Вы находитесь на странице: 1из 15

MAKALAH WAKAF

Dijadikan untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajarn PAI yang dibimbing oleh:

M.Suhaeri

Disusun oleh :
Kelompok

Safira Suciati

M Ramdhani

M Gian Maulana

M Askar Rusmana

Kelas X IPA 2

CIANJUR 2017
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami ucapkan kehadirat Allah Swt. berkat rahmat dan ridho- Nya kami
dapat menyelesaikan tugas makalah wakaf. Makalah ini diajukan sebagai salah satu syarat tugas
mata pelajaran PAI.

Kami menyadari pada saat penulisan makalah ini tidak terlepas dari bimbingan dan
bantuan dari segala pihak. Karena itu kami ingin mengucapkan terima kasih kepada Bapak M
Suhaeri pembimbing mata pelajaran PAI, dan kepada teman-teman yang telah membantu
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan
dan kesalahan. untuk itu diharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini. Demikian kiranya semoga makalah yang telah dibuat ini dapat
memberikan manfaat bagi pengembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................................... i


KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................................... 4
B. Rumusan masalah ........................................................................................................... 5
C. Tujuan Pembelajaran ...................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Wakaf ........................................................................................................... 6
B. Hukum dan Rukun Wakaf .............................................................................................. 7
C. Syarat-syarat Bagi Pewakaf ............................................................................................ 9
D. Kekuasaan Atas Wakaf................................................................................................... 10
E. Mengganti Harta Wakaf ................................................................................................. 11
F. Hikmah dan Manfaat dari Wakaf ................................................................................... 12
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan...................................................................................................................... 13
B. Saran...............................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Wakaf ialah mengalihkan hak milik pribadi menjadi milik suatu badan atau organisasi
yang memberikan manfaat bagi masyarakat dengan tujuan untuk mendapatkan kebaikan dan
ridha Allah SWT.
Wakaf hukumnya sunnah dan harta yang di wakafkan terlepas dari pemiliknya untuk
selamanya, lalu menjadi milik Allah SWT semata-mata. Dan wakaf memiliki empat rukun yaitu,
orang yang mewakafkan, Ikrar serah terima wakaf, barang yang diwakafkan dan pihak yang
menerima wakaf. Wakaf memliki syarat-syarat bagi pewakaf, salah satunya yaitu pewakaf
boleh menentukan apa saja syarat yang ia inginkan dalam wakafnya
Wakaf merupakan salah satu ibadah kebendaan yang penting yang secara ekplisit tidak memiliki
rujukan dalam kitab suci Al-Quran. Oleh karena itu, ulama telah melakukan identifikasi untuk
mencari “induk kata” sebagai sandaran hukum.

4
B. RUMUSAN MASLAH

1. Apa yang dimaksud dengan wakaf ?

2. Apa hukum dan rukun wakaf ?

3. Bagaimana syarat-syarat bagi pewakaf ?

4. Bagaimana kekuasaan atas wakaf ?

5. Apakah boleh mengganti barang wakaf ?

6. Apa hikmah dan manfaat dari wakaf ?

C. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan wakaf .

2. Untuk mengetahui hukum dan rukun wakaf.

3. Untuk mengetahui syarat-syarat bagi pewakaf..

4. Untuk mengetahui kekuasaan atas wakaf.

5. Untuk mengetahui Apakah boleh mengganti harta wakaf.

6. Untuk mengetahui hikmah dan manfaat dari wakaf .

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Wakaf

Wakaf (bahasa Arab: ‫وق ف‬, [ˈwɑqf]; plural bahasa Arab: ‫أوق اف‬, awqāf; bahasa Turki:
vakıf, bahasa Urdu: ‫ )وق ف‬adalah perbuatan yang dilakukan wakif (pihak yang melakukan wakaf)
untuk menyerahkan sebagian atau keseluruhan harta benda yang dimilikinya untuk kepentingan
ibadah dan kesejahteraan masyarakat untuk selama-lamanya.

