Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Disusun Oleh :
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Salah satu aspek yang penting dalam keperawatan adalah keluarga.
Keluarga unit terkecil dalam masyarakat merupakan klien keperawatan atau si
penerima asuhan keperawatan. Keluarga berperan dalam menentukan cara asuhan
yang diperlukan anggota keluarga yang sakit. Keberhasilan keperawatan di rumah
sakit dapat menjadi sia – sia jika tidak menjadi tidak dilanjutkan oleh keluarga di
rumah. Secara empiris dapat dikatakan bahwa kesehatan anggota keluarga dan
kualitas kehidupan keluarga sangat berhubungan atau sangat signifikan.
Keluarga menempati posisi di antara individu dan masyarakat, sehingga
dengan memberikan pelayanan kesehatan kepada keluarga, perawat mendapat
dua keuntungan sekaligus. Keuntungan pertama adalah memenuhi kebutuhan
individu, dan keuntungan kedua adalah memenuhi kebutuhan masyarakat. Dalam
pemberian pelayanan kesehatan, perawat harus memperhatikan nilai – nilai dan
budaya keluarga, sehingga keluarga dapat menerima.
Pelayanan keperawatan di rumah merupakan pelayanan keperawatan yang
diberikan di tempat tinggal klien dan keluarga sehingga klien tetap memiliki
otonomi untuk memutuskan hal – hal yang terkait dengan masalah kesehatannya.
Perawat yang melakukan keperawatan di rumah bertanggung jawab untuk
meningkatkan kemampuan keluarga untuk mencegah penyakit dan pemeliharaan
kesehatan. Namun, di Indonesia belum ada lembaga ataupun organisasi perawat
yang mengatur pelayanan keperawatan di rumah secara administratif. Perawatan
yang diberikan di rumah – rumah khususnya oleh perawat komunitas masih
bersifat sukarela, belum ada pengaturan terhadap imbalan atas jasa yang
diberikan.
Pengalaman belajar klinik memberikan kemampuan kepada mahasiswa
untuk memperoleh pengalaman nyata asuhan keperawatan keluarga pada keluarga
yang mengalami masalah kesehatan dengan penerapan berbagai konsep dan teori
keperawatan keluarga serta proses keperawatan sebagai pendekatan.
2
B. Tujuan.
1. Tujuan umum :
Setelah menyelesaikan pengalaman belajar klinik mampu menerapkan asuhan
keperawatan pada keluarga yang mempunyai masalah kesehatan sesuai tugas
dan perkembangan keluarga.
2. Tujuan khusus :
Setelah menyelesaikan belajar klinik mmpu :
a. Mengidentifikasi data yang sesuai dengan masalah kesehatan
keluarga
b. Merumuskan diagnosa keperawatan keluarga sesuai dengan
maslaha kesehatan keluarga
c. Merencanakan tindakan sesuai dengan diagnosa keperawatan
d. Melaksanakan tindakan sesuai rencana yang telah ditentukan
e. Mengevaluasi pelaksanaan tindakan keperawatan
f. Mendokumentasikan asuhan keperawatan keluarga
3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar
1. Keperawatan kesehatan keluarga.
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung
karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka
hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam
peranannya masing- masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu
kebudayaan. (Salvicion G Bailon dan Aracelis Maglaya 1989).
Alasan keluarga sebagai unit pelayanan perawatan (Freeman) adalah
keluarga sebagai unit utama dari masyarakat dan merupakan lembaga yang
menyangkut kehidupan masyarakat, keluarga sebagai kelompok dapat
menimbulkan, mencegah, mengabaikan atau memperbaiki masalah-masalah
kesehatan dalam kelompoknya sendiri, masalah kesehatan dalam keluarga
saling berkaitan, penyakit pada salah satu anggota keluarga akan
mempengaruhi seluruh keluarga tersebut, keluarga merupakan perantara yang
efektif dan mudah untuk berbagai untuk berbagai usaha-usaha kesehatan
masyarakat, perawat dapat menjangkau masyarakat hanya melalui keluarga,
dalam memelihara pasien sebagai individu keluarga tetap berperan dalam
pengambil keputusan dalam pemeliharaannya, keluarga merupakan
lingkungan yang serasi untuk mengembangkan potensi tiap individu dalam
keluarga. Sedangkan tujuan perawatan kesehatan keluarga adalah
memungkinkan keluarga untuk mengelola masalah kesehatan dan
mempertahankan fungsi keluarga dan melindungi serta memperkuat pelayanan
masyarakat tentang perawatan kesehatan.
