Вы находитесь на странице: 1из 11

Jkesvo (Jurnal Kesehatan Vokasional)

Vol. 1 No 2 – April 217


ISSN (Print) 2541-0644
Dapat di akses di http://journal.ugm.ac.id/jkesvo

Waktu Tunggu Pelayanan Rawat Jalan dengan Kepuasan Pasien


Terhadap Pelayanan di Rawat Jalan RSUD Kabupaten Indramayu
Nur Laeliyah1, Heru Subekti2
Program Diploma III Rekam Medis Fakultas Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada1
Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada2
1) 2)
Email: nur.laeliyah@mail.ugm.ac.id , herusubekti@ugm.ac.id

ABSTRAK
Latar Belakang: Waktu tunggu pelayanan merupakan masalah yang masih banyak dijumpai dalam
praktik pelayanan kesehatan, dan salah satu komponen yang potensial menyebabkan ketidakpuasan
adalah menunggu dalam waktu yang lama. Lamanya waktu tunggu pasien merupakan salah satu hal
penting dalam menentukan kualitas pelayanan kesehatan. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang
telah dilakukan di RSUD Kabupaten Indramayu diketahui bahwa pelaksanaan pelayanan pasien di
rawat jalan sendiri masih belum berjalan dengan baik dan kurang maksimal khususnya yang terjadi
pada pasien lama rawat jalan.
Tujuan: Mengetahui waktu tunggu pelayanan pasien di rawat jalan, tingkat kepuasan pasien rawat
jalan terhadap pelayanan di rawat jalan, dan hubungan antara waktu tunggu pelayanan pasien di
rawat jalan dengan kepuasan pasien terhadap pelayanan di rawat jalan.
Metode: Jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, dan rancangan cross sectional.
Teknik sampel yang digunakan yaitu purposive sampling. Instrumen penelitian ini antara lain
kuesioner, check list observasi, dan penilaian observasi waktu. Analisis data menggunakan analisis
univariat dan analisis bivariat dengan uji chi-square.
Hasil: Rerata waktu tunggu pelayanan pasien di rawat jalan RSUD Kabupaten Indramayu selama
70,18 menit dan sebagian besar kategori waktu lama (> 60 menit). Tingkat kepuasan dalam kategori
cukup puas, berdasarkan lima dimensi kualitas mutu pelayanan didapatkan pada dimensi tangibles,
responsiveness, assurance, dan emphaty dalam kategori cukup puas sedangkan pada dimensi
reliability dalam kategori puas. Adanya hubungan antara waktu tunggu pelayanan pasien di rawat
jalan dengan kepuasan pasien terhadap pelayanan di rawat RSUD Kabupaten Indramayu, ditunjukkan
dengan nilaip=0,042atau nilai korelasichi-square sebesar 4,135.
Kata Kunci: Waktu tunggu, Pelayanan rawat jalan, Pasien lama rawat jalan, Kepuasan pasien.

ABSTRACT
Background: The waiting time care is an issue that is still prevalent in health care practices, and one
component that could potentially cause dissatisfaction, where the wait for a long time causing
dissatisfaction with patients. waiting time of patients in obtaining health services is one of the
important and largely determine the quality of health services provided by a health care unit. Improving
quality of care is a top priority in a hospital management, to reflect how hospitals manage service
components that are tailored to the patient's situation and expectations. Each hospital was basically
developed to meet the needs and patient satisfaction as a customer. Based on the results of preliminary
studies that have been conducted by researchers at the Indramayu District Hospital. The results that
the implementation will be the waiting time of patient care in outpatient still has not gone
well and less than the maximum especially those that occur in older patients outpatient.
Objectives: To determine the waiting time of patients in outpatient care, outpatient satisfaction level
with the services in outpatient care, and the relationship between the waiting time of patients
in outpatient care with patient satisfaction with care on an outpatient basis.
Methods: This type of research is descriptive with quantitative approach, and the study design was
cross-sectional. Sampling technique used is purposive sampling. The research instruments include a
questionnaire, check list of observation, assessment and observation time. Analysis of the data in this
study using univariate and bivariate analysis using Chi-Square.
Results: The average waiting time of patient care in outpatient hospitals district of Indramayu for
70.18 minutes and most are still in the category of long time (>60 minutes). The level of patient
satisfaction with the services in the outpatient Indramayu District Hospital is still in the category quite
satisfied, based on the five dimensions of quality of service quality obtained in tangibles dimension,
responsiveness, assurance, and empathy in the category quite satisfied while the reliability dimension
in the category are satisfied. The existence of a relationship between the waiting time of patients in
outpatient care with patient satisfaction with hospital care services in Indramayu district, indicated by
the value p = 0,042 or chi-square correlation value of 4.13.
Key World: The waitng time, The services of outpatient, Old patients, Patients satisfaction.
102
Waktu Tunggu Pelayanan Rawat Jalan dengan Kepuasan Pasien…

