Вы находитесь на странице: 1из 28

Cara menarik mengajar hapalan Al-Qur’an

kepada anak
December 20, 2013 by Airiy

Artikel 1 : Sumber siperisubuh

Saya tinggal di Iran dan punya usia anak empat tahun. Sejak tiga bulan lalu, saya masukkan dia
ke sekolah hafiz Quran untuk anak2. Setelah masuk…, wah ternyata unik banget metodenya.
(Siapa tau bisa dijadikan masukan buat akhwat2 yg berkecimpung di bidang ini.) Anak-anak
balita yang masuk ke sekolah ini (namanya Jamiatul Quran), tidak disuruh langsung ngapalin
juz’amma, melainkan setiap kali datang, diperlihatkan gambar misalnya, gambar anak lagi cium
tangan ibunya, (di rumah, anak disuruh mewarnai gambar itu), lalu guru cerita ttg gambar itu
(jadi anak harus baik…dll).

Kemudian, si guru ngajarin ayat “wabil waalidaini ihsaana/Al Isra:23” dengan menggunakan
isyarat (kayak isyarat tuna rungu), misalnya, “walidaini”, isyaratnya bikin kumis dan bikin
kerudung di wajah (menggambarkan ibu dan ayah). Jadi, anak2 mengucapkan ayat itu sambil
memperagakan makna ayat tersebut. Begitu seterusnya (satu pertemuan hanya satu atau dua ayat
yg diajarkan). Hal ini dilakukan selama 4 sampai 5 bulan. Setelah itu, mereka belajar membaca,
dan baru kemudian mulai menghapal juz’amma.

Suasana kelas juga semarak banget. Sejak anak masuk ke ruang kelas, sampai pulang, para guru
mengobral pujian-pujian (sayang, cantik, manis, pintar…dll) dan pelukan atau ciuman. Tiap hari
(sekolah ini hanya 3 kali seminggu) selalu ada saja hadiah yang dibagikan untuk anak-anak,
mulai dari gambar tempel, pensil warna, mobil2an, dll. Habis baca doa, anak-anak diajak senam,
baru mulai menghapal ayat. Itupun, sebelumnya guru mengajak ngobrol dan anak2 saling
berebut memberikan pendapatnya. (Sayang anak saya krn masalah bahasa, cenderung diam, tapi
dia menikmati kelasnya). Setelah berhasil menghapal satu ayat, anak-anak diajak melakukan
berbagai permainan. Oya, para ibu juga duduk di kelas, bareng2 anak2nya. Kelas itu durasinya
90 menit .

Hasilnya? Wah, bagus banget! Ketika melihat saya membuka keran air akan terlalu besar, anak
saya akan nyeletuk, “Mama, itu israf (mubazir)!” (Soalnya, gurunya menerangkan makna surat
Al A’raf :31 “kuluu washrabuu walaatushrifuu/makanlah dan minumlah, dan jangan
israf/berlebih2an). Waktu dia lihat TV ada polisi ngejar2 penjahat, dia nyeletuk “Innal hasanaat
tushrifna sayyiaat/ Sesungguhnya kebaikan akan mengalahkan kejahatan” (Hud:114).

Teman saya mengeluh (dengan nada bangga) bahwa tiap kali dia ngobrol dgn temannya ttg orang
lain, anaknya akan nyeletuk “Mama, ghibah ya?” (soalnya, dia sudah belajar ayat “laa yaghtab
ba’dhukum ba’dhaa”/Mujadalah:12). Anak saya (dan anak2 lain, sesuai penuturan ibu2 mereka),
ketika sendirian, suka sekali mengulang2 ayat2 itu tanpa perlu disuruh. Ayat2 itu seolah-olah
menjadi bagian dari diri mereka. Mereka
sama sekali tidak disuruh pakai kerudung.
Tapi, setelah diajarkan ayat ttg jilbab (An-Nur:31), mereka langsung minta sama ibunya untuk
dipakaikan jilbab. Anak saya, ketika ingkar janji (misalnya, janji nggak main lama2, trus ternyata
mainnya lama), saya ingatkan ayat “limaa taquuluu maa laa taf’alun” (As-Shaf:2)…dia langsung
bilang “Nanti nggak gitu lagi Ma…!” Akibatnya, jika saya mengatakan sesuatu dan tidak saya
tepati, ayat itu pula yang keluar dari mulutnya!

Setelah tanya2 ke pihak sekolah, baru saya tahu bahwa metode seperti ini, tujuannya adalah
untuk menimbulkan kecintaan anak2 kepada Al Quran.

Anak2balita itu di masa depan akan mmpunyai kenangan indah ttg Al-Quran. Saya pikir2 benar
juga. Saya ingat, dulu waktu kecil pergi ke TPA (Taman Pendidkan Al Quran) di Indonesia,
rasanya maless..banget (Kalo nggak dipaksa ortu, nggak jalan deh). Bagi saya, TPA identik
dengan beban berat, PR yaang banyak, hapalan bejibun, guru galak, dsb.

Pernah saya dengar, di sekolah Kristen anak2 diberi hadiah dan dikatakan kepada mereka bahwa
itu dari Yesus. Nah, kenapa kita kaum muslim yang meyakini bahwa agama kitalah yang paling
benar, tidak meniru cara ini agar anak2 merasa cinta kepada Allah dan Quran? Bagaimanapun,
dunia anak2 adalah dunia materi. Mereka baru bisa mencerap hal2 yang nyata, seperti hadiah
(dan belum paham, pahala itu apa). Para orangtua teman sekelas anak saya juga pada cerita
bahwa anak2nya malah nangis kalau nggak diajak ke sekolah. Malah, buat anak saya, ancaman
tidak diantar ke sekolah adalah ancaman paling ampuh, kalau dia nakal (dia akan langsung
nangis, hehehe…mamanya nakal ya?).

Metode pengajaran ayat Quran dengan menggunakan isyarat ini diciptakan oleh seorang ulama
bernama Sayyid Thabathabai. Anak beliau yang pertama pada usia 5 tahun di bawah bimbingan
beliau sendiri, sudah hapal seluruh juz Al Quran, berikut maknanya, hapal topik2nya (misalnya,
ditanyakan, coba sebutkan ayat2 mana saja yg berbicara ttg akhlak kepada orangtua, dia akan
menyebut, ayat ini..ini..ini..), dan mampu bercakap-cakap dengan bahasa Al Quran (misalnya
ditanya; makanan favoritmu apa, dia akan menjawab “Kuluu mimma fil ardhi halaalan
thayyibaa”(Al Baqarah:168).

Anak kedua juga memiliki kemampuan sama, tapi sedikit lebih lambat, mungkin usia 6 atau 7
tahun. Keberhasilan anak2 Sayyid Thabathabi itu benar-benar fenomental (bahkan anak
pertamanya diberi gelar Doktor Honoris Causa di bidang Ulumul Quran oleh sebuah universitas
di Inggris), sehingga sejak itu, gerakan menghapal Quran untuk anak-anak kecil benar2
digalakkan di Iran.

Setiap anak penghapal Quran dihadiahi pergi haji bersama orangtuanya oleh negara dan setiap
tahunnya ratusan anak kecil di bawah usia 10 tahun berhasil menghapal Al Quran (jumlah ini
lebih banyak kalau dihitung juga dengan anak lulusan dari sekolah2 lain). Salah satu tujuan Iran
dalam hal ini (kata salah seorang guru) adalah untuk menepis isu-isu dari musuh-musuh Islam
yang ingin memecah-belah umat muslim, yang menyatakan bahwa Quran-nya orang Iran itu
beda/ lain daripada yg lain).

