Вы находитесь на странице: 1из 11

Cara Teknis Budidaya Tanaman Sengon / Albasia / Albazia

Botani Sengon

Sengon dalam bahasa latin disebut Albazia Falcataria, termasuk famili Mimosaceae, keluarga petai – petaian. Di
Indonesia, sengon memiliki beberapa nama daerah seperti berikut :

Jawa :jeunjing, jeunjing laut (sunda), kalbi, sengon landi, sengon laut, atau sengon sabrang (jawa).

Maluku : seja (Ambon), sikat (Banda), tawa (Ternate), dan gosui (Tidore)

Bagian terpenting yang mempunyai nilai ekonomi pada tanaman sengon adalah kayunya. Pohonnya dapat
mencapai tinggi sekitar 30–45 meter dengan diameter batang sekitar 70 – 80 cm. Bentuk batang sengon bulat
dan tidak berbanir. Kulit luarnya berwarna putih atau kelabu, tidak beralur dan tidak mengelupas. Berat jenis
kayu rata-rata 0,33 dan termasuk kelas awet IV - V.

Kayu sengon digunakan untuk tiang bangunan rumah, papan peti kemas, peti kas, perabotan rumah tangga,
pagar, tangkai dan kotak korek api, pulp, kertas dan lain-lainnya.

Tajuk tanaman sengon berbentuk menyerupai payung dengan rimbun daun yang tidak terlalu lebat. Daun
sengon tersusun majemuk menyirip ganda dengan anak daunnya kecil-kecil dan mudah rontok. Warna daun
sengon hijau pupus, berfungsi untuk memasak makanan dan sekaligus sebagai penyerap nitrogen dan karbon
dioksida dari udara bebas.

Sengon memiliki akar tunggang yang cukup kuat menembus kedalam tanah, akar rambutnya tidak terlalu besar,
tidak rimbun dan tidak menonjol kepermukaan tanah. Akar rambutnya berfungsi untuk menyimpan zat nitrogen,
oleh karena itu tanah disekitar pohon sengon menjadi subur.

Dengan sifat-sifat kelebihan yang dimiliki sengon, maka banyak pohon sengon ditanam ditepi kawasan yang
mudah terkena erosi dan menjadi salah satu kebijakan pemerintah melalui DEPHUTBUN untuk menggalakan
`Sengonisasi' di sekitar daerah aliran sungai (DAS) di Jawa, Bali dan Sumatra.

Bunga tanaman sengon tersusun dalam bentuk malai berukuran sekitar 0,5 – 1 cm, berwarna putih kekuning-
kuningan dan sedikit berbulu. Setiap kuntum bunga mekar terdiri dari bunga jantan dan bunga betina, dengan
cara penyerbukan yang dibantu oleh angin atau serangga.

Buah sengon berbentuk polong, pipih, tipis, dan panjangnya sekitar 6 – 12 cm. Setiap polong buah berisi 15 –
30 biji. Bentuk biji mirip perisai kecil dan jika sudah tua biji akan berwarna coklat kehitaman,agak keras, dan
berlilin.

Habitat Sengon

Tanah

Tanaman Sengon dapat tumbuh baik pada tanah regosol, aluvial, dan latosol yang bertekstur lempung berpasir
atau lempung berdebu dengan kemasaman tanah sekitar pH 6-7.

Iklim

Ketinggian tempat yang optimal untuk tanaman sengon antara 0 – 800 m dpl. Walapun demikian tanaman
sengon ini masih dapat tumbuh sampai ketinggian 1500 m di atas permukaan laut. Sengon termasuk jenis
tanaman tropis, sehingga untuk tumbuhnya memerlukan suhu sekitar 18 ° – 27 °C.

Curah Hujan

Curah hujan mempunyai beberapa fungsi untuk tanaman, diantaranya sebagai pelarut zat nutrisi, pembentuk
gula dan pati, sarana transpor hara dalam tanaman, pertumbuhan sel dan pembentukan enzim, dan menjaga
stabilitas suhu. Tanaman sengon membutuhkan batas curah hujan minimum yang sesuai, yaitu 15 hari hujan
dalam 4 bulan terkering, namun juga tidak terlalu basah, dan memiliki curah hujan tahunan yang berkisar antara
2000 – 4000 mm.

Kelembaban

Kelembaban juga mempengaruhi setiap tanaman. Reaksi setiap tanaman terhadap kelembaban tergantung
pada jenis tanaman itu sendiri. Tanaman sengon membutuhkan kelembaban sekitar 50%-75%.
Keragaman Penggunaan dan Manfaat Kayu sengon

Pohon sengon merupakan pohon yang serba guna. Dari mulai daun hingga perakarannya dapat dimanfaatkan
untuk beragam keperluan.

Daun

Daun Sengon, sebagaimana famili Mimosaceae lainnya merupakan pakan ternak yang sangat baik dan
mengandung protein tinggi. Jenis ternak seperti sapi, kerbau, dfan kambingmenyukai daun sengon tersebut.

Perakaran

Sistem perakaran sengon banyak mengandung nodul akar sebagai hasil simbiosis dengan bakteri Rhizobium.
Hal ini menguntungkan bagi akar dan sekitarnya. Keberadaan nodul akar dapat membantu porositas tanah dan
openyediaan unsur nitrogen dalam tanah. Dengan demikian pohon sengon dapat membuat tanah disekitarnya
menjadi lebih subur. Selanjutnya tanah ini dapat ditanami dengan tanaman palawija sehingga mampu
meningkatkan pendapatan petani penggarapnya.

