Вы находитесь на странице: 1из 29

BAB 7

Peningkatan Overjet

Ringkasan
Emma, berusia 11 tahun merasa gigi depan atas prominen (gambar 7.1).
apa penyebabnya dan bagaimana cara mengatasinya?

Riwayat
 Keluhan
Gigi depan atas Emma maju ke depan. Ibunya sangat mementingkan
penampilan anaknya dan cemas ingin anaknya di rawat.
 Riwayat Keluhan
Gigi depan atas terlalu maju, bahkan ketika gigi insisif sulung juga merasa
maju. Emma di ejek tentang giginya maju di sekolah. Baru baru ini emma
jatuh di halaman sekolah dan 2 gigi depan atas Emma terbentur ke tanah.
Beruntungnya kerusakan hanya terkena sebatas email gigi 11 dan 21.
 Riwayat Medis
Emma menderita asma sejak berusia 4 tahun dan selalu menggunakan
ventolin untuk mengatasi penyakitnya.

Key Point
 Peningkatan overjet dikarenakan insisif atas yang mengalami trauma

Gambar 7.1 Sisi bukal oklusal

Ekstra Oral
Seluruh wajah Emma dan Profil wajah di tunjukkan pada gambar 7.2

1
Gambar 7.2

Bagaimana menilai pola skeletal Emma?


Pola skeletal merupakan hubungan basis gigi maksila dan mandibular pada
3 bidang, anteroposterior, vertikal, dan lateral. Pasien didudukan tegak sesuai
dengan bidang Frankfort (aspek superior terdiri dari meatus auditory eksternal
aspek inferior terdiri dari margin orbital) horizontal; bibir dalam keadaan istirahat
dan gigi dalam posisi interdigitasi maksimum, penilaian harus meliputi:
1. Anteroposterior. Melihat jaringan lunak profil wajah beberapa kasus maka
dibuat klasifikasi sebagai berikut:
o Kelas 1: mandibular berada 2-3 mm di belakang maksila
o Kelas II: mandibular berada lebih dari 2-3 mm di belakang maksila
o KelasIII: mandibular berada kurang dari 2-3 mm di bulakang
maksila.

Karena variasi ketebalan bibir, metode ini tidak selalu dapat dijadikan
patokan dan palpasi dasar apical alveolar rahang atas pada gigi insisif dan
insisif bawah pada midline dapat memberikan perkiraan pola skeletal. Pola
skeletal Emma kelas II.

2. Vertikal. Tinggi wajah bawah. Jarak dari tengah alis hingga dasar hidung
(tinggi wajah atas) harus sama dengan jarak dasar hidung ke dagu pada
aspek inferior (tinggi wajah bawah). Tinggi wajah bagian bawah

2
berkurang ketika jaraknya berukurang, sebaliknya ketika jarak meningkat
maka tinggi wajah bawah pun meningkat.
Sudut bidang Frankfort-mandibula (FMPA). Dengan jari sepanjang batas
bawah mandibular dan penggaris ditempatkan sepanjang bidang Frankfort.
Dengan menggunakan penggaris maka garis akan mundur pada imajinasi
untuk memperkirakan FMPA. FMPA kemudian diklasifikasikan sebagai
rata-rata (kedua baris berpotongan di belakang tulang ocipital) berkurang
(kedua garis bertemu di luar occipital) atau meningkat (kedua garis
bertemu di anterior occipital). Emma tinggi wajah bawah sedikit lebih
rendah dan FMPA.

3. Transversal. Berdiri di belakang pasien dan cek wajah bawa, dimulai dari
midline hidung, bibir atas dan bawah dan midpoint dagu. Atau menilai
wajah dari depan. Yang perlu dicatat bahwa asimetris wajah yang minimal
itu merupakan hal biasa. Lokasi ( 1/3 tinggi wajah atas, 1/3 tinggi wajah
tengah, 1/3 tinggi wajah bawah) dan apabila ada asimetri wajah harus
dicatat. Titik dagu Emma sedikit ke kanan. Asimetri ini sangat ringan dan
belum diketahui penyebabnya apakah karena kesalahan emma atau ibunya
sebelumnya dan sekarang wajah Emma sedikit Asimetri yang dihitung
normal karena tidak terlalu mempengaruhi.
Tidak terdapat deviasi mandibular pada saat menutup atau gejala
temporomandibula/ tanda tidak terdeteksi. Bibir competent dengan bibir
bawah cenderung barada di bawah gigi insisif pada saat istirahat (gambar
7.2b)

Intraoral
Terdapat plak berat pada gigi dan seluruh margin gingiva mengalami
eritem sedang. Selluruh gigi baik.

Lengkung gigi atas dan bawah tidak crowding.

3
Maloklusi kelas II divisi I disertai peningkatan overjet (7mm); overbite
meningkat. Relasi molar dan kaninus dilihat dari segmen bukal kelas II baik
region kanan maupun kiri. Terdapat scissor bite pada gigi 24 terhadap 34.