PENDAHULUAN dipanggil/masuk ke ruang poliklinik


Waktu tunggu pelayanan merupakan (Kapustiak, 2000). Berdasarkan Kepmenkes
masalah yang masih banyak dijumpai RI No.129/Menkes/SK/IV/2008 pada
dalam praktik pelayanan kesehatan, dan pelayanan rawat jalan untuk indikator
salah satu komponen yang potensial waktu tunggu pelayanan di rawat jalan
menyebabkan ketidakpuasan, dimana yaitu ≤ 60 menit dimulai dari pasien
dengan menunggu dalam waktu yang lama mendaftar sampai diterima/dilayani oleh
menyebabkan ketidakpuasan terhadap dokter spesialis. Berdasarkan hasil studi
pasien. Menurut Buhang (2007), dikaitkan pendahuluan yang telah dilakukan oleh
dengan manajemen mutu, aspek lamanya peneliti melalui wawancara terkait waktu
waktu tunggu pasien dalam mendapatkan tunggu pelayanan pasien rawat jalan di
pelayanan kesehatan merupakan salah satu poliklinik dan melakukan observasi atau
hal penting dan sangat menentukan kualitas pengamatan bersamaan dengan saat
pelayanan kesehatan yang diberikan oleh magang/pengabdian pada bulan Juli –
suatu unit pelayanan kesehatan, sekaligus Agustus 2015 di RSUD Kabupaten
mencerminkan bagaimana rumah sakit Indramayu. Hasil yang didapat terkait hal
mengelola komponen pelayanan yang tersebut bahwa di dalam pelaksanaan akan
disesuaikan dengan situasi dan harapan waktu tunggu pelayanan pasien di rawat
pasien. Dalam segi konteks, waktu tunggu jalan sendiri masih belum berjalan dengan
adalah masalah yang selalu menimbulkan baik dan kurang maksimal khususnya yang
keluhan pasien di beberapa rumah sakit, terjadi pada pasien lama rawat jalan.
seringkali masalah waktu menunggu Akibatnya masih terlihat beberapa
pelayanan ini kurang mendapatkan yang pasiennya menunggu lama untuk
perhatian oleh pihak manajemen rumah mendapatkan pelayanan di rawat jalan
sakit. Suatu rumah sakit mengabaikan lama dimulai dari pasien mendaftar sampai
waktu tunggu dalam pelayanan dengan pasien dipanggil/masuk ke ruang
kesehatannya maka secara totalitas kualitas poliklinik, yang pada akhirnya pun secara
pelayanan rumah sakit dianggap tidak tidak langsung akan berdampak pada
profesional dan dapat menurunkan kepuasan pasien terhadap pelayanan yang
kepuasan pasien sekaligus keluarga pasien. diberikan di rawat jalan (mulai dari
Setiap rumah sakit pada dasarnya mendaftar sampai dengan
dikembangkan untuk memenuhi dipanggil/masuk ke ruang poliklinik).
kebutuhan dan kepuasan pasien sebagai Tidak sedikit masih dijumpai adanya
pelanggan hal ini juga berlaku di RSUD komplain/keluhan dari beberapa pasien
Kabupaten Indramayu. Peningkatan mutu karena masalah waktu menunggu di
pelayanan merupakan prioritas utama poliklinik tujuan agar mendapatkan
dalam sebuah manajemen rumah sakit, pelayanan medis secepatnya, sehingga
salah satu dimensi mutu pelayanan kondisi pasien pun masih terlihat begitu
kesehatan adalah akses terhadap pelayanan padat/crowded, dan pasien terlihat bosan
yang ditandai dengan waktu tunggu dan gelisah karena mengingat adanya
pasien yang cepat (Buhang, 2007). Menurut keterbatasan waktu selama pelayanan di
Tjiptono (2007), mengidentifikasikan lima rawat jalan, sehingga masih dijumpai
dimensi kualitas mutu pelayanan, antara beberapa pasien yang menanyakan kembali
lain tangible (berwujud), reliability ke petugas pendaftaran maupun petugas
(keandalan), responsiveness (daya poliklinik terkait pelayanan di rawat jalan.
tanggap), assurance (jaminan/keyakinan), Rumusan masalah yang akan dibahas
emphaty (kesediaan untuk perduli). dalam penelitian ini yaitu “Bagaimana
Waktu tunggu pelayanan adalah Hubungan antara Waktu Tunggu
waktu yang digunakan pasien untuk Pelayanan Rawat Jalan dengan Kepuasan
mendapatkan pelayanan kesehatan mulai Pasien terhadap Pelayanan di Rawat Jalan
tempat pendaftaran sampai masuk ke ruang RSUD Kabupaten Indramayu?”. Tujuan
pemeriksaan dokter. Menurut Kapustiak penelitian ini antara lain mengetahui waktu
(2002), waktu tunggu merupakan total tunggu pelayanan pasien di rawat jalan,
waktu yang digunakan oleh pasien tingkat kepuasan pasien rawat jalan
menunggu di poliklinik, terhitung dari terhadap pelayanan di rawat jalan
pasien mendaftar sampai pasien berdasarkan lima dimensi kualitas mutu

