Вы находитесь на странице: 1из 5

RUMAH SAKIT UMUM ST MADYANG

A L A M A T : Jl. A. Kambo No. 87 kota Palopo, Telp/Fax (0471) 24227, Email: rsust.madyang@yahoo.com

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM ST MADYANG

NO : 026/1.3/RSU-SM/PLP/I/2016

TENTANG

SASARAN KESELAMATAN PASIEN


DI RUMAH SAKIT UMUM ST. MADYANG PALOPO

Menimbang : a. Bahwa untuk memenuhi pasal 7 Peraturan Menteri Kesehatan Republik


Indonesia Nomor 1691/MENKES/PER/VIII/2011 tentang Keselamatan
Pasien Rumah Sakit dan pasal 43 Undang Undang Nomor 44 Tahun 2009
tentang Rumah Sakit perlu ditetapkan Sasaran Keselamatan Pasien di RSU
ST. MADYANG.
b. Bahwa untuk menindak lanjuti sebagaimana dimaksud pada huruf a diatas
perlu ditetapkan dengan Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum ST.
Madyang.

Mengingat : 1. Undang – Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4431);
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
3. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072);
4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
5. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang
Standar Pelayanan Rumah Sakit;
6. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129/Menkes/SK/II/2008 tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/Menkes/Per/III/2008 tentang
Rekam Medis;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 290/Menkes/Per/III/2008 tentang
Persetujuan Tindakan Kedokteran.
9. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1197
/Menkes/SK/X/2004 tentang Standar Pelayanan Farmasi Di Rumah Sakit.
10. Keputusan SK Walikota Kota Palopo Nomor
:509/2.1/DINKES/PLP/II2016 tentang Penetapan Kelas Rumah Sakit
Umum ST. Madyang menjadi kelas tipe C;

MEMUTUSKAN
Menetapkan :
PERTAMA : Keputusan Direktur tentang Sasaran Keselamatan Pasien Di Rumah Sakit Umum
ST Madyang.
KEDUA : Sasaran Keselamatan Pasien meliputi tercapainya hal-hal sebagai berikut:
a. Ketepatan identifikasi pasien;
b. Peningkatan komunikasi yang efektif;
c. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai;
d. Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat-pasien operasi;
e. Pengurangan risiko pasien jatuh.
Ketentuan lebih lanjut mengenai Sasaran Keselamatan Pasien tercantum dalam
lampiran Keputusan ini.

KETIGA : Segala biaya yang timbul akibat diberlakukannya keputusan ini dibebankan pada
Pendapatan Rumah Sakit Umum ST Madyang yang dituangkan dalam Rencana
Bisnis dan Anggaran.
KEEMPAT : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan apabila terdapat kekeliruan
dalam penetapan ini akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Palopo
Pada tanggal 07 - Januari - 2016
Direktur RSU. ST. MADYANG

dr. H. A. Thamrin Jufri. M.kes


Lampiran: Peraturan Direktur RSU ST. MADYANG
Nomor:026/1.3/RSU-SM/PLP/I/2016
Tanggal : 07 januari 2016

