Вы находитесь на странице: 1из 6

ASUHAN KEPERAWATAN

1. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
a. Identitas.
Identitas pasien : nama, jenis kelamin, umur, status perkawinan, agama, suku, bangsa,
pendidikan, bahasa yang digunakan, pekerjaan, alamat, diagnosa medis, sumber biaya, dan
sumber informasi.
b. Riwayat Keperawatan.
1) Keluhan utama.
Biasanya anak sangat gelisah, terjadi dispnea, pernapasan cepat dan dangkal, diserai
adanya pernapasan cuping hidupng, serta sianosis disekitar hidung & mulut. Kadang disertai
muntah serta diare, tinja berdarah dengan atau tanpa adanya lendir, dan anoreksia
2) Riwayat penyakit sekarang.
Bronkopneumonia umumnya didahului oleh infeksi saluran pernapasan pada bagian
atas selama beberapa hari. Suhu tubuh bisa saja meningkat sangat mendadak mencapai 39-
40oC dan kadang pula disertai adanya kejang akibat demam yang tinggi.
3) Riwayat penyakit dahulu.
Biasanya pernah menderita penyakit infeksi yang menyebabkan menurunnya sistem
imun
4) Riwayat kesehatan keluarga.
Apabila ada anggota keluarga yg menderita penyakit ispa mka keluarga lain dapat
tertular.
5) Riwayat kesehatan lingkungan.
Pneumonia umumnya sering terjadi pada musim hujan dan awal musim semi. Selain
itu pemeliharaan kesehatan & kebersihan lingkungan yg kurang juga dapat menyebabkan
anak menderita sakit.
6) Imunisasi.
Anak yang tidak mendapatkan imunisasi lengkap sangat beresiko tinggi untuk
mendapat penyakit ispa atas atau bawah lantaran sistem pertahanan tubuh yang tidak cukup
kuat untuk dapat melawan infeksi sekunder.
c. Pemeriksaan persistem.
1) Sistem kardiovaskuler.
Takikardi, iritability.
2) Sistem pernapasan.
Adanya sesak napas, retraksi dada, pernapasan cuping hidung, , takipnea, ronki, wheezing,
batuk produktif atau non produktif, pernapasan tidak teratur/ireguler, pergerakan dada
asimetris, perkusi redup pada daerah terjadinya konsolidasi, terdapat adanya sputum/sekret.
3) Sistem pencernaan.
Anak biasanya malas minum/makan, muntah, berat badan mengalami penurunan, lemah.
4) Sistem eliminasi.
Anak atau bayi menderita diare, atau dehidrasi, orang tua mungkin belum bisa
memahami mengenai alasan anak menderita diare sampai terjadi adanya dehidrasi (ringan
sampai berat).
5) Sistem saraf.
Biasanya anak mengalami demam, kejang, sakit kepala yang ditandai dengan menangis
terus pada anak-anak atau malas minum.
6) Sistem lokomotor/muskuloskeletal.
Tonus otot menurun, lemah secara umum,
7) Sistem endokrin.
Tidak ada kelainan atau masalah.
8) Sistem integumen.
Turgor kulit menurun, membran mukosa kering, sianosis, pucat, akral hangat, kulit kering.
9) Sistem penginderaan.
Tidak ada masalah attau kelainan.

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas, perubahan pola nafas, kerusakan pertukaran gas
berhubungan dengan produksi mukus pada paru dn ketidak efektifan batuk.
b. Hipertermi berhubungan dengan adanya bakteri dan infeksi virus.
c. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara pemasukan dan
pengeluaran oksigen.
d. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan yang berlebihan
dampak dari usaha peningkatan proses bernafas.
e. Kurangnya pengetahuan keluarga berhubungan dengan kurangnya informasi mengenai
proses penyakit dan perawatan di rumah.

3. INTERVENSI
a. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas, perubahan pola nafas, kerusakan pertukaran gas
berhubungan dengan produksi mukus pada paru dn ketidak efektifan batuk.
Tujuan : Bersihkan jalan nafas, pola nafas, perubahan pola nafas, kerusakan pertukaran gas
efektif dengan kriteria pernafsan spontan suara nafas Vesikuler, frekuensi pernafasan normal
(30-60 X/menit pada bayi dan 15-30 X/menit pada anak). Tidak sesak dan tidak sianosis,
batuk spontan, AGD normal (Pa O2 80 – 100 dan CO2 35 – 45).
Intervensi
1) Lakukan Auskultasi Suara 2 – 4 Jam
R/ mengetahui obstruksi pada saluran nafas dan manifestainya pada suara nafas.
2) Berikan posisi kepala lebih tinggi dari posisi badan dan kaki.
R/ penurunan diafragma dapat membantu ekspansi paru lebih maximal.
3) Latih dan anjurkan klien untuk lebih efektif
R/ batuk merupakan mekanisme alamiah untuk mengeluarkan benda asing dari saluran nafas
dengan baik dan benar.
4) Ubah posisi klien sesering mungkin tiap 2 jam
R/ Posisi klien yang tetap secara terus menerus dapat mengakibatkan akumulasi sekret dan
cairan pada lobus yang berada di bagian bawah.
5) Lakukan suction bila perlu
R/ peningkatan mucus/lendir di saluran nafas dapat menyumbat jalan nafas.
6) Monitor tanda vital tiap 4 jam
R/ peningkatan frekwensi nafas mengindikasikan tingkat keparahan.
7) Lakukan kolaborasi pemberian O2
R/ kebutuhan oksigen yang masuk ke tubuh dapat dibantu dengan tambahan oksigen yang
diberikan.
8) Lakukan pemijatan dinding dada dan perut serta pemberian nebulizer hati. Hati pada anak
yang sesak dan suhu tubuh yang tinggi.
R/ getaran dan pemijatan membantu melepaskan sekret yang menempel pada dinding saluran
nafas, nebulizer merangkang batuk efektif klien.
9)Berikan obat ekspektoran, broncodilator, mukolitik dan pemeriksaan penunjang.
R/ pelebaran saluran nafas, sekret yang mudah keluar akan mempermudah klien bernafas,
deteksi sejauh mana kebutuhan O2 dapat diberikan dengan pemeriksaan penunjang.

