Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah akhirnya buku ini kelar juga dan alhamdulillah karena anda menyempatkan diri untuk
membaca kata pengantar ini. Luar biasa!
Buku ini tercipta bukan untuk digunakan sebagai patokan tapi sebagai sarana pembantu saja, agar
teman2 memiliki sedikit banyak gambaran mengenai osce ukdi. Hal yang perlu diingat di sini adalah
soal OSCE UKDI akan sama di seluruh Indonesia, dan jika ada soal yang telah keluar di batch
sebelumnya, kemungkinan kecil kasus yang sama akan dikeluarkan lagi. Jadi sebaiknya banyak2
bertanya ke peserta OSCE sebelum2nya. Terima Kasih kepada FK unpad yang memberi banyak
masukan dalam penyelesaian buku ini, serta terima kasih kepada dr. Tri Wahyu Astuti Sp. P(K) & dr.
Ahmad Dian, Sp. THT-KL yang telah membimbing kami.
Kami menyadari bahwa buku OSCE ini masih jauh dari kata sempurna. Jika ada pihak yang berkenan
untuk menyempurnakannya, sila menghubungi Anggie Sasmita (085732201413).
Salam Sejawat,
TIM PENYUSUN :
AMIN
By Anggie n Grace
1. Anamnesa
2. Pemeriksaan fisik
3. Tes tambahan/prosedural klinis (urutan)/interpretasi hasil pemeriksaan tambahan
4. Diagnosa klinis, DD
5. Tatalaksana non farmakologis, tx farmakologis
6. KIE
7. Perilaku profesional : membentuk trust, memberi empati, menyampaikan keterbatasan
(misalnya kalau pasien butuh dirujuk), kaidah px safety, buat px nyaman, lege artis,
INFORMED CONSENT !
ISI :
1 ANEMIA DEFISIENSI FE
2 DIARE AKUT NON-DISENTRIFORM
3 KEJANG DEMAM
4 NEONATORUM HIPERBILIRUBINEMIA
5 TBC ANAK
6 DEMAM BERDARAH
7 DISENTRI
8 DM TIPE 1
9 TIFOID
Nilai Normal :
MCV: 82‐92 fentoliter
MCH: 27‐31 picograms/sel
MCHC: 32‐37 gram/desiliter
Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan pada sediaan dengan eosin
1. Telur cacing cambuk (Trichuris trichiura)
Ciri‐ciri :
Berbentuk oval lonjong (seperti tong)
Terdapat operkulum di kedua ujungnya
Berwarna merah karena eosin
Diagnosis banding :
Anemia defisiensi besi et causa rendahnya asupan zat besi dd et.causa
ascariasis
Thalassemia minor
Hemoglobinopati (Hb E)
Anemia yang disebabkan penyakit kronik
Lead poisoning
Jika penyebab karena kekurangan asupan makanan yang mengandung zat besi ,
maka terapinya yaitu dengan :
preparat besi (fero‐sulfat,fero‐fumarat, atau fero‐glukonat dengan dosis 6
mg Fe elemental/kgBB/hr p.o dibagi menjadi 3 dosis, diberikan diantara
waktu makan). Pemberian dilanjutkan 8 minggu sesudah Hb normal.
Asam askorbat 100 mg tiap 15 mg Fe elemental
Transfusi jika kemungkinan gangguan kardiovaskular/anemia berat dengan
Hb <4 g/dL, diberi PRC 2‐3mL/kgBB/kali hingga Hb > 7 g/dL.
22. Prognosis
Quo ad vitam: ad bonam
Quo ad functionam: ad bonam
Qou ad sanationam: ad bonam
23. Memberi kesempatan pasien untuk mengungkapkan apa yang belum jelas
24. Menutup pertemuan
Pertanyaan Khusus
Penjabaran Penyakit
Frekuensi BAB/hari?
Konsistensi feses?
Banyaknya feses tiap kali BAB?
Warna feses?
Lendir/darah pada feses?
Faktor Etiologi
Riwayat makanan yang kurang higienis (dekat tempat pembuangan
sampah, pengolahan yang kurang bersih, dll)?
Baru saja bepergian/melancong?
Mengkonsumsi obat‐obatan, seperti antibiotic, antacid, laksatif?
Mempunyai riwayat alergi makanan, seperti susu sapi?
Baru saja menjalani tindakan tertentu, seperti operasi saluran cerna atau
Feses :
Feses rutin:
makroskopis (warna, konsistensi, darah, lendir, nanah)
mikroskopis (eritrosit, leukosit, telur cacing, amoeba, lemak)
18. Diagnosis
Diagnosis banding :
Diare Akut
Keracunan makanan
22. Prognosis
Quo ad vitam: ad bonam
Quo ad functionam: ad bonam
Qou ad sanationam: dubia ad bonam
23. Memberi kesempatan pasien untuk mengungkapkan apa yang belum jelas
24. Menutup pertemuan
Pertanyaan Khusus
Penjabaran Penyakit
Berapa lama sebelum datang kejang terjadi?
berapa kali?
berapa lama?
saat kejang seluruh tubuh atau parsial?
sesudah kejang sadar atau tidak?
kejang berulang?
Perjalanan Penyakit
Sejak kapan keluhan kejang timbul?
Apakah pernah berusaha diobati?
Apakah demam dahulu lalu kejang, atau kejang dahulu kemudian demam,
adakah risiko infeksi di gigi, telinga, organ lain?
Hasil pemeriksaan laboratorium terdahulu meliputi: glukosa darah,
elektrolit, EEG
Faktor Etiologi
Adakah riwayat kejang demam di keluarga?
Riwayat tumbuh kembang pada pasien
Riwayat kehamilan ibu
Penggunaan obat‐obat tertentu
Riwayat kekurangan gula darah dan elektrolit (diare, intake kurang)
Riwayat infeksi SSP
Faktor Predisposisi
Riwayat kejang demam dalam keluarga
Usia pertama kejang kurang dari 12 bulan
Temperatur yang rendah saat kejang sebelumnya
Cepatnya kejang setelah demam
9. Mengidentifikasi permasalahan kesehatan masa lalu (Past History) :
Permasalahan medis kronis
Pernah MRS
Riwayat pembedahan
Riwayat trauma/kecelakaan
Menanyakan riwayat selama di kandungan
Menanyakan riwayat waktu dilahirkan (premature/matur/sehat/ada
gangguan)
Menanyakan riwayat imunisasi
Menanyakan riwayat kepandaian : Bagaimana prestasi di sekolah?
Penyakit yang pernah diderita sebelumnya
Riwayat ginekologis
Pemeriksaan kesehatan rutin
Riwayat alergi
10. Mengidentifikasi pemakaian obat-obatan :
Nama obat
Tujuan
Dosis
Rute pemberian
Frekuensi
Efektivitas obat yang telah dikonsumsi
Efek samping
Apakah memakai resep dokter?
11. Mengidentifikasi penyakit yang diderita keluarga pasien (kalau perlu membuat
genogram)
12. Mengidentifikasi kehidupan pribadi dan sosial pasien :
Kehidupan dalam keluarga
Sekolah (situasi)
Tempat tinggal (status dan situasi)
Binatang peliharaan
Kebiasaan (merokok, makan, minum, tidur, dan olah raga)
Apakah keluhan tersebut berpengaruh terhadap kehidupannya?