Wakaf menurut bahasa,, waqafa berarti menahan atau mencegah, misalnya “ saya
menahan diri dari berjalan”.
Dalam peristilahan syara’, wakaf adalah sejenis pemberian yang pelaksanaannya
dilakukan dengan jalan menahan (pemilikan) asal, lalu menjadikan manfaatnya berlaku umum.
yang dimaksud dengan menahan (pemilikan) asal ialah menahan barang yang diwakafkan itu
agar tidak diwariskan, digunakan dalam bentuk dijual, dihibahkan, digadaikan, disewakan,
dipinjamkan, dan sejenisnya. Sedangkan cara pemanfaatannya adalah dengan menggunakannya
sesuai dengan kehendak pemberi wakaf tanpa imbalan.
Ada beberapa pendapat para ulama mengenai wakaf diantarnya yaitu:

1. Mazhab maliki, berpendapat bahwa, wakaf tidak terwujud kecuali bila orang yang mewakafkan
bermaksud mewakafkan barangnya untuk selama—selamanya dan terus menerus. itu pula
sebabnya, maka wakaf disebut shadaqah jariyah
2. Sebagian ulama Imamiyah mengatakan: pembatasan seperti itu menyebabkan wakaf tersebut
batal, tapi hab-snya 190 sah, sepanjang orang yang melakukannya memaksudkan hal itu sebagai
hasab. Sedangkan bila dia memaksudkannya sebagai wakaf, maka batallah wakaf dan hasabnya
sekaligus.

6
Hal itu telah membuat Syekh Abu Zahra salah paham dan mengalami kesulitan untuk
membedakan wakaf dari hasab yang berlaku dikalangan Imamiyah. itu sebabnya beliau
menisbatkan pendapat kepada Imamiyah bahwa dikalangan Imamiyah wakaf boleh dilakukan
untuk selamanya dan untuk waktu terbatas. ini jelas tidak benar, sebab dikalangan Imamiyah
wakaf itu berlaku untuk selamanya.1[1]
Dari beberapa pendapat para ulama dapat disimpulkan bahwa pengertian wakaf ialah
mengalihkan hak milik pribadi menjadi milik suatu badan atau organisasi yang memberikan
manfaat bagi masyarakat dengan tujuan untuk mendapatkan kebaikan dan ridha Allah SWT.
Wakaf juga dapat diartikan pemindahan kepemilikan suatu barang yang dapat bertahan
lama untuk diambil manfaatnya bagi masyarakat dengan tujuan ibadah dan mencari ridha Allah
SWT.

B. Hukum dan Rukun Wakaf

Wakaf hukumnya sunah dan harta yang diwakafkan terlepas dari pemiliknya untuk selamanya,
lalu menjadi milik Allah SWT semata-mata, tidak boleh dijual atau dihibahkan untuk
perseorangan dan sebagainya. Pahalanya akan terus mengalir kepada orang yang mewakafkan ,
karena termasuk shadaqah jariyah.
Bagi orang yang telah menyerahkan hak miliknya untuk wakaf, hilangkan hak milik
perorangan, dan Allah SWT. menggantinya dengan pahala meskipun orang yang meberikan
wakaf (wakif) telah meninggal dunia, selama harta yang diwakafkan masih digunakan
manfaatnya.
Rukun-rukun wakaf diantaranya yaitu :

1. Orang yang mewakafkan (wakif)


Para ulama mazhab sepakat bahwa syarat bagi sahnya melakukan wakaf yaitu sehat
akalnya. Selain itu juga sudah baligh.
2. Pihak yang menerima wakaf (maukuf lahu)
Orang yang menerima wakaf ialah orang yang berhak memelihara barang yang
diwakafkan dan memanfaatkannya. Orang-orang yang menerima wakaf diantarnya :
7 wakaf terjadi.
1. Hendaknya orang yang diwakafi tersebut ada ketika
2. Hendaknya orang yang menerima wakaf itu mempunyai
kelayakan untuk memiliki.
3. Hendaknya tidak merupakan maksiat kepada Allah SWT.

3. Barang yang diwakafkan (maukuf)


Barang yang diwakafkan itu harus konkrit. artinya dapat dilihat wujudnya dan dapat
diperhitungkan jumlah dan sifatnya. maka tidak sah mewakafkan barang yang tidak tampak.
Misalnya mewakafkan masjid yang belum dibangun.
Barang yang diwakafkan juga harus bisa bertahan lama. Misalnya bangunan, tanah,
kitab, Al-Qur’an, alat-alat kantor atu rumah tangga seprti : tikar, bangku, meja dan lain-lain.
Dan barang yang tidak bisa diwakafkan dan tidak bias bertahan lama seperti: beras, minuman
dan sebagainya.barang-barang yang diwakafkan juga bukan barang yang terlarang. sebab wakaf
hanya pada hal-hal yang baik dan bermanfaat bagi masyarakat banyak.
4. Ikrar serah terima wakaf (lafal/sighat wakaf)
1. Redaksi waqaftu dalam konteks ini kalimatnya “ saya mewakafkan”, seluruh ulama mazhab
sepakat bahwa wakaf terjadi dengan menggunakan redaksi waqaftu tersebut.
2. Sikap. menurut Hanafi, Maliki dan Hambali mengatakan : wakaf terjadi cukup dengan
perbuatan, dan barang yang dimaksud berubah menjadi wakaf. tanpa kita harus melafalkan
waqaftu, habistu (menahan dari dari milik saya).
3. Qabul, dalam wakaf. pendapat kalangan syafi’i yang lebih kuat, yaitu menetapkan bahwa wakaf
untuk orang-orang tertentu diisyaratkannya ada qabul.
C. Syarat-syarat Bagi Pewakaf

Syarat-syarat bagi pewakaf diantara lain yaitu ?