Gambar 7.3 (a) oklusi anterior

Gambar 7.3 (b) segmen bukal

4
Penyebab peningkatan Overjet

Tabel 7.1
Sebab Etiologi
Pola Skeletal Kemungkinan kelas I, II, atau III
Jika kelas II, biasanya disebabkan
karena defisiensi mandibular atau
pertumbuhan maksila yang berlebihan
atau kombinasi keduanya
Jaringan Lunak bibir bawah yang berada di bawah
insisif atas akan membuat insisif atas
proklinasi dan insisif bawah retroklinasi
( kemungkinan jika pola skeletas kelas
II, tinggi wajah bawah berkurang dan
bibir incompetence)
Hiperkatif pada bibir bawah akan
membuat insisif bawah retroklinasi
Atipikal pola penelanan ( tongue thrust)
akan cenderung membuat gigi insisif
atas proklinasi (begitupun insisif
bawah)
Kebiasaan Menghisap Ibujari Jika hal ini dilakukan lebih dari 6 jam
dari 24 jam, akan menyebabkan insisif
atas proklinasi dan insisif bawah
retroklinasi, open bite anterior dan
cenderung crossbite posterior
Peningkatan overjet sering mengalami
asimetris karena interdigitasi yang tidak
seimbang
Crowding Berpindahan gigi insisif atas ke labial
atau lingual
Kombinasi

5
Pemeriksaan Radiografi
Radiografi panoramik diperlukan untuk melihat ada atau tidaknya benih
gigi, posisi gigi, stage pembentukan gigi dan akar dan mahkota yang abnormal
pada beberapa gigi yang tidak erupsi. karies yang belum dilakukan perawatan juga
dapat dicatat dan biasanya dilakukan radiografi bitewing jika diperlukan. Menurut
pengelihatan bahwa dari riwayat2 trauma daerah insisif atas, biasanya dilakukan
radiografi periapikal atau radiografi oklusal pada gigi anterior atas untuk
mengetahui patologi dibagian apical.
Radiografi sefalometri lateral diindikasikan untuk melihat discrepancy
skeletal baik anteroposterior maupun vertikal. Pada kondisi ini direncanakan
adanya pergerakan anteroposterior pada gigi insisif.
Analisis sefalometri yang ditemukan:
SNA= 82°; SNB= 76°; SN-bid maksila= 9°; MMPA= 22°; I-max plane= 114°; I-
mand plane= 92°; fasial %= 52%

Indikasi
Nilai ANB 6° (SNA – SNB) maka pola skeletal Emma Kelas II.
Pengurangan MMPA dan fasial % (nilai normal 55°±2°).
Nilai rata-rata kaukasian, pada gigi insisif atas proklinasi (tetapi masih
dalam batas normal) dan insisif bawah sedikit retroklinasi. Meskipun rata-rata
nilai normal I-mand plane harus dipertimbangkan dengan MMPA dikarenakan
berbanding terbalik hubungan diantara kedua nilai tersebut. I-mand plane (93°)
dan MMPA (27°) seharusnya di total sebesar 120° atau sebaliknya < I- mand
plane harus 120°- MMPA. Pada kasus ini < I-mand palane seharusnya 120° - 22°=
98°, pada 92° hal ini menunjukkan retroklinasi

Pemeriksaan Lain
Dilakukan tes sensibilitas gigi 21 dan 11.

Diagnosis
Emma mengalami maloklusi kelas II divisi 1 dengan basis skeletal kelas II
disertai dengan penurunan FMPA. Margin gingiva mengalami gingivitis

6
generalisata. Gigi 21 dan 11 menalami trauma. Tidak terdapat crowding pada
lengkung gigi atas dan bawah. Relasi segmen bukal kelas II bilateral dengan gigi
34 mengalami crosbite di lingual. Overjet > 6 mm tetapi < 9mm.

Apakah Faktor predisposisi pada gigi insisif atas yang mengalami trauma?
Peningkatan overjet- resikonya besar dimana overjet melebihi 9 mm. Bibir
incompetent- dimana gigi insisif dalam kondisi ini lebih besar resiko terjadinya
trauma. Jenis kelamin pasien –pada laki-laki cenderung lebih banyak terjadi
trauma gigi insisif dibandingkan perempuan.
Apakah Tujuan Perawatan?
 `untuk mengurangi overbite dan overjet sehingga menjadi relasi insisif
kelas I
 Untuk mengkoreksi relasi segmen bukal menjadi kelas I
 Untuk mengkoreksi crossbite gigi 24 terhadap 34

Perawatan apa saja yang disaranakan? Mengapa?


Pada kasus Emma maloklusi harus di koreksi dengan menggunakan
modifikasi pertumbuhan dengan perawatan menggunakan alat fungsional.
Keuntungannya pasien sedang masa pertumbuhan dan sedang mendekati
percepatan pertumbuhan pubertas. Pola skeletal kelas II, mandibular retrusi
dibandingkan dengan maksila protrusi. Lengkung tidak crowding dan sudah align;
insisif bawah sedikit retroklinasi relasi molar kelas II sehingga pergeseran gigi
bawah diperlukan untuk mengkoreksi relasi kelas I.
Alat fungsional biasanya kontraindikasi pada gigi insisif yang
proklinasi, karena akan semakin proklinasi akibat daya tarik Kelas II intermaksila.
Terapi alat fungsional, fixed appliance biasanya sangat memperhatikan oklusi.
Maka pada saat pembuatan dianjurkan dengan menggunakan lilin baseplate untuk
mempertahankan oklusi yang diinginkan, alat fungsional digunakan sampai masa
pertumbuhannya selesai.

Key Point
Alat Fungsional:

7
 Alat modifikasi pertumbuhan
 Hanya efektif pada anak yang sedang dalam masa pertumbuhan, sampai
pre pubertal

Bagaimana Gambaran alat fungsional Fabrication?


