Вы находитесь на странице: 1из 249

RANCANG BANGUN SISTEM PENDUKUNG

KEPUTUSAN (SPK) PENJURUSAN


PROGRAM STUDI
(Studi Kasus : MAN 4 Model Jakarta)

Oleh :

BACHTIAR

105093002978

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2010 M/1431 H
RANCANG BANGUN SISTEM PENDUKUNG
KEPUTUSAN (SPK) PENJURUSAN
PROGRAM STUDI
(Studi Kasus : MAN 4 Model Jakarta)

Oleh :

BACHTIAR

105093002978

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2010 M/1431 H
RANCANG BANGUN SISTEM PENDUKUNG
KEPUTUSAN (SPK) PENJURUSAN
PROGRAM STUDI
(Studi Kasus : MAN 4 Model Jakarta)

Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Komputer

Fakultas Sains dan Teknologi


Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Disusun Oleh :

BACHTIAR

105093002978

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2010 M/1431H

ii
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

PENGESAHAN UJIAN
Skripsi berjudul “Rancang Bangun Sistem Pendukung Keputusan (SPK)
Penjurusan Program Studi (Studi Kasus : MAN 4 Model Jakarta)” yang ditulis
oleh Bachtiar, NIM 105093002978 telah diuji dan dinyatakan lulus dalam sidang
Munaqosah Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta pada tanggal 12 Mei 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana strata satu (S1) Program Studi
Sistem Informasi.
Menyetujui :

Penguji I Penguji II

Nur Aeni Hidayah, MMSI. Nia Kumaladewi, MMSI.


NIP. 19750818 200501 2 008 NIP. 150 411 179

Pembimbing I Pembimbing II

Ditdit N Utama, MMSI, M.Com. Zainuddin Bey Fananie, M.Sc.


NIP. 19741129 200801 1 006 NIP.
Mengetahui :

Dekan Ketua
Fakultas Sains dan Teknologi Program Studi Sistem Informasi

DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis A'ang Subiyakto, M. Kom


NIP. 196801172001121001 NIP. 150 411 252

iii
RANCANG BANGUN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN
(SPK) PENJURUSAN PROGRAM STUDI
(Studi Kasus: MAN 4 Model Jakarta)

Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Komputer
Pada Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh :
BACHTIAR
105093002978

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Ditdit N Utama, MMSI, M.Com. Zainuddin Bey Fananie, M.Sc


NIP. 19741129 200801 1 006 NIP.

Mengetahui,
Ketua Program Studi Sistem Informasi

A’ang Subiyakto, M.Kom.


NIP. 150 411 252

iv
PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR

HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI

SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU

LEMBAGA MANAPUN.

Jakarta, Mei 2010

BACHTIAR
105093002978

v
ABSTRAK

Bachtiar (105093002978), Rancang Bangun Sistem Pendukung Keputusan (SPK)


Penjurusan Program Studi (Studi Kasus: MAN 4 Model Jakarta). (Di bawah
bimbingan Ditdit N. Utama dan Zainuddin Bey Fananie).

Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 4 Model Jakarta merupakan sebuah


lembaga Pendidikan Agama Islam Negeri. Oleh karena itu, berdasarkan Peraturan
Direktur Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor:
12/C/KEP/TU/2008, tentang bentuk dan tata cara penyusunan laporan hasil
belajar peserta didik satuan pendidikan dasar dan menengah, maka di MAN 4
Model Jakarta harus diadakan penjurusan program studi siswa sesuai dengan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang dilakukan setiap satu tahun
sekali. Penjurusan program studi dimaksudkan untuk setiap siswa dapat
menyalurkan peminatan pada tempat yang sesuai. Oleh karena itu, dibutuhkan
suatu pendukung keputusan untuk mengetahui minat dari masing-masing siswa.
Dalam Sistem Pendukung Keputusan ini, menggunakan metodologi pengumpulan
data, metodologi terstruktur dengan model pengembangan System Development
Life Cycle (SDLC), dan juga metodologi perancangan model, menggunakan
Analytical Hierarchy Process (AHP). Perangkat lunak yang digunakan dalam
perancangan dan pembangunan sistem ini, menggunakan PHP dan MySQL.
Rancang Bangun Sistem Pendukung Keputusan ini diharapkan telah dapat
menentukan jurusan yang terbaik buat siswa serta dapat menjadi solusi dalam
membantu pengambil keputusan untuk menentukan perhitungan bobot penjurusan
program studi siswa/i.

Kata Kunci: Penjurusan, System Development Life Cycle (SDLC), AHP


(Analitical Hierarchy Process ), PHP dan MySQL.
V Bab + xx Halaman + 151 Halaman + 52 Tabel + 33 Gambar + Daftar Pustaka
+ 6 Lampiran
Daftar Pustaka: 34 (1998-2009)
vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kita panjatkan kehadirat ALLAH SWT atas

segala rahmat, hidayah, dan karunia-Nya yang telah diberikan, sehingga penulis

dapat menyelesaikan penelitian dan pembuatan skripsi ini dengan lancar.

Shalawat serta salam penulis curahkan pada Baginda Rasulullah Muhammad

SAW yang telah membawa umatnya dari kegelapan menuju masa yang terang-

benderang hingga akhir zaman.

Skripsi berjudul “Rancang Bangun Sistem Pendukung Keputusan

(SPK) Penjurusan Program Studi (Studi Kasus: MAN 4 Model Jakarta)”,

disusun sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan program Strata Satu (S1)

pada Program Studi Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan banyak rasa terima

kasih kepada seluruh individu yang telah mendukung dan memotivasi penulis

dalam penelitian dan pembuatan skripsi. Persembahan ini penulis tujukan kepada:

1. Bapak DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis., selaku Dekan Fakultas Sains

dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak A’ang Subiyakto, M.Kom., selaku Ketua Program Studi Sistem

Informasi, dan Ibu Nur Aeni Hidayah, MMSI., selaku Sekretaris Program

Studi Sistem Informasi.

3. Bapak Ditdit N. Utama, MMSI, M.Com., selaku Dosen Pembimbing I dan

Bapak Zainuddin Bey Fananie, M.Sc., selaku Dosen Pembimbing Dosen

vii
Pembimbing II yang selalu meluangkan waktu untuk memberikan

bimbingan, dorongan semangat, dan motivasi dalam membantu

menyelesaikan penulisan skripsi ini.

4. Terima kasih penulis haturkan kepada pihak sekolah MAN 4 Model

Jakarta terutama kepada Ibu Titik Sumanti dan Bapak Agus Mudhafar,

selaku Guru Bimbingan Konseling dan WAKA Kurikulum yang telah

membantu penulis dalam memperoleh data serta kelengkapan yang

dibutuhkan oleh penulis.

