Вы находитесь на странице: 1из 15

KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA PASIEN GAGAL GINJAL

Di susun oleh

M Fahmi Kurniadi

Kelas A

NIM . Akx.13.047

STIKes Bhakti Kencana Bandung

Tahun ajaran 2014-2015


KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
rahmat dan karunia Nyalah, tugas ini dapat terselesaikan dengan baik, tepat pada waktunya.
Adapun tujuan penulisan tugas ini adalah untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Komunikasi
Dalam Keperawatan pada semester I, di tahun ajaran 2014, dengan judul Komunikasi
Terapeutik.

Dalam penyelesaian tugas ini, kami banyak mengalami kesulitan, terutama


disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan yang menunjang. Namun, berkat bimbingan
dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya tugas ini dapat terselesaikan dengan cukup baik.

Kami sadar, sebagai seorang pelajar yang masih dalam proses pembelajaran,
penulisan tugas ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif guna penulisan tugas yang lebih
baik lagi

Sekian dan terima kasih.


KOMUNIKASI TERAPEUTIK

A. Identitas pasien
Nama : Tn. Andren Sumartono
Umur : 36 tahun
Jenis kelamin : Laki - laki
Agama : Islam
Suku bangsa : Indonesia
Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan terakhir : SMA
Alamat : Kp. Duren kec. Sampang kab. Cilacap
Tanggal MRS : 12 januari 2014
Tanggal pengkajian : 13 januari 2014
Diagnosa medis : Gagal ginjal

B. Tujuan
Untuk melakukan komunikasi terapetik sehingga menjalin hubungan yang
baik dengan pasien, juga bertujuan untuk mengurangi rasa sakit pada pasien dan
meningkatkan kesehatan pasien.

C. Tempat dan waktu : Ruang Dahllia jam 8.00

D. Eksplorasi perasaan
Kelebihan saya yaitu karena saya dengan pasien memiliki kepercayaan yang
sama dan berasal dari daerah yang sama sehingga akan mudah melakukan komunikasi
Kekurang saya yaitu saya harus lebih belajar lagi tentang semua penyakit yang
sering terjadi di rumah sakit .
Nilai
Budaya
Teknik

E. Riwayat pasian /keadaan pasien


Pada tanggal 12 januari 2014 pasien dengan nama Mia Astuti berumur 24
tahun datang kerumah sakit dengan mengeluh sakit pada perut bagian atas dan
rasanya perut seperti terbakar, pasien juga sering mengeluh kurang nafsu makan dan
rasanya ingin muntah terus. Pasien sering merasa sakit sudah 1 minggu yang lalu.
Pasien di diagnosa penyakit gastritis