13. Menanyakan beberapa keluhan sistemik yang mungkin dirasakan pasien :
Sistem saraf pusat : pusing
Cardiovascular : sesak, pembengakakan tungkai, berdebar
GIT : nafsu makan, mual, muntah
Sistem genitourinari : BAK, kencing darah, nyeri saat menstruasi, apakah
masih berhubungan dengan istri?
Sistem lokomotor : nyeri dan kaku sendi, linu
14. Mengulang dan merangkum hasil wawancara
15. Membuat catatan tertulis tentang hasil wawancara
16. Pemeriksaan Fisik
18. Diagnosis
Diagnosis banding :
Kejang demam sederhana
Kejang demam kompleks (kejang > 15 menit, kejang fokal/parsial, kejang
>2x dalam 24 jam)
Epilepsi + demam akibat penyakit lain
19. Diagnosis kerja/pasti : Kejang demam sederhana
Pertanyaan Khusus
Penjabaran Penyakit
Bagaimana progresivitasnya?
Tiba‐tiba atau perlahan‐lahan?
Terus menerus ada atau hilang timbul?
Faktor‐faktor yang mendahului, menstimulus, memperberat/meringankan
keluhan?
Pertanyaan yang Berhubungan Dengan Gejala
Apakah ada keluhan dengan sistem pencernaan
Muntah
Tidak mau menyusu
Warna dari feses
Apakah ada keluhan dengan sistem urinary
Warna urin
Apakah ada benjolan di bagian perut
Apakah ada penurunan berat badan
Riwayat sebelumnya
Apakah pernah kuning seperti ini?
Apakah ada keluhan lain seperti demam, menangis terus menerus?
Apakah meminum obat‐obatan?
Apakah ibu mempunyai riwayat penyakit hepatitis
Apakah memiliki binatang peliharaan?
Riwayat selama di kandungan
Menanyakan riwayat kelahiran (premature/matur/sehat/ada gangguan)
Diagnosis banding :
Ikterus neonatorum / Neonatal Hiperbilirubinemia
Hiperbilirubin patologis (pre/post hepatik)
Prolonged jaundice
19. Diagnosis kerja/pasti : Neonatal hiperbilirubinemia
Pertanyaan Khusus
Penjabaran Penyakit
Berat badan menurun berturut‐turut selama 3 bulan tanpa sebab yang
jelas atau tidak naik selama 1 bulan meskipun dengan intervensi gizi?
Anorexia dan gagal tumbuh?
Demam lama/berulang >= 2 minggu tanpa sebab jelas?
Pembesaran KGB superficial seperti: KGB leher, inguinal dan sebagainya?
Gejala saluran napas seperti batuk lama lebih dari 30 hari?
Gejala pencernaan seperti diare lama/berulang
benjolan di perut dan sebagainya?
Pertanyaan yang Berhubungan Dengan Gejala
TB kulit (scrofuloderma)
TB tulang seperti: gibbus (spondilitis), coccitis, pincang, bengkak
TB otak dan saraf: meningitis TB, ensefalitis TB
TB mata: konjungtivitis fliktenuaris, tubercle choroid
9. Mengidentifikasi permasalahan kesehatan masa lalu (Past History) :
Permasalahan medis kronis
Pernah MRS
Riwayat pembedahan
Riwayat trauma/kecelakaan
Menanyakan riwayat selama di kandungan
Menanyakan riwayat waktu dilahirkan (premature/matur/sehat/ada
gangguan)
Menanyakan riwayat imunisasi BCG
Pemeriksaan General
Lihat secara keseluruhan
Kesadaran
KU :
Tanda vital (TD, N, RR, Tax)
BB
Kepala:
Diagnosis banding :
TBC paru anak
Bronchopneumoni
ISPA
19. Diagnosis kerja/pasti : TBC paru anak
Penatalaksanaan khusus :
Pemberian OAT 2RHZ/4RH
21. Prognosis
Quo ad vitam: ad bonam
Quo ad functionam: ad bonam
Qou ad sanationam: ad bonam
22. Memberi kesempatan pasien untuk mengungkapkan apa yang belum jelas
23. Menutup pertemuan
18. Diagnosis
Diagnosis banding :
DHF
Demam tidoid
Leptospirosis
Chikungunya
Riketsia
Penyakit darah : ITP
22. Memberi kesempatan pasien untuk mengungkapkan apa yang belum jelas
23. Menutup pertemuan
Diagnosis banding :
Disentri
Kolera
Amebiasis
Giardiasis
Keracunan makanan
19. Diagnosis kerja/pasti : disentri
Penatalaksanaan
20. Penatalaksanaan :
ASI dan makanan lain tetap di lanjutkan
Tanpa dehidrasi : jumlah cairan yang diberikan setelah BAB (anak <2 th : 50-
100ml; anak 2-10 th : 100-200ml; >10 th : sebanyak yang diinginkan)
Rehidrasi : oralit (diberikan tiap BAB dalam ml)
Tanpa dehidrasi : anak <1 th : 50-100ml; 1-4 th : 100-200ml; >5 th : 200-300ml
Dehidrasi ringan-sedang : berat badan x75 ml
Zinc : bayi <6 bln : 10mg/hr, >6 bln : 20 mg/hr selama 10-14 hari
Tambahan : probiotik (lactobacillus GG) diberikan 2x/hari selama 5 hari
Antibiotik selektif untuk penyebab (Shigella)
Ciprofloxacin 30mg/kgBB/hari dibagi 2 dosis, kotrimoxazol 50mg/kgBB/hari
dibagi 2 dosis, tiamfenikol 50mg/kgBB/hari dibagi 3 dosis
21. Memberi kesempatan pasien untuk mengungkapkan apa yang belum jelas
22. Menutup pertemuan
Diagnosis banding :
Diabetes Insipidus
Hyperthiroidism
pheochromocytoma
Pada DM type 1 didapatkan :
Pemeriksaan Fisik: tergantung gejala
Pemeriksaan Penunjang
Blood glucose: GDA >200 mg/dl, GDP >120 mg/dl
Urinalisis: urin glucose (+), unrine keton (-/+)
19. Diagnosis kerja/pasti : DM type 1
Penatalaksanaan
20. Penatalaksanaan umum :
KIE
Rujuk (pengobatan insulin)
21. Memberi kesempatan pasien untuk mengungkapkan apa yang belum jelas
22. Menutup pertemuan
18. Diagnosis
Diagnosis banding :
malaria
DB
Riketsiosis
19. Diagnosis kerja/pasti : Demam tifoid
Penatalaksanaan
20. Penatalaksanaan umum :
Istirahat total, sampai 7 hari bebas panas. Mobilisasi bertahap hingga
kekuatan pulih
Kompres, paracetamol 10 mg/Kb BB tablet
Diet lunak tinggi kalori, tinggi protein, rendah serat hingga 7 hari
Kloramfenikol
Alternatif: Tiamfenikol. Kotrimoksazol 2 x 480 mg
21. Penatalaksanaan khusus
16. Memberi kesempatan pasien untuk mengungkapkan apa yang belum jelas
17. Menutup pertemuan
Sirkumsisi
Manajemen fraktur
Kontraindikasi :
- Hipospadia
- Hemofilis
- Infeksi lokal
- Mikropenis
- Blood dyscrasia
4 Informed consent :
Hari ini saya akan melakukan khitan pada anak bapak, apakah bapak
bersedia?
