Вы находитесь на странице: 1из 11

MAKALAH

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata kuliah Fisiologi Lanjut


yang dibina oleh Dr. Sri Rahayu Lestari, M. Si

Oleh:
Kelompok 6/ Kelas C
Granitha Chandika Komsi (170341864554)
Melati Insani putri (170341864506)
Siti Rahma Lestaluhu (170342800277)

The Learning University

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JANUARI 2018
PERTANYAAN FISOLOGI GERAK
Oleh : Granitha Chandika Komsi, Melati Insani Putri
1. Bagaimanakah sebaran ion di dalam CIS dan CES pada sel saraf? Apa yang dimaksud
dengan potensial membran? Mengapa terjadi potensial membran?
Jawaban
a. Pada semua makhluk hidup memiliki potensial istirahat yang berbeda yang mewakili
pemisahan muatan listrik dimembran sel. Ada dua faktor yang memperngaruhi
potensial membran, yaitu:
1) Ketidakseimbangan distribusi ion yang melalui membran sel, umumnya Na+
Cl- dan Ca2+ konsentrasinya lebih tinggi pada CES dari pada sitosol, lalu K+
lebih terkonsentrasi pada sitosol daripada CES.
2) Perbedaaan ion dengan permebialitas membran. Saat istirahat membran sel
lebih permeabel pada K+ daripada NA+ atau CA2+, sehingga K+ sebagai
kontribusi ion yang utama pada saat potensial membran istirahat.
b. Semua sel tubuh memperlihatkan potensial membran, yaitu pemisahan muatan
positif dan negatif pada kedua sisi membran.
c. Potensial membran terjadi karena berkaitan dengan distribusi tidak merata Na+, K+,
dan juga anion protein intrasel besar antara cairan intrasel (CIS) dan cairan ekstrasel
(CES), dan dengan perbedaan permeabilitas membran plasma pada ion-ion tersebut
(Sherwood, 2007).
2. A. Apa yang dimaksud dengan 1) stimulus bawah ambang (Subminimal/sumliminal),
2) Stimulus ambang, 3) Stimulus atas ambang (Supraminimal/supraliminal), 4)
Stimulus maksimal.
B. Apa yang dimkasud depolarisasi, repolarisasi dan hiperpolarisasi
C. Gambar diagram yang menunjukkan hubungan antara intensitas stimulus dengan
potensial bertingkat, potensial ambang, potensial aksi dan potensial istirahat.
Jawaban
A. 1) Stimulus bawah ambang yaitu rangsamh yang tidak mampu menimbulkan
respon, 2) Stimulus ambang yaitu rangsang yang terkecel yang tepat dapat
menimbulkan tanggapan, 3) Stimulus atas ambang yaitu rangsang yang
intensitasnya bervariasi dari rangsang ambang sampai rangsang maksimal, 4)
Stimulus maksimal yaiturangsang yang dapat menimbulkan tanggapn maksimal.
B. Depolarisasi. Pada membran yang mengalami depolarisari, potensial membran
dikurangi dari potensial istirahat, potensial membran menurun atau bergerak ke
arah 0 mV, lebih sedikit muatan terpisah dibandingkan dengan saat potensial
istirahat.
Repolarisasi. Membran mengalami repolarisasi, artinya membran kembali ke
potensial istirahat setelah depolarisasi.
Polarisasi. Pada membran yang seang istirahat, terdapat pemisahan matan antara
sebelah luar membran dan sebelah dalam membran, sebelah luar membran lebih
positif daripada sebelah dalam membran, dalam keadaan demikian dikatakan
membran mengalami polarisasi, dan memiliki potensial istirahat.
Hiperpolarisasi. Pada membran yang mengalami hiperpolarisasi, potensial
membran lebih besar daripada potensial istirahat, potensial meningkat atau menjadi
negatif, lebih banyak muatan terpisah daripada saat istirahat (saat polarisasi).
b. Gambar diagram yang menunjukkan hubungan antara intensitas stimulus dengan
potensial bertingkat, potensial ambang, potensial aksi, potensial istirahat, yaitu:

Gambar 1. Buku Human (262)

Gambar 2. Buku Human (267)


3.a. Jelaskan apa yang dimaksud dengan sinaps dan bagaimanakah mekanisme kerja sinaps
kimia ?

jawaban :

Sinapsis kimia adalah sambungan khusus melalui sinyal neuron satu sama lain dan sel non-
saraf seperti yang ada di otot atau kelenjar. Sinapsis kimia, memungkinkan neuron untuk
membentuk rangkaian yang saling berhubungan dalam sistem saraf pusat.

