Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
I. PENGERTIAN
1.1 Post Partum
Post partun / puerperium adalah masa dimana tubuh menyesuaikan, baik fisik maupun
psikososial terhadap proses melahirkan. Dimulai segera setelah bersalin sampai tubuh
menyesuaikan secara sempurna dan kembali mendekati keadaan sebelum hamil ( 6
minggu ).
Masa post partum dibagi dalam tiga tahap:
1.1.1 Immediate post partum dalam 24 jam pertama
1.1.2 Early post partum period (minggu pertama) dan
1.1.3 Late post partum period ( minggu kedua sampai minggu ke enam).
Potensial bahaya yang sering terjadi adalah pada immediate dan early post partum period
sedangkan perubahan secara bertahap kebanyakan terjadi pada late post partum periode.
a) Pembukaan lengkap
1.3.1 Mangkuk dapat dipasang waktu kepala masih agak tinggi, Hodge III atau
1.3.2 Tidak perlu diketahui posisi kepala dengan tepat, mangkuk dapat dipasang pada
belakang kepala, samping kepala ataupun dahi
serviks. Disamping itu mangkuk tidak boleh terpasang lebih dari ½ jam
akum
a)
dapat dipakai apabila ada indikasi untuk melahirkan anak dengan cepat
(gawat janin).
b)
14
c)
10
d)
untuk mengejan
14
akum
1)
Mangkuk tidak boleh dipasang pada ubun
ubun besar
2)
angsur
3)
Mangkuk dengan tekanan negatif tidak boleh terpasang lebih dari ½ jam
4)
Penarikan waktu ekstraksi hanya dilakukan pada waktu ada his dan ibu
mengedan
5)
Apabila kepa
yang terbesar
6)
7)
1
7
akum
a)
Terhadap ibu
b)
11
akum
16
1)
Duk steril untuk menutupi bagian operasi
2)
Alat resusitasi
Partus pak
Tempat plasenta.
15
1.
Mangkuk
(cup)
dua macam mangkuk yaitu mangkuk yang terbuat dari bahan logam dan
traumatis d
12
(point of direction)
menghi
14
2.
Rantai p
enghubung
3.
Pipa pen
hubung
Terbuat dari karet atau plastik yang lentur yang tidak akan berkerut oleh
4.
Botol
Pada botol ini terdapat tutup yang mempunyai tiga saluran yaitu :
1.
Saluran manometer
2.
3.
Saluran menuju ke pompa penghi
sap
aktor
–
faktor yang berperan dalam proses p
ersalinan
Faktor
–
faktor yang berperan dalam proses persalinan adalah faktor yang
berasal dari kondisi ibu sendiri dalam
menghadapi persalinan dan kondisi janin
dalam kandungan, yaitu :
1.
Faktor kekuatan his
(power)
His yang baik terdiri dari kontraksi yang simetris, adanya dominasi di
fundus uteri, dan sesudah itu terjadi relaksasi.
Kesulitan dalam proses
p
ersalinan karena ke
lainan his yaitu karena
his yang tidak normal, sehingga
menghambat kelancaran proses persalinan. Faktor yang memegang peran
penting dalam kekuatan his antara lain faktor herediter, emosi, ketakutan,
salah pimpin persalinan.
1,2
5
2.
Faktor Jalan lahir
(passeg
e)
Faktor jalan lahir yang dapat berpengaruh terhadap terjadinya persalinan
tindakan antara lain: ukuran panggul sempit, kelainan pada vulva, kelainan
vagina, kelainan serviks uteri dan ovarium.
1,2
5
3.
Faktor Bayi (
passenger
)
Faktor bayi atau janin sangat
berpengaruh terhadap proses persalinan.
Penyulit persalinan yang disebabkan oleh bayi antara lain :
1,2
6
a)
Kelainan pada letak kepala
b)
Letak sungsang
c)
Letak melintang
d)
Presentasi ganda
24
e)
Kelainan bentuk dan besar janin
2.4 Karakteristik ibu yang bersalin dengan
ekstraksi vakum dan forsep
A. Faktor i
bu
1.