Implementasi
5 Cek instrument dan material yang diperlukan :
- Minor set terdiri dari : container, klem vena 4 buah, pinset
cirurgis, needle holder, gunting, catgut.
- Gloves steril
- Spuit 3 ml
- Duk bolong
- Cairan povidone isodine
- Lidokain 2% 3 ml
No Prosedur Skor
Persiapan
1 Sapa pasien dan perkenalkan diri
Perkenalkan pak/ibu, saya dr.A, saya dokter yang bertugas pada hari ini
2 Siapkan alat dan bahan yang diperlukan:
- Kayu untuk bidai
- Perban elastic
Prosedur
3 Identifikasi pasien, dan sesuaikan dengan rekam medis,
Nama:
Umur:
Alamat:
Pekerjaan:
4 Informed consent:
Pak/ibu, saat ini saya akan melakukan penilaian terhadap luka bapak/ibu,
dan melakukan pembidaian, apakah bapak/ibu bersedia?
5 Lakukan penilaian ABCDE terlebih dahulu bila ada keadaan yang
mengancam nyawa atasi terlebih dahulu, misalnya shock resusitasi
cairan, pasang infuse, balut tekan pada sumber pendarahan
6 Buka pakaian pada daerah luka agar luka terlihat seluruhnya, lepaskan
cincin, gelang
7 Lakukan pemeriksaan fisik pada daerah yang luka tersebut:
Look:
- Ada perubahan warna kulit/perfusi?
- Luka terbuka/tertutup
- Ada deformitas? (angulasi, pemendekan, asimetris antara kiri dan
kanan tubuh)
- Ada pembengkakan? (swelling)
Feel:
Palpasi pada daerah ekstremitas untuk menilai:
- Fungsi syaraf (tes dengan kapas yang dilinting pada ujungnya)
- Nyeri tekan
- Ada krepitus
Sirkulasi:
Lakukan penilaian pulsasi pada daerah distal luka:
- Cek pulsasi arteri dari distal luka
- Cek capillary refill time
8 Pada fraktur femur:
- Nilai keadaan neurovascular sesuai yang di atas
- Lakukan traksi secara longitudinal dengan traksi antara
pergelangan kaki dengan counter traksi pada hip
- Letakkan bidai kayu bagian posterior paha, dari bokong
(tuberositas ischium) hingga kaki (ankle)
- Pasang perban elastic
- Lakukan penilaian neurovascular ulang
9 Pada fraktur tibia:
- Nilai keadaan neurovascular
- Lakukan traksi longitudinal secara kontinu pada pergelangan kaki
dan counter traksi pada femur
2 Asthma
3 Osteoarthritis
4 Filariasis
5 Hipertensi
6 ISK
7 Hepatitis
8 Anemia Defisiensi Fe
9 TB Paru
10 Gout Artritis
11 Diabetes
12 Dengue
13 Tifoid
14 Oral Candidiasis
No Prosedur Skor
1 Memperkenalkan identitas pemeriksa dan mengucapkan salam dengan sopan
2 Menanyakan/mencocokan identitas
Nama :
Usia :
Jenis kelamin :
Alamat :
Pekerjaan :
Status pernikahan :
Agama :
3 Anamnesis
Keluhan utama : batuk / batuk + demam / demam
4 Penjabaran penyakit
‐ Sejak kapan batuk dan demam?
- Menggigil?
- Apakah suhu tubuh melebihi 40 C?
- Batuk berdahak? Warna apa?
- Batuk berdarah?
- Sesak nafas?
- Nyeri dada?
5 Faktor etiologi
‐ Pernah memiliki luka??? (faktor penyebaran melalui darah)
‐ Apakah ada yang sakit sama di lingkungan rumah atau lingkungan
kerja?
- Apakah pernah infeksi di hidung atau tenggorokan sebelumnya?
(kolonisasi)
6 Faktor predisposisi?
‐ Apakah bapak/ibu merokok?
- Apakah bekerja di bahan kimia?
7 Komplikasi penyakit
‐ abses paru, efusi pleura : sesak sekali?
8 Riwayat pengobatan :
‐ Apakah pernah diobati sebelumnya? Nama obat,
dosisnya, frekuensi, berapa lama?
‐ Bagaimana efek obat terhadap keluhan ibu?
‐ Ada efek samping obat tersebut yg ibu rasakan ?
9 Riwayat penyakit dahulu?
‐ Pernah mengalami penykit yg sama sebelumnya, kapan?
‐ Diobati apa waktu itu, ada efeknya?
10 Apakah ibu mengalami alergi terhadap obat tertentu, misalnya
stelah mengkonsumsi obat timbul bentol‐bentol dan kemerahan
kulit?
11 Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan dilakukan di sebelah kanan pasien
Meminta izin pada pasien untuk pemeriksaan fisik
12 Status generalis
Keadaan umum : sakit ringan/sedang/berat
Kesadaran : composmentis
Status gizi :
13 Diagnosa banding
15 Diagnosis kerja
Pneumonia d / s
16 Penatalaksanaan
Penisilin sensitif Streptococcus pneumonia (PSSP):Golongan Penisilin, TMP-SMZ,
Makrolid
Penisilin resisten Streptococcus pneumoniae (PRSP): Betalaktam oral dosis tinggi
(untuk rawat jalan), Sefotaksim, Seftriakson dosis tinggi, Marolid baru dosis tinggi,
Fluorokuinolon respirasi
Pseudomonas aeruginosa: Aminoglikosid, Seftazidim, Sefoperason, Sefepim,
Tikarsilin, Piperasilin, Karbapenem : Meropenem, Imipenem; Siprofloksasin,
Levofloksasin
Methicillin resistent Staphylococcus aureus (MRSA): Vankomisin, Teikoplanin,
Linezolid
Hemophilus influenzae: TMP-SMZ, Azitromisin, Sefalosporin gen. 2 atau 3,
Fluorokuinolon respirasi
Legionella:Makrolid, Fluorokuinolon, Rifampisin
Mycoplasma pneumoniae: Doksisiklin, Makrolid, Fluorokuinolon
17 Prognosis
Quo ad vitam: dubia ad bonam
No Prosedur Skor
1 Memperkenalkan identitas pemeriksa dan mengucapkan salam dengan sopan
2 Menanyakan/mencocokan identitas
Nama :
Usia :
Jenis kelamin :
Alamat :
Pekerjaan :
Status pernikahan :
Agama :
3 Anamnesis
Keluhan utama : sesak nafas atau dada terasa berat dan batuk2
4 Penjabaran penyakit
‐ ‐ Apakah hilang timbul? Berapa kali dalam seminggu dan berapa kali dalam
sehari?
- Ada batuk / sesak napas / rasa berat di dada dan berdahak?
- Apakah gejala timbul/ memburuk terutama malam/ dini hari (saat
dingin)?
- Apakah gejala memburuk saat mengerjakan sesuatu (exercise)?