2. Type-type keluarga :
a. Keluarga inti (Nuclear family) yaitu keluarga yang terdiri dari ayah,
ibu, dan anak-anak.
4
b. Keluarga besar (Exstended family) yaitu keluarga inti ditambah
dengan sanak saudara, misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara
sepupu, paman, bibi dan sebagainya.
c. Keluarga berantai (serial family) yaitu keluarga yang terdiri dari wanita
dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga
inti
d. Keluarga duda/janda (single family) yaitu keluarga yang terjadi karena
perceraian atau kematian.
e. Keluarga berkomposisi (Composite) yaitu keluarga yang
perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama
f. Keluarga kabitas (Cahabitation) yaitu dua orang menjadi satu tanpa
pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga.
5
menentukan prioritas kebutuhan , mengidentifikasi cara untuk mememuhi
kebutuhan tersebut dan mengimplementasikan rencana yang disusun.
4. Menentukan frekuensi dan lama perawatan
Frekuensi kunjungan adalah kekerapan kunjungan yang dilakukan selama
periode waktu tertentut sedangkan lama perawatan adalah lamanya waktu
perawatan yang dilakukan di rumah.
5. Advocacy
Tanggung jawab sebagai penasehat bagi klien yang dimaksud di sini adalah
peran perawat sebagai penasehat terutama yang berhubungan dengan masalah
pembayaran yang terkait dengan pelayanan yang diberikan.
6
oleh kebutuhan – kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga serta barang –
barang yang dimiliki oleh keluarga.
Aktivitas rekreasi keluarga. Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat
kapan saja keluarga pergi bersama – sama untuk mengunjungi tempat
rekreasi tertentu namun dengan menonton TV dan mendengarkan radio
juga merupakan aktivitas rekreasi.
b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
Tahap perkembangan keluarga saat ini. Dimana ditentukan oleh
anak tertua dari keluarga inti.
Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi. Menjelaskan
bagaimana tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga serta
kendalanya.
Riwayat keluarga inti. Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan
pada keluarga inti, yang meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat
kesehatan masing – masing anggota dan sumber pelayanan yang
digunakan keluarga.
c. Pengkajian lingkungan
Karakteristik rumah. Diidentifikasi dengan melihat luas rumah, tipe
rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela, pemanfaat ruangan, peletakan
perabotan rumah, dan denah rumah.
Karakteristik tetangga. Menjelaskan mengenai karakteristik
tetangga dan komunitas setempat yang meliputi kebiasaan, lingkungan
fisik, aturan atau kesepakatan penduduk setempat, budaya yang
mempengaruhi kesehatan.
Mobilitas geografis keluarga. Mobilitas geografis keluarga yang
ditentukan dengan kebiasaan keluarga berpindah tempat.
Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat.
Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul
serta perkumpulan keluaarga yang ada.
System pendukung keluarga. Yang termasuk system pendukung
adalah jumlah anggota keluarga yang sehat, fasilitas yang dimiliki
keluarga untuk menunjang kesehatan yang meliputi fasilitas fisik,
psikologis, atau dukungan dari anggota keluarga dan fasilitas social atau
dukungan masyarakat setempat.
7
d. Struktur keluarga
Pola komunikasi keluarga. Menjelaskan mengenai cara
berkomunikasi antar anggota keluarga.
Struktur kekuatan keluarga. Kemampuan anggota keluarga
mengendalikan dan mempengaruhi orang lain untuk mengubah perilaku.
Struktur peran. Menjelaskan peran dari masingg – masing
anggota keluarga baik secara formal maupun informal.
Nilai atau norma keluarga. Menjelaskan mengenai nilai norma
yang dianut keluarga, yang berhubungan dengan kesehatna.
e. Fungsi keluarga
Fungsi afektif. Mengkaji gambaran diri anggota keluarga, perasaan
memiliki dan dimiliki keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota
keluarga lainnya, kehangatan pada keluarga dan keluarga mengembangkan
sikap salingg menghargai.
Fungsi sosialisasi. Bagaimanaa interaksi atau huubungan dalam
keluarga dan sejauhmana anggota keluarga belajar disiplin, norma atau
budaya dan perilaku.
Fungsi perawatan kesehatan. Sejauhmana keluarga menyediakan
makanan, pakaianan dan perlindungan terhadap anggota yang sakit.
Pengetahuan keluarga mengenai sehat – sakit, kesanggupan keluarga
melakukan pemenuhan tugas perawatan keluarga yaitu :
- mengenal masalah kesehatan : sejauhmana
keluarga mengenal fakta – fakta dari masalah kesehatan meliputi
pengertian, tanda dan gejala, penyebab dan yang mempengaruhi serta
persepsi keluarga terhadap masalah.