Pembuatan wax registration atas dan bawah dengan posisi mandibular
dimajukan ke depan sebesar 4-6 mm, dengan gigitan terbuka sebesar 2-3 mm dan
tidak boleh ada pergeseran midline atas dan bawah. “Working bite” dibuat
dengan melunakan wax di air hangat, bentuknya seperti tapal kuda dengan
menyesuaikan lengkung gigi rahang atas sehingga dapat memposisikan
mandibular ke anterior dan posisi vertikal di cek garis tengah dan pembukaan
insial. Sebelum bite registrasion dalam keadaan dingin sebelum dimasukkan ke
laboratorium.

Apa saja yang disarankan untuk Emma selama penggunaan Alat


Fungsional?
Twin Block merupakan alat fungsional universal, instruksi penggunaan:
 Alat harus digunakan full-time, termasuk saat makan dari insersi. Satu-
satunya waktu yang dilepas adalah setelah makan untuk membersihkan
alat tersebut dan pada saat olahraga, selama dilepas simpan alat
fungsional pada kotak plastic.
 Pada saat berbicara dan makan akan sulit untuk pertama kali penggunaan
twin blok namun seiring bertambahnya waktu akan terbiasa.
 Hindari makanan keras atau makanan lengket atau minuma bersoda saat
menggunakan alat ini karena akan cendurung membuat alat ini lebih
mudah rusak dan atau setelah makan seluruh gigi harus dibersihkan
setelah setiap makan.
 Rahang akan terasa tidak nyaman dan otot terasa nyeri untuk beberapa
hari pertama tetapi setelah itu akan berkurang. Jika rasa sakit masih
menetap maka boleh menggunakan analgesic ringan untuk membantu
menghilangkan rasa nyeri.

8
 Jika alat rusak, maka segera buat alat twin block yang baru dengan
penyesuaian gigitan baru.

Bagaimana cara kerja Twin Blok dan efek yang dihasilkan?


Twin block terdiri dari atas dan bawah yang dilengkapi block bukal
dengan interfensi inclined planes (sekitar 70°) dengan posisi mandibular maju ke
anterior pada saat menutup (gambar 9.4). Alat bekerja dengan menggunakan gaya
yang dihasilkan dari otot orofasial, erupsi gigi dan pertumbuhan dentifasial. Skrup
ekspansi rahang atas biasanya diaktifkan seminggu sekali sampai lengkung gigi
sesuai dengan mandibular dimana relasi gigi insisif kelas I. alat ekspansi
digunakan untuk mengkoreksi scissor bite gigi 24 terhadap 34. Efek yang
dihasilkan:
 Skeletal
Pertumbuhan mandibular ke anterior.
Gigi anterior bawah meningkatkan tinggi wajah.

 Dental
Retroklinasi gigi insisif atas/ proklinasi gigi insisif bawah
Erupsi ke mesial dan ke atas pada gigi posterior bawah
Pergerakan ke distal pada molar atas
Ekspansi lengkung gigi atas

Key Point
Alat fungsional untuk mengkoreksi kelas II:
 Mandibular ke bawah dan kedepan
 Menghasilkan traksi intermaksila
 Menggunakan, menghilangkan atau modifikasi gaya otot orofasial, erupsi
gigi dan pertumbuhan dentofasial.

9
Gambar 7.4 desain alat Twin Block

Koreksi overjet menggunakan perawatan Twin-block apakah menjadi


manifestasi kelainan oklusal terhadap lengkung gigi pada segmen posterior?
Open bite posterior biasanya terjadi bilateral dikarenakan bite block.

Bagaimana cara mengkoreksinya?


Terdapat tiga cara yang memungkinkan untuk mengkoreksi openbite posterior
karena adanya erupsi gigi posterior:
 Pasien diinstruksikan penggunaan alat part-time.
 Buccal block di trimming secara progresif selama beberapa bulan sampai
oklusi posterior tercapai.
 Penggunaan Twin block dihentikan dan pasien di instruksikan
menggunakan Hawley retainer rahang atas ( Adam claps 0,7 mm pada gigi
16 dan 26 , pada labial bow 0,7 mm dari gigi 13-23 dengan penggunaaan
anterior inclined biteplane, yang berfungsi untuk mengkoreksi overjet
dengan cara memposisikan mandibular ke anterior ketika gigi posterior
erupsi. Penggunaan alat secara full time, disarankan kecuali saat olahraga

10
dan saat dibersihkan, sampai interdigitasi segmen posterior tercapai.
Kemudian pemakaian alat yang hanya digunakan malam saja digunakan
sampai pertumbuhan berhenti atau sampai perawatan fase kedua dimulai.