103
Waktu Tunggu Pelayanan Rawat Jalan dengan Kepuasan Pasien…

pelayanan, dan hubungan antara waktu rata-rata waktu tunggu pelayanan


tunggu pelayanan pasien di rawat jalan pasien lama di rawat jalan RSUD
dengan kepuasan pasien terhadap Kabupaten Indramayu selama 70,18
pelayanan di rawat jalan. menit. Ditinjau berdasarkan standar
METODE PENELITIAN pelayanan minimal (SPM) untuk
Jenis penelitian ini adalah penelitian indikator waktu tunggu pasien di rawat
deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, jalan, diperoleh bahwa waktu tunggu ≤
dan rancangan penelitian yaitu cross 60 menit (kategori cepat) dijumpai
sectional. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 43 orang pasien lama rawat
adalah rata-rata per bulan seluruh pasien jalan (46,7%) sedangkan waktu tunggu >
lama rawat jalan tahun 2015 yang telah 60 menit (kategori lama) dijumpai
mendaftar di Tempat Pendaftaran Pasien sebanyak 49 orang pasien lama rawat
Lama Rawat Jalan RSUD Kabupaten jalan (53,3%),
Indramayu. Besar sampel yang digunakan Selain karena faktor tertentu dari
sebanyak 92 responden yang diambil jumlah pasien rawat jalan yang
dengan teknik sampel purposive sampling. berkunjung/berobat, dan kondisi
Analisis data yang digunakan dalam penyediaan berkas rekam medis pasien
penelitian ini adalah analisis univariat dan rawat jalan, hal penting yang
analisis bivariat. Analisis univariat mempengaruhi waktu tunggu
digunakan dengan tujuan untuk pelayanan pasien di rawat jalan adalah
mengetahui distribusi frekuensi dan dari pihak RSUD Kabupaten
presentasi variabel waktu dan kepuasan Indramayu sendiri tidak adanya
pasien. manajemen yang mangatur atau
Analisis bivariat digunakan untuk membuat regulasi dalam bentuk
mengetahui hubungan antara dua variabel prosedur tetap/SOP (Standar Operating
serta menguji pembuktian hipotesis Perocedure).
penelitian akan ada tidaknya hubungan Terutama dalam hal penetapan
tersebut dengan tabel silang uji Chi-Square. waktu minimal pasien menunggu untuk
HASIL DAN PEMBAHASAN mendapatkan pelayanan di rawat jalan
A. Karakteristik Responden yang diberlakukan. Faktor lain yang
Berdasarkan pengambilan data yang mempengaruhi waktu tunggu
telah dilakukan melalui kuesioner terhadap pelayanan pasien di rawat jalan RSUD
92 orang responden di RSUD Kabupaten Kabupaten Indramayu berdasarkan
Indramayu, pada tabel 1. menunjukkan hasil penelitian, didapatkan dari teknisi
bahwa hasil karakteristik responden pada kinerja para petugas dalam memberikan
penelitian ini mayoritas berumur 28-37 pelayanan pasien di rawat jalan
tahun sebanyak 28 orang (30,4%), berjenis Diantaranya kurangnya kedisiplinan
kelamin perempuan sebanyak 52 orang dalam memulai dan mengakhiri
(56,5%), jenis pekerjaan diluar dari pilihan pelayanan kepada pasien di rawat
(ibu rumah tangga, supir, petani, dan lain- jalan, kurangnya rasa kerjasama yang
lain) yang ada sebanyak 35 orang (38,0%), terjalin antar para petugas dalam
berpendidikan terakhir SMA sebanyak 31 melaksanakan pelayanan di rawat jalan
orang (33,7%), dan pasien dengan cara bayar (petugas rekam medis, petugas
BPJS sebanyak 59 orang (64,1%). poliklinik, perawat, dokter) sekaligus
B. Hasil Penelitian kesadaran para petugas akan
1. Waktu Tunggu Pelayanan Pasien di pentingnya waktu tunggu pelayanan
Rawat Jalan pasien di rawat jalan. Mengatasi
Tabel 1. Frekuensi Waktu Tunggu Pelayanan masalah tersebut dapat dilakukan
Pasien di Rawat Jalan RSUD Kabupaten dengan peningkatan dalam kedisiplinan
Indramayu para petugas agar dapat terjalinnya
No Kategori Waktu Jumlah Persentase kerjasama antar para petugas (petugas
Tunggu Rawat Jalan (orang) rekam medis, petugas poliklinik,
1 ≤ 60 menit 43 46,7 perawat, dokter) dalam melaksanakan
2 > 60 menit 49 53,3 pelayanan di rawat jalan kepada
Total 92 100 pasiennya.
Tabel 1. menunjukkan bahwa dari
92 orang responden diperoleh bahwa
104
Waktu Tunggu Pelayanan Rawat Jalan dengan Kepuasan Pasien…

2. Tingkat Kepusan Pasien Rawat orang (4,3%) yang menyatakan


Jalan terhadap Pelayanan di Rawat sangat puas. Dilihat dari nilai rerata
Jalan (mean) yang diperoleh sebesar 3,293
Pengukuran tingkat kepuasan artinya terletak pada interval kelas
pasien atau keluarga pasien lama rawat 2,601 – 3,400 sehingga termasuk
jalan terhadap pelayanan di rawat jalan dalam kategori cukup puas.
dilakukan terhadap 92 orang responden b. Reliability Reliability (Keandalan)
berdasarkan kuesioner yang berisi 17 Tingkat kepuasan pasien lama
butir item pernyataan yang telah rawat jalan terhadap pelayanan di
terkumpul, ditabulasi dan dilakukan rawat jalan RSUD Kabupaten
analisis statistik. Pada tabel 2. Indramayu pada dimensi reliability
menunjukkan bahwa secara (keandalan) sebanyak 49 orang
keseluruhan untuk tingkat kepuasan (53,3%) yang menyatakan cukup
pasien lama rawat jalan terhadap puas, sebanyak 42 orang (45,7%)
pelayanan di rawat jalan RSUD yang menyatakan puas, dan
Kabupaten Indramayu sebanyak 3 sebanyak 1 orang (1,1%) yang
orang (3,3%) yang menyatakan tidak menyatakan sangat puas Dilihat dari
puas, sebanyak 73 orang (79,3%) yang nilai rerata (mean) yang diperoleh
menyatakan cukup puas, sebanyak 14 sebesar 3,478 artinya terletak pada
orang (15,2%) yang menyatakan puas, interval kelas 3,401 – 4,200 sehingga
dan sebanyak 2 orang (2,2%) yang termasuk dalam katgori puas.
menyatakan sangat puas Dilihat dari c. Responsiveness (Daya Tanggap)
nilai rerata (mean) tingkat kepuasan Tingkat kepuasan pasien lama
pasien lama rawat jalan terhadap rawat jalan terhadap pelayanan di
pelayanan di rawat jalan RSUD rawat jalan RSUD Kabupaten
Kabupaten Indramayu diperoleh hasil Indramayu pada dimensi
sebesar 3,163 artinya terletak pada responsiveness (daya tanggap)
interval kelas 2,601 – 3,400 sehingga sebanyak 5 orang (5,4%) yang
termasuk dalam kategori cukup puas. menyatakan tidak puas, sebanyak
Tabel 2. Frekuensi Tingkat Kepuasan Pasien 61 orang (66,3%) yang menyatakan
Rawat Jalan terhadap Pelayanan di Rawat Jalan cukup puas, sebanyak 24 orang
RSUD Kabupaten Indramayu (26,1%) yang menyatakan puas, dan
No Kategori Rentang Jumlah sebanyak 4 orang (2,2%) yang
Kepuasan Skor (orang) %
menyatakan sangat puas. Dilihat
Pasien
1 Tidak Puas 1,801 – 3 3,3 dari nilai rerata (mean) yang
2,600 diperoleh sebesar 3,250 artinya
2 Cukup Puas 2,601 – 73 79,3 terletak pada interval kelas 2,601 –
3,400 3,400 sehingga termasuk dalam
3 Puas 3,401 – 14 15,2 kategori cukup puas.
4,200 d. Assurance (Jaminan /Keyakinan)
4 Sangat Puas 4,201 – 2 2,2
Tingkat kepuasan pasien lama
5,000
Total 92 100 rawat jalan terhadap pelayanan di
Rerata rawat jalan RSUD Kabupaten
3,163 Indramayu pada dimensi assurance
(mean)
sebanyak 6 orang (6,5%) yang
a. Tangibles (Berwujud) menyatakan tidak puas, sebanyak 60
Tingkat kepuasan pasien lama orang (65,2%) yang menyatakan
rawat jalan terhadap pelayanan di cukup puas, sebanyak 24 orang
rawat jalan RSUD Kabupaten (31,5%) yang menyatakan puas, dan
Indramayu pada dimensi tangible sebanyak 4 orang (4,3%) yang
(berwujud) sebanyak 10 orang menyatakan sangat puas Dilihat dari
(10,9%) yang menyatakan tidak nilai rerata (mean) yang diperoleh
puas, sebanyak 49 orang (53,3%) sebesar 3,239 artinya terletak pada
yang menyatakan cukup puas, interval kelas 2,601 – 3,400 sehingga
sebanyak 29 orang (31,5%) yang termasuk dalam kategori cukup
menyatakan puas, dan sebanyak 4 puas.

