN RIVER TIMBER Bab III - 2
III – RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Kutai Barat.


 Dinas Kehutanan Kabupaten Kutai Kartenegara.
 Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Kartenegara.
 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Kutai Kartenegara.
 Dinas Kehutanan Kabupaten Kutai Timur.
 Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Timur.
 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Kutai Timur.
 Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur.
 Badan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Timur.

2. Laju erosi tanah.


1) Dampak penting.
a) Dampak penting.
Dampak penting berupa terjadinya peningkatan erosi adalah Dampak
lanjutan, berlangsung selama tahap konstruksi sampai tahap operasi,
sebaran dampak lokal. Dapat menimbulkan dampak lanjutan berupa
terjadinya penurunan kualitas air permukaan.
b) Sumber dampak penting.
 Tahap konstruksi : kegiatan pembangunan sarana dan prasarana
 Tahap operasi : kegiatan pembukaan wilayah hutan, kegiatan
pemanenan, kegiatan penanaman dan pemeliharaan tanaman
pengayaan
2) Tolok ukur dampak.
Tolok ukur dampak adalah terbentuknya alur-alur dan parit-parit pada lokasi
kegiatan.
3) Tujuan rencana pengelolaan lingkungan hidup.
Tujuan rencana pengelolaan lingkungan hidup adalah
mengendalikan/mengurangi terjadinya laju erosi tanah.
4) Pengelolaan lingkungan hidup.
Upaya pengelolaan lingkungan hidup yang dilakukan adalah :
Pendekatan Teknologi :
 Melakukan pembuatan trase jalan sesuai dengan prosedur yang
tertuang dalam dokumen Prosedur Operasional Standar (POS).
 Melakukan pembukaan wilayah hutan sesuai dengan prosedur yang
tertuang dalam dokumen Prosedur Operasional Standar (POS).
RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PT. BELAYAN RIVER TIMBER Bab III - 3
III – RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

 Melakukan pemeliharaan jalan sesuai dengan prosedur yang tertuang


dalam dokumen prosedur operasional standar (POS)
 Pengerasan jalan utama dan pemadatan jalan cabang yang akan dibuat.
Bahan pengerasan jalan dari bahan kasar (diameter > 2 mm) seperti
batuan krikil, pasir, batuan napal atau bahan tanah laterit. Pemadatan
jalan dilakukan dengan grader. Permukaan dibuat agak cembung untuk
menghindari genangan di tengah badan jalan.
 Membuat teras jalan dengan ketinggian antar teras (sengkedan)
maksimum 2 m, terutama pada lokasi dengan pemotongan lereng
mencapai lebih dari 6 m dan struktur batuan lepas.
 Membuat gorong-gorong pada jalan utama dan jalan cabang yang
melalui aliran air.
 Membuat/menambah saluran drainase (waterways) pada pinggir jalan
yang relatif datar.
 Membuat drainase melintang pada jalan yang memiliki tanjakan > 8 %
sepanjang > 75 m. Mengacu pada pedoman Teknis Konservasi Tanah di
Areal Pengusahaan Hutan (SK. Ditjen RRL No. 028?Kpts/V/1994)
drainase melintang dibuat setiap 25 – 30 m panjang jalan (tergangtung
kemiringan tanjakan). Drainase melintang yang dipilih adalah sistem
tertutup untuk jalan utama dan cabang, serta sistem terbuka untuk jalan
ranting. Pada bagian ujung (hilir) diberi rintangan untuk menghambat
tanah yang tererosi yang berasal dari drainase melintang. Rintangan
dibuat dari pohon yang dibongkar atau tumbang, kayu gelondongan,
batu-batu besar dengan diselingi tanaman penutup seperti belukar,
semak dan pohon-pohon.
 Pembuatan jebakan sedimen (sedimen traf) untuk mengurangi jumlah
bahan tererosi yang mencapai ke badan sungai, dilakukan terutama
dipinggir jalan yang cekung dan pelaksanaannya dikaitkan dengan
pemeliharaan jalan angkutan.
 Memadatkan tapak base camp dan TPK
 Menambah bangunan konservasi berupa teras, tanggul
pencegah/pengurang erosi serta jebakan sedimen, terutama di Base
Camp dan TPK.
 Melakukan penanaman vegetasi sebagai tanaman pelindung dan
penahan erosi pada Base Camp dan TPK (dilakukan secara sistematis
seusi dengan tata ruang Base Camp dan TPK) dengan Mimosa invisa dan
Altheranthera amoena.
 Pemilihan lokasi TPK pda tempat yang relatif datar atau diratakan atau
dipadatkan.

RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PT. BELAYAN RIVER TIMBER Bab III - 4
III – RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

Untuk menekan dampak terjadinya laju erosi tanah pada kegiatan


pembukaan wilayah hutan, kegiatan pemanenan, kegiatan penanaman dan
pemeliharaan tanaman pengayaan, upaya pengelolaannya adalah :
Pendekatan Teknologi :
 Melakukan kegiatan produksi sesuai prosedur yang tertuang dalam
dokumen Prosedur Operasional Standar (POS)
 Melakukan penanaman dan pemeliharaan sesuai dengan prosedur yang
tertuang dalam dokumen Prosedur Operasional Standar (POS).
 Menanami kembali bekas-bekas jalan sarad dan bekan TPn sesegera
mungkin dengan tanaman hutan terutama dari jenis-jenis komersial,
seperti kelompok meranti dan kapur dengan jarak tanam 3 x 3.
 Penebangan agar memperhatikan arah rebah dan kerapatan anakan
yang ada disekitar pohon yang akan ditebang, sehingga terjadi cablish
sekecil mungkin. Arah rebah dilereng yang curam diarahkan searah
dengan lereng
 Membuat jalan sarad sependek mungkin, dan menghindari penyaradan
yang searah lereng.
 Melakukan pemeliharaan terhadap bangunan-bangunan konservasi
tanah dan air yang telah dibuat.
 Melakukan penanaman areal sempadan sungai berhutan jarang dengan
jenis pohon penghasil buah-buahan yang dapat dimanfaatkan
masyarakat setempat, seperti langsat, durian. Penanaman dengan
lokasi mengikuti RKT yang direncanakan setiap tahun. Penanaman
direncanakan secara cemplongan dengan ukuran lubang 1 x 0,5 x 0,5 m
dengan jarak tanam 10 x 10 m atau populasi tanaman sebanyak 100
batang/ha.
Pendekatan Sosial :
 Pelatihan tenaga kerja teknik konservasi lahan kehutanan/sumber daya
alam
 Pelatihan karyawan, dengan mrngikutsertakan dalam program upaya
pengendalian erosi di areal produksi dan PWH (jalan angkut, Base Camp
dan TPK serta Kawasan lindung)
5) Lokasi pengelolaan lingkungan hidup.
 Di lokasi seluruh jalan angkutan yang akan dibangun
 Di lokasi pinggir jalan, base camp, TPK dan TPn (sesuai dengan
kebutuhan).
 Pembuatan jembatan dilakukan di lokasi jembatan yang telah ada dan
yang akan dibangun.

RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PT. BELAYAN RIVER TIMBER Bab III - 5
III – RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

 Pembinaan tapak base camp dan TPK, dilakukan di pinggir/bagian dari


seluruh base camp dan TPK yang akan dibangun.
 Pengelolaan TPk dan TPn dilakukan pada seluruh TPK dan TPn yang
akan dibangun.
 Pelatihan karyawan, dilaksanakan mengikuti lokasi instansi-instansi
pelaksana pelatihan dan di base camp.
6) Periode pengelolaan lingkungan hidup.
 Pemeliharaan jalan dilakukan sesuai jadwal PWH pada bulan Juni –
September.
 Pembuatan jebakan sedimen dilakukan pada saat pembuatan jalan, TPK
dan base camp bulan Juni – September.
 Pembuatan jembatan, sesuai dengan jadwal/kebutuhannya.
 Pembinaan tapak base camp dan TPK, dilakukan segera setelah
pembangunannya bulan Juni - September.
7) Pembiayaaan pengelolaan lingkungan hidup.
Pembiayaan pengelolaan lingkungan hidup sepenuhnya menjadi tanggung
jawab manajemen PT. BELAYAN RIVER TIMBER
8) Institusi pengelolaan lingkungan hidup.
a) Pelaksana pengelolaan lingkungan hidup.
 PT. BELAYAN RIVER TIMBER.
b) Pengawas pengelolaan lingkungan hidup.
 Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur.
 Badan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Timur.
 Dinas Kehutanan Kabupaten Kutai Timur
 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Kutai Timur
 Dinas Kehutanan Kabupaten Kutai Barat
 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Kutai Barat
 Dinas Kehutanan Kabupaten Kutai Kartanegara
 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Kutai Kartanegara
c) Pelaporan hasil pengelolaan lingkungan hidup, disampaikan kepada:
 Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur.
 Badan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Timur.
 Dinas Kehutanan Kabupaten Kutai Timur
 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Kutai Timur

RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PT. BELAYAN RIVER TIMBER Bab III - 6
III – RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

 Dinas Kehutanan Kabupaten Kutai Barat


 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Kutai Barat
 Dinas Kehutanan Kabupaten Kutai Kartanegara
 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Kutai Kartanegara

3. Kualitas Air Permukaan


1) Dampak penting.
a. Dampak penting.
Dampak penting berupa terjadinya penurunan kualitas air permukaan
adalah dampak lanjutan, berlangsung selama tahap konstruksi, sebaran
dampak lokal dan regional. Banyak manusia yang akan terkena dampak
dari penurunan kualitas air permukaan tersebut, serta dapat
menimbulkan dampak lanjutan terhadap kehidupan biota perairan.
b. Sumber dampak penting.
 Tahap operasi : kegiatan pembukaan wilayah hutan, kegiatan
pemanenan, aktivitas perkantoran/domestik, aktivitas perbengkalan
2) Tolok ukur dampak.
Tolok ukur dampak adalah : Untuk air permukaan (badan air) mengacu pada
Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001, yaitu pH = 6,0 – 9,0 TSS = 50 mg/l
dan BOD = 3 mg/l dan COD = 25 mg/l.
3) Tujuan rencana pengelolaan lingkungan hidup.
Tujuan rencana pengelolaan lingkungan hidup adalah mencegah terjadinya
penurunan kualitas air permukaan khususnya peningkatan kandungan TSS,
serta Minyak dan Lemak.
4) Pengelolaan lingkungan hidup.
Sehubungan karena terjadinya penurunan kualitas air permukaan adalah
dampak lanjutan/sekunder dari limbah cair surface run off dan limbah cair
perbengkelan serta limbah cair domestik, maka upaya pengelolaan
lingkungan yang dilakukan adalah sama dengan menanggulangi dampak-
dampak terhadap limbah cair surface run of, limbah cair perbengkelan serta
limbah cair domestik tersebut yaitu dengan cara :

RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PT. BELAYAN RIVER TIMBER Bab III - 7
III – RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

Pendekatan Teknologi :
Upaya pengelolaan lingkungan dari kegiatan pembukaan wilayah hutan,
kegiatan pemanenan adalah :
 Melakukan pembuatan trase jalan sesuai dengan prosedur yang
tertuang dalam dokumen Prosedur Operasional Standar (POS). PT.
Belayan River Timber.
 Melakukan pembukaan wilayah hutan sesuai dengan prosedur yang
tertuang dalam dokumen Prosedur Operasional Standar (POS). PT.
Belayan River Timber.
 Melakukan pemeliharaan jalan sesuai dengan prosedur yang tertuang
dalam dokumen Prosedur Operasional Standar (POS). PT. Belayan River
Timber.
 Melakukan kegiatan produksi sesuai prosedur yang tertuang dalam
dokumen Prosedur Operasional Standar (POS). PT. Belayan River
Timber.
 Penempatan jalan sarad, TPn dan bangunan hutan lainnya sesuai
dengan petunjuk TPTI, dimana pembuatan jalan angkutan dan
peyaradan yang memotong saluran drainase atau aliran air alami seusi
dengan bentuk lahan atau lereng. Apabila kondisi kurang
memungkinkan maka akan dibuat gorong-gorong.
 Membuat jebakan sedimen sepanjang kontur
 Pelatihan tenaga kerja teknik konservai lahan kehutanan/sumber daya
alam.
Upaya pengelolaan lingkungan dari kegiatan aktivitas perbengkelan adalah:
 Melakukan pengelolaan limbah sesuai dengan prosedur yang tertuang
dalam dokumen Prosedur Operasional Standar (POS). PT. Belayan River
Timber.
 Membuat bangunan bengkel/workshop dengan konstruksi permanen,
beratap, lantai kedap air dan dilengkapi dengan parit keliling yang
ujungnya dilengkapi dengan bak penampungan olie/minyak pelumas
bekas (oil trap)
 Menerapkan Standard Operational Procedure (SOP) dalam penanganan
minyak pelumas bekas adalah sebagai berikut :
 Semua minyak pelumas bekas harus dikumpulkan, ditimbun dan
disimpan pada wadah yang tertutup (drum), jika minyak pelumas
bekas dikumpulkan dari suatu peralatan pada wadah yang terbuka
segera dipindahkan ke wadah yang tertutup sesegera mungkin.

RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PT. BELAYAN RIVER TIMBER Bab III - 8
III – RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

 Semua minyak pelumas bekas yang telah disimpan di dalam drum


kemudian dikumpulkan pada suatu lokasi (gudang) yang lantainya
permanen dan kedap air.
 Ceceran minyak pelumas bekas yang terjadi pada lantai harus
dibersihkan dengan air, dan kemudian ditampung pada oil trap.
 Oil trap ditempatkan sedemikian rupa sehingga dapat
mengumpulkan semua air dan minyak pelumas bekas yang tercecer.
 Oil trap dirancang sedemikian rupa dengan konstruksi permanen
dan kedap air untuk mencegah kebocoran agar tidak mencemari
tanah dan air. Oil trap digunakan hanyalah untuk menampung air
dan minyak pelumas bekas yang tertampung secara sementara.
 Minyak pelumas bekas yang terkumpul dari suatu peralatan
dipindahkan ke dalam drum.
 Ceceran minyak pelumas bekas yang telah tertangkap dan
tertampung pada oil trap dipindahkan sesegera mungkin kedalam
drum.
 Apabila drum tersebut penuh, maka drum tersebut harus ditutup
rapat untuk menghindari terjadinya kebocoran dan kemudian dan
diberi Label yang menggambarkan jenis, karakteristik, jumlah atau
volume dari minyak pelumas bekas dan bertuliskan Minyak Bekas
(Used Oil).
 Selanjutnya drum-drum yang berisi minyak pelumas bekas tersebut
dijual ke pihak ketiga yang berkompeten yaitu kepada perusahaan
Pengumpul, Pengolah dan Pengguna Minyak Pelumas Bekas
(P3MPB) yang sudah mendapat izin resmi dari MENKLH.
 PT. Belayan River Timber agar melengkapi kegiatannya dengan Tempat
Penyimpanan Sementara (TPS), dan Izin Penyimpanan Sementara
Limbah B3 dari Menteri KLH, jika menyimpan limbah B3 (olie/minyak
pelumas bekas) lebih dari 90 (sembilan puluh) hari.
Upaya pengelolaan lingkungan dari kegiatan aktivitas
perkantoran/domestik adalah :
 Melakukan penghematan penggunaan air bersih yaitu dengan
menggunakan air bersih dalam kegiatan perkantoran/domestik
seperlunya saja dan sesuai kebutuhan.
 Mengalirkan limbah cair domestiknya ke dalam sumur peresapan
5) Lokasi pengelolaan lingkungan hidup.
 Pembuatan jebakan sedimen, dilakukan pada pinggir jalan, base camp,
TPK/Tpn sesuai dengan kebutuhan
 Di lokasi perbengkelan.

RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PT. BELAYAN RIVER TIMBER Bab III - 9
III – RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

 Di lokasi perkantoran/perumahan karyawan


6) Periode pengelolaan lingkungan hidup.
Pengelolaan lingkungan hidup dilakukan adalah selama pembukaan wilayah
hutan, kegiatan pembangunan sarana dan prasarana, aktivitas
perbengkelan, aktivitas perkantoran berlangsung.
7) Pembiayaaan pengelolaan lingkungan hidup.
Pembiayaan pengelolaan lingkungan hidup seperti seperti pembuatan parit,
pembuatan oil trap, sepenuhnya menjadi tanggung jawab manajemen PT.
Belayan River Timber.
8) Institusi pengelolaan lingkungan hidup.
a). Pelaksana pengelolaan lingkungan hidup.
 PT. Belayan River Timber
b). Pengawas pengelolaan lingkungan hidup.
 Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur.
 Badan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Timur.
 Dinas Kehutanan Kabupaten Kutai Timur
 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Kutai Timur
 Dinas Kehutanan Kabupaten Kutai Barat
 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Kutai Barat
 Dinas Kehutanan Kabupaten Kutai Kartanegara
 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Kutai Kartanegara
c). Pelaporan hasil pengelolaan lingkungan hidup, disampaikan kepada:
 Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur.
 Badan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Timur.
 Dinas Kehutanan Kabupaten Kutai Timur
 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Kutai Timur
 Dinas Kehutanan Kabupaten Kutai Barat
 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Kutai Barat
 Dinas Kehutanan Kabupaten Kutai Kartanegara
 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Kutai Kartanegara

RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PT. BELAYAN RIVER TIMBER Bab III - 10
III – RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

4. Limbah Cair Perbengkelan


1) Dampak penting.
a. Dampak penting.
Dampak penting berupa kualitas air limbah/limbah cair perbengkelan
(parameter minyak dan lemak) adalah dampak negatif penting dan
berupa dampak langsung. Serta dapat menimbulkan dampak lanjutan
terhadap penurunan kualitas air permukaan.
b. Sumber dampak penting.
 Tahap operasi : kegiatan aktivitas perbengkalan
2) Tolok ukur dampak.
Tolok ukur dampak adalah Untuk air buangan air limbah dari kegiatan
perbengkelan (khususnya parameter minyak dan lemak)mengacu pada SK.
Gubernur Kaltim No.26/2002 khususnya pada Lampiran II yaitu Minyak
mineral = 10 mg/ll.
3) Tujuan rencana pengelolaan lingkungan hidup.
Tujuan rencana pengelolaan lingkungan hidup adalah mengurangi dan
mencegah terjadinya limbah cair perbengkelan khususnya parameter
Minyak dan Lemak..
4) Pengelolaan lingkungan hidup.
Sehubungan karena terjadinya limbah cair perbengkelan adalah dampak
primer, maka upaya pengelolaan lingkungan yang dilakukan adalah sama
dengan menanggulangi dampak-dampak terhadap limbah limbah cair
perbengkelan k tersebut yaitu dengan cara :
Pendekatan Teknologi :
Upaya pengelolaan lingkungan dari kegiatan aktivitas perbengkelan adalah:
 Melakukan pengelolaan limbah sesuai dengan prosedur yang tertuang
dalam dokumen Prosedur Operasional Standar (POS). PT. Belayan River
Timber.
 Membuat bangunan bengkel/workshop dengan konstruksi permanen,
beratap, lantai kedap air dan dilengkapi dengan parit keliling yang
ujungnya dilengkapi dengan bak penampungan olie/minyak pelumas
bekas (oil trap)
 Menerapkan Standard Operational Procedure (SOP) dalam penanganan
minyak pelumas bekas adalah sebagai berikut :
 Semua minyak pelumas bekas harus dikumpulkan, ditimbun dan
disimpan pada wadah yang tertutup (drum), jika minyak pelumas

RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PT. BELAYAN RIVER TIMBER Bab III - 11
III – RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

bekas dikumpulkan dari suatu peralatan pada wadah yang terbuka


segera dipindahkan ke wadah yang tertutup sesegera mungkin.
 Semua minyak pelumas bekas yang telah disimpan di dalam drum
kemudian dikumpulkan pada suatu lokasi (gudang) yang lantainya
permanen dan kedap air.
 Ceceran minyak pelumas bekas yang terjadi pada lantai harus
dibersihkan dengan air, dan kemudian ditampung pada oil trap.
 Oil trap ditempatkan sedemikian rupa sehingga dapat
mengumpulkan semua air dan minyak pelumas bekas yang tercecer.
 Oil trap dirancang sedemikian rupa dengan konstruksi permanen
dan kedap air untuk mencegah kebocoran agar tidak mencemari
tanah dan air. Oil trap digunakan hanyalah untuk menampung air
dan minyak pelumas bekas yang tertampung secara sementara.
 Minyak pelumas bekas yang terkumpul dari suatu peralatan
dipindahkan ke dalam drum.
 Ceceran minyak pelumas bekas yang telah tertangkap dan
tertampung pada oil trap dipindahkan sesegera mungkin kedalam
drum.
 Apabila drum tersebut penuh, maka drum tersebut harus ditutup
rapat untuk menghindari terjadinya kebocoran dan kemudian dan
diberi Label yang menggambarkan jenis, karakteristik, jumlah atau
volume dari minyak pelumas bekas dan bertuliskan Minyak Bekas
(Used Oil).
 Selanjutnya drum-drum yang berisi minyak pelumas bekas tersebut
dijual ke pihak ketiga yang berkompeten yaitu kepada perusahaan
Pengumpul, Pengolah dan Pengguna Minyak Pelumas Bekas
(P3MPB) yang sudah mendapat izin resmi dari MENKLH.
 PT. Belayan River Timber agar melengkapi kegiatannya dengan Tempat
Penyimpanan Sementara (TPS), dan Izin Penyimpanan Sementara
Limbah B3 dari Menteri KLH, jika menyimpan limbah B3 (olie/minyak
pelumas bekas) lebih dari 90 (sembilan puluh) hari.
5) Lokasi pengelolaan lingkungan hidup.
 Lokasi membuat bangunan bengkel/workshop dengan konstruksi
permanen, beratap, lantai kedap air dan dilengkapi dengan parit
keliling yang ujungnya dilengkapi dengan bak penampungan
olie/minyak pelumas bekas (oil trap), adalah di bengkel/workshop.
 Lokasi menerapkan Standard Operational Procedure (SOP) dalam
penanganan minyak pelumas bekas yang merupakan jenis B3, adalah di
bengkel/workshop.

RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PT. BELAYAN RIVER TIMBER Bab III - 12
III – RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

 Lokasi untuk melengkapi kegiatannya dengan Tempat Penyimpanan


Sementara (TPS) limbah B3 (olie/minyak pelumas bekas), adalah di
bengkel/workshop.
6) Periode pengelolaan lingkungan hidup.
 Periode membuat bangunan bengkel/workshop dengan konstruksi
permanen, beratap, lantai kedap air dan dilengkapi dengan parit
keliling yang ujungnya dilengkapi dengan bak penampungan
olie/minyak pelumas bekas (oil trap), adalah pada saat konstruksi
bengkel/workshop.
 Periode menerapkan Standard Operational Procedure (SOP) dalam
penanganan minyak pelumas bekas yang merupakan jenis B3, adalah
pada saat aktfitas perbengkelan tahap operasi berlangsung.
 Periode untuk melengkapi kegiatannya dengan Tempat Penyimpanan
Sementara (TPS) limbah B3 (olie/minyak pelumas bekas), adalah adalah
pada saat konstruksi bengkel/workshop.
7) Pembiayaaan pengelolaan lingkungan hidup.
Pembiayaan pengelolaan lingkungan hidup, sepenuhnya menjadi tanggung
jawab manajemen PT. Belayan River Timber.
8) Institusi pengelolaan lingkungan hidup.
a). Pelaksana pengelolaan lingkungan hidup.
a. PT. Belayan River Timber
b). Pengawas pengelolaan lingkungan hidup.
 Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur.
 Badan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Timur.
 Dinas Kehutanan Kabupaten Kutai Timur
 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Kutai Timur
 Dinas Kehutanan Kabupaten Kutai Barat
 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Kutai Barat
 Dinas Kehutanan Kabupaten Kutai Kartanegara
 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Kutai Kartanegara
c). Pelaporan hasil pengelolaan lingkungan hidup, disampaikan kepada:
 Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur.
 Badan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Timur.
 Dinas Kehutanan Kabupaten Kutai Timur
 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Kutai Timur

RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PT. BELAYAN RIVER TIMBER Bab III - 13
III – RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

 Dinas Kehutanan Kabupaten Kutai Barat


 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Kutai Barat
 Dinas Kehutanan Kabupaten Kutai Kartanegara
 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Kutai Kartanegara

5. Limbah Cair Domestik


1) Dampak penting.
a. Dampak penting.
Dampak penting berupa kualitas air limbah/limbah cair domestik
(parameter minyak dan lemak) adalah dampak negatif penting dan
berupa dampak langsung. Serta dapat menimbulkan dampak lanjutan
terhadap penurunan kualitas air permukaan.
b. Sumber dampak penting.
 Tahap operasi : kegiatan aktivitas perkantoran/domestik
2) Tolok ukur dampak.
Tolok ukur dampak adalah yaitu limbah cair domestik adalah mengacu
pada SK. MENLH No. 112 Tahun 2003 yaitu TSS = 100 mg/l, BOD = 100 mg/l
dan Minyak dan Lemak = 10 mg/l, pH = 6 – 9.
3) Tujuan rencana pengelolaan lingkungan hidup.
Tujuan rencana pengelolaan lingkungan hidup adalah mengurangi dan
mencegah terjadinya limbah cair domestik khususnya parameter Minyak
dan Lemak..
4) Pengelolaan lingkungan hidup.
Sehubungan karena terjadinya limbah cair domestik adalah dampak primer,
maka upaya pengelolaan lingkungan yang dilakukan adalah sama dengan
menanggulangi dampak-dampak terhadap limbah limbah cair domestik
tersebut yaitu dengan cara :
Pendekatan Teknologi :
 Melakukan penghematan penggunaan air bersih yaitu dengan
menggunakan air bersih dalam kegiatan perkantoran/domestik
seperlunya saja dan sesuai kebutuhan.
 Mengalirkan limbah cair domestiknya ke dalam sumur peresapan.
5) Lokasi pengelolaan lingkungan hidup.
 Lokasi melakukan penghematan penggunaan air bersih yaitu dengan
menggunakan air bersih dalam kegiatan perkantoran/domestik
seperlunya saja dan sesuai kebutuhan, adalah di kantor dan mess
PT. Belayan River Timber.

RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PT. BELAYAN RIVER TIMBER Bab III - 14
III – RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

 Lokasi mengalirkan limbah cair domestiknya ke dalam sumur


peresapan, adalah pada sumur peresapan di sekitar lokasi kantor dan
mess.
6) Periode pengelolaan lingkungan hidup.
 Periode melakukan penghematan penggunaan air bersih yaitu dengan
menggunakan air bersih dalam kegiatan perkantoran/domestik
seperlunya saja dan sesuai kebutuhan, adalah selama berlangsungnya
aktifitas perkantoran/domestik tahap operasi PT. Belayan River Timber.
 Periode mengalirkan limbah cair domestiknya ke dalam sumur
peresapan, adalah selama berlangsungnya aktifitas
perkantoran/domestik tahap operasi PT. Belayan River Timber.
7) Pembiayaaan pengelolaan lingkungan hidup.
Pembiayaan pengelolaan lingkungan hidup, sepenuhnya menjadi tanggung
jawab manajemen PT. Belayan River Timber.
8) Institusi pengelolaan lingkungan hidup.
a). Pelaksana pengelolaan lingkungan hidup.
a. PT. Belayan River Timber
b). Pengawas pengelolaan lingkungan hidup.
 Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur.
 Badan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Timur.
 Dinas Kehutanan Kabupaten Kutai Timur
 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Kutai Timur
 Dinas Kehutanan Kabupaten Kutai Barat
 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Kutai Barat
 Dinas Kehutanan Kabupaten Kutai Kartanegara
 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Kutai Kartanegara
c). Pelaporan hasil pengelolaan lingkungan hidup, disampaikan kepada:
 Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur.
 Badan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Timur.
 Dinas Kehutanan Kabupaten Kutai Timur
 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Kutai Timur
 Dinas Kehutanan Kabupaten Kutai Barat
 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Kutai Barat
 Dinas Kehutanan Kabupaten Kutai Kartanegara

RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PT. BELAYAN RIVER TIMBER Bab III - 15
III – RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Kutai Kartanegara

6. Limbah Padat Perbengkelan


1) Dampak penting.
a. Dampak penting.
Dampak penting berupa limbah padat perbengkelan adalah dampak
negatif penting dan berupa dampak langsung.
b. Sumber dampak penting.
 Tahap operasi : kegiatan aktivitas perbengkelan
2) Tolok ukur dampak.
Tolok ukur dampak adalah volume limbah padat perbengkelan yang dikelola
oleh PT. Belayan River Timber.
3) Tujuan rencana pengelolaan lingkungan hidup.
Tujuan rencana pengelolaan lingkungan hidup adalah mencegah limbah
padat perbengkelan yang dihasilkan oleh aktifitas perbengkelan PT. Belayan
River Timber masuk ke lingkungan..

4) Pengelolaan lingkungan hidup.


 Upaya pengelolaan lingkungan dari aktifitas perbengkelan adalah
mengumpulkan limbah-limbah padat perbengkelan tersebut (kain
majun, filter bekas, ban bekas, scrap, aki bekas, besi tua, rantai, gear dan
onderdil bekas, dlsb) pada suatu tempat khusus (keranjang/drum), dan
kemudian diserahkan ke pihak ketiga yang berkompeten dalam
penanganan limbah padat tersebut.
5) Lokasi pengelolaan lingkungan hidup.
 Lokasi mengumpulkan limbah-limbah padat perbengkelan tersebut
(kain majun, filter bekas, ban bekas, scrap, aki bekas, besi tua, rantai,
gear dan onderdil bekas, dlsb) pada suatu tempat khusus
(keranjang/drum), dan kemudian diserahkan ke pihak ketiga yang
berkompeten dalam penanganan limbah padat tersebut, adalah di
lokasi bengkel/workshop.
6) Periode pengelolaan lingkungan hidup.
 Periode pengelolaan lingkungan hidup adalah selama berlangsungnya
kegiatan aktifitas perbengkelan tahap operasi.
7) Pembiayaaan pengelolaan lingkungan hidup.
Pembiayaan pengelolaan lingkungan hidup, sepenuhnya menjadi tanggung
jawab manajemen PT. Belayan River Timber.
8) Institusi pengelolaan lingkungan hidup.

RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PT. BELAYAN RIVER TIMBER Bab III - 16
III – RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

d). Pelaksana pengelolaan lingkungan hidup.


a. PT. Belayan River Timber
e). Pengawas pengelolaan lingkungan hidup.
 Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur.
 Badan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Timur.
 Dinas Kehutanan Kabupaten Kutai Timur
 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Kutai Timur
 Dinas Kehutanan Kabupaten Kutai Barat
 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Kutai Barat
 Dinas Kehutanan Kabupaten Kutai Kartanegara
 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Kutai Kartanegara
f). Pelaporan hasil pengelolaan lingkungan hidup, disampaikan kepada:
 Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur.
 Badan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Timur.
 Dinas Kehutanan Kabupaten Kutai Timur
 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Kutai Timur
 Dinas Kehutanan Kabupaten Kutai Barat
 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Kutai Barat
 Dinas Kehutanan Kabupaten Kutai Kartanegara
 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Kutai Kartanegara

7. Kesuburan tanah
1) Dampak penting.
a). Dampak penting.
Dampak penting berupa terjadinya penurunan kesuburan tanah akibat
hilangnya/tidak adanya vegetasi penutup tanah akan menyebabkan air
hujan yang jatuh langsung menerpa permukaan tanah, yang akan
membawa tanah lapisan tanah bersama air hujan menyebabkan
penurunan kesuburan tanah ke tingkat sangat rendah merupakan
Dampak lanjutan, berlangsung selama tahap operasi, sebaran dampak
lokal.
b). Sumber dampak penting.
 Tahap operasi : kegiatan pemanenan
2) Tolok ukur dampak.

RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PT. BELAYAN RIVER TIMBER Bab III - 17
III – RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

Tolok ukur dampak adalah terjadinya penurunan kesuburan tanah yang


mengacu pada tingkat kesuburan tanah (kriteria PPT Bogor)
3) Tujuan rencana pengelolaan lingkungan hidup.
Tujuan rencana pengelolaan lingkungan hidup adalah mengendalikan
tingkat kesuburan tanah agar nantinya tidak mempengaruhi pertumbuhan
tanaman
4) Pengelolaan lingkungan hidup.
Pendekatan Teknologi :
 Penebangan secara terencana dan bertahap sesuai RKT
 Segera melakukan penanaman tanaman untuk meminimalisasi erosi
dan sedimentasi.
 Melakukan pemeliharaan bangunan-bangunan konservasi yang
terdapat di lokasi rawan erosi/longsor.
 Pemanfaatan sebanyak mungkin jalan-jalan sarad yang ada maupun
TPn bertujuan untuk memperkecil terjadinya pembukaan tanah dan
kerusakan hutan.
 Untuk kayu berdiameter besar memakai arc skidding dengan tujuan
menghindari garukan tanah dan vegetasi bawah.
 Topping harus tuntas sehingga manuver operator efisien dan kerusakan
permukaan tanah minimal.
Pendekatan Sosial :
 Pelatihan tenaga kerja tentang teknik konservasi lahan sumber daya
alam.
 Pelatihan karyawan dengan mengikutsertakannya dalam program
upaya pengendalian dampak lingkungan hidup.
 Kerjasama dengan instansi terkait mengenai teknis konservasi lahan.
5) Lokasi pengelolaan lingkungan hidup.
Lokasi pengelolaan lingkungan hidupnya adalah di lokasi pemanenan/blok
tebangan.
6) Periode pengelolaan lingkungan hidup.
Pengelolaan lingkungan hidup dilakukan selama kegiatan penebangan.
7) Pembiayaaan pengelolaan lingkungan hidup.
Pembiayaan pengelolaan lingkungan hidup seperti sepenuhnya menjadi
tanggung jawab manajemen PT. BELAYAN RIVER TIMBER.
8) Institusi pengelolaan lingkungan hidup.
a). Pelaksana pengelolaan lingkungan hidup.

RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PT. BELAYAN RIVER TIMBER Bab III - 18
III – RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

 PT. BELAYAN RIVER TIMBER.


b). Pengawas pengelolaan lingkungan hidup.
 Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur.
 Badan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Timur.
 Dinas Kehutanan Kabupaten Kutai Timur
 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Kutai Timur
 Dinas Kehutanan Kabupaten Kutai Barat
 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Kutai Barat
 Dinas Kehutanan Kabupaten Kutai Kartanegara
 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Kutai Kartanegara
c). Pelaporan hasil pengelolaan lingkungan hidup, disampaikan kepada:
 Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur.
 Badan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Timur.
 Dinas Kehutanan Kabupaten Kutai Timur
 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Kutai Timur
 Dinas Kehutanan Kabupaten Kutai Barat
 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Kutai Barat
 Dinas Kehutanan Kabupaten Kutai Kartanegara
 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Kutai Kartanegara

5. Debit aliran permukaan


1) Dampak penting.
a). Dampak penting.
Dampak penting berupa terjadinya peningkatan debit aliran permukaan
akibat hilangnya/tidak adanya vegetasi penutup tanah akan
menyebabkan air hujan yang jatuh langsung menerpa permukaan
tanah, merupakan dampak lanjutan, berlangsung selama tahap operasi,
sebaran dampak lokal.
b). Sumber dampak penting.
 Tahap operasi : kegiatan penanaman dan pemeliharaan tanaman
pengayaan
2) Tolok ukur dampak.

RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PT. BELAYAN RIVER TIMBER Bab III - 19
III – RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

Tolok ukur dampak adalah terjadinya peningkatan debit aliran permukaan


yang mengacu pada laju aliran permukaan tidak lebih dari 4 kali
peningkatannya.
3) Tujuan rencana pengelolaan lingkungan hidup.
Tujuan rencana pengelolaan lingkungan hidup adalah mengendalikan laju
aliran permukaan agar nantinya tidak mempengaruhi terkikis tanah yang
dapat mengganggu pertumbuhan tanaman
4) Pengelolaan lingkungan hidup.
Pendekatan Teknologi
 Penebangan secara terencana dan bertahap sesuai RKT
 Segera melakukan penanaman tanaman untuk meminimalisasi erosi
dan sedimentasi.
 Melakukan pemeliharaan bangunan-bangunan konservasi yang
terdapat di lokasi rawan erosi/longsor.
 Pemanfaatan sebanyak mungkin jalan-jalan sarad yang ada maupun
TPn bertujuan untuk memperkecil terjadinya pembukaan tanah dan
kerusakan hutan.
Pendekatan Sosial :
 Pelatihan tenaga kerja tentang teknik konservasi lahan sumber daya
alam.
 Pelatihan karyawan dengan mengikutsertakannya dalam program
upaya pengendalian dampak lingkungan hidup.
Pendekatan Institusi :
 Kerjasama dengan instansi terkait mengenai teknis konservasi lahan.
5) Lokasi pengelolaan lingkungan hidup.
Lokasi pengelolaan lingkungan hidupnya adalah di lokasi yang akan
direhabilitasi.
6) Periode pengelolaan lingkungan hidup.
Pengelolaan lingkungan hidup dilakukan selama kegiatan pengusahaan
hutan.
7) Pembiayaaan pengelolaan lingkungan hidup.
Pembiayaan pengelolaan lingkungan hidup seperti sepenuhnya menjadi
tanggung jawab manajemen PT. BELAYAN RIVER TIMBER.

RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PT. BELAYAN RIVER TIMBER Bab III - 20
III – RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

8) Institusi pengelolaan lingkungan hidup.


a). Pelaksana pengelolaan lingkungan hidup.
 PT. BELAYAN RIVER TIMBER.
b). Pengawas pengelolaan lingkungan hidup.
 Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur.
 Badan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Timur.
 Dinas Kehutanan Kabupaten Kutai Timur
 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Kutai Timur
 Dinas Kehutanan Kabupaten Kutai Barat
 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Kutai Barat
 Dinas Kehutanan Kabupaten Kutai Kartanegara
 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Kutai Kartanegara
c). Pelaporan hasil pengelolaan lingkungan hidup, disampaikan kepada:
 Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur.
 Badan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Timur.
 Dinas Kehutanan Kabupaten Kutai Timur
 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Kutai Timur
 Dinas Kehutanan Kabupaten Kutai Barat
 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Kutai Barat
 Dinas Kehutanan Kabupaten Kutai Kartanegara
 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Kutai Kartanegara

6. Intensitas kebisingan
1) Dampak penting.
a). Dampak penting.
Dampak penting berupa terjadinya peningkatan kebisingan akibat
Adanya penggunaan alat berat dalam pembuatan jaringan jalan seperti
penggunaan alat-alat berat pada jarak 15 meter dapat menimbulkan
kebisingan sebesar 80 – 102 dB(A) merupakan dampak primer,
berlangsung selama tahap konstruksi, sebaran dampak lokal
c). Sumber dampak penting.
 Tahap operasi : kegiatan pembukaan wilayah hutan, kegiatan
penyaradan dan pengangkutan

RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PT. BELAYAN RIVER TIMBER Bab III - 21
III – RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

2) Tolok ukur dampak.


Tolok ukur dampak adalah terjadinya peningkatan kebisingan yang
mengacu baku mutu lingkungan tingkat kebisingan yang diperkenakan
untuk para pekerja sesuai Sk. Menaker No. Kep-51/MEN/1999 tentang
ambang batas faktor fisik ditempak kerja yakni sebesar 85 dB(A).
3) Tujuan rencana pengelolaan lingkungan hidup.
Tujuan rencana pengelolaan lingkungan hidup adalah untuk mengurangi
tingkat kebisingan agar tidak melampaui baku mutu lingkungan
4) Pengelolaan lingkungan hidup.
Pendekatan Teknologi :
 Melakukan perbaikan dan perawatan sesuai prosedur yang tertuang
dalam dokumen Prosedur Operasional Standar (POS).
 Melakukan kegiatan produksi sesuai prosedur yang tertuang dalam
dokumen Prosedur Operasional Standar (POS).
 Melakukan perawatan dan pemeliharaan alat berat secara periodik dan
teratur, agar kondisinya tetap terjaga dengan baik dan masih sesuai
dengan umur teknisnya.
 Menempatkan genset pada ruangan tersendiri dengan pondasi beton
bertulang dan dalam ruangan tertutup untuk mengurangi tingkat
kebisingan suara boiler dan genset tersebut.
Pendekatan Sosial :
 Menyampaikan informasi kepada masyarakat yang bermukim di sekitar
hutan tentang aktivitas kendaraan dan peralatan berat serta kebisingan
yang ditimbulkannya.
5) Lokasi pengelolaan lingkungan hidup.
Lokasi pengelolaan lingkungan hidupnya adalah di lokasi bengkel, ruang
genset dan desa sekitar kebun.
6) Periode pengelolaan lingkungan hidup.
Pengelolaan lingkungan hidup dilakukan selama kegiatan pembukaan
wilayah hutan.
7) Pembiayaaan pengelolaan lingkungan hidup.
Pembiayaan pengelolaan lingkungan hidup seperti sepenuhnya menjadi
tanggung jawab manajemen PT. BELAYAN RIVER TIMBER.
8) Institusi pengelolaan lingkungan hidup.
a). Pelaksana pengelolaan lingkungan hidup.
 PT. BELAYAN RIVER TIMBER.

RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PT. BELAYAN RIVER TIMBER Bab III - 22
III – RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

b). Pengawas pengelolaan lingkungan hidup.


 Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur.
 Badan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Timur.
 Dinas Kehutanan Kabupaten Kutai Timur
 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Kutai Timur
 Dinas Kehutanan Kabupaten Kutai Barat
 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Kutai Barat
 Dinas Kehutanan Kabupaten Kutai Kartanegara
 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Kutai Kartanegara.
c). Pelaporan hasil pengelolaan lingkungan hidup, disampaikan kepada:
 Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur.
 Badan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Timur.
 Dinas Kehutanan Kabupaten Kutai Timur
 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Kutai Timur
 Dinas Kehutanan Kabupaten Kutai Barat
 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Kutai Barat
 Dinas Kehutanan Kabupaten Kutai Kartanegara
 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Kutai Kartanegara.

3.2. KOMPONEN BIOLOGI


1. Vegetasi Penutup Lahan
1) Dampak penting.
a) Dampak penting.
Dampak penting berupa terjadinya hilangnya struktur dan komposisi
vegetasi merupakan dampak primer, berlangsung selama tahap
konstruksi sampai operasi. Besaran dampak negatif penting yang
berimplikasi pada peningkatan debit aliran permukaan, laju erosi dan
akhirya terjadinya penurunan kualitas air dan terganggunya biota
perairan.
b) Sumber Dampak penting.
 Tahap operasi : kegiatan pembukaan wilayah hutan, kegiatan
pemanenan serta kegiatan penanaman dan pemeliharaan tanaman
pengayaan, pembebasan pohon binaan serta perlindungan dan
pengamanan hutan

RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PT. BELAYAN RIVER TIMBER Bab III - 23
III – RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

2) Tolok ukur dampak.


Tolok ukur dampak adalah penurunan jumlah dan populasi vegetasi/flora
darat dan luas daerah yang terdegradasi vegetasi/flora daratnya.
3) Tujuan rencana pengelolaan lingkungan hidup.
Tujuan rencana pengelolaan lingkungan hidup adalah membatasi daerah
yang terdegradasi vegetasi/flora daratnya.
4) Pengelolaan lingkungan hidup.
Pendekatan Teknologi :
 Melakukan pembukaan wilayah hutan sesuai dengan prosedur yang
tertuang dalam dokumen Prosedur Operasional Standar (POS) PT.
Belayan River Timber.
 Melakukan penanaman dan pemeliharaan sesuai dengan prosedur yang
tertuang dalam dokumen Prosedur Operasional Standar (POS) PT.
Belayan River Timber.
 Melakukan pembuatan dan pemeliharaan kebun plasma nutfah sesuai
dengan prosedur yang tertuang dalam dokumen Prosedur Operasional
Standar (POS) PT. Belayan River Timber.
 Melakukan kegiatan perapihan sesuai dengan prosedur yang tertuang
dalam dokumen Prosedur Operasional Standar (POS) PT. Belayan River
Timber.
 Melakukan kegiatan pembebasan sesuai dengan prosedur yang
tertuang dalam dokumen Prosedur Operasional Standar (POS) PT.
Belayan River Timber.
 Melakukan kegiatan penjarangan sesuai dengan prosedur yang tertuang
dalam dokumen Prosedur Operasional Standar (POS) PT. Belayan River
Timber.
 Melakukan kegiatan pembinaan hutan dan lain-lain sesuai dengan
prosedur yang tertuang dalam dokumen Prosedur Operasional Standar
(POS) PT. Belayan River Timber.
 Melakukan pengamanan dan perlindungan hutan sesuai dengan
prosedur yang tertuang dalam dokumen Prosedur Operasional Standar
(POS) PT. Belayan River Timber.
 Teknik penebangan sesuai dengan jatah produksi dan jenis pohon yang
telah ditentukan, penebangan pohon secara selektif berdasarkan ITSP,
jenis dan batasan diameter pohon, memperhatikan arah rebah, pola
sarad dan pola tebang.
 Penebangan dilakukan pada petak RKT berjalan yang telah disyahkan
oleh Dinas Kehutanan dengan seleksi diameter pohon sesuai aturan.

RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PT. BELAYAN RIVER TIMBER Bab III - 24
III – RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

 Melakukan selective cutting untuk pohon berdasarkan tanda-tanda yang


sudah dilakukan saat ITSP, jenis dan diameter.
 Mengamati karakteristik, pohon (arsitektur pohon, cacat kayu dan sifat
spesifik kayu) dan lingkungan sekitar.
 Pemanfaatan sebanyak mungkin jalan-jalan sarad yang ada maupun
TPn bertujuan untuk memperkecil terjadinya pembukaan tanah dan
kerusakan hutan.
 Hindari pembuatan tikungan tajam, karena saradan dapat merusak
tumbuhan sekitar tikungan.
 Continous skidding dengan wire rope sependek mungkin dengan turunan
bertujuan saradan akan lebih stabil dan kerusakan tumbuhan di kanan-
kiri saradan minimum.
 Untuk kayu berdiameter besar memakai arc skidding dengan tujuan
menghindari garukan tanah dan vegetasi bawah.
 Semua pohon yang masuk dalam radius 50 meter dari anak sungai, 100
meter dari sungai dan 200 meter dari mata air, 500 meter dari kawasan
sekitar mata air hutan lindung tidak boleh ditebang.
 Melakukan penanaman pengayaan pada areal-areal bekas tebangan
RKT dan areal non produktif.
 Penanaman pada areal tanah kosong dan bekas pembukaan wilayah
hutan sesuai kondisi tanah, iklim mikro, suka cahaya dengan jarak
tanam 3 x 3 meter.
 Membebaskan permudaan jenis komersial dan potensial dari tumbuhan
pengganggu agar terhindar dari persaingan tempat tumbuh sehingga
meningkatkan kualitas dan kuantitas tegakan tinggal.
 Teknis pembebasan dapat dilakukan dengan cara pembabatan belukar,
liana dan mematikan tumbuhan pengganggu dengan tetap memyisakan
tumbuhan penutup lantai.
Pendekatan Sosial :
 Memperkuat regu dalam pelaksanaan kegiatan pemeliharaan tegakan
tinggal, penanaman/pengayaan, pemeliharaan mutu bibit serta
pemeliharaan jenis.
 Pengamanan dan perlindungan hutan :
Pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan :
- Pembangunan menara pengawas.
- Pengadaan personil
- Pemgembangan sistem komando dan himbauan

RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PT. BELAYAN RIVER TIMBER Bab III - 25
III – RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

- Pengadaan peralatan
- Pembuatan sekat bakar
- Inventarisasi dan pembuatan penampungan air.
Pencegahan dan penanggulangan pencurian kayu :
- Pengadaan personil
- Inventarisasi perladangan
- Pembuatan tata batas
- Pembinaan pada pelaku perladangan
- Kegiatan kehutanan masyarakat
- Kegiatan Bina Desa Hutan
- Penyuluhan terpadu.
 Pemasangan papan himbauan untuk tidak menggangu sempadan
sungai yang dipasang pada tempat-tempat perlintasan penduduk.
 Melaksanakan penandaan batas sempadan sungai selebar 100 meter
dari pinggir sungai besar dan 50 meter pada sungai kecil (anak sungai).
 Penandaan batas dilakukan dengan pembabatan semak belukar atau
membuat rintisan selebar 2 meter. Pada areal berhutan rintisan dengan
membersihkan vegetasi strata anakan sapihan dan membuat polet cat
merah pada strata pancang dan tiang serta pohon berdiamater < 40 cm.
5) Lokasi pengelolaan lingkungan hidup.
 Di areal produksi untuk penebangan
 Di kawasan lindung : sempadan sungai besar dan kecil, sumber mata air,
topografi berat
 Di lokasi lahan tidak prospek : jaringan jalan hutan, base camp, TPn.
6) Periode pengelolaan lingkungan hidup.
Pengelolaan lingkungan hidup dilakukan untuk kegiatan penebangan,
penanaman/pengayaan dan pemeliharaan tegakan sesuai dengan rencana
RKT tahun berjalan, untuk perlindungan hutan dilakukan selama patroli
rutin seminggu 2 kali.
7) Pembiayaan pengelolaan lingkungan hidup.
Pembiayaan pengelolaan lingkungan hidup sepenuhnya menjadi tanggung
jawab manajemen PT. BELAYAN RIVER TIMBER.

RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PT. BELAYAN RIVER TIMBER Bab III - 26
III – RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

120 cm 120 cm

DAERAH
RAWAN KEBAKARAN DILARANG BERBURU
DI AREAL
DILARANG
MENGGUNAKAN API KEHUTANAN
DI AREAL 80 cm
PT. BELAYAN RIVER TIMBER
PT. BELAYAN RIVER TIMBER

180 cm

120 cm

DILARANG
MENEBANG POHON
80 cm DILINDUNGI
DI AREAL

PT. BELAYAN RIVER TIMBER

180 cm

Keterangan : Tulisan dengan cat warna putih, warna dasar hitam

Gambar III.1 - Bentuk dan Ukuran Papan Nama Larangan

RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PT. BELAYAN RIVER TIMBER Bab III - 27
III – RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

8) Institusi pengelolaan lingkungan hidup.


a) Pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup.
 PT. BELAYAN RIVER TIMBER.
b) Pengawas pengelolaan lingkungan hidup.
 Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur.
 Badan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Timur.
 Dinas Kehutanan Kabupaten Kutai Timur
 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Kutai Timur
 Dinas Kehutanan Kabupaten Kutai Barat
 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Kutai Barat
 Dinas Kehutanan Kabupaten Kutai Kartanegara
 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Kutai Kartanegara.
c) Pelaporan hasil pengelolaan lingkungan hidup, disampaikan kepada:
 Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur.
 Badan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Timur.
 Dinas Kehutanan Kabupaten Kutai Timur
 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Kutai Timur
 Dinas Kehutanan Kabupaten Kutai Barat
 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Kutai Barat
 Dinas Kehutanan Kabupaten Kutai Kartanegara
 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Kutai Kartanegara.

2. Habitat dan migrasi satwa liar.


1) Dampak penting.
a) Dampak penting.
Dampak penting berupa terjadinya gangguan habitat dan migrasi
satwaliar merupakan dampak lanjut, berlangsung selama tahap
konstruksi sampai operasi, sebaran dampak lokal.
b) Sumber dampak penting.
 Tahap operasi : kegiatan pemanenan serta perlindungan dan
pengamanan hutan.

RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PT. BELAYAN RIVER TIMBER Bab III - 28
III – RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

2) Tolok ukur dampak.


Tolok ukur dampak adalah habitat dan keanekaragaman jenis satwa liar.
3) Tujuan rencana pengelolaan lingkungan hidup.
Tujuan rencana pengelolaan lingkungan hidup adalah terpeliharanya
keanekaragaman jenis satwaliar dengan mengarahkan satwaliar yang akan
terusir dari habitat hutan bermigrasi ke lokasi lain yang diprakirakan
mampu berfungsi sebagai habitat pengganti yakni areal sempadan sungai
(kawasan konservasi) dan areal lindung lainnya yang telah ditetapkan (areal
bertopografi berat).
4) Pengelolaan lingkungan hidup.
Pendekatan Teknologi :
 Melakukan pengamanan dan perlindungan hutan sesuai dengan
prosedur yang tertuang dalam dokumen PROSEDUR OPERASIONAL
STANDAR (POS) PT. Belayan River Timber.
 Pembentukan daerah pengungsian satwa ini erat kaitannya dengan
kegiatan mengarahkan migrasi satwa liar saat dilakukan penebangan.
 Mengarahkan penebangan vegetasi/pohon ke arah yang diprakirakan
dapat menjadi habitat pengganti bagi jenis-jenis satwa liar yang akan
terusir (daerah pengungsian).
 Melakukan reboisasi dan pengayaan jenis pada lahan yang bertofografi
berat (tidak prosfek) serta daerah sempadan sungai besar dan sungai
kecil yang ditetapkan sebagai lahan konservasi.
 Pemasangan papan himbuan untuk tidak mengganggu kawasan
konservasi. Papan himbuan berukuran 120 cm x 80 cm, cat dasar putih
dan tulisan warna hitam (lihat Gambar 3.1). Satu papan setiap 1 km atau
dipasang pada tempat-tempat pelintasan penduduk.
Pendekatan Sosial :
 Melakukan patroli untuk mencegah perburuan terutama dimana rumput
mulai tumbuh dan menjadi sumber pakan sehingga satwaliar menjadi
lebih mudah diburu.
5) Lokasi pengelolaan lingkungan hidup.
Pengelolaan dilakukan di semua lokasi penebangan dan desa sekitar hutan
6) Periode pengelolaan lingkungan hidup.
Pengelolaan lingkungan hidup dilakukan selama aktivitas penebangan
berlangsung.

RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PT. BELAYAN RIVER TIMBER Bab III - 29
III – RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

7) Pembiayaan pengelolaan lingkungan hidup.


Pembiayaan pengelolaan lingkungan hidup sepenuhnya menjadi tanggung
jawab manajemen PT. BELAYAN RIVER TIMBER.
8) Institusi pengelolaan lingkungan hidup.
a) Pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup.
 PT. BELAYAN RIVER TIMBER.
b) Pengawas pengelolaan lingkungan hidup.
 Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur.
 Badan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Timur.
 Dinas Kehutanan Kabupaten Kutai Timur
 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Kutai Timur
 Dinas Kehutanan Kabupaten Kutai Barat
 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Kutai Barat
 Dinas Kehutanan Kabupaten Kutai Kartanegara
 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Kutai Kartanegara.
a) Pelaporan hasil pengelolaan lingkungan hidup.
 Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur.
 Badan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Timur.
 Dinas Kehutanan Kabupaten Kutai Timur
 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Kutai Timur
 Dinas Kehutanan Kabupaten Kutai Barat
 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Kutai Barat
 Dinas Kehutanan Kabupaten Kutai Kartanegara
 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Kutai Kartanegara.

3. Biota perairan.
1) Dampak penting.
a) Dampak penting.
Dampak penting berupa terjadinya gangguan biota perairan merupakan
dampak lanjut, berlangsung selama tahap konstruksi sampai operasi,
sebaran dampak lokal.

RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PT. BELAYAN RIVER TIMBER Bab III - 30
III – RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

b) Sumber dampak penting.


 Tahap operasi : kegiatan pemanenan, aktivitas
perkantoran/domestik, aktivitas perbengkelan.
2) Tolok ukur dampak.
Tolok ukur dampak adalah penurunan jumlah densitas dan diversitas
plankton dan benthos; penurunan jenis dan migrasi nekton; nilai indeks
keanekaragaman (H’) mengacu pada kriteria kualitas air.
3) Tujuan rencana pengelolaan lingkungan hidup.
Tujuan rencana pengelolaan lingkungan hidup adalah untuk menekan
sekecil mungkin tingkat penurunan densitas dan diversitas plankton,
benthos dan nekton.
4) Pengelolaan lingkungan hidup.
Pendekatan Teknologi :
 Melakukan pengelolaan limbah terutama limbah cair sesuai dengan
prosedur yang tertuang dalam dokumen Prosedur Operasional Standar
(POS) PT Belayan River Timber.
 Pembukaan lahan dan penebangan secara terencana dan bertahap
sesuai kebutuhan
 Pembuatan sekat penangkap erosi pada saluran sebelum sampai ke
badan perairan (sungai)
 Melakukan penanaman (penghijauan) pada areal kosong di kanan dan
kiri jalan dengan jenis tanaman komersial cepat tumbuh (fast growing
species) dan tanaman cover crop untuk meminimalisasi erosi dan
sedimentasi. Kegiatan ini dilakukan sesegera mungkin.
 Melakukan kegiatan pemadatan tanah untuk pembuatan jalan pada
musim kemarau
 Dalam pembangunan jalan kerja, harus memperhatikan trace jalan
untuk lereng di atas 15% harus mengikuti putaran garis kontur, dikanan
dan kiri jalan dibangun saluran air dengan gorong-gorong.
 Melakukan pemeliharaan bangunan-bangunan konservasi yang
terdapat di lokasi rawan erosi/longsor.
 Permukaan jalan dibuat agak cembung untuk menghindari genangan
air.
 Jebakan sedimen dibuat di ujung saluran yang menuju ke sungai dengan
jumlah dan ukuran sesuai kondisi jalan/lapangan.
 Melakukan perawatan dan pengerasan jalan kerja untuk mencegah erosi
dan sedimentasi jalan kerja.

RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PT. BELAYAN RIVER TIMBER Bab III - 31
III – RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

 Membuat parit yang dilengkapi sedimen trap pada sekeliling lahan yang
sudah dibersihkan untuk persiapan penanaman.
 Pemeliharaan penghambat erosi/sedimen dilakukan secara rutin setiap
minggu terutama pada musim penghujan yaitu sedimen
diangkut/dibersihkan secara berkala.
Pendekatan Sosial :
 Pelatihan tenaga kerja yang berhubungan dengan teknik konservasi
lahan sumber daya alam.
 Pelatihan karyawan dengan mengikutsertakannya dalam program
upaya pengendalian dampak lingkungan hidup.
Pendekatan Institusi :
 Kerjasama dengan instansi terkait seperti dan perguruan tinggi
mengenai teknik konservasi lahan sumber daya alam.
5) Lokasi pengelolaan lingkungan hidup.
Pengelolaan dilakukan di semua lokasi jaringan jalan hutan dan lokasi
penebangan
6) Periode pengelolaan lingkungan hidup.
Pengelolaan lingkungan hidup dilakukan selama aktivitas pembukaan
wilayah hutan (pembuatan jaringan jalan hutan) dan aktivitas penebangan
berlangsung.
7) Pembiayaan pengelolaan lingkungan hidup.
Pembiayaan pengelolaan lingkungan hidup sepenuhnya menjadi tanggung
jawab manajemen PT. BELAYAN RIVER TIMBER.
8) Institusi pengelolaan lingkungan hidup.
a). Pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup.
 PT. BELAYAN RIVER TIMBER.
b). Pengawas pengelolaan lingkungan hidup.
 Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur.
 Badan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Timur.
 Dinas Kehutanan Kabupaten Kutai Timur
 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Kutai Timur
 Dinas Kehutanan Kabupaten Kutai Barat
 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Kutai Barat
 Dinas Kehutanan Kabupaten Kutai Kartanegara
 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Kutai Kartanegara.

RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PT. BELAYAN RIVER TIMBER Bab III - 32
III – RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

c). Pelaporan hasil pengelolaan lingkungan hidup.


 Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur.
 Badan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Timur.
 Dinas Kehutanan Kabupaten Kutai Timur
 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Kutai Timur
 Dinas Kehutanan Kabupaten Kutai Barat
 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Kutai Barat
 Dinas Kehutanan Kabupaten Kutai Kartanegara
 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Kutai Kartanegara.

3.3.`KOMPONEN SOSEKBUDKESMAS
1. Kesempatan Kerja.
1) Dampak penting.
a). Dampak penting.
Dampak penting terhadap terbukanya kesempatan kerja adalah
dampak primer, berlangsung selama tahap konstruksi sampai operasi,
sebaran dampak lokal dan regional serta dampak Prosedur Operasional
Standar (POS)itif penting. Berdasarkan jumlah manusia yang terkena
dampak, luas wilayah persebaran dampak, intensitas dan lamanya
dampak berlangsung, banyaknya komponen lingkungan lain yang
terkena dampak, dan sifat komulatif dampak merupakan dampak
penting. Dapat menimbulkan dampak sikap dan persepsi Prosedur
Operasional Standar (POS)itif, konflik sosial/demo-demo, dan
peningkatan pendapatan masyarakat.
b) Sumber dampak penting.
 Tahap persiapan : kegiatan penerimaan karyawan
 Tahap konstruksi : kegiatan pembangunan sarana/prasarana.
 Tahap operasi : kegiatan penataan areal kerja, kegiatan inventarisasi
tegakan sebelum penebangan, kegiatan penanaman dan
pemeliharaan tanaman pengayaan, kegiatan pembebasan pohon
binaan, kegiatan pengadaan bibit.
2) Tolok ukur dampak.
Tolok ukur dampak adalah banyaknya masyarakat/penduduk lokal yang
yang bekerja di PT. BELAYAN RIVER TIMBER sehingga akan menurunkan
angka tingkat pengangguran.

RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PT. BELAYAN RIVER TIMBER Bab III - 33
III – RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

3) Tujuan rencana pengelolaan lingkungan hidup.


Tujuan rencana pengelolaan lingkungan hidup adalah untuk menurunkan
angka tingkat pengganguran di Provinsi Kalimantan Timur khususnya desa
yang masuk dalam areal IUPHHK-HA PT. Belayan River Timber.
4) Pengelolaan lingkungan hidup.
Pendekatan Sosial :
 Memberikan pengumuman kepada masyarakat disekitar lokasi areal
Kehutanan PT. BELAYAN RIVER TIMBER tentang tenaga kerja apa saja
yang dibutuhkan oleh perusahaan baik itu jenis, klassifikasi dan
keahliannya.
 Memprioritaskan penerimaan karyawan lokal untuk bekerja
diperusahaan, namun disesuaikan dengan kebutuhan, spesifikasi atau
kualifikasi dan tingkat pendidikannya.
 PT. BELAYAN RIVER TIMBER menerima tenaga kerja baik yang tetap
maupun tidak tetap dengan usia minimal 17 tahun berdasarkan
Undang-undang Ketenagakerjaan No.25 tahun 1997.
 Hanya memperkerjakan atau menerima tenaga kerja pendatang untuk
menempati Prosedur Operasional Standar (POS)isi/jabatan tertentu
serta yang mempunyai tingkat keahlian khusus serta bila desa-desa
sekitar perusahaan belum terdapat tenaga kerja yang dapat memenuhi
kualifikasi yang diinginkan untuk dapat dipekerjakan.
 Melibatkan pihak desa dan kecamatan dalam masalah
ketenagakerjaan.
 Mengumumkan hasil penerimaan karyawannya secara transparan.
Pendekatan Institusi :
 Khusus dalam penerimaan karyawan lapangan, apabila dirasa PT.
BELAYAN RIVER TIMBER kesulitan mendapat tenaga lapangan
tersebut, PT. BELAYAN RIVER TIMBER dapat bekerjasama dengan
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Kalimantan Timur dalam
melakukan penerimaan karyawan. Agar dapat terwujud PT. BELAYAN
RIVER TIMBER perlu mengkaji lebih lanjut dengan melibatkan berbagai
instansi terkait.
5) Lokasi pengelolaan lingkungan hidup.
Lokasi pengelolaan lingkungan hidupnya adalah di desa yang masuk dalam
areal IUPHHK-HA PT. Belayan River Timber..
6) Periode pengelolaan lingkungan hidup.
Periode pengelolaan lingkungan untuk memberikan pengumuman,
memprioritaskan tenaga kerja lokal, desa dan kecamatan dalam

RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PT. BELAYAN RIVER TIMBER Bab III - 34
III – RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

penerimaan karyawan dilakukan pada saat dilakukannya penerimaan


karyawan pada kegiatan : penerimaan karyawan, pembangunan
sarana/prasarana, penataan areal kerja, inventarisasi tegakan sebelum
penebangan, inventarisasi tegakan tinggal, pengadaan bibit, penanaman
pengkayaan/rehabilitasi, kegiatan penjarangan, pemeliharaan tanaman
pengkayaan berlangsung.
7) Pembiayaaan pengelolaan lingkungan hidup.
Pembiayaan pengelolaan lingkungan hidup yang meliputi, pembuatan
pengumumam, kegiatan penerimaan karyawan, seleksi, penetapan tenaga
kerja yang diterima, dan lain sebagainya yang berhubungan dengan
kegiatan penerimaan karyawan, sepenuhnya menjadi tanggung jawab PT.
BELAYAN RIVER TIMBER.
8) Institusi pengelolaan lingkungan hidup.
a) Pelaksana pengelolaan lingkungan hidup.
 PT. BELAYAN RIVER TIMBER.
b) Pengawas pengelolaan lingkungan hidup.
 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Kalimantan Timur
 Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur.
 Badan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Timur.
 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Kutai Timur
 Dinas Kehutanan Kabupaten Kutai Timur.
 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Kutai Timur.
 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Kutai Barat
 Dinas Kehutanan Kabupaten Kutai Barat.
 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Kutai Barat.
 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Kutai Kartanegara
 Dinas Kehutanan Kabupaten Kutai Kartanegara.
 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Kutai Kartanegara.
c) Pelaporan hasil pengelolaan lingkungan hidup, disampaikan kepada :
 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Kalimantan Timur
 Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur.
 Badan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Timur.
 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Kutai Timur
 Dinas Kehutanan Kabupaten Kutai Timur.
 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Kutai Timur.
RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PT. BELAYAN RIVER TIMBER Bab III - 35
III – RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Kutai Barat


 Dinas Kehutanan Kabupaten Kutai Barat.
 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Kutai Barat.
 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Kutai Kartanegara
 Dinas Kehutanan Kabupaten Kutai Kartanegara.
 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Kutai Kartanegara.