- mengambil keputusan mengenai tindakan
kesehatan yang tepat : sejauhmana keluarga mengerti mengenai sifat
dan luasnya masalah, apakah masalah dirasakan, menyerah terhadap
masalah yang dialami, takut akan akibat dari tindakan penyakit,
mempunyai sikap negative terhadap masalah kesehatan, dapat
menjangkau fasilitas kesehatan yang ada, kurang percaya terhadap
tenaga kesehatan dan mendapat informasi yang salah terhadap tindakan
dalam mengatasi masalah.
8
- merawat anggota keluarga yang sakit :
sejauhmana keluarga mengetahui keadaan penyakitnya, mengetahu
tentang sifat dan perkembangan perawatan yang dibutuhkan,
mengetahui sumber – sumber yang ada dalamn keluarga (anggota
keluarga yang bertanggung jawab, keuangan, fasilitas fisik,
psikososial), mengetahui keberadaan fasilitas yang diperlukan untuk
perawatan dan sikap keluarga terhadap yang sakit.
- memelihara lingkungan rumah yang sehat :
sejauhmana mengetahui sumber – sumbver keluarga yang dimiliki,
keuntungan/manfaat pemeliharaan lingkungan, mengetahui pentingnya
hygiene sanitasi dan kekompakan antar anggota keluarga.
- menggunakan fasilitas atau pelayanan kesehatan
di masyarakat : apakah keluarga mengetahui keberadaan fasilitas
kesehatan, memahami keuntungan yang diperoleh dari fasilitas
kesehatan, tingkat kepercayaan keluarga terhadap petugas kesehatan
dan fasilitas kesehatan tersebut terjangkau oleh keluarga.
Fungsi reproduksi. Mengkaji berapa jumlah anak, merencanakan
jumlah anggota keluarga, metode apa yang digunakan keluarga dalam
mengendalikan jumlah anggota keluarga.
Fungsi ekonomi. Mengkaji sejauhmana keluarga memenuhi
kebutuhan sandang, pangan dan papan, dan memanfaatkan sumber yang
ada di masyarakat dalam upaya meningkatkan status kesehatan keluarga.
f. Stres dan koping keluarga
Stressor jangka pendek yaitu yang dialami keluarga yang
memerlukan penyelesaian dalam waktu + 6 bulan dan jangka panjang yaitu
yang memerlukan penyelesaian lebih dari 6 bulan.
Kemampuan keluargaa berespon terhadap situasi atau stressor.
Mengkaji sejauhmana keluarga berespon terhadap situasi atau stressor.
Strategi koping yang digunakan. Strategi koping apa yang
digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan.
Strategi adaptasi disfungsional. Dijelaskan mengenai adaptasi
disfungsional yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan.
g. Pemeriksaan fisik
9
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluargaa.
Metode yang digunakan pada pemeriksaan, tidak berbeda dengan
pemeriksaan fisik di klinik.
h. Harapan keluarga
Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga
terhadap petugas kesehatan yang ada.
2. Perumusan diagnosis keperawatan keluarga.
Diagnosis keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan data yang
didapatkana pada pengkajian. Tipologi dari diagnosis keperawatan :
a. Aktual (terjadi deficit atau gangguan
kesehatan).
Dari hasil pengkajian didapatkan data mengenai tanda dan gejala dari
gangguan kesehatan.
b. Resiko (ancaman kesehatan)
Sudah ada data yang menunjang namun belum terjadi gangguan.
c. Potensial (keadaan sejahtera atau
“wellness”)
Suatu keadaan dimana keluarga dalam keadaan sejahtera sehingga
kesehatan keluarga dapat ditingkatkan.
Dalam satu keluarga perawat dapat menemukan lebih dari satu diagnosa
keperawatan. Untuk menentukan prioritas terhadap diagnosa keperawatan
keluarga yang ditemukan dihitung dengan menggunakan skala prioritas.
3. Perencanaan keperawatan keluarga.
Perencanaan keperawatan keluarga terdiri dari penetapan tujuan yang
mencakup tujuan umum dan tujuan khusus serta dilengkap dengan criteria dan
standar. Criteria dan standar merupakan pernyataan spesifik tentang hasil yang
diharapkan dari setiap tindakan keperawatan berdasarkan tujuan khusus yang
ditetapkan.