5. Ibu dan Bapak tersayang yang selalu mencurahkan segala perhatian,

materi, semangat, motivasi, doa yang tiada putus-putusnya serta kakak dan

nenek tercinta yang selalu memberikan doanya.

6. Bapak Inayatullah yang telah meluangkan waktunya dan memberikan

ilmunya. Terima kasih Pak!

7. Citra Nuraini Mursa tersayang yang selalu mencurahkan segala perhatian,

semangat, motivasi, dan doanya. Thank’s Beib.

8. Muhammad Irfan, The PS2 Langgeng, Mamad, Yangga, Abdiyasa, Hari,

dan The REIM Roy, Eka, Mulyadi atas bantuan dan doanya, terima kasih.

9. Teman-teman SI-A angkatan 2005, Dinal, Haris, Fadly serta teman-teman

TI dan SI angkatan 2004, dan 2005, ka Aldi, Annisa, Intan, Andi, dan

semua yang tidak bisa disebutkan satu per satu. Terima kasih banyak!

10. Seluruh pihak yang membantu pembuatan skripsi tanpa terkecuali namun

tak bisa disebutkan satu per satu (Thank’s for all).

viii
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena

itu diharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun sangat penulis

harapkan agar penyusunan skripsi ini menjadi lebih baik lagi.

Akhir kata penulis berharap bahwa skripsi ini dapat bermanfaat bagi

kemajuan ilmu pengetahuan dan khususnya kepada penulis sendiri.

Jakarta, Mei 2010

Bachtiar

ix
DAFTAR ISI

Halaman Judul.......................................................................................................... ii

Halaman Sampul....................................................................................................... ii

Halaman Pengesahan Ujian……………………………………………………..... iii

Halaman Persetujuan Pembimbing……………………………………………..... iv

Halaman Pernyataan…………………………………………………………….... v

Abstrak....................................................................................................................... vi

Kata Pengantar.......................................................................................................... vii

Daftar Isi.................................................................................................................... x

Daftar Gambar.......................................................................................................... xvii

Daftar Tabel............................................................................................................... xix

xx

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang...................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah................................................................................................. 3

1.3 Batasan Masalah.................................................................................................... 4

1.4 Tujuan Penelitian.................................................................................................. 4

1.5 Manfaat Penelitian................................................................................................ 5

1.6 Metode Penelitian.................................................................................................. 5

1.6.1 Metodologi Pengumpulan Data.................................................................... 5

1.6.2 Metodologi Pengembangan Sistem.............................................................. 6

1.7 Sistematika Penulisan............................................................................................ 6

x
BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Rancang Bangun.................................................................................................. 8

2.1.1 Definisi Rancang........................................................................................ 8

2.1.2 Definisi Bangun......................................................................................... 8

2.2 Sistem Informasi.................................................................................................. 8

2.2.1 Definisi Sistem Informasi.......................................................................... 8

2.2.2 Komponen Sistem Informasi...................................................................... 10

2.3 Sistem Pendukung Keputusan (SPK)................................................................... 11

2.3.1 Sistem.......................................................................................................... 11

2.3.1.1 Definisi Sistem............................................................................... 11

2.3.1.2 Klasifikasi Sistem........................................................................... 12

2.3.2 Pendukung……………………………………………………………….. 14

2.3.3 Keputusan................................................................................................... 14

2.3.3.1 Definisi Keputusan......................................................................... 14

2.3.4 Sistem Pendukung Keputusan (SPK)........................................................ 15

2.3.4.1 Definisi Sistem Pendukung Keputusan (SPK)............................... 15

2.3.4.2 Komponen-komponen Sistem Pendukung Keputusan (SPK)........ 18

2.4 Penjurusan............................................................................................................ 23

2.4.1 Definisi Penjurusan.................................................................................... 23

2.4.2 Tujuan Penjurusan...................................................................................... 23

2.4.3 Waktu Penjurusan...................................................................................... 24

2.4.4 Kriteria Penjurusan Program Studi.......................................................... 24

2.4.4.1 Nilai Akademik............................................................................ 24

xi
2.4.4.2 Minat…………............................................................................. 26
2.4.4.3 Tes IQ………................................................................................ 26

2.5 Program Studi...................................................................................................... 26


2.6 Metodologi Penelitian.......................................................................................... 27
2.6.1 Pengertian Metodologi Penelitian.............................................................. 27

2.6.2 Manfaat Metodologi Penelitian................................................................. 29


2.6.3 Metodologi Pengumpulan Data................................................................. 29

2.6.4 Metodologi Analisis.................................................................................. 32


2.6.4.1 Analytic Hierarchy Process (AHP).............................................. 32
2.6.4.1.1 Definisi AHP.................................................................. 32

2.6.4.1.2 Kelebihan AHP.............................................................. 33


2.6.4.1.3 Prosedur Kegiatan AHP................................................. 33

2.6.4.1.4 Perbandingan Pasangan (Pairwise Comparison)........... 34


2.6.4.1.5 Contoh Penggunaan AHP.............................................. 35
2.7 Metodologi Pengembangan Sistem…………...................................................... 43

2.7.1 Pengertian System Development Life Cycle (SDLC)................................. 43


2.7.2 Tahapan-tahapan System Development Life Cycle (SDLC)....................... 44

2.8 Tools Perancangan…........................................................................................... 46


2.8.1 Bagan Alir (Flowchart)............................................................................. 46
2.8.2 Pseudocode……………………………………………………………... 49

2.8.2.1 Bahasa Inggris (Indonesia) Terstruktur………………………... 49


2.8.3 Data Flow Diagram (DFD).......................................................................... 50

2.8.3.1 Diagram Konteks (Context Diagram)............................................ 50

xii
2.8.3.2 Diagram Zero (Overview Diagram)…........................................... 51

2.8.3.2 Diagram Rinci (Level Diagram)……............................................ 51

2.8.4 State Transition Diagram………………………………………………... 52

2.8.5 Entity Relationship Diagram (ERD)........................................................... 53

2.8.5.1 Elemen Dasar ERD……................................................................. 54

2.8.5.2 Simbol ERD…………................................................................... 55

2.8.6 Kamus Data………………......................................................................... 55

2.9 Konsep Basis Data............................................................................................... 57

2.9.1 Basis Data………..................................................................................... 57

2.9.2 DBMS (Database Management System)..……….................................... 59

2.9.3 Basis Data Relational............................................................................... 60

2.9.4 Normalisasi……….................................................................................. 60

2.10 Pengujian Black-Box.......................................................................................... 61

2.11 PHP…………………………………………………………………………... 62

2.11.1 Definisi PHP…………………………………………………………. 62

2.11.2 Kelebihan PHP……………………………………………………… 63

2.12 MySQL………………………………………………………………………. 63

2.13 Literatur Sejenis SPK………………………………………………………… 64

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metodologi Pengumpulan Data............................................................................ 66

