Berdasarkan pembahasan dari bab-bab sebelumnya, penulisan
komprehensif ini dapat disimpulkan: 1. Clay swelling (pengembangan clay) disebabkan adanya invasi filtrate yang masuk kedalam formasi sehingga menyebabkan lempung yang ada diformasi mengembang beberapa kali lipatnya sehingga menimbulkan penyumbatan batuan disekitar sumur.
2. Dari keempat tipe clay yaitu, kaolinite, illite, montmorillonite dan
chlorite hanya montmorillonite tipe bentonite yang mempunyai kemampuan mengembang paling besar jika kontak dengan air dan lempung jenis ini mempunyai sifat strongly swelling clay .
3. Klasifikasi clay dibedakan menjadi dua yaitu expandable clay yang
dibagi menjadi smectite dan verculate perbedaannya hanya terletak pada smectite terus mengembang selama menyerap air sedangkan pada verculate tingkat pengembangannya terbatas, Non-expandable clay yang pada dasarnya dapat menyerap air tetapi karena dalam jumlah yang sedikit sekali sehingga dianggap tidak menyebabkan clay swelling.
4. Clay akan terus mengembang selama terkena air, dimana hidrasi
tersebut akan sangat tergantung dari jenis mineral dan jenis airnya (air asin atau air tawar). Mekanisme clay swelling dibedakan menjadi Crystalline swelling yang dicirikan dengan penyerapan air dalam jumlah sedikit, osmotic swelling yang terjadi akibat perbedaan kation yang terdapat diantara permukaan unit layer, tekanan osmotic repulsive, laju penyerapan air, water content selama clay swelling dan koefisien clay swelling.
5. Salah satu factor yang menyebabkan clay swelling adalah kandungan
lempung, karena pada umumnya lempung mempunyai sifat basah terhadap air atau water wet sehingga bila ia bebas melewati formasi lempung akan mengembang. Selain kandungan lempung, reaksi clay dan perubahan ion serta clay mineralogy yang terdiri dari satu lembar octahedral dan silica tetrahedron sheet.
6. Clay tidak selamanya akan mengembang, sehingga batasan untuk
pengembangan clay ditentukan kapasitas tukar kation yang tergantung pada jenis dan kristalinitas mineral, jenis kation yang dipertukarkan dan konsentrasi kandungan mineral yang terdapat didalam clay. Semakin kecil kapasitas tukar kation maka katio-kation yang ditukarkan adalah kation-kation yang ikatan kation-kationnya lebih rendah, sehingga tingkat hidrasi menjadi lebih besar clay menjadi lebih mengembang.
7. K+ merupakan stabilizer yang baik untuk melawan desakan air dan
menjaga clay swelling sehingga dapat mencegahterjadinya clay swelling. Sedangkan untuk penanggulangan clay swelling dapat menggunakanlumpur pemboran yang tidak menyebabkan hidrasi seperi oil base mud atau emulsion mud, selain itu juga dengan menambahkan elektrolit atau kadar kalsium yang tinggi akan menghalangi terhidratnya clay yang sensitif terhadap air.
8. Adanya clay swelling membawa pengaruh pada turunnya
permeabilitas yang diakibatkan pengembangan montmorillonite yang dapat menghambat suatu fluida dalam mengalir, pada porositas karena pori-pori batuannya terisi oleh pengembangan clay sehingga menyebabkan porositas batuan menurun, begitu juga pada IOIP yang erat kaitannya dengan porositas. Apabila porositas batuan turun mak IOIP juga secara otomatis menurun. Pada index produktivitas clay swelling membawa pengaruh pada turunnya kampuan suatu formasi untuk mengalirkan fluidanya kedasar sumur.
9. Fines migration erat hubungannya dengan clay swelling, fines
migration merupakan pergerakan partikel-partikel halus melalui pori batuan.Salah satu kondisi yang menyebabkan fines migration adalah ketika hanya fluida satu fasa yang ada dan alirannya cukup ketat untuk membawa partikel yang tersuspensi maka fines akan bergerak langsung ke pori-pori bersama-sama fluida.
10. Untuk mengetahui adanya kerusakan formasi kita dapat
mengetahuinya dengan menggunakan skin factor yang menandakan adanya hambatan terhadap laju alir dari resrvoar lubang sumur, flow efficiency dimana harga untuk maksimum FE adalah 1 jika tidak ada kerusakan didalam sumur, Permeability variation index merupakan parameter pengukur perbandingan perubahan permeabilitas sebelum dan sesudah terjadi kerusakan formasi dengan permeabilitas sebelum terjadi kerusakan formasi.