4. Tahapan tindakan keperawatan keluarga.
Tindakan keperawatan keluarga mencakup hal – hal dibawah ini :
a. Menstimulasi kesadaran atau
penerimaan keluarga mengenai masalah dan kebutuhan kesehatan dengan
cara memberika informasi, mengidentifikasi kebutuhan dan harapan
10
tentang kesehatan, dan mendorong sikap emosi yang sehat terhadap
masalah.
b. Menstimulais keluarga untuk
memutuskan cara perawatan yang tepat dengan cara mengidentifikasi
konsekwensi tidak melakukan tindakan, mengidentfikasi sumber – sumber
yang dimiliki keluarga dan mendiskusikan tentang konsukensi tiap
tindakan.
c. Memberikan kepercayaan diri dalam
merawat anggota keluarga yang sakait dengan cara mendemonstrasikan
cara perawatan, menggunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah dan
mengawasi keluarga melakukan perawatan.
d. Membantu keluarga untuk menemukan
cara bagaimana membuat lingkungan menjadi sehat dengan cara
menemukan sumber – sumber yang dapat digunakan keluarga dan
melakukan perubahan lingkungan keluarga seoptimal mungkin.
e. Memotivasi keluarga untuk
memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada dengan cara mengenakan
fasilitas kesehatan yang ada dilingkungan keluarga dan membantu
keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada.
5. Tahap evaluasi
Sesuai rencana tindakan yang telah diberikan, dilakukan penilaian untuk
melihat keberhasilannya. Bila tidak/belum berhasil perlu disusun rencana baru
yang sesuai. Semua tindakan keperawatan mungkin tidak dapat dilakukan
dalam satu kali kunjungan ke keluarga. Untuk itu dapat dilaksanakan secara
bertahap sesuai dengan waktu dan kesediaan keluarga. Tahapan evaluasi dapat
dilakukan secara formatif dan sumatif. Evaluasi formatif adalah evaluasi yang
dilakukan selama proses asuhan keperawatan sedangkan evaluasi sumatif
adalah evaluasi akhir.
11
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian Keluarga
Tanggal Pengkajian : 22 Juni 2016
Data Umum :
Nama Kepala Keluarga : Tn A
Umur : 68 Tahun
Alamat : Dasan Baru
Pekerjaan : Tani.
Pendidikan Kepala Keluarga :SMA
1. Komposisi Keluarga :
Genogram :
12
Keterangan :
Laki – Laki = = Keturunan
Pernikahan = =Pasien
2. Tipe keluarga.
Keluarga inti terdiri dari Tn. A, Ny. M dan Tn. A yang merupakan anak
kandung yang terakhir.
3. Agama.
Seisi keluarga menganut agama Islam.
4. Status sosial ekonomi keluarga.
a. Anggota yang keluarga yang mencari nafkah : Dahulunya Tn. A, yang
berkerja sebagai buruh tani.
b. Penghasilan : Rp 1.000.000,-
c. Upaya lain : Tidak ada
d. Harta benda yang dimiliki ( perabotan transportasi, dll ) : rumah, Tv,
kursi, serta lemari –lemari.
e. Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan : keluarga mengatakan
kebutuhan tiap bulan yang dikeluarkan hanya buat makan dan keperluan
sehari –hari saja, kurang lebih Rp.1.000.000 perbulan.
5. Aktifitas rekreasi keluarga.
Berkumpul bersama dengan anak dan cucu (anak sulung bertetangga) karena
mereka tidak mempunyai TV.
13
3. Riwayat keluarga sebelumnya :
Tidak ada anggota keluarga dari Tn A maupun Ny. M yang menderita penyakit
keturunan ataupun kelainan.
C. Lingkungan
1. Karakteristik rumah :
a. Luas rumah 32 m2 dengan panjang 8 m dan lebar 4 m. terdiri dari 1 kamar
tamu, 4 kamar tidur, 1 dapur yang disekat tengah untuk kamar makan, 1
kamar mandi jadi satu dengan WC.
b. Tipe rumah permanen.
c. Kepemilikan : milik sendiri
d. Ventilasi : Jendela rumah terdapat diruang tamu dengan posisi menghadap
ke timur, sedangkan kamar tidur tidak berjendela. Secara umum sistem
ventilasi di kamar tidur dan ruang tengah sangat kurang.
e. Sumber air minum dari PAM.
f. Sumber air bersih untuk memcuci digunakan sumur.
g. Kebiasaan memasak menggunakan kompor .
h. Lantai rumah terbuat dari semen dengan keadaan sudah mulai rusak.
