Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
HEMATOLOGI
Oleh :
Kelompok 10
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2015
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita aturkan kehadirat Allah Swt atas ridho-Nya, sehingga
makalah ini dapat terselesaikan. Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas
dalam mata kuliah Keperawatan Imun dan Hematologi dengan judul “Limfoma
Pada Anak”.
Kelompok 10
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar........................................................................................ i
Daftar Isi.................................................................................................. ii
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan........................................................................ 2
1.4 Manfaat Penulisan....................................................................... 2
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Fisiologi system limfatik ............................................................. 6
2.2 Limfoma…………………………………………......................... 8
a. Limfoma non Hodgkin………............................................... 8
b. Limfoma Hodgkin……………….......................................... 13
IV. PENUTUP
4.1 Kesimpulan…………………………………………………….... 23
3
BAB I
PENDAHULUAN
Penyakit lymfoma non hodgkin adalah salah satu penyakit yang tergolong dalam kasus
interne/kasus penyakit dalam. Pada penyakit ini terjadi proliferasi abnormal sistem
lymfoid dan struktur yang membentuknya terutama menyerang kelenjar getah bening.
LNH juga diderita oleh anak-anak. Penyakit ini belum diketahui secara pasti
penyebabnya oleh karena itu penelitian terus dilakukan untukmengembangkan kasus ini.
4
1.2 Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan beberapa masalah antara
lain :
a. Bagaimana fisiologi dan mekanisme kerja sistem limfatik ?
b. Apa sajakah fungsi dari sistem limfatik ?
c. Apa yang dimaksud dengan limfoma?
d. Apa yang dimaksud dengan limfoma non-hodgkin pada anak ?
e. Apa yang dimaksud limfoma hodgkin ?
f. Bagaimana asuhan keperawatan pada klien dengan limfoma non-hodgkin ?
1.3 Tujuan Penulisan
Makalah ini disusun dengan tujuan agar kita :
a. Memahami fisiologi dan mekanisme kerja sistem limfatik
b. Mengetahui fungsi dari sistem limfatik
c. Mengetahui definisi limfoma
d. Memahami seluk beluk penyakit limfoma non-hodgkin pada anak
e. Memahami seluk beluk penyakit limfoma hodgkin
f. Mengetahui dan memahami asuhan keperawatan pada klien dengan limfoma
non-hodgkin
1.4 Manfaat penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan agar kita sebagai mahasiswa keperawatan dan
pembaca pada umumnya dapat memahami bagaimana seluk beluk penyakit
limfoma yang terjadi pada anak serta asuhan keperawatan yang tepat.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
Jaringan limfatik tersusun dari serat retikuler dengan sel-sel fibroblas, makrofag,
dan sejumlah besar limfosit yang terdapat di antara serat retikuler tersebut. Pada kasus
limfoma atau kelenjar getah bening, organ yang diserang adalah kelenjar getah bening
atau dikenal juga dengan kelenjar limfe.
7
2.2 Limfoma
Limfoma Maligna (LM) adalah proliferasi abnormal sistem lymfoid dan struktur
yang membentuknya, terutama menyerang kelenjar getah bening. Limfoma (kanker
kelenjar getah bening) merupakan bentuk keganasan dari sistem limfatik yaitu sel-sel
limforetikular seperti sel B, sel T dan histiosit sehingga muncul istilah limfoma malignum
(maligna = ganas). Dalam kondisi normal, sel limfosit merupakan salah satu sistem
pertahanan tubuh. Sementara sel limfosit yang tidak normal (limfoma) bisa berkumpul di
kelenjar getah bening dan menyebabkan pembengkakan. Sel limfosit ternyata tak cuma
beredar di dalam pembuluh limfe, sel ini juga beredar ke seluruh tubuh di dalam
pembuluh darah karena itulah limfoma bisa juga timbul di luar kelenjar getah bening.
