Вы находитесь на странице: 1из 16

A.

DEFINISI TUMUR OTAK


Tumor otak adalah neoplasma pada bagian intracranial SSP. Tumor otak
primer berasal dari otak, sedangkan tumor otak sekunder merupakan pindahan
dari tempat asal lain.( Tucker, susan martin, dkk.2007 )
Tumor otak merupakan salah satu tumor susunan saraf pusat, baik ganas
maupun tidak. Tumor ganas disusunan saraf pusat adalah semua proses neoplastik
yang terdapat dalam ruang intracranial atau dalam kanalis spinalis, yang
mempunyai sebagian atau seluruh sifat-sifat proses ganas spesifik seperti yang
berasal dari sel-sel saraf di meningen otak, termasuk juga tumor yang berasal dari
sel penunjang (neuroglia), sel epitel pembuluh darah, dan selaput otak.(Batticaca,
Fransisca.B. 2008)
Tumor otak adalah Tumor otak atau glioma adalah sekelompok tumor
yang timbul dalamsistem saraf pusat dan dapat dijumpai beberapa derajat
diferensiasi glia. (Liau,2001). Apabila sel-sel tumor berasal dari jaringan otak itu
sendiri, disebut tumor otak primer dan bila berasal dari organ-organ lain, disebut
tumor otak metastase.(Huff, 2009)
Tumor otak adalah suatu lesi ekspansif yang bersifat jinak (benigna) ataupun
ganas (maligna) membentuk massa dalam ruang tengkorak kepala (intra cranial)
atau di sumsum tulang belakang (medulla spinalis). Neoplasma pada jaringan otak
dan selaputnya dapat berupa tumor primer maupun metastase. Apabila sel-sel
tumor berasal dari jaringan otak itu sendiri disebut tumor otak primer dan bila
berasal dari organ-organ lain (metastase) seperti kanker paru, payudara, prostate,
ginjal, dan lain-lain disebut tumor otak sekunder. (Mayer. SA,2002).
B. ETIOLOGI
Penyebab tumor otak belum diketahui. Namun ada bukti kuat yang
menunjukan bahwa beberapa agent bertanggung jawab untuk beberapa tipe tumor-
tumor tertentu. Agent tersebut meliputi faktor herediter, kongenital, virus, toksin,
dan defisiensi immunologi. Ada juga yang mengatakan bahwa tumor otak dapat
terjadi akibat sekunder dari trauma cerebral dan penyakit peradangan. Metastase
ke otak dari tumor bagian tubuh lain juga dapat terjadi. Karsinoma metastase lebih
sering menuju ke otak daripada sarcoma. Lokasi utama dari tumor otak metastase
berasal dari paru-paru dan payudara. (Muhamad Judha dan Nazwar Hamdani
Rahil, 2011). Faktor resiko tumor otak meliputi paparan radiasi, trauma kepala,
merokok, minum alkohol,
C. PATOFISIOLOGI
Tumor otak menyebabkan gangguan neurologis progresif yang disebabkan
oleh dua faktor yaitu gangguan fokal oleh tumor dan kenaikan tekanan
intrakranial (TIK). Gangguan fokal terjadi apabila terdapat penekanan pada
jaringan otak dan infiltrasi atau infasi langsung pada parenkim otak
dengan kerusakan jaringan neuron.
Perubahan suplai darah akibat tekanan yang ditimbulkan tumor yang tumbuh
menyebabkan nekrosis jaringan otak. Akibatnya terjadi kehilangan fungsi
secara akut dan dapat dikacaukan dengan gangguan serebrovaskuler primer.
Serangan kejang sebagai manifestasi perubahan kepekaan neuron akibat
kompresi, invasi, dan perubahan suplai darah ke dalam jaringan otak.
Peningkatan TIK dapat diakibatkan oleh beberapa faktor seperti bertambahnya
massa dalam tengkorak, edema sekitar tumor, dan perubahan sirkulasi CSS.
Tumor ganas menyebabkan edema dalam jaringan otak yang diduga
disebabkan oleh perbedaan tekanan osmosis yang menyebabkan penyerapan
cairan tumor. Obstruksi vena dan edema yang disebabkan oleh kerusakan
sawar di otak, menimbulkan peningkatan volume intracranial dan
meningkatkan TIK.
Peningkatan TIK membahayakan jiwa jika terjadi dengan cepat. Mekanisme
kompensasi memerlukan waktu berhari-hari ataupunn berbulan-bulan untuk
menjadi efektif dan oleh karena itu tidak berguna apabila tekanan intracranial
