Вы находитесь на странице: 1из 12

BAB I

PENDAHULUAN

Salah satu aspek yang sangat populer dan perlu mendapat perhatian dalam dunia bisnis ini

adalah norma dan etika bisnis. Etika bisnis selain dapat menjamin kepercayaan dan loyalitas

dari semua unsur yang berpengaruh pada perusahaan, juga sangat menentukan maju /

mundurnya suatu perusahaan.

RUMUSAN MASALAH

1. Menjelaskan norma dan etika bisnis


2. Menyebutkan prinsip – prinsip etika dan perilaku bisnis
3. Memahami tata cara mempertahankan standar etika bisnis
4. Memahami macam – macam tanggung jawab perusahaan terhadap pemilik kepentingan

TUJUAN PENULISAN

1. Untuk memenuhi tugas kelompok Kewirausahaan dan Manajemen Inovasi.

2. Untuk dijadikan bahan dalam kegiatan diskusi

3. Untuk mengetahui pentingnya etika didalam berbisnis dan kewirausahaan.

1
ETIKA BISNIS
Norma dan Etika Bisnis

Menurut Zimmerer (1996:20), etika bisnis adalah suatu kode etik perilaku pengusaha
berdasarkan nilai – nilai moral dan norma yang dijadikan tuntunan dalam membuat keputusan
dan memecahkan persoalan.

Menurut Ronald J. Ebert dan Ricky M. Griffin (200:80), etika bisnis adalah istilah yang
sering digunakan untuk menunjukkan perilaku dari etika seseorang manajer atau karyawan
suatu organisasi.

Semua keputusan perusahaan sangat memengaruhi dan dipengaruhi oleh pemilik


kepentingan. Pemilik kepentingan adalah semua individu atau kelompok yang
berkepentingan dan berpengaruh terhadap keputusan perusahaan. Ada dua jenis pemilik
kepentingan yang berpengaruh terhadap perusahaan yaitu pemilik kepentingan internal dan
eksternal.

Pemilik kepentingan eksternal meliputi :

1. Investor
2. Karyawan
3. Manajemen
4. Pimpinan

Pemilik kepentingan internal meliputi :

1. Pelanggan
2. Asosiasi dagang
3. Kreditor
4. Pemasok
5. Pemerintah
6. Masyarakat umum
7. Kelompok khusus yang berkepentingan terhadap perusahaan

Menurut Zimmerer (1996:21) yang termasuk kelompok pemilik kepentingan yang


memengaruhi keputusan bisnis adalah :

