Вы находитесь на странице: 1из 4

Tipe pergerakan gigi yang disebabkan oleh gaya ortodonti.

Semua tipe
pergerakan gigi yang disebabkan oleh gaya ortodonti dapat mengakibatkan
resoprsi pada akar. Resoprsi pada akar paling sering terjadi setelah pergerakan
intrusi gigi (mendorong gigi masuk kedalam tulang alveolar). Menurut Reitan,
gaya yang diberikan pada akar pada saat pergerakan secara bodily tidak kurang
dari satu, yang mana pemberian gaya tersebut terpusat pada apeks akar hasil dari
gaya tipping. Pergerakan secara bodily menghasilkan resiko yang lebih sedikit
pada akar apabila dibandingkan dengan pergerakan tipping. Akan tetapi penelitian
lain juga menyebutkan bahwa pergerakan gigi secara tipping menghasilakn
resorpsi akar yang lebih sedikit dibandingkan pergerakan secara bodily. Resoprsi
akar terjadi pada bagian servikal dan apikal dari akar selama pergerakan tipping.
Bagian tengah dari akar terjadi resorpsi ketika adanya pergerakan gigi secara
bodily, hal ini terjadi oleh karena bentuk dari jaringan periodontal, yang mana
bagian paling tipisnya terletak pada bagian tengah akar. Apabila dibandingkan
antara pergerakan intrusi secara kontinyu dengan gaya ekstrusi, terlihat bahwa
pergerakan intrusi gigi menghasilkan resoprsi akar empat kali lebih besar apabila
dibandingkan dengan pergerakan ekstrusi. Area resorpsi yang dalam dan parah,
terletak didekat foramen apeks akar dapat dilihat pada bagian apikal dari akar gigi
yang mengalami intrusi. Kavitas superfisial dan resorpsi yang terbatas disekelilng
foramen apeks akar umumnya terlihat pada gigi yang mengalami ekstrusi.
Rotasi gigi hanya mengakibatkan luka ringan pada jaringan periodontal
khususnya pada gigi dengan akar tunggal. Area yang mengalami resorpsi pada
saat rotasi gigi terjadi pada bagian tengah akar. Bagian horizontal dari akar
memperlihatkan area akar yang prominen kemungkinan dapat mengakibatkan
daerah tekanan ketika terjadi rotasi pada gigi akar tunggal. Daerah yang
mengalami resorpsi terletak pada batas antara permukaan bukal dan distal sama
halnya pada permukaan akar bagian lingual dan mesial.
Gaya ortodonti dapat mengakibatkan trauma ringan pada ligamen
periodontal dan terbentuknya inflamasi pada sel yang berkaitan. Berdasarkan
penelitian, tidak terdapat perbedaan pada resorpsi akar ketika menggunakan gaya
yang ringan maupun berat (50 g dan 200 g). Penelitian yang dilakukan oleh Harry
dan Sims menyebutkan bahwa distribusi dari lacuna yang mengalami resorpsi
berkaitan langsung dengan besarnya gaya, lacuna mengalami resorpsi lebih cepat
apabila gaya yang diberikan besar. Menurut Schwartz, pemberian gaya diatas 20-
26 g/cm2 dapat mengakibatkan iskemi jaringan periodontal yang mana dapat
menyebabkan terjadinya resorpsi pada akar. Ketika pemberian gaya ortodonti
kurang dari 20-26 g/cm2 maka proses resorpsi pada akar juga terhenti. Gaya
ortodonti yang optimal dan tidak menyebabkan resorpsi akar adalah sebesar 7-26
g/cm2 pada daerah permukaan akar. Diketahui bahwa gaya intermittent jarang
menyebabkan resorpsi akar apabila dibandingkan dengan gaya yang continous
karena gaya intermittent melindungi dari terbentuknya area yang mengalami
hialinisasi atau memicu penyembuhan didaerah hialinisasi pada ligamen
periodontal dan juga merestorasi sirkulasi aliran darah pada saat yang bersamaan,
ketika tidak adanya gaya yang diberikan. Gaya continous tidak memberikan
waktu untuk pembuluh darah dan jaringan periodontal yang rusak melakukakan
perbaikan, akibatnya hal ini dapat menyebabkan resorpsi akar yang parah.