105
Waktu Tunggu Pelayanan Rawat Jalan dengan Kepuasan Pasien…

e. Emphaty (Kesediaan untuk Perduli) yaitu ≤ 60 menit. Ditinjau berdasarkan


Tingkat kepuasan pasien lama standar pelayanan minimal (SPM)
rawat jalan terhadap pelayanan di dengan indikator waktu tunggu
rawat jalan RSUD Kabupaten pelayanan di rawat jalan, dari hasil
Indramayu pada dimensi emphaty penelitian waktu menunggu pelayanan
(kesediaan untuk perduli) sebanyak pasien di rawat jalan (92 orang
13 orang (14,1%) yang menyatakan responden) diperoleh bahwa waktu
tidak puas, sebanyak 55 orang tunggu ≤ 60 menit (kategori cepat)
(59,8%) yang menyatakan cukup dijumpai sebanyak 43 orang (46,7%)
puas, sebanyak 21 orang (22,8%) sedangkan waktu tunggu > 60 menit
yang menyatakan puas, dan (kategori lama) dijumpai sebanyak 49
sebanyak 3 orang (3,3%) yang orang pasien rawat jalan (53,3%).
menyatakan sangat puas Dilihat dari Hasil tersebut menunjukkan bahwa
nilai rerata (mean) yang diperoleh waktu tunggu pelayanan pasien di
sebesar 3,152 artinya terletak pada rawat jalan RSUD Kabupaten masih
interval kelas 2,601 – 3,400 sehingga belum sesuai karena hasil yang
termasuk dalam kategori cukup diperoleh sebagian besar masih jauh
puas. dari pencapaian waktu yang dijadikan
3. Hubungan antara Waktu Tunggu sebagai target/tolok ukur, dan juga
Pelayanan Pasien di Rawat Jalan masih dalam ketegori waktu lama,
dengan Kepuasan Pasien terhadap dimana rata-rata waktu tunggu
Pelayanan di Rawat Jalan Uji hipotesis pelayanan yang diperoleh yaitu selama
pada variabel bebas dan berdasarkan 70,18 menit. Menurut Sabarguna (2008),
hasil analisis uji statistik dengan suatu pelayanan yang dijalankan perlu
menggunakan chi-square pada adanya standar pelayanan yang
penelitian ini diperoleh nilai asymp. dibuatkan dalam rangka mencapai
Sign atau p=0,042 yang menunjukkan tujuan seperti dicapainya peningkatan
bahwa nilai p<0,05 maka Ha diterima. ukuran sasaran mutu pelayanan secara
Selain itu dapat juga dilihat pada hasil timbal balik akan dicapai efisien, baik
nilai korelasi chi-squarehitung=4,135 yang secara lisan atau secara tertulis.
menunjukkan bahwa nilai korelasi chi- Berdasarkan hasil penelitian, selain
squarehitung> chi- squaretabel (3,84) maka karena faktor tertentu dari jumlah
H0 ditolak, sehingga hasil dalam pasien rawat jalan yang
pengambilan keputusan uji hipotesis berkunjung/berobat, dan penyediaan
dalam penelitian ini yaitu adanya berkas rekam medis pasien rawat jalan,
hubungan antara waktu tunggu hal penting yang mempengaruhi waktu
pelayanan pasien di rawat jalan dengan tunggu pelayanan pasien di rawat jalan
kepuasan pasien terhadap pelayanan di adalah dari pihak RSUD Kabupaten
rawat jalan RSUD Kabupaten Indramayu sendiri tidak adanya
Indramayu. manajemen yang mangatur atau
C. Pembahasan membuat regulasi dalam bentuk
1. Waktu Tunggu Pelayanan Pasien di prosedur tetap/SOP (Standar Operating
Rawat Jalan Perocedure). Terutama dalam hal
Waktu tunggu merupakan total penetapan standar waktu pasien
waktu yang digunakan oleh pasien menunggu untuk mendapatkan
menunggu di poliklinik, terhitung dari pelayanan di rawat jalan, sehingga
pasien mendaftar sampai pasien RSUD Kabupaten Indramayu perlu
dipanggil/masuk ke masing-masing adanya prosedur tetap/SOP (Standar
ruang poliklinik (Kapustiak, 2000). Operating Perocedure) terkait
Menurut Kepmenkes RI pelayanan di rawat jalan sekaligus
No.129/Menkes/SK/IV/2008 menetapkan pula standar pelayanan
pelayanan rawat jalan dengan indikator waktu tunggu pasien di rawat jalan yang
waktu tunggu pelayanan di rawat diberlakukan.
jalan adalah waktu yang diperlukan Berdasarkan Undang-undang RI
mulai pasien mendaftar sampai dengan No. 44 Tahun 2009 yang menyatakan
diterima/dilayani oleh dokter spesialis bahwa rumah sakit wajib memiliki