timbul cepat. Mekanisme kompensasi ini meliputi menurunkan volume darah
intrakranial, menurunkan volume CSS, menurunkan kandungan cairan
intrasel, dan mengurangi sel-sel parenkim otak. Kenaikan tekanan yang tidak
diatasi akan mengakibatkan herniasi unkus serebellum.
Herniasi unkus timbul jika girus medialis lobus temporalis bergeser ke inferior
melalui insisura tentorial karena adanya massa dalam hemisfer otak. Herniasi
menekan mesensefalon, menyebabkan hilangnya kesadaran dan menekan saraf
ke-3. Pada herniasi serebellum, tonsil serebellum tergeser ke bawah melalui
foramen magnum oleh suatu massa posterior.
Kompresi medulla oblongata dan terhentinya pernapasan terjadi dengan cepat.
Perubahan fisiologis lain yang terjadi akibat peningkatan intrakranial yang
cepat adalah bradikardia progresif, hipertensi sistemik, dan gangguan
pernapasan.( Batticaca, Fransisca.B. 2008)
D. MANIFESTASI KLINIS
1. Gejala tumor otak secara umum
Gejala klinis pada tumor otak secara umum dikenal dengan istilah trias klosis
tumor otak, yaitu:
a. Nyeri kepala
Nyeri kepala merupakan gejala tersering, dapat bersifat dalam, terus-
menerus, tumbuh, dan kadang-kadang hebat sekali. Nyeri paling hebat pada
pagi hari dan lebih berat saat beraktivitas sehingga dapat meningkatkan TIK
pada saat membungkuk, batuk, dan mengejan pada saat BAB. Nyeri kepala
dapat berkurang bila diberi aspirin dan kompres air dingin di daerah yang
sakit. Lokasi yang sering menimbulkan nyeri terjadi di 1/3 daerah tumor dan
2/3 di dekat atau di atas tumor.
b. Mual dan muntah
Mual (nausea) dan muntah (vomit) terjadi sebagai akibat rangsangan pusat
muntah pada medulla oblongata. Sering terjadi pada anak-anak dan
berhubungan dengan peningkatan TIK yang disertai pergeseran batang otak.
Muntah dapat terjadi tanpa didahului mual dan dapat proyektil.
c. Papil edema
Papil edema disebabkan oleh stress vena yang menimbulkan pembengkakan
papilla saraf optikus. Bila terjadi pada pemeriksaan oftalmoskopi
(funduskopi), tanda ini mengisyaratkan terjadi tekanan TIK. Kadang disertai
gangguan penglihatan, termasuk pembesaran bintik buta dan amaurosis
fugaks (saat-saat di mana penglihatan berkurang. ( Batticaca, Fransisca.B.
2008)
2. Gejala spesifik tumor otak yang berhubungan dengan lokasi:
a. Lobus frontal
1) Menimbulkan gejala perubahan kepribadian
2) Bila tumor menekan jaras motorik menimbulkan hemiparese kontra
lateral, kejang fokal
3) Bila menekan permukaan media dapat menyebabkan inkontinentia
4) Bila tumor terletak pada basis frontal menimbulkan sindrom foster
kennedy
5) Pada lobus dominan menimbulkan gejala afasia
b. Lobus parietal
1) Dapat menimbulkan gejala modalitas sensori kortikal hemianopsi
homonym
2) Bila terletak dekat area motorik dapat timbul kejang fokal dan pada girus
angularis menimbulkan gejala sindrom gerstmann’s
c. Lobus temporal
1) Akan menimbulkan gejala hemianopsi, bangkitan psikomotor, yang
didahului dengan aura atau halusinasi
2) Bila letak tumor lebih dalam menimbulkan gejala afasia dan hemiparese
3) Pada tumor yang terletak sekitar basal ganglia dapat diketemukan gejala
choreoathetosis, parkinsonism.
d. Lobus oksipital
1) Menimbulkan bangkitan kejang yang dahului dengan gangguan
penglihatan
2) Gangguan penglihatan yang permulaan bersifat quadranopia berkembang
menjadi hemianopsia, objeckagnosia
e. Tumor di ventrikel ke III
1) Tumor biasanya bertangkai sehingga pada pergerakan kepala
menimbulkan obstruksi dari cairan serebrospinal dan terjadi peninggian
tekanan intrakranial mendadak, pasen tiba-tiba nyeri kepala, penglihatan
kabur, dan penurunan kesadaran
f. Tumor di cerebello pontin angie
1) Tersering berasal dari N VIII yaitu acustic neurinoma
2) Dapat dibedakan dengan tumor jenis lain karena gejala awalnya berupa