- Apakah diawali oleh faktor pencetus yang bersifat individu
- Apakah mengganggu aktivitas kerja?
- Apakah ada mengi?
5 Faktor etiologi
‐ Orang tua/ keluarga memiliki keluhan serupa?
‐ Punya alergi?
‐ Pekerjaan?
6 Faktor predisposisi?
‐ emosi
- exercise
- infection
- allergens
- obat - obatan
7 Riwayat pengobatan :
‐ Apakah pernah diobati sebelumnya? Nama obat,
dosisnya, frekuensi, berapa lama?
‐ Bagaimana efek obat terhadap keluhan ibu?
‐ Ada efek samping obat tersebut yg ibu rasakan ?
9 Riwayat penyakit dahulu?
‐ Pernah mengalami penykit yg sama sebelumnya, kapan?
‐ Diobati apa waktu itu, ada efeknya?
10 Apakah ibu mengalami alergi terhadap obat tertentu, misalnya
stelah mengkonsumsi obat timbul bentol‐bentol dan kemerahan
kulit?
11 Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan dilakukan di sebelah kanan pasien
Meminta izin pada pasien untuk pemeriksaan fisik
12 Status generalis
Keadaan umum : sakit ringan/sedang/berat
13 Diagnosa banding :
- COPD,
- Bronkitis kronik
- Gagal Jantung Kongestif
- Batuk kronik akibat lain-lain
- Disfungsi larings
- Obstruksi mekanis (misal tumor)
- Emboli Paru
14 Pemeriksaan penunjang:
‐ ‐ spirometri
- tes alergi
15 Diagnosis kerja
Asthma intermiten / persisten sedang / berat
*Klasifikasi Asma dilihat di bawah*
16 Penatalaksanaan
*Lihat di bawah*
17 Prognosis
Quo ad vitam: dubia ad bonam
Quo ad functionam: dubia ad bonam
II. Persisten
Ringan Mingguan APE > 80%
* Gejala > 1x/minggu, * > 2 kali sebulan * VEP1 80% nilai prediksi
tetapi < 1x/ hari APE 80% nilai terbaik
* Serangan dapat * Variabiliti APE 20-30%
mengganggu aktiviti
dan tidur
III. Persisten
Sedang Harian APE 60 – 80%
* Gejala setiap hari * > 1x / seminggu * VEP1 60-80% nilai prediksi
* Serangan mengganggu APE 60-80% nilai terbaik
aktiviti dan tidur * Variabiliti APE > 30%
*Membutuhkan
bronkodilator
setiap hari
IV. Persisten
Berat Kontinyu APE 60%
* Gejala terus menerus * Sering * VEP1 60% nilai prediksi
* Sering kambuh APE 60% nilai terbaik
* Aktiviti fisik terbatas * Variabiliti APE > 30%
Terapi Asma
Semua tahapan : ditambahkan agonis beta-2 kerja singkat untuk pelega bila dibutuhkan, tidak
melebihi 3-4 kali sehari.
Berat Asma Medikasi pengontrol Alternatif / Pilihan lain Alternatif lain
harian
Asma Tidak perlu -------- -------
Intermiten
Asma Glukokortikosteroid Teofilin lepas lambat ------
Persisten inhalasi Kromolin
Ringan (200-400 ug BD/hari Leukotriene modifiers
atau ekivalennya)
Asma Kombinasi inhalasi Glukokortikosteroid Ditambah
Persisten glukokortikosteroid inhalasi (400-800 ug BD atau agonis beta-2 kerja
Sedang (400-800 ug BD/hari ekivalennya) ditambah Teofilin lama oral, atau
atau ekivalennya) lepas lambat ,atau
Glukokortikosteroid
inhalasi dosis tinggi (>800 ug BD
atau ekivalennya) atau
Glukokortikosteroid
inhalasi (400-800 ug BD atau
ekivalennya) ditambah
leukotriene modifiers
Semua tahapan : Bila tercapai asma terkontrol, pertahankan terapi paling tidak 3 bulan, kemudian
turunkan bertahap sampai mencapai terapi seminimal mungkin dengan kondisi asma tetap
terkontrol
No Prosedur Skor
1 Memperkenalkan identitas pemeriksa dan mengucapkan salam dengan sopan
2 Menanyakan/mencocokan identitas
Nama :
Usia :
Jenis kelamin :
Alamat :
Pekerjaan :
Status pernikahan :
Agama :
3 Anamnesis
Keluhan utama : nyeri pada kedua lutut
4 Penjabaran penyakit
‐ Sejak kapan nyerinya?
‐ Bagaimana progresifitasnya? Semakin hari semakin nyeri
atau nyerinya sama saja?
‐ Bagaimana intensitas nyerinya? Hilang timnbul atau terus
menerus?
‐ Apa yang memperingan nyeri? pada OA diistirahatkan
‐ Apa yang memperberat? Pada OA digerakkan
‐ Adakah nyeri di tempat yang lain?
‐ Apakah ada kaku sendi pada pagi hari? Berapa lama? <30
menit pada OA
‐ Keluhan lainnya : ada bengkak? Panas? Ada benjolan pada
jari (herberden's dan bouchard nodes)
- Jika nyeri, apakah mempengaruhi aktivitas?
5 Faktor etiologi
‐ Orang tua/ keluarga memiliki keluhan serupa?
‐ Pernah trauma? Terjatuh?
‐ Pekerjaan?
6 Faktor predisposisi?
‐ Obesitas? Berapakah berat badan ibu/bapak?
‐ Umur > 40 tahun
‐ Perempuan
‐ Menopause apakah ibu masih menstruasi?
7 Riwayat pengobatan :
‐ Apakah pernah diobati sebelumnya? Nama obat,
dosisnya, frekuensi, berapa lama?
‐ Bagaimana efek obat terhadap keluhan ibu?
‐ Ada efek samping obat tersebut yg ibu rasakan ?
8 Riwayat penyakit dahulu?
‐ Pernah mengalami penykit yg sama sebelumnya, kapan?
‐ Diobati apa waktu itu, ada efeknya?
9 Apakah ibu mengalami alergi terhadap obat tertentu, misalnya
stelah mengkonsumsi obat timbul bentol‐bentol dan kemerahan kulit?
10 Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan dilakukan di sebelah kanan pasien
Meminta izin pada pasien untuk pemeriksaan fisik
11 Status generalis
Keadaan umum : sakit ringan/sedang/berat
Kesadaran : composmentis
12 Diagnosa banding
Osteoarthritis genu
Rheumatoid arthritis
13 Pemeriksaan penunjang:
‐ X ray
No Prosedur Skor
1 Memperkenalkan identitas pemeriksa dan mengucapkan salam dengan sopan
2 Menanyakan/mencocokan identitas
Nama :
Usia :
Jenis kelamin :
Alamat :
Pekerjaan :
Status pernikahan :
Agama :
3 Anamnesis
Keluhan utama : bengkak pada kaki
4 Penjabaran penyakit
‐ Sejak kapan bengkak?
‐ Bagaimana progresifitasnya? Semakin hari semakin
bengkak ?
‐ Ada riwayat benjolan pada lipat paha? Sebesar apa? Nyeri
atau tidak?