2
1. Para pengusaha dan mitra usaha
Selain merupakan pesaing, para pengusaha juga merupakan mitra. Sebagai mitra, para
pengusaha merupakan relasi usaha yang dapat bekerja sama dalam menyediakan
informasi atau sumber peluang. Misalnya akses pasar, bahan baku, dan sumber daya
lainnya. Bahkan mitra usaha dapat berperan sebagai pemasok, produsen, dan pemasar.
Loyalitas mitra usaha akan sangat bergantung pada kepuasan yang mereka terima (
bagian dari kepuasan pemilik kepentingan ) perusahaan.
2. Petani dan perusahaan pemasok bahan baku
Petani dan perusahaan berperan dalam menyediakan bahan baku. Pasokan bahan baku
yang kurang bermutu dan lambat dapat memengaruhi kinerja perusahaan. Oleh karena
itu perusahaan dan petani yang memasok bahan baku merupakan faktor yang
langsung memengaruhi keputusan bisnis. Keputusan dalam menentukan kualitas
barang dan jasa sangat bergantung pada pemasok bahan baku.
3. Organisasi pekerja yang mewakili pekerja
Organisasi atau serikat pekerja dapat memengaruhi keputusan melalui proses tawar
menawar secara kolektif. Tawar menawar tingkat upah, jaminan sosial, kesehatan,
kompensasi, dan jaminan hari tua sangat berpengaruh langsung terhadap pengambilan
keputusan. Perusahaan yang tidak melibatkan organisasi pekerja dalam mengambil
keputusan sering menimbulkan protes – protes yang mengganggu jalannya
perusahaan. Ketidakloyalan para pekerja dan protes buruh adalah akibat dari
ketidakpuasan mereka terhadap keputusan yang diambil perusahaan.
4. Pemerintah yang mengatur kelancaran aktivitas usaha
Pemerintah dapat mengatur kelancaran aktivitas usaha melalui serangkaian
kebijaksanaan yang dibuatnya. Peraturan dan perundang – undangan pemerintah
sangat berpengaruh terhadap iklim usaha. Undang – undang monopoli, hak paten, hak
cipta, dan peraturan yang melindungi dan mengatur jalannya usaha sangat besar
pengaruhnya terhadap dunia usaha.
5. Bank penyandang dana perusahaan
Bank selain fungsinya sebagai jantung perekonomian secara makro, juga berfungsi
sebagai lembaga yang dapat menyediakan dana perusahaan. Neraca – neraca
perbankan yang kurang likuid dapat memengaruhi neraca – neraca perusahaan yang
tidak likuid. Sebaliknya, Neraca – neraca perusahaan yang kurang likuid dapat
memengaruhi keputusan bank dalam menyediakan dana bagi perusahaan. Bunga
3
kredit bank dan pesyaratan yang dibuat bank penyandang dana sangat besar
pengaruhnya terhadap keputusan yang diambil dalam bisnis.
6. Investor penanaman modal
Investor penyandang dana dapat memengaruhi perusahaan melalui serangkaian
persyaratan yang diajukannya. Persyaratan tersebut akan mengikat dan sangat besar
pengaruhnya dalam pengambilan keputusan. Misalnya seperti standar tenaka kerja,
bahan baku, produk, dan aturan lainnya. Jadi loyalitas investor sangat bergantung
pada tingkat kepuasan mereka atas hasil modal yang ditanamkan.
7. Masyarakat umum yang dilayani
Masyarakat umum yang dilayani dapat memengaruhi keputusan bisnis. Mereka akan
menanggapi dan memberikan informasi tentang bisnis. Mereka juga merupakan
konsumen yang akan menentukan keputusan – keputusan perusahaan, baik dalam
menentukan produk barang dan jasa yang dihasilkan maupun teknik produksi yang
digunakan. Tanggapan terhadap operasi perusahaan, kualitas, harga, dan jumlah
barang serta layanan perusahaan memengaruhi keputusan – keputusan perusahaan.
8. Pelanggan yang membeli produk
Pelanggan yang membeli produk secara langsung dapat memengaruhi keputusan
bisnis. Barang dan jasa yang akan dihasilkan, jumlah, dan teknologi yang diperlukan
sangat ditentukan oleh pelanggan dan memegnaruhi keputusan – keputusan bisnis.

Selain kelompok – kelompok tersebut di atas, beberapa kelompok lain yang berperan dalam
perusahaan adalah para pemilik kepentingan kunci seperti manajer, direktur, dan kelompok
khusus. Semua kelompok kepentingan baik secara internal maupun eksternal oleh zimmerer
ditunjukkan pada gambar

4
PELANGGAN

SERIKAT PEKERJA KELOMPOK

KARYAWAN INVESTOR

PERUSAHAAN

DEWAN DIREKSI MANAJEMEN

KREDITOR PEMASOK

PEMERINTAH MASYARAKAT

GAMBAR : PEMILIK KEPENTINGAN KUNCI

Selain etika dan perilaku yang tidak kalah penting adalah norma etika. Menurut Zimmerer
(1996:22) ada tiga tingkatan norma etika :

1. Hukum, berlaku bagi masyarakat secara umum yang mengatur perbuatan yang boleh
dilakukan dan tidak boleh dilakukan. Hukum hanya mengatur standar perilaku
minimum.
2. Kebijakan dan prosedur organisasi, memberi arahan khusus bagi setiap orang dalam
organisasi dalam mengambil keputusan sehari – hari. Para karyawan akan bekerja
sesuai dengan kebijakan dan prosedur perusahaan.
3. Moral sikap mental individual, sangat penting untuk menghadapi suatu keputusan
yang tidak diatur oleh aturan formal. Nilai moral dn sikap mental individual biasanya
berasal dari keluarga, agama, dan sekolah. Sebagian lain yang menentukan etika
perilaku adalah pendidikan, pelatihan, dan pengalaman. Kebijakan dan aturan

5
perusahaan sangat penting terutama untuk membantu, mengurangi, dan mempertinggi
pemahaman karyawan tentang etika perilaku.