Saya pernah diskusi dgn teman saya dosen ITB, dia mengatakan bahwa metode seperti itu
merangsang kecerdasan anak karena secara bersamaan anak akan melihat gambar, mendengar
suara, melakukan gerakan-gerakan yang selaras dengan ucapan verbal, dll. Sebaliknya,
menghapal secara membabi-buta, malah akan membuntukan otak anak.

Selain itu, menurut guru di Jamiatul Quran ini, pengalaman menunjukkan bahwa anak-anak yang
menghapal Quran dengan melalui proses isyarat ini (jadi mulai sejak balita sudah masuk ke
sekolah itu) lebih berhasil dibandingkan anak-anak yang masuk ke sana ketika usia SD. Selain
itu, menghapal Al Quran lengkap dengan pemahaman atas artinya jauh lebih bagus dan awet
(nggak cepat lupa) bila dibandingkan dengan hapal cangkem (mulut).

Artikel 2 : Sumber jihadsabili

Metode pengajaran hafalan Al Quran untuk balita dengan menggunakan isyarat tangan
diciptakan oleh Sayyid Muhammad Mahdi Tabatabai ketika mengajari anaknya, Sayyid
Muhammad Husain Tabatabai yang saat itu baru berusia 2 tahun 4 bulan. Berikut ini penuturan
M. Tabatabai mengenai sejarah penemuan metode isyarat itu (1).

***

Saya mulai mengajarkan hafalan Al Quran kepada Husain ketika dia berusia 2 tahun 4 bulan.
Pada saat itu, Husain sudah menghafal juz ke-30 (juz’amma) secara otodidak, hasil dari
rutinitasnya dalam mengikuti aktivitas ibunya yang menjadi penghafal dan pengajar Al Quran,
serta aktivitas kakak-kakaknya dalam mengulang-ulang hafalan mereka.

Saya mulai dengan mengajarkan hafalan juz ke-29. Setelah Husain berhasil menghafal juz ke-29,
saya mulai mengajarinya hafalan juz pertama. Awalnya, saya menggunakan metode biasa, yaitu
dengan membacakan ayat-ayat yang harus dihafal, biasanya setengah halaman dalam sehari dan
setiap pekan, jumlah hafalan pun ditingkatkan.

Namun, pada saat itulah saya menyadari bahwa metode seperti ini memiliki dua persoalan, yaitu
sbb:

* Ketidakmampuan Husain untuk membaca Al Quran, membuatnya sangat tergantung kepada


saya dalam usaha mengulang-ulang ayat-ayat yang sudah dihafal.
* Metode penghafalan Al Quran secara konvensional ini sangat kering dan tidak cocok bagi
psikologis anak usia balita. Selain itu, betapapun saya berusaha memahamkan kepada Husain
makna ayat-ayat itu, dia tidak bisa memahaminya dengan baik karena banyak konsep-konsep
yang abstrak yang sulit dipahami anak balita.

Untuk menyelesaikan persoalan pertama, saya mulai mengajarinya membaca Al Quran, agar dia
bisa mengecek sendiri hafalannya.

Untuk menyelesaikan persoalan kedua, saya terpikir untuk mengajarkan makna ayat-ayat Quran
itu dengan isyarat tangan.
Makna suatu ayat secara keseluruhan saya jelaskan dengan bahasa sederhana kepada Husain, lalu
ketika mengucapkan ayat itu, saya melakukan gerakan-gerakan tangan yang mengisyaratkan
makna ayat itu.

Misal:

* Allah –> tangan menunjuk ke atas,


* yuhibbu (mencintai) –> tangan seperti memeluk sesuatu,
* sulh (berdamai) –> dua tangan saling berpegangan.

Metode isyarat ini ternyata semakin hari, semakin menarik perhatian Husain. Setelah beberapa
waktu, saya sadari bahwa ketika saya membuat isyarat dengan tangan atas suatu ayat, Husain
dengan cepat mengucapkan ayat yang saya maksudkan itu. Metode ini sedemikian
berpengaruhnya pada kemajuan perkembangan Husain sehingga dengan mudah dia mampu
menerjemahkan ayat-ayat itu (ke dalam bahasa
Persia, bahasa sehari-hari orang
Iran ) dan mampu menggunakannya dalam percakapan sehari-hari.

**********
Catatan:

1. dikutip dari buku berjudul Hafezan-e Nur (Para Penyimpan Cahaya), karya Dawud Qasemi,
thn 2003, Jamiatul Quranul Karim, Qom, Iran.

2. Metode isyarat ini kemudian diadaptasi dan disesuaikan dengan kultur


Indonesia oleh team Rumah Qurani yang berpusat di
Bandung. Mudah-mudahan suatu saat kelak bisa diterapkan di berbagai sekolah Al Quran di
Indonesia.

Derysmono
berbagi ilmu, berbagi kebahagiaan.

 Beranda
 Al Qur'an
 Aqidah
 Bahasa Arab
 Cinta
 DerysTV
 Ekonomi
 Fiqh
 Hikmah
 Kamus Arab

Minggu, 24 Mei 2015


Cara Cepat Menghafal Juz 30 Metode Azzam

Cara Cepat Menghafal Juz 30


Metode Azzam

( dalam 5 menit mengahafal 3 ayat )

insyaAllah cocok untuk Mahasiswa, karyawan, guru dan lain-lain.

Daftar Isi

A. Pendahuluan

B. Hukum menghafal Al-Quran?

C. Kenapa harus mengahafal Al-Quran?

D. Mufassir Al-Quran: menghafal itu mudah!

E. menghafal cepat (metode Azzam)

F. Cara lainnya ada gak yah?


G. Cara menjaga hafalan

H. Daftar Pustaka

A. Pendahuluan
Alhamdulillah segala puji bagi Allah Tuhan semesta Alam yang telah
menurunkan Al-Quran kepada Umat Manusia, Al-Qur’an merupakan nikmat yang
terindah, Mukjizat yang tiada berakhir, mutiara hikmah dan pelajaran yang tak
hentinya-hentinya bersinar menerangi kehidupan ini. Shalawat Dan Salam kepada
Nabi Muhammad Shalallahu A’laihi Wa Sallam kepada Keluarga, Sahabat dan
pengikutnya sampai akhir Zaman. Amma Ba’du,

Rasulullah Shalallahu A’laihi Wa Sallam Bersabda,

‫ خيركم من تعلّم القرآن و علّمه‬: ‫ي صلى هللا عليه و سلّم قال‬ ِ ‫عن عثمان بن عفّان رضي هللا عنه‬
ِّ ‫عن النب‬

Dari ‘Utsman radhiyallahu’anhu, dari Nabi shallallahu’alaihi wasallam bersabda,


“Sebaik-baik kalian adalah yang belajar Al Quran dan mengajarkannya.” (HR
Bukhari no.5027)

Bagi seorang muslim tentu kehidupannya tidak terlepas dari Al-Quran,


karena ia merupakan petunjuk dan pedoman dalam menjalani kehidupan ini,
sehingga sudah seharusnya menjadi seorang muslim yang sejati dapat membaca,
menghafal, memahami, mengamalkan dan mengajarkan Al-Quran sebagai bentuk
kecintaan kita kepada Allah Subhanahu Wa Taala dan Rasul-Nya Muhammad
Shalallahu A’laihi Wa Sallam.