F. Dialog komunikasi terapetik


Perawat : “Selamat pagi mba “ (sambil tersenyum )
Mia : “Iya pagi juga suster “
Perawat : “ Perkenalkan nama saya Krisma jayanti saya perawat dari STIKes
Bhakti Kencana Bandung (sambil berjabat tanggan ). Maksud
kedatangan saya disini saya mau menjalin hubungan yang baik
dengan mba dan mau membantu mba dalam mengurangi penyakit
yang mba rasakan. “
Mia : “Iya suster”
Perawat : “Mba cantik gimana kabar mba sekarang ? Tidurnya nyenyak nggak
mba ?”
Mia : “Allhamdulilah baik suster, tetapi saya tidak nyenyak tidur suster.”
Perawat : “Kenapa tidur mba tidak nyenyak ? Apakah ada masalah mba cantik
?” (broad opening )
Mia : “Begini suster saya tidak bisa tidur nyenyak karena perut bagian atas
saya terasa sakit terus, rasanya setiap 2 jam sekali saya ingin muntah
terus suster . kenapa ya suster ? “
Perawat : “ Mba sebenarnya terkena penyakit gastritis atau bisa disebut
penyakit maag. Penyakit maag disebabkan terjadinya infeksi
dilambung mba dikarenakan infeksi oleh bakteri H. Pylori yang hidup
di bagian dalam lapisan mukosa yang melapisi dinding lambung dan
karena pola makan juga kurang teratur.”
Mia : “ Oh gitu ya suster, tapi sakit banget suster. “ (sambil menangis )
Perawat : “ Begini ya mba, mba harus sabar dan harus semangat dalam
melakukan pengobatan ini. Saya juga akan berusaha dengan
memberikan pengobatan supaya mba bisa sembuh. “
Mia : “ Suster bagaimana cara mengobatinya ? Apa penyakit maag saya
bisa sembuh ? “ (panik tampak gelisah )
Perawat : “Mba cantik tenang dulu ya mba jangan gelisah , insyaallah penyakit
mba bisa sembuh asal mba mau bersabar dan bekerja sama dengan
kami. Caranya yaitu dengan mengatur pola hidup, pola tidur ,pola
makan yang baik, olahraga yang teratur dan jangan lupa untuk
meminum obat yang kami berikan. Mba juga diusahakan jangan
sampai stress . ” (focusing)
Mia : (mengghela napas ) “ Iya makasih suster saya akan berusaha sabar
dalam menghadapi penyakit ini. “
Perawat : “ Iya mba cantik, mba juga harus ingat pola makan juga harus dijaga
ya mba biar cepat sembuh. Bagaimana apakah mba sudah mengerti ?“
Mia : “ Iya suster sekarang saya sudah mengerti. “
Perawat : “ Baiklah mba kalau mba sudah mengerti ,coba mba jelaskan kembali
penyebab penyakit maag ? “
Mia : “Penyakit maag disebabkan terjadinya infeksi dilambung mba
dikarenakan infeksi oleh bakteri yang hidup di bagian dalam lapisan
mukosa yang melapisi dinding lambung dan karena pola makan juga
kurang teratur.”
Perawat : “ Iya mba cantik setelah kita berbincang-bincang selama 20 menit
ini, bagaimana perasaan ibu sekarang ? “
Mia : “ Allhamdulilah perasaan saya lumayan tenang suster, makasih ya
suster .”
Perawat : “ Mba saya ada urusan di ruang lain, bagimana jika pertemuan ini kita
akhiri sekarang ? “
Mia : “ Oh iya tidak apa-apa suster , terima kasih ya atas bantuannya. Nanti
kalau ada waktu kita bisa berbincang-bincang lagi, kan sus ?
Perawat : “Tentu, nanti kalau ada waktu saya siap berbincang-bincang lagi
dengan mba. Saya pamit ya mba
Assalamualaikum. “
Mia : “Ya sus, Waalaikum salam . “

G. Materi terlampir

I. DEFINISI
 Merupakan penyakit ginjal tahap akhir
 Progresif dan irreversible dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan
metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit sehingga terjadi uremia
( SmeltzerC, Suzanne, 2002 hal 1448)

II. ETIOLOGI
 Diabetus mellitus
 Glumerulonefritis kronis
 Pielonefritis
 Hipertensi tak terkontrol
 Obstruksi saluran kemih
 Penyakit ginjal polikistik
 Gangguan vaskuler
 Lesi herediter
 Agen toksik (timah, kadmium, dan merkuri)
( SmeltzerC, Suzanne, 2002 hal 1448)

III. PATOFISIOLOGI
 Penurunan GFR
Penurunan GFR dapat dideteksi dengan mendapatkan urin 24 jam untuk
pemeriksaan klirens kreatinin. Akibt dari penurunan GFR, maka klirens kretinin
akan menurun, kreatinin akn meningkat, dan nitrogen urea darh (BUN) juga akan
meningkat.
 Gangguan klirens renal
Banyak maslah muncul pada gagal ginjal sebagai akibat dari penurunan jumlah
glumeruli yang berfungsi, yang menyebabkan penurunan klirens (substansi darah
yang seharusnya dibersihkan oleh ginjal)
 Retensi cairan dan natrium
Ginjal kehilangan kemampuan untuk mengkonsentrasikan atau mengencerkan
urin secara normal. Terjadi penahanan cairan dan natrium; meningkatkan resiko
terjadinya edema, gagal jantung kongestif dan hipertensi.
 Anemia
Anemia terjadi sebagai akibat dari produksi eritropoetin yang tidak adequate,
memendeknya usia sel darah merah, defisiensi nutrisi, dan kecenderungan untuk
terjadi perdarahan akibat status uremik pasien, terutama dari saluran GI.
 Ketidakseimbangan kalsium dan fosfat
Kadar serum kalsium dan fosfat tubuh memiliki hubungan yang saling timbal
balik, jika salah satunya meningkat, yang lain akan turun. Dengan menurunnya
GFR, maka terjadi peningkatan kadar fosfat serum dan sebaliknya penurunan
kadar kalsium. Penurunan kadar kalsium ini akan memicu sekresi paratormon,
namun dalam kondisi gagal ginjal, tubuh tidak berespon terhadap peningkatan
sekresi parathormon, akibatnya kalsium di tulang menurun menyebabkab
perubahan pada tulang dan penyakit tulang.
 Penyakit tulang uremik(osteodistrofi)
Terjadi dari perubahan kompleks kalsium, fosfat, dan keseimbangan parathormon.
( SmeltzerC, Suzanne, 2002 hal 1448)