Denah rumah : ruang Km. Km.
t tamu tidur tidur
e
r
a
s Km. Km. dapur
tidur tidur KM/
WC
14
2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW :
Keluarga Tn A bertetangga dengan anak sulungnya. Semua tetangga
beragama Islam dari suku sasak asli yang taat beribadah Kebiasaan kerja
bakti dilakukan bersama sebulan sekali. Hubungan dengan tetangga akur
selalu. Kunjung mengunjung dilakukan bila hari raya agama.
3. Mobilitas geografis keluarga :
Keluarga ini tidak pernah berpindah-pindah tempat tinggal. Tn A sekeluarga
kebanyakan berada di rumah .
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat :
Keluarga Tn A dan Ny. M aktif dalam kegiatan ngaji.
5. Sistem pendukung keluarga :
Tn. A sekeluarga hidup dari pekerjaannya sebagai petani dan anak
bungsunya ikut bertani. Untuk biaya pengobatannya kadang-kadang dibantu
oleh anak – anaknya.
D. Struktur Keluarga
1. Pola komunikasi keluarga :
Tn A sekeluarga mengatakan komunikasi keluarga dilakukan secara terbuka.
2. Struktur peran keluarga :
Tn A mengatakan dirinya sudah tua dan sakit-sakitan. Oleh karena itu tidak
mempunyai peran khusus untuk merubah perilaku orang lain di masyarakat.
Kecuali terhadap anak-anak yang sering diingatkan untuk menjaga pergaulan
yang baik agar tidak terjerumus dalam perbuatan yang merusak citra keluarga.
3. Struktur peran (formal dan informal) :
Tn A hanya sebagai anggota masyarakat biasa.
4. Nilai dan norma keluarga :
Keluarga memandang sakit disebabkan oleh penyakit, bukan karena faktor
lainnya. Menurut Tn. A hal magis memang ada tetapi tidak terlalu
diperhitungkannya karena selama ini keluarganya tidak pernah menyusahkan
orang lain. Menurut Tn A sekeluarga kita harus teguh pada keyakinan agama.
Oleh karena itu keluarganya sering berobat ke sarana kesehatan bila sakit.
E. Fungsi Keluarga
15
1. Fungsi afektif :
Menurut Tn A dan keluarga, mereka memandang dirinya masing-masing
layaknya manusia normal lainnya. Kecuali Ny. M mengatakan dirinya
semakin tua dan sakit-sakitan .
2. Fungsi sosial :
Menurut keluarga, kehidupan mereka tidak lepas dari corak lingkungan
agamis muslim yang taat pada aturan ibadah, organisasi dan aktivitas
keagamaan.
3. Fungsi perawatan kesehatan :
Secara umum keluarga masih belum mampu mengenal penyakit yang diderita
Ny. M (kaki bengkak, pinggang sakit, BAK terganggu dan kadang leher kaku,
kemampuan memberikan perawatan pada keluarga masih kurang, kemampuan
menciptakan lingkungan yang meningkatkan status kesehatan masih kurang,
demikian juga dengan pemanfaatan sarana kesehatan sudah cukup baik tetapi
tidak konsisten.
4. Fungsi reproduksi :
Tn A mempunyai 5 orang anak dan mengatakan tidak mungkin punya anak
lagi.
5. Fungsi ekonomi :
Tn A dan keluarga mengatakan kondisi ekonomi keluarga seperti keadaan saat
ini sudah merupakan yang dialami sejak dulu sehingga tidak merasa adanya
suatu beban, oleh karena itu pemanfaatan keuangan seefisien mungkin.
16
Tn A bersama istri dan anakya selalu berdiskusi untuk memecahkan problem
keluarga dengan cara musyawarah. Selain itu mereka mengatakan, disamping
berusaha juga berpasrah pada kehendak Yang Maha Kuasa. Kalau kebutuhan
yang sangat mendesak, keluarga selalu minta bantuan.
4. Strategi adaptasi disfungsional :
Menurut Tn. A, dalam menghadapi permasalahan keluarga selalu
menyerahkan atau pasrah kepada Tuhan Yang Maha Esa.