b. Hipertermi berhubungan dengan adanya bakteri dan infeksi virus


Tujuan : Suhu tubuh dan tanda vital dalam batas normal dengan kriteria suhu tubuh normal
365 – 375 o C (bayi) 36-37 (anak) nadi normal 120 140 X/menit (bayi) 100-120 X/menit
(anak) Respirasi normal 30-60 X/ment (bayi) 30-40X/menit (anak).
Intervensi :
1) Monitor suhu tubuh tiap 2-4 Jam
R/ perubahan suhu tubuh dapat mengetahui adanya infeksi.
2) Berikan kompres hangat
R/ kompres hangat menurunkan panas dengan cara konduksi yaitu kontak langsung dengan
obyek.
3) Berikan antipiretik, analgetik sesuai program dokter
R/ menurunkan panas di pusat hepotalamus.

c. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara pemasukan dan


pengeluaran oksigen
Tujuan : klien mampu meningkatkan aktivitas fisiknya dengan kriteria mampu
melaksanakan aktifitas ringan dan mampu mempertahankan gerak.
Intervensi
1) Rencanakan periode istirahat sering pada klien untuk penghematan energi.
R/ istirahat yang cukup dapat mengembalikan tenaga klien secara bertahap dan mencegah
pengeluaran yang berlebihan.
2) Ciptakan lingkungan yang tenang tanpa stress
R/ Lingkungan yang tenang dapat memberikan rasa nyaman pada klien.
3) Ubah posisi secara bertahap dan tingkatkan aktivitas sesuai toleransi
R/ membantu mobilisasi secara bertahap
4) Sertakan orang tua dalam meningkatkan kebutuhan istirahat
R/ istirahat tidur lebih efektif dengan peran serta orang tua.
d. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan yang
berlebihan dampak dari usaha peningkatan proses bernafas.
Tujuan : volume cairan tubuh sumbang antara intake dan output dengan kriteria kebutuhan
cairan terpenuhi, urine normal, turgor kulit baik dan membran mukosa lembab, tidak demam.
Intervensi :
1) Tingkatkan frekwensi pemasukan cairan melalui oral
R/ Membantu mengencerkan sekresi pernafasan dan mencegah status cairan tubuh
2) Monitor pengeluaran urine tiap 8 jam
R/ mengetahui perbandingan antara pemasukan dan pengeluaran cairan.
3) Berikan cairan infus sesuai program dokter
R/ memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit
4) Kolaborasi tentang pemberian antipiretik
R/ mencegah timbulnya demam
e. Kurangnya pengetahuan keluarga berhubungan dengan kurangnya informasi
mengenai proses penyakit dan perawatan di rumah.
Tujuan : Secara verbal keluarga dapat menjelaskan proses penyakit, penyebab dan
penyegahan penyakit dengan kriteria keluarga menunjukkan pemahaman menganai instruksi
evaluasi dan mengatakan rencana keperawatan untuk istirahat cairan diet dan perawatan
evaluasi.
Intervensi :
1) Berikan penjelasan pada keluarga tentang perlunya istirahat
R/ Meminimalkan gerak sehingga klien tidak kelelahan
2) Jelaskan perlunya diet bergizi sesuai dengan usia dan cairan tambahan
R/ Diet bergizi dapat menimbilkan kebutuhan nutrisi klien terpenuhi
3) Diskusikan tanda dan gejala distres pernafasan
R/ keluarga mengetahui lebih dini gejala distres pernafasan
4) Libatkan keluarga dalam setiap tindakan keperawatan yang akan dilakukan
R/ Keluarga dapat melakukannya.
5) Libatkan keluarga dalam setiap tindakan keperawatan yang akan dilakukan.
R/ menghindari kesalah pahaman dalam tindakan dan membantu peran aktif keluarga.
6) Ajarkan nama antibiotik dan antibiotik, dosis waktu pemberian dan tujuan serta efek
sampingnya pada keluarga.
R/ Keluarga dapat memberikan obat yang tepat sesuai kondisi klien.

Вам также может понравиться