8
1. Orang yang mewakafkan mempunyai hak untuk melakukan perbuatan tersebut.
2. Atas kehendak sendiri dan tidak ada unsur paksaan.

3. Pihak yang menerima wakaf jelas adanya.

4. Barang yang diwakafkan untuk kepentingan masyarakat bukan untuk kepentingan pribadi.
5. Barang yang diwakafkan berwujud nyata pada saat diserahkan.

6. Barang yang diwakafkan dapat bertahan lama.

7. Berlaku untuk selamanya.

8. Orang yang mewakafkan tidak boleh menarik kembali wakafnya.

9. Ikrarnya jelas. lebih afdhal jika dibuktikan secara tertulis misalnya, akte notaris, surat wakaf
dari Kantor Urusan Agama.
D. Kekuasaan Atas Wakaf

Kekuasaan atas wakaf ialah kekuasaan yang terbatas dalam memelihara, menjaga,
mengelola dan memanfaatkan hasil dari barang yang diwakafkan sesuai dengan yang
dimaksudnya. Kekuasaan atas wakaf dibagi menjadi dua : yang bersifat umum dan yang
bersifat khusus. Yang bersifat umum yaitu kekuasaan atas wakaf yang ada ditangan Waliul
Amr, sedangkan yang khas yaitu kekuasaan yang diberikan kepada orang yang diserahi wakaf
ketika dilakukan, atau orang yang diangkat oleh hakim syar’i untuk itu.
Para ulama mazhab sepakat bahwa wali wakaf adalah harus orang yang berakal
sehat.baligh, pandai menggunakan harta, dan bisa dipercaya. bahkan Syafi’I dan banyak ulama
mazhab imamiyah mensyaratkan ia harus adil. sebetulnya cukup dengan sifat amanat dan bisa
dipercaya. di tambah dengan kemampuan mengelola wakaf secara sempurna.
Mereka juga sepakat bahwa, wali wakaf itu adalah orang yang dapat dipercaya yang
tidak dikenakan jaminan atas barang itu kecuali bila sengaja merusaknya atau lalai menjaganya.
Kecuali Imam maliki, Para ulama mazhab sepakat bahwa, pewakaf berhak
menjadikan kekuasaan atas wakaf ketika melangsungkan pewakafan, berada di tangannya
sendiri, atau mensyaratkan orang lain bersama dirinya sepanjang dia masih hidup, atau untuk
waktu tertentu, dan dia pun berhak untuk menyerahkan penanganan wakaf tersebut terhadap
orang lain.
Selanjutnya, Para ulama mazhab berbeda pendapat bahwa apabila pewakaf tidak
menentukan siapa orang yang menjadi wali wakaf: tidak orang lain, dan tidak pula dirinya
sendiri
Hambali dan Maliki mengatakan: kekuasaan atas barang wakaf berada ditangan
orang-orang yang diserahi wakaf, mana kala orang-orang itu diketahui secara pasti. tetapi bila
tidak, kekuasaan atas barang wakaf berada ditangan hakim.

10
E. Mengganti Barang Wakaf

Prinsip-prinsip diatas adalah pemilikan terhadap manfaat suatu barang. Barang asalnya
tetap, tidak boleh diberikan, dijual atau dibagikan. maka barang yang diwakafkan tidak boleh
diganti. namun persoalannya akan lain jika misalnya barang wakaf itu tadi sudah tidak bisa
dimanfaatkan, kecuali dengan memperhitungkan harga atau nilai jual setelah barang tersebut
dijual. artinya hasil jualnya dibelikan gantinya. dalam keadaan seperti ini mengganti barang
wakaf diperbolehkan.
Adapun sebab-sebab penggantian barang wakaf antara lain sebagaimana dibawah ini :
1. Penggantian karena rusak, sehingga manfaatnya berkuarang atau mungkin hilang. Misalnya,
wakaf sound system yang sudah rusak karena sudah lama dipakai. lalu diganti dengan yang lebih
baik.
Contoh lain misalnya mengganti (membangun) masjid yang rusak. meskipun bangunan
masjid itu adalah wakaf, maka karena manfaatnya semakin hilang, maka dibolehkan untuk
menggantikannya agar dapat mencapai maksud yang sebenarnya.