G. Pemeriksaan Fisik.
NO VARIABEL NAMA ANGGOTA KELUARGA
Tn. A Ny.M Tn. A
1 Riwayat saat ini - - -
2 Keluhan yang - - -
dirasakan
3 Tanda dan gejala - - -
4 Riwayat penyakit - - -
sebelumnya
5 Tanda-tanda vital 160/100 mmHg 110/60 mmHg 120/80mmHg
S=36,5 S=36,5 S=36,5
RR=18 RR=21 RR=19
N=80 N=95 N=80
6 Sistem Inspeksi : Pada -
kardiovaskuler bagian dada
tidak terdapat
lesi, jaringan
parut, terlihat
iktus kordis di
mid klavikula
iktus kordis ke 5
Palpasi : teraba
iktus kordis di
mid clavikula
interkosta ke 5
JVP : 6 cm
Perkusi :
batas jantung
interkosta ke 2-5
strenum kiri,
interkosta 2-3
sternum kanan
Auskultasi
7 Sistem Respirasi - - -
8 System GI Tract - - -
9 System - - -
Persyarafan
System - mengeluh pinggang -
17
10 Muskulokeletal sakit, kadang leher
kaku. Kaki kiri dan
kanan nampak
bengkak dan
telapak kaki kiri
ada luka akibat
menginjak paku
11 Sistem Genetalia - - -
I. Harapan Keluarga.
Tn A dan keluarga berharap sesekali petugas puskesmas mau berkunjung seperti
ini sehingga keluarganya bisa memahami kesehatan. Selain itu pengobatan di
puskesmas atau pelayanan posyandu lansia kalau bisa lebih sering.
B. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan analisa data di atas maka diagnosa keperawatan keluarga yang
muncul pada keluarga Tn A adalah :
1. Resiko tinggi bertambah parahnya sakit Tn. A berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarganya yang menderita
sakit.
2. Resiko tinggi bertambah parahnya sakit Tn. A berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah penyakit yang diderita Tn. A.
3. Resiko tinggi terjadi penyakit : diare, ISPA pada anggota keluarga Tn. A
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memelihara lingkungan
rumah yang menunjang kesehatan
C. Skoring
Untuk menentukan prioritas masalah dalam rencana perawatan keluarga Tn
A maka terlebih dahulu dibuat skor untuk menentukan prioritas masalah kehatan
sebagai berikut :
Diagnosa keperawatan :
Resiko tinggi bertambah parahnya sakit Tn. A berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah penyakit yang diderita Tn. A.
No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
1. Sifat masalah 3/3 x 1 1 Masalah adalah keadaan
kurang/tidak sehat dan memerlukan
tindakan segera.
18
2. Kemungkinan 2/2 x 2 2 Sumber-sumber yang ada dan
masalah dapat tindakan untuk memecahkan
diubah masalah dapat dijangkau keluarga.
3. Potensi untuk 3/3 x 1 1 Masalah dapat dicegah untuk tidak
mencegah memperburuk keadaan dapat
masalah dilakukan Tn. A dan keluarga
dengan memahami penyakit yang
diderita Tn. A
4. Menonjolnya ½x1 1/2 Keluarga menyadari adanya masalah
masalah tetapi tidak didukung dengan
pemahaman yang adekuat tentang
penyakit.
Total Skor 4 1/2
Diagnosa keperawatan :
Resiko tinggi bertambah parahnya sakit Tn. A berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarganya yang menderita sakit.
.
No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
1. Sifat masalah 2/3 x 1 2/3 Masalah dianggap mengancam
kesehatan sehingga perlu ditangani
2. Kemungkinan 2/2 x 2 1 Sumber-sumber yang ada dan tindakan
masalah dapat untuk memecahkan mudah dijangkau
diubah keluarga.
3. Potensi untuk 3/3 x 1 1 Masalah dapat dicegah untuk tidak
mencegah memperburuk keadaan Tn A dan
masalah keluarga mampu merawat Tn A
4. Menonjolnya 2/2 x 1 1 Keluarga menyadari merupakan
masalah masalah berat sehingga harus segera
ditangani
Total Skor 3 2/3
Diagnosa keperawatan :
Resiko tinggi terjadi penyakit : diare, ISPA pada anggota keluarga Tn. A
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memelihara lingkungan rumah
yang menunjang kesehatan
No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
1. Sifat masalah 2/3 x 1 2/3 Masalah dianggap mengancam
kesehatan sehingga perlu ditangani.
2. Kemungkinan 1/2 x 2 1 Sumber-sumber yang ada dan tindakan
masalah dapat untuk memecahkan masalah hanya
diubah sebagian dijangkau keluarga
3. Potensi untuk 2/3 x 1 2/3 Masalah dapat dicegah untuk tidak
mencegah memperburuk keadaan dapat
19
masalah dilakukan keluarga dengan memahami
kemungkinan penyakit yang akan
diderita
4. Menonjolnya 0/2 x 1 0 Keluarga tidak menyadari adanya
masalah masalah dan tidak didukung dengan
pemahaman yang adekuat tentang
penyakit.