Pilihan Perawatan
 Jika permasalahannya adalah desain alat merupakan penyebab kurangnya
kemajuan perawatan maka dilakukan modifikasi alat pertumbuhan.
 Jika maslah kepatuhan pasien sebagai alasan kurang progresif perawatan
ini, maka diskusikan dengan pasien dan orang tua pasien.
 Jika kurangnya motivasi dari pasien maka sebaiknya perawatan tidak
dilanjutkan. Tunggu sampai pasien berubah pikiran meskipun
perawatannya akan dilanjutkan dengan perawatan ortodonti
 Ortodonti kamuflase _ dengan pencabutan gigi premolar pertama dan
meretraksi gigi insisif ke ruang yang telah disediakan karena pencabutan.
Hal penting yang perlu diingat adalah perawatan ini tidak akan
mengganggu estetika wajah. Meskipun beberapa gigi bergerak tipping
pada gigi insisif rahang atas maka perawatan dilanjjtkan dengan fixed
appliance sudut interinsisal dibuat optimal. Dengan adanya pergerakan
tipping maka dapat dilihat bahwa dengan adanya pencabutan maka gigi
insisif akan berubah angulasi sekitar 2.5 °. Dengan overjet Emma 8 mm
dan target overjet yang akan dicapai sebesar 3 mm (harus dikurangi 5 mm)
maka angulasi gigi emma akan berubah sebesar 12,5°, menghasilkan gigi
insisif angulasi akhir sebesar 101,5°. Nilai ini diluar kisaran normal (109°
± 6°) dan gigi insisif cukup tegak. Angulasi insisif rahang atas 95°
terhadap bidang maksila hal ini dianggap sebagai batas untuk gerakan
tipping yang masiih diterima.

Faktor apa saja yang dapat mengatur stabilisasi koreksi overjet?


Agar stabil maka sudut interinsisalnya harus dalam batas normal (135° ±
10°) overjet yang berkurang karena koreksi gigi insisif maka keseimbangannya
tergantung jaringan lunak, yaitu tidak ada lidah yang mendorong dan bibir bawah
berada setidaknya 1/3 dari permukaan labial gigi insisif atas. Periode retensi akan

11
tetap diperlukan dan harus digunakan sampai masa pertumbuhan selesai dengan
menggunakan alat fungsional.

Key Point
Setelah Penggunaan Alat Fungsional:
 Pastikan gigi insisif atas dalam keadaan seimbang dengan jaringan lunak
dan kontrol bibir bawah
 Pertahankan posisi dalam keadaan seimbang sampai pertumbuhan selesai

Gambar 7.5 Setelah penggunaan alat fungsional (a) profil, (b,c)


oklusi

12
BAB 8
Crossbite Gigi Insisif

Contoh kasus :
Matthew anak laki-laki berusia 8 tahun memiliki keadaan gigi insisif crossbite
(gmbar 8.1). Apa penyebabnya dan bagaimana cara mengatasinya?

Riwayat
Keluhan utama
Ibu Matthew khawatir mengenai keadaan gigi rahang atas anaknya yang tidak
beraturan dan ingin agar perawatan dapat dilakukan segera.

Riwayat keluhan utama


Gigi 11 tumbuh berada dibelakang gigi insisif rahang bawah. Tidak ada riwayat
gigi 11 tersebut pernah terbentur atau mengalami trauma begitu pula dengan gigi
sulungnya. Gigi 51 lepas satu tahun sebelumnya, sebelum gigi 61 lepas.

Riwayat penyakit
Kesehatan umum Matthew baik.

Riwayat keadaan gigi


Gigi 84 dicabut menggunakan anestesi lokal sekitar 8 bulan yang lalu.

Pemeriksaan
Ekstra Oral
Pola skeletal kelas I dengan nilai FMPA masih dalam batas normal (nilai rata-
rata). Tidak terdapat asimetri wajah. Relasi bibir kompeten. Tidak ada kelainan
TMJ.

13
Intra Oral

Gambar 8.1 Foto Intra Oral Frontal

Gambar 8.2 a Gambaran Oklusal

Gambar 8.2 b Gambaran lateral kanan

14
Gambar 8.2 c Gambaran lateral kiri

Kebersihan mulut baik. Keadaan gingiva terlihat konsisten dengan


gingivitis ringan didaerah marginal gigi insisif. Gigi 84 telah hilang. Gigi 71 dan
81 mengalami atrisi dengan adanya karies pada bagian mesial gigi 73 serta distal
gigi 74 dan 84.
Resesi gingiva pada bagian labial gigi 41. Gigi 41 labioversi akan tetapi
gigi rahang bawah lainnya susunannya rapi. Gigi 12 dan 22 mesiolabioversi. Gigi
11 palatoversi dan sedikit terdapat median diastema. Selain itu gigi rahang atas
lainnya terlihat rapi tidak berantakan. Relasi insisif kelas I dan terdapat crossbite
pada gigi 11, gigi 22 erupsi sebagian dengan bagian disto-incisal mengalami
crossbite dengan gigi 73.

Pemeriksaan spesifik apa yang akan dilakukan? Jelaskan mengapa?


1. Keadaan periodontal gigi 41 seperti derajat mobility serta kedalaman
pocket harus diperiksa untuk menentukan prognosis apabila gigi 11 akan
digerakkan kearah labial. Terdapat mobility grade 2 pada gigi 41 akan
tetapi kedalaman pocket ketika dicek menggunakan probe kurang dari 2
mm hal ini menunjukkan bahwa prognosis keadaan jaringan periodontal
masih baik apabila nanti crossbite akan diperbaiki. Resesi gingiva bagian
labial gigi 41 lihat gambar 36.
2. Apakah gigi 11 dan 41 pasien dapat mencapai relasi edge to edge? Jika
iya, hal ini menujukkan bahwa hanya perlu sedikit pergerakan kearah
labial dari gigi 11 untuk memperbaiki keadaan crossbite. Pada kasus ini,
gigi 11 dan 41 pasien dapat mencapai relasi edge to edge.