Menurut Zimmerer (1996), kerangka kerja etika dapat dikembangkan melalui tiga tahap :

1. Mengakui dimensi – dimensi etika yang ada sebagai suatu alternatif atau keputusan.
Artinya, sebelum wirausaha menginformasikan suatu keputusan etika yang dibuat,
terlebih dahulu ia harus mengakui etika yang ada.
2. Mengidentifikasi pemilik kepentingan kunci yang terlibat dalam pengambilan
keputusan. Setiap keputusan bisnis akan memengaruhi dan dipengaruhi oleh berbagai
pemilik kepentingan.
3. Membuat pilihan alternatif dan membedakan antara tanggapan etika dan bukan etika.
Ketika akan membuat pilihan alternatif tanggapan etika dan bukan etika serta
mengevaluasi dampak positif dan negatifnya, manajer akan menemukan beberapa hal
berikut :
a. Prinsip – prinsi dan etika perilaku
b. Hak hak moral
c. Keadilan
d. Konsekuensi dan hasil
e. Pembenaran publik
f. Intuisi dan pengertian / wawasan.
4. Memilih tanggapan etika yang terbaik dan mengimplementaasikannya. Pilihan
tersebut harus konsisten dengan tujuan, budaya, dan sistem nilai perusahaan serta
keputusan individu. Oleh karena itu ada tiga tipe manajer dilihat dari sudut etikanya :
1. Manajemen Tidak Bermoral. Manajemen tidak bermoral didorong oleh
kepentingan dirinya sendiri, demi keuntungan sendiri atau perusahaan. Kekuatan
yang menggerakan manajemen immoral adalah kerakusan/ketamakan yaitu berupa
prestasi organisasi atau keberhasilan personal.
2. Manajemen Amoral. Tujuan utamanya adalah laba, akan tetapi tindakannya
berbeda dengan manajemen immoral. Yang membedakannya yaitu mereka tidak
dengan sengaja melanggar hukum atau norma etika. Yang terjadi pada manajemen
amoral adalah bebas kendali dalam pengambilan keputusan, artinya mereka tidak
mempertimbangkan etika dalam mengambil keputusan.

6
3. Manajemen bermoral. Bertujuan untuk meraih keberhasilan, tetapi menggunakan
aspek legal dan prinsip – prinsip etika. Filosofi manajer bermoral selalu melihat
hukum sebagai standar minimum untuk beretika dalam perilaku.