Namun demikian pada realitanya, masih banyak kaum muslimin yang


terkedala dalam bermuamalah dengan Al-Quran terutama masalah menghafal Al-
Quran, dalam pembahasan buku kecil ini kami berusaha untuk menghadirkan
metode yang mudah-mudahan membantu kaum muslimin yang kesulitan dalam
menghafal. Tapi juga harus diingat metode ini hanyalah satu dari sekian banyak
cara untuk menghafal dan bukan satu-satunya, jadi, jika pembaca merasa cocok
dengan metodenya, Alhamdulillah, itu semata-mata nikmat dan hidayah dari
Allah ta’ala namun jika tidak, jangan;ah berputus ada, silahkan mencoba dengan
metode lainnya. Dan juga metode ini ada kekurangan dan kelebihannya, harap
dimaklumi adanya. Kenapa hanya Juz 30 saja menjadi fokus kami, sebenarnya
tidak. Ini hanyalah suatu permulaan saja. Mudah-mudahan bisa 30 Juz, tapi jika
tidak, minimal Juz 30.

Metode ini kami beri nama “Metode Azzam”, karena metode menghafal ini
kamu dapatkan dari guru kami Azzam Izzulhaq hafizahullah saat kami masih di
Madrasah Aliah Pondok Pesantren Raudhatul Ulum Sakatiga Sumatera Selatan,
oleh sebabnya kami namakan metode ini dengan nama beliau.

Semoga apa yang kami jelaskan di sini dapat bermanfaat bagi pembaca
sekalian dan pada umat Islam pada umumnya. Dan menjadi pemberat timbangan
amal shaleh kami di akhirat kelak. Aamiiin.

B. Hukum mengahafal Al-Quran?


Hukum menghafal Al Qur’an

Syaikh Ibnu Baz mengatakan, “menghafal Al Qur’an adalah mustahab (sunnah)”


(Fatawa Nurun ‘alad Darbi, 89906). Namun yang rajih insya Allah, menghafal Al
Qur’an adalah fardhu kifayah, wajib diantara kaum Muslimin ada yang
menghafalkan Al Qur’an, jika tidak ada sama sekali maka mereka berdosa (Al
Mausu’ah Al Fiqhiyyah, 17/325)

C. Mengapa harus mengahafal Al-Quran?


Keutamaan menghafal Al Qur’an

1. Penghafal Qur’an adalah Shahibul Qur’an

Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani menyatakan, “ketahuilah, makna dari


shahibul Qur’an adalah orang yang menghafalkannya di hati. berdasarkan sabda
nabi Shallallahu’alaihi Wasallam:

‫يؤم القوم أقرؤهم لكتاب هللا‬

“hendaknya yang mengimami sebuah kaum adalah yang paling aqra’ terhadap
kitabullah”

maksudnya yang paling hafal. Maka derajat surga yang didapatkan seseorang itu
tergantung pada banyak hafalan Al Qur’annya di dunia, bukan pada banyak
bacaannya, sebagaimana disangka oleh sebagian orang. Maka di sini kita ketahui
keutamaan yang besar bagi pada penghafal Al Qur’an. Namun dengan syarat ia
menghafalkan Al Qur’an untuk mengharap wajah Allah tabaaraka wa ta’ala,
bukan untuk tujuan dunia atau harta” (Silsilah Ash Shahihah, 5/281).

2. Al Qur’an akan menjadi syafa’at bagi shahibul Qur’an


Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

‫اقرأوا القرآن فإنه يأتي يوم القيامة شفيعا ألصحابه‬

“bacalah Al Qur’an, karena ia akan datang pada hari kiamat sebagai syafa’at bagi
shahibul Qur’an” (HR. Muslim 804)

3. Derajat di surga tergantung pada hafalan Qur’an

Semakin banyak hafalannya, akan semakin tinggi kedudukan yang didapatkan di


surga kelak. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

‫ فإن منزلك عند آخر آية تقرؤها‬،‫ ورتل كما كنت ترتل في الدنيا‬،‫وارتق‬
ِ ‫يقال لصاحب القرآن اقرأ‬

“akan dikatakan kepada shahibul qur’an (di akhirat) : bacalah dan naiklah,
bacalah dengan tartil sebagaimana engkau membaca dengan tartil di dunia.
karena kedudukanmu tergantung pada ayat terakhir yang engkau baca” (HR. Abu
Daud 2240, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Abi Daud).

4. Termasuk sebaik-baik manusia

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

‫خيركم من تعلم القرآن وعلَّمه‬

“sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al Qur’an dan mengajarkannya”


(HR. Al Bukhari 4639).

5. Allah mengangkat derajat shahibul Qur’an di dunia

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

‫إن هللا يرفع بهذا الكتاب أقواما ً ويضع به آخرين‬


“sesungguhnya Allah mengangkat beberapa kaum dengan Al Qur’an ini dan
menghinakan yang lain dengannya” (HR. Muslim 817)

6. Penghafal Al Qur’an lebih diutamakan untuk menjadi imam

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

‫يؤم القوم أقرؤهم لكتاب هللا‬

“hendaknya yang mengimami sebuah kaum adalah yang paling aqra’ terhadap
kitabullah” (HR. Abu Daud 582, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Abi Daud)

Keutamaan menghafal Al Qur’an

Selain keutamaan-keutamaan di atas, ada beberapa hal juga yang menjadi


pendorong untuk kita semua agar menghafalkan Al Qur’an:

1. Meneladani Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam

Panutan kita, Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam menghafalkan Al Qur’an, dan


setiap bulan Ramadhan Jibril datang kepada beliau untuk mengecek hafalan
beliau. Hal ini diceritakan oleh Ibnu Abbas radhiallahu’anhuma:

، ‫ وكان أجود ما يكون في رمضان حين يلقاه جبريل‬، ‫كان رسول هللا صلى هللا عليه وسلم أجود الناس‬
‫ فالرسول هللا صلى هللا عليه وسلم أجو ُد بالخير من‬، ‫وكان يلقاه في كل ليلة من رمضان فيُدارسه القرآن‬
‫سلة‬
َ ‫الريح المر‬

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling dermawan.


Dan beliau lebih dermawan lagi di bulan Ramadhan saat beliau bertemu Jibril.
Jibril menemuinya setiap malam untuk mengajarkan Al Qur’an. Dan
kedermawanan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melebihi angin yang
berhembus” (HR. Bukhari, no.6)

2. Membaca Al Qur’an adalah ibadah yang agung

Membaca Al Qur’an adalah ibadah, setiap satu huruf diganjar satu pahala.

