Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
`PENDAHULUAN
Propeller adalah salah satu tipe propulsor yang paling banyak digunakan pada kapal.
Banyak sekali pengembangan-pengembangan dan penelitian mengenai propeller. Yang
awalnya hanya berupa fix pitch propeller yaitu propeller dengan derajat pitch yang sudah
paten/tidak bisa dirubah hingga dikembangkan sampai mampu dirubah dengan sistem
hidrolik. Ada juga tetap dengan menggunakan fix pitch propeller namun dapat diarahkan
seperti kipas angin di rumah yang bergerak mengarahkan anginnya ke kanan dan ke kiri,
bahkan mampu berputar hingga 360o, dengan kata lain tidak membutuhkan lagi daun kemudi
untuk manuver kapal.
Semoga makalah ini bisa menjadi penuntas tugas mata kuliah proplusi dan bermanfaat
bagi mahasiswa lain yang sedang mengerjakan tugas menggambar propeller. Penulis juga
merasa tidak pernah luput dari kesalahan, karena manusia adalah tempatnya salah dan
kebenaran hanyalah milik Allah SWT.
Penulis
PERKENALAN
Pada bagian ini saya akan perkenalkan bagian-bagian dari gambar sebuah daun
propeller. Diantaranya ada jari-jari propeller, center line, leading edge, trailing edge, back
leading edge, face leading edge, back trailing edge, face trailing edge dan maximum line
thickness agar mempermudah dalam proses penggambaran.
Jari-jari propeller adalah jarak antara ujung terluar dari daun propeller samapai ke titik
tengah propeller. Satuannya bisa milimeter atau meter.
Center line adalah garis tengah dari daun propeller yang membagi propeller menjadi
dua bagian yaitu leading edge dan trailing edge.
Leading edge adalah bagian dari daun propeller yang berada di sebelah kanan
ketebalan maksimum pada gambar propeller. Bagian ini merupakan bagian peling
depan yang membelah aliran fluida ke bagian face dan back dari daun propeller.
Trailing edge adalah bagian bagian dari daun propeller yang berada di sebelah kiri
kanan ketebalan maksimum pada gambar propeller. Bagian ini merupakan bagian
paling akhir yang melewati aliran fluida. Bentuknya runcing pada ujungnya.
Back leading edge adalah bagian daun propeller letaknya di punggung (back) atau
bagian atas yang terletak pada bagian Leading edge.
Face leading edge adalah bagian daun propeller letaknya di muka (face) atau bagian
bawah yang terletak pada bagian Leading edge.
Back trailing edge adalah bagian daun propeller letaknya di punggung (back) atau
bagian atas yang terletak pada bagian Trailing edge.
Face trailing edge adalah bagian daun propeller letaknya di muka (face) atau bagian
atas yang terletak pada bagian Trailing edge.
Maximum line thickness adalah garis yang menunjukkan ketebalan maksimum pada
daun propeller di tiap-tiap ordinat.
Berikut merupakan gambar ilustrasi dari penjelasan diatas agar lebih mudah
dipahami.
INPUT DATA
Berikut merupakan data propeller yang akan digambar yang sudah ditentukan dari
dosen pengajar :
Diameter : 4,00 m
Fa/F : 0,55
Pertama yang harus dilakukan adalah membuka software Ms. Excel dan buka file
perhitungan propeller yang telah diberikan dosen pengajar. Kemudian masukkan data
propeller rancangan ke masing-masing cell yaitu masukkan diameter propeller di cell C1 dan
Fa/F di cell C5.
Maka secara otomatis akan muncul angka-angka pada tabel yang telah ada. Angka-
angka itu lah yang nantinya akan dipergunakan untuk menggambar propeller. Tabel-tabel
yang terdapat dalam file tersebut diantaranya : Jarak garis bagi jari-jari, Center line ke
Leading Edge, Center line ke trailing edge, Ketebalan maksimum blade tiap elemen, Jarak
PROSES PENGGAMBARAN
2. Ubah unit yang digunakan dengan cara ketik UNITS lalu tekan tombol ENTER.
Maka akan muncul tampilan seperti gambar berikut.