Dalam hal ini, yang tersering adalah di limpa dan sumsum tulang. Selain itu, bisa juga
timbul di organ lain seperti perut, hati, dan otak. Pengelompokan limfoma menghasilkan
2 jenis limfoma yang berbeda, yaitu :
a. Limfoma Non-Hodgkin
1) Definisi
Non-Hodgkin Lymphoma (NHL) yang juga lebih dikenal dengan kanker kelenjar
getah bening adalah neoplasma yang sangat ganas pada sistem limfatik dan jaringan
limfoid. Limfoma malignum non-Hodgkin atau Limfoma non-Hodgkin adalah suatu
keganasan kelenjar limfoid yang bersifat padat. Limfoma nonhodgkin hanya dikenal
sebagai suatu limfadenopati lokal atau generalisata yang tidak nyeri. Namun sekitar
sepertiga dari kasus yang berasal dari tempat lain yang mengandung jaringan limfoid (
misalnya daerah orofaring, usus, sumsum tulang, dan kulit. Meskipun bervariasi semua
bentuk limfoma mempunyai potensi untuk menyebar dari asalnya sebagai penyebaran
dari satu kelenjar kekelenjar lain yang akhirnya menyebar ke limfa, hati, dan sumsum
tulang. Beberapa jenis limfoma non-hodgkin berkembang sangat lambat (dalam beberap
tahun), sedangkan yang lainnya menyebar dengan cepat ( dalam beberapa bulan ).
Penyakit ini lebih sering terjadi dibandingkan dengan penyakit hodgkin.
2) Patofisiologi
Seperti halnya kebanyakan neoplasma anak, penyebab NHL juga tidak diketahui.
Sejumlah faktor seperti infeksi virus, imunodefisiensi, aberasi kromosom, imunostimulasi
kronis, dan pemajanan terhadap lingkungan telah memicu terjadinya limfoma maligna.
NHL anak cenderung berawitan cepat dan ditandai dengan keterlibatan luas yang agresif,
yang umumnya berespons cepat terhadap pengobatan. Tempat yang sering terkena adalah
8
daerah intra abdomen, mediastinum, nodus perifer, dan daerah nasofaring. Tempat ekstra
limfoid yang sering terkena adalah tulang, kulit, sumsum tulang,testis, dan susunan saraf
pusat.
3) gejala
gejala awal yang dapat dikenali adalah pembesaran kelenjar getah bening si suatu
tempat atau di seluruh tubuh. Terkadang pembesaran kelenjar getah bening di tonsil (
amandel ) juga menyebabkan gangguan menelan. Timbul gejala – gejala demam,
penurunan berat badan, berkeringat pada malam hari, tapi insidennya lebih rendah
disbanding penyakit Hodkin. Kira – kira 20% atau lebih penderita menunjukan
gejala - gejala yang berkaitan dengan pembesaran kelenjar limfe retroperitonial
atau mesenterium, dan timbul nyeri abdomen atau buang air besar yang tidak
teratur. Pembesaran kelenjar getah bening di dalam dada atau perut bisa menekan
berbagai organ dan menyebabkan :
a. gangguan pernafasan
b. berkurangnya nafsu makan
c. sembelit berat
d. nyeri perut
9
masuknya sel-sel limfoma ke dalam sumsum tulang, darah, kulit,usus, otak dan tulang
belakang, bukan pembesaran kelenjar getah bening. Masuknya sel limfoma ini
menyebabkan anemia, ruam kulit dan gejala neurologis seperti kelamahan dan sensasi
yang abnormal. Bagian yang membesar biasanya adalah kelenjar getah bening bagian
dalam, yang menyebabkan :
10
4) Klasifikasi limfoma non-Hodgkin.
Ada 2 klasifikasi besar penyakit ini yaitu:
a. Limfoma non Hodgkin agresif.
Limfoma non Hodgkin agresif kadangkala dikenal sebagai limfoma non
Hodgkin tumbuh cepat atau level tinggi. Karena sesuai dengan namanya,
limfoma non Hodgkin agresif ini tumbuh dengan cepat. Meskipun nama
‘agresif’ kedengarannya sangat menakutkan, limfoma ini sering memberikan
respon sangat baik terhadap pengobatan.Meskipun pasien yang penyakitnya
tidak berespon baik terhadap standar pengobatan lini pertama,sering berhasil
baik dengan kemoterapi dan transplantasi sel induk. Pada kenyataannya,
limfoma non Hodgkin agresif lebih mungkin mengalami kesembuhan total
daripada limfoma non Hodgkin indolen.
b. Limfoma non Hodgkin indolen.