‫ف َوالَ ٌم‬ ٌ ‫ف َولَ ِك ْن أ َ ِل‬


ٌ ‫ف َح ْر‬ ٌ ‫حر‬ َ ‫سنَةٌ َوا ْل َح‬
ْ ‫سنَةُ بِعَش ِْر أ َ ْمثَا ِل َها ال َ أَقُو ُل الم‬ َ ‫َّللا فَلَهُ بِ ِه َح‬
ِ َّ ‫ب‬ِ ‫َم ْن قَ َرأ َ َح ْرفًا ِم ْن ِكتَا‬
‫ف‬
ٌ ‫ف َو ِمي ٌم َح ْر‬
ٌ ‫َح ْر‬

“barangsiapa yang membaca 1 huruf dari Al Qur’an, maka baginya 1 kebaikan.


dan 1 kebaikan dilipat-gandakan 10x lipat. aku tidak mengatakan alif lam miim
itu satu huruf, tapi alim satu huruf, lam satu huruf dan mim satu huruf” (HR. At
Tirmidzi 2910, ia berkata: “hasan shahih gharib dari jalan ini”)

Dan banyak lagi keutamaan dari membaca Al Qur’an. Maka seorang Muslim yang
hafal Al Qur’an dapat dengan mudahnya membaca kapan saja dimana saja,
langsung dari hafalannya tanpa harus membacanya dari mushaf. Dan ini
merupakan ibadah yang agung. Ibnu Mas’ud berkata:

ُ‫سولَه‬ ُّ ‫ب ا ْلقُ ْرآنَ فَ ِإنَّهُ يُ ِح‬


ُ ‫ب هللاَ َو َر‬ ُّ ‫ فَ ِإ ْن كَانَ يُ ِح‬،‫ظ ْر‬
ُ ‫سولَهُ فَ ْليَ ْن‬ ُّ ‫ب أ َ ْن يَ ْعلَ َم أَنَّهُ يُ ِح‬
ُ ‫ب هللاَ َو َر‬ َّ ‫َم ْن أ َ َح‬

“Barangsiapa yang ingin mengetahui bahwa dia mencintai Allah dan Rasul-Nya,
maka perhatikanlah, jika ia mencintai Al Quran maka ia mencintai Allah dan
Rasul-Nya” (HR. Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman, Al Haitsami dalam Majma Az
Zawaid berkata: “semua rijalnya shahih”).

3. Modal utama dalam mempelajari agama

Al Qur’an adalah sumber hukum dalam Islam. Dengan menghafalkan Al Qur’an,


seseorang lebih mudah dalam mempelajari ilmu agama. Ia mempelajari suatu
permasalahan ia dapat mengeluarkan ayat-ayat yang menjadi dalil terhadap
masalah tersebut langsung dari hafalannya. Yang kemudian ia perjelas lagi dengan
penjelasan para ulama mengenai ayat tersebut. Ibnu ‘Abdl Barr mengatakan:

‫ فأول العلم‬،‫ ومن تعداها جملة فقد تعدى سبيل السلف رحمهم هللا‬،‫طلب العلم درجات ورتب ال ينبغي تعديها‬
‫حفظ كتاب هللا عز وجل وتفهمه‬

“Menuntut ilmu itu ada tahapan dan tingkatan yang harus dilalui, barangsiapa
yang melaluinya maka ia telah menempuh jalan salaf rahimahumullah. Dan ilmu
yang paling pertama adalah menghafal kitabullah ‘azza wa jalla dan
memahaminya” (dinukil dari Limaadza Nahfadzul Qur’an, Syaikh Shalih Al
Munajjid).

4. Modal utama dalam berdakwah

Kata para ulama, hidayah ada 2 macam: hidayah taufiq yang ada di tangan Allah
dan hidayah al irsyad wal bayan yaitu dakwah yang menjadi tugas para Nabi dan
Rasul dan juga kita. Dan Al Qur’an adalah sumber dari hidayah ini, Allah Ta’ala
berfirman:

)9‫ من اآلية‬:‫ي أ َ ْق َو ُم) (اإلسراء‬


َ ‫(إِنَّ َه َذا ا ْلقُ ْرآنَ يَ ْهدِي ِللَّتِي ِه‬

“Sesungguhnya Al Quran ini memberikan hidayah kepada (jalan) yang lebih lurus”
(QS. Al Isra: 9)

5. Menjaga keotentikan Al Qur’an

Salah satu keistimewaan Al Qur’an adalah keotentikannya terjaga, tidak


sebagaimana kitab-kitab samawi yang lain. Dan salah satu sebab terjaganya hal
tersebut adalah banyak kaum Muslimin yang menghafalkan Al Qur’an di dalam
dada-dada mereka. Sehingga tidak mudah bagi para penyeru kesesatan dan
musuh-musuh Islam untuk menyelipkan pemikiran mereka lewat Al Qur’an atau
mengubahnya untuk menyesatkan umat Islam.

6. Tadabbur dan Tafakkur

Dengan menghafal Al Qur’an, seseorang bisa lebih mudah dan lebih sering ber-
tadabbur dan ber-tafakkur. Yaitu merenungkan isi Al Qur’an untuk mengoreksi
keadaan dirinya apakah sudah sesuai dengannya ataukan belum dan juga
memikirkan tanda-tanda kebesaran Allah. Allah Ta’ala berfirman

)24:‫ب أ َ ْقفَالُ َها) (محمد‬ َ ‫(أَفَال يَت َ َدبَّ ُرونَ ا ْلقُ ْرآنَ أ َ ْم‬
ٍ ‫علَى قُلُو‬

“Maka apakah mereka tidak men-tadabburi Al Quran ataukah hati mereka


terkunci?” (QS. Muhammad: 24).

7. Mengobati

Al Qur’an adalah obat bagi penyakit hati dan penyakit jasmani. Allah Ta’ala
berfirman

)82‫ من اآلية‬:‫شفَا ٌء) (اإلسراء‬ ِ ‫(ونُنَ ِ ّز ُل ِمنَ ا ْلقُ ْر‬


ِ ‫آن َما ُه َو‬ َ

“Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar” (QS. Al Isra: 82).

D. Mufassir Al-Quran: menghafal itu mudah!


‫ذاكر يذكره ويقرؤه‬ ٍ ‫للحفظ والقراءة فَ َه ْل ِم ْن ُم َّد ِك ٍر أي من‬
ِ ‫س ْرنَا ا ْلقُ ْرآنَ أي س َّه ْلناه ِلل ِ ّذ ْك ِر أي‬
َّ َ‫َولَقَ ْد ي‬
ّ ‫ ليس من كتب هللا كتاب يُقرأ ُكلُّه ظاهرا ً إال‬:‫ قال سعيد بن جبير‬،‫ هو الحث على قراءته وتعلُّمه‬:‫والمعنى‬
)200‫ ص‬،4‫ جزء‬،‫ (زاد المسير في علم التفسير‬.‫القرآن‬
dan telah kami mudahkan Al-Qur’an maksudnya adalah kami memudahkannya
untuk diingat atau dihafal adakah orang yang mengingatnya? Maksudnya adalah
orang yang mengingat Al-Quran, membacanya, dan maknanya adalah ini adalah
memotivasi agar banyak membacanya dan mempelajarinya, Said bin Jabir
berkata: tidak ada kitab dari Kitab-kitab yang diturunkan ole Allah dibacakan
semuanya secara zhahir kecuali Al-Qur’an. ( Zaad Al-Muyassirfi i’lmit Tafsir, Jilid 4,
Hal 200).