2. Konflik sosial.
1) Dampak penting.
a). Dampak penting.
Dampak penting berupa munculnya konflik sosial berupa dampak
lanjutan, berlangsung selama tahap persiapan, konstruksi sampai
operasi, sebaran dampak lokal dan regional. Dampak negatif penting
akibat adanya kecemasan dari masyarakat terhadap rencana IUPHHK-
HA PT. BELAYAN RIVER TIMBER. Dapat menimbulkan gangguan
aktivitas perusahaan dan bersifat kumulatif sehingga perlu mendapat
perhatian untuk menekan dampak negatif yang timbul.
b). Sumber Dampak penting.
 Tahap persiapan : kegiatan penerimaan karyawan.
 Tahap konstruksi : mobilisasi peralatan, kegiatan pembangunan
sarana dan prasarana
 Tahap operasi : kegiatan penataan areal kerja, kegiatan inventarisasi
tegakan sebelum penebangan, pada tahap operasi akibat kegiatan
kegiatan penanaman dan pemeliharaan tanaman pengayaan,
kegiatan pembebasan pohon binaan.
 Tahap pasca operasi : kegiatan demobilisasi peralatan.
2) Tolok ukur dampak.
Tolok ukur dampak adalah berupa ada/tidaknya konflik sosial/demo-demo
masyarakat dengan adanya kegiatan IUPHHK-HA PT. BELAYAN RIVER
TIMBER.
3) Tujuan rencana pengelolaan lingkungan hidup.
Tujuan rencana pengelolaan lingkungan hidup adalah mencegah terjadinya
persepsi dan sikap negatif masyarakat berupa konflik sosial/demo-demo
masyarakat agar kegiatan IUPHK-HAPT. BELAYAN RIVER TIMBER nantinya
dapat berjalan dengan baik.
4) Pengelolaan lingkungan hidup.

RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PT. BELAYAN RIVER TIMBER Bab III - 36
III – RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

Pendekatan Sosial :
 Pemasangan patok tanda batas dan pemetaan batas-batas wilayah
yang jelas pada lokasi IUPHHK-HA PT. BELAYAN RIVER TIMBER dengan
melibatkan pihak perusahaan, para pengguna lahan serta pihak desa
dan kecamatan.
 Pada lahan hak ulayat dan hutan adat yang berada pada kawasan PT.
BELAYAN RIVER TIMBER dilakukan inventarisasi dan penelaahan secara
rinci yang bertujuan untuk menghindari konflik dikemudian hari.
 Melaksanakan penerimaan karyawan dilakukan secara transparan serta
pihak perusahaan melibatkan pihak desa dan kecamatan dalam proses
penerimaan karyawan tersebut.
 Melaksanakan PMDH sesuai dengan hasil studi diasnotik serta dilakukan
secara transparan tanpa perantara. Bentuk konkrit dari program ini
antara lain pemberdayaan ekonomi masyarakat berupa kemitraan yang
memberikan kesempatan pada masyarakat secara pribadi dan
berkelompok menjadi mitra usaha perusahaan seperti sebagai
kontraktor di setiap mata rantai kegiatan IUPHHK-HA PT. BELAYAN
RIVER TIMBER, pemasok kebutuhan perusahaan dan lain-lain..
 Masyarakat masih dapat mengakses wilayah IUPHHK-HA PT. BELAYAN
RIVER TIMBER seperti penggunaan jariangan jalan hutan untuk masuk
atau keluar desa.
 Meminta izin kepada instansi terkait (Dinas Perhubungan) dari daerah
asal mobilisasi peralatan untuk penggunaan jalur sungai dalam
kegiatan mobilisasi/demobilisasi peralatannya.
 Menggunakan ponton dengan bobot yang sesuai dengan kondisi
perairan terutama yang berkaitan dengan naik turunnya permukaan air
(pasang dan surut).
 Melakukan pemuatan peralatan ke kapal ponton tidak melebihi
kapasitasnya.
 Melakukan pemuatan peralatan pada saat kondisi air sungai dalam
keadaan tinggi (pasang).
 Melengkapi kapal penarik (tug boat)-nya dengan lampu penerangan
terutama bila keadaan berkabut dan pada waktu malam hari
 Mendahulukan terlebih dahulu masyarakat yang menggunakan jalur
sungai sebagai sarana transportasinya.
 Pada saat pembongkaran alat-alat berat di pelabuhan agar dapat
melaporkan pelaksanaannya kepada Dinas Perhubungan terdekat agar
dilakukan pengawasan baik pelaksanaan pengawasan lalu lintas
disekitar pelabuhan maupun pengawasan pada saat pembongkaran

RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PT. BELAYAN RIVER TIMBER Bab III - 37
III – RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

 alat-alat berat tersebut serta melengkapi kegiatannya dengan izin


pendaratan
5) Lokasi pengelolaan lingkungan hidup.
Lokasi pengelolaan lingkungan hidupnya terhadap dampak konflik sosial
berupa demo-demo atau komplain dari masyarakat akibat kegiatan
penerimaan karyawan konstruksi, adalah :
 Lokasi untuk memberikan pengumuman kepada masyarakat disekitar
lokasi kegiatan tentang tenaga kerja apa saja yang dibutuhkan oleh
perusahaan baik itu jenis, klassifikasi dan keahliannya, adalah di
Kampung Long Hurai (Kecamatan Long Bagun, Kab. Kutai Barat), Desa
Muara Tuboq, Tabang Lama, Tabang Sidomulyo, Baru (Kecamatan
Tabang, Kab. Kutai Kartanegara) dan Desa Mekar Baru (Kecamatan
Busang, Kab. Kutai Timur).
 Lokasi untuk melibatkan pihak Desa, adalah di Kampung Long Hurai
(Kecamatan Long Bagun, Kab. Kutai Barat), Desa Muara Tuboq, Tabang
Lama, Tabang Sidomulyo, Baru (Kecamatan Tabang, Kab. Kutai
Kartanegara) dan Desa Mekar Baru (Kecamatan Busang, Kab. Kutai
Timur), Lokasi untuk melibatkan pihak Kecamatan adalah di
Kecamatan Long Bagun, Kab. Kutai Barat, Kecamatan Tabang, Kab.
Kutai Kartanegara dan Kecamatan Busang, Kab. Kutai Timur, serta
Lokasi untuk melibatkan instansi terkait (Dinas Tenaga Kerja
Kabupaten) dalam kegiatan penerimaan karyawannya adalah di Kantor
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi di Kabupaten Kutai Barat, Kutai
Kartanegara dan Kutai Timur.
 Lokasi untuk mengumumkan hasil penerimaan karyawannya secara
transparan, adalah Di Kampung Long Hurai (Kecamatan Long Bagun,
Kab. Kutai Barat), Desa Muara Tuboq, Tabang Lama, Tabang
Sidomulyo, Baru (Kecamatan Tabang, Kab. Kutai Kartanegara) dan
Desa Mekar Baru (Kecamatan Busang, Kab. Kutai Timur)..
 Lokasi untuk memprioritaskan penerimaan karyawan lokal, adalah di
Kampung Long Hurai (Kecamatan Long Bagun, Kab. Kutai Barat), Desa
Muara Tuboq, Tabang Lama, Tabang Sidomulyo, Baru (Kecamatan
Tabang, Kab. Kutai Kartanegara) dan Desa Mekar Baru (Kecamatan
Busang, Kab. Kutai Timur).
Sehubungan dampak terjadinya demo-demo atau komplain dari
masyarakat adalah dampak lanjutan dari dampak terjadinya gangguan lalu
lintas sungai oleh kegiatan mobilisasi/demobilisasi peralatan konstruksi
dan material, maka lokasi pengelolaan lingkungan hidupnya adalah sama
dengan lokasi pengelolaan terhadap dampak tersebut, yaitu :
 Lokasi untuk meminta izin kepada instansi terkait (Dinas Perhubungan)
dari daerah asal mobilisasi peralatan untuk penggunaan jalur sungai
dalam kegiatan mobilisasi peralatannya, adalah di Dinas Perhubungan
asal alat berasal dan di Dinas Perhubungan tempat pendaratan
peralatan.
RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PT. BELAYAN RIVER TIMBER Bab III - 38
III – RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

 Lokasi untuk menggunakan ponton dengan bobot yang sesuai dengan


kondisi perairan terutama yang berkaitan dengan naik turunnya
permukaan air (pasang dan surut), adalah di lokasi pelabuhan asal alat
berasal dan di lokasi pelabuhan/log pond PT. Belayan River Timber
tempat pendaratan peralatan
 Lokasi untuk melakukan pemuatan peralatan ke kapal ponton tidak
melebihi kapasitasnya, adalah di lokasi pelabuhan asal alat berasal.
 Lokasi untuk melakukan pemuatan peralatan pada saat kondisi air
sungai dalam keadaan tinggi (pasang), adalah di lokasi pelabuhan asal
alat berasal.
 Lokasi untuk melengkapi kapal penarik (tug boat)-nya dengan lampu
penerangan terutama bila keadaan berkabut dan pada waktu malam
hari, adalah di kapal penarik (tug boat).
 Lokasi untuk mendahulukan terlebih dahulu masyarakat yang
menggunakan jalur sungai sebagai sarana transportasinya, adalah di
Sungai Mahakam dan Sungai Belayan.
 Lokasi untuk melaporkan pelaksanaan pembongkaran alat-alat berat
kepada Dinas Perhubungan terdekat agar dinas tersebut dapat
melakukan pengawasan lalu lintas disekitar pelabuhan maupun
pengawasan dalam pembongkaran/pendaratan alat beratnya, adalah di
Dinas Perhubungan tempat dilakukannya pembongkaran/pendaratan
peralatan
6) Periode pengelolaan lingkungan hidup.
Pengelolaan lingkungan dilakukan selama pada tahap persiapan akibat
kegiatan penerimaan karyawan, tahap konstruksi akibat kegiatan mobilisasi
peralatan, kegiatan pembangunan sarana dan prasarana, tahap operasi
pada kegiatan penataan areal kerja, kegiatan inventarisasi tegakan sebelum
penebangan, pada tahap operasi akibat kegiatan kegiatan penanaman dan
pemeliharaan tanaman pengayaan, kegiatan pembebasan pohon binaan,
tahap pasca operasi disebabkan kegiatan demobilisasi peralatan
berlangsung.
7) Pembiayaaan pengelolaan lingkungan hidup.
Pembiayaan pengelolaan lingkungan hidup sepenuhnya menjadi tanggung
jawab manajemen PT. BELAYAN RIVER TIMBER.

RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PT. BELAYAN RIVER TIMBER Bab III - 39
III – RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

8) Institusi pengelolaan lingkungan hidup.


a). Pelaksana pengelolaan lingkungan hidup.
 PT. BELAYAN RIVER TIMBER.
b). Pengawas pengelolaan lingkungan hidup.
 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Kalimantan Timur
 Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur.
 Badan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Timur.
 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Kutai Timur
 Dinas Kehutanan Kabupaten Kutai Timur.
 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Kutai Timur.
 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Kutai Barat
 Dinas Kehutanan Kabupaten Kutai Barat.
 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Kutai Barat.
 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Kutai Kartanegara
 Dinas Kehutanan Kabupaten Kutai Kartanegara.
 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Kutai Kartanegara.
c). Pelaporan hasil pengelolaan lingkungan hidup, disampaikan kepada:
 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Kalimantan Timur
 Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur.
 Badan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Timur.
 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Kutai Timur
 Dinas Kehutanan Kabupaten Kutai Timur.
 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Kutai Timur.
 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Kutai Barat
 Dinas Kehutanan Kabupaten Kutai Barat.
 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Kutai Barat.
 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Kutai Kartanegara
 Dinas Kehutanan Kabupaten Kutai Kartanegara.
 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Kutai Kartanegara.

RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PT. BELAYAN RIVER TIMBER Bab III - 40
III – RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

3. Prasarana dan Sarana Umum.


1) Dampak penting dan sumber dampak penting.
a) Dampak penting
Dampak prasarana dan sarana umum masyarakat adalah dampak positif
dan dampak langsung (primer). Dampak ini bersifat positif penting, dan
terjadi selama tahap operasi. Dapat menimbulkan dampak lanjutan
berupa persepsi dan sikap baik positif maupun negatif.
b) Sumber dampak penting
Tahap operasi : pembinaan masyarakat sekitar hutan (PMDH)
2) Tolok Ukur Dampak.
Tolok ukur dampak adalah apakah ada perbaikan atau pembangunan
sarana/fasilitas masyarakat serta bantuan peningkatan ekonomi, SDM,
sosial dan kesehatan bagi masyarakat dari kegiatan PMDH
3) Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan hidup.
Tujuan rencana pengelolaan lingkungan adalah untuk meningkatkan
sarana/fasilitas masyarakat serta bantuan peningkatan ekonomi, SDM,
sosial dan kesehatan bagi masyarakat dari kegiatan PMDH.
4) Pengelolaan Lingkungan hidup.
Pendekatan Sosial :
 Memberikan bantuan khususnya dalam program pembinaan
masyarakat desa hutan (PMDH) kepada masyarakat di sekitar lokasi
pengusahaan hutan berupa perbaikan sarana dan prasarana umum yang
dalam pelaksanaanya nanti akan dikordinasikan lebih lanjut dengan
pihak desa/kampung dan masyarakat karena merekalah yang tahu akan
apa-apa saja kebutuhan bagi kampung mereka, baik itu berupa sarana,
prasarana atau fasilitas lainnya yang sangat diperlukan oleh
masyarakat.
 Merealisasikan dana Pembinaan Masyarakat Desa Hutan (PMDH) dari
hasil produksi hutan.
 Menyusun rencana dan program pembangunan dan pemeliharaan
sarana dan prasarana umum bersama masyarakat pada kampung
binaan.
 Mengkoordinasikan prioritas pengalokasian program prasaranan dan
sarana umum dengan Pemerintah Desa Long Hurai, Muara Tuboq,
Tabang Sidomulyo, Tabang lama, Baru dan Mekar Baru; Pemerintah
Kecamatan Long Bagun, Tabang dan Busang; Pemerintah Kabupaten
Kutai Barat, Kutai Kartanegara dan Kutai Timur.

RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PT. BELAYAN RIVER TIMBER Bab III - 41
III – RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

 Melakukan evaluasi realisasi program PMDH dengan membentuk tim


terpadu
5) Lokasi Pengelolaan Lingkungan hidup.
Lokasi pengelolaan lingkungan hidupnya adalah di Desa Long Hurai
Kecamatan Long Bagun; Desa Baru, Tabang Lama, Sidomulyo, Muara Tuboq
Kecamatan Tabang; dan Desa Mekar Baru Kecamatan Busang..
6) Periode Pengelolaan Lingkungan hidup.
Pengelolaan lingkungan hidup dilakukan selama kegiatan pembinaan
masyarakat desa hutan.
7) Pembiayaaan pengelolaan lingkungan hidup.
Pembiayaan pengelolaan lingkungan hidup sepenuhnya menjadi tanggung
jawab manajemen PT. BELAYAN RIVER TIMBER.
8) Institusi pengelolaan lingkungan hidup.
a). Pelaksana pengelolaan lingkungan hidup.
 PT. BELAYAN RIVER TIMBER.
b). Pengawas pengelolaan lingkungan hidup.
 Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur.
 Badan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Timur.
 Dinas Kehutanan Kabupaten Kutai Timur.
 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Kutai Timur.
 Dinas Kehutanan Kabupaten Kutai Barat.
 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Kutai Barat.
 Dinas Kehutanan Kabupaten Kutai Kartanegara.
 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Kutai Kartanegara.
c). Pelaporan hasil pengelolaan lingkungan hidup, disampaikan kepada:
 Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur.
 Badan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Timur.
 Dinas Kehutanan Kabupaten Kutai Timur.
 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Kutai Timur.
 Dinas Kehutanan Kabupaten Kutai Barat.
 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Kutai Barat.
 Dinas Kehutanan Kabupaten Kutai Kartanegara.
 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Kutai Kartanegara.

RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PT. BELAYAN RIVER TIMBER Bab III - 42
III – RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

4. Kualitas SDM (kursus-kursus dan pelatihan)


1) Dampak penting.
a). Dampak penting.
Dampak kualitas SDM (kursus-kursus dan pelatihan) adalah dampak
positif dan dampak langsung (primer). Dampak ini bersifat positif
penting, dan terjadi selama tahap operasi. Dapat menimbulkan dampak
lanjutan berupa persepsi dan sikap baik positif maupun negatif.
b) Sumber dampak penting.
Tahap operasi : pembinaan masyarakat sekitar hutan (PMDH)
2) Tolok ukur dampak.
Tolok ukur dampak adalah banyaknya masyarakat/penduduk lokal yang
yang bekerja di PT. BELAYAN RIVER TIMBER sehingga akan menurunkan
angka tingkat pengangguran.
3) Tujuan rencana pengelolaan lingkungan hidup.
Tujuan rencana pengelolaan lingkungan adalah untuk meningkatkan
sarana/fasilitas masyarakat serta bantuan peningkatan ekonomi, SDM,
sosial dan kesehatan bagi masyarakat dari kegiatan PMDH.
4) Pengelolaan lingkungan hidup.
Pendekatan Sosial :
 Memberikan bantuan kursus-kursus dan pelatihan kepada warga
masyarakat Long Hurai Kecamatan Long Bagun; Desa Baru, Tabang
Lama, Sidomulyo, Muara Tuboq Kecamatan Tabang; dan Desa Mekar
Baru Kecamatan Busang dalam kegiatan PMDH.
 Dalam pelaksanaan kegiatan di atas, PT. BRT akan berkoordinasi lebih
lanjut dengan pihak Desa dan masyarakat karena merekalah yang tahu
akan apa-apa saja kebutuhan kursus-kursus dan pelatihan bagi warga
kampung mereka.
 PT. BRT akan memfasilitasi kegiatan kursus-kursus dan pelatihan agar
dapat terselenggara seperti yang diharapkan.
 Merealisasikan dana Pembinaan Masyarakat Desa Hutan (PMDH).
 Menyusun rencana dan program peningkatan SDM bersama
masyarakat pada kampung binaan.
 Mengkoordinasikan prioritas pengalokasian program peningkatan
kualitas SDM dengan Pemerintah Desa Long Hurai, Muara Tuboq,
Tabang Sidomulyo, Tabang lama, Baru dan Mekar Baru; Pemerintah

RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PT. BELAYAN RIVER TIMBER Bab III - 43
III – RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

Kecamatan Long Bagun, Tabang dan Busang; Pemerintah Kabupaten


Kutai Barat, Kutai Kartanegara dan Kutai Timur.
 Melakukan kerjasama dengan lembaga pendidikan.
 Memberikan bantuan biaya pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi bagi
siswa berprestasi.
 Melakukan evaluasi realisasi program peningkatan
SDM dengan membentuk tim terpadu
5) Lokasi pengelolaan lingkungan hidup.
Lokasi pengelolaan lingkungan hidupnya adalah di desa Long Hurai
Kecamatan Long Bagun; Desa Baru, Tabang Lama, Sidomulyo, Muara Tuboq
Kecamatan Tabang; dan Desa Mekar Baru Kecamatan Busang..
6) Periode pengelolaan lingkungan hidup.
Pengelolaan lingkungan hidup dilakukan selama kegiatan pembinaan
masyarakat desa hutan.
7) Pembiayaaan pengelolaan lingkungan hidup.
Pembiayaan pengelolaan lingkungan hidup sepenuhnya menjadi tanggung
jawab manajemen PT. BELAYAN RIVER TIMBER.
8) Institusi pengelolaan lingkungan hidup.
a) Pelaksana pengelolaan lingkungan hidup.
 PT. BELAYAN RIVER TIMBER.
b) Pengawas pengelolaan lingkungan hidup.
 Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur.
 Badan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Timur.
 Dinas Kehutanan Kabupaten Kutai Timur.
 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Kutai Timur.
 Dinas Kehutanan Kabupaten Kutai Barat.
 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Kutai Barat.
 Dinas Kehutanan Kabupaten Kutai Kartanegara.
 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Kutai Kartanegara.
c) Pelaporan hasil pengelolaan lingkungan hidup, disampaikan kepada :
 Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur.
 Badan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Timur.
 Dinas Kehutanan Kabupaten Kutai Timur.
 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Kutai Timur.

RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PT. BELAYAN RIVER TIMBER Bab III - 44
III – RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

 Dinas Kehutanan Kabupaten Kutai Barat.


 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Kutai Barat.
 Dinas Kehutanan Kabupaten Kutai Kartanegara.
 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Kutai Kartanegara.

5. Perekonomian
1) Dampak penting.
a). Dampak penting.
Dampak penting terhadap perekonomian adalah dampak primer,
berlangsung selama tahap operasi, sebaran dampak lokal dan regional
serta dampak positif penting. Berdasarkan jumlah manusia yang
terkena dampak, luas wilayah persebaran dampak, intensitas dan
lamanya dampak berlangsung, banyaknya komponen lingkungan lain
yang terkena dampak, dan sifat komulatif dampak merupakan dampak
penting.
b) Sumber dampak penting.
 Tahap operasi : kegiatan Pembinaan Masyarakat Desa Hutan
tanaman.
2) Tolok ukur dampak.
Tolok ukur dampak adalah adanya fasilitas perekonomian pada Kecamatan
Long Bagun Kab. Kutai Barat, Kec. Tabang Kab. Kutai Kartanegara, Kec.
Busang Kab. Kutai Timur dari kegiatan CSR seperti jalan, pasar, terminal,
angkutan umum, bank/kantor pos, koperasi, toko/warung/kios, penginapan,
dan lain-lain.
3) Tujuan rencana pengelolaan lingkungan hidup.
Tujuan rencana pengelolaan lingkungan adalah untuk meningkatkan
sarana/fasilitas masyarakat serta bantuan peningkatan ekonomi, SDM,
sosial dan kesehatan bagi masyarakat dari kegiatan PMDH.
4) Pengelolaan lingkungan hidup.
Pendekatan Sosial :
 Memberikan bantuan khususnya dalam program pembinaan
masyarakat desa hutan (PMDH) kepada masyarakat di sekitar lokasi
pengusahaan hutan berupa pengembangan ekonomi yang dalam
pelaksanaanya nanti akan dikordinasikan lebih lanjut dengan pihak
desa/kampung dan masyarakat karena merekalah yang tahu akan apa-
apa saja kebutuhan bagi kampung mereka, khususnya yang berupa
sarana dan prasarana perekonomian yang sangat diperlukan oleh

RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PT. BELAYAN RIVER TIMBER Bab III - 45
III – RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

masyarakat seperti jalan, jaringan listrik, bantuan dana bergulir, dan


lain sebagainya.
 Merealisasikan dana dana Pembinaan Masyarakat Desa Hutan (PMDH)
dari hasil produksi hutan.
 Menyusun rencana dan program pengembangan perekonomian
bersama masyarakat pada kampung binaan.
 Mengkoordinasikan prioritas pengalokasian program pengembangan
perekonomian dengan Pemerintah Desa Long Hurai, Muara Tuboq,
Tabang Sidomulyo, Tabang lama, Baru dan Mekar Baru; Pemerintah
Kecamatan Long Bagun, Tabang dan Busang; Pemerintah Kabupaten
Kutai Barat, Kutai Kartanegara dan Kutai Timur.
 Melakukan kajian upaya pengembangan potensi ekonomi masyarakat.
 Melakukan evaluasi realisasi program pengembangan perekonomian
dengan membentuk tim terpadu.
 Melakukan pembinaan kepada lembaga perekonomian di kampung
secara berkesinambungan
5) Lokasi pengelolaan lingkungan hidup.
Lokasi pengelolaan lingkungan hidupnya adalah di desa Long Hurai
Kecamatan Long Bagun; Desa Baru, Tabang Lama, Sidomulyo, Muara Tuboq
Kecamatan Tabang; dan Desa Mekar Baru Kecamatan Busang..
6) Periode pengelolaan lingkungan hidup.
Pengelolaan lingkungan hidup dilakukan selama kegiatan pembinaan
masyarakat desa hutan.
7) Pembiayaaan pengelolaan lingkungan hidup.
Pembiayaan pengelolaan lingkungan hidup sepenuhnya menjadi tanggung
jawab manajemen PT. BELAYAN RIVER TIMBER.
8) Institusi pengelolaan lingkungan hidup.
a) Pelaksana pengelolaan lingkungan hidup.
 PT. BELAYAN RIVER TIMBER.
b) Pengawas pengelolaan lingkungan hidup.
 Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur.
 Badan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Timur.
 Dinas Kehutanan Kab. Kutai Barat
 Badan Lingkungan Hidup Kab. Kutai Barat.
 Dinas Kehutanan Kab. Kutai Kartanegara
 Badan Lingkungan Hidup Kab. Kutai Kartanegara

RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PT. BELAYAN RIVER TIMBER Bab III - 46
III – RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

 Dinas Kehutanan Kab. Kutai Timur


 Badan Lingkungan Hidup Kab. Kutai Timur
c) Pelaporan hasil pengelolaan lingkungan hidup, disampaikan
kepada:
 Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur.
 Badan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Timur.
 Dinas Kehutanan Kab. Kutai Barat
 Badan Lingkungan Hidup Kab. Kutai Barat.
 Dinas Kehutanan Kab. Kutai Kartanegara
 Badan Lingkungan Hidup Kab. Kutai Kartanegara
 Dinas Kehutanan Kab. Kutai Timur
 Badan Lingkungan Hidup Kab. Kutai Timur

6. Keselamatan dan kesehatan kerja (K3).


1) Dampak penting dan sumber dampak penting.
a). Dampak penting.
Dampak penting terhadap keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah
dampak negatif penting dan merupakan dampak langsung dan lanjutan
(tidak langsung), berlangsung selama tahap konstruksi sampai operasi,
sebaran dampak lokal. Selain itu dampak bersifat kumulatif dan tidak
berbalik.
b). Sumber dampak penting.
 Tahap Operasi : pembukaan wilayah hutan, kegiatan pemanenan,
kegiatan penyaradan dan pengangkutan, kegiatan pengadaan bibit.
2) Tolok ukur dampak.
Tolok ukur dampak adalah terjadinya kecelakan kerja dan banyaknya
karyawan/pekerja yang menurun kesehatannya akibat kerja seperti
terserang penyakit ISPA dan gangguan pendengaran/mastoid.
3) Tujuan rencana pengelolaan lingkungan hidup.
Tujuan rencana pengelolaan lingkungan hidup adalah untuk mencegah
terjadinya kecelakaan kerja dan banyaknya karyawan yang menurun
kesehatannya akibat kerja.

RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PT. BELAYAN RIVER TIMBER Bab III - 47
III – RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

4) Pengelolaan lingkungan hidup.


Pendekatan Sosial :
 Menerapkan sistim manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
(SMK3) di lingkungan kerja, dan dalam melaksanakan pekerjaannya
harus sesuai Prosedur Operasional Standar (PROSEDUR OPERASIONAL
STANDAR (POS))-nya
 Mewajibkan karyawan dan pekerja dalam penggunaan alat-alat
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) seperti: helm kerja, sepatu
safety, dan lain sebagainya dalam melaksanakan pekerjaannya.
 Melakukan pemeliharaan dan perawatan alat-alat berat yang
digunakan, secara teratur sehingga masih sesuai dengan umur
teknisnya.
 Mewajibkan karyawan/pekerja khususnya operator alat-alat berat dalam
kegiatan pembersihan lahan (land clearing) untuk menggunakan alat
pelindung telinga (ear plug).
 Memberikan sanksi atau peringatan kepada karyawan/pekerja dalam
kegiatan pembersihan lahan (land clearing) yang tidak menggunakan
alat-alat keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dalam melaksanakan
pekerjaannya.
 Menyediakan klinik atau bekerjasama dengan Puskesmas atau Dokter
rujukan perusahaan untuk pelayanan kesehatan karyawannya.
 Melakukan pemeriksaan rutin kesehatan pekerjanya yaitu setiap 6
(enam) bulan sekali untuk operator alat-alat berat dan 1 (satu) tahun
sekali untuk karyawan
 Mengikutsertakan karyawannya dalam program jaminan kesehatan
(ASTEK atau Jamsostek)
 Melakukan pengerasan jalan dengan agregat khusus (sirtu).
 Memasang rambu-rambu lalu lintas dan mengatur kecepatan kendaraan
pengangkut maksimal 40 km/jam, terutama bila berdekatan dengan
kawasan pemukiman penduduk.
 Menyediakan water truck (truck tangki air) untuk melakukan
penyiraman jalan secara periodik untuk menghindari terjadinya
peningkatan debu.
5) Lokasi pengelolaan lingkungan hidup.
Lokasi pengelolaan lingkungan hidupnya adalah :
 Di lokasi penebangan.
 Di lokasi jaringan jalan hutan.

RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PT. BELAYAN RIVER TIMBER Bab III - 48
III – RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

6) Periode pengelolaan lingkungan hidup.


Periode pengelolaan lingkungan hidup adalah selama kegiatan : pembukaan
wilayah hutan, penebangan berlangsung.
7) Pembiayaaan pengelolaan lingkungan hidup.
Pembiayaan pengelolaan lingkungan hidup sepenuhnya menjadi tanggung
jawab manajemen PT. BELAYAN RIVER TIMBER.
8) Institusi pengelolaan lingkungan hidup.
a). Pelaksana pengelolaan lingkungan hidup.
 PT. BELAYAN RIVER TIMBER.
b). Pengawas pengelolaan lingkungan hidup.
 Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur.
 Badan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Timur.
 Dinas Kehutanan Kab. Kutai Barat.
 Badan Lingkungan Hidup Kab. Kutai Barat.
 Dinas Kehutanan Kab. Kutai Kartanegara.
 Badan Lingkungan Hidup Kab. Kutai Kartanegara.
 Dinas Kehutanan Kab. Kutai Timur.
 Badan Lingkungan Hidup Kab. Kutai Timur.
c). Pelaporan hasil pengelolaan lingkungan hidup, disampaikan kepada:
 Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur.
 Badan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Timu.
 Dinas Kehutanan Kab. Kutai Barat.
 Badan Lingkungan Hidup Kab. Kutai Barat.
 Dinas Kehutanan Kab. Kutai Kartanegara.
 Badan Lingkungan Hidup Kab. Kutai Kartanegara.
 Dinas Kehutanan Kab. Kutai Timur.
 Badan Lingkungan Hidup Kab. Kutai Timur.