2. penggantian karena kepentingan yang lebih besar. Misalnya mengganti masjid dengan yang
lebih banyak lagi bagi kepentingan penduduk setempat. ini diperbolehkan oleh Iman Ahmad,
yang berdalih bahwa Umar bin Khattab memindahkan masjid kufah ketempat yang lain yang
lebih layak. sementara masjid lama tanahnya dijadikan pasar buah- buahan.
Hal ini merupakan kias dari ucapan iman ahmad tentang pemidahan masjid. bahkan
diperbolehkan menggantikan bangunan masjid dengan bukan masjid karena alasan kemslahatan
atau manfaat. akan tetapi Imam syafi’I melarang menggantikan masjid, hadiah dan tanah wakaf
dengan yang lain.

11
F. Hikmah dan Manfaat Dari Wakaf

Banyak sekali hikmah dan manfaat dari wakaf, antara lain sebagai berikut
:

1. Mendidik manusia untuk bershadaqah dan selalu mengutamakan kepentingan umum diatas
kepentingan pribadi.
2. Membantu, mempercepat perkembangan agama islam, baik sarana, prasarana umum berbagai
perlengkapan yang diperlukan dalam pengembangan agama.
3. Membantu masyarakat dalam membantu memenuhi kebutuhan hidupnya atau memecahkan
permasalahan yang timbul
4. Dapat membantu dan mencerdaskan masyarakat, misalnya wakaf buku, Al-Qur’an dan lain-lain.
5. Menghimpun kekuatan dalam masyarakat, baik lahir maupun batin, baik materiil maupun
spiritual.

12
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari materi yang telah kami buat, dapat kami simpulkan sebagai berikut: Wakaf dapat
diartikan ialah pemindahan kepemilikan suatu barang yang dapat bertahan lama untuk diambil
manfaatnya bagi masyarakat dengan tujuan ibadah dan mencari ridha Allah SWT.
Wakaf hukumnya sunah. Rukun wakaf terdiri dari wakif, maukuf lahu, maukuf,
lafal/sighat wakuf. Wakaf memliki syarat-syarat bagi pewakaf, salah satunya yaitu pewakaf
boleh menentukan apa saja syarat yang ia inginkan dalam wakafnya
Dalam kekuasaan wakaf bahwa wali wakaf adalah harus orang yang berakal
sehat.baligh, pandai menggunakan harta, dan bisa di percaya. bahkan mensyaratkan ia harus
adil dan mempunyai sifat amanat dan bisa dipercaya. di tambah dengan kemampuan
mengelola wakaf secara sempurna.
Barang wakaf tidak boleh diberikan, dijual atau dibagikan. maka barang yang
diwakafkan tidak boleh diganti. namun persoalannya akan lain jika misalnya barang wakaf itu
tadi sudah tidak bisa dimanfaatkan, kecuali dengan memperhitungkan harga atau nilai jual
setelah barang tersebut dijual. artinya hasil jualnya dibelikan gantinya. dalam keadaan seperti
ini mengganti barang wakaf diperbolehkan.
Banyak sekali hikmah dan manfaat Dari wakaf, bagi kehidupan orang banyak yaitu
Mendidik manusia untuk bershadaqah dan selalu mengutamakan kepentingan umum diatas
kepentingan pribadi. Membantu, mempercepat perkembangan agama islam, baik sarana,
prasarana umum berbagai perlengkapan yang diperlukan dalam pengembangan agama. Dapat
membantu dan mencerdaskan masyarakat, misalnya Wakaf buku, Al-Qur’an dan lain-lain.

B. SARAN

Sebagai penyusun, kami merasa masih ada kekurangan dalam pembuatan makalah ini.
Oleh karena itu, kami mohon kritik dan saran dari pembaca. Agar kami dapat memperbaiki
makalah yang selanjutnya.

13
DAFTAR PUSTAKA

http://www.poztmo.com/2013/01/contoh-makalah.html
htpps/www.google.com/pengertiandanhukumhukumwakaf/PengetahuanAgamaIslam/2011/11
.html
http://www.pengertianpakar.com/2015/01/pengertian-syarat-macam-macam-tujuan.html
http://www.organisasi.org/1970/01/definisi-pengertian-wakaf-rukun-dan-persyaratan-wakaf-
waqaf.html
Buku Paket Pengetahuan Agama Islam SMA/SMK/MA kelas 10
Buku Pengeyaan Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk Siswa SMA/MA/SMK/MK
kelas X semeter 2

Вам также может понравиться