Prinsip – prinsip Etika dan Perilaku Bisnis


Menurut pendapat Michael josephson (1998) yang dikutip oleh zimmerer (1996: 27 – 28),
secara universal, ada 10 prinsip etika yang mengarahkan perilaku, yaitu:
1. Kejujuran, yaitu penuh kepercayaan, bersifat jujur, sungguh – sungguh, terus terang,
tidak curang, tidak mencuri, tidak menggelapkan, tidak berbohong.
2. Integritas, yaitu memegang prinsip melakukan kegiatan yang terhormat, tulus hai,
berani dan penuh pendirian/keyakinan, tidak bermuka dua, tidak berbuat jahat, dan
dapat dipercaya.
3. Memelihara janji, yaitu selalu menaati janji, patut dipercaya, penuh komitmen, patuh,
tidak menginteprestasikan persetujuan dalam bentuk teknikal atau legalistic dengan
dalih ketidakrelaan.
4. Kesetiaan, yaitu hormat dan loyal kepada keluarga, teman, karyawan, dan Negara,
tidak menggunakan atau memperlihatkan informasi rahasia, begitu juga dalam suatu
konteks professional, menjaga/melindungi kemampuan untuk membuat keputusan
professional yang bebas dan teliti, dan menghindari hal yang tidak pantas serta
konflik kepentngan.
5. Kewajaran/ keadilan, yaitu berlaku adil dan berbudi luhur, bersedia mengakui
kesalahan, memperlihatkan komitmen keadilan, persamaan perlakuan individual dan
toleran terhadap perbedaan, serta tidak bertindak melampaui batas atau mengambil
keuntungan professional yang bebas dan teliti, dan menghindari hal yang tidak pantas
serta konflik kepentingan.
6. Suka membantu orang lain, yaitu saling membantu, berbaik hati, belas kasihan, tolong
– menolong, kebersamaan, dan menghindari segala sesuatu yang membahayakan
orang lain.
7. Hormat kepada orang lain, yaitu menghormati martabat orang lain, kebebasan dan hak
menentukan nasib sendiri bagi semua orang, bersopan santun, tidak merendahkan dan
memperlakukan martabat orang lain.
8. Warga Negara yang bertanggung jawab, yaitu selalu menaati hukum/aturan, penuh
kesadaran social, dan menghormati proses demokrasi dalam mengambil keputusan.
7
9. Mengejar keunggulan, yaitu mengejar keunggulan dalam segala hal, baik dalam
pertemuan personal maupun pertanggungjawaban professional, tekun, dapat
dipercaya/diandalkan, rajin penuh komitmen, melakukan semua tugas dengan
kemampuan terbaik, dan mengembangkan serta mempertahankan tingkat kompetensi
yang tinggi.
10. Dapat dipertanggungjawabkan, yaitu memiliki dan menerima tanggung jawab atas
keputusan dan konsekuensinya serta selalu memberi contoh

Cara –cara mempertahankan standar etika


1. Ciptakan kepercayaan perusahaan. Kepercayaan perusahaan dalam menetapkan
nilai –nilai perusahaan yang mendasari tanggung jawab etika bagi pemilik
kepentingan.
2. Kembangkan kode etik. Kode etik merupakan suatu catatan tentang standar
tingkah laku dan prinsip –prinsip etika yang diharapkan perusahaan dari karyawan.
3. Jalankan kode etik secara adil dan konsisten. Manajer harus mengambil
tindakan apabila mereka melanggar etika. Bila karyawan mengetahui bahwa yang
melnggar etika tidak dihukum, maka kode etik menjadi tidak berarti apa – apa.
4. Lindungi hak perorangan. Akhir dari semua keputusan setiap etika sangat
begantung pada individu. Melindungi seseorang dengan kekuatan prinsip moral dan
nilainya merupakan jaminan terbaik untuk menghindari penyimpangan etika.
5. Adakan pelatihan etika. Workshop merupakan alat untuk meningkatkan kesadaran
para karyawan.
6. Lakukan audit etika secara periodic. Audit merupakan cara terbaik untuk
mengevaluasi efektivitas system etika.
7. Pertahankan standar tinggi tentang tingkah laku, tidak hanya aturan. Standar
tingkahb laku sangat penting untuk menekankan betapa pentingnya etika dalam
organisasi.
8. Hindari contoh etika yang tercela setiap saat dan etika diawali dari atasan.
Atasan harus memberi contoh dan menaruh kepercayaan kepada bawahannya.
9. Ciptakan budaya yang menekankan komunikasi dua arah. Komunikasi dua
arah sangat penting, yaitu untuk menginformasikan barang dan jasa yang kita
hasilkan dan menerima aspirasi untuk perbaikan perusahaan.

8
10. Libatkan karyawan dalam mempertahankan standar etika. Para karyawan
diberi kesempatan untuk memberikan umpan balik tentang bagaiman standar etika
dipertahankan.