STRUKTUR SINAPSIS

Pada setiap neuron, terminal aksonnya membengkak membentuk suatu tonjolan kecil yang
disebut tombol sinapsis. Permukaan membran tombol sinapsis ini dinamakan membran
prasinapsis yang menghantarkan impuls dari terminal sinapsis menuju dendrit atau badan sel
berikutnya. Impuls tersebut akan diterima oleh permukaan membran dendrit atau badan sel
yang dituju. Membran yang demikian dinamakan membran pascasinapsis. Di antara kedua
membran ini dipisahkan oleh suatu celah yang disebut celah sinapsis.

Di dalam tombol sinapsis terdapat suatu zat kimia yang dapat menghantarkan impuls ke neuron
berikutnya. Zat yang demikian dinamakan neurotransmiter. Saat menghantarkan implus, dalam
sitoplasma neurotransmiter dibawa oleh banyak kantung dalam sitoplasma, yang disebut
vesikula sinapsis. Ada berbagai macam jenis neurotransmiter, contohnya asetilkolin,
dopamine, noradrenalin, dan serotonin. Asetilkolin berada pada seluruh sistem saraf; sementara
noradrenalin berada pada sistem saraf simpatik; sementara dopamine dan serotonin terdapat
pada otak. Asetilkolin dan noradrenalin merupakan salah dua neurotransmiter utama yang
terdapat pada mammalia.

PENGHANTARAN IMPULS MELALUI SINAPS

Anda telah mengetahui bahwa rangsang yang diterima sel saraf dapat berasal dari dalam tubuh
maupun luar tubuh. Rangsang yang merambat disebut impuls.
Impuls diterima oleh reseptor kemudian akan dihantarkan oleh dendrit menuju badan sel saraf.
Saat impuls sampai pada akson, impuls akan diteruskan ke dendrit neuron lain.

Dalam sel saraf terjadi proses penghantaran impuls secara konduksi. Apabila tidak ada
rangsang maka sel saraf disebut dalam keadaan istirahat. Dalam keadaan ini saraf tidak
menghantarkan impuls. Membran luar sel saraf bermuatan positif karena kelebihan kation atom
Na+. Membran dalam sel saraf bermuatan negatif karena banyak ion K+ yang keluar akson.

Keadaan seperti ini disebut polarisasi. Terjadinya kondisi demikian karena peran pompa Na–
K dan sifat membran akson yang lebih permeabel terhadap K+ dan kurang permeabel terhadap
Na+. Na+ dipompa ke luar. K+ dipompa ke dalam karena sifat membran akson yang permeabel
terhadap K, maka K + dapat keluar lagi.

Jika terjadi rangsang kuat, permeabilitas membran akan berubah. Akibatnya polarisasi
membran juga berubah. Polarisasi mengalami pembalikan pada lokasi tertentu yang disebut
depolarisasi. Selanjutnya proses pembalikan polarisasi diulang hingga menyebabkan rantai
reaksi. Dengan demikian, impuls berjalan sepanjang akson. Setelah impuls berlalu, membran
neuron memulihkan keadaannya seperti semula. Selama masa pemulihan ini, impuls tidak bisa
melewati neuron tersebut. Waktu ini disebut waktu refraktori.

Proses penghantaran impuls yang kedua adalah penghantaran impuls antar sel saraf.

Titik - titik (celah) pertemuan antara neuron satu dengan neuron lain disebut sinapsis. Akson
pada setiap neuron berakhir membentuk tonjolan kecil yang disebut tombol sinapsis.
Permukaan tombol sinapsis disebut membran pre-sinapsis. Membran pre-sinapsis berfungsi
meneruskan rangsang.