15
3. Apakah terdapat displacement mandibula ketika pasien menutup mulut?
Apabila ketika menutup mulut mandibula bergeser kearah depan maupun
lateral dari kontak awal gigi 11 dan 41 serta 22 dan 73 ke interdigitasi
maksimum, perawatan dini untuk menghilangkan displacement mandibula
diperlukan untuk mencapai kesehatan gigi yang baik. Adanya
displacement mandibula ketika menutup mulut yang dsebabkan oleh
kontak prematur gigi dapat menyebabkan sindrom TMD. Pada pasien ini
terlihat adanya displacement mandibula kearah anterior sebesar 3 mm
ketika menutup mulut dari kontak awal gigi 11 dan 41, dan tidak terdapat
pergeseran kearah lateral yang berhubungan dengan crossbite antara gigi
22 dan 73.
4. Besar overbite gigi 11. Besar overbite yang akan dicapai setelah
perawatan merupakan hal penting yang harus diketahui untuk mencapai
stabilitas setelah dilakukan koreksi pada crossbite gigi 11, dan ketika gigi
11 dilakukan proklinasi gigi akan digerakkan kearah atas dan kedepan hal
ini akan menyebabkan overbite berkurang, sehingga penting untuk
mengetahui besar overbite sebelum perawatan. Pada kasus ini overbite
gigi 11 sebesar 3 mm sehingga ketika akan mengkoreksi crossbite
prognosisnya baik serta adekuat.
5. Inklinasi gigi 11, gigi insisif yang upright atau retroklinasi ketika akan
dilakukan proklinasi hasilnya akan lebih baik dibandingkan dengan gigi
yang inklinasi sebelumnya berada lebih kearah labial. Apabila kita
melakukan proklinasi pada gigi yang sebelumnya telah berada di labial hal
ini kemungkinan tidak akan terjadi atau dapat menyababkan kontak
oklusal yang tidak baik.
6. Besar ruang yang dibutuhkan untuk memajukan gigi 11. Pada kasus ini
ruangan telah tersedia sehingga tidak diperlukan pencabutan.

Poin Penting
Ketika terdapat crossbite paa gigi insisif, hal-halyang perlu diperhatikan adalah :
 Keadaaan periodontal gigi insisif bawahnya yang berkontak

16
 Apakan kontak edge to edge gigi insisif yang mengalami crossbite dapat
dicapai
 Apakan terdapat displacement mandibula
 Besar overbite
 Inklinasi gigi insisif
 Besar ruangan yang dibutuhkan untuk mengkoreksi crossbite

Pemeriksaan
Pemeriksaan penting apakah yang perlu untuk dilakukan? Mengapa?
Foto panoramik penting dilakukan untuk melihat ada atau tidaknya benih
gigi permanen serta untuk melihat ada atau tidaknya kelainan lain seperti gigi
supernumerari di midline. Apabila terdapat keadaan seperti itu, perlu untuk
melakukan foto rontgen tambahan seperti foto gambaran oklusal bagian anterior
maksila untuk melihat hubungan gigi supernumerari tersebut terhadap akar gigi
insisif rahang atas. Foto periapikal gigi insisif sentral rahang bawah tidak
diperlukan karena prognosis perawatan untuk gigi ini tidak terlalu penting untuk
dikhawatirkan.
Fotoradiografi bitewing diperlukan untuk melihat secara jelas ada tidaknya
karies pada gigi molar sulung

Gambar 8.3 foto dental panoramik tomogram yang sebelumnya diambil oleh
dokter gigi umum (6 bulan yang lalu), apa yang terlihat pada gambar ini?
Tinggi tulang alveolar terlihat normal, akan telihat rersorpsi arah
horizontal (angular) pada bagian mesial gigi 36 dan 46 (akan tetapi kedua gigi
tersebut tidak terdapat mobility serta pocket periodontal bagian mesial dan distal
kurang dari 2 mm). Gigi 84 telah hilang serta terdapat karies pada gigi 54, 63, 64,
74,75 serta 85. Semua benih gigi permanen kecuali gigi molar ketiga terlihat ada,
ukuran dan posisinya normal.

17
Gambar 8.3 Foto Panoramik

Diagnosis
Apakah diagnosis anda untuk kasus ini?
Matthew memiliki maloklusi kelas I (dengan dental base juga kelas I)
dengan nilai FMPA masih dalam rata-rata (normal). Gingivitis ringan diaerah
marginal gigi insisif. Resesi gingiva pada gigi 41 oleh karena posisinya yang lebih
ke labial. Serta karies pada gigi 54, 63, 64, 74,75 dan 85. Crossbite gigi 11 dengan
displacement mandibula. Misalignment segmen labial rahang atas dan bawah.

Apakah nilai (grade) dari IOTN DHC? (liat halaman 183)


4c oleh karena adanya displacement mandibula lebih dari 2 mm pada saat
gigi berkontak di posisi paling returded (RCP) ke posisi interkuspal (ICP).

Bagaimana prognosis gigi 11 yang mengalami resesi dibagian labial?


Untuk pemeriksaan yang lebih akurat terhadap gigi yang mengalami
resesi, jaringan lunak harus dalam keadaan sehat, dimana pada kasus ini terlihat
jelas adanya inflamasi pada gingiva. Resesi tidak sampai kedalam sulkus gingiva ,
dan juga tidak sampai mengenai frenulum. Pada kasus ini apabila status oral
hygienenya meningkat serta keadaan crossbite mengalami perbaikan, resesi
gingiva tidak akan menjadi lebih parah lagi, walaupun lebar attached gingiva tidak
akan mengalami peningkatan.

