Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Umum
2.2 Bendung
Fungsi utama dari bendung adalah untuk meninggikan elevasi muka air
dari sungai yang dibendung sehingga air bisa disadap dan dialirkan ke saluran
lewat bangunan pengambilan (intake structure), dan untuk mengendalikan aliran,
angkutan sedimen dan geometri sungai sehingga air dapat dimanfaatkan secara
aman, efisien, dan optimal, (Mawardi & Memet, 2010).
Bendung tetap yang terbuat dari pasangan batu untuk keperluan irigasi
terdiri atas berbagai komponen, yaitu:
1. Tubuh bendung
Antara lain terdiri dari ambang tetap dan mercu bendung dengan
bangunan peredam energinya. Terletak kurang lebih tegak lurus arah aliran sungai
saat banjir dan sedang. Maksudnya agar arah aliran utama menuju bendung dan
yang keluar dari bendung terbagi merata, sehingga tidak menimbulkan pusaran-
pusaran aliran di udik bangunan pembilas dan intake.
2. Bangunan intake
Antara lain terdiri dari lantai/ambang dasar, pintu, dinding banjir, pilar
penempatan pintu, saringan sampah, jembatan pelayan, rumah pintu dan
perlengkapan lainnya. Bangunan ini terletak tegak lurus (90˚) atau menyudut (45˚-
60˚) terhadap sumbu bangunan bilas. Diupayakan berada di tikungan luar aliran
sungai, sehingga dapat mengurangi sedimen yang akan masuk ke intake.
3. Bangunan pembilas
4. Bangunan pelengkap
Bangunan pelengkap lain yang harus ada pada bendung antara lain yaitu
tembok pangkal, sayap bendung, lantai udik dan dinding tirai, pengarah arus
tanggul banjir dan tanggul penutup atau tanpa tanggul, penangkap sedimen atau
tanpa penangkap sedimen, tangga, penduga muka air, dan sebagainya. (Mawardi
dan Memet 2010).
1. Kantong lumpur
Volume kantong ini tergantung pada dua faktor disamping faktor fasilitas lokasi
yang tersedia, yaitu:
Ukuran profil basah bebas harus mempunyai luas dan panjang ke hilir yang
cukup, sehingga pada akhir bangunan kantong lumpur, konsentrasi pasir/ lumpur
serendah mungkin sesuai dengan konsentrasi yang dikehendaki.
Penentuan dasar kantong lumpur tergantung pada kedua faktor di bawah ini:
1. Kemiringan dasar kantong lumpur
2. Perbedaan elevasi
`Banyaknya sedimen yang terbawa oleh aliran masuk dapat ditentukan dari:
Jadi rumus volume kantong lumpur yang diasumsikan adalah sebagai berikut:
V = 0,0005 × Q × ∆T (2.1)
(Disain Note SID Peningkatan Sistem Jaringan Irigasi DI.Aek Sigeaon Dinas
Pengelolaan Sumber Daya Air, 2011:25)
Dimana:
𝐻 𝐿 𝑄
Jadi: = 𝑉 , dengan v = 𝐻 𝑥 𝐵 (2.2)
𝑊
𝐻 𝑊
=𝐿𝑥 sehingga, (2.5)
𝐻𝑥𝐵 𝑄
𝑄
LxB=𝑊 (2.6)
Karena sangat sederhana, rumus ini dapat dipakai untuk membuat perkiraan
awal dimensi-dimensi tersebut. Untuk perencanaan yang lebih detail, harus
dipakai faktor koreksi guna menyelaraskan faktor-faktor yang mengganggu,
seperti :
Turbulensi air
Pengendapan yang terhalang
Bahan layang sangat banyak
Dimensi kantong lumpur sebaiknya sesuai dengan kaidah bahwa L/B > 8,
untuk mencegah agar aliran tidak “meander” di dalam kantong lumpur. (Standar
Perencanaan Irigasi Kriteria Perencanaan Bagian Bangunan Utama KP – 02,
2010:214).