‐ Ada riwayat demam, sakit kepala, mual‐muntah, lesu,
- tidak nafsu makan?
5 Faktor predisposisi?
‐ Riwayat berpergian ke endemic filariasis? Flores, rote, kab Bandung
6 Riwayat pengobatan :
‐ Apakah pernah diobati sebelumnya? Nama obat,
dosisnya, frekuensi, berapa lama?
‐ Bagaimana efek obat terhadap keluhan ibu?
‐ Ada efek samping obat tersebut yg ibu rasakan ?
7 Riwayat penyakit dahulu?
‐ Pernah mengalami penykit yg sama sebelumnya, kapan?
‐ Diobati apa waktu itu, ada efeknya?
8 Apakah ibu mengalami alergi terhadap obat tertentu, misalnya
stelah mengkonsumsi obat timbul bentol‐bentol dan kemerahan kulit?
9 Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan dilakukan di sebelah kanan pasien
Meminta izin pada pasien untuk pemeriksaan fisik
10 Status generalis
Keadaan umum : sakit ringan/sedang/berat
Kesadaran : composmentis
Status gizi :
Tanda‐tanda vital :
Kepala :
‐ konjuctiva tidak anemis
‐ sclera : tidak ikterik
Leher :
‐ jvp 5+2cmHg
‐ tiroid tidak teraba membesar
‐ kgb tidak teraba
Thorax :
‐ bentuk dan gerak simetris
‐ Bph ICS V, peranjakan 2 cm
Paru :
16 Prognosis
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad functionam : tergantung stadium
No Prosedur Skor
1 Memperkenalkan identitas pemeriksa dan mengucapkan salam dengan sopan
2 Menanyakan/mencocokan identitas
Nama :
Usia :
Jenis kelamin :
Alamat :
Pekerjaan :
Status pernikahan :
Agama :
3 Anamnesis
Keluhan utama : leher tegang, pusing, hipertensi
4 Penjabaran penyakit
‐ Sejak kapan sakit kepala dan leher tegang?
‐ Sakitnya seperti apa? Tegang, berat pada hipertensi.
Seperti mengikat tension type headache
Berdenyut migrain
‐ Bagaimana progresifitasnya? Semakin hari semakin sakit?
‐ Bagaimana intensitasnya hilang timbul atau terus
menerus?
‐ Apakah ada sakit kepala berputar?
5 Faktor etiologi
‐ Pernah memiliki keluhan sakit ginjal seperti air kencing
sedikit?
‐ Pernah memiliki keluhan berkeringat banyak, jantung
berdebar, pembesaran kelenjar tiroid? Hipertiroidsm?
‐ Hiperaldosteronisme
‐ Pheochromocytoma tumor adrenal, tanda :
berkeringat, cemas, palpitasi
6 Faktor predisposisi?
‐ Apakah bapak/ibu merokok?
‐ Meminum kopi?
‐ Makanan tinggi lemak? Lihat obesitas ? ‐
Asupan garam? Bagaimana pola makan?
‐ Ada riwayat di keluarga dengan darah tinggi?
‐ Apakah bapak/ibu sedang merasa memiliki masalah
hingga terus menerus memikirkannya?
7 Komplikasi
‐ hipertensi Retinopati : Adakah keluhan pandangan
menjadi kabur?
‐ Stroke : Pernah mengalami kelemahan pada salah satu
bagian tubuh, mulut mencong?
‐ Vertigo : Pernah mengalami pusing yang berputar?
‐ ACS/heart failure : Pernah mengalami nyeri pada dada
seperti ditindih beban yang berat, jantung berdebar,
sesak nafas bila beraktivitas, ada bengkak di kaki?
‐ ginjal : Apakah pernah mengalami kencing menjadi
sedikit‐sedikit, keruh?
‐ PAD : Apakah Pernah mengalami kaki atau tangan ujung
jari terasa dingin, nyeri hilang timbul?
8 Riwayat pengobatan :
‐ Apakah pernah diobati sebelumnya? Nama obat,
12 Diagnosa banding
Hipertensi stage
13 Pemeriksaan penunjang:
‐ Pemeriksaan lab : darah rutin, glukosa darah (puasa),
‐ profl lipid serum (total kolesterol, HDL,LDL, trigliserida),
‐ ureum, creatinin
‐ urinalisis
‐ EKG
14 Diagnosis kerja
Hipertensi esensial (primer) grade…..
15 Penatalaksanaan
1. Edukasi tentang penyakit yang diderita
2. Hindari makanan yang mengandung lemak tinggi
3. Hindari rokok, alcohol
4. Diet rendah garam
5. Konsul mata funduskopi
6. Exercise dapat mengurang tekanan darah, exercise
aerobic 20‐30 menit, 3x/minggu
7. Kurangi berat badan bila obesitas
16 Prognosis
Quo ad vitam: dubia ad bonam (klo ga ada end‐organ damage)
Dubia ad malam (klo jantung atau otak udah kena)
Quo ad functionam: dubia ad bonam/dubia ad malam (tergantung
stage)
ISI :
PARTOGRAF
IVA
Nomer Skor
ISI
1. MATA MERAH
2. GLAUKOMA
3. DIABETIK RETINOPATI/KATARAK
4. MIOPI/HIPERMETROPI
Nomer Skor
PERSIAPAN PASIEN
1 Memperkenalkan diri dan mengucapkan salam
2 Memberikan penjelasan kepada pasien mengenai anamnesis dan pemeriksaan yang
akan dilakukan dan akan menjaga kerahasiaan
IDENTITAS
3 Nama
Jenis Kelamin
Umur
Alamat
Suku Bangsa
Pendidikan
Pekerjaan
Agama
Status marital
4 KELUHAN UTAMA: Mata merah
5 RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Mata Merah
1. Sejak kapan? ( 1‐3 minggu akut/subakut, > 4 minggu kronik)
2. Merata atau sebagian?
Merata : konjungtivitis akut
Sebagian: Episkleritis dan skleritis, perdarahan subkonjungtiva,
pterigium, pseudopterigium, pinguekula iritans
3. Tiba‐tiba atau berangsur‐angsur?
4. Sebelumnya terjadi apa? ( alergi/ terkena bahan kimia)
5. Faktor yang memperberat dan memperingan?
6. Apakah sangat mengganggu aktivitas?
6 Keluhan penyerta
1. Apakah pandangan menjadi kabur ?
Visus baik : konjungtivitis akut,
Episkleritis dan skleritis, perdarahan subkonjungtiva,
pterigium, pseudopterigium, pinguekula iritans
Visus menurun : keratitis, ulkus kornea, glaucoma, iridosiklitis,
endoftalmitis, panoftalmitis
2. Adakah perasaan seperti benda asing ( mengganjal ) di mata?
(konjungtivitis)
3. Apakah ada kotoran mata/belek/ saat bangun susah buka
mata? jumlah? warna? Lengket/tidak?