Limfoma non Hodgkin indolen kadang-kadang dikenal sebagai
limfoma non Hodgkin tumbuh lambat atau level rendah. Sesuai dengan
namanya, limfoma non Hodgkin indolen tumbuh hanya sangat lambat. Secara
tipikal ia pada awalnya tidak menimbulkan gejala, dan mereka sering tetap
tidak terditeksi untuk beberapa saat. Tentunya, mereka sering ditemukan
secara kebetulan, seperti ketika pasien mengunjungi dokter untuk sebab
lainnya. Dalam hal ini, dokter mungkin menemukan pembesaran kelenjar
getah bening pada pemeriksaan fisik rutin. Kadangkala, suatu pemeriksaan,
seperti pemeriksaan darah, atau suatu sinar-X, dada, mungkin menunjukkan
sesuatu yang abnormal, kemudian diperiksa lebih lanjut dan ditemukan terjadi
akibat limfoma non Hodgkin. Gejala yang paling sering adalah
pembesaran kelenjar getah bening, yang kelihatan sebagai benjolan, biasanya
di leher, ketiak dan lipat paha. Pada saat diagnosis pasien juga mungkin
mempunyai gejala lain dari limfoma non Hodgkin. Karena limfoma non
Hodgkin indolen tumbuh lambat dan sering tanpa
menyebabkan stadium banyak diantaranya sudah dalam stadium lanjut saat
pertama terdiagnosis.
11
5) Tahapan penyakit
STADIUM INTERPRETASI
Stadium I Terserang satu kelenjar limfe pada daerah tertentu atau
ekstra limfatik
Stadium II Terserang lebih dari satu kelenjar limfe di daerah di atas
diafragma dengan atau tanpa ekstra limfatik
Stadium III Terserang kelenjar limfe diatas dan di bawah diafragma atau
disertai limfoma ekstra limfatik, limpa atau keduanya.
Stadium IV Tersebar menyeluruh pada organ ekstra limfatik dengan atau
tanpa melibatkan kelenjar limfe.
12
b. Limfoma Hodgkin
1) Definisi
Limfoma hodgkin merupakan limfoma maligna yang khas ditandai oleh adanya
sel reed stenberg dengan latar belakang sel-sel radang pleomorf. Penderita muda
umumnya menunjukan kelenjar limfe yang keras , teraba seperti karet, dan
membesar, di daerah leher bawah atau daerah supraklavikula, atau disertai batuk
kering non produktif sekunder akibat limfadenopati hilus. Kira – kira 25 % dari
penderita memiliki gejala demam persisten yang tidak diketahui penyebabnya dan
atau keringat di malam hari. Ditambah penurunan berat badan. Pada kasus – kasus
tertentu terdapat demam Pel –Ebstein (demam yang memiliki pola siklis , dimana
suhu tubuh pada malam hari meningkat, berlangsung dari beberapa hari sampai
berminggu – minggu).
2) Epidemiologi
3) Etiologi
Penyebab limfoma hodgkin sampai saat ini tidak diketahui secara pasti, namun
salah satu yang paling dicurigai adalah virus Epstein-Barr. Biasanya dimulai pada satu
kelenjar getah bening dan menyebar ke sekitarnya secara per kontinuitatum atau melalui
sistem saluran kelenjar getah bening ke kelenjar-kelenjar sekitarnya. Meskipun jarang,
sesekali menyerang juga organ-organ ekstranodal seperti lambung, testis dan tiroid.
Insiden penykit ini meningkat pada keluarga dengan riwayat penyakit hodgkin.
4) Klasifikasi
13
a. Tipe lymphocyte predominance
Merupakan 5% dari penyakit hodgkin
Pada tipe ini limfosit kecil merupakan sel latar belakang yang dominan,
hanya sedikit sel reed stenberg yang dijumpai
Dapat bersifat nodular atau difus
b. Tipe lixed cellularity
Terdapat sebanyak 30% dari penyakit hodgkin
Jumlah sel reed stenberg mulai banyak dijumpai dalam jumlah seimbang
dengan limfosit
c. Tipe lymphocyte depleted
Kurang dari 5% limfoma hodgkin, tapi merupakan tipe yang paling agresf
Sebagian besar terdiri dari sel reed stenberg
14
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
Kasus
Anak R dengan usia 8 tahun, jenis kelamin laki-laki sudah mengalami demam
selama 2 hari dengan suhu 40 C, anak batuk berdahak disertai pilek. terlihat
pembesaran limfe pada leher yang semula sebesar biji kacang menjadi sebesar
kelereng. trombosit menurun. Denyut nadi 85x/menit.
