Вы находитесь на странице: 1из 7

PENATALAKSANAAN

HIV / AIDS

No. Dokumen :1

No. Revisi :0

Tanggal Terbit :
SOP
Halaman :1
Dinas Kesehatan
Kota Palu

Tanda tangan ALIRMAN SKM.M.Si


NIP:19730405 2000121005
UPTD PUSKESMAS
TAWAELI

1. Pengertian Penatalaksanaan HIV/ AIDS adalah Pemeriksaan yang pertama kali


dilakukan pada saat penderita HIV datang sehingga memberikan kesan
pertama pada seorang petugas kesehatan tentang maslah kesehatan yang
dihadapi pasien dan untuk membangun hubungan dokter – pasien yang
optimal dalam pengelolaan penyakit yang memerlukan waktu seumur hidup
penderita.

2. Tujuan Untuk mendiagnosis dan rencana pengobatan atau pencegahan infeksi


oportunistik dan penyakit penyerta lainnya.

3. Kebijakan

4. Referensi

5. Pelaksana Petugas IMS

6. Prosedur 1. Petugas melakukan anamnesis


2.Petugas melakukan pemeriksaan fisik yang lengkap dengan menggunakan
daftar tilik penyakit
3. Petugas menentukan stadium klinis HIV menurut WHO
4. Melakukan pemeriksaan laboratorium yang diperlukan
5. Pemberian profilaksis kotrimoksasol jika diperlukan
6. Petugas melakukan diskusi singkat mengenai pengobatan anti retroviral
(ARV)
7. Unit Ruang Tindakan
Terkait
PENATALAKSANAAN
PEMBERIAN ANTI
RETROVIRAL
No. Dokumen :1

No. Revisi :0

Tanggal Terbit :
SOP
Dinas Kesehatan Halaman :1
Kota Palu

Tanda tangan ALIRMAN SKM.M.Si


NIP:19730405 2000121005
UPTD PUSKESMAS
TAWAELI

1. Pengertian Pemberian obat ARV sesegera mungkin sehingga dapat mengendalikan


penyakit dan menurunkan angka kesakitan dan kematian penderita.

2. Tujuan - Pemulihan dan/atau memelihara fungsi kekebalan tubuh


- Perbaikan kualitas hidup penderita HIV
- Penurunan angka kesakitan dan kematian yang berhubungan dengan HIV
- Pengurangan laju penularan HIV di masyarakat

3. Kebijakan

4. Referensi

5. Pelaksana Petugas IMS

6. Prosedur ODHA dengan stadium klinis 3 atau 4; atau dengan CD4 kurang dari 350
sel/ml
Indikasi ARV tanpa melihan stadium klinis atau CD4:
a. Ibu hamil
b. Pasien ko-infeksi TB
c. Lelaki suka lelaki
d. Pasien ko-infeksi Hepatitis B dan C
e. Wanita penjaja seks
f. Pengguna narkoba suntik
ODHA dengan pasangan serdiskordan
7. Unit Ruang Tindakan
Terkait
KONSELING KEPATUHAN
(ADHERENS)
No. Dokumen :1

No. Revisi :0

Tanggal Terbit :
SOP
Halaman :1-2
Dinas Kesehatan
Kota Palu

Tanda tangan ALIRMAN SKM.M.Si


NIP:19730405 2000121005
UPTD PUSKESMAS
TAWAELI

1. Pengertian Dukungan, informasi, dan edukasi tentang seluk beluk HIV dan pengobatan
ARV

2. Tujuan - Meningkatkan pengetahuan pasien tentang penyakit HIV


- Membuat pasien mengerti tentang manfaat ARV, efeksamping, dan akses
pengobatan
- Pasien memahami dengan baik akibat ketidakpatuhan terhadap kesehatan
mereka
- Membantu pasien mencari solusi atas masalah yang dihadapi
- Membuat komitmen akan pengobatan seumur hidup
- Membantu mencarikan dukungan untuk tetap bisa menjalani terapi seumur
hidup
- Membantu pembukaan status kepada pasangan yang akhirnya dapat
mendeteksi HIV pada pasangan bahkan anak