III. Kombinasi dari Faktor Biologis dan Mekanis


Lamanya penggunaan alat ortodonti merupakan salah satu faktor penting
yang dapat mengakibatkan resorpsi pada akar. Banyak penelitian yang telah
dilakukan bahwa resorpsi pada akar behubungan erat dengan lamanya perawatan
ortodonti. Levander dan Malmgren telah melakukan penelitian bahwa terjadinya
resorpsi akar setelah 6-9 bulan perawatan ortodonti terlihat pada sekitar 34% gigi,
begitu juga hal nya pada akhir perawatan ortodonti yang berlangsung selama 19
bulan terlihat resorpsi pada akar meningkat menjadi 56%. Menurut Goldin
besarnya resorpsi pada akar selama perawatan ortodonti adalah 0,9mm pertahun.
Penelitian lain mengemukakan bahwa resorpsi pada akar mulai terjadi pada saat
tahap awal perawatan, hal ini khususnya pada akar gigi yang panjang, tidak
terlalu lebar dan mengalami deviasi.
Telah diketahui bahwa durasi dari perawatan ortodonti dengan alat cekat
meningkatkan derajat terjadinya resorpsi pada akar. Pasien yang menggunakan
alat ortodonti cekat lebih lama mengalami resorpsi akar lebih dari tingkat 2. Lama
rata-rata perawatan ortodonti pada pasien yang tidak mengalami resorpsi akar
adalah 1,5 tahun dan pasien yang mengalami resorpsi akar parah adalah 2,3 tahun.
Akan tetapi beberapa penelitian juga menyebutkan bahwa tidak ada hubungan
antara lamanya perawatan ortodonti dengan resorpsi pada akar.
Pemeriksaan radiologi terhadap resorpsi akar selama perawatan
ortodonti. Resorpsi akar ringan atau bentuk akar yang ireguler terlihat setelah 6-9
bulan perawatan, dari awal mula perawatan terlihat adanya kecenderungan tinggi
adanya resorpsi akar yang mungkin terjadi. Apabila tidak terlihat adanya resorpsi
akar setelah 6-9 bulan perawatan, maka tidak akan terjadi resorpsi akar yang
parah pada akhir perawatan.
Resorpsi akar setelah pelepasan alat ortodonti. Resorpsi akar akibat
perawatan ortodonti akan otomatis terhenti ketika alat yang aktif tersebut
dilepaskan. Resorpsi akar yang aktif akan terhenti setidaknya satu minggu setelah
alat dilepaskan, selanjutnya 5-6 minggu setelah alat dilepas akan terjadi perbaikan
pada sementum. Resorpsi akar setelah pelepasan alat ortodonti berhubungan erat
dengan adanya trauma oklusi, retainer yang bekerja aktif dan lain sebagainya.

VI. Keadaaan Lainnya


Vitalitas gigi. Vitalitas gigi atau warna dari gigi tidak berubah ketika
terjadi resorpsi akar yang parah. Pergerakan ortodonti mungkin mengakibatkan
terganggunya aliran pembuluh darah, vaskularisasi dan pada mungkin (jarang
terjadi) nekrosis pulpa, bagaimanapun juga hal-hal tersebut tidak berkaitan dengan
resorpsi akar.
Kehilangan tulang alveolar dan stabilitas gigi. Kehilangan tulang
marginal lebih buruk dibandingkan dengan jumlah panjang akar yang hilang
akibat resorpsi pada kaar. Hasil penelitian memperlihatkan 4 mm resorpsi akar
artinya sama dengan kehilangan perlekatan (attachment loss) sekitar 20% dan 3
mm kehilangan bagian apikal akar sama dengan kehilangan puncak tulang sekitar
1 mm. Kehilangan tulang mengakibatkan berkurangnya stabilitas dari gigi karena
bagian terbesar dari jaringan periodontal terletak pada puncak tulang
dibandingkan dengan bagian tulang yang terletak dekat dengan apeks akar.
Sekitar 0,2-0,5 mm dari tulang alveolar hilang selama perawatan ortodonti.

KESIMPULAN
1. Resorpsi akar dalam jumlah kecil (mikroskopis) merupakan hal yang
umum terjadi pada gigi permanen selama perawatan ortodonti. Secara
klinis hal ini tidak signifikan dan pada pemeriksaan radiografi tidak
terlihat, pergerakan ortodonti tidak dapat terjadi tanpa adanya resorpsi
dalam jumlah kecil ini.
2. Kerentanan individu adalah faktor risiko utama untuk terjadinya
resorpsi akar pada pasien ortodonti selama perawatan ortodonti ; dalam
kasus kerentanan tersebut resorpsi akar mulai terjadi pada tahap awal
perawatan ortodonti.
3. Untuk menghindari resorpsi akar yang parah sebaiknya dilakukan
pemeriksaan radiologi pada pasien prtodonti setelah 6-9 bulan
perawatan. Resorpsi akar ringan dan bentuk akar yang ireguler mulai
terlihat pada waktu ini.
4. Gaya optimal yang diberikan pada permukaan akar untuk pergerakan
ortodonti dan tidak menyebabkan resorpsi akar adalah sebesar 7-26
g/cm2.

Вам также может понравиться