gangguan fungsi pendengaran
3) Gejala lain timbul bila tumor telah membesar dan keluar dari daerah
pontin angel
g. Tumor Hipotalamus
1) Menyebabkan gejala TTIK akibat oklusi dari foramen Monroe
2) Gangguan fungsi hipotalamus menyebabkan gejala: gangguan
perkembangan seksuil pada anak-anak, amenorrhoe,dwarfism, gangguan
cairan dan elektrolit, bangkitan
h. Tumor di cerebelum
1) Umumnya didapat gangguan berjalan dan gejala TTIK akan cepat terjadi
disertai dengan papil udem
2) Nyeri kepala khas didaerah oksipital yang menjalar keleher dan spasme
dari otot-otot servikal
i. Tumor fosa posterior
1) Diketemukan gangguan berjalan, nyeri kepala dan muntah disertai dengan
nystacmus, biasanya merupakan gejala awal dari medulloblastoma. (Bram
Al Azri:2013)
E. KOMPLIKASI
1. Edema Serebral
Peningkatan cairan otak yang berlebih yang menumpuk disekitar lesi
sehingga menambah efek masa yang mendesak (space-occupying). Edema
Serebri dapat terjadi ekstrasel (vasogenik) atau intrasel (sitotoksik).
2. Hidrosefalus
Peningkatan intracranial yang disebabkan oleh ekspansin massa dalam rongga
cranium yang tertutup dapat di eksaserbasi jika terjadi obstruksi pada aliran
cairan serebrospinal akibat massa.
3. Herniasi Otak
Peningkatan intracranial yang terdiri dari herniasi sentra, unkus, dan singuli.
4. Epilepsi
5. Metastase ketempat lain (Febri : 2012)
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Diagnostik Tumor Otak
1. CT scan
Memperlihatkan semua tumor intrakranial dan menjadi prosedur investigasi
awal ketika penderita menunjukkan gejala yang progresif atau tanda-tanda
penyakit otak yang difus atau fokal, atau salah satu tanda spesifik dari
sindrom atau gejala-gejala tumor. Kadang sulit membedakan tumor dari abses
ataupun proses lainnya.
2. Foto polos dada
Dilakukan untuk mengetahui apakah tumornya berasal dari suatu metastasis
yang akan memberikan gambaran nodul tunggal ataupun multiple pada otak.
3. Pemeriksaan cairan serebrospinal
Dilakukan untuk melihat adanya sel-sel tumor dan juga marker tumor. Tetapi
pemeriksaan ini tidak rutin dilakukan terutama pada pasien dengan massa di
otak yang besar. Umumnya diagnosis histologik ditegakkan melalui
pemeriksaan patologi anatomi, sebagai cara yang tepat untuk membedakan
tumor dengan proses-proses infeksi (abses cerebri).
4. Biopsi stereotaktik
Dapat digunakan untuk mendiagnosis kedudukan tumor yang dalam dan
untuk memberikan dasar-dasar pengobatan dan informasi prognosis.
5. Angiografi Serebral
Memberikan gambaran pembuluh darah serebral dan letak tumor serebral.
6. Elektroensefalogram (EEG)
Mendeteksi gelombang otak abnormal pada daerah yang ditempati tumor dan
dapat memungkinkan untuk mengevaluasi lobus temporal pada waktu kejang.
G. PENATALAKSANAAN
1. Medis
Faktor –faktor prognostik sebagai pertimbangan penatalaksanaan medis
a. Usia
b. General Health
c. Ukuran Tumor
d. Lokasi Tumor
e. Jenis Tumor
Untuk tumor otak ada tiga metode utama yang digunakan dalam
penatalaksaannya, yaitu
a. Surgery
Terapi Pre-Surgery :
1) Steroid adalah Menghilangkan swelling, contoh dexamethasone
2) Anticonvulsant adalah Untuk mencegah dan mengontrol kejang, seperti
carbamazepine
3) Shunt adalah Digunakan untuk mengalirkan cairan cerebrospinal
Pembedahan merupakan pilihan utama untuk mengangkat tumor.
Pembedahan pada tumor otak bertujuan untuk melakukan dekompresi
dengan cara mereduksi efek massa sebagai upaya menyelamatkan nyawa
serta memperoleh efek paliasi. Dengan pengambilan massa tumor
sebanyak mungkin diharapkan pula jaringan hipoksik akan terikut serta
sehingga akan diperoleh efek radiasi yang optimal. Diperolehnya banyak
jaringan tumor akan memudahkan evaluasi histopatologik, sehingga
diagnosis patologi anatomi diharapkan akan menjadi lebih sempurna.