Kayu

Bagian yang memberikan manfaat yang paling besar dari pohon sengon adalah batang kayunya. Dengan harga
yang cukup menggiurkan saat ini sengon banyak diusahakan untuk berbagai keperluan dalam bentuk kayu
olahan berupa papan papan dengan ukuran tertentu sebagai bahan baku pembuat peti, papan penyekat,
pengecoran semen dalam kontruksi, industri korek api, pensil, papan partikel, bahan baku industri pulp kertas
dll.

Pembibitan Sengon

a) Benih

Pada umumnya tanaman sengon diperbanyak dengan bijinya. Biji sengon yang dijadikan benih harus terjamin
mutunya. Benih yang baik adalah benih yang berasal dari induk tanaman sengon yang memiliki sifat-sifat
genetik yang baik, bentuk fisiknya tegak lurus dan tegar, tidak menjadi inang dari hama ataupun penyakit. Ciri-
ciri penampakan benih sengon yang baik sebagai berikut :

Kulit bersih berwarna coklat tua

Ukuran benih maksimum

Tenggelam dalam air ketika benih direndam, dan

Bentuk benih masih utuh.

Selain penampakan visual tersebut, juga perlu diperhatikan daya tumbuh dan daya hidupnya, dengan
memeriksa kondisi lembaga dan cadangan makanannya dengan mengupas benih tersebut. Jika lembaganya
masih utuh dan cukup besar, maka daya tumbuhnya tinggi.

b) Kebutuhan Benih

Jumlah benih sengon yang dibutuhkan untuk luas lahan yang hendak ditanami dapat dihitung dengan
menggunakan rumus perhitungan sederhana berikut :

Keterangan :

Luas kebun penanaman sengon 1 hektar (panjang= 100 m dan lebar= 100 m)

Jarak tanam 3 x 2 meter

Satu lubang satu benih sengon

Satu kilogram benih berisi 40.000 butir

Daya tumbuh 60 %

Tingkat kematian selama di persemaian 15 %


Dengan demikian jumlah benih = 100 / 3 x 100/2 x 1 = 1.667 butir. Namun dengan memperhitungkan daya
tumbuh dan tingkat kematiannnya, maka secara matematis dibutuhkan 3.705 butir. Sedangkan operasionalnya,
untuk kebun seluas satu hektar dengan jarak tanam 3 x 2 meter dibutuhkan benih sengon kira-kira 92,62 gram,
atau dibulatkan menjadi 100 gram.

c) Perlakuan benih

Sehubungan dengan biji sengon memiliki kulit yang liat dan tebal serta segera berkecambah apabila dalam
keadaan lembab, maka sebelum benih disemaikan , sebaiknya dilakukan treatment guna membangun
perkecambahan benih tersebut, yaitu : Benih direndam dalam air panas mendidih (80 C) selama 15 – 30 menit.
Setelah itu, benih direndam kembali dalam air dingin sekitar 24 jam, lalu ditiriskan. untuk selanjutnya benih siap
untuk disemaikan.

d) Pemilihan Lokasi Persemaian

Keberhasilan persemaian benih sengon ditentukan oleh ketepatan dalam pemilihan tempat. Oleh karena itu
perlu diperhatikan beberapa persyaratan memilih tempat persemaian sebagai berikut :

Lokasi persemaian dipilih tempat yang datar atau dengan derajat kemiringan maksimum 5 %

Diupayakan memilih lokasi yang memiliki sumber air yang mudah diperoleh sepanjang musim ( dekat dengan
mata air, dekat sungai atau dekat persawahan).

Kondisi tanahnya gembur dan subur, tidak berbatu/kerikil, tidak mengandunh tanah liat.

Berdekatan dengan kebun penanaman dan jalan angkutan, guna menghindari kerusakan bibit pada waktu
pengangkutan.

Untuk memenuhi kebutuhan bibit dalam jumlah besar perlu dibangun persemaian yang didukung dengan sarana
dan prasarana pendukung yang memadai, antara lain bangunan persemaian, sarana dan prasarana pendukung,
sarana produksi tanaman dll. Selain itu ditunjang dengan ilmu pengetahuan yang cukup diandalkan.

Pembibitan Sengon

a) Benih

Pada umumnya tanaman sengon diperbanyak dengan bijinya. Biji sengon yang dijadikan benih harus terjamin
mutunya. Benih yang baik adalah benih yang berasal dari induk tanaman sengon yang memiliki sifat-sifat
genetik yang baik, bentuk fisiknya tegak lurus dan tegar, tidak menjadi inang dari hama ataupun penyakit. Ciri-
ciri penampakan benih sengon yang baik sebagai berikut :

Kulit bersih berwarna coklat tua

Ukuran benih maksimum

Tenggelam dalam air ketika benih direndam, dan

Bentuk benih masih utuh.