Qn = Vn × An (2.9)
Dimana:
Qb = Vb × Ab (2.13)
Dimana:
Qb = 1,2 × Qn
Saluran Ks
Lama dengan dinding-dinding sangat kasar ≥ 36
Dimana :
Pada umumnya ada dua cara yang dapat ditempuh dalam menentukan
kecepatan endapan, yaitu:
V = Qo/F (2.15)
Dimana ;
2.6 Sedimentasi
Adanya material, seperti pasir, tanah atau debu yang akan menjadi bahan
yang mengendap
Terdapat lingkungan pengendapan yang cocok baik di darat, laut dan
transisi
Terjadinya pengangkutan sumber material atau transportasi yang dilakukan
oleh air, angin dan juga es
Berlangsungnya pengendapan yang terjadi karena perbedaan arus dan juga
gaya
Terjadinya replacement atau penggantian dan juga rekristalisasi atau
perubahan material
Diagenesis yakni perubahan yang terjadi saat pengendapan berlangsung
baik secraa kimia aupun secara fisika
Kompaksi, merupakan akibat dari adanya gaya yang berat dari material
sedimen yang memaksa volume lapisan sedimennya menjadi berkurang
Lithifikasi, merupakan akibat dari adanya kompaksi yang terus menerus
sehingga lama kelamaan sedimen akan mengeras.
Itulah jenis- jenis dari proses pengendapan atau proses sedimentasi. Proses
pengendapan atau sedimentasi ini apabila diurutkan maka tahapan- tahapannya
adalah proses pengangkatan, proses pengendapan dan juga proses pemadatan.
Proses sedimentasi hingga menjadi sebuah bentukan yang baru membutuhkan
waktu yang lama dan panjang. Misalnya untuk membentuk batuan sedimen
membutuhkan waktu berpuluh puluh tahun lamanya.
Sedimentasi Aquatis
Jenis sedimentasi yang pertama ada alaah sedimentasi aquatis. Nama aquatis
bisanya berhubungan dengan air. Dan hal ini juga yang berlaku pada jenis
sedimentasi aquatis. Sedimentasi aquatis merupakan proses sedimentasi yang
dilakukan oleh aliran air. Material- material hasil pengikisan atau pelapukan
dibawa oleh aliran air dan ditempatkan ke tempat tertentu. karena berdasarkan
pada aliran air, maka proses sedimentasi ini benar- benar mengandalkan kekuatan
aliran air. Biasanya ketika arus atau aliran air kuat maka material akan terangkat
dan akan ikut pindah menurut aliran air. Namun ketika aliran air ini melemah,
material- material yang dibawa akan mengendap di tempat tersebut. Kita bisa
mengambil contoh peristiwa di sekitar kita untuk mewakili proses sedimentasi
aquatis ini. sedimentasi aquatis ini ibarat kita membuat minuman misalnya teh,
maka ketika baru saja menaburkan teh dan diaduk maka ampas the tersebut akan
ikut terangkat. Namun setelah sendok pengaduk kita angkat maka lama- lama teh
tersebut akan mengendap di dasar gelas. Sedimentasi aquatis ini ternyta dibedakan
mendai dua yakni sedimetasi fluvial dan sedimentasi marina.
Sedimentasi fluvial
Sedimentasi Marine
Spit, merupakan salah satu bentukan yang terjadi dari akibat sedimentasi
marine. Spit merupakan dataran yang panjang dan berada di sekitar pantai
(baca: ekosistem pantai). Dataran spit terbentuk sebagai akibat dari arus
pantai yang membawa material endapan menuju ke laut. Material- material
yang dibawa ini berupa pasir yang berada di pesisir pantai. spit ini
bentuknya memanjang dan terus akan semakin memanjang sela terus terjadi
arus laut yang membawa material- material untuk diendapkan.
Gosong, merupakan bentuk yang berupa dataran kecil yang berada di
tengah- tengah laut. Sehingga kita dapat mengatakan gosong ini seperti
pulau kecil yang berada di tengah laut. Gosong ini bisa terbentuk karena
adanya perubahan arus laut yang terjadi secara tiba- tiba. gosong tidak
seperti alluvial yang berbetuk kerucut, tetapi gosong ini berbentuk datar,
rata dan juga lebar. Karena bentuk permukaannya rata dan lebar, maka
gosong ini biasanya memiliki bentuk- bentuk yang sangat unik.