3.1.1 Studi Pustaka…………............................................................................. 66

3.1.2 Studi Lapangan……….............................................................................. 67

xiii
3.1.2.1 Observasi……………………………………………………... 67

3.1.2.2 Wawancara……………………………………………………. 67

3.1.3 Studi Literatur Sejenis………………………………………………..... 68

3.2 Metodologi Pengembangan Sistem..................................................................... 68

3.2.1 Perancangan Sistem................................................................................. 68

3.2.2 Perancangan Model……………………………………………………. 72

3.2.3 Perancangan Menu Flow………………………………………………. 73

3.3 Kerangka Penelitian………………………………………………………….... 73

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Profil Organisasi……………………………………………………………….. 75

4.1.1 Visi dan Misi MAN 4 Model Jakarta………………………………... 75

4.1.2 Struktur Organisasi MAN 4 Model Jakarta…………………………… 76

4.1.3 Tugas dan Fungsi……………………………………………………… 77

4.2 Analisis............................................................................................................... 80

4.2.1 Deteksi Masalah………………………………………………………. 80

4.2.2 Penelitian/investigasi Awal…………………………………………… 81

4.2.3 Analisa Kebutuhan Sistem…………………………………………… 83

4.2.3.1 Flowchart Sistem Berjalan…………………………………… 84

4.2.3.2 Flowchart Sistem yang Diusulkan…………………………… 85

4.2.3.3 Flowchart Program yang Diusulkan…………………………. 87

4.2.3.3.1 Flowchart Program untuk menghitung hasil penjurusan.. 88

4.2.4 Pseudocode…………………………………………………………… 89

xiv
4.2.5 Mensortir Kebutuhan Sistem.................................................................. 93
4.2.5.1 Input……………………………………………………………….... 93

4.2.5.2 Processing………………………………………………………….. 94

4.2.5.3 Output……………………………………………………………… 94

4.2.6 Memilih Sistem yang baik…………………………………………... 95

4.3 Perancangan………………………………………………………………….. 97

4.3.1 Perancangan Model Sistem Pendukung Keputusan…………………. 97

4.3.1.1 Analytic Hierarchy Process (AHP)………………………… 97

4.3.2 Perancangan Masukan………………………………….…………….. 113


4.3.2.1 Diagram Konteks Sistem yang Diusulkan…………………
113
4.3.2.2 Diagram Zero Sistem yang Diusulkan…………………….. 114
4.3.2.3 Diagram Level 1…………………………………………… 115
4.3.2.4 Diagram Level 2....................................................................
116
4.3.3 Perancangan Files…………………………………………………...... 117
4.3.3.1 ERD (Entity Relationship Diagram)………………………
117
4.3.3.2 Transformasi ERD ke Logical Record Structure (LRS)….. 118

4.3.3.3 Normalisasi…………...………….………………………... 118

4.3.3.4 Spesifikasi Basis Data…………………………………….. 126

4.3.4 Kamus Data…………………………………………………………. 128

4.3.5 Perancangan State Transition Diagram……………………………. 130

4.3.6 Perancangan Tampilan Layar…………………………………….. 132

4.4 Implementasi……………………………………………………………… 143

4.4.1 Pembuatan Source Code………………………………………………. 143

xv
4.4.2 Pengujian Sistem………………………………………………… 143

4.5 Fitur Sistem……………………………………………………………… 145

BAB V PENUTUP

5.1 Simpulan............................................................................................................... 146

5.2 Saran...................................................................................................................... 147

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 148

LAMPIRAN............................................................................................................... 151

xvi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Komponen Sistem Informasi………………………………………. 11


Gambar 2.2 Subsistem Penyelenggaraan Dialog……………………………….. 22
Gambar 3.1 Kerangka Penelitian………………………………………………... 73
Gambar 3.2 Kerangka Penelitian (lanjutan)……………………………………... 74

Gambar 4.1 Struktur Organisasi MAN 4 Model Jakarta………………………... 77


Gambar 4.2 Flowchart Sistem Berjalan…………………………………………. 84

Gambar 4.3 Flowchart Sistem Usulan…………………………………………... 85

Gambar 4.4 Flowchart Sistem Usulan (Lanjutan)……………………………… 86

Gambar 4.5 Flowchart Program untuk menghitung hasil penjurusan………….. 88

Gambar 4.6 Flowchart Program untuk menghitung hasil penjurusan (lanjutan). 89

Gambar 4.7 Struktur Hirarki SPK Program Studi……………………………….. 97

Gambar 4.8 Diagram Konteks Sistem yang Diusulkan ………………………… 113

Gambar 4.9 Diagram Zero Sistem yang Diusulkan ………………...................... 114

Gambar 4.10 Diagram Level 1……………………………..................................... 115

Gambar 4.11 Diagram Level 2……………………………………………………. 116

Gambar 4.12 Entity Relationship Diagram (ERD)…………………………………. 117

Gambar 4.13 Transformasi ERD ke Logical Record Structure (LRS)…………... 118

Gambar 4.14 Perancangan STD halaman utama ………………………………… 130

Gambar 4.15 Perancangan STD halaman lihat data siswa……………………...... 130

Gambar 4.16 Perancangan STD halaman cari data siswa……………………….. 131

Gambar 4.17 Perancangan STD halaman perbandingan kriteria………………… 131

xvii
Gambar 4.18 Perancangan STD halaman hitung hasil…………………………... 132

Gambar 4.19 Perancangan STD halaman bantuan………………………………. 132

Gambar 4.20 Perancangan tampilan halaman masuk…………………………… 133


Gambar 4.21 Perancangan tampilan halaman utama…………………………….
134
Gambar 4.22 Perancangan tampilan halaman lihat data siswa………………….. 135

Gambar 4.23 Perancangan tampilan halaman cari data siswa..…………………. 136


Gambar 4.24 Perancangan tampilan halaman perbandingan kriteria…………… 137
Gambar 4.25 Perancangan tampilan halaman perbandingan kriteria lanjutan..… 138
Gambar 4.26 Perancangan tampilan halaman hitung hasil……………………..... 139

Gambar 4.27 Perancangan tampilan halaman hasil generate penjurusan………... 140

Gambar 4.28 Perancangan tampilan halaman bantuan……………..................... 141


Gambar 4.29 Perancangan tampilan halaman laporan penjurusan……………....
142

xviii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Konsep yang Mendasari Definisi SPK……………………………... 17