ٍ ‫ فَ َه ْل ِم ْن َطا ِل‬،ُ‫علَ ْي ِه َم ْن أ َ َرا َد ِح ْف َظه‬


ُ‫ب ِل ِح ْف ِظ ِه فَيُعَان‬ َ َ ‫س َّه ْلنَاهُ ِل ْل ِح ْف ِظ َوأ‬
َ ‫عنَّا‬ َ ‫س ْرنَا ا ْلقُ ْرآنَ ِلل ِذّ ْك ِر) أ َ ْي‬
َّ َ‫(ولَقَ ْد ي‬
َ
)134‫ ص‬،17‫ ج‬،‫ َولَقَ ْد َهيَّأْنَاهُ ِلل ِ ّذ ْك ِر (تفسير القرطبي‬:‫وز أ َ ْن يَكُونَ ا ْل َم ْعنَى‬ ُ ‫علَ ْي ِه؟ َويَ ُج‬ َ

(Dan telah kami mudahkan Al-Quran untuk diingat) maksudnya adalah telahkami
mudahkan Al-Quran untuk dihafal dan kami bantu orang-orang yang akan
menghafalnya, adakah orang yang ingin menghafalnya menjaganya dan ditolong
untuk itu? Dan boleh juga maknanya adalah dan telah kami sediakan Al-Quran
untuk diingat (Tafsir Al-Qurthubi, jilid 17, Hal 134)

‫ لما اشتمل عليه من أنواع‬،‫س ْرنَا القرآن ِلل ِذّ ْك ِر} أي وهللا لقد سهلنا القرآن للحفظ والتدبر واالتعاظ‬
َّ َ‫{ولَقَ ْد ي‬
َ
:‫معتبر بقصصه وزواجره؟ مقال الخازن‬
ٍ ،‫متعظ بمواعظه‬
ٍ ‫المواعظ والعبر {فَ َه ْل ِمن ُّم َّد ِك ٍر} أي فهل من‬
‫ بحيث‬،‫ ألنه قد يسره هللا وسهله على من يشاء من عباده‬،‫وفيه الحث على تعليم القرآن واالشتغال به‬
‫ وليس شيء‬،‫ يرسناه للحفظ والقراءة‬:‫ والعربي والعجمي قال سعيد بن جبير‬،‫يسهل حفظه للصغير والكبير‬
‫ وبالجملة فقد جعل هللا القرآن مهيئا ً ومسهالً لمن أراد حفظه‬،‫من كُتب هللا تعالى يُقرأ كلُّه ظاهرا ً إال القرآن‬
‫) (تفسير الخازن‬268‫ ص‬،3‫ ج‬،‫ فهو رأس سعادة الدنيا واآلخرة (صفوة التفاسير‬،‫وفهمه أو االتعاظ به‬
)219‫ ص‬،4‫ ج‬،‫لباب التأويل في معاني التنزيل‬

(dan tela kami mudahkan Al-Quran untuk diingat) maksudnya adalah demi Allah,
telah kami mudahkan Al-Quran untuk dihafal, dijaga, ditadabburi, dan diambil
pelajaran, dimana di dalamnya terkandung banyak pejaran dan hikmah, ( adakah
orang yang mengingatnya?) maksudnya maka apakah ada orang yang mau ambil
hikmah dan pelajaran dari isah-kisah yang terdapat di dalamnya dan juga
peringatan-peringatannya? Al-Khazin mengatakan: dan di dalamnya terdapat
anjuran dan motivasi untuk belajar Al-Quran dan sibuk dengannya, karena Allah
telah memudahkan dan menggampangkan bagi siapa yang Dia kehendaki dari
para hamba-Nya, dimana dia mudahkan untuk dihafal baik untuk orang dewasa
maupun anak kecil, orang arab maupun orang non arab, Said bin Jabir berkata:
tidak ada kitab dari Kitab-kitab yang diturunkan ole Allah dibacakan semuanya
secara zhahir kecuali Al-Qur’an, secara garis besar, Allah telah menjadikan Al-
Quran sesuatu yang mudah dan gampang bagi siapa saja yang menghafalnya dan
memahaminya atau mau mengambil pejaran darinya, maka inilah puncak
kebahagiaan di dunia dan akhirat. (Shafwatu At-Tafasir, jilid 3, Hal 268) (Tafsir Al-
Khazin Li Bab Ta’wil fi Ma’ani At-Tanziil, Jilid 4, Hal 219).

E. menghafal cepat (metode Azzam)


Untuk menghafal kitab suci al-Quran karim, hendaknya kita memperhatikan
beberapa poin berikut ini.

1. Niat kita untuk menghafal al-Quran adalah berusaha “akrab” atau dekat dengan
Allah SWT dan mengenal secara lebih detail kandungan kitab suci al-Quran. Dan
lazim kita selalu mengharap dari-Nya dan para imam maksum untuk membantu
kita untuk mendapatkan hal ini (menghafal al-Quran). Sebagaimana sangat baik
sekali jika saat sedang menghafal selalu dalam keadaan suci (berwudu') dan
menghadap kiblat.
2. Memulai hafalan dari usia dini (kanak-kanak) sehingga ayat-ayat kitab suci ini
semakin mendarah daging dalam jiwa kita dari sejak kecil.

3. Saat menghafal, hendaknya ayat yang sedang kita baca di baca secara benar dan
dengar suara dan lantunan yang biasa sehingga dapat menghafal dengan mudah.

4. Membaca ayat-ayat suci al-Quran dengan nada dan intonasi arabi dan dengan
renungan dan ketelitian.

5. Mempelajari tartil sehingga dengan metode itu pula kita menghafal al-Quran.

6. Sangat baik jika hafalan kita diiringi dengan tajwid yang baik pula, sehingga kita
dapat membacanya dengan baik saat menghafal.

7. Untuk menghafal al-Quran hendaknya kita menggunakan satu kitab al-Quran


sehingga tempat dan posisi ayat itu semakin lengket di benak kita.

8. Untuk kesempatan pertama ambillah waktu setengah jam, kemudian untuk


kesempatan berikutnya tambahlah waktu itu. Contohnya pada bulan pertama kita
pergunakan setengah jam setiap harinya, bulan kedua satu jam perhari dan pada
bulan ketiga satu jam setengah perhari. Akan tetapi, semakin banyak waktu yang
kita sisihkan untuk menghafal al-Quran akan lebih baik. Dengan kata lain
menghafal al-Quran harus ada batas minimal namun untuknya tidak ada batas
maksimal.

9. Menghafallah dalam waktu yang telah ditentukan dan teratur, seperti setiap jam
tujuh pagi. Sebagaimana jika kita tidak sempat menghafalnya pada sebuah hari,
maka hendaknya diganti ketinggalan tersebut pada waktu berikutnya.
10. Mulailah menghafal dari surat-surat pendek juz ketiga puluh al-Quran,
sehingga kita dapat mengetahui hasil hafalan kita secara lebih cepat, di mana itu
membuat hati kita lebih cepat bangga dan percaya diri.. Begitu juga hendaknya
kita juga menghafal dan menghitung jumlah ayat yang telah kita hafal.

11. Cobalah sekali dengan bacaan lambat, sekali juga dengan bacaan sedang
dan sekali dengan bacaan cepat. Carilah mana yang lebih sesuai bagi anda.
Biasanya metode bacaan sedang lebih sesuai dan cepat dihafal.

12. Menghafallah di tempat yang sederhana, tetap, yang tenang dan hawa
yang sehat dan bebas. Karena pada tempat seperti ini seseorang lebih cepat
mendapatkan konsentrasi. Sebagaimana sangat baik jika beberapa menit kita
kosongkan benak kita dari pikiran-pikiran yang lain.

13. Sebagian berkeyakinan menghafal al-Quran sangat cocok jika dilakukan


pada awal subuh –terutama sebelum terbitnya matahari-. Sebagian orang
berkeyakinan waktu terbaik untuk menghafal al-Quran adalah di akhir malam
seperti sebelum tidur-. Jadi anda dapat memilih dua waktu itu.