Membran pre-sinapsis akson neuron satu akan bertemu dengan dendrit neuron yang lain.
Permukaan dendrit neuron itu disebut membran post-sinapsis. Fungsi membran post-sinapsis
sebagai penerima rangsang. Di antara kedua membran tersebut terdapat suatu celah yang
disebut celah sinapsis.

Bila impuls telah berada di ujung akson, ujung akson akan mengeluarkan neuro hormon yang
disebut juga neurotransmiter. Zat ini bersifat memacu dan menghantarkan impuls ke ujung
dendrit neuron yang lain. Ada beberapa neurotransmiter yang dikenal yaitu asetilkolin,
serotonin, dan dopamin. Keduanya merupakan neurotransmiter yang terdapat di seluruh sistem
saraf.

Jika impuls tiba di tombol membran pre-sinapsis, akan terjadi peningkatan permeabilitas
membran pre-sinapsis terhadap ion Ca2+. Akibatnya ion Ca2+ masuk dan gelembung sinapsis
melebur dengan membran pre-sinapsis sambil melepaskan neurotransmiternya ke celah
sinapsis. Neurotransmiter ini membawa impuls ke membran post-sinapsis. Setelah
menyampaikan impuls, selanjutnya neurotransmiter dihidrolisis oleh enzim yang dikeluarkan
oleh membran post-sinapsis, misalnya asetilkolinesterase.
Jika neurotransmiternya dihidrolisis menjadi kolin dan asam etanoat, kedua senyawa hasil
hidrolisis ini akan disimpan di gelembung sinapsis untuk dipergunakan lagi. Simaklah
penghantaran impuls antarsel saraf pada
Apabila tubuh Anda mendapatkan rangsang dari luar, dengan melakukan 2 macam proses
penghantaran tersebut, impuls akan melalui jalur perjalanan sebagai berikut untuk
menanggapinya.
Selain gerakan melalui jalur itu, ada juga gerakan yang melalui jalur perjalanan berbeda yang
disebut gerak refleks. Berikut adalah penjelasan mengenai gerak refleks.

GERAK REFLEKS

Mungkin Anda pernah memeriksakan kesehatan Anda di rumah sakit. Salah satu hal yang
dilakukan dokter adalah menyuruh duduk dengan posisi kaki dapat bergerak bebas di atas
tanah, dokter juga menyuruh menutup mata. Tiba-tiba tanpa sepengetahuan Anda, dokter
memukul lutut Anda menggunakan martil. Apa yang terjadi? Ya, tungkai kaki bawah Anda
bergerak ke depan. Itu adalah salah satu contoh gerakan refleks.

Gerak refleks adalah gerakan spontan yang tidak melibatkan kerja otak. Gerak ini dilakukan
tanpa kesadaran. Gerak ini berguna untuk mengatasi kejadian tiba-tiba misalnya menarik kaki
dengan segera setelah menginjak puntung rokok yang masih menyala. Jalur perjalanan gerak
refleks sebagai berikut.

Berdasarkan tempat konektornya, refleks dibedakan menjadi dua yaitu refleks spinalis dan
refleks kranialis.
Refleks tulang belakang (refleks spinalis) yaitu jika konektor terdapat di sumsum tulang
belakang. Contoh: gerakan menarik tangan saat menyentuh benda panas atau kaki terkena duri.
Refleks otak (refleks kranialis) yaitu jika konektornya terdapat di otak. Contoh: gerakan mata
terpejam karena kilat.

KESIMPULAN MEKANISME KERJA SINAPSIS

Apabila impuls sampai pada tombol sinapsis, segera neuron mengirimkan neurotransmiter.
Selanjutnya, neurotransmiter dibawa oleh vesikula sinapsis menuju membran prasinapsis.