3. Selanjutnya buat garis tegak keatas sebesar jari-jari propeller. Perlu diingat bahwa
semua angka yang digunakan untuk menggambar dalam software AutoCAD adalah
angka hasil skala dengan satuan milimeter yang berasal dari perhitungan Ms. Excel.
4. Lalu bagi garis tersebut menjadi 10 bagian dengan cara ketik DIV lalu tekan
ENTER, kemudin klik garis tersebut lalu ketik 10 dan tekan ENTER. Namun sebelum
melakukan perintah tersebut, sebaiknya rubah warna ke warna yang berbeda dengan
garis tersebut agar tanda object snapnya terlihat dengan jelas.
5. Buat garis-garis ordinat yang memanjang kesamping dan memotong center line
tersebut seperti gambar berikut.
6. Kemudian masukkan angka-angka dari Ms. Excel pada tabel Jarak center line ke
Leading edge dengan cara menariknya dari center line ke sebelah kanan pada ordinat
masing-masing. Contoh : pada tabel tersebut tercantum di ordinat 0,2 R besar jarak
center line ke leading edge sebesar 112,827 mm. Maka tarik garis dari center line di
ordinat 0,2 R ke kanan sebesar 112,827. Dan lakukan hal tersebut pada tiap-tiap
ordinat maka akan tampak seperti gambar berikut.
8. Lalu buat garis lengkung sepanjang ujung dari garis leading edge dan trailing edge
di tiap ordinatnya. Gunakan perintah SPLINE atau bisa dengan mengetik SPL lalu
tekan ENTER kemudian arahkan dan klik di ujung garisLeading dan Trailing edge
tersebut. Maka akan tampil seperti berikut.
10. Lalu buka kembali Ms. Excel dan masukkan angka-angka dari tabel Ketebalan
maksimum blade tiap elemen dengan cara menarik garis ke atas dari ujung garis
ketebalan maksimu dari leading edge yang baru saja dibuat. Maka akan tampil seperti
berikut.
Kemudian tarik garis pula sepanjang 0% ke kiri sampai ujung dari trailing edge.
Kemudan lakukan pembagian yang sama yaitu menjadi 5 bagian dan kali ini tidak
memerlukan ordinat 90% dan 95%. Maka akan nampak seperti ini.
13. Jika sudah seperti itu maka langkah selanjutnya adalah membentuk foil-foil di tiap
ordinat. Buka Ms. Excel masukkan angka-angka dari tabel Ordinat Back Leading
edge yang telah diskala dengan cara menarik garis keatas sebesar persenatse asing-
masing dan di ordinat jari-jari masing-masing pada bagian Leading Edge yaitu
sebelah kanan dari garis ketebalan maksimum yang berwarna biru. Gambarlah dengan
menggunakan garis berwarna biru.
15. Dengan begitu foil bagian Leading edge sudah beres. Sekarang buka Ms. Excel
dan lihat tabel Ordinat Back Trailing Edge. Tarik garis keatas pula pada tiap
persentase dan masing-masing ordinatjari-jari. Gunakan warna biru juga.
17. Maka tampilan keseluruhan garis yang sudah ditarik keatas pada ordinat 0,2 R
adalah sebagai berikut.
Klik garis spilen tadi kemudian tekan ENTER maka muncul lagi kotak dialog hatch
kemudian klik OK.
20. Dengan begitu foil pada ordinat 0,2 R suda jadi. Langkah selanjutnya adalah
ulangi tapah no. 13 sampai 19 pada ordinat selanjutnya. Maka akan tampak seperti
berikut.
22. Berikan keterangan pada gambar seperti Leading edge, Trailing edge, Maximum
Line Thickness, Center Line.
1. Setelah gambar Expanded Area selesai, maka garis ordinat perlu diperpanjang
kekiri seperti ini.