SASARAN KESELAMATAN PASIEN


RUMAH SAKIT UMUM ST. MADYANG
1. Ketepatan Identifikasi Pasien:
a. Setiap pasien yang masuk rawat inap harus dipasangkan gelang identitas pasien.
identitas terdiri dari tiga identitas: nama pasien ( e KTP ), nomor rekam medic, dan
tanggal lahir.
b. Pasien laki-laki memakai gelang warna biru, pasien perempuan memakai gelang warna
pink, sedangkan gelang merah sebagai penanda alergi, dan gelang kuning penanda
risiko jatuh, gelang ungu penanda Do not Resucitate.
c. Pada gelang identifikasi pasien: Nama pasien harus ditulis lengkap sesuai e-KTP bila
tak ada gunakan KTP/Kartu identitas lainnya, bila tak ada semuanya minta
pasien/keluarganya untuk menulis pada formulir identitas yang disediakan RS dengan
huruf capital pada kotak kotak huruf yag disediakan, nama tidak boleh disingkat, tidak
boleh salah ketik walau satu huruf.
d. Identifikasi pasien pada gelang identitas pasien harus di cetak, tulisan tangan haya
boleh bila printer sedang rusak /tak ada fasilitas untuk itu dan harus segera diganti bila
printer berfungsi kembali.
e. Petugas melakukan identifikasi pasien minimal dua dari tiga identitas diatas
f. Identifikasi dengan cara verbal (menanyakan/mengkorfirmasi nama pasien) dan visual
(melihat gelang pasien)
g. Semua pasien harus di identifikasi secara benar sebelum dilakukan pemberian obat,
tranfusi/produk darah, pengobatan, prosedur/ tindakan, pengambilan sampel darah,
urin atau cairan tubuh lainnya.
h. Pasien rawat jalan tak harus memakai gelang identitas pasien.
i. Pasien dengan nama sama harus diberi tanda “HATI HATI PASIEN DENGAN
NAMA SAMA” pada rekam medic dan semua formulir permintaan penunjang.
2. Peningkatan Komunikasi yang Efektif :
a. Perintah lisan dan yang melalui telepon ataupun hasil pemeriksaan dituliskan secara
lengkap oleh penerima perintah atau hasil pemeriksaan tersebut.
b. Perintah lisan dan melalui telpon atau hasil pemeriksaan secara lengkap dibacakan
kembali oleh penerima perintah atau hasil pemeriksaan tersebut.
c. Perintah atau hasil pemeriksaan dikonfirmasi oleh individu yang memberi perintah
atau hasil pemeriksaan tersebut.
d. Perintah lisan atau melalui telepon dimintakan tandatangan pemberi perintah disertai
tanda tangan saksi.
3. Peningkatan Keamanan Obat Yang Perlu Di Waspadai High alert
a. Elektrolit konsentrat yang berada di unit pelayanan pasien harus mengikuti panduan
RS.
b. Setiap unit yang obat harus tersedia daftar obat high alert, obat LASA, Elektrolit
Konsentrat, serta panduan piñata laksanaan obat high alert.
c. Setiap staf klinis terkait harus tahu penata laksanaan obat high alert
d. Obat high alert harus disimpan terpisah, akses terbatas, diberi label yag jelas.
e. Intruksi lisan obat high alert hanya boleh dalam keadaan emergenci, atau nama obat
harus di eja perhuruf.
4. Kepastian Tepat Lokasi Tepat Prosedur Tepat Pasien Operasi
a. Digunakan suatu tanda yang segera dikenali untuk identifikasi lokasi operasi dalam
bentuk ceklist dan melibatkan pasien dalam proses penandaan/pemberian tanda.
penandaan tidak mudah luntur terkena air/alcohol/betadin.
b. Menggunakan suatu checklist untuk melakukan verifikasi praoperasi tepat-lokasi,
tepat-prosedur, dan tepat-pasien dan semua dokumen serta peralatan yang diperlukan
tersedia, tepat/benar, dan fungsional.
c. Tim operasi yang lengkap menerapkan dan mencatat/mendokumentasikan prosedur
“sebelum insisi/time-out” tepat sebelum dimulainya suatu prosedur/tindakan
pembedahan.
5. Pengurangan Pasien Resiko Jatuh :
a. Penerapan asesmen awal pasien risiko jatuh dan dilakukan asesmen ulang bila terjadi
perubahan kondisi klinis.
b. Langkah-langkah diterapkan untuk mengurangi risiko jatuh bagi mereka yang pada
hasil asesmen dianggap berisiko.
c. Langkah-langkah pengurangan resiko jatuh dimonitor/dievaluasi hasilnya, baik
tentang keberhasilan pengurangan cedera akibat jatuh maupun dampak yang berkaitan
secara tidak disengaja.

Direktur RSU ST. MADYANG

dr. H. A. Thamrin Jufri, M.Kes

Вам также может понравиться