Total Skor 2 1/3
20
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
21
keperawatan tinggi pada akibat tekanan 3. Kaji tindakan yang pernah dilakukan bila Ibu Rukia
pasien tidak pembuluh darah darah tinggi mengalami serangan.
mengalami halus. pada pembuluh 4. Diskusikan dengan keluarga tentang akibat peny. Hipertensi
komplikasi/peca - Dapat darah halus. pada pembuluh darah.
hnya pembuluh menyebutkan - Klien dan 5. Diskusikan dengan keluarga tentang bagian tubuh yang rawan
darah halus. bagian tubuh yang keluarga dapat terjadi pembuluh darah pecah.
rawan terjadi menyebutkan 6. Diskusikan alternatif yang dapat dilakukan untuk mencegah
pecahnya pembuluh bagian tubuh terjadinya komplikasi.
darah. yang rawan 7. Berikan kesempatan keluarga menanyakan penjelasan yang
- Dapat terjadi pecahnya telah diberikan setiap kali diskusi.
menyebutkan upaya pembuluh darah. 8. Berikan penjelasan ulang bila ada penjelasan yang belum
untuk mencegah - Klien dan dimengerti.
terjadinya keluarga dapat 9. Evaluasi secara singkat terhadap topik yang didiskusikan
komplikasi. menyebutkan dengan keluarga.
upaya untuk 10. Berikan pujian terhadap kemampuan yang diungkapkan
mencegah keluarga
terjadinya 11. setiap kali diskusi.
komplikasi.
22
IMPLEMENTASI
Hari/ Paraf
Diagnose keperawatan Implementasi
Tanggal/ Jam
1. Kurangnya pengetahuan keluarga tentang, gejala,Penyuluhan tentang :
penyebab, pencegahan dan penatalaksanaan penyakit
- pengertian hepertensi
hipetensi berhubungan dengan Ketidakmampuan - Penyebab hiper tensi
keluarga merawat anggota keluarga yang menderita
- Tanda dan gejala hipertensi
penyakit hipertensi
- Faktor resiko hipertensi
- Akibat hipertensi
- Upaya pencegahan hipertensi
- Diet rendah garam.
2. Resiko terjadi kesalahan dalam penatalaksanaan Memberi penyuluhan tentang akibat
penyakit hipertensi berhubungan dengan pecahnya pembuluh darah karena
ketidakmampuan keluarga dalam menggunakan hipertensi.
fasilitas kesehatan secara optimal.
23
EVALUASI
24
BAB IV
PEMBAHASAN
25
Sedangkan pada Bab III adapun diagnosa keperawatan yang muncul
adalah sebagai berikut
1. Ketidaktahuan keluarga memngenal masalah nutrisi sebagai
salah satu penyebab terjadinya penyakit hipertensi berhubungan dengan
kurangnya pengetahuan tentang cara pengaturan diet yang benar.
2. Ketidaksanggupan keluarga untuk memilih tindakan yang tepat
dalam pengeturan diet bagi klien hipertensi berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan tentang cara pengaturan diet yang benar dan selalu
mengkonsumsi makanan yang cukup banyak mengandung garam.
3. Ketidakmampuan untuk menyediakan diet khusus bagi klien
hipertensi berhubungan dengan kurang pengetahuan keluarga tentang cara
pengolahan makanan dalam jumlah yang tepat.
Dari hasil pengamatan langsung pada keluarga bahwa klien dan angota
keluarga belum tahu makanan apa saja yang dapat dikonsumsi oleh klien.
B. Perencanaan
Rencana tindakan dilaksanakan berdasarkan maasalah yang dihadapi
oleh keluarga. Ada beberapa hambatan yang dihadapi oleh penulis dalam
penyusunan asuhan keperawatan antara lain masalah yang menurut penulis
mengancam kesehatan anggota keluarga (masaalaah ketidaktahuan dalam
pengaturtan diet dan mengkonsumsi makananan yang cukup mengandung
garam ) sedangkan menurut persepsi klien dan keluarga hal tersebut tidak
mengancam kesehatannya.
Untuk mengatasi masalah tersebut penulis terus berupaya dengan
memberikan contoh-contoh sederhana dan akhirnya klien dan keluarga
menyadari kekeliruannya.
Pada bab II untuk memprioritaskan masalah menggunakan sistim
scoring untuk mempermudah prioritas masalah dan paada Bab III juga
menggunakan sistim yang sama. Skoring dipakai untuk memudahkan dalam
prioritas masalah.Pada tahap perencanaan Bab III keterlibatan keluarga sangat
penting agar dalam pelaksanaan asuhan keperawatan tidak mengalami
kesulitan.
Pada Bab II tidak ada batasan waktu evaluasi sedangkan pada Bab III
ada ketentuan waktu.