Namun pada tindakan pengangkatan tumor jarang sekali menghilangkan
gejala-gelaja yang ada pada penderita.
b. Radiotherapy
Radioterapi merupakan salah satu modalitas penting dalam
penatalaksanaan proses keganasan. Berbagai penelitian klinis telah
membuktikan bahwa modalitas terapi pembedahan akan memberikan hasil
yang lebih optimal jika diberikan kombinasi terapi dengan kemoterapi dan
radioterapi.
Sebagian besar tumor otak bersifat radioresponsif (moderately sensitive),
sehingga pada tumor dengan ukuran terbatas pemberian dosis tinggi
radiasi diharapkan dapat mengeradikasi semua sel tumor. Namun
demikian pemberian dosis ini dibatasi oleh toleransi jaringan sehat
disekitarnya. Semakin sedikit jaringan sehat yang terkena maka makin
tinggi dosis yang diberikan. Guna menyiasati hal ini maka diperlukan
metode serta teknik pemberian radiasi dengan tingkat presisi yang tinggi.
Glioma dapat diterapi dengan radioterapi yang diarahkan pada tumor
sementara metastasis diterapi dengan radiasi seluruh otak. Radioterapi
juga digunakan dalam tata laksana beberapa tumor jinak, misalnya
adenoma hipofisis.
c. Chemotherapy
Pada kemoterapi dapat menggunakan powerfull drugs, bisa menggunakan
satu atau dikombinasikan. Tindakan ini dilakukan dengan tujuan untuk
membunuh sel tumor pada klien. Diberikan secara oral, IV, atau bisa juga
secara shunt. Tindakan ini diberikan dalam siklus, satu siklus terdiri dari
treatment intensif dalam waktu yang singkat, diikuti waktu istirahat dan
pemulihan. Saat siklus dua sampai empat telah lengkap dilakukan, pasien
dianjurkan untuk istirahat dan dilihat apakah tumor berespon terhadap
terapi yang dilakukan ataukah tidak. (Febri : 2012)
2. Diet
Pengobatan tumor otak tidak hanya memerlukan dokter yang ahli dan obat
yang mujarak tetapi juga makanan yang sehat. Berikut beberapa
kandungan makanan yang disarankan beserta alasannya:
a. Omega-3 yang dapat ditemukan di ikan (salmon, tuna dan tenggiri)
bermanfaat dalam menguransi resistensi tumor pada terapi. Omega-3 juga
membantu mempertahankan dan menaikan daya tahan tubuh dalam
menghadapi proses pengobatan tumor otak seperti kemotrapi.
b. Omega-9 yang ada di minyak zaitun pun dapat meningkatkan sistem
kekebalan tubuh sekaligus mengurangi pembengkakan dan menguransi
sakit saat pengobatan tumor otak.
c. Serat dari roti gandum, sereal, buah segar, sayur dan suku kacang-
kacangan membantu Anda mengatur tingkat gula. Sel kanker cenderung
mengkonsumsi gula 10-15 kali lipat daripada sel normal sehingga semakin
meradang. Agar bisa mengatur gula dengan baik, disarankan
mengkonsumsi 4-5 porsi sayur dan 1-2 porsi buah segar. Selain mengatur
kadar gula, serat dapat menurunkan peluang sembelit.
d. Folic acid yang dikenal sebagai vitamin B9 atau Bc bisa mencegah
menyebarnya sehinga bisa membantu pengobatan tumor otak atau bagian
lainnya. Vitamin B9 dapat ditemukan di sayuran dengan daun hijau tua
(bayam, asparagus dan daun selada), kacang polong, kuning telur dan biji
bunga matahari.
e. Antioksidan memang dikenal sebagai salah satu senjata untuk membantu
pengobatan tumor otak. Antioksidan dapat di temukan di keluarga beri
(strawberi, rasberi dan blueberi), anggur, tomat, brokoli, jeruk, persik,
apricot, bawang putih, gandum, telur, ayam, kedelai dan ikan.
f. Makanan yang harus dihindari penderita kanker dan tumor otak adalah
Gula dan karbohindrat harus dihindari karena mereka merupakan makanan
utama sel kanker. Pada saat pengobatan brain tumor and cancer, sel-sel
kanker yang ada di dalam tubuh akan mengkonsumsi 10-15 kali lipat gula.
Gula yang dikonsumsi akan menjadi energy para sel kanker yang
mempercepat perkembangan mereka.
H. PATHWAY
Infeksi vaskuler zat toksik obstruksi saluran kemih