A. Pengkajian
Data Klien
Nama : An. R
Usia : 8 Tahun
No RM : 12.24.43
Pekerjaan : Siswa
Agama : Islam
Suhu : 40° C
15
1. Identitas orang tua
Ayah
Nama : Tn . A
Usia : 43 tahun
Agama : islam
Pendidikan : D3 Akuntansi
Pekerjaan : PNS
Ibu
Nama : Ny. R
Usia : 38 tahun
Agama : islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
16
Pengkajian :
Benjolan pada limfoma secara fisik dapat ditandai dengan timbul benjolan yang
kenyal , tidak tersa nyeri, mudah di gerakkan ( pada leher, ketiak atau pada
pangkal paha). Pembesaran kelenjar tadi dapat ditandai dengan gejala penurunan
berat badan , demam, dan keringat malam . hal ini dapat segera di curigai sebagai
Limfoma. Bis abenjolan tersebut sebagai perlawanan kelenjar limfe dnegan
sejenis firus atau mungkin tuberculosis limfa.
a. Pola Persepsi
Bagaimana tanggapan klien terhadap sakitnya dan apa yang dirasakan klien.
b. Pola Nutrisi Metabolik
Perbandingan bagaimana pola nutrisi klien sebelum dan sesudah sakit.
c. Pola Eliminasi
Gejala : perubahan karakteristik urin dan feses, riwayat obstruksi intususepsi,
atau sindroma malabsorbsi (infiltrasi dari nodus limfa retro peritoneal)
Tanda : nyeri tekan pda kuadran kanan atas dan oembesaran pada palpasi
(hepatomegali), nyeri tekan pad akuadran kiri atas dan pembesaran pada
palpasi ( splenomegali), penurunan haluaran urin, urin gelap atau pekat,
anuria (obstruksi uretral/gagal ginjal), disfungsi usus dan kandung kemih .
d. Pola Latihan-Aktivitas
Gejala : kelelahan, kelemahan, atau malaise umum, kehilangan produktifitas,
dan penurunan toleransi latihan .
Tanda : Penurunan kekuatan, bahu merosot, jalan lamban, dan tanda lain yang
menunjukkan kelemahan .
e. Pola Kognitif Perseptual
Klien sudah tidak bisa mempersepsikan suatu hal dengan normal atau telah
mengalami gangguan akibat sakitnya.
f. Pola Istirahat-Tidur
Klien sulit tidur dan dan sering terbangun karena nyeri . tidur terganggu
karena adanya rasa cemas
17
g. Pola Konsep Diri-Persepsi Diri
Klien tidak yakin bahwa penyakit yang di deritanya dapat sembuh .
h. Pola Peran dan Hubungan
Peran klien dalam berhubungan atau interaksi dalam kehidupan social baik itu
keluarga maupun masyarakat ketika sakit mulai terganggu .
i. Pola Reproduksi/Seksual
Gejala : masalah tentang fertilitas/kehamilan (sementara penyakit tidak
mempengaruhi, tetapi pengobatan mempengaruhi ), penrunan libido.
j. Pola Pertahanan Diri
Gejela : faktor stress, takut/ansietsa sehubungan dengan diagnostic dan
kemungkinan takut mati , tes diagnostic dan modalitas pengobatan (
kemoterapi dan terapi radiasi)
Tanda : berbagai perilaku, misalnya marah, menarik diri , pasif.
k. Pola Keyakinan Dan Nilai
Kepercayaan atau ibadah klien semasa dia sakit ,dia bisa beribadah seperti
biasanya .
Riwayat kesehatan Klien
d. Riwayat Imunisasi.
18
Klien memiliki riwayat imunisasi yang lengkap di posyandu tempat
tinggalnya. Jenis imunisasi yang sudah didapat klien adalah : BCG , DPT ,
polio, campak.
e. Riwayat pertumbuhan dan perkembangan klien
Pertumbuhan fisik anak.
- Berat badan lahir : 3,0 kg
- Berat badan sekarang : 21 kg
- Panjang badan lahir : 45 cm
- Panjang badan sekarang : 97 cm
- Usia mulai timbul gigi 8 bulan jumlah gigi 20 buah.
Perkembangan anak..