Kedatangan impuls tersebut membuat permeabilitas membran prasinapsis terhadap ion Ca2+
meningkat (terjadi depolarisasi). Sehingga, ion Ca2+ masuk dan merangsang vesikula sinapsis
untuk menyatu dengan membran prasinapsis.Bersama kejadian tersebut, neurotransmiter
dilepaskan ke dalam celah sinapsis melalui eksositosis. Dari celah sinapsis, neurotransmiter ini
berdifusi menuju membran pascasinapsis. Setelah impuls dikirim, membran pascasinapsis akan
mengeluarkan enzim untuk menghidrolisis neurotransmiter. Enzim tersebut misalnya senzim
asetilkolineterase yang menghidrolisis asetilkolin menjadi kolin dan asam etanoat. Oleh
vesikula sinapsis, hasil hidrolisis (kolin dan asam etanoat) akan disimpan sehingga sewaktu-
waktu bisa digunakan kembali.

b. Jelaskan apa yang dimaksud dengan inhibitory Postsynaptic Potential (IPSP) dan Excitatory
postsynaptic potential (EPSP) ?
Jawaban :

Inhibitory Postsynaptic Potential (biasa disingkat IPSP) adalah perubahan tegangan


membran neuronpostsynaptic yang merupakan hasil dari aktivasi sinaptik penghambatan
reseptor neurotransmitter.Neurotransmiter penghambat yang paling umum dalam sistem saraf
GABA dan glisin.Sebuah potensi postsynaptic dianggap hambat ketika terjadi perubahan
tegangan membran sehingga membuatnya lebih sulit bagi sel untuk menembakkan potensial
aksi, yang lalu menurunkan firing rate neuron neuron. IPSP adalah kebalikan dari (EPSPs),
yang merupakan hasil dari aliran ionseperti natrium ke dalam sel.
Dalam ilmu saraf, potensi postsynaptic rangsang (EPSP) adalah depolarisasi sementara
potensimembran postsynaptic disebabkan oleh aliran ion bermuatan positif ke dalam sel
postsynaptic.Mereka adalah kebalikan dari inhibitory post synaptic potential (IPSPs), yang
biasanya diakibatkanoleh aliran ion negatif ke dalam sel. Sebuah potensi postsynaptic
didefinisikan sebagai rangsang jikamemudahkan neuron untuk menembakkan potensial aksi.
EPSPs juga dapat disebabkan olehpenurunan muatan positif keluar, sementara IPSPs kadang-
kadang disebabkan oleh peningkatan aliran muatan positif. Aliran ion yang menyebabkan
EPSP adalah postsynaptic arus rangsang (EPSC).EPSPs, seperti IPSPs, yang memiliki
tingkatan (yaitu mereka memiliki efek aditif). Ketika beberapa EPSPs muncul pada satu petak
membran postsynaptic, efek gabungan mereka adalah jumlah dari EPSPs individu. EPSPs lebih
besar menghasilkan depolarisasi membran yang lebih besar dan dengandemikian
meningkatkan kemungkinan bahwa sel postsynaptic mencapai batas untuk menembakkan
potensial aksi.
4. Pada dasarnya semua gerak pada hewan mulai dari protozoa, flagelata sampai pada
vertebrata memiliki persamaan dan menggunakan mekanisme yang sama .jelaskan maksudnya
?

Jawaban :

Mekanisme gerak
Gerak pada makhluk hidup didefinisikan sebagai perubahan posisi bentuk tubuh baik yang
dilakukan oleh seluruh tubuh ataupun sebagian tubuh makhluk hidup.

Untuk dapat melakukan suatu gerakan diperlukan koordinasi dari beberapa bagian tubuh,
walaupun otot dan tulang merupakan alat gerak tetapi tanpa adanya koordinasi dari sisitem
saraf yang bertindak sebagai penerima dan pemberi rangsang kepada otot, gerak tidak akan
terjadi pergerakan.

