Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Pemberian formula akan merangsang aktifitas system IgE dan dapat menimbulkan alergi.
ASI menimbulkan efek ini
Salah satu penyebab moloklusi rahang adalah kebiasaan lidah yang mendorong kedapan
akibat menyusu dengan botol dan dot.
3)Aspek Kemudahan.
Menyusui praktis, karena dapat diberikan dimana saja dan kapan saja. Keluarga
tidak perlu repot menyiapkan air masak, botol dan dot yang harus selalu dibersihkan, tidak
perlu minta pertolongan orang lain.
Adanya factor protektif dan nutrient yang sesuai dalam ASI menjamin status gizi
bayi baik serta kesakitan dan kematian anak menurun. Beberapa penelitian epideiologi
menyatakan bahwa ASI melindungi bayi dan anak dari penyakit infeksi, misalnya diaer, etitis
media, dan infeksi saluran pernafasan akut bagian bawah.
Subsidi untuk rumah sakit berkurang, karena rawat gabung akan memperpendek
lama rawat ibu dan bayi, mengurangi komplikasi persalinan biaya yang diperlukan untuk
perawatan anak sakit. Anak yang mendapat ASI lebih jarang sakit dibandingkan anak yang
tidak mendapat ASI
ASI dapat dianggap kekayaan nasional. Jika semua ibu menyusui, diperkirakan
dapat menghemat devisa Negara sebesar Rp. 8,6 milyar yang seharusnya dipakai untuk
membeli susu formula.
4). Meningkatkan kualitas generasi penerus bangsa.
Anak yang mendapat ASI dapat tumbuh kembang secara optimal, sehingga
kualitas generasi penerus bangsa akan terjamin.
HALAMAN 25
Karbohidrat, protein dan lemak yang diperlukan untuk kebutuhan hidup dan perkembangan
bayi (Proverawati dan Rahmawati, 2012).
4. Hambatan menyusui
Aktivitas menyusui bayi ternyata tak semudah yang dibayangkan. Saat menyusui,
ibu sering kali menemuiberbagai kendala. Beragam factor yang menjadi kendala ketika
menyusui dibedakan menjadi dua, yakni factor internal dan eksternal (Sunar, 2012).
a. Faktor internal.
Faktor internal sangat mempengaruhi keberhasilan menyusui bayi. Diantaranya
adalah kurangnya pengetahuan yang terkait dengan penyusuan. Karena tidak mempunyai
pengetahuan yang memadai, ibu tidak mengerti tentang cara menyusui bayi yang tepat,
manfaat ASI, berbagai dampak yang akan ditemui bila ibu tidak menyusui bayinya, dan
lain sebagainya.
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal terkait segala segal sesuatu yang tidak akan terjadi bila factor
internal dapat dipenuhi oleh ibu, missal
1. ASI belum keluar pada hari-hari pertama setelah kelahiran bayi, sehingga ibu
berfikiran untuk memberikan susu formula
2. Ibu bekerja diluar rumah, sehingga tidak dapat memberikan ASI eksklusif
selama 6 bulan pertama bayinya. Faktor ini terkait dengan pengetahuan ibu.
3. Ketidakpahaman ibu mengenai kolostrum, yakni ASI yang keluar pada hari
pertama hingga kelima atau ketujuh.
4. Sebagian ibu beranggapan bahwa kandungan gizi dalam ASI rendah, sehingga
kualiatas ASI kurang baik. Sebenarnya bayi dan ASI bersifat parasitbagi ibu.
1. Kemandirian
Kemandirian adalah suatu sikap individu yang diperoleh secara komulatif selama
perkembanganya, dimana individu akan terus belajar untuk bersikap mandiri dalam menghadapai
berbagai situasi lingkungan, sehingga individu akhirnya akan mampu berfikir dan bertindak
sendiri dengan kemandirianya ( Tjandraningtyas, 2004).
Dari uraian tersebut maka kemandirian dalam rooming in yaitu ibu memiliki
keyakinan bahwa ibu dapat memberkan ASI pada bayinya segera setelah lahir baik pemberian
kolostrum maupun ASI.
2. Bentuk Kemandirian
a. Kemandirian Emosi
Kemandirian emosi yaitu kemampuan mengontrol emosi sendiri dan tidak tergantungnya
kebutuhan emosi kepada orang lain.
b. Kemandirian Ekonomi
Kemandirian ekonomi yaitu kemampuan mengatur ekonomi sendiri dan tidak
tergantungnya kebutuhan ekonomi pada orang lain.
c. Kemandirian Intelektual
Kemandirian intelektual yaitu kemampuan untuk mengatasi berbagai masalah yang di
hadapi
d. Kemandirian Sosial
Kemandirian social yaitu kemampuan untuk mengadakan interaksi dengan orang lain dan
tidak tergantungpada aksi orang lain.
D. Nifas
1. Defenisi Nifas
Masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran placenta dan berahir ketika
alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil (Nanny,2011).
Masa nifas berlangsungselama kira-kira 6 minggu atau 42 hari. Namun secara
keseluruhan akan ppulih dalam waktu 3 bulan (Anggraini,2010)
Masa nifas (puerperium) adalah masa yang diambil setelah plasenta keluar dan
berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti semula (sebelum hamil), masa nifas
berlangsung kira-kira selama 6 minggu (Sulistyawati, 2009)
Menurut Anggraini (2010), tahapan masa nifas dibagi menjadi 3 tahapan yaitu :