Selain penampakan visual tersebut, juga perlu diperhatikan daya tumbuh dan daya hidupnya, dengan
memeriksa kondisi lembaga dan cadangan makanannya dengan mengupas benih tersebut. Jika lembaganya
masih utuh dan cukup besar, maka daya tumbuhnya tinggi.

b) Kebutuhan Benih

Jumlah benih sengon yang dibutuhkan untuk luas lahan yang hendak ditanami dapat dihitung dengan
menggunakan rumus perhitungan sederhana berikut :

Keterangan :

Luas kebun penanaman sengon 1 hektar (panjang= 100 m dan lebar= 100 m)

Jarak tanam 3 x 2 meter


Satu lubang satu benih sengon

Satu kilogram benih berisi 40.000 butir

Daya tumbuh 60 %

Tingkat kematian selama di persemaian 15 %

Dengan demikian jumlah benih = 100 / 3 x 100/2 x 1 = 1.667 butir. Namun dengan memperhitungkan daya
tumbuh dan tingkat kematiannnya, maka secara matematis dibutuhkan 3.705 butir. Sedangkan operasionalnya,
untuk kebun seluas satu hektar dengan jarak tanam 3 x 2 meter dibutuhkan benih sengon kira-kira 92,62 gram,
atau dibulatkan menjadi 100 gram.

c) Perlakuan benih

Sehubungan dengan biji sengon memiliki kulit yang liat dan tebal serta segera berkecambah apabila dalam
keadaan lembab, maka sebelum benih disemaikan , sebaiknya dilakukan treatment guna membangun
perkecambahan benih tersebut, yaitu : Benih direndam dalam air panas mendidih (80 C) selama 15 – 30 menit.
Setelah itu, benih direndam kembali dalam air dingin sekitar 24 jam, lalu ditiriskan. untuk selanjutnya benih siap
untuk disemaikan.

d) Pemilihan Lokasi Persemaian

Keberhasilan persemaian benih sengon ditentukan oleh ketepatan dalam pemilihan tempat. Oleh karena itu
perlu diperhatikan beberapa persyaratan memilih tempat persemaian sebagai berikut :

Lokasi persemaian dipilih tempat yang datar atau dengan derajat kemiringan maksimum 5 %

Diupayakan memilih lokasi yang memiliki sumber air yang mudah diperoleh sepanjang musim ( dekat dengan
mata air, dekat sungai atau dekat persawahan).

Kondisi tanahnya gembur dan subur, tidak berbatu/kerikil, tidak mengandunh tanah liat.

Berdekatan dengan kebun penanaman dan jalan angkutan, guna menghindari kerusakan bibit pada waktu
pengangkutan.

Untuk memenuhi kebutuhan bibit dalam jumlah besar perlu dibangun persemaian yang didukung dengan sarana
dan prasarana pendukung yang memadai, antara lain bangunan persemaian, sarana dan prasarana pendukung,
sarana produksi tanaman dll. Selain itu ditunjang dengan ilmu pengetahuan yang cukup diandalkan.

Langkah-Langkah Penyemaian Benih Sengon

Terlepas dari kegiatan pembangunan dan penyediaan sarana dan prasarana pendukung maka langkah-langkah
penyemaian benih dapat dibagi benjadi tahap – tahap kegiatan sebagai berikut:

a) Penaburan

Kegiatan penaburan dilakukan dengan maksud untuk memperoleh prosentase kecambah yang maksimal dan
menghasilkan kecambah yang sehat. Kualitas kecambah ini akan mendukung terhadap pertumbuhan bibit
tanaman, kecambah yang baik akan menghasilkan bibit yang baik pula dan hal ini akan dapat membentuk
tegakan yang berkualitas.

Bahan dan alat yang perlu diperhatikan dalam kegiatan penaburan adalah sebagai berikut :

Benih

Bedeng tabur/bedeng kecambah

Media Tabur, campuran pasir dengan tanah 1 : 1

Peralatan penyiraman

Tersedianya air yang cukup


dan sebagainya.

Teknik pelaksanaan, bedeng tabur dibuat dari bahan kayu/bambu dengan atap rumbia dengan ukuran bak tabur
5 x 1 m ukuran tinggi naungan depan 75 cm belakang 50 cm.. kemudian bedeng tabur disi dengan media tabur
setebal 10 cm , usahakan agar media tabur ini bebas dari kotoran/sampah untuk menghindari timbulnya
penyakit pada kecambah.

Penaburan benih pada media tabur dilakukan setelah benih mendapat perlakuan guna mempercepat proses
berkecambah dan memperoleh prosen kecambah yang maksimal. Penaburaan dilakukan pada waktu pagi hari
atau sore hari untuk menghindari terjadinya penguapan yang berlebihan.

Penaburan ini ditempatkan pada larikan yang sudah dibuat sebelumnya, ukuran larikan tabur ini berjara 5 cm
antar larikan dengan kedalaman kira – kira 2,0 cm. Usahakan benih tidak saling tumpang tindih agar
pertumbuhan kecambah tidak bertumpuk. Setelah kecambah berumur 7 – 10 hari maka kecambah siap untuk
dilakukan penyapihan.

Penyapihan Bibit

Langkah-langkah kegiatan penyapihan bibit antara lain adalah :

Siapkan kantong plastik ukuran 10 x 20 cm, dan dilubangi kecil-kecil sekitar 2 – 4 lubang pada bagian sisi-
sisinya.

Masukkan media tanam yang berupa campuran tanah subur, pasir dan pupuk kandang (1:1:1). Jika tanah cukup
gembur, jumlah pasir dikurangi.