Tabel 2.2 Skala Preferensi untuk Perbandingan Pasangan…………………… 35

Tabel 2.3 Matriks Perbandingan Pasangan untuk Kriteria Pangsa

Pasar…………………………………………………………….. 36

Tabel 2.4 Matriks Perbandingan Pasangan untuk Kriteria Tingkat Pendapatan 37

Tabel 2.5 Matriks Perbandingan Pasangan untuk Kriteria Infrastruktur……... 37

Tabel 2.6 Matriks Perbandingan Pasangan untuk Kriteria Transportasi……… 37

Tabel 2.7 Pengembangan Preferensi dan Kriteria Pangsa Pasar……………… 38

Tabel 2.8 Matriks Normalisasi Kriteria Pangsa Pasar………………………… 38

Tabel 2.9 Matriks Perbandingan Pasangan untuk Kriteria Transportasi……… 39

Tabel 2.10 Matriks Preferensi Kriteria………………………………………… 40

Tabel 2.11 Merangking Kriteria……………………………………………….. 41

Tabel 2.12 Matriks Normalisasi untuk Kriteria dengan Rata–rata Baris………. 41

Tabel 2.13 Rangking AHP…………………………………………………….... 42

Tabel 2.14 Flow Direction Symbols…………………………………………………. 46

Tabel 2.15 Processing Symbols……………………………………………………… 47

Tabel 2.16 Input-output Symbols……………………………………………………. 48

Tabel 2.17 Perbedaan Simbol DFD……………………………………………. 52

Tabel 2.18 Simbol ERD………………………………………………………... 55

Tabel 4.1 Perbandingan Sistem.......................................................................... 82

Tabel 4.2 Alternatif Input untuk Menentukan Sistem mana yang Terbaik…… 93

xviii
Tabel 4.3 Alternatif Processing untuk Menentukan Sistem Processing………. 94

Tabel 4.4 Alternatif Output untuk Menentukan Output Mana yang Terbaik… 95

Tabel 4.5 Kelebihan dan Kekurangan Sistem Berjalan……………………….. 95

Tabel 4.6 Kelebihan dan Kekurangan Sistem yang Diusulkan……………….. 96

Tabel 4.7 Struktur Hirarki SPK Program Studi………………………………. 98

Tabel 4.8 Matriks Perbandingan Pasangan – Kriteria 1………………………. 99

Tabel 4.9 Matriks Perbandingan Pasangan – Kriteria 2……………………… 99

Tabel 410 Matriks Perbandingan Pasangan – Kriteria 3……………………… 100

Tabel 4.11 Penjumlahan Matriks Perbandingan Pasangan – Kriteria 1……….. 101

Tabel 4.12 Penjumlahan Matriks Perbandingan Pasangan – Kriteria 2……….. 102

Tabel 4.13 Penjumlahan Matriks Perbandingan Pasangan – Kriteria 3……….. 102

Tabel 4.14 Normalized Matrix – Kriteria 1…………………………………… 103

Tabel 4.15 Normalized Matrix – Kriteria 2…………………………………… 103

Tabel 4.16 Normalized Matrix – Kriteria 3…………………………………… 104

Tabel 4.17 Vektor Preferensi – Kriteria 1……………………………………... 104

Tabel 4.18 Vektor Preferensi – Kriteria 2……………………………………... 105

105
Tabel 4.19 Vektor Preferensi – Kriteria 3………………………………………

Tabel 4.20 Matriks Perbandingan Pasangan untuk Kriteria…………………… 106

Tabel 4.21 Normalized Matrix untuk Kriteria…………………………………. 107

Tabel 4.22 Rangking Alternatif Keputusan……………………………………. 109

Tabel 4.23 Nilai Indeks Random (Random Index)………………………………… 112

xix
Tabel 4.24 Tabel Siswa ………………………………………………………………. 126

Tabel 4.25 Tabel Nilai………………………………………………………….. 126

Tabel 4.26 Tabel Pilihan………………………………………………………. 127

Tabel 4.27 Tabel Hasil………………………………………………………… 128

Tabel 4.28 Tabel Kriteria……………………………………………………… 128

Tabel 4.31 Pengujian black-box halaman utama……………………………… 143

Tabel 4.32 Pengujian black-box halaman data siswa…………………………. 144

Tabel 4.33 Pengujian black-box halaman AHP………………………………. 144


Tabel 4.34 Pengujian black-box halaman penjurusan………………………… 144
Tabel 4.35 Pengujian black-box halaman keluar……………………………… 144
Tabel 4.36 Fitur Sistem………………………………………………………..
145

xx
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada saat ini perkembangan teknologi mengalami kemajuan yang cukup

pesat, hal tersebut hampir terjadi di seluruh bidang, termasuk bidang komputer.

Hal ini dapat dilihat dari penggunaan komputer, di mana dahulu hanya digunakan

sebagai alat bantu elektronik untuk menyimpan dan mengolah data, tetapi

sekarang komputer bisa digunakan untuk membantu dalam pengambilan

keputusan. Semakin cepatnya perkembangan teknologi, maka semakin banyak

persaingan-persaingan yang terjadi pada dunia usaha maupun pada lembaga-

lembaga.

Selain teknologi, dunia pendidikan dalam beberapa tahun terakhir ini juga

banyak mengalami kemajuan yang sangat pesat. Berbagai upaya telah dilakukan

oleh pemerintah untuk mewujudkan dunia pendidikan yang bermutu dan

berkualitas (Iwan, 2007). Perkembangan dunia pendidikan tersebut sangat

berpengaruh pada perkembangan kualitas pelajar, karena seorang pelajar lebih

bisa mengembangkan diri sesuai dengan potensi dan minat yang dimiliki,

misalnya Madrasah Aliyah Negeri (MAN).

Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 4 Model Jakarta merupakan sebuah

lembaga Pendidikan Agama Islam Negeri. Oleh karena itu, berdasarkan Peraturan

Direktur Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor:

12/C/KEP/TU/2008, tentang bentuk dan tata cara penyusunan laporan hasil

belajar peserta didik satuan pendidikan dasar dan menengah, maka di MAN 4
2

Model Jakarta harus diadakan penjurusan program studi siswa sesuai dengan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang dilakukan setiap satu tahun

sekali. Penjurusan program studi dimaksudkan untuk setiap siswa dapat

menyalurkan peminatan pada tempat yang sesuai.