5. Teori kontraksi otot yang diterima pada saat ini adalah teori pergeseran filament (sliding
filament theory ) jelaskan bagaimana prosesnya ?
Jawaban :
Mekanisme kontraksi Otot

Kontraksi otot dimulai ketika sistem saraf menghasilkan sinyal. Sinyal, impuls yang disebut
potensial aksi, perjalanan melalui jenis sel saraf yang disebut neuron motorik. Sambungan
neuromuskuler adalah nama tempat di mana neuron motorik mencapai sel otot. Jaringan otot
rangka terdiri dari sel-sel yang disebut serat otot.
Ketika sinyal sistem saraf mencapai sambungan neuromuskuler pesan kimia dilepaskan oleh
neuron motorik. Pesan kimia, sebuah neurotransmitter yang disebut asetilkolin, mengikat
reseptor di luar serat otot. Yang dimulai reaksi kimia dalam otot.

Otot mulai berkontraksi apabila terkena rangsang. Kontraksi otot dikenal dengan nama “model
pergeseran filamen” (sliding filament mode), seperti terlihat pada gambar dibawah.

Kontraksi otot diawali oleh datangnya impuls saraf. Pada saat datang impuls, sinapsis atau
daerah hubungan antara saraf dan serabut otot dipenuhi oleh asetil kolin. Asetil-kolin ini akan
merembeskan ion-ion kalsium (Ca2+) ke serabut otot.

Ion kalsium akan bersenyawa dengan molekul, troponin, dan tropomiosin yang menyebabkan
adanya sisi aktif pada filamen tipis (aktin). Kepala miosin (filamen tebal), segera bergabung
dengan filamen tipis tepat pada sisi aktif. Gabungan sisi aktif dengan kepala miosin disebut
jembatan penyeberangan (cross bridges).

Segera setelah terbentuk, jembatan penyeberangan tersebut membebaskan sejumlah energi dan
menyampaikan energi tersebut ke arah filamen tipis. Proses ini menyebabkan filamen tipis
mengerut. Secara keseluruhan sarkomer ikut mengerut yang mengakibatkan otot pun berkerut.
Kepala miosin akan lepas dari filamen tipis.

Gambar : Kontraksi otot dipicu oleh impuls


Gamaba : Struktur miosin dan aktin pada saat kontraksi dan relaksasi otot

Proses ini memerlukan ATP yang diambil dari sekitarnya. Dengan peristiwa ini, maka filamen
tipis akan lepas dari filamen tebal. Secara keseluruhan otot akan relaksasi kembali. Proses ini
berulang sampai 5 kali dalam jangka waktu satu detik. Jadi, kontraksi otot akan berlangsung
selama ada rangsangan. Apabila tidak ada rangsangan maka ion kalsium akan direabsorpsi.
Pada saat itu pun troponin dan tropomiosin tidak memiliki sisi aktif lagi dan sarkomer dalam
keadaan istirahat memanjang berelaksasi.

Energi untuk Kontraksi Otot

ATP (adenosin trifosfat) merupakan sumber energi bagi otot. Akan tetapi, jumlah yang tersedia
hanya dapat digunakan untuk kontraksi dalam waktu beberapa detik saja. Otot vertebrata
mengandung lebih banyak cadangan energi fosfat yang tinggi berupa kreatin fosfat sehingga
akan dibebaskan sejumlah energi yang segera dipakai untuk membentuk ATP dari ADP.

Persediaan kreatin fosfat di otot sangat sedikit. Persediaan ini harus segera dipenuhi lagi
dengan cara oksidasi karbohidrat. Cadangan karbohidrat di dalam otot adalah glikogen.
Glikogen dapat diubah dengan segera menjadi glukosa-6-fospat. Perubahan tersebut
merupakan tahapan pertama dari proses respirasi sel yang berlangsung dalam mitokondria yang
menghasilkan ATP.

Apabila kontraksi otot tidak terlalu intensif atau tidak terusmenerus, glukosa dapat dioksidasi
sempurna menghasilkan CO2 dan H2O dengan respirasi aerob. Apabila kontraksi otot cukup
intensif dan terus-menerus maka suplai oksigen oleh darah ke dalam otot tersebut tidak cepat
dan banyak untuk mengoksidasikan glukosa. Oleh karena itu, penyediaan energi bagi kontraksi
otot didapatkan dari proses respirasi anaerob, suatu proses yang tidak memerlukan oksigen.
Keuntungan proses ini dapat menyediakan energi bagi kontraksi otot dengan segera, walaupun
jumlah energi yang diberikan relatif sedikit dibandingkan proses aerob.