Setelah media tanam tercampur merata, kemudian dimasukkan ke dalam kantong plasitk setinggi ¾ bagian,
barulah kecambah sengon ditanam, setiap kantong diberi satu batang kecambah.

Kantong plastik yang telah berisi anakan, diletakkan dibawah para-para yang diberi atap jerami atau daun
kelapa, agar tidak langsung tersengat terik matahari.

Pada masa pertumbuhan anakan semai sampai pada saat kondisi bibit layak untuk ditanam di lapangan perlu
dilakukan pemeliharaan secara intensip.

c) Pemeliharaan

Pemeliharaan yang dilakukan terhadap bibit dipersemaian adalah sebagai berikut :

Penyiraman

Penyiraman yang optimum akan memberikan pertumbuhan yang optimum pada semai / bibit. Penyiraman
dilakukan pada pagi dan sore hari maupun siang hari dengan menggunakan nozle. Selanjutnya pada kondisi
tertentu, penyiraman dapat dilakukan lebih banyak dari keadaan normal, yaitu pada saat bibit baru dipindah dari
naungan ke areal terbuka dan hari yang panas.

Pemupukan

Pemupukan dilakukan dengan menggunakan larutan "gir". Adapun pembuatan larutan "gir: sebagai berikut :

Disiapkan drum bekas dan separuh volumenya diisi pupuk kandang. Tambahkan air sampai volumenya ¾
bagian, kemudian tambahkan 15 kg TSP, lalu diaduk rata. Biarkan selama seminggu dan setelah itu digunakan
untuk pemupukan.

Dosis pemupukan sebanyak 2 sendok makan per 2 minggu, pada umur 6 bulan, ketika tingginya 70 – 125 cm,
bibit siap dipindahkan ke kebun.

Penyulaman

Penyulaman dilakukan apabila bibit ada yang mati dan perlu dilakukan dengan segera agar bibit sulaman tidak
tertinggal jauh dengan bibit lainnya.

Penyiangan

Penyiangan terhadap gulma, dilakukan dengan mencabut satu per satu dan bila perlu dibantu dengan alat
pencungkil, namun dilakukan hati –hati agar jangan sampai akar bibit terganggu.
Pengendalian Hama dan Penyakit

Beberapa hama yang biasa menyerang bibit adalah semut, tikus rayap, dan cacing, sedangkan yang tergolong
penyakit ialah kerusakan bibit yang disebabkan oleh cendawan.

Seleksi bibit

Kegiatan seleksi bibit merupakan kegiatan yang dilakukan sebelum bibit dimutasikan kelapangan, maksudnya
yaitu mengelompokan bibit yang baik dari bibit yang kurang baik pertumbuhannya. Bibit yang baik merupakan
prioritas pertama yang bisa dimutasikan kelapangan untuk ditanam sedangkan bibit yang kurang baik
pertumbuhannya dilakukan pemeliharaan yang lebih intensip guna memacu pertumbuhan bibit sehingga
diharapkan pada saat waktu tanam tiba kondisi bibit mempunyai kualitas yang merata.

Penyiapan Lahan

Penyiapan lahan pada prinsipnya membebaskan lahan dari tumbuhan pengganggu atau komponen lain dengan
maksud untuk memberikan ruang tumbuh kepada tanaman yang akan dibudidayakan. Cara pelaksanaan
penyipan lahan digolongkan menjadi 3 cara, yaitu cara mekanik, semi mekanik dan manual. Jenis kegiatannya
terbagi menjadi dua tahap ;

Pembersihan lahan, yaitu berupa kegiatan penebasan terhadap semak belukar dan padang rumput. Selanjutnya
ditumpuk pada tempat tertentu agar tidak mengganggu ruang tumbuh tanaman.

Pengolahan tanah, dimaksudkan untuk memperbaiki struktur tanah dengan cara mencanggkul atau membajak
(sesuai dengan kebutuhan).

Penanaman

Jenis kegiatan yang dilakukan berupa :

Pembuatan dan pemasangan ajir tanam

Ajir dapa dibuat dari bahan bambu atau kayu dengan ukuran, panjang 0,5 – 1 m, lebar 1 – 1,5 cm.
Pemasangangan ajir dimaksudkan untuk memberikan tanda dimana bibit harus ditanam, dengan demikian
pemasangan ajir tersebut harus sesuai dengan jarak tanam yang digunakan

Pembuatan lobang tanam, lobang tanam dibuat dengan ukuran 30 x 30 x 30 cm tepat pada ajir yang sudah
terpasang.

Pengangkutan bibit, ada dua macam pengangkutan bibit yaitu pengankuatan bibit dari lokasi persemaian
ketempat penampungan bibit sementara di lapangan (lokasi penanaman), dan pengangkutan bibit dari tempat
penampungan sementara ke tempat penanaman.

Penanaman bibit, pelaksanaan kegiatan penanaman harus dilakukan secara hati – hati agar bibit tidak rusak
dan penempatan bibit pada lobang tanam harus tepat ditengah-tengah serta akar bibit tidak terlipat, hal ini akan
berpengaruh terhadap pertumbuhan bibit selanjutnya.

Pemeliharaan

Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan berupa kegiatan

Penyulaman, yaitu penggantian tanaman yang mati atau sakit dengan tanaman yang baik, penyulaman pertama
dilakukan sekitar 2-4 minggu setelah tanam, penyulaman kedua dilakukan pada waktu pemeliharaan tahun
pertama (sebelum tanaman berumur 1 tahun). Agar pertumbuhan bibit sulaman tidak tertinggal dengan tanaman
lain, maka dipilih bibit yang baik disertai pemeliharaan yang intensif.