106
Waktu Tunggu Pelayanan Rawat Jalan dengan Kepuasan Pasien…

standar prosedur operasional dalam Sebagai pembanding dan mendukung


menyelenggarakan dan hasil penelitian, Wahono (2011) dalam
melaksanakan berbagai kegiatan dan penelitianya tentang Kepuasan
fungsi pelayanan yang dibuat oleh Keluarga Pasien terhadap Waktu
Tunggu Pelayanan di Instalasi Rawat
sarana pelayanan kesehatan. Rumah
Jalan RSJ Provinsi Kalimantan Barat
sakit pun harus mempunyai standar
dalam lama waktu tunggu pelayanan di
waktu dalam melakukan pelayanan
instalasi rawat jalan dari 70 responden
kesehatan tertentu, dengan adanya
menunjukkan waktu menunggu
standar waktu tersebut diharapkan
tercepat selama 6,37 menit sedangkan
petugas mempunyai pedoman dalam
waktu menunggu terlama selama 78,9
melaksanakan pelayanan yang
menit. Rerata dari lama waktu tunggu
diberikan kepada pasien dan
pelayanan adalah 36,4940 menit (SD
mempunyai tujuan untuk mencapai
21,020), sehingga rerata lama waktu
target waktu yang telah ditentukan
tunggu pelayanan masuk dalam
(Sabarguna, 2008).
kategori lama. Pembanding hasil
Faktor lain yang mempengaruhi
penelitian lainnya yang juga sesuai
waktu tunggu pelayanan pasien di
dilakukan oleh Buhang (2007) tentang
rawat jalan RSUD Kabupaten
waktu tunggu di Instalasi Rawat Jalan
Indramayu berdasarkan hasil
RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota
penelitian, didapatkan dari teknisi
Gorontalo bahwa didapatkan 39%
kinerja para petugas dalam memberikan
kategori lama, 5% menganggap terlalu
pelayanan pasien di rawat jalan, seperti
lama, 38% mengatakan sedang, dan 19%
kurangnya kedisiplinan dalam memulai
mengatakan cepat.
dan mengakhiri pelayanan kepada
2. Tingkat Kepusan Pasien Rawat
pasien di rawat jalan, kurangnya rasa
Jalan terhadap Pelayanan di Rawat
kerjasama yang terjalin antar para
Jalan
petugas dalam melaksanakan
Kepuasan pasien dapat ditentukan
pelayanan di rawat jalan (petugas rekam
oleh berbagai jenis pelayanan yang
medis, petugas poliklinik, perawat,
didapatkan selama menggunakan
dokter) sekaligus kesadaran para
beberapa tahapan pelayanan kesehatan.
petugas akan pentingnya waktu tunggu
Menurut Kotler (2005), kualitas
pelayanan pasien di rawat jalan.
pelayanan adalah keseluruhan ciri serta
Mengatasi masalah tersebut dapat
sifat dari suatu hasil (pelayanan) yang
dilakukan dengan peningkatan dalam
berpengaruh pada kemampuannya
kedisiplinan para petugas agar dapat
untuk memuaskan kebutuhan yang
terjalinnya kerjasama antar para petugas
dinyatakan atau tersirat. Dengan
(petugas rekam medis, petugas
demikian, yang dimaksud dengan mutu
poliklinik, perawat, dokter) dalam
pelayanan kesehatan adalah yang
melaksanakan pelayanan di rawat jalan
menunjukkan pada tingkat
kepada pasiennya.
kesempurnaan pelayanan kesehatan
Aspek teknisi kinerja petugas dapat
dalam menimbulkan rasa puas pada diri
dijabarkan dalam pelayanan yang cepat,
setiap pasien.
kedisiplinan petugas, keterampilan dan
Menurut Pohan (2007), aspek-
kemampuan petugas, dan petugas dapat
aspek yang mempengaruhi kepuasan
dipercaya. Kedisiplinan petugas adalah
pasien rawat jalan rumah sakit, antara
suatu bentuk pelatihan yang berusaha
lain: penampilan gedung rumah sakit
memperbaiki dan membentuk
meyakinkan dan menarik, lingkungan
pengetahuan, sikap, dan prilaku
rumah sakit bersih nyaman dan teratur,
sehingga petugas tersebut berusaha
pertamanan rumah sakit indah dan
bekerja secara kooperatif dengan para
dipelihara dengan baik, perparkiran
petugas lainnya serta meningkatkan dan
rumah sakit teratur dan aman, petunjuk
tercapainya hasil yang maksimal dari
arah dan nama ruangan yang jelas,
kinerja yang dijalankan (Lusa, 2007).
penampilan dokter, perawat, dan
Menurut Buhang (2007), pelayanan yang
petugas kesehatan lain yang rapi dan
cepat kepada pasien tidak lepas dari
bersih serta bersikap meu menolong,
kerjasama antar petugas di rumah sakit.
107
Waktu Tunggu Pelayanan Rawat Jalan dengan Kepuasan Pasien…