IV. MANIFESTASI KLINIK


 Kardiovaskuler
- Hipertensi
- Pitting edema
- Edema periorbital
- Pembesaran vena leher
- Friction rub perikardial
 Pulmoner
- KrekelS
- Nafas dangkal
- Kusmaul
- Sputum kental dan liat
 Gastrointestinal
- Anoreksia, mual dan muntah
- Perdarahan saluran GI
- Ulserasi dan perdarahan pada mulut
- Konstipasi / diare
- Nafas berbau amonia
 Muskuloskeletal
- Kram otot
- Kehilangan kekuatan otot
- Fraktur tulang
- Foot drop
 Integumen
- Warna kulit abu-abu mengkilat
- Kulit kering, bersisik
- Pruritus
- Ekimosis
- Kuku tipis dan rapuh
- Rambut tipis dan kasar
 Reproduksi
- Amenore
- Atrofi testis
( SmeltzerC, Suzanne, 2002 hal 1450)

V. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK]
a. URIN
- Volume: biasanya kurang dari 400ml/24 jam atau tak ada (anuria)
- Warna: secara abnormal urin keruh kemungkinan disebabkanoleh pus, bakteri,
lemak, fosfat atau uratsedimen kotor, kecoklatan menunjukkkan adanya darah,
Hb, mioglobin, porfirin
- Berat jenis: kurang dari 1,010 menunjukkn kerusakan ginjal berat
- Osmoalitas: kuran gdari 350 mOsm/kg menunjukkan kerusakn ginjal tubular
dan rasio urin/serum sering 1:1
- Klirens kreatinin: mungkin agak menurun
- Natrium:lebih besar dari 40 mEq/L karena ginjal tidak mampu mereabsorbsi
natrium
- Protein: Derajat tinggi proteinuria (3-4+) secara kuat menunjukkkan kerusakan
glomerulus bila SDM dan fragmen juga ada
b. DARAH
- BUN/ kreatinin: meningkat, kadar kreatinin 10 mg/dl diduga tahap akhir
- Ht : menurun pada adanya anemia. Hb biasanya kurang dari 7-8 gr/dl
- SDM: menurun, defisiensi eritropoitin
- GDA:asidosis metabolik, ph kurang dari 7,2
- Natrium serum : rendah
- Kalium: meningkat
- Magnesium; Meningkat
- Kalsium ; menurun
- Protein (albumin) : menurun
c. Osmolalitas serum: lebih dari 285 mOsm/kg
d. Pelogram retrograd: abnormalitas pelvis ginjal dan ureter
e. Ultrasono ginjal : menentukan ukuran ginjal dan adanya masa , kista, obstruksi
pada saluran perkemihan bagian atas
f. Endoskopi ginjal, nefroskopi: untuk menentukan pelvis ginjal, keluar batu,
hematuria dan pengangkatan tumor selektif
g. Arteriogram ginjal: mengkaji sirkulasi ginjal dan mengidentifikasi ekstravaskular,
masa
h. EKG: ketidakseimbangan elektrolit dan asam basa
(Doenges, E Marilynn, 2000, hal 628- 629)

VI. PENATALAKSANAAN
1. Dialisis
2. Obat-obatan: anti hipertensi, suplemen besi, agen pengikat fosfat, suplemen
kalsium, furosemid
3. Diit rendah uremi
( SmeltzerC, Suzanne, 2002 hal 1449)

VII. KOMPLIKASI
1. Hiperkalemia
2. Perikarditis, efusi perikardialdan tamponade jantung
3. Hipertensi
4. Anemia
5. Penyakit tulang
( SmeltzerC, Suzanne, 2002 hal 1449)