Penyiangan,

Pada dasarnya kegiatan penyiangan dilakukan untuk membebaskan tanaman pokok dari tanaman penggagu
dengancara membersihkan gulma yang tumbuh liar di sekeliling tanaman, agar kemampuan kerja akar dalam
menyerap unsur hara dapat berjalan secara optimal. Disamping itu tindakan penyiangan juga dimaksudkan
untuk mencegah datangnya hama dan penyakit yang biasanya menjadikan rumput atau gulma lain sebagai
tempat persembunyiannya, sekaligus untuk memutus daur hidupnya.

Penyiangan dilakukan pada tahun-tahun permulaan sejak penanaman agar pertumbuhan tanaman sengon tidak
kerdil atau terhambat, selanjutnya pada awal maupun akhir musim penghujan, karena pada waktu itu banyak
gulma yang tumbuh.
Pendangiran,

Pendangiran yaitu usaha mengemburkan tanah disekitar tanaman dengan maksud untuk memperbaiki struktur
tanah yang berguna bagi pertumbuhan tanman.

Pemangkasan,

Melakukan pemotongan cabang pohon yang tidak berguna (tergantung dari tujuan penanaman).

Penjarangan

Penjarangan dillakukan untuk memberikan ruang tumbuh yang lebih leluasa bagi tanaman sengon yang tinggal.
Kegiatan ini dilakukan pada saat tanaman berumur 2 dan 4 tahun, Penjarangan pertama dilakukan sebesar 25
%, maka banyaknya pohon yang ditebang 332 pohon per hektar, sehingga tanaman yang tersisa sebanyak 1000
batang setiap hektarnya dan penjarangan kedua sebesar 40 % dari pohon yang ada ( 400 pohon/ha ) dan
sisanya 600 pohon dalam setiap hektarnya merupakan tegakan sisa yang akan ditebang pada akhir daur.

Cara penjarangan dilakukan dengan menebang pohon-pohon sengon menurut sistem "untu walang" (gigi
belakang) yaitu : dengan menebang selang satu pohon pada tiap barisan dan lajur penanaman.

Sesuai dengan daur tebang tanaman sengon yang direncanakan yaitu selama 5 tahun maka pemeliharaan pun
dilakukan selama lima tahun. Jenis kegiatan pemeliharaan yang dilaksanakan disesuaikan dengan kondisi dan
kebutuhan tanaman. Pemeliharaan tahun I sampai dengan tahun ke III kegiatan pemeliharaan yang
dilaksanakan dapat berupa kegiatan penyulaman, penyiangan, pendangiran, pemupukan dan pemangkasan
cabang. Pemeliharaan lanjutan berupa kegiatan penjarangan dengan maksud untuk memberikan ruang tumbuh
kepada tanaman yang akan dipertahankan, presentasi dan prekuensi penjarangan disesuaikan dengan aturan
standar teknis kehutanan yang ada. [Sumber]

POHON KAYU SUREN


SUREN ( TOONA SURENI )
Klasifikasi
Kingdom : Plantae-Plants
Subkingdom : Tracheobionta – Vascular Plants
Superdivision : Spermatophyta
Division : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Subclass :Rosidae
Order : Sapindales
Famili: Meliaceae
Sinonim: Cedrela febrifuga Blume (1823), Toona febrifuga (Blume) M.J. Roemer (1946), Cedrela sureni (Blume) Burkill
(1930).
Nama lokal/daerah: Suren, surian, surian amba (Sumatera).

Deskripsi botani 1)

Pohon berukuran sedang sampai besar, dapat mencapai tinggi 40-60 m dengan tinggi bebas cabang hingga 25 m. Diameter
dapat mencapai 100 cm, bahkan di pegunungan dapat mencapai hingga 300 cm. Berbanir hingga tinggi 2 m. Kulit batang
terlihat pecah-pecah dan seolah tumpang tindih, berwarna coklat keputihan, pucat hingga keabu abuan, dan mengeluarkan
aroma apabila dipotong. Kayunya ringan, dengan gubal merah muda dan teras coklat

Kelebihan 2)

Kelebihan suren menurut Nurkhayat, daunnya tidak bisa untuk pakan ternak. Dengan kelebihan itu, menurut Nurkhayat,
tanaman bisa tumbuh tanpa gangguan karena tidak ada yang memangkas daunnya untuk pakan ternak. “Jika sampai makan
daun suren, ternak bisa mabuk,” jelas Nurkhayat.

Kegunaan / manfaat :

Sebagai kayu perkakas; papan; peti; kotak cerutu; kayu bangunan; plywood; rangka pintu & jendela ; kayu perkapalan; seni
ukir & pahat; potlot; moulding.

Kayunya sering digunakan untuk lemari, mebel, interior ruangan, panel dekoratif, kerajinan tangan, alat musik, kotak
cerutu, finir, peti kemas, dan konstruksi.