14. Janganlah menghafal al-Quran saat gelisah, gundah, lapar, haus, letih,
mengantuk, sumpek, marah, setelah makan dan yang lain. Karena, untuk
menghafal diperlukan kebugaran kesegaran yang prima sehingga kita dapat
menghafalnya dengan lebih baik. Begitu juga saat menghafal janganlah kita sibuk
dengan pekerjaan lain seperti mengobrol atau yang lain.

15. Gunakanlah al-Quran yang sedang, tidak terlalu kecil dan juga tidak terlalu
besar. Begitu juga ukuran hafalan kita hendaknya dihitung dengan halaman bukan
dengan ayat, karena ukuran ayat satu dengan yang lainnya tidak sama, ada yang
panjang sekali dan ada yang pendek sekali. Seperti setiap hari kita menghafal al-
Quran sebanyak satu halaman bukan 10 ayat dalam sehari.

16. Menghafal al-Quran butuh pada pengulangan, pengulangan dan


pengulangan. Oleh karena itu latihan yang berkesinambungan akan membuat kita
tidak lupa akan hafalan yang telah ada. Juga sangat baik jika hafalan kita lakukan
dalam tenggang waktu yang beragam, seperti kita latihan setengah jam di waktu
pagi hari dan setengah jam di tengah malam.

17. Untuk memanfaatkan waktu yang lebih banyak, hendaknya kita menghafal
dan mengulang di mana saja itu memungkinkan bagi kita, seperti di atas
kendaraan, sehingga tidak ada kesempatan kecuali kita mengulang dan
mengulang.

18. Janganlah menggunakan al-Quran yang memiliki terjemahan, karena bisa


jadi terjemah itu mengganggu konsentrasi kita nantinya. Walaupun sangat baik
sekali setelah menghafal kita juga memperhatikan kandungan bagian darinya.

19. Mengenal tata bahasa Arab sangat membantu mempercepat hafalan al-
Quran.

20. Sebagian hafiz al-Quran mengatakan untuk memulai menghafal al-Quran


hendaknya dimulai dengan menghafal nama-nama surat. Dengan membaginya
kepada beberapa bagian, seperti lima surat terlebih dahulu, lalu lima surat
berikutnya dan begitu seterusnya, diulang-ulang sehingga secara sempurna dan
kuat hafalan itu lengket di benak kita.

21. Untuk menghafal al-Quran, pertama ayat pertama dari surat tersebut kita
hafalkan terlebih dahulu, setelah hafal, ayat itu kita baca lagi lalu kita menghafal
ayat kedua. Kemudian dua ayat tersebut kita baca, lalu menghafal ayat ketiga, lalu
kita baca ketiganya dan beranjak kepada ayat keempat. Dan begitulah seterusnya
hingga satu halaman selesai. Halaman demi halaman yang ada hendaknya
dilakukan seperti itu hingga akhir dari pada al-Quran. Poin penting yang perlu
diperhatikan di sini adalah sebelum sebuah bagian al-Quran kita hafalkan secara
mendalam dan kuat janganlah beranjak kepada bagian yang lain.

22. Sebagian dari ayat al-Quran dapat dihafal dengan hanya sekali baca saja,
ada yang dua kali ada pula yang tiga kali ada juga yang harus berulang kali diulang
sehingga dapat dihafal oleh seseorang. Oleh karena itu janganlah disamakan
semua ayat al-Quran. Pengulangan dan latihan tergantung kepada kekuatan
hafalan, kondisi tempat dan waktu panjang atau pendek sebuah ayat.

23. Jika ayat begitu panjang maka hendaknya ayat tersebut dibagi-bagi,
pertama bagian pertama tersebut kita hafal, lalu bagian pertama yang kita hafal
tersebut kita ulang dan baca, baru kita menuju kepada bagian kedua. Dan begitu
seterusnya.

24. Dalam menghafal ayat-ayat yang memiliki kemiripan butuh kepada latihan,
kedetilan dan latihan yang lebih banyak. Artinya jika ayat lain kita mengulangnya
sebanyak lima kali, ayat semacam ini kita ulang sepuluh kali.

25. Setiap surat atau bagian darinya yang kita hafal, bacalah di hadapan
seseorang, sehingga dia menegur kesalahan yang kita lakukan. Artinya salah satu
metode yang baik adalah saling memperdengarkan hafalan kita kepada orang lain.

26. Mendengar kaset tartil atau cd memiliki pengaruh yang begitu besar dan
baik dalam menghafal al-Quran dengan metode yang baik dan indah.
Metode Azzam

Ikuti langkah ini dengan tartib (urut):


1. Tenang dan tersenyumlah, jangan tegang.
2. Bacalah ayat yang akan dihafal hingga terbayang dengan jelas kedalam pikiran
dan hati.
3. Hafalkan ayat tersebut dengan menghafalkan bentuk tulisan huruf-huruf dan
tempat-tempatnya.
4. Setelah itu pejamkan kedua mata dan.
5. Bacalah dengan suara pelan lagi konsentrasi (posisi mata tetap terpejam dan
santai).
6. Kemudian baca ayat tersebut dengan suara keras (posisimata tetap terpejam
dan jangan tergesa-gesa).
7. Ulangi sampai 3x atau sampai benar-benar hafal.
8. Beri tanda pada kalimat yang dianggap sulit dan bermasalah (garis
bawah/distabilo).
9. Jangan pindah kepada hafalan baru sebelum hafalan lama sudah menjadi kuat.

Penggabungan ayat-ayat yang sudah dihafal

Setelah anda hafal ayat pertama dan kedua jangan pindah kepada ayat ketiga
akan tetapi harus digabungkan terlebih dahulu antara keduanya dengan
mengikuti langkah-langkah berikut ini:
1. Bacalah ayat pertama dan kedua sekaligus dengan suara pelan lagi konsentrasi.
2. Kemudian bacalah keduanya dengan suara keras lagi konsentrasi dan tenang.
3. Ulangi kedua ayat tersebut minimal 3x sehingga hafalan benar-benar kuat.
Begitulah seterusnya, pada tiap-iap dua tambahan ayat baru harus digabungkan
dengan ayat sebelumnya sehingga terjadi kesinambungan hafalan.
4. Mengulang dari ayat belakang ke depan. Dan dari depan ke belakang.
5. Semuanya dibaca dengan suara hati terlebih dahulu kemudian dengan suara
keras (mata dalam keadaan tertutup).
6. Begitu seterusnya. Setiap mendapatkan hafalan baru, harus digabungkan
dengan ayat/halaman/juz sebelumya.