Pada respirasi anaerob, glukosa diubah menjadi asam laktat dengan sejumlah energi. Energi ini
digunakan untuk membentuk kembali kreatin fosfat, yang nantinya dapat menghasilkan energi
untuk membentuk ATP dari ADP.
Asam laktat yang tertimbun di dalam otot akan segera berdifusi pada sistem peredaran darah.
Apabila penggunaan otot terus-menerus, pembentukan asam laktat yang banyak akan
menghambat kerja enzim dan menyebabkan kelelahan (fatigue).

B. Kejadian 1:
Dona, wanita berumur 19 tahun, belum menikah, datang dengan keluhan utama kelemahan
keempat anggota gerak sejak satu hari sebelum masuk sakit. Lebih kurang satu hari sebelum
masuk rumah sakit saat bangun di pagi hari dona mengeluh keempat anggota geraknya menjadi
lemah dan terasa berat bila digerakan, pada awalnya dona mengeluh badannya terasa pegal-
pegal, dan lama kelamaan kemudian mulai terasa lemas terutama bagian bahu yang menjalar
ke lengan dan jari-jari tangan, hal tersebut terjadi bersamaan pada tungkai. Kelemahan
dirasakan semakin berat hingga kesulitan untuk bangun dari tidurnya hingga perlu digotong
oleh orang lain. Keluhan tidak disertai dengan pandangan gelap, rasa baal atau kesemutan,
bicara pelo, mulut mencong dan makan jadi tersedak. Pada saat malam hari sebelum kejadian
dona hanya tidur telambat sekitar jam tiga dini hari. Pola makan sehari-hari menurut ibunya,
pasien mengkonsumsi makanan yang tinggi garam seperti bakso yang dijual dipinggir jalan
berikut mie instan frekuensi sekitar 4-5 kali perminggu. Makanan sehari-hari yang dimasak
dirumah dona juga tinggi akan garam. Dari kejadian tersebut analisislah bagaimana kondisi
pada dona sehingga dia menderita periodik paralisis? Jelaskan mekanisme pada sistem otot
terintegrasi dengan mekanisme yang lain pada terjadinya periodik paralisis.

Jawaban:

Kelemahan otot terjadi karena kegagalan otot rangka dalam menjaga potensial istirahat (resting
potential) akibat adanya mutasi gen CACNL1A3, SCN4A, dan KCNE3,2,6,8 yakni gen yang
mengontrol gerbang kanal ion (voltagegated ion channel) natrium, kalsium, dan kalium pada
membran sel otot. Kadar kalium plasma adalah hasil keseimbangan antara asupan kalium dari
luar, ekskresi kalium, dan distribusi kalium di ruang intra- dan ekstraselular. Sekitar 98%
kalium total tubuh berada di ruang intraselular, terutama di sel otot rangka. Secara fisiologis,
kadar kalium intrasel dipertahankan dalam rentang nilai 120-140 mEq/L melalui kerja enzim
Na+-K+-ATPase. Kanal ion di membran sel otot berfungsi sebagai pori tempat keluar-
masuknya ion dari/ke sel otot. Dalam keadaan depolarisasi, gerbang kanal ion akan menutup
dan bersifat impermeabel terhadap ion Na+ dan K+, sedangkan dalam keadaan repolarisasi
(istirahat), gerbang kanal ion akan membuka, memungkinkan keluar-masuknya ion natrium
dan kalium serta menjaganya dalam keadaan seimbang. Mutasi gen yang mengontrol kanal ion
ini akan menyebabkan infl uks K+ berlebihan ke dalam sel otot rangka dan turunnya infl uks
kalsium ke dalam sel otot rangka sehingga sel otot tidak dapat tereksitasi secara elektrik,
menimbulkan kelemahan sampai paralisis.

Вам также может понравиться