” Berdasarkan berat jenis, kekuatan, dan nilai dekoratifnya, kayu kibawang, salamander, mahoni, dan suren cocok untuk
dijadikan bahan baku mebel indah. ” 3)

Sering ditanam di perkebunan teh sebagai pemecah angin. Jenis ini cocok sebagai naungan dan pohon di sepanjang tepi
jalan. Kayunya bernilai tinggi dan mudah digergaji serta memiliki sifat kayu yang baik.

Beberapa bagian pohon, terutama kulit dan akar sering digunakan untuk ramuan obat, yaitu diare. Kulit dan buahnya dapat
digunakan untuk minyak atsiri.

Berdasarkan penelitian, suren memiliki kandungan bahan surenon, surenin dan surenolakton yang berperan sebagai
penghambat pertumbuhan, insektisida dan antifeedant (menghambat daya makan) terhadap larva serangga uji ulat sutera.
Bahan-bahan tersebut juga terbukti merupakan repellant (pengusir atau penolak) serangga, termasuk nyamuk. 4)

“ Albasia rentan sekali oleh hama “Uter”. Hama ini akan menggerogoti batang sehingga keropos dan lama-lama pohon akan
mati. Oleh karena itu, Andi menyarankan di sekitar lahan albasia harus ditanam pula tanaman suren.” 6)

Ir. Andi Ruswandi, Kasi Bina Pengolahan dan Pemasaran Hasil Dishutbun

Informasi Umum 5)

Suren ( Toona sureni ) dikenal dengan berbagai nama sesuai dengan daerah tempat tumbuh, seperti surian (Sumatra); surian
wangi ( Malaysia ); danupra ( Philippina); ye tama (Myanmar); surian ( Thailand) dan nama perdagangannya yaitu limpaga.
Kayunya berbau harum sehingga tahan terhadap serangan rayap maupun bubuk kayu dengan warna kemerahan.

Tanaman ini tumbuh pada daerah bertebing dengan ketinggian 600 2.700 m dpl dengan temperature 22ºC. Bagian tanaman
yang dapat dimanfaatkan selain kayunya sebagai bahan bangunan, furniture, veneer, panel kayu dan juga kulit dan akarnya
dimanfaatkan untuk bahan baku obat diarrhoea dan ekstrak daunnya dipakai sebagai antibiotik dan bio-insektisida;
sedangkan kulit batang dan buahnya dapat disuling untuk menghasilkan minyak esensial (aromatik).

Bentuk batang lurus dengan bebas cabang mencapai 25 m dan tinggi pohon dapat mencapai 40 sampai 60 m. Kulit batang
kasar dan pecah-pecah seperti kulit buaya berwarna coklat. Batang berbanir mencapai 2 m.

Gubal kayu suren berwarna kemerahan, tekstur kayu kasar mempunyai struktur liang bergelang dengan ira yang bersimpul
atau beralun. Kayu suren termasuk kelas awet sehingga termasuk ke dalam kelas kayu ringan.

Reference :

1) INFORMASI SINGKAT BENIH , Toona sureni (Blume) Merr. ,

http://www.dephut.go.id/INFORMASI/RRL/IFSP/Toona_sureni%20_Blume.pdf

2) DESA TRIWARNO DAN KOROWELANG; Kembangkan Bibit Tanaman Keras

05/11/2007 08:39:42

http://www.koranmerapi.com/web/detail.php?sid=140628&actmenu=38

3) “Abstrak Hasil Penelitian“ tahun 2004 No. 5 Basri, Efrida, HUBUNGAN SIFAT DASAR DAN SIFAT PENGERINGAN
LIMA JENIS KAYU …” ,
http://www.dephut.go.id/INFORMASI/LITBANG/Penelitian_04.htm

4) Tanaman Sebagai Pengusir Nyamuk,

http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2005/0205/17/cakrawala/penelitian01.htm

Arda Dinata, AMKL., Staf Loka Litbang Pemberantasan Penyakit Bersumber Binatang (P2B2) Ciamis, Balitbang
Kesehatan Depkes.

5) MENGENAL KAYU ANDALAN JAWA BARAT : SUREN (Toona sureni ( Blume) Merr.) ,

http://www.dephut.go.id/INFORMASI/MKI/06II/06IIkayu%20andalan.htm

6) Pola Budidaya yang Cepat Gugah Masyarakat untuk Tanam ”Sengon” ,

http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/0803/30/04×2.htm

Indikasi bahwa kayu suren mempunyai nilai yang cukup baik dapat terlihat dari informasi yang dapat dilihat dibawah
ini :

1. http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2007/102007/29/0607.htm

Edisi Cetak – Senin, 29 Oktober 2007

Prospek Ekonomi dari Hutan Rakyat

Oleh FUJI FAUZIAH HABUN F.

Aneka jenis kayu hutan yang sudah akrab dengan tradisi masyarakat-di Jawa Barat khususnya — seperti rasamala (altingia
excelsa), jeungjing atau sengon (Paraserianthes falcataria), juar atau johar (Cassia siamea Lamk), kihiang (Albizzia procera
Benth), puspa (Schima wallichii), suren (Toona sureni), tisuk (hibicus macrophyillus Roxb.), awi bitung (Denarocalamus
asper), dll. merupakan pilihan terbaik untuk merintis pengembangan hutan rakyat.

Penulis, alumnus program D-3 budi daya hutan tanaman, Dept. Silvikultur, Fak. Kehutanan IPB Bogor.