F. Cara lainnya ada gak yah?


Metode Pertama : Menghafal per satu halaman ( menggunakan Mushaf Madinah
). Kita membaca satu lembar yang mau kita hafal sebanyak tiga atau lima kali
secara benar, setelah itu kita baru mulai menghafalnya. Setelah hafal satu lembar,
baru kita pindah kepada lembaran berikutnya dengan cara yang sama. Dan jangan
sampai pindah ke halaman berikutnya kecuali telah mengulangi halaman-
halaman yang sudah kita hafal sebelumnya. Sebagai contoh : jika kita sudah
menghafal satu lembar kemudian kita lanjutkan pada lembar ke-dua, maka
sebelum menghafal halaman ke-tiga, kita harus mengulangi dua halaman
sebelumnya. Kemudian sebelum menghafal halaman ke-empat, kita harus
mengulangi tiga halaman yang sudah kita hafal. Kemudian sebelum meghafal
halaman ke-lima, kita harus mengulangi empat halaman yang sudah kita hafal.
Jadi, tiap hari kita mengulangi lima halaman : satu yang baru, empat yang lama.
Jika kita ingin menghafal halaman ke-enam, maka kita harus mengulangi dulu
empat halaman sebelumnya, yaitu halaman dua, tiga, empat dan lima. Untuk
halaman satu kita tinggal dulu, karena sudah terulangi lima kali. Jika kita ingin
menghafal halaman ke-tujuh, maka kita harus mengulangi dulu empat halaman
sebelumnya, yaitu halaman tiga, empat, lima, dan enam. Untuk halaman satu dan
dua kita tinggal dulu, karena sudah terulangi lima kali, dan begitu seterusnya.

Perlu diperhatikan juga, setiap kita menghafal satu halaman sebaiknya ditambah
satu ayat di halaman berikutnya, agar kita bisa menyambungkan hafalan antara
satu halaman dengan halaman berikutnya.

Metode Kedua : Menghafal per- ayat , yaitu membaca satu ayat yang mau kita
hafal tiga atau lima kali secara benar, setelah itu, kita baru menghafal ayat
tersebut. Setelah selesai, kita pindah ke ayat berikutnya dengan cara yang sama,
dan begiu seterusnya sampai satu halaman. Akan tetapi sebelum pindah ke ayat
berikutnya kita harus mengulangi apa yang sudah kita hafal dari ayat sebelumnya.
Setelah satu halaman, maka kita mengulanginya sebagaimana yang telah
diterangkan pada metode pertama .

Untuk memudahkan hafalan juga, kita bisa membagi Al Qur’an menjadi tujuh hizb
( bagian ) :

1. Surat Al Baqarah sampai Surat An Nisa’

2. Surat Al Maidah sampai Surat At Taubah

3. Surat Yunus sampai Surat An Nahl

4. Surat Al Isra’ sampai Al Furqan

5. Surat As Syuara’ sampai Surat Yasin


6. Surat As Shoffat sampai Surat Al Hujurat

7. Surat Qaf sampai Surat An Nas

Boleh juga dimulai dari bagian terakhir yaitu dari Surat Qaf sampai Surat An Nas,
kemudian masuk pada bagian ke-enam dan seterusnya.

G. Cara Muraja’ah ( cara menjaga Hafalan Al-Quran)


Diantara cara untuk menjaga hafalan Al Qur’an adalah sebagai berikut :

1. Mengulangi hafalan menurut waktu sholat lima waktu. Seorang muslim


tentunya tidak pernah meninggalkan sholat lima waktu, hal ini hendaknya
dimanfaatkan untuk mengulangi hafalannya. Agar terasa lebih ringan,
hendaknya setiap sholat dibagi menjadi dua bagian, sebelum sholat dan
sesudahnya. Sebelum sholat umpamanya :

sebelum adzan, dan waktu antara adzan dan iqamah. Apabila dia termasuk
orang yang rajin ke masjid, sebaiknya pergi ke masjid sebelum adzan agar waktu
untuk mengulangi hafalannya lebih panjang. Kemudian setelah sholat, yaitu
setelah membaca dzikir ba’da sholat atau dzikir pagi pada sholat shubuh dan
setelah dzkir sore setelah sholat Ashar. Seandainya saja, ia mampu mengulangi
hafalannya sebelum sholat sebanyak seperempat juz dan sesudah sholat
seperempat juz juga, maka dalam satu hari dia bisa mengulangi hafalannya
sebanyak dua juz setengah.
Kalau bisa istiqamah seperti ini, maka dia bisa menghatamkan hafalannya
setiap dua belas hari, tanpa menyita waktunya sama sekali. Kalau dia bisa
menyempurnakan setengah juz setiap hari pada sholat malam atau sholat-sholat
sunnah lainnya, berarti dia bisa menyelesaikan setiap harinya tiga juz, dan bisa
menghatamkan Al Qur’an pada setiap sepuluh hari sekali. Banyak para ulama
dahulu yang menghatamkan hafalannya setiap sepuluh hari sekali.

2. Ada sebagian orang yang mengulangi hafalannya pada malam saja, yaitu
ketika ia mengerjakan sholat tahajud. Biasanya dia menghabiskan sholat
tahajudnya selama dua jam. Cuma kita tidak tahu, selama dua jam itu
berapa juz yang ia dapatkan. Menurut ukuran umum, kalau hafalannya
lancar, biasanya ia bisa menyelesaikan satu juz dalam waktu setengah jam.
Berarti, selama dua jam dia bisa menyelesaikan dua sampai tiga juz dengan
dikurangi waktu sujud dan ruku.
3. Ada juga sebagian teman yang mengulangi hafalannya dengan cara masuk
dalam halaqah para penghafal Al Qur’an. Kalau halaqah tersebut
berkumpul setiap tiga hari sekali, dan setiap peserta wajib menyetor
hafalannya kepada temannya lima juz berarti masing-masing dari peserta
mampu menghatamkan Al Qur’an setiap lima belas hari sekali. Inipun hanya
bisa terlaksana jika masig-masing dari peserta mengulangi hafalannya
sendiri-sendiri dahulu.

ABANA ONLINE
Mencetak Generasi Gemilang di Usia Belia

 Home
 Panduan Mendidik
 Kisah Anak
 Adab Islam
 Percakapan Iman
 Hubungi Kami

Search and enter

Home / Al Quran / Diskusi Pendidikan / Metode Tahfidz Al-Quran yang Cocok Untuk Anak SD dan SDIT
Metode Tahfidz Al-Quran yang Cocok Untuk
Anak SD dan SDIT
Metode Tahfidz Quran- Menjadi guru al-Quran bukanlah hal yang mudah, karena selain kita dituntut
untuk memperbaiki kualitas bacaan dan hafalan santri, kita juga dituntut untuk memberikan contoh
pada mereka. Jangan sampai kita memberi tugas hafalan atau murojaah al-Quran ke murid namun kita
sendiri tidak melaksanakan atau melarang sesuatu tapi kita menjadi orang pertama yang melanggarnya.

Setelah poin di atas sudah diamalkan maka kita bisa langsung menerapkan metode tahfidz Al-Quran
untuk anak TK, TPA dan SD. Bagaimana metodenya?

Sebelum menjawab pertanyaan di atas, sebaiknya baca dulu artikel sebelumnya, cara mengajarkan al-
Quran yang tepat untuk anak usia dini, sebab artikel ini hanyalah pelengkap dari pembahasan tersebut.

Macam-Macam Metode Tahfidz

Saat guru mengajarkan al-Quran pada anak kadang dia harus mencari cara yang sesuai dan cocok untuk
muridnya. Misalnya dia harus berhalaqoh, menghafal bersama dan lain sebagainya. Nah, dari situlah
muncul metode-metode yang kemudian metode tersebut diistilahi atau dinamai. Salah satu nama
metode-metode yang saya tahu adalah, metode taqdim, metode mudhaharah, metode takrir, metode
quesioner dan metode baidhawiy serta metode mutabaah.