Reaksi antigen, arteriosklerosis tertimbun dalam ginjal


antibodi batu besar dan kasar iritasi/cedera jaringan
suplai darah ginjal retensi urin
menekan saraf perifer hematuria

nyeri pinggang anemia


GFR turun

CKD Nyeri kronik

Sekresi protein terganggu retensi Na sekresi eritropoitis turun

Sindrom uremia total CES naik produksi Hb turun

perpospatemia Ketidakseimbangan asam basa tekanan kapiler naik oksihemoglobin turun

pruritus Produksi asam naik Vol. Intensitas naik suplai O2 turun

Gangguan integritas kulit Gas lambung naik Edema intoleransi aktifitas

nausea, vomitus Preload naik Resiko ketidakefektifan perfusi ginjal

Ketidakseimbangan nutrisi beban jantung naik Kelebihan volume cairan


hipertrofi ventrikel kiri

payah jantung kiri

bendungan atriaum kiri COP turun

tekanan vena pulmonalis aliran darah ginjal turun

kapiler paru naik RAA turun

edema paru retensi Na & H20 naik

Ketidakefektifan pola nafas


I. PROSES KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Data klien : nama, umur, jenis kelamin, agama, suku bangsa, status
perkawinan, pendidikan, pekerjaan, golongan darah, penghasilan, alamat,
penanggung jawab, dll
b. Riwayat kesehatan :
c. Keluhan utama
d. Riwayat kesehatan sekarang
e. Riwayat Kesehatan lalu
f. Riwayat Kesehatan Keluarga
Pemeriksaan fisik :
a. Saraf : kejang, tingkah laku aneh, disorientasi, afasia,
penurunan/kehilangan memori, afek tidak sesuai, berdesis
b. Penglihatan : penurunan lapang pandang, penglihatan kabur
c. Pendengaran : tinitus, penurunan pendengaran, halusinasi
d. Jantung : bradikardi, hipertensi
e. Sistem pernafasan : irama nafas meningkat, dispnea, potensial obstruksi
jalan nafas, disfungsi neuromuskuler
f. Sistem hormonal : amenorea, rambut rontok, diabetes melitus
g. Motorik : hiperekstensi, kelemahan sendi
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri (biologi, kimia, fisik,
psikologis) (00132)
b. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan otot
(00085)
c. Resiko ketidakefektifan gangguan perfusi jaringan otak berhubungan
dengan tumor otak (00201)
No Diagnosa Keperawatan Rencana Keperawatan
NOC NIC
1. Nyeri akut berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama Managemen nyeri (1400)
2x 24 jam Pasien tidak mengalami nyeri, dengan 1. Observasi tanda – tanda vital;
agen injuri (biologi, kimia, fisik,
kriteria hasil: 2. Ajarkan tehnik nafas dalam;
psikologis) (00132) 3. Berikan kompres di daerah yang
Kontrol Nyeri (2102) diperlukan;
Kode Indikator SA ST 4. Berikan informasi mengenai
210201 Nyeri yang di 2 5 penyebab nyeri;
laporkan 5. Kolaborasi dengan tim medis dalam
210206 Ekspresi nyeri 2 1 pemberian obat.
wajah