2. http://portal.sabhawana.com/modules.php?op=modload&name=News&file=article&sid=181

Kasus selama bulan Juli 2007 ini, menurut Herry, melibatkan seorang oknum anggota Polsek Tempurejo bernama Utomo
dan Suami Kepala Desa Sanenrejo, Kecamatan Tempurejo, Mastari. Mastari tertangkap basah di pinggiran kota Jember saat
sedang mengantarkan lima meter kubik kayu rimba jenis Suren, Sapen dan bayur.

3. http://www.korantempo.com/korantempo/2007/10/30/Nusa /krn,20071030,39.id.html

Selasa, 30 Oktober 2007 , 11 Tersangka Pembalakan Liar Diringkus

GARUT — Aparat Kepolisian Resor Garut pada Minggu lalu meringkus 11 tersangka pelaku pembalakan liar yang
menjarah hutan lindung Gunung Guntur, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Polisi juga menyita sekitar 110 kubik kayu hasil
olahan dan gelondongan serta 300 pohon yang masih berada di hutan lindung Gunung Guntur blok Godog. Barang bukti
dibawa ke kantor Polres kemarin.

Jenis kayu yang sering dijarah antara lain pinus, kaliktus, dan suren dengan usia pohon rata-rata 5-25 tahun

4. http://www.vhrmedia.com/vhr-story/tokoh-detail.php?.g=stories&.s=tokoh&.e=11

Pestisida Nabati “Made in” Subang

Menurut dia, cara membuat pestisida nabati mudah dan bahannya murah. Bahan yang digunakan adalah daun picung, mindi,
buah gadung, suren, kenikir, brotowali, kunyit, kencur, tembakau, kecubung, sambiloto, lengkuas, sereh, dan daun cengkeh.
Tanaman-tanaman itu pun terdapat di kampung dan hutan.

5. http://www.kerinci.org/id/penelitian_TNKS.html

No. 18

ABSTRAK
Jenis tumbuhan obat unggulan dari Taman Nasional Kerinci Seblat berdasarkan kriteria yang sudah ditetapkan adalah
sebagai berikut: …(Alstonia scholar is (L.) R.Br.); Suren (Toona sureni BI. Merr.); Rukem (Flacourtia rukam 2011& Mor.);
Kemenyan (Styrax benzoin Dryand); Rumput betung (Equisetum debile Roxb.).

Jenis tumbuhan obat unggulan dari Cagar Alam Rimbo Panti berdasarkan kriteria yang sudah ditetapkan adalah sebagai
berikut: Pule (Alstonia scholaris (L.) R.Br.); Suren (Toona sureni BI. Merr.); …..

Jenis tumbuhan obat unggulan dari Taman Hutan Raya Muhammad Hatta berdasarkan kriteria yang sudah ditetapkan adalah
sebagai berikut: Pule (Alstonia scholaris (L.) R.Br.); Suren (Toona sureni BI. Merr.); ….

Jual bibit Jeunjing / Albasia / Sengon / Albazia falcataria / Paraserianthes falcataria , Hasil seleksi benih, dan yang memiliki
daya tumbuh baik pada saat penyemaian dan seragam.
Rp. 900 / polibag / 40 cm / benih sumber bersertifikat BPTH
Rp. 700 / polibag / 40 cm / benih seleksi ketat pohon induk baik

Tersedia juga bibit semai


Rp. 75,000 / 100 gr / 3500 biji / A
Rp. 450,000 / kg / 35000 biji / A

Bibit Kayu putih :


Rp. 150,000 / 100 gr / 3500 biji / A
Rp. 1750 / polibag / 40 cm

Bibit kopi Arabica Unggul


Rp. 150 / biji / A

Bibit Jati Emas


Rp. 225,000 / kg / 1400 biji / A

Hub : Agro Raya Sejahtera


Yosep Rusli Widadi, MM,AT
0816 487 3516, 022 762 77313
Desa Barusuda, Cikajang, Garut, Jawa Barat

Sekilas tentang perbenihan


1. Penyediaan perbenihan dapat ditempuh dengan dua cara, yaitu secara generatif (biji) dan vegetatif (Stek atau sambung ).
Pembibitan dengan cara stek atau sambung merupakan cara yang paling baik karena sifat-sifat yang diturunkan akan sama
dengan induknya. Meskipun demikian pembibitan asal biji masih banyak mendapatkan perhatian atas dasar beberapa
pertimbangan antara lain :
a. Mempunyai daya adaptasi yang lebih luas.
b. Biji yang berasal dari biji klonal mempunyai potensi produksi yang sama tinggi.
2. Pohon induk yang memenuhi persyaratan :
Umur tanaman cukup, untuk kopi minimal 5 tahun, sengon diatas 10 tahun, kondisi tanaman toleran terhadap hama
penyakit, pertumbuhan normal, benih yang dihasilkan masak, ukuran normal.
3. Persemaian Biji
a. Tahap Pemilihan lokasi : Lahan subur , topografi landai atau rata, dekat dengan sumber air untuk memudahkan
penyiraman, dan lokasi dekat dengan jalan untuk memudahkan pengangkutan.
b. Persiapan Lahan Persemaian. : Pencangkulan lahan serta bersihkan dari
Sisa – sisa akar dan gulma , kemudian diratakan dan dibuat bedengan-
bedengan.
c. Pengecambahan Biji
Bedengan dibuat menghadap ke timur dan diberi atap dari daun kelapa / jerami / screen, biji disemaikan untuk kopi posisi
tertelungkup dengan jarak tanam 2,5 X 2,5 cm, untuk sengon dan kayu putih bisa lebih rapat. Selesai ditanam bagian atas
biji ditaburi pasir sehingga kelihatan rata. Kemudian disiram secukupnya setiap hari dan tidak terlalu lembab karena dapat
megakibatkan busuk. Untuk kopi dan sengon stadium serdadu 4 – 5 minggu, dan kalau untuk kayu putih 9 hari akan muncul
pohon kecil –kecil. Pada umur 1 – 2 bulan pohon dipindahkan ke polibag yaitu dengan cara dicongkel dengan pisau bambu
(solet).
d. Ukuran polibag 10 X 15 cm, 12 X 15 cm atau 20 X 25 cm, pada saat pertumbuhan diusahakan bibit tumbuh lurus. Pada
umur 4 – 5 bulan bibit tinggi 40 – 50 cm siap ditanam ke kebun. Kantong plastic sebaiknya berwarna hitam dan isi ¾ bagian
dengan tanah + pupuk kandang 1 : 1.
e. Pemeliharaan persemaian : penyiraman 2 kali sehari, penyiangan dilakukan dengan membersihkan gulma dan pemupukan
diberi Urea, TSP, KCl 10 – 20 gr/m2.