Umur
Pada umur ibu kurang dari 20 tahun rahim , organ
-
organ
reproduksi belum berfungsi dengan sempurna. Akibatnya apabila ibu
hamil pada umur ini mungkin mengalami persalinan lama atau macet,
karena ukuran ke
pala bayi lebih besar sehingga tidak dapat melewati
panggul. Selain itu, kekuatan otot
–
otot perinium dan otot
–
otot perut
belum bekerja secara optimal sehingga sering terj
adi persalinan lama
atau macet
yang memerlukan tindakan seperti ektraksi vakum da
n
forseps.
24
Sedangkan pada umur ibu yang lebih dari 35 tahun,kesehatan ibu
sudah mulai menurun seperti terjadinya tekanan darah tinggi,
gestasional diabetes (diabetes yang berkembang selama kehamilan),
jalan lahir kaku, sehingga rigiditas tinggi.
24
25
2.
Paritas
Paritas adalah jumlah anak yang dilahirkan ibu. Pada ibu dengan
primipara (wanita yang melahirkan bayi hidup pertama kali)
kemungkinan terjadinya kelainan dan komplikasi cukup besar baik
pada kekuatan his
(power),
jalan lahir
(passage)
dan kondisi janin
(passager)
karena pengalaman melahirkan belum pernah dan
informasi yang kurang tentang persalinan dapat pula mempengaruhi
proses pesalinan. Wanita nulipara (belum pernah melahirkan bayi
hidup) mempunyai peningkatan risiko sebesar 5,6 kal
i untuk
persalinan dengan bantuan ekstraksi vakum dibandingkan dengan
wanita multipara dan juga peningkatan risiko sebesar 2,2 kali untuk
terjadinya robekan perinium.
2
5
3.
Jarak kehamilan dengan sebelumnya
Seorang wanita yang hamil dan melahirkan kembali
dengan jarak
yang pendek dari kehamilan sebelumnya, akan memberikan dampak
yang yang buruk terhadap kondisi kesehatan ibu dan bayi. Hal ini
disebabkan, karena bentuk dan fungsi organ reproduksi belum kembali
dengan sempurna. Sehingga fungsinya akan tergang
gu apabila terjadi
kehamilan dan persalinan kembali. Sedangkan jarak kehamilan yang
terlalu jauh berhubungan dengan bertambahnya umur ibu. Sehingga
26
kekuatan fungsi
–
fungsi otot uterus dan otot panggul melemah , hal
ini sangat berpengaruh pada proses per
salinan apabila terjadi
kehamilan lagi. Kontraksi otot
–
otot uterus dan panggul yang lemah
menyebabkan kekuatan his pada proses persalinan tidak adekuat,
sehinnga banyak terjadi partus lama.
21
4. Penyulit kehamilan dan persalinan
Seorang ibu yang memilik
i penyakit
–
penyakit kronik sebelum
kehamilan, seperti paru,ginjal,jantung,diabetes militus dan lainnya
akan sangat mempengaruhi proses kehamilan dan memperburuk
keadaan pada saat proses persalinan. Ibu yang hamil dengan kondisi
penyakit ini termasuk dala
m kehamilan resiko tinggi.
2
B.
Pemeriksaan Kehamilan
Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan yang diberikan
kepada ibu selama masa kehamilannya sesuai dengan standart pelayanan
antenatal seperti yang ditetapkan.
Standa
rd pelayanan antenatal
menurut D
epkes RI pada pemeriksaan dan
pemantauan baik pada kunjungan pertama atau kunjungan ulang, apabila
dilakukan dengan baik dan dicatat semua temuan pada buku KIA atau
kartu ibu maka faktor risiko dapat diketahui. Oleh karena itu, apabila
pelayanan d
an perawatan antenatal baik sesuai standard WHO, maka
27
faktor resiko pada kehamilan dapat terdeteksi sedini mungkin, sehingga
penyulit dalam proses persalinan dapat diminimalkan.
2
6
C.
Status Ekonomi
Status ekonomi masyarakat yang sering dinyatakan dengan
p
enghasilan keluarga, yang berkaitan dengan kemampuan masyarakat dari
segi ekonomi dalam memenuhi kebutuhan hidupnya termasuk kebutuhan
kesehatannya. Sehingga penghasilan keluarga akan mempengaruhi
kemampuan dalam memperoleh pelayanan kesehatan.
D.