Masyaallah, ternyata ada banyak sekali metode pembelajaran hafalan al-Quran. Bagi saya, istilah-istilah
seperti ini malah membuat para guru jadi bingung, sehingga ia tidak konsisten dalam menjalankan
metode pengajaran al-Quran untuk anak. Maka tidaklah heran apabila ada pertanyaan, "metode mana
yang paling baik? Mana yang terbaik di antara metode-metode tahfidz di atas?"
Silahkan antum buang dulu kebingungan-kebingungan di atas, karena sebenarnya mengajarkan hafalan
al-Quran untuk anak-anak di sekolah negri SD, atau lembaga Islam seperti SDIT tidak lah serumit yang
kita bayangkan. Maka di sini saya akan memberikan tips dan cara yang cocok dan mudah untuk anak,
bahkan balita.

Metode yang akan saya bagikan ini sudah dipraktekan oleh saya di Kuttab al-Fatih, bahkan semua guru
di sana juga memakainya sebab seluruh guru quran sudah diseragamkan untuk menggunakan satu
metode, entah itu metode tahsin quran maupun hafalan. Alhamdulillah, dengan itu kualitas bacaan dan
hafalan anak di sana sungguh luar biasa (penilaian pribadi), bahkan sudah mengalahkan kualitas bacaan
saya dulu ketika lulus SMA di pesantren. Wah jujur bangt.

Hanya Satu Metode Tahfidz untuk Anak SD, yaitu Metode Kemampuan

Namanya aneh kan? Ini memang aneh, jadi harap maklum. Karena sebenarnya penamaan metode
kemampuan ini hanya akal-akalan saya saja. :). Untuk nama aslinya malah kurang tau. atau mungkin
belum ada namanya.

Maksud metode kemampuan adalah, sebelum sang guru mengajarkan hafalan al-Quran anak, dia harus
mengukur kemampuan si anak terlebih dahulu. Apabila anak belum mampu maka kita akan
menggunakan metode takrir, namun, jika sudah mampu dari segi kualitas bacaan, baik tajwid maupun
makhraj maka bisa menggunakan metode mutabaah (Kalau kaya gini caranya, sama saja 2 metode).
Bagaimana cara mengukurnya? Pertanyaan ini sangat penting sekali.

Cara Mengukur si Anak, Menggunakan Metode Takrir Karena Belum Mampu

Seperti apa sih, anak yang belum mampu itu? Dia adalah anak yang belum bagus kualitas bacaannya
baik dari segi makharijul huruf, mad (panjang pendek), ghunnah dan kelancaran. Biasanya anak ini
belum bisa membaca al-Quran, atau dia mengaku sudah bisa baca namun ketika dites si anak belum bisa
membedakan mana yang (‫ )ذ‬dan (‫ )ز‬kemudian (‫ )ها‬dengan (‫ )ح‬atau suka terbalik-balik, atau panjang
pendeknya salah-salah dan masih banyak lagi yang lain.

Yang lebih penting, umur bukanlah peran utama dalam standar kemampuan, karena ada juga yang
masuk kelas 4 SD namun kemampuan bacaannya kurang. Maka dalam hal ini membutuhkan guru yang
benar-benar paham ilmu tajwid dan tahsin. Oh maaf, bukan hanya paham ilmunya tapi bisa juga
mempraktekannya. Apabila sudah diketahui ukurannya, maka bisa langsung menggunakan metode
takrir atau baghdadiyah.

Apa Itu Metode Takrir?

Pengertian metode takrir adalah: guru membacakan ayat yang mau dihafal di depan anak-anak, dengan
makhraj dan tajwid yang sesuai, bagus dan mantap. Kemudian setelah itu anak disuruh menirukan
bacaan gurunya tersebut sampai anak yang di dalam kelas tersebut hafal semua dengan bacaan yang
bagus, baik sisi ghunnah, mad dan makhraj.

Misalnya bisa antum lihat video di bawah ini:

Note: Jika antum memakai UC Browser maka video ini tidak terlihat, sebab UC mem block konten
bergambar dan video. Silahkan ganti browser lain di hp mu:

Kesalahan para guru biasanya terjadi ketika dia mengajar kelas yang isinya murid baru semua. Lalu
ditanya oleh ustadznya, "Nak, bisa baca Quran belum?" lalu muridnya menjawab, "Sudah tadz, saya
ngaji di TPA sudah sampai surat an-Naba" kemudian gurunya langsung menilai bahwa dia mampu,
padahal belum mengujinya.

Kita harus tahu bahwa sebelum dia masuk ke lembaga kita, para murid baru memiliki riwayat hidup yang
tidak sama (dalam masalah ngaji). Misalnya si A belajar ngaji di TPA situ, dan si B belajar ngaji di TPA sini.
Nah, kita juga tidak tahu kemampuan guru-guru sebelumnya.

Maka dari itu, kami sarankan kepada setiap lembaga pendidikan yang menyelenggarakan pembelajaran
tahfidz al-Quran, harus menyeragamkan bacaan dan tahsin para guru dan menyeragamkan standar
kualitas bacaan dan hafalan para guru. Supaya jika suatu saat guru tersebut ditukar dengan kelas lain,
maka standar bacaannya akan sama. Lalu, bagaimana cara menyeragamkannya? Insyaallah mudah,
antum tinggal pelajari saja artikel ini: Metode Tahsin al Quran untuk Anak dan Guru.

Saran berikutnya adalah, sebaiknya masalah makharijul huruf si anak harus diselesaikan di tahun
pertama atau ke dua. Karena, lebih baik selesai di awal, dan setelah itu anak bisa fokus menghafal
dengan kualitas hafalan yang bagus daripada di tahun pertama kita mengejar target banyaknya hafalan
namun makhraj anak-anak masih jelek, sehingga kualitas hafalannya juga jelek, bahkan bisa di bawa
sampai dewasa umur 25 tahun. Hal ini sama saja 25 tahun mengurus makharijul huruf??!! Pilih 1/2
tahun atau 25 tahun?

Jika Sudah Mampu maka Sudah Bisa Menggunakan Metode Mutaba'ah.

Apa Itu Metode Mutabaah?

Metode mutabaah adalah satu dari macam-macam metode tahfidz al-Quran anak yang kita kenal. cara
kerjanya adalah:

Anak diperintah menghafal mandiri, sebab kita sudah percaya pada si anak atas kemampuan bacaannya.
Namun, menghafalnya bukan di sekolah atau halaqoh, tapi di rumah. Kemudian besoknya si anak
menyetorkan hafalan barunya kepada sang guru. Setelah si anak menyelesaikan setorannya, ustadznya
langsung mencatat jumlah ayat, dan hasil hafalannya di buku mutaba'ah.

Metode ini membutuhkan ketegasan sang guru, bagaimana si anak nanti melaksanakan amanahnya.
Dan juga ketegasan dalam membenarkan makharijul huruf nya saat menyimak. Bagaimana cara
menegasinya dalam Islam? Baca di sini dan di sini.

Pembahasan ini sudah pernah saya bahas di sini, silahkan antum baca-baca. Lihat contoh video singkat
(durasi 2 menit) ini:

[pen. Menyimak hafalan santri dan dicatat di buku mutabaah.]

Baiklah, akhirnya selesai juga pembahasan tentang Metode Tahfidz al-Quran yang Cocok Untuk Anak SD
dan SDIT. Semoga bisa bermanfaat untuk perbaikan generasi Islam. Jika ada pertanyaan terkait metode
kemampuan ini, silahkan kirim pertanyaanmu di kolom chat admin, like juga fp nya. Syukran. Mujahid
Pendidikan Abu Zaid al-Amir

Вам также может понравиться