7. Pendapatan Karyawan
1) Dampak penting.
a). Dampak penting.
Dampak penting terhadap pendapatan karyawan adalah dampak
lajnutan/sekunder, berlangsung selama tahap persiapan, konstruksi

RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PT. BELAYAN RIVER TIMBER Bab III - 49
III – RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

operasi dan pasca operasi, dan sebaran dampak lokal. Besaran dampak
Prosedur Operasional Standar (POS)itif penting yang dapat
menimbulkan dampak meningkatkan kesejahteraan karyawan.
b) Sumber dampak penting.
 Tahap persiapan : Penerimaan Karyawan
 Tahap operasi : kegiatan inventarisasi tegakan sebelum
penebangan, kegiatan penanaman dan pemeliharaan tanaman
pengayaan, kegiatan pembebasan pohon binaan, kegiatan
pengadaan bibit.
 Tahap pasca operasi : kegiatan rasionalisasi tenaga kerja.
2) Tolok ukur dampak.
Tolok ukur dampak adalah peningkatan pendapatan karyawan, dan UMR
Propinsi Kalimantan Timur, dan banyaknya unit ekonomi lokal terlibat.
3) Tujuan rencana pengelolaan lingkungan hidup.
Tujuan rencana pengelolaan lingkungan hidup adalah :
 Meningkatkan pendapatan karyawan.
 Menekan serendah mungkin rasa tidak puas bagi pekerja/karyawan
yang terkena PHK khususnya mengenai besarnya uang pesangon yang
diberikan oleh perusahaan
4) Pengelolaan lingkungan hidup.
Pendekatan Sosial :
 Upaya pengelolaan lingkungan hidup yang dilakukan untuk
meningkatkan pendapatan karyawan adalah memberikan upah/gaji
kepada pekerja/karyawan disesuaikan dengan klassifikasi, tingkat
pendidikan dan keterampilan serta jabatannya, serta minimal mengacu
dengan peraturan yang berlaku yaitu UMSP Sektor Kehutanan.
 Upaya pengelolaan lingkungan hidup yang dilakukan untuk mencegah
berkurangnya pendapatan karyawan akibat kegiatan rasionalisasi
tenaga kerja adalah memberikan uang pesangon kepada
pekerja/karyawan yang disesuaikan dengan masa kerja dan besarnya
mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku, yaitu
Keputusan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor : Kep-
150/MEN/2000 tanggal 20 Juni 2000 yang mengatur tentang
penyelesaian pemutusan hubungan kerja dan penetapan pesangon bagi
karyawan
 Memberikan bekal ketrampilan khusus dalam bidang usaha produktif
bagi karyawan sebelum di PHK

RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PT. BELAYAN RIVER TIMBER Bab III - 50
III – RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

5) Lokasi pengelolaan lingkungan hidup.


Lokasi pengelolaan lingkungan hidupnya adalah di bagian personalia PT.
Belayan River Timber.
6) Periode pengelolaan lingkungan hidup.
Periode pengelolaan lingkungan hidupnya selama operasional pengusahan
hutan berlangsung
7) Pembiayaaan pengelolaan lingkungan hidup.
Pembiayaan pengelolaan lingkungan hidup sepenuhnya menjadi tanggung
jawab manajemen PT. BELAYAN RIVER TIMBER.
8) Institusi pengelolaan lingkungan hidup.
a). Pelaksana pengelolaan lingkungan hidup.
 PT. BELAYAN RIVER TIMBER.
b). Pengawas pengelolaan lingkungan hidup.
 Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur.
 Badan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Timu.
 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Kalimantan Timur.
 Dinas Kehutanan Kab. Kutai Barat.
 Badan Lingkungan Hidup Kab. Kutai Barat.
 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab. Kutai Barat
 Dinas Kehutanan Kab. Kutai Kartanegara.
 Badan Lingkungan Hidup Kab. Kutai Kartanegara.
 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab. Kutai Kartanegara.
 Dinas Kehutanan Kab. Kutai Timur.
 Badan Lingkungan Hidup Kab. Kutai Timur.
 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab. Kutai Timur
c). Pelaporan hasil pengelolaan lingkungan hidup, disampaikan kepada :
 Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur.
 Badan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Timu.
 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Kalimantan Timur.
 Dinas Kehutanan Kab. Kutai Barat.
 Badan Lingkungan Hidup Kab. Kutai Barat.
 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab. Kutai Barat

RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PT. BELAYAN RIVER TIMBER Bab III - 51
III – RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

 Dinas Kehutanan Kab. Kutai Kartanegara.


 Badan Lingkungan Hidup Kab. Kutai Kartanegara.
 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab. Kutai Kartanegara.
 Dinas Kehutanan Kab. Kutai Timur.
 Badan Lingkungan Hidup Kab. Kutai Timur.
 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab. Kutai Timur.

8. Kesempatan berusaha.
1) Dampak penting.
a) Dampak penting.
Dampak penting terhadap terbukanya kesempatan berusaha adalah
dampak Prosedur Operasional Standar (POS)itif penting dan Dampak
primer, berlangsung selama tahap persiapan, konstruksi sampai operasi,
sebaran dampak lokal dan regional. Berdasarkan jumlah manusia yang
terkena dampak, luas persebaran dampak, dan sifat kumulatif dampak
adalah dampak penting. Dapat menimbulkan dampak lanjutan terhadap
tingkat pendapatan masyarakat dan peningkatan perekonomian lokal.
b) Sumber Dampak penting.
 Tahap persiapan : kegiatan penerimaan karyawan
 Tahap operasi : kegiatan inventarisasi tegakan sebelum
penebangan, kegiatan penanaman dan pemeliharaan tanaman
pengayaan, kegiatan pembebasan pohon binaan, kegiatan
pengadaan bibit.
2) Tolok ukur dampak.
Tolok ukur dampak terbukanya kesempatan berusaha adalah banyaknya
jenis dan volume usaha yang tumbuh dan berkembang khususnya desa
yang masuk dalam areal IUPHHK-HA PT. Belayan River Timber.
3) Tujuan rencana pengelolaan lingkungan hidup.
Tujuan rencana pengelolaan lingkungan hidup adalah terciptanya dan
berkembangnya jenis-jenis usaha baru masyarakat di desa yang masuk
dalam areal IUPHHK-HA dengan adanya aktivitas PT. BELAYAN RIVER
TIMBER.
4) Pengelolaan lingkungan hidup.
Upaya pengelolaan lingkungan hidup yang dilakukan adalah :
 Memberikan kesempatan kepada lembaga-lembaga usaha dan
perekonomian lokal yang telah ada untuk berpartisipasi khususnya

RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PT. BELAYAN RIVER TIMBER Bab III - 52
III – RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

dalam penyediaan barang dan jasa untuk kebutuhan karyawan dan


perusahaan selama PT. BELAYAN RIVER TIMBER beraktivitas.
5) Lokasi pengelolaan lingkungan hidup.
Lokasi pengelolaan lingkungan hidupnya adalah di desa yang masuk dalam
areal IUPHHK-HA PT. Belayan River Timber.
6) Periode pengelolaan lingkungan hidup.
Periode pengelolaan lingkungan adalah selama kegiatan : penerimaan
karyawan, inventarisasi tegakan sebelum penebangan, penanaman dan
pemeliharaan tanaman pengayaan, pembebasan pohon binaan, pengadaan
bibit berlangsung.
7) Pembiayaaan pengelolaan lingkungan hidup.
Pembiayaan pengelolaan lingkungan hidup sepenuhnya menjadi tanggung
jawab manajemen PT. BELAYAN RIVER TIMBER.
8) Institusi pengelolaan lingkungan hidup.
a) Pelaksana pengelolaan lingkungan hidup.
 PT. BELAYAN RIVER TIMBER.
b) Pengawas pengelolaan lingkungan hidup.
 Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Kalimantan Timur
 Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur.
 Badan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Timur.
 Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kab. Kutai Barat
 Dinas Kehutanan Kab. Kutai Barat
 Badan Lingkungan Hidup Kab. Kutai Barat.
 Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kab. Kutai Kartanegara
 Dinas Kehutanan Kab. Kutai Kartanegara
 Badan Lingkungan Hidup Kab. Kutai Kartanegara
 Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kab. Kutai Timur
 Dinas Kehutanan Kab. Kutai Timur
 Badan Lingkungan Hidup Kab. Kutai Timur
c) Pelaporan hasil pengelolaan lingkungan hidup, disampaikan
kepada:
 Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Kalimantan Timur
 Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur.
 Badan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Timur.

RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PT. BELAYAN RIVER TIMBER Bab III - 53
III – RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

 Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kab. Kutai Barat


 Dinas Kehutanan Kab. Kutai Barat
 Badan Lingkungan Hidup Kab. Kutai Barat.
 Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kab. Kutai Kartanegara
 Dinas Kehutanan Kab. Kutai Kartanegara
 Badan Lingkungan Hidup Kab. Kutai Kartanegara
 Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kab. Kutai Timur
 Dinas Kehutanan Kab. Kutai Timur
 Badan Lingkungan Hidup Kab. Kutai Timur.

9. Pendapatan Masyarakat.

Berkurangnya Pendapatan Masyarakat.


1) Dampak penting.
a) Dampak penting.
Dampak penting terhadap berkurangnya pendapatan masyarakat
adalah dampak primer, berlangsung selama tahap pasca operasi, dan
sebaran dampak lokal. Besaran dampak negatif penting yang dapat
menimbulkan dampak konflik sosial/demo-demo masyarakat.
b) Sumber Dampak penting.
Tahap pasca operasi : kegiatan rasionalisasi tenaga kerja.
2) Tolok ukur dampak.
Tolok ukur dampak adalah perubahan pendapatan masyarakat di desa yang
masuk dalam areal IUPHHK-HA PT. Belayan River Timber.
3) Tujuan rencana pengelolaan lingkungan hidup.
Tujuan rencana pengelolaan lingkungan hidup adalah mencegah terjadinya
penurunan pendapatan masyarakat di desa yang masuk dalam areal
IUPHHK-HA PT. Belayan River Timber.
4) Pengelolaan lingkungan hidup.
Upaya pengelolaan lingkungan hidup yang dilakukan adalah dengan
pendekatan sosial :
 Pelaksanaan rasionalisasi secara transparan dan disosialisasikan.
 Memberikan uang pesangon kepada pekerja/karyawan perusahaan yang
disesuaikan dengan masa kerja dan besarnya mengacu pada peraturan
perundang-undangan yang berlaku

RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PT. BELAYAN RIVER TIMBER Bab III - 54
III – RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

5) Lokasi pengelolaan lingkungan hidup.


Lokasi pengelolaan lingkungan hidupnya adalah di Kampung Long Hurai
(Kecamatan Long Bagun, Kab. Kutai Barat), Desa Muara Tuboq, Tabang
Lama, Tabang Sidomulyo, Baru (Kecamatan Tabang, Kab. Kutai
Kartanegara) dan Desa Mekar Baru (Kecamatan Busang, Kab. Kutai Timur).
6) Periode pengelolaan lingkungan hidup.
Periode pengelolaan lingkungan adalah selama kegiatan rasionalisasi
tenaga kerja berlangsung pada tahap pasca operasi.
7) Pembiayaan pengelolaan lingkungan hidup.
Pembiayaan pengelolaan lingkungan hidup sepenuhnya menjadi tanggung
jawab manajemen PT. BELAYAN RIVER TIMBER.
8) Institusi pengelolaan lingkungan hidup.
a). Pelaksana pengelolaan lingkungan hidup.
 PT. BELAYAN RIVER TIMBER.
b). Pengawas pengelolaan lingkungan hidup.
 Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur.
 Badan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Timur.
 Dinas Kehutanan Kab. Kutai Barat
 Badan Lingkungan Hidup Kab. Kutai Barat.
 Dinas Kehutanan Kab. Kutai Kartanegara
 Badan Lingkungan Hidup Kab. Kutai Kartanegara
 Dinas Kehutanan Kab. Kutai Timur
 Badan Lingkungan Hidup Kab. Kutai Timur
c). Pelaporan hasil pengelolaan lingkungan hidup, disampaikan kepada:
 Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur.
 Badan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Timur.
 Dinas Kehutanan Kab. Kutai Barat
 Badan Lingkungan Hidup Kab. Kutai Barat.
 Dinas Kehutanan Kab. Kutai Kartanegara
 Badan Lingkungan Hidup Kab. Kutai Kartanegara
 Dinas Kehutanan Kab. Kutai Timur
 Badan Lingkungan Hidup Kab. Kutai Timur

RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PT. BELAYAN RIVER TIMBER Bab III - 55
III – RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

Meningkatnya Pendapatan Masyarakat


1) Dampak penting.
a) Dampak penting.
Dampak penting terhadap meningkatnya pendapatan masyarakat
adalah dampak lanjutan, berlangsung selama tahap persiapan,
konstruksi sampai pasca operasi, sebaran dampak lokal dan regional.
Besaran dampak positif penting yang dapat menimbulkan dampak
berkembangnya perekonomian lokal.
b) Sumber Dampak penting.
 Tahap persiapan : kegiatan penerimaan karyawan
 Tahap operasi : kegiatan inventarisasi tegakan sebelum
penebangan, kegiatan penanaman dan pemeliharaan tanaman
pengayaan, kegiatan pembebasan pohon binaan, kegiatan
pengadaan bibit
2) Tolok ukur dampak.
Tolok ukur dampak adalah peningkatan pendapatan masyarakat, tingkat
pendapatan masyarakat setempat dan UMR Propinsi Kalimantan Timur, dan
banyaknya unit ekonomi lokal terlibat.
3) Tujuan rencana pengelolaan lingkungan hidup.
Tujuan rencana pengelolaan lingkungan hidup adalah meningkatkan
pendapatan masyarakat dengan cara terserapnya tenaga kerja lokal dan
terciptanya usaha-usaha baru masyarakat dengan keberadaan PT.
BELAYAN RIVER TIMBER.
4) Pengelolaan lingkungan hidup.
Pendekatan Sosial
 Memberikan upah/gaji kepada pekerja/karyawan disesuaikan dengan
klassifikasi, tingkat pendidikan dan keterampilan serta jabatannya, serta
minimal mengacu dengan peraturan yang berlaku yaitu Upah Minimum
Regional Propinsi Kaltim
 Memberikan kesempatan kepada lembaga-lembaga usaha dan
perekonomian lokal yang telah ada untuk berpartisipasi khususnya
dalam penyediaan barang dan jasa untuk kebutuhan karyawan dan
perusahaan selama PT. BELAYAN RIVER TIMBER beraktivitas.
 Dalam pengadaan bahan makanan untuk keperluan sehari-hari,
perusahaan akan lebih mengutamakan membeli dari hasil pertanian
masyarakat sekitar.

RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PT. BELAYAN RIVER TIMBER Bab III - 56
III – RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

5) Lokasi pengelolaan lingkungan hidup.