Penjurusan merupakan salah satu proses penempatan atau penyaluran

dalam pemilihan program pengajaran para siswa. Penentuan penjurusan program

studi dilakukan mulai akhir semester - 2 kelas X (Muhaimin, Sutiah dan Sugeng,

2008). Di dalam proses penjurusan ini ditujukan agar membantu pihak sekolah

dalam menentukan jurusan yang terbaik buat siswa berdasarkan kemampuan

siswa, minat siswa, minat orang tua, nilai akademik dan tes IQ (Rohayati, 2007).

Namun, terkadang pihak sekolah tidak obyektif dalam menentukan penjurusan

siswa. Misalnya, seorang siswa bisa masuk program studi IPA hanya dilihat dari

nilai, tanpa melihat aspek-aspek lain yang mempengaruhi penentuan penjurusan.

Dari hasil penelitian yang ada penjurusan program studi MAN 4 Model

Jakarta pada dasarnya masih bersifat manual, tidak adanya sistem yang dapat

memberikan alternatif solusi dalam penjurusan program studi siswa/i, tidak

adanya standarisasi bobot nilai yang digunakan untuk menentukan penjurusan

program studi, dan tidak adanya penambahan parameter kriteria baku yang

dibutuhkan seorang siswa untuk mendapatkan jurusan program studi.

Untuk meminimalisir hal tersebut, maka perlu adanya suatu sistem yang

dapat memudahkan pihak sekolah dalam mengambil keputusan penjurusan

program studi. Sistem ini yang kemudian bisa disebut sebagai Sistem Pendukung

Keputusan (SPK). Sistem Pendukung Keputusan adalah sebagai sebuah sistem


3

yang dimaksudkan untuk mendukung para pengambil keputusan manajerial dalam

situasi keputusan semiterstruktur (Turban, Aronson, dan Liang, 2005).

Dari penjelasan di atas, maka dibuatlah skripsi dengan judul “Rancang

Bangun Sistem Pendukung Keputusan (SPK) Penjurusan Program Studi (Studi

kasus Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 4 Model Jakarta)”.

1.2 Rumusan Masalah

Pada penelitian ini, ada 5 jenis masalah yang dapat dirumuskan di

antaranya ialah:

1. Bagaimana membuat Rancang Bangun Sistem Pendukung Keputusan yang

dapat menjadi alat bantu para pengambil keputusan penjurusan program

studi MAN 4 Model Jakarta?

2. Bagaimana tahapan prosedur baku untuk membuat keputusan penjurusan

program studi MAN 4 Model Jakarta?

3. Belum adanya prosedur baku dengan standarisasi bobot nilai yang

digunakan untuk menentukan penjurusan program studi.

4. Tidak adanya sistem yang dapat memberikan alternatif solusi dalam

penjurusan program studi siswa/i.

5. Tidak adanya penambahan parameter kriteria baku yang dibutuhkan

seorang siswa untuk mendapatkan jurusan program studi.


4

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka batasan masalah dari

penulisan skripsi ini antara lain:

1. Tidak menentukan kuota (daya tampung) siswa untuk setiap jurusan

program studi.

2. Sistem Pendukung Keputusan yang dibuat tidak membahas mengenai

Sistem Informasi Manajemen (SIM).

3. Sistem Pendukung Keputusan yang dibuat hanya sampai pada tahap

pengujian sistem, pengujian sistem yang dilakukan dengan pengujian

black box testing dari sisi programmer.

1.4 Tujuan Penelitian

Penelitian ini mempunyai 3 tujuan, yaitu:

1. Analisis proses penjurusan siswa/i di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 4

Model Jakarta.

2. Merancang Sistem Pendukung Keputusan dalam penjurusan program studi

siswa/i.

3. Merancang model Sistem Pendukung Keputusan dengan menggunakan

metodologi Analitical Hierarchy Process (AHP).


5

1.5 Manfaat Peneletian

Manfaat penelitian untuk pembaca skripsi ini adalah:

1. Dapat dijadikan referensi untuk penelitian berikutnya yang berhubungan

dengan Sistem Pendukung Keputusan (SPK) khususnya di bidang

penjurusan program studi siswa/i MAN.

2. Dapat memberikan pemahaman mengenai konsep Rancang Bangun Sistem

Pendukung Keputusan (SPK) terutama untuk penjurusan program studi di

MAN.

3. Dapat memberikan pemahaman mengenai konsep Analitical Hierarchy

Process (AHP).

1.6 Metodologi Penelitian

Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metodologi

pengumpulan data dan metodologi pengembangan sistem.

1.6.1 Metodologi Pengumpulan Data

a. Studi pustaka

Pengumpulan data dan informasi dengan cara membaca buku-buku dan

situs-situs sebagai referensi yang dapat dijadikan acuan pembahasan dalam

masalah ini.

b. Studi Lapangan

a) Observasi

Mengumpulkan data dan informasi dengan cara meninjau dan

mengamati secara langsung kegiatan yang terjadi di lapangan.


6

b) Wawancara

Mengumpulkan data dengan mewawancarai langsung kepada pihak

sekolah yang mempunyai wewenang untuk melakukan pengambilan

keputusan.

c. Studi Literatur Sejenis

Membandingkan penelitian sebelumnya yang sejenis dan dilihat apa

kekurangan dan kelebihannya untuk membuat penelitian yang lebih baik.

1.6.2 Metodologi Pengembangan Sistem

a. Perancangan Sistem

Dalam metodologi perancangan Sistem Pendukung Keputusan di dalam

skripsi ini digunakan metodologi terstruktur dengan model System

Development Live Cycle (SDLC) (Ladjamudin, 2005).

b. Perancangan Model

Perancangan Model Sistem Pendukung Keputusan, digunakan model AHP

(Analytical Hierarchy Process) yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty

(Taylor III, 2005).

1.7 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan laporan skripsi Rancang Bangun Sistem Pendukung

Keputusan (SPK) Penjurusan Program Studi MAN 4 Model Jakarta, meliputi:


7

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini berisikan latar belakang masalah, perumusan masalah,

batasan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, metodologi

penulisan, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab ini akan menguraikan teori Rancang Bangun Sistem

Pendukung Keputusan Penjurusan Program Studi, model AHP dan

konsep-konsep yang terkait dengan penulisan skripsi ini.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini akan menguraikan tentang metodologi yang

digunakan dalam membuat Rancang Bangun Sistem Pendukung

Keputusan Penjurusan Program Studi.

BAB IV PEMBAHASAN

Pada bab ini akan membahas Rancang Bangun Sistem Pendukung

Keputusan Penjurusan Program Studi.

BAB V PENUTUP

Bab ini merupakan bab terakhir dari laporan, yang terdiri dari

simpulan dan saran yang telah diuraikan pada bab sebelumnya.