Eksudat purulent/ mukopurulent konjungtivitis
bakterialis
Eksudat serous konjungtivitis viral
Eksudat mucous konjungtivitis alergika
(lengket bakteri & klamidia konjungtivitis)
4. Apakah gatal? (>> pada alergi konjungtivitis) 5. Apakah berair? (>> pada viral
konjungtivitis)
6. Silau (fotofobia)? ( uveitis, keratitis)
7. Nyeri kepala dan muntah, Melihat pelangi di sumber cahaya,
penglihatan seperti dari lubang kunci (glaucoma akut sudut
tertutup)
Tim OSCE UKDI 2014 BATCH 1 FKUB Page 121
8. Benjolan di belakang telinga (preauricular lymphadenopathy)?
Biasanya pada virus dan klamidia
7 Riwayat
1. Sudah diobati? Oleh siapa? Diberikan apa? Bagaimana
pengaruhnya membaik/tdk?
2. Apakah kejadiannya pertama kali atau sering berulang?
Rekurensi musiman konjuntivitis vernal
3. Apakah ada demam, nyeri tenggorokan? (konjungtivitis viral &
bakteri)
4. Apakah ada nyeri pada saat BAK? (purulenta konjungtivitis)
Riwayat kontak seksual?(purulenta konjungtivitis)
5. Apakah ada riwayat alergi/ atopi? Riwayat dermatitis, asma? (
hay fever konjungtivitis, vernal konjungtivitis)
6. Apakah ada riwayat trauma? ( kimia toxic konjungtivitis)
7. Apakah ada riwayat operasi di sekitar mata
8. Apakah di keluarga ada yang sedang sakit mata juga atau
kontak dengan orang yg sakit mata di tempat kerja/sekolah? (
konj. Virus paling mudah menular)
9. Riwayat penggunaan lensa kontak
8 REVIEW SISTEMIK
Keluhan mulai dari kepala, dada, perut, genital, urinary, ekstremitas
PEMERIKSAAN FISIK
9 Kesadaran : compo mentis
KU : Kesan sakit ringan
Tanda Vital : TNRS ( suhu pd bacterial/viral konjungtivitis)
Status interna : dbn
10 Status Oftalmologi
1. Pemeriksaan Subjektif
OD OS
VA 6/6 6/6
2. Pemeriksaan Objektif
OD/OS
Kedudukan Bola Mata Orthotropia
GBM Duksi baik
Versi baik
TIO Normal
Silia Trichiasis (‐)
Palpebra Superior dan Inferior Edema (+) pd bakteri (pseudoptosis)
Aparatus Lakrimalis Lakrimasi (+) -
Konjungtiva Tarsalis Superior Edema (+)
- Sekret (+)
- Hiperemis(+)
- Hipertrofi papil (+) pada bakteri,
vernal (cobble stone)
- Pseudomembran (+) pada bakteri
(streptococcus, difteria), jamur
- Sikatrik (+) dan litiasis (+)pada
trakoma
Konjungtiva Tarsalis Inferior Edema (+)
1. Pemeriksaan Subjektif
OD OS
VA 6/6 5/60
Pin hole tidak maju
Tim OSCE UKDI 2014 BATCH 1 FKUB Page 126
2. Pemeriksaan Objektif
OD/OS
Kedudukan Bola Mata Orthotropia
GBM Duksi baik
Versi baik
TIO ++
Silia Trichiasis (‐)
Palpebra Superior dan Inferior Normal
Aparatus Lakrimalis Lakrimasi (+)
Konjungtiva Tarsalis Superior Tenang
Konjungtiva Tarsalis Inferior Tenang
Konjungtiva Bulbi Hiperemi, injeksi siliar, kemosis, injeksi
episklera
Kornea Edema
COA Dangkal
Pupil Dapat midriasis, reflex cahaya dapat
menurun/tidak ada
Iris Sinekia posterior
Lensa Glaukomfleckens
3. Pemeriksaan Funduskopi
Media Jernih
Papil Papil atrofi
c/d ratio >0,4
a/v ratio 2:3
Retina Flat
Macula Fovea reflex
10 PEMERIKSAAN PENUNJANG
- u/glaucoma tonometri normal TIO 10‐21 mmHg,
pada glaucoma isa 50‐100 mmHg, Gonioskopi
11 DIAGNOSIS BANDING
- glaukoma
- ablasio retina
12 PENATALAKSANAAN
u/glaucoma
- Umum :
• Hindari merokok
• Olahraga teratur
• Diet rendah natrium
• Minum jgn terlalu banyak
• Valsava maneuver dikurangi : mengejan, batuk bersin
- Farmakologis
• Parasimpatomimetik : pilokarpin eye drop 1‐4% 2‐6x/hari
• B‐bloker : timolol 0.25%‐0,5% 1‐2x/hari
• Carbonic anhydrase inhibitor asetazolamide 4x250mg
PO;
• Simpatomimetik : epinefrin 1‐2%
• Hiperosmotik : gliserol 50% diminum 1‐2 ml/kgbb, manitol
• Rujuk ke SpM iridektomi
Komplikasi
- Riwayat sakit kepala hebat, muntah‐muntah, nyeri di
sekitar mata katarak komplikata krn glaukoma ataupun
glaukoma krn komplikasi katarak
- riwayat mata merah dan berair katarak komplikata krn
uveitis, ataupun uveitis krn kompliksasi katarak
- Riwayat benturan/pukulan pada mata disangkal
katarak traumatik
- Riwayat kencing manis katarak metabolik
- riwayat minum obat2an/jamu katarak toxic, contoh :
ortikosteroid, klorpromazin, amiodarone
- tanda glaucoma : Ada melihat seperti dari lubang kunci?
Ada sakit kepala, mual/muntah? Ada keluhan melihat ke
lampu seperti pelangi?
- Ada seperti melihat seperti tirai? (ablasio retina)
6 Riwayat
- Pernah menggunakan kaca mata? Menjadi lebih baik atau
tidak?
- Riwayat DM ? ada sering kencing, sering haus, penurunan
berat badan tapi nafsu makan bertambah, pernah periksa
gula darah, teratur makan obat tidak? Ada komplikasi
DM? (ACS, stroke, gagal ginjal, ulkus)
Tim OSCE UKDI 2014 BATCH 1 FKUB Page 129
- Ada riwayat hipertensi? (Retinopati hipertensi)
7 REVIEW SISTEMIK
Keluhan mulai dari kepala, dada, perut, genital, urinary, ekstremitas
8 PEMERIKSAAN FISIK
Kesadaran : compo mentis
KU : Kesan sakit ringan
Tanda Vital : dbn
Status interna : cek komplikasi DM/hipertensi
- Thorax : Pembesaran jantung, Ronkhi basah halus
- Ekstrimitas : pitting edema, ulkus
9 Status Oftalmologi
1. Pemeriksaan Subjektif
OD OS
VA 5/60 1/300
Pin hole tidak maju
2. Pemeriksaan Objektif
OD (Diabetic Retinopathy) OS (Katarak)
Kedudukan Bola Orthotropia Orthotropia
Mata
GBM Duksi baik Duksi baik
Versi baik Versi baik
TIO N N
Silia Trichiasis (‐) Trichiasis (‐)
Palpebra Superior Normal Normal
dan Inferior
Aparatus Lakrimalis Lakrimasi (+)
Konjungtiva Tarsalis Tenang Tenang
Superior
Konjungtiva Tarsalis Tenang Tenang
Inferior
Konjungtiva Bulbi Tenang Tenang
Kornea Jernih Jernih
COA Sedang Dangkal bila ada
komplikasi yaitu
glaukoma ec
katarak
Pupil Bulat, regular, ø3 mm, Bulat, regular, ø3 mm,
Refleks cahaya +/+ Refleks cahaya +/+
Iris Tenang Sinekia (-)
Lensa Jernih Shadow Test (-)
Shadow test (+)
3. Pemeriksaan Funduskopi
Diabetes Retinopati : microaneurisma, neovaskularisasi, eksudat lemak
Hipertensi Retinopati : cotton woll spot, eksudat putih, flame shape
Media Jernih
Papil Nulat, batas tegas
c/d ratio 0,3-0,4
Letakkan trial frame pada posisi yang baik, sesuaikan dengan jarak pupil
Tutup mata kiri dengan occluder
Tentukan VOD kanan, kemudian minta penderita untuk
memfiksasi penglihatannya pada 1‐2 baris di atas visus dasar
Letakkan lensa S +0,50 pada trial framedi depan mata kanan
Tanya pada pasien apakah penglihatan bertambah jelas atau tidak
‐ Apabila bertambah jelas, tambahkan terus lensa sferis
postif hingga tercapai tajam penglihatan terbaik. Pilih
lensa sferis positif terbesar yang meberi tajam
penglihatan terbaik
‐ Apabila tidak bertambah jelas atau bertambah kabur,
tambahkan lensa S ‐0,50. Bila bertambah jelas tambhkan
lensa negatif hingga tercapai tajam penglihatan terbaik.