kantor rekam medik buka tepat waktu, responden terhadap pelayanan pada
petugas rekam medis melayani dengan dimensi tangibles khususnya dalam
sopan, ramah, tepat waktu dan tanggap, cakupan akan pelayanan dalam
dan poliklinik buka tepat waktu. ketersediaan fasilitas sarana dan
Berdasarkan hasil penelitian, prasarana pendukung seperti kursi
didapatkan bahwa secara keseluruhan tunggu, televisi, koran/majalah, dan
tingkat kepuasan pasien lama rawat informasi terkait alur/prosedur
jalan terhadap pelayanan yang palayanan yang masih belum
diberikan dirawat jlan RSUD memuaskan.
Kabupaten Indramayu (pasien b. Reliabillity (Keandalan)
mendaftar, penyediaan berkas rekam Ketepatan, ketelitian, dan kepastian
medis, pasien menunggu dari petugas dalam memberikan
dipanggil/masuk ke ruang poliklinik) pelayanan sangat penting, mengingat
masih tergolong cukup puas dengan waktu adalah hal yang sangat berharga
nilai rerata (mean) sebesar 2,804. sehingga hal ini juga harus diperhatikan
Kepuasan pelanggan (pasien) memiliki terutama dalam bidang kesehatan.
hubungan dengan kualitas pelayanan Menurut Tjiptono (2007), reliability
dan berdasarkan dimensi kepuasan (keandalan) yaitu kemampuan untuk
terdapat lima dimensi utama yang memberikan dan melakukan pelayanan
teridentifikasi sekaligus yang yang dijanjikan dengan segera,
menentukan kualitas mutu pelayanan terpercaya, akurat, dan memuaskan.
(Tjiptono (2007). Berdasarkan hasil penelitian,
a. Tangibles (Berwujud) didapatkan pada dimensi reliability
Dimensi tangibles sangat penting (keandalan) memperoleh nilai rerata
dalam penilaian mutu pelayanan rumah (mean) sebesar 3,478. Artinya terletak
sakit khususnya dalam pelayanan pada interval kelas 2,601 – 3,400
dirawat jalan yang diberikan kepada sehingga pada dimensi ini termasuk
pasien, karena hal pertama yang dalam kategori puas. Memiliki
menunjang kepuasan seseorang adalah persamaan dengan hasil penelitian,
kenyamana terhadap penampilan fisik oleh Supriyadi (2007) dalam penelitian
dari fasilitas maupun tenaga kesehatan. yang dilakukan tentang kepuasan
Menurut Tjiptono (2007), tangibles pasien pada dimensi reliability,
(berwujud) meliputi penampilan fisik menunjukkan bahwa sebesar 73,24%
fasilitas, kelengkapan peralatan, dimensi ini tergolong memuaskan.
personil, dan meteri komunikasi. c. Responsiveness (Daya Tanggap)
Berdasarkan hasil penelitian, Merefleksikan komitmen untuk
didapatkan pada dimensi tangibles memberikan pelayanan yang tanggap
(berwujud) memperoleh nilai rerata akan keinginan dan kesiapan petugas
(mean) sebesar 3,293 Artinya terletak untuk melayani pasien, dalam hal ini
pada interval kelas 2,601 – 3,400 yaitu merefleksikan persiapan rumah
sehingga pada dimensi ini termasuk sakit sebelum memberikan pelayanan
dalam kategori cukup puas. Pada khususnya pelayanan pasien di rawat
penelitian yang dilakukan oleh jalan. Menurut Tjiptono (2007),
Supriyadi (2007) tentang kepuasan responsiveness (daya tanggap) yaitu
pasien terhadap pelayanan rawat jalan kemauan/kesigapan dan kemampuan
di RSUD Wamena Kabupaten para petugas untuk membantu
Jayawijaya, hasil pada dimensi tangibles pelanggan dan memberikan pelayanan
menunjukkan bahwa sebesar 77,62% dengan cepat dan tanggap. Berdasarkan
dimensi ini tergolong memuaskan, hasil penelitian, didapatkan pada
sehingga hasil penelitian diatas dimensi responsiveness (daya tanggap)
memiliki perbedaan dengan hasil memperoleh nilai rerata (mean)
penelitian yang dilakukan oleh peneliti. sebesar 3,250.
Hal tersebut juga didukung dari hasil Artinya terletak pada interval kelas
observasi yang telah dilakukan di RSUD 2,601 – 3,400 sehingga pada dimensi ini
Kabupaten Indramayu, didapatkan termasuk dalam kategori cukup puas.
bahwa sebagian besar kepuasan Pada penelitian yang dilakukan oleh