Tombolo, yaitu jembatan alami yang menghubungkan antara pulau besar
dengan pulau kecil yang berada di dekatnya. Untuk proses terbentuknya,
tombolo ini sama dengan spit. Keberadaan tombolo ini bisa dimanfaatka
oleh masyarakat untuk menyeberang ke pulau kecil yang ada di tengah laut.
Nehrung, merupakan sebuah bukit pasir yang berada di sekitar pantai. untuk
proses terbentuknya nehrung ini dari air laut yang menuju ke pantai
membawa material- material yag kemudian mengendap di sekitar pantai.
Penghalang pantai, adalah sebuah bentukan sedimentasi marine yang berupa
tanggul alami. Penghalang pantai ini sejatinya adalah terusan dari spit. Spit
yang terus memanjang hingga mengitari bibir pantai inilah yang disebut
dengan penghalang pantai atau tanggul alami di pantai.
Itulah jenis- jenis dari sedimentasi aquatis atau proses sedimentasi dimana
pengangkutan material- materialnya dibatu oleh aliran air. Selain itu kita juga
telah mengenal bentukan- bentukan yang ditimbulkan dati proses sedimentasi
aquatis baik yang terjadi di sungai maupun yang terjadi di laut.
Sedimentasi Aeris
Pasir yang terbawa dan juga jatuh ini akan membentuk sebuah gundukan
yang disebut dengan bukit pasir. Gundukan pasir ini juga disebut dengan Sand
Dune atau ada pula yang menyebutnya sebagai gumuk pasir. Gumuk pasir ini bisa
kita lihat sebagai padang pasir yang ada di sekitar pantai. Indonesia memiliki
banyak pantai dan di sekitar pantai inilah biasanya kita dapat menjumpai bukit
pasir atau gumuk pasir. Contoh gumuk pasir yang terkenal adalah di sekitar Pantai
Prangtritis dan Parangkusumo, Yogyakarta. Apabila kita lihat dari tempat
terjadinya, maka sedimentasi aeris ini termasuk dalam sedimentasi teristris yakni
sedimentasi yang terjadi di daratan.
Sedimentasi Gletser
2.7 Erosi
Dampak dari erosi adalah menipisnya lapisan permukaan tanah bagian atas,
yang akan menyebabkan menurunnnya kemampuan lahan (degradasi lahan).
Akibat lain dari erosi adalah menurunnya kemampuan tanah untuk meresapkan air
(infiltrasi). Penurunan kemampuan lahan meresapkan air ke dalam lapisan tanah
akan meningkatkan limpasan air permukaan yang akan mengakibatkan banjir di
sungai. Selain itu butiran tanah yang terangkut oleh aliran permukaan pada
akhirnya akan mengendap di sungai (sedimentasi) yang selanjutnya akibat
tingginya sedimentasi akan mengakibatkan pendangkalan sungai sehingga akan
memengaruhi kelancaran jalur pelayaran.
Umumnya, dengan ekosistem dan vegetasi yang sama, area dengan curah
hujan tinggi, frekuensi hujan tinggi, lebih sering kena angin atau badai tentunya
lebih terkena erosi. sedimen yang tinggi kandungan pasir atau silt, terletak pada
area dengan kemiringan yang curam, lebih mudah tererosi, begitu pula area
dengan batuan lapuk atau batuan pecah. porositas dan permeabilitas sedimen atau
batuan berdampak pada kecepatan erosi, berkaitan dengan mudah tidaknya air
meresap ke dalam tanah. Jika air bergerak di bawah tanah, limpasan permukaan
yang terbentuk lebih sedikit, sehingga mengurangi erosi permukaan. Sedimen
yang mengandung banyak lempung cenderung lebih mudah bererosi daripada
pasir atau silt. Dampak sodium dalam atmosfer terhadap erodibilitas lempung juga
sebaiknya diperhatikan.