Lokasi pengelolaan lingkungan hidupnya adalah di Kampung Long Hurai
(Kecamatan Long Bagun, Kab. Kutai Barat), Desa Muara Tuboq, Tabang
Lama, Tabang Sidomulyo, Baru (Kecamatan Tabang, Kab. Kutai
Kartanegara) dan Desa Mekar Baru (Kecamatan Busang, Kab. Kutai Timur).
6) Periode pengelolaan lingkungan hidup.
Periode pengelolaan lingkungan adalah selama kegiatan : penerimaan
karyawan, pembangunan sarana/prasarana, penataan areal kerja,
inventarisasi tegakan sebelum penebangan, inventarisasi tegakan tinggal,
pengadaan bibit, penanaman pengkayaan/rehabilitasi, penjarangan,
pemeliharaan tanaman pengkayaanberlangsung.
7) Pembiayaan pengelolaan lingkungan hidup.
Pembiayaan pengelolaan lingkungan hidup sepenuhnya menjadi tanggung
jawab manajemen PT. BELAYAN RIVER TIMBER.
8) Institusi pengelolaan lingkungan hidup.
a). Pelaksana pengelolaan lingkungan hidup.
 PT. BELAYAN RIVER TIMBER.
b). Pengawas pengelolaan lingkungan hidup.
 Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur.
 Badan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Timur.
 Dinas Kehutanan Kab. Kutai Barat
 Badan Lingkungan Hidup Kab. Kutai Barat.
 Dinas Kehutanan Kab. Kutai Kartanegara
 Badan Lingkungan Hidup Kab. Kutai Kartanegara
 Dinas Kehutanan Kab. Kutai Timur
 Badan Lingkungan Hidup Kab. Kutai Timur
c). Pelaporan hasil pengelolaan lingkungan hidup, disampaikan kepada:
 Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur.
 Badan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Timur.
 Dinas Kehutanan Kab. Kutai Barat
 Badan Lingkungan Hidup Kab. Kutai Barat.
 Dinas Kehutanan Kab. Kutai Kartanegara
 Badan Lingkungan Hidup Kab. Kutai Kartanegara
 Dinas Kehutanan Kab. Kutai Timur

RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PT. BELAYAN RIVER TIMBER Bab III - 57
III – RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

 Badan Lingkungan Hidup Kab. Kutai Timur

10. Kesehatan masyarakat


1) Dampak penting dan sumber dampak penting
a) Dampak penting
Dampak terhadap kesehatan masyarakat adalah dampak negatif
penting dan merupakan dampak lanjutan (tidak langsung) dari
peningkatan kandungan debu dan penurunan Kualitas air. berlangsung
selama tahap konstruksi, sebaran dampak lokal, selain itu dampak
bersifat kumulatif dan tidak berbalik.
b) Sumber dampak penting
 Tahap operasi : kegiatan pembukaan wilayah hutan, kegiatan
pemanenan, aktivitas perkantoran/domestik, aktivitas perbengkelan
2) Tolok ukur dampak.
Tolok ukur dampak adalah semakin banyaknya masyarakat khususnya desa
sekitar areal IUPHHK-HA PT. Belayan River Timber yang terserang penyakit
khususnya penyakit ISPA, diare dan inveksi lainnya.
3) Tujuan rencana pengelolaan lingkungan hidup.
Tujuan rencana pengelolaan lingkungan hidup adalah mencegah
meningkatnya penyakit yang diderita masyarakat di desa sekitar areal
IUPHHK-HA PT. Belayan River Timber yang terserang penyakit khususnya
penyakit ISPA, diare dan inveksi lainnya.
4) Pengelolaan lingkungan hidup.
Pendekatan Teknologi :
 Melakukan pengerasan jalan dengan agregat khusus (sirtu).
 Menyediakan water truck (truk tangki air) untuk melakukan penyiraman
jalan secara periodik, terutama pada musim kemarau.
 Mengatur kecepatan kendaraan pengangkut maksimal 40 km/jam,
terutama bila melewati sekitar kawasan pemukiman penduduk.
 Membuat polisi tidur terutama disekitar kawasan pemukiman
penduduk.
 Melakukan perawatan alat-alat berat secara teratur agar alat tidak
menimbulkan kebisingan, khususnya alat angkut dimana jalan angkut
tersebut berdekatan dengan pemukiman penduduk.
 Membuat bak penampungan olie/minyak pelumas bekas dan oil trap,
kemudian dimasukan ke dalam drum untuk selanjutnya di jual ke pihak
ketiga (P3MPB) yang telah mendapat izin dari MENKLH dan
rekomendasi dari Pertamina.

RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PT. BELAYAN RIVER TIMBER Bab III - 58
III – RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

 Untuk limbah padat dari aktifitas perbengkelan dan genset dibakar di


bak pembakaran sampah yang dibuat kedap air dan permanen,
kemudian abu sisa pembakarannya dibuang, Sedangkan filter udara
bekas, filter olie bekas serta ban bekas di jual ke pihak ketiga yang juga
memanfaatkan olie dan minyak pelumas bekas.
5) Lokasi pengelolaan lingkungan hidup.
Lokasi pengelolaan lingkungan hidupnya adalah :
 Di lokasi base camp dan sarana penunjang lainnya
 Di bengkel perusahaan.
6) Periode pengelolaan lingkungan hidup.
Periode pengelolaan lingkungan hidup adalah selama kegiatan : pembukaan
wilayah hutan, pemanenan berlangsung.
7) Pembiayaaan pengelolaan lingkungan hidup.
Pembiayaan pengelolaan lingkungan hidup sepenuhnya menjadi tanggung
jawab manajemen PT. BELAYAN RIVER TIMBER.
8) Institusi pengelolaan lingkungan hidup.
a) Pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup.
 PT. BELAYAN RIVER TIMBER.
b) Pengawas pengelolaan lingkungan hidup.
 Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur.
 Badan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Timur.
 Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur.
 Dinas Kehutanan Kab. Kutai Barat
 Badan Lingkungan Hidup Kab. Kutai Barat.
 Dinas Kesehatan Provinsi Kab. Kutai Barat.
 Dinas Kehutanan Provinsi Kab. Kutai Kartanegara.
 Badan Lingkungan Hidup Kab. Kutai Kartanegara.
 Dinas Kesehatan Kab. Kutai Kartanegara.
 Dinas Kehutanan Provinsi Kab. Kutai Timur
 Badan Lingkungan Hidup Kab. Kutai Timur.
 Dinas Kesehatan Kab. Kutai Timur.
c) Pelaporan hasil pengelolaan lingkungan hidup.
 Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur.
 Badan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Timur.
RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PT. BELAYAN RIVER TIMBER Bab III - 59
III – RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

 Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur.


 Dinas Kehutanan Kab. Kutai Barat
 Badan Lingkungan Hidup Kab. Kutai Barat.
 Dinas Kesehatan Provinsi Kab. Kutai Barat.
 Dinas Kehutanan Provinsi Kab. Kutai Kartanegara.
 Badan Lingkungan Hidup Kab. Kutai Kartanegara.
 Dinas Kesehatan Kab. Kutai Kartanegara.
 Dinas Kehutanan Provinsi Kab. Kutai Timur
 Badan Lingkungan Hidup Kab. Kutai Timur.
 Dinas Kesehatan Kab. Kutai Timur.

11. Persepsi dan sikap Positif masyarakat.


1) Dampak penting.
a). Dampak penting.
Dampak penting berupa meningkatnya sikap dan persepsi positif
masyarakat adalah dampak lanjutan, berlangsung selama tahap
persiapan, operasi sampai pasca operasi, sebaran dampak lokal.
Banyaknya manusia yang terkena dampak dan senang/setuju dengan
adanya kegiatan IUPHHK-HA khususnya adanya harapan untuk dapat
bekerja di perusahaan dan perbaikan kesejahteraan, dengan intensitas
dampak yang besar dan bersifat kumulatif sehingga perlu mendapat
perhatian untuk meningkatkan dampak positif yang timbul.
b). Sumber Dampak penting.
 Tahap pasca operasi: pengembalian lahan.
2) Tolok ukur dampak.
Tolok ukur dampak adalah semakin meningkatnya jumlah masyarakat yang
mempunyai persepsi dan sikap yang positif dengan adanya kegiatan
IUPHHK-HA PT. BELAYAN RIVER TIMBER.
3) Tujuan rencana pengelolaan lingkungan hidup.
Tujuan rencana pengelolaan lingkungan hidup adalah untuk meningkatkan
persepsi dan sikap positif masyarakat sehingga kegiatan IUPHHK-HA PT.
BELAYAN RIVER TIMBER nantinya dapat berjalan dengan baik.

RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PT. BELAYAN RIVER TIMBER Bab III - 60
III – RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

4) Pengelolaan lingkungan hidup.


Pendekatan Sosial :
 Memberikan bantuan ke masyarakat disekitar hutan PT. BELAYAN
RIVER TIMBER baik itu berupa sarana, prasarana atau fasilitas lainnya
yang sangat diperlukan masyarakat sehingga akan sangat terasa
manfaatnya, seperti:
- Pengembangan sarana & prasarana fisik (fasilitas umum dan
kesehatan, dlsb).
- Pengembangan perekonomian (bantuan kredit lewat koperasi dll)
- Peningkatan SDM (berupa kursus-kursus dan pelatihan, dll).
 Mengkoordinasikan dengan masyarakat dan Pemerintah Daerah
tentang program PMDH agar program tersebut tepat sasaran, efektif
dan akan disesuaikan dengan skala prioritas.
 Mengembangkan program PMDH secara transparan dengan melibatkan
masyarakat mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan sampai evaluasi
hasil.
 Memberikan pengumuman kepada masyarakat di sekitar hutan PT.
BELAYAN RIVER TIMBER tentang tenaga kerja apa saja yang
dibutuhkan oleh perusahaan baik itu jenis, klassifikasi dan keahliannya.
 Memprioritaskan penerimaan karyawan lokal untuk bekerja
diperusahaan, namun disesuaikan dengan kebutuhan, spesifikasi atau
kualifikasi dan tingkat pendidikannya.
 Hanya memperkerjakan atau menerima tenaga kerja pendatang untuk
menempati posisi/jabatan tertentu serta yang mempunyai tingkat
keahlian khusus saja atau bila desa sekitar tidak memenuhi jumlah
tenaga kerja yang dibutuhkan.
 Melibatkan pihak desa dan kecamatan dalam penerimaan karyawannya.
 Mengumumkan hasil penerimaan karyawannya secara transparan.
 Masyarakat dapat kembali memanfaatkan lahan setelah berakhirnya ijin
IUPHHK-HA sesuai dengan peraturan yang berlaku.
5) Lokasi pengelolaan lingkungan hidup.
Lokasi pengelolaan lingkungan hidupnya adalah di Kampung Long Hurai
(Kecamatan Long Bagun, Kab. Kutai Barat), Desa Muara Tuboq, Tabang
Lama, Tabang Sidomulyo, Baru (Kecamatan Tabang, Kab. Kutai
Kartanegara) dan Desa Mekar Baru (Kecamatan Busang, Kab. Kutai Timur)
6) Periode pengelolaan lingkungan hidup.
Periode pengelolaan lingkungan dilakukan selama kegiatan : penerimaan
karyawan, pembinaan masyarakat sekitar hutan dan pengembalian lahan
berlangsung.

RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PT. BELAYAN RIVER TIMBER Bab III - 61
III – RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

7) Pembiayaaan pengelolaan lingkungan hidup.


Pembiayaan pengelolaan lingkungan hidup sepenuhnya menjadi tanggung
jawab manajemen PT. BELAYAN RIVER TIMBER.
8) Institusi pengelolaan lingkungan hidup.
a). Pelaksana pengelolaan lingkungan hidup.
 PT. BELAYAN RIVER TIMBER.
b). Pengawas pengelolaan lingkungan hidup.
 Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur.
 Badan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Timur.
 Dinas Kehutanan Kab. Kutai Barat
 Badan Lingkungan Hidup Kab. Kutai Barat.
 Dinas Kehutanan Provinsi Kab. Kutai Kartanegara.
 Badan Lingkungan Hidup Kab. Kutai Kartanegara.
 Dinas Kehutanan Provinsi Kab. Kutai Timur
 Badan Lingkungan Hidup Kab. Kutai Timur.
c). Pelaporan hasil pengelolaan lingkungan hidup, disampaikan kepada:
 Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur.
 Badan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Timur.
 Dinas Kehutanan Kab. Kutai Barat
 Badan Lingkungan Hidup Kab. Kutai Barat.
 Dinas Kehutanan Provinsi Kab. Kutai Kartanegara.
 Badan Lingkungan Hidup Kab. Kutai Kartanegara.
 Dinas Kehutanan Provinsi Kab. Kutai Timur
 Badan Lingkungan Hidup Kab. Kutai Timur.

12. Kecelakaan lalu lintas sungai.


1). Dampak penting dan sumber dampak penting.
a). Dampak penting.
Dampak penting berupa terjadinya kecelakan lalu lintas sungai adalah
Dampak primer, berlangsung selama tahap persiapan, operasi sampai
pasca operasi, sebaran dampak lokal.

RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PT. BELAYAN RIVER TIMBER Bab III - 62
III – RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

b). Sumber dampak penting.


 Tahap persiapan : kegiatan mobilisasi peralatan,
 Tahap operasi : kegiatan pengangkutan kayu ke pabrik,
 Tahap pasca operasi : kegiatan demobilisasi peralatan.
2). Tolok ukur dampak.
Tolok ukur dampak adalah terjadinya kecelakan lalu lintas sungai.
3). Tujuan rencana pengelolaan lingkungan hidup.
Tujuan rencana pengelolaan lingkungan hidup adalah untuk mencegah
terjadinya kecelakaan lalu lintas sungai.
4). Pengelolaan lingkungan hidup.
Pendekatan Institusi :
 Meminta izin kepada instansi terkait (Dinas Perhubungan) untuk
penggunaan jalur dalam kegiatan mobilisasi, angkutan kayu dan
demobilisasi peralatan.
Pendekatan Teknologi :
 Menggunakan ponton dengan bobot yang sesuai dengan kondisi
perairan terutama yang berkaitan dengan naik turunnya permukaan air
(pasang dan surut).
 Melakukan pemuatan peralatan ke kapal ponton tidak melebihi
kapasitasnya.
 Melakukan pemuatan peralatan pada saat kondisi air sungai dalam
keadaan tinggi (pasang).
 Mendahulukan terlebih dahulu masyarakat yang menggunakan jalur
aungai sebagai sarana transportasinya.
 Memasang rambu lalu lintas di sepanjang jaringan jalan hutan
5). Lokasi pengelolaan lingkungan hidup.
Lokasi pengelolaan lingkungan hidupnya adalah di sepanjang jalur Sungai
Belayan dan sungai Mahakam.
6). Periode pengelolaan lingkungan hidup.
Periode pengelolaan lingkungan hidup adalah selama kegiatan mobilisasi
peralatan, pengangkutan kayu ke pabrik dan demobilisasi peralatan
berlangsung.
7. Pembiayaan pengelolaan lingkungan hidup.
Pembiayaan pengelolaan lingkungan hidup sepenuhnya menjadi tanggung
jawab manajemen PT. BELAYAN RIVER TIMBER.

RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PT. BELAYAN RIVER TIMBER Bab III - 63
III – RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

8. Institusi pengelolaan lingkungan hidup.


a). Pelaksana pengelolaan lingkungan hidup.
 PT. BELAYAN RIVER TIMBER.
b). Pengawas pengelolaan lingkungan hidup.
 Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur.
 Badan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Timur.
 Dinas Perhubungan Provinsi Kalimantan Timur.
 Dinas Kehutanan Kab. Kutai Barat.
 Badan Lingkungan Hidup Kab. Kutai Barat.
 Dinas Perhubungan Kab. Kutai Barat.
 Dinas Kehutanan Kab. Kutai Kartanegara.
 Badan Lingkungan Hidup Kab. Kutai Kartanegara.
 Dinas Perhubungan Kab. Kutai Kartanegara.
 Dinas Kehutanan Kab. Kutai Timur.
 Badan Lingkungan Hidup Kab. Kutai Timur.
 Dinas Perhubungan Kab. Kutai Timur.
c). Pelaporan hasil pengelolaan lingkungan hidup, disampaikan kepada:
 Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur.
 Badan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Timur.
 Dinas Perhubungan Provinsi Kalimantan Timur.
 Dinas Kehutanan Kab. Kutai Barat.
 Badan Lingkungan Hidup Kab. Kutai Barat.
 Dinas Perhubungan Kab. Kutai Barat.
 Dinas Kehutanan Kab. Kutai Kartanegara.
 Badan Lingkungan Hidup Kab. Kutai Kartanegara.
 Dinas Perhubungan Kab. Kutai Kartanegara.
 Dinas Kehutanan Kab. Kutai Timur.
 Badan Lingkungan Hidup Kab. Kutai Timur.
 Dinas Perhubungan Kab. Kutai Timur..

RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PT. BELAYAN RIVER TIMBER Bab III - 64

Вам также может понравиться