18
Mengapa gigi 11 dapat mengalami crossbite?
Hal ini dapat disebabkan oleh karena posisi benih gigi 11 yang dari awal
posisinya sudah kearah palatal.

Perawatan
Perawatan apa yang akan dilakukan dan kenapa?
1. Oral Hygiene Instruction (OHI) hal ini diperlukan untuk meningkatkan
kesehatan gingiva pasien dan untuk menghilangkan plak yang dapat
memperburuk keadaan resesi pada gigi 41.
2. Penatalaksanaan gigi yang mengalami karies, diet makanan yang
mengandung produk susu (diary) setidaknya setiap akhir minggu.
Walaupun sebagian besar gigi molar sulung mengalami karies, akan tetapi
tidak mempunyai gejala khusus yang berhubungan. Selanjutnya akan
dijelaskan pada bab 19 dan 22.
3. Alat lepasan pada rahag atas untuk menggerakkan gigi 11 kearah labial.
Oleh karena adanya displacement mandibula yang menyebabkan trauma
periodontal gigi 41, maka dari itu crossbite pada gigi 11 perlu untuk segera
dikoreksi.
4. Perhatikan garis median pada rahang bawah, apani;a terdapat pergeseran
pencabutan gigi 74 perlu dipertimbangkan.

Desain alat lepasan yang akan digunakan untuk memperbaiki gigi 11?
Desain alat lepasan tersebut adalah sebagai berikut:
 Adams clasps pada gigi 54 dan 64 serta 16 dan 26 (pada gigi 16 dan 26
menggunakan kawat SS 0,7mm sedangkan pada gigi 54 dan 64
menggunakan kawat SS 0,6 mm).
 Z spring (SS 0,5mm) untuk menggerakkan gigi 11 kearah labial
 Baseplate akrilik, bagian palatal tertutupi sepenuhnya (ketebalan dibagian
posterior tidak lebih dari 2mm)

19
Gambar 8.4 Alat lepasan untuk meggerakkan gigi 11 kearah labial

Faktor apa yang akan menetukan stabilitas gigi 11 setelah dilakukan koreksi
terhadap crossbite-nya?
Terdapat overbite sebesar 2-3 mm pada gigi 11 sebelum dilakukan
proklinasi, prospek untuk mencapai stabilitas setelah perawatan baik. Masih
adanya pertumbuhan mandibula dapat menjaga stabilitas perawatan.

Poin Penting :
Perawatan dini dari gigi crossbite gigi insisif perlu dilakukan apabila:
Terdapat displacement mandibula dan atau trauma jaringan periodontal.

Gambar 8.5 Setelah Perawatan

20
BAB 9
Reverse Overjet

Ringkasan
Alistair 8,5 taun, terdapat reverse overjet pada seluruh insisif atas. Apa
penyebabnya dan bagaimana perawatannya?

Sejarah
 Keluhan
Alistair tidak terganggu dengan gigitannya dan tidak merisaukan penampilan
wajahnya. Ayahnya , merasa dagu Alistair maju dan membuat penampilannya
menjadi terlihat agresif. Terkadang Alistair digoda tentang dagunya di sekolah.
 Sejarah keluhan
Gigi insisif atas permanen tumbuh dibelakang gigi bawahnya. Menurut ingatan
ibunya, gigitan saat gigi susu mirip. Alistair tidak memperdulikan gangguan
sesekali yang dia dapat dari dagunya.
Orang tua Alistair sangat ingin dilakukan perawatan, bila memungkinkan, pada
fase ini untuk mengkoreksi gigitan dan mengurangi prominence dari dagunya,
yang akan menghilangkan gangguan saat disekolah.
 Sejarah medis
Alistair bugar dan sehat
 Sejarah keluarga
Ayah Alistair melaporkan bahwa pertemuan giginya memiliki cara yang mirip
dengan anaknya dan dia juga memiliki dagu yang sedikit prominen tetapi tidak
merisaukannya. Ayahnya memiliki perawatan orthodont dengan pencabutan dua
gigi bawah dan alat cekat ketika remaja untuk mengkoreksi gigitan pada gigi
depannya. Gigitannya berubah banyak setelah berhenti menggunakan retainer.

Pemeriksaan
 Ekstraoral
Alistair memiliki pola skeletal Kelas III ringan dengan FMPA rata-rata dan
tidak ada asimetri wajah.

21
Apa ciri-ciri lain yang harus di cek?
Kehadiran/ketidakhadiran displasemen mandibula saat penutupan.
Alistair dapat mencapai hubungan insisif edge-to-edge
Tanda-tanda temporomandibular
Displacement 3mm anterior mandibula pada 11 21 yang dideteksi dari RCP ke
ICP. Tidak ada tanda temporomandibular joint yang tercatat. Tidak ada nyeri otot
pengunyahan.

Gambar 9.1 Oklusi bukal kanan

9.2 Profil

9.3 Oklusi bukal kiri

22
 Intraoral
Apa observasi anda pada tampilan intraoral?
Jaringan lunak Alistair sehat dengan pengecualian terdapat gingivitis margina
sedang yang berhubungan dengan gigi insisif. Kebersihan mulutnya sedang. Tidak
ada karies. 6 e d e 2 1 tampak pada setiap kuadran.
Insisif atas dan bawah crowding sedang dan terdapat crossbite. Overbite
sedikit meingkat dan menyeluruh. Garis tengah atas dan bawah bergeser.
Hubungan segmen bukal kelas III bilateral.

Apa yang mungkin menyebabkan reverse overjet?