1 : Berat ( 9-10 )
2 : Cukup Berat ( 7-8 )
3 : Sedang ( 5-6 )
4 : Ringan ( 3-4 )
5 : Tidak Ada ( 1-2 )
2. Hambatan mobilitas fisik Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama Peningkatan mekanika tubuh (0140)
2x 24 jam Pasien bisa menggerakkan anggota 1. Observasi tanda – tanda vital;
berhubungan dengan penurunan
tubuhnya, dengan kriteria hasil: 2. Ajarkan Rom pasif
kekuatan otot (00085) 3. Anjurkan keluarga untuk membantu
Pergerakan (0208) pemenuhan ADL pasien
Kode Indikator SA ST 4. Kolaborasi dengan fisioterapis
020809 Koordinasi 4 5 dalam pemberian terapi.
020814 Bergerak dengan 3 5
mudah
1. Sangat Terganggu : Tidak ada pergerakan
otot
2. Banyak Terganggu : Tampak kontraksi otot
3. Cukup Terganggu : Mampu menhan
gravitasi
4. Sedikit Terganggu : Kekuatan kurang di
banding sisi lainnya
5. Tidak Terganggu : Kekuatan normal

3. Resiko ketidakefektifan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama Monitor Neurologis (2620)
2x 24 jam perfusi jaringan otak membaik , 1. Observasi tanda – tanda vital;
gangguan perfusi jaringan otak
dengan kriteria hasil: 2. Catat keluhan sakit kepala
berhubungan dengan tumor otak 3. Monitor karakteristik berbicara :
Perfusi Jaringan : Serebral (0406) kelancaran, adanya aphasia,
(00201)
Kode Indikator SA ST atau kesulitan menemukan kata
040603 Sakit kepala 4 5 4. Kolaborasi dengan tim medis
dalam pemberian obat.
1. Berat
2. Besar
3. Sedang
4. Ringan
5. Tidak ada
DAFTAR PUSTAKA

Azri, Bram Al. 2013. “Askep Tumor Otak”, (Online), (http://nersbramalazri.


blogspot.com/2013/01/askep-tumor-otak.html, diakses pada 10 Mei 2013)
Batticaca, Fransisca B. 2008. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan System
Persyarafan. Jakarta : Salemba Medika.
Febri.2012.”Asuahan Keperawatan Tumor Otak”, (Online), (http://nersfebri.
wordpress.com/2012/04/01/asuhan-keperawatan-askep-tumor-otak.html,
diakses pada 10 Mei 2013)
Judha, Mohamad. 2011. Sistem Persyarafan dalam Asuhan Keperawatan.
Yogyakarta : Gosyen Publising.
Nn.2012.”Asuhan Keperawatan Klien dengan Tumor Otak”,(Online),
(http://samoke2012.wordpress.com/2012/11/12/asuhan-keperawatan-klien-
dengan-tumor-otak/, diakses pada 10 Mei 2013)
Pearce, Evelyn C. 2009. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta :
Gramedia Pustaka Utama.
Sylvia A. Price.1995.Patofisiologi, konsep klinik proses- proses penyakit ed.
4. Jakarta : EGC
Tucker, Susan Marti dkk. 2007. Standart Keperawatan Pasien Perencanaan
Kolaborasi & Intervensi Keperawatan. Jakarta : EGC.
Wilkinson, Judith M. 2012. Buku Saku Diagnosis Keperawatan : diagnosis
NANDA, intervensi NIC, criteria hasil NOC. Jakarta : EGC.

Вам также может понравиться