Rujukan
Upaya rujukan adalah suatu upaya yang dilakukan oleh petugas
kesehatan (bidan) untuk menyerahkan tanggung jawab atas timbulnya
masalah dari suatu kasus kepada yang lebih kompeten, terjangkau dan
rasional. Rujukan yang rasional adalah rujukan yang dilakuka
n dengan
mempertimbangkan daya guna (efisien) dan hasil guna.
2
7
Macam kasus rujukan dalam bidang obstetri adalah :
1)
Rujukan Ibu Hamil R
esiko Tinggi atau Gawat Obstetri adalah proses
yang ditujukan kepada ibu hamil dengan resiko tinggi dengan kondisi
ibu
dan janin masih sehat, penderita tidak perlu segera dirujuk.
28
2)
R
ujukan Gawat Darurat Obstetri (e
mergensi) adalah rujukan yang
harus dilakukan saat itu juga dengan tujuan upaya penyelamatan ibu
atau bayi.
Menurut penelitian yang dilakukan Rusydi di RS M.
Hoesin
Palembang menyimpulkan bahwa persalinan tindakan dengan
ekstraksi vakum adalah dengan indikasi kala II lama dan forseps
indikasi terbanyak adalah preeklamsia.
7
29
BAB III
KERANGKA TEOR
I DAN KERANGKA KONSEP
3.1 Kerangka Teori
A. Faktor Ibu
1. Umur
2. Paritas
3. Jarak kehamilan
sebelumnya
4. Penyulit
kehamilan dan
persalinan
B. Pemeriksaan
kehamilan
C. Status ekonomi
D. Rujukan
D. Kasus rujukan
Faktor yang
berperan dalam
persalinan
1. Kekuatan his
2. Jalan lahir
3. Bayi
Ekstraksi Vakum &
Forsep
DAFTAR PUSTAKA
1. Mocht
2. Mose C.J
, Alamsyah M. Ilmu K
ebidanan
ama.
Med
rh
[Internet
4. Martinus G. B
edah Kebidanan M
5. Al
6. Cunningham G.F., Gant F.N., Levono J.K., Gilstrap III, C. Larry, Hayth C.J.,
7. Rusydi S.D. Tindakan Ekstraksi Vakum dan Forsep di Departemen Obstetri dan
Agustus 1999
t]. 2005
[cited 2011 Oct 5]. Available from: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan
50
8. Darmayanti A.R., Pramono B.A. Luaran Maternal dan Perinatal pada Wanita Usia
Lebih dari 35 Tahun di RSUP Dr. Kariadi Semarang tahun 2008. Eprints Undip
[Internet] . 2010
http://eprints.undip.ac.id/4733/1/Luaran_maternal.pdf
kementerian keseha
http://www.kesehatanibu.depkes.go.id/archives/99
http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press
release/1076
pertolongan
-
persalinan
oleh
tenaga
kesehatan
efektif
turunkan
aki
di
indonesia.html
[Inte
http://www.aafp.org/afp/2000/0915/p1316.html
12. Hadi R. Persalinan dengan cara ekstraksi vakum oleh bidan di RSUD DR
oedono Madiun tahun 1998. Cermin Dunia Kedokteran [Internet]. 2001 [cited
51
http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/cdk_133_obst
etri_dan_ginekologi.pdf
13.Kusumawati Y. Faktor
Diponegoro; 2006.
logi Fakultas
15.Angsar D.M. Ilmu Bedah Kebidanan: Ekstraksi Vakum dan Forsep. Jakarta: PT
1999.
Padjadjaran; 2000
vailable from:
http://www.specsurg.com/products/p
2881
elliot
obstetrical
forcep.aspx
19. Bioteque America Ine, Simpson Obstetrical Forceps [Internet]. USA: Bioteque
Ameri
52
http://www.bioteque.com/images/products/ul/fc310_311_simpson_obstetrical_forc
eps.jpg
http://photos.codman.com/images/prodLineId_6/30
5680.jpg
21.Mochtar R
http://
www.bmj.com/content/328/7451/1302.full
23.Fraser W.D., Cayer M., Soeder B.M., Turcot L., Marcoux S. Risk factor for
http://www.merckmanuals.com/home/womens_health_issues/pregnancy_at_high
risk/risk_factors_present_before_pregnancy.html
22. Definisi • Ekstraksi vakum adalah suatu persalinan buatan, janin dilahirkan dengan
ekstraksi tenaga negatif (vakum) di kepalanya. Alat ini dinamakan ekstraktor vakum atau
ventouse. • Ekstraksi vakum merupakan tindakan obstetrik yang bertujuan untuk mempercepat
kala pengeluaran dengan sinergi tenaga mengedan ibu dan ekstraksi pada bayi. Oleh karena itu,
kerjasama dan kemampuan ibu untuk mengekspresikan bayinya, merupakan faktor yang sangat
penting dalam menghasilkan akumulasi tenaga dorongan dengan tarikan ke arah yang sama.