2. Kemudian buat garis memotong dari 1,0 R sampai memotong kebawah melewati 0
R. Garis ini akan berfungsi sebagai center line.
Distribusi Pitch
Ordinat
r/R Konstanta (%D) (mm) Skala
0,2 82,20% 358,643312 71,72866242
0,3 88,70% 387,003185 77,40063694
0,4 95,00% 414,490446 82,89808917
0,5 99,20% 432,815287 86,56305732
0,6 100,00% 436,305732 87,2611465
0,7 100,00% 436,305732 87,2611465
0,8 100,00% 436,305732 87,2611465
0,9 100,00% 436,305732 87,2611465
Tarik garis ke samping kiri dari center line di ordinat 0 R. Kemudian lanjutkan sampai
ke ordinatnya. Contohnya, pada tabel terlihat pada ordinat 0,2 R distribusi pitch
sebesar 71,728. Maka tarik garis dari center line di ordinat 0 R ke kiri sebesar 71,728
lalu tekan ENTER kemudian lanjutkan menarik garis sampai center line di ordinat 0,2
R. Lihat gambar berikut.
Kemudian tarik garis 90o dengan garis 2 pada gambar diatas. Letakkan garis tersebut
pada ujung kanan garis 1. Lihat gambar berikut.
4. Ulangi Tahap no. 3 untuk ordinat lainnya dan gunakan warna yang berbeda-beda
tiap garisnya. Maka jika selesai semua akan tampak seperti ini.
5. Kali ini kita akan kembali lagi ke gambar Expanded Area. Copy garis 2 milik
ordinat 0,2 R dan tempatkan pada ujung foil bagian trailing edge dan leading edge
ordinat 0,2 R pula. Seperti pada gambar berikut.
Lalu teruskan ujung garis 3 tersebut sampai menyentuh garis 1 dengan mengunakan
perintah EXTEND. dan rapihkan garis 1 yang berlebihan. Maka hasilnya akan seperti
gambar berikut.
Lalu berikan tanda berupa huruf pada garis tersebut seperti gambar dibawah ini.
Kemudan kita beralih ke gambar expanded area. buat dua lingkaran, yang pertama
ukuran jari-jari lingkarannya sebesar panjang garis A dan sedangkan yang kedua
ukuran jari-jari lingkarannya sebesar panjang garis B. Perhatikan gambar berikut.
Maka nampak dua lingkaran yang berbeda ukurannya. Selanjutnya pindahkan kedua
lingkaran tersebut dengan pusatnya sebagai patokan ke centerline di ordinat 0,2 R
pada gambar developed area. Lihat gambar berikut.
Kemudian kita akan membuat sebuah busur lingkaran yang merupakan perpotongan
dari lingkaran awal yg kita buat dengan lingkaran 2 lalu menuju lingkaran 1. Gunakan
perintah ARC dengan urutan Center, Start, End. Dengan Center adalah pusat lingkaran
yang kita buat dari distribusi pitch ordinat 0,2 R sedangkan Startnya di perpotongan
dengan lingkaran 2 dan End nya di perpotongan dengan lingkaran 1. Lihat gambar
berikut.
8. Ulangi Tahap no. 7 untuk ordinat lainnya hingga terbentuk seluruh busur lingkaran
pada tiap ordinat.
Kemudian kita beralih ke gambar Expanded Area. Buat dua lingkaran, yang pertama
ukuran jari-jarinya sebesar panjang garis C dan sedangkan yang kedua ukuran jari-
jarinya sebesar panjang garis D.
Maka pindahkan kedua lingkaran itu ke center line ordinat 0,2 R pada developed area
dengan pusat lingkarannya sebagai patokannya. Tahap ini sama dengan tahap
pembuatan developed area pada tahap no. 7. Maka akan terlihat seperti ini setelah
dipindahkan.
3. Buat garis lengkung di tiap ujung busur tersebut dan buat sampai kira-kira
berbentuk seperti ini.
Satukan seluruh gambar dalm satu lembar dan berikan tabel keterangan.
Jurusan Teknik Sistem Perkapalan | Fakultas Teknologi Kelautan 38
Jurusan Teknik Sistem Perkapalan | Fakultas Teknologi Kelautan 39