Pilih lensa sferis negatif terkecil yang memberikan tajam
penglihatan terbaik
Ulang langkah 10‐14
10 Cara penulisan :
Snellen chart :
OD : 5/12 ph 5/5
Koreksi S ‐1.00
11 Periksa kembali tajam penglihatan dua mata menggunakan lensa
koreksi
12 Diagnosa kerja : Miopi simpleks
Pemeriksaan penunjang :
‐ Retinoskopi
‐ Autorefraktometer
13 Penatalaksanaan :
‐ Kacamata atau lensa kontak
• Miopi
o VODS S -x.xx x 90°
• Hipermetropi
o VODS +x.xx x 90°
• Presbiopi
- + 1,00 D untuk usia 40 yahun - + 1,50 D untuk usia 45 tahun -
+ 2,00 D untuk usia 50 tahun - + 2,50 D untuk usia 55 tahun
1. TETANUS
2. BPPV
3.BELLS PALSY
4. HNP
5. CTS
6. STROKE
7. KEJANG DEMAM
8. Meningitis
17 Pemeriksaan penunjang : -
18 DIAGNOSIS BANDING
Meniere Disease
Vestibular neuritis
Labirinitis
Postraumatic vertigo
19 PENATALAKSANAAN
Non Medikamentosa:
Epley Manouver
Flick test : mengebaskan tangan jika nyeri berkurang maka hasilnya (+)
17 Pemeriksaan penunjang : EMG
18 DIAGNOSIS BANDING
Cervical Root Syndrome
Osteoartritis
Neuropati ulnaris
19 PENATALAKSANAAN
Non Medikamentosa:
Splinting
Istirahatkan tangan
Medikamentosa:
NSAID
Vit B6
Kortikosteroid
20 PROGNOSIS
Tergantung etiologi dan klinis
Dubia ad Bonam
21 KIE
Diagnosis, Pengobatan, Efek samping, Prognosis
22 Memberi kesempatan pasien untuk mengungkapkan apa yang belum jelas
23 Menutup pertemuan
No Kegiatan
1 Memberikan salam kepada pasien dan keluarga atau pengantarnya
2 Mempersilahkan pasien dan pengantarnya duduk
3 Menyapa pasien terlebih dahulu, baru keluarga/pengantarnya
4 Memperkenalkan diri kepada pasien dan keluarganya
5 Menjelaskan tujuan wawancara kepada pasien dan pengantarnya
6 Meyakinkan bahwa akan selalu menjaga rahasia jabatan
7 Menanyakan identitas pasien secara lengkap
8. Menanyakan keluhan utama
9 Menanyakan riwayat penyakit sekarang
1. mengembangkan keluhan utama
2. Menanyakan semua kelainan/gejala gangguan fungsi mental
10 Menanyakan penyakit dahulu:
1. Riwayat penyakit fisik
2. Riwayat penyakit psikiatri
11. Menanyakan riwayat pribadi
1. prenatal dan perinatal
2. Masa bayi –dewasa
3. masa dewasa
12 Menanyakan riwayat keluarga
1. Ayah dan ibu
2. Saudara kandung/tiri
13. Menanyakan faktor keturunan
14 Menanyakan masalah/stressor psikososial
15 Menginformasikan kemungkinan adanya pemeriksaan penunjang
16 Menutup wawancara:
1. membuat rangkuman wawancara
2. menginformasikan hasil wawancara
3. menginformasikan dugaan diagnosis
4. menginformasikan rencana terapi dan mohon kerjasama dalam terapi
5. menginformasikan kemungkinan ada pertemuan berikutnya
No Kegiatan
1 Memeriksa dan memperhatikan kesan umum
-cara jalan, cara duduk, cara berpakaian, cara bicara, ekspresi wajah
2 Memeriksa KONTAK ( verbal dan non verbal)
3 Memeriksa KESADARAN (Kwalitatif dan kwantitatif)
4 Memeriksa BICARA PASIEN (lamban, cepat, nglantur, terputus-putus)
5 Memeriksa PROSES BERFIKIR (bentuk, arus, dan isi pikir)
6. Memeriksa gangguan PERSEPSI / PENCERAPAN (Halusinansi, ilusi)
7 Memeriksa GANGGUAN DAYA INGAT
8 Memeriksa GANGGUAN ORIENTASI (waktu, tempat, orang)
9 Memeriksa GANGGUAN AFEK EMOSI
10 Memeriksa GANGGUAN PSIKOMOTOR (meningkat/menurun)
11 Memeriksa INTELEGENSI (normal/tidak normal)
12 Memeriksa GANGGUAN KEPRIBADIAN
OTITIS EKSTERNA
OTITIS MEDIA AKUT
RHINITIS ALLERGI
RHINITIS VASOMOTOR
SERUMEN
A. PERSIAPAN PASIEN
B. IDENTIFIKASI DATA
Nama: An.A
Jenis kelamin: laki-laki
Umur: 11 tahun
Alamat :
Suku bangsa :
Pendidikan :
Pekerjaan : pelajar
Agama :
Status :
C. ANAMNESA
Onset
Lokasi
Durasi
Karakteristik
Yang memperberat/meredakan gejala
Berapa lama biasanya gejala berlangsung
7. Menanyakan ada tidaknya gejala yang menyertai :
Demam
Nyeri kepala
Kejang
Baal pada wajah/ kelumpuhan otot wajah
10. Menanyakan Riwayat Pengobatan
11. Meminta izin kepada pasien bahwa akan dilakukan pemeriksaan fisik
Nyeri tekan +
Hiperemi +
Edema +
Fistel -
- (pada OE lain)
Polip -
Kolesteatoma -
Foetor +/-
Intak +/+
RC +/+
Hiperemi -/-
Perforasi -/-
Penatalaksanaan :
Penatalaksanaan :
Antibiotik parenteral
Pengobatan topikal
OTITIS EKSTERNA KRONIS
Gejala :
Penatalaksanaan :