24. Penatalaksanaan Persiapan Tindakan : Persiapkan ibu dalam posisi litotomi, kosongkan
kandung kemih dan rektum, bersihkan vulva dan perineum dengan antiseptik, dan beri infus bila
diperlukan.
28. PEMERIKSAAN FISIK • Tanda-tanda vital : Tekanan darah, nadi, pernapasan, dan suhu.
• Eliminasi : Retensi urine, Makanan/cairan. • Seksualitas : adanya laserasi servik uteri dan
vagina Pada janin/bayi : • DJJ sebelum forsep dipasang. • DJJ sebelum traksi dipasang setelah
forsep dipasang. • Fraktur tengkorak, subdural hematoma, edema. • Perdarahan intrakranial •
Adanya lecet dan abrasi pada pemasangan bilah/laserasi kulit kepala. • Paralisis facial
33. Diagnosa 2 : Resti infeksi b.d prosedur invasif, kerusakan kulit, penurunan Hb, pemajanan
terhadap patogen. Tujuan : • Bebas dari infeksi. • Pencapaian tepat waktu dalam pemulihan luka
tanpa komplikasi.
34. INTERVENSI RASIONAL Tinjau ulang kondisi/faktor risiko yang ada sebelumnya.
Kondisi dasar ibu, seperti diabetes atau hemoragi, menimbulkan potensial risiko infeksi atau
penyembuhan luka yang buruk. Infeksi dapat mengubah penyembuhan luka. Kaji terhadap
tanda/gejala infeksi (mis. peningkatan suhu, nadi, jumlah sel darah putih, atau bau/warna rabas
vagina. Berikan perawatan perineal sedikitnya setiap 4 jam. Menurunkan resiko infeksi asenden.
Catat hemoglobin (Hb) dan hematokrit (Ht), catat perkiraan kehilangan darah selama prosedur
pembedahan. Risiko infeksi pasca-melahirkan dan penyembuhan buruk meningkat bila kadar Hb
rendah dan kehilangan darah berlebihan. Berikan antibiotik spektrum luas parenteral pada
praoperasi. Antibiotik profilaktik dapat dipesankan untuk mencegah terjadinya proses infeksi,
atau sebagai pengobatan pada infeksi yang teridentifikasi.
Alat yang umumnya digunakan adalah vacum ekstraktor dari malmstrom.prinsip dari cara ini
adalah bahwa kita mengadakan suatu vacum ( tekanan negative ) melalui suatu cup pada kepala
bayi. Dengan demikian akan timbul kaput secara artivisiil dan cup akan melekat erat pada kepala
bayi.
1. Mangkok ( cup )
Mangkok ini dibuat untuk membuat kaputsuksedenium buatan sehingga mangkuk dapat
mencekam kepala janin. Sekarang ini terdapat dua macam mangkuk yaitu mangkuk yang
terbuat dari baha logam dan plastic. Beberapa laporan menyebutkan bahwa mangkuk
plastik kurang traumatis disbanding dengan mangkuk logam. mangkuk umumnya
berdiameter 4 cm sampai dengan 6 cm. pada punggung mangkuk terdapat:
Pada vacuum bagian depan terdapat logam/ plastic yang berlubang untuk menghisap
cairan atau udara.
2. Rantai Penghubung
Rantai mangkuk tersebut dari logam dan berfungsi menghubungkan mangkuk denga
pemegang.
3. Pipa Penghubung
Terbuat dari pipa karet atau plastic lentur yang tidak akan berkerut oleh tekanan
negative.pipa penghubung berfungsi penghubung tekanan negative mangkuk dengan
botol.