108
Waktu Tunggu Pelayanan Rawat Jalan dengan Kepuasan Pasien…

Supriyadi (2007) tentang kepuasan peneliti. Hal tersebut juga didukung


pasien pada dimensi responsiveness, dari hasil observasi yang telah
menunjukkan bahwa sebesar 71,43% dilakukan di RSUD Kabupaten
dimensi ini tergolong memuaskan, Indramayu, didapatkan bahwa sebagian
sehingga hasil penelitian diatas besar kepuasan responden terhadap
memiliki perbedaan dengan hasil pelayanan pada dimensi assurance
penelitian yang dilakukan peneliti. Hal khususnya akan cakupan dalam
tersebut juga didukung dari hasil pelayanan terhadap kepercayaan
observasi yang telah dilakukan di RSUD pasien kepada kemampuan petugas
Kabupaten Indramayu, didapatkan dan waktu tunggu yang rasakan selama
bahwa sebagian besar kepuasan poses pelayanan berlangsung yang
responden terhadap pelayanan pada mana itu semua masih belum
dimensi responsiveness khususnya akan memuaskan.
cakupan dalam pelayanan oleh petugas e. Emphaty (Kesediaan untuk
untuk ketanggapan, kesiapan, dan Perduli)
kemampuan dalam melayani Semua pasien senantiasa ingin
komplain/masalah pasien yang masih diperhatikan dan bersifat individual
belum memuaskan. yang diberikan kepada konsumen
d. Assurances (Jaminan/Keyakinan) dengan berupaya memahami
Jaminan/Keyakinan sangat keinginannya sehingga dimensi
dibutuhkan oleh pasien terutama emphaty juga sangat penting. Pasien
dalam bagaimana menjalankan datang untuk daftar agar secepatnya
pelayanan yang dimana untuk mendapatkan pelayanan berobat jalan
menekankan pada kemampuan karena ingin mengutarakan atau
penyedia jasa dan membangkitkan rasa memeriksa keluhan/penyakit yang
percaya dan keyakinan diri pasien dirasakan. Menurut Tjiptono (2007)
bahwa pihak penyedia jasa terutama emphaty (kesediaan untuk perduli),
petugasnya mampu memenuhi yaitu memberikan perhatian pribadi
kebutuhan pasiennya, memberikan bagi pelanggan seperti kemudahan
pelayanan dengan kepastian, dan bebas dalam hubungan komunikasi, usaha
dari keragu-raguan sekligus untuk memahami kebutuhan dan
membiarkan pasien menunggu tanpa keinginan pelanggan.
adanya suatu alasan yang jelas yang Berdasarkan hasil penelitian,
dapat menyebabkan persepsi yang didapatkan pada dimensi emphaty
negatif dalam kualitas pelayanannya. (kesediaan untuk perduli) memperoleh
Menurut Tjiptono (2007), assurance nilai rerata (mean) sebesar 3,125 artinya
(jaminan/keyakinan) yaitu terletak pada interval kelas 2,601 – 3,400
pengetahuan, kemampuan, dan sifat sehingga pada dimensi ini termasuk
yang dimiliki para petugas untuk dalam kategori cukup puas. Sebagai
menimbulkan kepercayaan dan pembanding hasil penelitian, kepuasan
keyakinan. Berdasarkan hasil penelitian, pasien terhadap pelayanan rawat jalan
didapatkan pada dimensi assurance yang dilakukan oleh Supriyadi (2007)
(jaminan/keyakinan) memperoleh nilai tentang kepuasan pasien pada dimensi
rerata (mean) sebesar 3,239. Artinya emphaty, sebesar 70,14% dimensi ini
terletak pada interval kelas 2,601 – tergolong memuaskan, sehingga hasil
3,400 sehingga pada dimensi ini penelitian diatas memiliki perbedaan
termasuk dalam kategori cukup puas. dengan hasil penelitian peneliti. Hal
Sebagai pembanding hasil tersebut juga didukung dari hasil
penelitian, kepuasan pasien terhadap observasi yang telah dilakukan di RSUD
pelayanan rawat jalan yang dilakukan Kabupaten Indramayu, didapatkan
oleh Supriyadi (2007) tentang kepuasan bahwa sebagian besar kepuasan
pasien pada dimensi assurance, responden pada dimensi emphaty
menunjukkan sebesar 78,45% dimensi khususnya akan cakupan dalam
ini tergolong memuaskan, sehingga pelayanan petugas untuk bersikap
hasil penelitian diatas memiliki ramah dan sopan santun, keperdulian
perbedaaan dengan hasil penelitian oleh dalam membantu, serta memberikan

109
Waktu Tunggu Pelayanan Rawat Jalan dengan Kepuasan Pasien…

salam dan bertanya keperluan pasien tunggu dengan kepuasan keluarga


yang masih belum memuaskan. pasien (ρ<0,05). Penelitian lainnya yang
3. Hubungan antara Waktu Tunggu sesuai adalah penelitian Kurniawan
Pelayanan Pasien di Rawat Jalan (2012) yang menyimpulkan bahwa ada
dengan Kepuasan Pasien terhadap pengaruh waktu pelayanan terhadap
Pelayanan di Rawat Jalan kepuasan pasien di Poli Penyakit Dalam
Dikaitkan dengan manajemen RS Baptis Kediri (ρ=0,043).
mutu, aspek lamanya waktu tunggu PENUTUP
pasien dalam mendapatkan pelayanan A. Kesimpulan
kesehatan merupakan salah satu hal 1. Rerata waktu tunggu pelayanan
penting dan sangat menentukan pasien di rawat jalan RSUD
kualitas pelayanan kesehatan yang Kabupaten Indramayu selama 70,18
diberikan oleh suatu unit pelayanan menit dan sebagian besar masih
kesehatan (Buhang, 2007). Menurut dalam kategori waktu lama.
Kotler (2002), terdapat hubungan yang 2. Tingkat kepuasan pasien rawat
erat antara kualitas (hasil) dan jalan terhadap pelayanan yang
pelayanan, semakin tinggi tingkat diberikan di rawat jalan RSUD
kualitas (hasil) dan pelayanan Kabupaten Indramayu masih
menyebabkan semakin tinggi kepuasan dalam kategori cukup puas, dilihat
pasien. Berdasarkan hasil penelitian, dari lima dimensi kualitas mutu
menunjukkan bahwa adanya hubungan pelayanan antara lain:
antara waktu tunggu pelayanan pasien a. Pada dimensi tangibles
di rawat jalan dengan kepuasan pasien (berwujud) dalam kategori
terhadap pelayanan di rawat jalan cukup puas
RSUD Kabupaten Indramayu dengan b. Pada dimensi reliability
nilai ρ=0,042 atau nilai korelasi chi- (keandalan) dalam kategori puas
square sebesar 4,135, yang berarti ada c. Pada dimensi responsiveness
kecenderungan lamanya waktu tunggu (daya tanggap) dalam kategori
pelayanan pasien di rawat jalan akan cukup puas
membuat pasien tidak puas dengan d. Pada dimensi assurance
pelayanan yang diberikan di rawat jalan, (jaminan/keyakinan) dalam
dan begitupun dengan sebaliknya. kategori cukup puas
Masalah tersebut dapat menjadi e. Pada dimensi emphaty
perhatian khusus dan perlu dilakukan (kesediaan untuk perduli) dalam
pembenahan kembali bagi manajemen kategori cukup puas.
rumah sakit. 3. Adanya hubungan antara waktu
Menurut Munro (2006), waktu tunggu pelayanan pasien di rawat
tunggu pelayanan di rumah sakit jalan dengan kepuasan pasien
menjadi masalah yang senantiasa harus terhadap pelayanan dirawat jalan
dibenahi seperti meminimalkan pasien RSUD Kabupaten Indramayu,
untuk tidak terlalu lama menunggu dengan hasil nilai p=0,042 atau nilai
pelayanan sehingga pasien atau korelasi chi-squarehitung=4,135. Hal
keluarganya akan merasa puas terhadap ini membuktikan bahwa dengan
pelayanan yang diberikan oleh rumah lama waktu tunggu pelayanan
sakit, apabila pasien sudah merasa puas, pasien di rawat jalan akan semakin
kemungkinan besar akan meningkat pula rasa tidak puas
memanfaatkan kembali pelayanan yang pasien terhadap pelayanan yang
diterimanya tersebut. Sebagai diberikan di rawat jalan, begitupun
pembanding dan mendukung hasil sebaliknya.
penelitian, oleh Wahono (2011) dalam B. Saran
penelitiannya tentang kepuasan Adanya kebijakan tertulis yang
keluarga pasien terhadap waktu tunggu dikeluarkan dalam bentuk prosedur
pelayanan di instalasi rawat jalan tetap/SOP (Standar Operating
Rumah Sakit Jiwa Provinsi Kalimantan Perocedure) terkait pelayanan di rawat
Barat menyimpulkan bahwa terdapat jalan RSUD Kabupaten Indramayu
hubungan yang kuat antara lama waktu khususnya menetapkan akan standar