VIII. FOKUS PENGKAJIAN


1. Aktifitas /istirahat
Gejala:
- kelelahan ekstrem, kelemahan malaise
- Gangguan tidur (insomnis/gelisah atau somnolen)
Tanda:
- Kelemahan otot, kehilangan tonus, penurunan rentang gerak

2. Sirkulasi
Gejala:
- Riwayat hipertensi lama atau berat
- Palpitasi, nyeri dada (angina)
Tanda:
- Hipertensi, nadi kuat, edema jaringan umum dan piting pada kaki, telapak
tangan
- Disritmia jantung
- Nadi lemahhalus, hipotensi ortostatik
- Friction rub perikardial
- Pucat pada kulit
- Kecenderungan perdarahan

3. Integritas ego
Gejala:
- Faktor stress contoh finansial, hubungan dengan orang lain
- Perasaan tak berdaya, tak ada harapan, tak ada kekakuan
Tanda:
- Menolak, ansietas, takut, marah , mudah terangsang, perubahan kepribadian

4. Eliminasi
Gejala:
- Penurunan frekuensi urin, oliguria, anuria ( gagal tahap lanjut)
- Abdomen kembung, diare, atau konstipasi
Tanda:
- Perubahan warna urin, contoh kuning pekat, merah, coklat, berawan
- Oliguria, dapat menjadi anuria
5. Makanan/cairan
Gejala:
- Peningkatan BB cepat (edema), penurunan BB (malnutrisi)
- Anoreksia, nyeri ulu hati, mual/muntah, rasa metalik tak sedap pada mulut (
pernafasan amonia)
Tanda:
- Distensi abdomen/ansietas, pembesaran hati (tahap akhir)
- Perubahan turgor kuit/kelembaban
- Edema (umum,tergantung)
- Ulserasi gusi, perdarahan gusi/lidah
- Penurunan otot, penurunan lemak subkutan, penampilan tak bertenaga

6. Neurosensori
Gejala:
- Sakit kepala, penglihatan kabur
- Kram otot/kejang, sindrom kaki gelisah, kebas rasa terbakar pada telapak kaki
- Kebas/kesemutan dan kelemahan khususnya ekstrimitasbawah (neuropati perifer)
Tanda:
- Gangguan status mental, contohnya penurunan lapang perhatian,
ketidakmampuan konsentrasi, kehilangan memori, kacau, penurunan tingkat
kesadaran, stupor, koma
- Kejang, fasikulasi otot, aktivitas kejang
- Rambut tipis, uku rapuh dan tipis

7. Nyeri/kenyamanan
Gejala: Nyei panggu, sakit kepala,kram otot/nyeri kaki
Tanda: perilaku berhati-hati/distraksi, gelisah

8. Pernapasan
Gejala:
- nafas pendek, dispnea nokturnal paroksismal, batuk dengan/tanpa Sputum
Tanda:
- takipnea, dispnea, pernapasan kusmaul
- Batuk produktif dengan sputum merah muda encer (edema paru)

9. keamanan
Gejala: kulit gatal, ada/berulangnya infeksi
Tanda:
- pruritus
- Demam (sepsis, dehidrasi)

10. Seksualitas
Gejala: Penurunan libido, amenorea,infertilitas

11. Interaksi sosial


Gejala:
- Kesulitan menurunkan kondisi, contoh tak mampu bekerja, mempertahankan
fungsi peran dalam keluarga

12. Penyuluhan
- Riwayat DM keluarga (resti GGK), penyakit pokikistik, nefritis herediter,
kalkulus urinaria
- Riwayat terpajan pada toksin, contoh obat, racun lingkungan
- Penggunaan antibiotik nr\efrotoksik saat ini/berulang
(Doenges, E Marilynn, 2000, hal 626- 628)

IX. DIAGNOSA DAN INTERVENSI KEPERAWATAN


1. Kelebihan volume cairan b.d penurunan kemampuan ginjal untuk mengeluarkan
air dan menahan natrium
Hasil yang diharapkan:
- Masukan dan haluaran seimbang
- Berat badan stabil
- Bunyi nafas dan jantung normal
- Elektrolit dalam batas normal
Intervensi:
 Pantau balance cairan/24 jam
 Timbang BB harian
 Pantau peningkatan tekanan darah
 Monitor elektrolit darah
 Kaji edema perifer dan distensi vena leher
 Batasi masukan cairan