4. Botol
Merupakan tempat cadangan tekanan negatif dan tempat penampungan cairan yang
mungkin ikut tersedot ( air ketuban, lendir servicks, vernicks kaseosa, darah, dll )
1. Saluran manometer
2. Saluran menuju ke mangkuk
3. Saluran menuju ke pompa penghisap
5. Pompa penghisap
1. Ibu dalam posisi litotomi dan dilakukan disinfeksi daerah genetalia ( vulva toilet ).
Sekitar vulva ditutup dengan kain steril
2. Setelah semua alat ekstraktor terpasang, dilakukan pemasangan mangkuk dengan
tonjolan petunjuk dipasang di atas titik petunjuk kepala janin. Pada umumnya dipakai
mangkuk dengan diameter terbesar yang dapat dipasang.
3. Dilakukan penghisapan dengan tekanan negative -0,3 kg/cm2 kemudian dinaikkan -0,2 kg
/cm2 tiap 2 menit sampai mencapai -0,7 kg/cm2. maksud dari pembuatan tekanan negative
yang bertahap ini supaya kaput suksedaneum buatan dapat terbentuk dengan baik
4. Dilakukan periksa dalam vagina untuk menemukan apakah ada bagian jalan lahir atau
kulit ketuban yang terjepit diantara mangkuk dan kepala janin.
5. Bila perlu dilakukan anastesi local, baik dengan cara infiltrasi maupun blok pudendal
untuk kemudian dilakukan episiotomi.
6. Bersamaan dengan timbulnya his, ibu dipimpin mengejan dan ekstraksi dilakukan dengan
cara menarik pemegang sesuia dengan sumbu panggul. Ibujari dan jari telunjuk serta jari
tanan kiri operator menahan mangkuk supaya tetap melekat pada kepala janin. Selama
ekstraksi ini, jari-jari tangan kiri operator tersebut, memutar ubun-ubun kecil
menyesuaikan dengan putaran paksi dalam. Bila ubun-ubun sudah berada di bawah
simfisis, arah tarikan berangsur-angsur dinaikan ( keatas ) sehingga kepala lahir. Setelah
kepala lahir, tekanan negative dihilangkan dengan cara membuka pentil udara dan
mangkuk kemudian dilepas. Janin dilahirkan seperti pada persalinan normal dan plasenta
umumnya dilahirkan secara aktif.
D. Keuntungan Tindakan Ekstraksi Vacum
1. Cup dapat dipasang waktu kepala masih agak tinggi, H III atau kurang dari demikian
mengurangi frekwensi SC
2. Tidak perlu diketahui posisi kepala dengan tepat, cup dapat di pasang di belakang kepala,
samping kepala ataupun dahi.
3. Tarikan tidak dapat terlalu berat. Dengan demikian kepala tidak dapat dipaksakan melalui
jalan lahir. Apabila tarikan terlampau berat cup akan lepas dengan sendirinya.
4. Cup dapat di pasang meskipun pembukaan belum lengkap, misalnya pada pembukaan 8-9
cm, untuk mempercepat pembukaan.untuk ini dilakukan tarikan ringan yang kontinu
sehingga kepala menekan pada cervik. Tarikan tidak boleh terlalu kuat untuk mencegah
robekan cervik. Di samping itu cup tidak boleh terpasang lebih dari ½ jam untuk
menghindari kemungkinan timbulnya perdarahan pada otak.
5. Vacum ekstraktor dapat juga dipergunakan untuk memutar kepala dan mengadakan fleksi
kepala ( missal pada letak dahi ).
Kerugian dari tindakan vakum adalah waktu yang diperlukan untuk pemasanga cup sampai dapat
ditarik relative lebih lama ( kurang lebih 10 menit ) cara ini tidak dapat dipakai apabila ada
indikasi untuk melahirkan anak dengan cepat seperti misalnya pada fetal distress ( gawat janin )
alatnya relative lebih mahal disbanding dengan forcep biasa.
1. Terhadap Ibu
1. Robekan bibir cervic atau vagina karena terjepit kepala bayi dan cup
2. Terhadap Anak
1. Perdarahan dalam otak. Caput succedaneum artificialis akan hilang dalam
beberapa hari,
Masalah Keperawatan
H. Pathway
DAFTAR PUSTAKA