Tanggung Jawab Perusahaan


Menurut Zimmerer, ada beberapa macam pertanggungjawaban perusahaan, yaitu:
1. Tanggung jawab terhadap lingkungan. Perusahaan harus ramah lingkungan,
artinya perusahaan harus memerhatikan, melestarikan, dan menjaga lingkungan,
misalnya tidak membuang limbah yang mencemari lingkungan, berusaha mendaur
ulang limbah yang merusak lingkungan, dan menjalin komunikasi dengan kelompok
masyarakat yang ada di lingkungan sekitarnya.
2. Tanggung jawab terhadap karyawan. Tanggung jawab perusahaan terhadap
karyawan dapat diakukan dengan cara:
a. Mendengarkan dan menghormati pendapat karyawan
b. Meminta input kepada karyawan
c. Memberikan umpan balik positif maupun negative
d. Selalu menekankan tentang kepercayaan kepada karyawan
e. Membiarkan karyawan mengetahui apa yang sebenarnya mereka harapkan
f. Memberikan imbalan kepada karyawan yang bekerja dengan baik
g. Memberi kepercayaan kepada karyawan

3. Tanggung jawab terhadap pelanggan. Tanggung jawab sosisal perusahaan juga


termasuk melindungi hak – hak pelanggan yaitu:
a. Hak mendapatkan produk yang aman
b. Hak mendapatkan informasi segala aspek produk
c. Hak untuk didengar
d. Hak memilih apa yang akan dibeli
Sedangkan menurut Zimmerer(1996), hak – hak pelanggan yang harus dilindungi
meliputi:
a. Hak keamanan. Barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan harus
berkualitas dan memberikan rasa aman, demikian juga kemasannnya
b. Hak mengetahui. Konsumen berhak untuk mengetahui barang dan jasa yang
mereka beli, termasuk perusahaan yang menghasilkan barang tersebut.
9
c. Hak untuk didengar. Komunikasi dua arahh harus dibentuk, yaitu untuk
menyalurkan keluhan produk dan jasa dari konsumen dan untuk
menyampaikan berbagai informasi barang dan jasa dari perusahaan.
d. Hak atas pendidikan. Pelanggan berhak atas pendidikan, misalnya
pendidikan tentang bagaimana menggunakan dan memelihara produk
e. Hak untuk memilih. Tanggung jawab social perusahaan adaalah tidak
mengganggu persaingan dan mengabaikan undang – undang antimonopili
(antitrust)

4. Tanggung jawab terhadap investor. Tanggung jawabnya yaitu menyediakan


pengembalian investasi yang menarik, seperti memaksimumkan laba dan juga
melaporkan kinerja keuangan seakurat dan setepat mungkin.

5. Tanggung jawab terhadap masyarakat. Perusahaan harus bertanggung jawab


terhadap masyarakat sekitarnya, misalnya menyediakan pekerjaan dan menciptakan
kesehatan serta kontribusi terhadap masyarakat.

10
SIMPULAN

Etika bisnis adalah suatu kode etik perilaku pengusaha berdasarkan nilai – nilai moral dan

norma yang dijadikan tuntunan dalam membuat keputusan dan memecahkan persoalan

(Zimmerer). Kelompok pemilik kepentingan yang memengaruhi keputusan bisnis adalah Para

pengusaha dan mitra usaha, Petani dan perusahaan pemasok bahan baku, Organisasi pekerja,

pemerintah, bank, investor, masyarakat umum, pelanggan. Setiap perusahaan harus memiliki

tanggung jawab terhadap semua pihak yang bersangkutan dengan perusahaannya seperti

tanggung jawabnya terhadap lingkungan, karyawan, investor, pelanggan, masyarakat. Karena

dengan beretika bisnis yang baik selain dapat menjamin kepercayaan dan loyalitas dari semua

unsur yang berpengaruh pada perusahaan, juga sangat menentukan maju / mundurnya suatu

perusahaan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Suryana. 2003. Kewirausahaan: Pedoman Praktis, Kiat dan Proses Menuju Sukses. Jakarta:
Salemba Empat

12

Вам также может понравиться