26
Pada tahap perencanaan Bab III penulis mengalami hambatan yaitu
cara pengolahan makanan yang disatukaan antara klien dan anggota keluarga
yang sehat. Keluarga tidak mengetahui akibat yangn terjdi pada klien. Untuk
mengatasi hal tersebut penulis memberikan penjelasan tentang pentingnya
pengaturan diet bagi klien hipertensi.
C. Pelaksanaan
Pelaksanaan intervensi keperawatan kepada keluarga yang angota
keluarganya menderita hipertensi sesuai rencana yang telah dibuat. Oleh
karena itu berdasarkan perencanaan yang ada, dalam pelaksanaan tidak
mengalami kesulitan serta adanya kerja sama yang baik dan saling pengertian
antara penulis dan keluarga.
Tanggapan kelurga terhadap intervensi yang diberikan adalah :
1. Diagnosa pertama
Pada perencanaan setelah diberi penjelasan diterima dan dimengerti dengan
baik oleh klien dan keluarga.
2. Diagnosa kedua
Apa yang direncanakan pada tahap pelaksanaan,keluarga mau
melaksanakan semua anjuran yang telah diberikan oleh petugas kesehatan.
3. Diagnosa ketiga
Setelah mendapatkan penjelasan,klien dan keluarga mengatakan sudah
memahami tentang cara pengolahan makanan untuk klien hipertensi .
D. Evaluasi
Dalam melaksanakan evaluasi perlu melibatkan keluarga bertujuan untuk
mengetahui apakah tujuan berhasil atau belum. Pada perencanaan sudah
dibuat criteria hasil sehingga dapat memudahkan untuk mengetahui
perkembangan hasil tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan dan
membuat catatan perkembangan guna menilai hasil asuhan keperawatan yang
telah dilaksakan.
27
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus penulis akhirnya
dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Tahap pengkajian
Tahap pengkajian meliputi pengumpulan data,a nalisa data dan
penentuan diagnosa keperawatan ,yang merupakan tahap penentuan
keberhasilan dari asuhan keperawatan keluarga
2. Tahap perencanaan .
Dalam menyusun rencana ,perawat harus memperhatikan sumber yang
ada pad keluarga dan factor yang dapat menghambat keberhasilan tujuan ,oleh
sebab itu keterlibatan keluarga sangat diperlukan dalan rencana tindakan
keperawatan sesuai dengan potensi dan kemampuan keluarga juga batasan
waktu dari masing –masing rencana tersebut yang dapat membantu dalam
mengevaluasi setelah diintervensi.
3. Tahap pelaksanaan
Dalam pelaksanan asuhan keperawatan dilakukn sesuai rencana yang
telah disusun bersama keluarga.
Perawat perlu memberikan kesempatan kepada keluarga untuk mengembang
kan kemampuan dalam melaksanakan tugas-tugas kesehatan.
4. Tahap evaluasi
Evalusi merupakan tahap akhir dari asuhan keperawatan yang mencatat
semua perkembangan dari kegiatan asuhan keperawatan keluarga yang
anggotanya menderita penyakit hipertensi serta memantau hasil dari intervensi
yang dilakukan oleh penulis dan hasil kunjungan lanjutan dari petugas
puskesmas Banyumulek .
28
B. Saran
Dari hasil pengamatan penulis nasih ada masalah yang belum teratasi,maka
adapun saran yang disampaikan oleh penulis adalah sebagai berikut :
1. Kepada keluarga
a. Hendaknya keluarga memanfaatkan sebaik
mungkin kunjungan rumah yang dilakukan oleh petugas kesehatan.
b. Hendaknya keluarga melaksanakan perannya
untuk merawat ny.S.sesuai anjuran petugas kesehatan berdasarkan pada
kemampuannya.
c. Keluarga hendaknya menanam tanaman obat
keluarga minimal dapat menggunakannya.
d. Klien pergi berobat kesarana kesehatan secara
teratur.
2. Kepada petugas kesehatan keluarga (petugas puskesmas )
a. Karena klien ny.S.berobat kurang teratur ,diharapkan petugas kesehatan
dapat melakukan kunjungan rumah yang lebih efektif.
b. Dalam penentuan dan prioritas masalah dihrpkan bersama keluarga.
c. Dalam perencanaan dan pelaksanaan asuhan keperawatan disesuaikan
dengn sumber dana yang pada keluarga tuan Is.
d. Bila klien jarang datang ke puskesmas, diharapkan petugas kesehatan
keluarga dapat melakukan kunjungan rumah.
29