2. Perubahan nutrisi ; kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia, mual dan muntah
Hasil yang diharapkan:
- Pasien dapat mempertahankan status nutrisi yang adekuat yang dibuktikan dengan
BB dalam batas normal, albumin, dalam batas normal
Intervensi:
 Kaji status nutrisi
 Kaji pola diet nutrisi
 Kaji faktor yang berperan dalam merubah masukan nutrisi
 Menyediakan makanan kesukaan pasien dalam batas-batas diet
 Anjurkan cemilan tinggi kalori, rendah protein, rendah natrium diantara waktu makan
 Ciptakan lingkungan yang menyenangkan selama makan
 Timbang berat badan harian
 Kaji bukti adanya masukan protein yang tidak adekuat

3. Intoleransi aktifitas b.d anemia, oksigenasi jaringan tidak adekuat


Hasil yang diharapkan;
- Pasien mendemonstrasikan peningkatan aktivitas yang dibuktikan dengan
pengungkapan tentang berkurangnya kelemahan dan dapat beristirahat secara cukup
dan mampu melakuakan kembali aktivitas sehari-hari yang memungkinkan
Intervensi:
 Kaji faktor yang menimbulkan keletihan
 Tingkatkan kemandirian dalam aktifitas perawatan diri yang dapat ditoleransi, bantu
jika keletihan terjadi
 Anjurkan aktifitas alternatif sambil istirahat
 Anjurkan untuk beristirahat setelah dialisis
 Beri semangat untuk mencapai kemajuan aktivitas bertahap yang dapat ditoleransi
 Kaji respon pasien untuk peningkatan aktivitas
4. Perubahan integritas kulit b.d uremia, edema
Hasil yang diharapkan:
- Kulit hangat, kering dan utuh, turgor baik
- Pasien mengatakan tak ada pruritus
Intervensi:
- Kaji kulit dari kemerahan, kerusakan, memar, turgor dan suhu
- Jaga kulit tetap kering dan bersih
- Beri perawatan kulit dengan lotion untuk menghindari kekeringanBantu pasien
untuk mengubah posisi tiap 2 jam jika pasien tirah baring
- Beri pelindung pada tumit dan siku
- Tangani area edema dengan hati-hati
- Pertahankan linen bebas dari lipatan
5. Resiko terhadap infeksi b.d depresi sistem imun, anemia
Hasil yang diharapkan:
- pasien tetap terbeba dari infeksi lokal maupun sitemik dibuktikan dengan tidak ada
pana/demam atau leukositosis, kultur urin, tidak ada inflamasi
intervensi:
- Pantau dan laporkan tanda-tanda infeksi seperti demam,leukositosis, urin keruh,
kemerahan, bengkak
- Pantau TTV
- Gunakan tehnik cuci tangan yang baik dan ajarkanpada pasien
- Pertahankan integritas kulit dan mukosa dengan memberiakan perawatan kulit yang
baik dan hgiene oral
- Jangan anjurkan kontak dengan orang yang terinfeksi
- Pertahankan nutrisi yang adekuat

6. Kurang pengetahun b.d kurangnya informasi tentang proses penyakit, gagal


ginjal, perawatan dirumah dan instruksi evaluasi
Hasil yang diharapkan:
- Pasien dan orang terdekat dapat mengungkapkan, mengerti tentang gagal ginjal,
batasan diet dan cairan dan rencana kontrol, mengukur pemasukan dan haluaran urin.
Intervensi:
- Instruksikan pasien untuk makan makanan tinggi karbohidrat, rendah protein,
rendah natrium sesuai pesanan dan hindari makanan yang rendah garam
- Ajarkan jumah cairan yang harus diminum sepanjang hari
- Ajarkan pentingnya dan instrusikan pasien untuk mengukur dan mencatat
karakter semua haluaran (urin, muntah)
- Ajarkan nama obat,dosis, jadwal,tujuan serta efek samping
- Ajarkan pentignya rawat jalan terus menerus
(Tucker M, Susan dkk,1998, 585-567)

Вам также может понравиться