110
Waktu Tunggu Pelayanan Rawat Jalan dengan Kepuasan Pasien…

pelayanan terhadap waktu tunggu Azwar, A. (1996) Pengantar Administrasi


pasien di rawat jalan yang diberlakukan, Kesehatan. Jakarta: Binarupa Aksara.
sehingga adanya pedoman dan Azwar, S. (2011) Metode Penelitian.
target/sasaran bagi petugas dalam Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
melaksanakan pelayanan. Basuki. (2003) Manajemen Arsip Dinamis.
Perlu adanya pembenahan akan Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
waktu pelayanan yang harus pasien Budiarto, E. (2003) Metodologi Penelitian
rasakan dengan meminimalkan waktu Kedokteran: Sebuah Pengantar. Jakarta:
tunggu pasien untuk mendapatkan Penerbit Buku Kedokteran- EGC.
pelayanan di rawat jalan RSUD Budi, S.C. (2011) Manajemen Unit Kerja
Kabupaten Indramayu salah satunya Rekam Medis. Yogyakarta: Quantum
kedisiplinan petugas dalam yang perlu Sinergis Media.
ditingkatkan kembali agar dapat Bungin, B. (2007) Metode Penelitian
terciptanya kerjasama dan Kuantitatif. Jakarta: Kencana Prenada
meningkatkan kesadaran satu sama lain Media Group.
dan untuk lebih saling memperhatikan Depkes RI. (1997) Pedoman Pengelolaan
akan pentingnya akan waktu pelayanan Rekam Medis Rumah Sakit Di
di rawat jalan yang diberikan kepada Indonesia Revisi I. Jakarta: Direktorat
pasiennya Jenderal Pelayanan Medik Departemen
Perlu adanya peningkatan kembali Kesehatan Republk Indonesia.
terkait pelayanan di rawat jalan RSUD Depkes RI. (2008) Keputusan Menteri
Kabupaten Indramayu yang diberikan Kesehatan RI
kepada pasiennya pada cakupan No.129/Menkes/SK/IV/2008 tentang
masing-masing dimensi yang masih Standar Pelayanan Minimal di Rumah
dalam kategori cukup puas, antara lain: Sakit. www.depkes.go.id.
a. Pada dimensi tangibles (berwujud) Lusa, J. (2007) Mengukur Kepuasan Pasien
dalam hal ketersediaan sarana dan Rumah Sakt. Internet. Tersedia dalam
prasarana pendukung kepada http://Jsofian.wordpress.com/mengu
pasiennya seperti kursi tunggu, Kotler, J.P. (2002) Manajemen Pemasaran.
televisi, koran/majalah, informasi Yogyakarta: Prehallindo
terkait alur/prosedur palayanan, Meloeng, L.J. (2007) Metodologi Penelitian
dan hal terkait lainnya Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda
b. Pada dimensi responsiveness (daya Karya.
tanggap) dalam hal ketanggapan Notoadmodjo, S. (2012) Metode Penelitian
dan kesiapan petugasnya dalam Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
melayani komplain/masalah Rangkuti. F. (2006) Measuring Customer
pasiennya Satisfaction. Jakarta: PT. Gramedia
c. Pada dimensi assurance Pustaka Umum.
(jaminan/keyakinan) Dalam hal Republik Indonesia. (2009) Undang-undang
kepercayaan pasien selama RI No.44/2009 tentang Rumah Sakit.
berlangsungnya poses pelayanan Jakarta: Novindo Pustaka Mandiri.
yang diberikan terutama pada Sabarguna, B.S. (2008) Sistem Informasi
kemampuan petugasnya Manajemen Rumah Sakit Edisi Revisi.
d. Pada dimensi emphaty (kesediaan Yogyakarta: Konsorsium Rumah Sakit
untuk perduli) dalam hal cara sikap Islam Jawa Tengah dan Yogyakarta.
petugas melayani dengan lebih Santoso, S. (2011) Aplikasi dengan SPSS
ramah dan sopan santun, untuk Konsep Statistik Non Parametrik.
keperdulian dalam membantu Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
pasien, serta pemberian salam . (2011) Aplikasi dengan SPSS
sekaligus bertanya akan keperluan untuk Konsep Statistik Parametrik.
pasien. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
Sugiyono. (2009) Metode Penelitian
DAFTAR PUSTAKA Kualitatif dan Kuantitatif dari R&D.
Arikunto, S. (2006) Prosedur Penelitian Bandung: Alfabeta
Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Gerson, R. (2004) Mengukur Kepuasan
Rineka Cipta. Pelanggan. Jakarta: PPM.

111
Waktu Tunggu Pelayanan Rawat Jalan dengan Kepuasan Pasien…

Hartono, B. (2010) Manajemen Pemasaran


untuk Rumah Sakit. Jakarta: Rineka
Cipta.
Hatta, G.R. (2008) Pedoman Manajemen
Informasi Kesehatan di Sarana
Huffman, E.K. (1994) Health Information
Management. Illyonis: Physician
Record Company.

112 Nur Laeliyah

Вам также может понравиться