Dari hasil anamnese dengan ibu klien mulai berguling dada usia 5
bulan duduk pada usia 8 bulan merangkak pada usia 9 setengah
bulan berdiri pada usia 12 bulan, mulai berjalan pada usia 13 bulan ,
dan mulai berbicara pada usia 15 bulan.
f. Pemberian ASI
Anak pertama kali diberi ASI sejak 3 hari dan cara pemberiannya anak
dibaringkan, sementara lamanya pemberian tidak menentu. ASI di berikan
sampai usia 2 tahun.ibu juga memberikan susu formula pada kepada
klien.pemberian susu dalam sehari _+ 4 gelas (1800 cc ).
h. Riwayat psikososial
Berdasarkan anamnese dengan ibu klien di dapat : klien tinggal bersama
orang tua letak rumah klien ditengah kota dan jauh dari sekolah.
i. Pemeriksaan Fisik
19
1. Keadaan Umum : Klien mengalami demam dengan suhu 40 C sejak 2
hari yang lalu, batuk berdahak disertai pilek. terlihat pembesaran limfe
pada leher yang semula sebesar biji kacang menjadi sebesar kelereng.
2. Pemeriksaan fisik.
Suhu : 40 º C
Nadi : 85 kali/menit
Pernafasan : 28 kali / menit
3. Pemeriksaan Head to Toe
b) Kulit
Kulit bersih dengan warna sedikit pucat.
c) Kepala
Bentuk kepala oval.
Kulit kepala bersih
d) Rambut
Hitam lurus , tumbuhnya merata.
e) Hidung dan telinga
Bentuk lubang hidung kiri dan kanan simetris. Terdapat sekret.
f) Mata
Sclera tidak ikterus , konjungtiva tidak anemis. Bola mata
simetris
g) Mulut dan gigi
Bentuk datar, atas dan bawah simetris, bibir anak kering, tidak
ada karies, jumlah gigi 20 buah
h) Leher
terlihat pembesaran pada leher yang semula sebesar biji kacang
i) Thoraks
jika pembesaran kelenjar limfe terjadi pada daerah thoraks,
dada kiri dan kanan asimetris
j) Abdomen
ada kelainan ( benjolan ) jika terjadi pembengkakan pada
daerah abdomen
k) Ekstermitas
20
Palpasi nyeri pada tungkai dan koordinasi gerak baik
Data Penunjang
a. Kulit kering
b. Muka merah
c. Hipertermi, suhu 40° C
d. Malaise
e. Batuk disertai pilek
Pemeriksaan Laboratorium
a. LED meningkat
b. Trombosit menurun
c. Hb menurun (<7,3 g/dl)
Pemeriksaan Ideal
Limfografi, IVP, Arteriografi. Foto organ yang diserang, bone – scan, CT – scan,
biopsi sumsum tulang, biopsi hepar, USG, endoskopi
21
Angka denyutan pengobatan antibiotik
IER dan antipieretik.
Angka pernapasan
IER
Kecukupan hidrasi
2. Bersihan Jalan Paten jalan nafas Kaji/awasi frekuensi
napas tidak efektif Kriteria hasil : pernapasan, kedalaman,
22
DS:
Ibu klien
mengatakan
anak mudah
demam
DO:
Anak demam
hingga 40 C
selama dua hari
4. Kecemasan Kontrol kecemasan Kaji tanda verbal dan
individu dan Monitor intensitas non verbal
keluarga yang cemas kecemasan, damping
berhubungan Menghillangkan klien dan lakukan
precursor cemas
dengan prognosis tindakan bila
Memakai strategi
sakit dan menunjukkan
koping yang efektif
hospitalisasi perilaku merusak.
DS: Hindari konfrontasi
Keluarga Mulai melakukan
mengatakan tindakan untuk
cemas dengan mengurangi
keadaan kecemasan. Beri
anaknya lingkungan yang
Keluarga tenang dan suasana
menanyakan penuh istirahat.
apakah anaknya
baik-baik saja
Anak
mengatakan
ingin pulang dan
bermain dengan
temannya
DO:
23
Anak rewel,
sering
menangis
Keluarga
tampak
cemas
Anak takut
terhadap
petugas
24
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Kepada para pembaca disarankan agar membaca lebih banyak sumber lain
sebagai referensi tambahan untuk materi limfoma ini serta untuk memperluas
pengetahuan dan wawasan pembaca.
25
DAFTAR PUSTAKA
Content://com.sec.android.app.sbrowser/112061929.mhtml
Anonym.(2012). Gejala Kanker Kelenjar Getah Bening pada anak.diakses pada tanggal
10 September 2013 dari http://mhharismansur.blogspot.com/2012/12/gejala-kanker-
getah-bening-pada-anak.html
26