Perikondritis
Selulitis
Dermatitis Aurikularis
22. Menjelaskan prognosis pada pasien
A. PERSIAPAN PASIEN
B. IDENTIFIKASI DATA
Nama
Jenis kelamin
Umur
Alamat
Suku bangsa
Pendidikan
Pekerjaan
Agama
Status
C. ANAMNESA
Onset
Lokasi
Durasi
Karakteristik
Yang memperberat/meredakan gejala
Berapa lama biasanya gejala berlangsung
7. Menanyakan ada tidaknya gejala yang menyertai :
Gatal
Telinga penuh
Nyeri kepala
Gangguan pendengaran
8. Menanyakan riwayat yang memperberat atau memperingan.
Demam
Nyeri kepala berputar
Nyeri belakang telinga
Kejang
Kelumpuhan otot atau baal pada wajah
10. Menanyakan Riwayat Pengobatan
11. Meminta izin kepada pasien bahwa akan dilakukan pemeriksaan fisik
Gambaran
membran
timpani
normal
15 Audiometri, Timpanometri
15.
Penatalaksanaan :
Antibiotika
Miringotomi (Rujuk ke Sp THT)
IX. Stadium Perforasi
Gejala :
Penatalaksanaan :
Otitis Eksterna
Otitis Media Serosa
KOMPLIKASI
A. PERSIAPAN PASIEN
B. IDENTIFIKASI DATA
Nama
Jenis kelamin
Umur
Alamat
Suku bangsa
Pendidikan
Pekerjaan
Agama
Status
C. ANAMNESA
Bersin berulang
Keluar ingus encer yang banyak
Hidung tersumbat
6. Menanyakan hal yang terkait keluhan utama :
11. Meminta izin kepada pasien bahwa akan dilakukan pemeriksaan fisik
Pemeriksaan
Rhinoskopi
Anterior
Normal
Tim OSCE UKDI 2014 BATCH 1 FKUB Page 176
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Gejala :
Penatalaksanaan umum :
Menghindari allergen penyebab
Meningkatkan kondisi tubuh
DIAGNOSIS BANDING
RHINITIS ALLERGI
RHINITIS ALLERGI
Polip nasi
Sinusitus Paranasal
Gejala : nyeri wajah, ingus purulen, sakit kepala,
anosmia/hiposmia, halositosis, batuk, dan sesak.
Pada pemeriksaan fisik :
Polip nasi
Otitis Media Efusi
Sinusitis Paranasalis
22. Menjelaskan prognosis pada pasien
A. PERSIAPAN PASIEN
B. IDENTIFIKASI DATA
Nama
Jenis kelamin
Umur
Alamat
Suku bangsa
Pendidikan
Pekerjaan
Agama
Status
C. ANAMNESA
Bersin
Pilek
Hidung tersumbat
6. Menanyakan hal yang terkait keluhan utama :
Lingkungan asap/rokok
Lingkungan dengan bau yang menyengat seperti parfum,
minuman alkohol
Makanan pedas
11. Meminta izin kepada pasien bahwa akan dilakukan pemeriksaan fisik
Pemeriksaan
Rhinoskopi
Anterior
Normal
Gejala :
RHINITIS VASOMOTOR
RHINITIS VASOMOTOR
G. KIE
Sinusitis Paranasalis
22. Menjelaskan prognosis pada pasien
A. PERSIAPAN PASIEN
B. IDENTIFIKASI DATA
Nama
Jenis kelamin
Umur
Alamat
Suku bangsa
Pendidikan
Pekerjaan
Agama
Status
C. ANAMNESA
Onset
Lokasi
Durasi
Karakteristik
Yang memperberat/meredakan gejala
Berapa lama biasanya gejala berlangsung
7. Menanyakan ada tidaknya gejala yang menyertai :
Berenang
Setelah mandi
Tuli konduktif
Pusing berputar (vertigo)
Telinga mendengung (tinnitus)
Nyeri telinga
10. Menanyakan Riwayat Pengobatan
Nama, dosis, cara pemberian, frekuensi pemberian, dan
lamamya (jam/hari/minggu) pemberian obat.
Efektivitas pengobatan yang telah diberikan
Apakah ada efek samping dari pengobatan yang telah
diberikan
D. PEMERIKSAAN FISIK
11. Meminta izin kepada pasien bahwa akan dilakukan pemeriksaan fisik
15 -
Penatalaksanaan :
Dubia ad bonam
Isi:
1. Herpes Zoster
2. Skabies
3. Tinea pedis
4. Uretritis Gonorrhea
5. Miscellaneous (option!) :D
Pemeriksaan khusus :
a. Tes oksidasi
Cara: koloni gonokok suspek + larutan tetrametil-p-fenilendiamin
hidroklorida 1%. Hasil positif bila warna koloni yang jernih berubah
menjadi merah muda sampai merah lembayung. Pada n.gonorrhea
hasilnya (+)
No Keterampilan Tingkat
Keterampilan
PEMERIKSAAN FISIK
1. Inspeksi Kulit 4A
2. Inspeksi membrane mukosa 4A
3. Inspeksi daerah perianal 4A
4. Inspeksi kuku 4A
5. Inspeksi rambut dan scalp 4A
6. Palpasi kulit 4A
7. Deskripsi lesi kulit dengan perubahan primer dan sekunder, misal ukuran, 4A
distribusi, penyebaran, konfigurasi
8. Deskripsi lesi kulit dengan perubahan primer dan sekunder, misal ukuran, 4A
distribusi, penyebaran, konfigurasi
PEMERIKSAAN TAMBAHAN
9. Pemeriksaan dermografisme 4A
10. Penyiapan dan penilaian sediaan kalium hidroksida 4A
11. Penyiapan dan penilaian sediaan metilen biru 4A
12. Penyiapan dan penilaian sediaan Gram 4A
13. Pemeriksaan dengan sinar UVA (lampu Wood) 4A
TERAPEUTIK
14. Pemilihan obat topikal 4A
15. Insisi dan drainase abses 4A
16. Eksisi tumor jinak kulit 4A
17. Ekstraksi komedo 4A
18. Perawatan luka 4A
19. Kompres 4A
20. Bebat kompresi pada vena varikosum 4A
21. Rozerplasty kuku 4A
PENCEGAHAN
22. Pencarian kontak (case finding) 4A
PEMERIKSAAN TAMBAHAN
Roser's Plasty
Prinsip Roser’s Plasty:
o Irisan sampai pangkal kuku dan pangkal kuku harus ikut terbuang
o Menautkan luka kulit ke jaringan di bawah kuku (bukan ke kuku)
o Dengan matras horizontal modifikasi (bukan vertikal)
Reference:
All pictures from panum kulit Pendidikan Dokter 2008 FK Univ Brawijaya dan Prosedur Pemeriksaan
dan Tindakan Kesehatan Kulit dan Kelamin RS dr Saiful Anwar Malang, 2010
Artikel Roser’s plasty diambil dari internet, sumber: Poli Tindakan Bedah RSDK