8

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Rancang Bangun

2.1.1 Definisi Rancang

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata rancang berarti mengatur

segala sesuatu sebelum bertindak mengerjakan atau melakukan sesuatu untuk

merencakan (Departemen Pendidikan Nasional, 2000).

2.1.2 Definisi Bangun

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata bangun berarti bentuk, cara

menyusunan atau susunan yang merupakan suatu wujud, struktur (Departemen

Pendidikan Nasional, 2000).

Rancang bangun berarti mendesain bangunan yang akan dibuat

(Departemen Pendidikan Nasional, 2000).

2.2 Sistem Informasi

2.2.1 Definisi Sistem Informasi

Sistem Informasi dapat didefinisikan sebagai suatu sistem di dalam suatu

organisasi yang merupakan kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi,

media, prosedur-prosedur dan pengendalian yang ditujukan untuk mendapatkan

jalur komunikasi penting, memproses tipe transaksi rutin tertentu, memberi sinyal

kepada manajemen dan yang lainnya terhadap kejadian-kejadian internal dan


9

eksternal yang penting dan menyediakan suatu dasar informasi untuk pengambilan

keputusan yang cerdik.

Ada beragam definisi sistem informasi, yaitu: Menurut Alter (1992),

sistem informasi adalah kombinasi antara prosedur kerja, informasi, orang, dan

teknologi informasi yang diorganisasikan untuk mencapai tujuan dalam sebuah

organisasi. Menurut Bodnar dan Hopwood (1993), sistem Informasi adalah

kumpulan perangkat keras dan perangkat lunak yang dirancang untuk

mentransformasikan data kedalam bentuk informasi yang berguna. Menurut

Gelinas, Oram, dan Wiggins (1990), sistem informasi adalah suatu sistem buatan

manusia yang secara umum terdiri dari atas sekumpulan komponen berbasis

komputer dan manual yang dibuat untuk menghimpun, menyimpan, dan

mengelola data serta menyediakan informasi keluaran kepada para pemakai.

Menurut Hall (2001) sistem informasi adalah sebuah rangkaian prosedur formal

dimana data dikelompokkan, diproses menjadi informasi, dan didistribusikan

kepada pemakai. Menurut Turban, McLean, dan Wetherbe (1999), sebuah sistem

informasi adalah mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganalisis, dan

menyebarkan informasi untuk tujuan yang spesifik (Kadir, 2003).

Dari berbagai definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi

mencangkup sejumlah komponen (manusia, komputer, teknologi informasi, dan

prosedur kerja), ada sesuatu yang diproses (data menjadi informasi), dan

dimaksudkan untuk mencapai suatu sasaran atau tujuan (Kadir, 2003).


10

2.2.2 Komponen Sistem Informasi

Dalam suatu sistem informasi terdapat komponen-komponen seperti

(Kadir, 2003):

A. Perangkat keras (Hardware): mencangkup peranti-peranti fisik seperti

komputer dan printer.

B. Perangkat lunak (software) atau program: sekumpulan instruksi yang

memungkinkan perangkat keras untuk dapat memproses data.

C. Prosedur (orang): sekumpulan aturan yang dipakai untuk mewujudkan

pemrosesan data dan pembangkitan keluaran yang dikehendaki.

D. Orang: semua pihak yang bertanggung jawab dalam pengembangan sistem

informasi, pemrosesan, dan penggunaan keluaran sistem informasi.

E. Basis data (database): sekumpulan tabel, hubungan, dan lain-lain yang

berkaitan dengan penyimpanan data.

F. Jaringan komputer dan komunikasi data: sistem penghubung yang

memungkinkan sumber (resources) dipakai secara bersama atau diakses

oleh sejumlah pemakai.


11

Perangkat

Keras

Orang Perangkat

Komponen Lunak
Sistem
Informasi

Basis Data Jaringan Prosedur


Komputer dan
Komunikasi
Data

Gambar 2.1 Komponen Sistem Informasi (Kadir, 2003)

2.3 Sistem Pendukung Keputusan (SPK)

2.3.1 Sistem

2.3.1.1 Definisi Sistem

Istilah sistem bukanlah hal yang asing bagi kebanyakan orang. Sering kali

sistem mengacu pada komputer seperti IBM PC dan Macintosh, tetapi juga kearah

yang lebih luas seperti tata surya atau bahkan ke hal-hal yang lebih spesifik seperti

sistem respirasi mamalia.

Kata sistem berasal dari bahasa Yunani yang mengandung arti kesatuan

atau keseluruhan dari bagian yang berhubungan satu sama yang lainnya. Definisi

dari sebuah sistem mempunyai peranan penting dalam pendekatan untuk

mempelajari sebuah sistem.


12

Pada dasarnya, sistem adalah sekumpulan elemen yang saling terkait atau

terpadu yang dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan. Sebagai gambaran, jika

dalam sebuah sistem terdapat elemen yang tidak memberikan manfaat dalam

mencapai tujuan yang sama, maka elemen tersebut sudah dipastikan bukanlah

bagian dari sistem. Sebagai contoh, raket dan pemukul bola kasti (masing-masing

sebagai elemen) tidak bisa membentuk sebuah sistem, karena tidak ada sistem

permainan olahraga yang memadukan kedua peralatan tersebut (Kadir, 2003).

Jadi, sistem adalah sekumpulan unsur atau elemen yang saling berkaitan

dan mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu

tujuan.

2.3.1.2 Klasifikasi Sistem

Suatu sistem dapat diklasifikasikan sebagai berikut (Kadir, 2003):

1. Sistem Abstrak dan Sistem Fisik

Sistem Abstrak adalah sistem yang berisi gagasan atau konsep. Misalnya,

sistem teologi yang berisi gagasan tentang hubungan manusia dan Tuhan.

Sistem fisik adalah sistem yang secara fisik dapat dilihat, Misalnya: sistem

komputer, sistem sekolah, sistem akuntansi, dan sistem transportasi.

2. Sistem Deterministik dan probabilistik

Sistem deterministik adalah suatu sistem yang operasinya dapat diprediksi

secara tepat. Misalnya sistem komputer. Sistem probabilistik adalah sistem

yang tak dapat diramal dengan pasti karena mengandung unsur

probabilitas.
13

3. Sistem Tertutup dan Terbuka

Sistem tertutup adalah tidak bertukar materi, informasi, atau energi dengan

lingkungan. Dengan kata lain, sistem ini tidak berinteraksi dan

dipengaruhi oleh lingkungan. Ciri-ciri sebuah sistem yang relatif tertutup,

antara lain sistem hanya mempunyai masukan dan keluaran yang tertentu,

terkendali, dan gejolak diluar sistem (lingkungan) tidak

mempengaruhinya. Misalnya, sistem penerimaan mahasiswa baru

dilingkunan universitas negeri. Sistem terbuka adalah sistem yang

berhubungan dengan lingkungan dan dipengaruhi oleh lingkungan. Ciri-

cirinya, sistem menerima masukan yang diketahui, yang bersifat acak,

maupun gangguan. Selain itu, umumnya sistem melakukan adaptasi

terhadap lingkungan. Pada umumnya, sistem perusahaan dagang

merupakan contoh sistem terbuka.