Tabel 9.1 Penyebab overjet
Etiologi
Skeletal Biasanya kelas III menyertai:
mandibula
panjang, penempatan kedepan pada
posisi fossa glenoid mandibula lebih
kedepan, pendek dan/atau maksila
retrognati, basis cranial anterior pendek
Displacement anterior mandibula saat
penutupan Kontak premature mungkin
memindahkan mandibula ke depan
pada penutupan ke interdigitasi
maksimal
Menahan insisif primer atas

Dapat menyebabkan beloknya pola


Pola / pertumbuhan mandibula berlebih erupsi pada palatal menjadi crossbite

Pola pertumbuhan berlebih mandibula


akan memperburuk pola skeletal Kelas
III
Pertumbuhan mandibula berlebih

23
Pembatasan pertumbuhan maksila karena pertumbuhan hormone berlebih
dihasilkan dari adenoma pituitary

Ditemukan pada perbaikan celah bibir


dan palatum dan menunjukkan efek
jaringan luka post operasi

Investigasi radiografi apakah yang akan dipilih dan kenapa?


Tomogram dental panoramic akan dibutuhkan untuk menghitung gigi permanen.
Radiografi sefalometri lateral diindikasikan untuk menilai secara akurat
besarnya pola skeletal Kelas III dan angulasi insisif, yang akan memfasilitasi
rencana perawatan. Dan juga merupakan dasar dari perubahan kemajuan
perawatan/pertumbuhan yang dapat dievaluasi dengan komparasi dengan
sefalometri.
Radiografi sefalometri menunjukkan perkembangan gigi permanen.
Apa interpretasimu dengan penemuan sefalometri?

Pola skeletal Kelas III (SNA-SNB = ANB= -20) karena retrognati maksila sedang
dan prognati mandibula. Insisif atas berada pada angulasi rata-rata tetapi sedikit
relative retroklinasi (1090). MMPA, angulasi 1 bawah seharusnya 1200-250 =950,
tetapi proklinasi 970. MMPA dan proporsi wajah sedikit berkurang dari nilai rata-
rata pada jarak normal.

Diagnosa
diagnosa orthodonti?
Alistair memiliki maloklusi Kelas III pada pola skeletal Kelas III dengan sedikit
proporsi wajah yang berkurang. Terdapat anterior mandibula displacement pada
penutupan 11 21. Lengkung atas dan bawah menunjukkan crowding insisif
sedang; insisif atas crossbite. Hubungan segmen bukal Kelas III bilateral.

24
Nilai IOTN DHC
4c karena displacement mandibula >2 mm diantara RCP dan ICP.

Alasan kesehatan untuk perawatan orthodonti?


Displacement mandibula pada penutupan meningkat kemungkinan pada disfungsi
temporomandibular joint. Sebagai tambahan, displacing kontak oklusal mungkin
menyebabkan mobility insisif dan mempengaruhi resesi ginggiva.
Penilaian rencana perawatan orthodonti?

Tabel 9.2 Faktor yang diperiksa pada rencana perawatan


faktor
Derajat anteroposterior dan diskrepansi Factor paling penting
skeletal vertical Tampak pada fasial dan dental: persepsi
pasien akan mempengaruhi
kompleksitas perawatan yang akan
Arah potensial dan luasnya dilakukan
pertumbuhan wajah kedepan Memeriksa sejarah keluarga yang
relevan, usia, jenis kelamin dan
proporsi vertical wajah
Reverse overjet makin memburuk
dengan rotasi kedepan dan
Inklinasi insisif pertumbuhan mandibula horizontal,
biasanya diobservasi ketika tinggi
Besarnya overbite wajah anterior berkurang atau rata-rata.
Terbalik terjadi ketika ada peningkatan
Kemungkinan untuk mencapai kontak tinggi vertical wajah
insisif edge-to-egde Bila kompensasi dentoalveolar sudah
Derajat crowding lengkung atas dan ditandai, kompensasi orthodonti lebih
bawah jauh tidak akan stabil atau untuk
menghasilkan estetika
Overbite semakin dalam mungkin lebih
stabil koreksi dari reverse overjet

25
Bila ini tidak mungkin, koreksi
hubungan insisif sederhana ridak
mungkin
Menunda ekstraksi lengkung atas
sampai reverse overjet terkoreksi dapat
menciptakan space untuk
menyembuhkan crowding
ringan/sedang
Bila ekstraksi dilakukan pada lengkung
atas saja, reverse overjet mungkin
makin parah karena segmen segmen
labial atas bergerak ke palatal
Bila ekstraksi petengahan lengkung atas
di perlukan, ekstraksi 34 44 biasanya
baik untuk mengkoreksi hubungan
insisif

Perawatan
Apakah perawatan ortodonti yang akan diambil dan kenapa?
Jelas terlihat pola skeletal Kelas III, kemampuan pasien untuk mencapai relasi
insisif edge-to-edge, kecenderungan pertumbuhan mandibula kebawah dan
kedepan dan sejarah keluarga, pilihan akan diterima maloklusi untuk saat ini dan
menaksir seberapa jauh pertumbuhan mandibula. Alistair belum mencapai puncak
pertumbuhan pubertal, yang memperburuk maloklusi Kelas III dan prominen
dagu karena proses pertumbuhan mandibula. Sebagai rata-rata, pertumbuhan
mandibula berlanjut hingga 19 tahun pada anak laki-laki, namun dapat berjalan
lebih lama.
Orang tuanya menginginkan perawatan jika memungkinkan, untuk
mengurangi gangguan disekolah, pilihan lain yaitu dengan modifikasi
pertumbuhan menggunakan alat fungsional (Frankel III) untuk mengkoreksi
hubungan insisif karena:

26
 Pola skeletal Kelas III mild
 Terdapat displacement anterior mandibula pada penutupan, contoh Alistaie
dapat mencapai kontak insisif edge-to edge
 MPPA sedikit berkurang
 Insisif atas tidak proklinasi
 Insisif bawah sangat proklinasi
 Overbite rata-rata hingga sedikit meningkat
Alistair dan orangtuanya paham akan kebutuhan retensi jangka panjang selama
pertumbuhan berlajut dan kebutuhan penilaian ulang pada pertumbuhan ringan
berikutnya. Bentuk perawatan ini harus dilakukan oleh spesialis dan hanya bila
kebersihan mulutnya ditingkatkan.

9.4 Frankel III

Bagaimana pengambilan cetakan untuk alat ini?


Mandibula berotasi ke bawah dan kebelakang sampai insisif menjadi
hubungan end-to-end atau lebih baik., dengan open bite 2 mm. Alistair dapet
diinstruksikan untuk menempatkan ujung lidah pada belakang palatum keras dan
untuk menjaga tetap ditempat ketika menutup perlahan ke horseshoe wax lunak
ditempatkan pada gigi atas sampai gigi berasa di posisi yang diinginkan. Wax
registration harus didinginkan pada air dingin dan dicek kembali di dalam mulut
sebelum dikirimkan ke laboratorium dengan impression lengkung dental untuk
mengetahui konstruksi alat.

27
Seberapa banyak Alistair menggunakan alat ini?
Harus digunakan selama minggu pertama, paling tidak 14 jam. Dorongan
harus du berikan untuk meningkatkan pemakaian hingga full-time dengan
pengecualian saat makan dan olahraga, walaupun ini sulit untuk beberapa anak.
Function regulator di desain dengan intensi mengubah fungsi otot circumoral dan
pengunyahan. Untuk alasan ini, pasien sebaiknya diinstrusikan untuk melatih otot
nya, dengan membuka dan menutup pada alat. Catatan waktu akan diberikan pada
Alistai untuk mencatat berapa jam per hari dia menggunakannya. Ini harus di
inspeksi pada tiap kedatangan dan untuk mengetahui kemajuannya.

Efek apa yang dimiliki alat ini?


Respon rotasi kebawah dan kebelakang pada mandibula disertai
peningkatan tinggi wajah. Tidak ada yang mengendalikan langsung gaya pada
mandibula dan keseluruhan untuk modifikasi pertumbuhan di kasus Kelas III
dibuktikan mengecewakan. Insisif bawah di upright dan insisif atas sedikit
diproklinasi. Molar atas dapat erupsi lebih daripada bawah.

Apa pilihan perawatan yang lain?


Alternatif yang dapat dilakukan untuk memodifikasi mandibula yang
berlebih yaitu dengan teropi chin cup. Arah gaya diarahkan dibawah kondilus
untuk menghasilkan rotasi kebawah dan kebelakang dari dagu. Sebagai hasil,
tinggi fasial anterior bawah meningkay tetapi prominen dagu berkurang perlahan.
Alat ini berkerja dengan cara yang sama dengan alat fungsional untuk prognati.
Jumlah gaya signifikan dari chin cup di hantarkan ke dasar prosesus alveolar
bawah, insisif bawah juga di upright.
Bila pasien tidak menginginkan untuk modifikasi pertumbuhan atau peduli
dengan kebutuhan retensi jangka panjang pada koreksi hubungan insisif,
maloklusi dapat diterima saat ini. perencanaan sebaiknya dilakukan untuk
meninjau perkembangan oklusal dan memonitor pertumbuhan fasial. Pada kasus
Alistair dapat ditinjau oklusinya pada 18 bulan (pada usai 10 tahun) untuk
memeriksa posisi kaninus maksila permanen yang belum erupsi dan mengukur
overjet.

28
Saat perawatan ditentukan, ditetapkan reverse overjet tidak memburuk dan
prominen dagu tidak meningkat, pertimbangan untuk mencabut 34,44 dengan
kombinasi terapi alat celat atas dan bawah untuk mengkoreksi relasi insisif. Bila
lengkung atas crowding 15 25 dapat juga dihilangkan, tetapi lebih baik
ditundahingga reverse overjet telah terkoreksi. Penting untuk menilai pola
pertumbuhan dari sefalometri terbaru dan bila ada yang mengkhawatirkan
perawatan harus ditunda hingga pertumbuhan selesai.
Bila reverse overjet meningkat seiring dengan pertumbuhan, kombinasi
orthodonti dan pembedahan dapat dilakukan untuk koreksi. Perawatan ini tidak
akan dilakukan sampai pertumbuhan mandibula telah selesai pada akhir remaja.

9.5 Setelah perawatan (a) Profil

9.5 (b) Oklusi

Prognosa
Factor apakah yang mempengaruhi stabilitas koreksi hubungan insisif?
Besar overbite penting pada jangka pendek namun pola pertumbuhan wajah,
secara khusu besarnya dan arah pertumbuhan mandibula, akan mempengaruhi
stabilitas jangka panjang. Profil dan oklusi diikuti koreksi crossbite tampak pada
gambar 9.5

29

Вам также может понравиться