Faktor yang paling sering berubah-ubah adalah jumlah dan tipe tutupan
lahan. pada hutan yang tak terjamah, mineral tanah dilindungi oleh lapisan humus
dan lapisan organik. kedua lapisan ini melindungi tanah dengan meredam dampak
tetesan hujan. lapisan-lapisan beserta serasah di dasar hutan bersifat porus dan
mudah menyerap air hujan. Biasanya, hanya hujan-hujan yang lebat (kadang
disertai angin ribut) saja yang akan mengakibatkan limpasan di permukaan tanah
dalam hutan. bila Pepohonan dihilangkan akibat kebakaran atau penebangan,
derajat peresapan air menjadi tinggi dan erosi menjadi rendah. kebakaran yang
parah dapat menyebabkan peningkatan erosi secara menonjol jika diikuti denga
hujan lebat. dalam hal kegiatan konstruksi atau pembangunan jalan, ketika lapisan
sampah / humus dihilangkan atau dipadatkan, derajad kerentanan tanah terhadap
erosi meningkat tinggi. Jalan, secara khusus memungkinkan terjadinya
peningkatan derajat erosi, karena, selain menghilangkan tutupan lahan, jalan dapat
secara signifikan mengubah pola drainase, apalagi jika sebuah embankment dibuat
untuk menyokong jalan. Jalan yang memiliki banyak batuan dan hydrologically
invisible ( dapat menangkap air secepat mungkin dari jalan, dengan meniru pola
drainase alami) memiliki peluang besar untuk tidak menyebabkan pertambahan
erosi.
Ablasi adalah erosi yang disebabpkan oleh air yang mengalir. Air yang
mengalir menimbulkan banyak gesekan pada tanah dipengaruhi oleh besarnya air
yang mengalir. Gesekan akan semakin besar jika kecepatan dan jumlah air
semakin besar. Kecepatan air juga akan semakin besar jika gradien (kemiringan)
lahan juga besar. Gesekan antara air dan benda-benda padat yang terangkut oleh
air dengan tanah atau batuan di dasar sungai dapat menyebabkan terjadinya
pengikisan. Pengikisan oleh air sungai yang terjadi secara terus-menerus dapat
mengakibatkan sungai berbentuk V, jurang atau ngarai, aliran deras, dan air
terjun.
Erosi yang disebabkan oleh air yang mengalir dibagi dalam beberapa
tingkatan, sesuai dengan tingkatan kerusakannya.
Erosi percik (splash erosion), yaitu proses pengikisan yang terjadi oleh
percikan air. Percikan tersebut berupa partikel tanah dalam jumlah yang
kecil dan diendapkan di tempat lain.
Erosi lembar (Sheet erosion), yaiutu proses pengikisan tanah yang tebalnya
sama atau merata dalam suatu permukaan tanah.
Erosi alur (rill erosion), yaitu erosi yang terjadi karena air yang mengalir
berkumpul dalam suatu cekungan sehingga di cekungan tersebut terjadi
tanah yang lebih besar. Alur-alur akibat erosi dapat dihilangkan dengan cara
pengolahan tanah biasa.
Erosi parit (gully erosion), yaitu erosi yang terjadi seperti erosi alur, tetapi
saluran yang terbentuk delah dalam sehingga tidak dapat dihilangkan
dengan pengolahan tanah secara biasa.
Abrasi adalah erosi yang disebabkan oleh air laut sebagai hasil dari erosi
marine. Tinggi rendahnya erosi akibat air laut dipengaruhi oleh besar kecilnya
kekuatan gelombang. Erosi oleh air laut merupakan pengikisan di pantai oleh
pukulan gelombang laut yang terjadi secara terus-menerus terhadap dinding
pantai. Hasil bentukan proses abrasi sebagai berikut:
5. Korosi.
Pengertian korosi adalah erosi yang disebabkan oleh terpaan angin yang
membawa material atau butiran pasir yang kemudian mengenai batuan, maka
selanjutnya akan terjadi pengikisan dan pelapukan
ntuk kebutuhan irigasi
1. Untuk kebutuhan air minum
2. Sebagai pembangkit energi
3. Pembagi atau pengendali banjir
4. Dan sebagai pembilas pada berbagai keadaan debit sunga