4. Sistem Alamiah dan Sistem Buatan Manusia

Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi karena alam (tidak dibuat oleh

manusia). Misalnya, sistem tata surya. Sistem buatan manusia adalah

sistem yang dibuat oleh manusia. Misalnya, sistem komputer dan sistem

mobil.

5. Sistem Sederhana dan Sistem Kompleks

Berdasarkan tingkat kerumitannya, sistem dibedakan menjadi sistem yang

sederhana (misalnya sepeda) dan sistem kompleks (misalnya otak

manusia).
14

2.3.2 Pendukung

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata pendukung mempunyai arti

sesuatu atau orang yang mendukung; pembantu; penyokong; penunjang

(Departemen Pendidikan Nasional, 2002).

2.3.3 Keputusan

2.3.3.1 Definisi Keputusan

Pada umumnya, kata keputusan berarti pilihan yaitu pilihan dari dua atau

lebih kemungkinan. Namun, hampir tidak merupakan pilihan antara yang benar

dan salah, tetapi yang justru sering terjadi ialah pilihan antara yang “hampir

benar” dan yang mungkin salah. Walaupun keputusan biasa dikatakan sama

dengan pilihan, ada perbedaan penting diantara keduanya. Mc Kenzie melihat

bahwa keputusan adalah “pilihan nyata” karena pilihan diartikan sebagai pilihan

tentang tujuan termasuk pilihan tentang cara untuk mencapai tujuan itu, apakah

pada tingkat perorangan atau pada tingkat kolektif. Mc Grew dan Wilson (1985)

lebih melihat pada kaitannya dengan proses, yaitu bahwa suatu keputusan ialah

keadaan akhir dari suatu proses yang lebih dinamis, yang diberi label pengambilan

keputusan.

Morgan dan Cerullo (1984) mendefinisikan keputusan sebagai sebuah

kesimpulan yang dicapai sesudah dilakukan pertimbangan, yang terjadi setelah

satu kemungkinan dipilih, sementara yang lain dikesampingkan (Salusu, 2008).


15

2.3.4 Sistem Pendukung Keputusan (SPK)

2.3.4.1 Definisi Sistem Pendukung Keputusan (SPK)

Definisi awal Sistem Pendukung Keputusan menunjukkan SPK sebagai

sebuah sistem yang dimaksudkan untuk mendukung para pengambil keputusan

manajerial dalam situasi keputusan semiterstruktur. Sistem Pendukung Keputusan

dimaksudkan untuk menjadi alat bantu bagi para pengambil keputusan untuk

memperluas kapabilitas mereka, namun tidak untuk menggantikan penilaian

mereka. SPK ditujukan untuk keputusan-keputusan yang memerlukan penilaian

atau pada keputusan-keputusan yang sama sekali tidak dapat didukung oleh

algoritma.

Definisi awal mengimplikasikan (tidak menyatakan secara spesifik) bahwa

sistem akan berbasis komputer, akan beroperasi online interaktif, dan

kemungkinan akan memiliki kapabilitas output grafis. Definisi awal terbuka

terhadap beberapa interpretasi. Dengan cepat munculah definisi lainnya yang

menimbulkan ketidaksepakatan mengenai apa sesungguhnya SPK itu.

Bonczek (1980) mendefinisikan SPK sebagai sistem berbasis komputer

yang terdiri dari tiga komponen yang saling berinteraksi: sistem bahasa

(mekanisme untuk memberikan komunikasi antara pengguna dan komponen SPK

lain), sistem pengetahuan (repositori pengetahuan domain masalah yang ada pada

SPK entah sebagai data atau prosedur), dan sistem pemrosesan masalah

(hubungan antara dua komponen lainnya, terdiri satu atau lebih kapabilitas

manipulasi masalah umum yang diperlukan untuk pengmabilan keputusan).


16

Konsep-konsep yang diberikan oleh definisi tersebut sangat penting untuk

memahami hubungan antara SPK dan pengetahuan.

Keen (1980) menerapkan istilah SPK “untuk situasi dimana sistem ‘final’

dapat dikembangkan hanya melalui suatu proses pembelajaran dan evolusi yang

adaptif.” Jadi, Keen mendefinisikan SPK sebagai suatu produk dari proses

pengembangan dimana pengguna SPK, pembangun SPK, dan SPK itu sendiri

mampu mempengaruhi satu dengan yang lainnya, dan menghasilkan evolusi

sistem dan pola-pola penggunaan.

Moore dan Chang (1980) mendefinisikan konsep struktur Sistem

Pendukung Keputusan secara umum tidaklah penting. Sebuah masalah dapat

dijelaskan sebagai masalah terstruktur dan tidak terstruktur hanya dengan

memperhatikan si pengambil keputusan atau suatu situasi spesifik. Sistem ini

dapat diperluas dan dapat mendukung analisis data ad hoc dan pemodelan

keputusan yang berorientasi terhadap perencanaan masa depan.

Definisi-definisi tersebut diperbandingkan dan dikontraskan dengan

memeriksa berbagai konsep yang digunakan untuk mendefinisikan SPK.

Tampaknya basis untuk mendefinisikan SPK dikembangkan dari persepsi tentang

apa yang dilakukan oleh SPK (misal dukungan pengambilan keputusan pada

masalah tak terstruktur) dan dari ide-ide mengenai bagaimana tujuan SPK dapat

dicapai (misal komponen yang diperlukan, pola penggunaan yang tepat, dan

proses pengembangan yang diperlukan (Turban, Aronson dan Liang , 2005).


17

Tabel 2.1 Konsep yang Mendasari Definisi SPK

Sumber SPK yang didefinisikan


Moore dan Chang (1980) Pola penggunaan, kapabilitas sistem
Bonczek (1980) Komponen-komponen sistem
Keen (1980) Proses pengembangan
Sumber: Turban, Aronson, dan Liang, 2005

Dari beberapa definisi pengambilan keputusan yang ditemukan, dapat

dirangkum bahwa pengambilan keputusan di dalam suatu organisasi merupakan

hasil suatu proses komunikasi dan partisipasi yang terus menerus dari keseluruhan

organisasi. Hasil keputusan tersebut dapat merupakan pernyataan yang disetujui

antar alternatif atau antar prosedur untuk mencapai tujuan tertentu. Pendekatannya

dapat dilakukan, baik pendekatan yang bersifat individual/kelompok. Sentralisasi/

desentralisasi, partisipasi/tidak berpartisipasi, maupun demokratis/konsensus

(Suryadi, 1998).