3. Kebijakan

4. Referensi

5. Pelaksana Petugas IMS

6. Prosedur Bina hubungan saling percaya dengan pasien


Berikan informasi dan saran yang diperlukan
Dorong untuk melibatkan dukungan sebaya dan batu menemukan seseorang
sebagai pendukung berobat
Rencanakan terapi secara induvidual sebaya yang sesuai dengan gaya hidup
sehari – hari pasien
Telaah kesiapan pasien akan ART, meliputi
a. Mampu untuk memenuhi janji berkunjung ke klinik
b. Mampu minum obat profilaksis IO secara teratur dan tidak
terlewatkan
c. Mampu menyelesaikan rangkaian terapi TB dengan sempurna
d. Pemahaman yang memadai
Pastikan kepatuhan secara ketat terhadap ART
Tekankan bahwa terapi harus dijalani seumur hidup
Jelakan bahwa makan obat adalah sangat penting, yaitu kalau dikatakan dua
kali sehari berati harus ditelan aetiap 12 jam dengan faktor toleransi 1jam
Jika obat yang terlupa dapat ditelan sampai dengan 6 jam kemudian pada
panduan yang 2 kali sehari. Bila terlupakan lebih dari 6 jam maka dosis obat
dilewatkan saja dan minum dosis obat berikutnya
Jelaskan cara makan obat
Jelaskan efek samping dari setiap obat dan pastikanbahwa pasien
memahami hal tersebut
Jelaskan untuk berhati – hati tentang obat yang boleh terus dikonsumsi dan
tidak

7. Unit Ruang Tindakan


Terkait
PENATALAKSANAAN INFEKSI
MENULAR SEKSUAL
(GONORE)

No. Dokumen :1

No. Revisi :0

Tanggal Terbit :
SOP
Dinas Kesehatan Halaman :1
Kota Palu

Tanda tangan ALIRMAN SKM.M.Si


NIP:19730405 2000121005
UPTD PUSKESMAS
TAWAELI

1. Pengertian Penatalaksanaan Infeksi menular Seksual (gonore) adalah Semua penyakit yang
disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae. Penyakit ini termasuk Penyakit Menular
Seksual (PMS) yang memiliki insidensi tinggi. Cara penularan gonore terutama
melalui genitor-genital, orogenital dan ano-genital, namun dapat pula melalui alat
mandi, thermometer dan sebagainya (gonore genital dan ekstragenital). Daerah
yang paling mudah terinfeksi adalah mukosa vagina wanita sebelum pubertas.

2. Tujuan - Meningkatkan pengetahuan pasien tentang penyakit HIV


- Membuat pasien mengerti tentang manfaat ARV, efeksamping, dan akses
pengobatan
- Pasien memahami dengan baik akibat ketidakpatuhan terhadap kesehatan
mereka
- Membantu pasien mencari solusi atas masalah yang dihadapi
- Membuat komitmen akan pengobatan seumur hidup
- Membantu mencarikan dukungan untuk tetap bisa menjalani terapi seumur
hidup
- Membantu pembukaan status kepada pasangan yang akhirnya dapat
mendeteksi HIV pada pasangan bahkan anak

3. Kebijakan

4. Referensi

5. Pelaksana Petugas IMS

6. Prosedur Bina hubungan saling percaya dengan pasien


Berikan informasi dan saran yang diperlukan
Dorong untuk melibatkan dukungan sebaya dan batu menemukan seseorang
sebagai pendukung berobat
Rencanakan terapi secara induvidual sebaya yang sesuai dengan gaya hidup
sehari – hari pasien
Pemberian farmakologi dengan antibiotik:
 Tiamfenikol, 3,5 gr per oral (p.o) dosis tunggal,
 atau ciprofloksasin 2 x 500 mg selama 7 hari;
 ofloksasin 400 mg (p.o) dosis tunggal,
 atau Kanamisin 2 gram Intra Muskular (I.M) dosis tunggal, atau
spektinomisin 2 gram I.M dosis tunggal.
Bila curiga dengan GO yang diikuti infeksi klamidia maka yang
diberikan: Azitromisin 1000 mg + Cefixime 400 mg (Single Dose)
Catatan: tiamfenikol, ofloksasin dan siprofloksasin merupakan kontraindikasi
pada kehamilan dan tidak dianjurkan pada anak dan dewasa muda.
7. Unit Ruang Tindakan
Terkait

Вам также может понравиться