A. Pendahuluan
Budidaya kayu dapat dilakukan khusus untuk tanaman kayu atau tumpang sari dengan tanaman lain, seperti kopi, kapol,
sayuran, dsb
Budidaya ini juga bisa digunakan sebagai pembatas tanah.
Budidaya ini cocok untuk persiapan pensiun atau karyawan sambil berwirausaha.
Lahan yang dimiliki perlu kita optimalkan untuk meningkatkan nilai investasi, penghijauan dan kesejahteraan.

Dalam menjalankan budidaya kayu kita harus mempertimbangkan faktor umur panen : saya akan mencoba membagi 3
bagian :
1. Umur panen 5 - 7 tahun : Sengon , Kayuputih, Sobsi, Jabon, dsb
2. Umur Panen 7 - 12 tahun : Acacia Mangium, Ganitri, Manglid, dsb
3. Umur panen di atas 12 tahun : Suren, Mahoni, Jati, dsb
Umur panen ini akan menjadi bahan pertimbangan dalam berinvestasi, karena erat kaitannya dengan faktor ekonomis,
keamanan, kesesuaian lahan.

Untuk budidaya kayu yang berumur pendek, yang saat ini banyak diminati adalah Sengon dan kayuputih, Untuk Sengon
cocok pada lahan dibawah 1000 dpl, sedangkan untuk kayuputih di atas 1000 dpl.

B. Persiapan Lahan
Jarak antar tanam 2 X 2 atau 2 X 3 meter, buat lubang tanam 30 X 30 X 40 cm, beri pupuk kandang 1 - 2 kg yang sudah
matang, bertujuan untuk memacu pertumuhan awal tanaman, kemudian dipinggir pohon kita beri ajir setinggi 50 - 80 cm ,
yang berguna untuk tanda dan penyanggan tanaman.

C. Benih
Benih menjadi faktor yang perlu diperhatikan , dikarenakan kesalahan pemilihan benih akan sangat merugikan investasi dan
waktu kita. Gunakanlah benih bersertifikat atau benih hasil seleksi dari pohon induk yang memenuhi syarat sebagai benih :
Pertumbuhan dan produktifitas baik, toleran terhadap hama penyakit, berumur cukup , ukuran benih baik dan matang.
Saat akan penanaman seleksi benih yang memiliki daya tumbuh baik pada saat penyemaian.

D. Penyulaman
Bila ditemukan tanaman yang mati, pertumbuhan tidak normal, terserang hama penyakit berat, lakukanlah penyulaman , hal
ini perlu untuk optimalisasi lahan dan keseragaman tumbuh.

E.Penyiangan
Bersihkan lahan dari tanaman pengganggu ( gulma ) supaya tidak terjadi kompetisi hara dengan tanaman pokok.

F. Pendangiran
Lakukan penggemburan tanah disekitar batang pokok, hal ini memberikan aerasi tanah yang yang baik dan sistem
pengakaran yang lebih baik.

G.Pemupukan
Pemupukan lanjutan dilakukan dengan memberikan pupuk kandang atau pupuk organik ( NPK, Urea ) secukupnya dan
dilakukan bersamaan dengan pendangiran dan musim hujan.

H. Pemangkasan Batang
Dilakukan untuk peremajaan batang, yang dilakukan pada akhir musim kemarau atau awal musim hujan.

I. Panen
Waktu panen sebaiknya dilakukan minimal diameter batang 20 cm, Penundaan waktu panen akan bermanfaat ganda, yaitu
Jumlah kubikasi kayu akan meningkat secara progressif dan harga jual kayu akan meningkat. tetapi perlu dipertimbangkan
faktor kebutuhan ekonomi dan keamanan.

Agro Raya Sejahtera


Desa Barusuda, Cikajang, Garut, Jawa Barat
Yosep Rusli Widadi, MM,AT
0816 487 3516 , 022 762 77313
sedia bibit semai dan Siap tanam Sengon, Kayuputih
Siap menjadi rekan usaha dan diskusi anda.

Вам также может понравиться