Persoalan pengambilan keputusan, pada dasarnya adalah bentuk pemilihan

dari berbagai alternatif tindakan yang mungkin dipilih yang prosesnya melalui

mekanisme tertentu, dengan harapan akan menghasilkan sebuah keputusan yang

terbaik. Penyusunan model keputusan adalah suatu cara untuk mengembangkan

hubungan-hubungan logis yang mendasari persoalan keputusan ke dalam suatu

model matematis, yang mencerminkan hubungan yang terjadi diantara faktor-

faktor yang terlibat.

Apapun dan bagaimanapun prosesnya, satu tahapan lanjut yang paling

sulit dihadapi pengambil keputusan adalah dalam segi penerapannya karena di sini

perlu meyakinkan semua orang yang terlibat, bahwa keputusan tersebut memang

merupakan pilihan terbaik. Semuanya akan merasa terlibat dan terikat pada
18

keputusan tersebut. Hal ini adalah proses tersulit. Walaupun demikian, bila hal

tersebut dapat disadari, proses keputusan secara bertahap, sistematik, konsisten,

dan dalam setiap langkah sejak awal telah mengikutsertakan semua pihak, maka

usaha tersebut dapat memberikan hasil yang baik.

Di balik suatu keputusan terdapat prosedur, yaitu pertama-tama pembuat

keputusan mengidentifikasi masalah, mengklarifikasi tujuan-tujuan khusus yang

diinginkan, memeriksa berbagai kemungkinan untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan, dan mengakhiri proses itu dengan menetapkan pilihan bertindak. Atau

dengan kata lain, suatu keputusan didasarkan atas fakta dan nilai (facts and

values). Keduanya sangat penting, tetapi nampaknya fakta lebih mendominasi

nilai-nilai dalam pengambilan keputusan.

Pada akhirnya dapat dikatakan bahwa setiap keputusan itu bertolak dari

beberapa kemungkinan atau alternatif untuk dipilih. Setiap alternatif membawa

konsekuensi-konsekuensi. Ini berarti, sejumlah alternatif itu berbada satu dengan

yang lain mengingat perbedaan dari konsekuensi-konsekuensi yang akan

ditimbulkannya. Pilihan yang dijatuhkan pada alternatif itu harus dapat

memberikan kepuasan karena kepuasan merupakan salah satu aspek paling

penting dalam keputusan (Suryadi, 1998).

2.3.4.2 Komponen-komponen Sistem Pendukung Keputusan (SPK)

Menurut Suryadi (1998) Sistem Pendukung Keputusan memiliki tiga

subsistem utama yang menentukan kapabilitas teknis SPK tersebut, yaitu


19

subsistem manajemen basis data, subsistem manajemen basis model, dan

subsistem perangkat lunak penyelenggara dialog.

1. Subsistem Manajemen Basis Data (Data Base Management Subsystem)

Kemampuan yang dibutuhkan dari manajemen database, yaitu:

a. Kemampuan untuk mengkombinasikan berbagai variasi data

melalui pengambilan dan ekstrasi data.

b. Kemampuan untuk menambahkan sumber data secara cepat dan

mudah.

c. Kemampuan untuk menggambarkan struktur data logikal sesuai

dengan pengertian pemakai sehingga pemakai mengetahui apa

yang tersedia dan dapat menentukan kebutuhan penambahan dan

pengurangan.

d. Kemampuan untuk menangani data secara personil sehingga

pemakai dapat mencoba berbagai alternatif pertimbangan personil.

e. Kemampuan untuk mengelola berbagai variasi data.

2. Subsistem Manajemen Basis Model (Model Base Management Subsystem)

Salah satu keunggulan SPK ialah kemampuan untuk mengintegrasikan

akses data dan model-model keputusan. Hal ini dapat dilakukan dengan

menambahkan model-model keputusan ke dalam sistem informasi yang

menggunakan database sebagai mekanisme integrasi dan komunikasi

diantara model-model. Karakteristik ini menyatukan kekuatan pencarian

dan pelaporan data dari PDE dan pengembangan disiplin manajemen.


20

Salah satu persoalan yang berkaitan dengan model adalah bahwa

penyusunan model seringkali terkait pada struktur model yang

mengasumsikan adanya masukan yang benar dan cara keluaran yang tepat.

Sementara itu, model cenderung tidak mencukupi karena adanya kesulitan

dalam mengembangkan model yang terintegrasi untuk menangani

sekumpulan keputusan yang saling bergantungan. Cara untuk menangani

persoalan ini dengan menggunakan koleksi berbagai model yang terpisah,

dimana setiap model digunakan untuk menangani bagian yang berbeda

dari masalah yang sedang dihadapi. Komunikasi antara berbagai model

digunakan untuk menangani bagian yang berbeda dari masalah tersebut.

Komunikasi antara berbagai model yang saling berhubungan diserahkan

kepada pengambil keputusan sebagai proses intelektual dan manual.

Salah satu pandangan yang lebih optimis, berarah untuk bisa

menambahkan model-model ke dalam sistem informasi dengan database

sebagai mekanisme integrasi dan komunikasi diantara mereka.

Kemampuan yang dimiliki subsistem basis model meliputi:

a. Kemampuan untuk menciptakan model-model baru secara cepat

dan mudah.

b. Kemampuan untuk mengakses dan mengintegrasikan model-model

keputusan.

c. Kemampuan untuk mengelola basis model dengan fungsi

manajemen yang analog dan manajemen database (seperti


21

mekanisme untuk menyimpan, membuat dialog, menghubungkan,

dan mengakses model).

3. Subsistem Perangkat Lunak Penyelenggara Dialog (Dialog Generation

and Management Software)

Fleksibilitas dan kekuatan karakteristik SPK timbul dari kemampuan

interaksi antara sistem dan pemakai, yang dinamakan subsistem dialog.

Bennet mendefinisikan pemakai, terminal, dan sistem perangkat lunak

sebagai komponen-komponen dari sistem dialog. Bennet membagi

subsistem menjadi tiga bagian, yaitu:

1. Bahasa aksi, meliputi apa yang dapat digunakan oleh pemakai

dalam berkomunikasi dengan sistem. Hal ini meliputi pemilihan-

pemilihan seperti papan ketik (key board), panel-panel sentuh,

joystick, perintah suara dan sebagainya.

2. Bahasa tampilan atau presentasi, meliputi apa yang harus diketahui

oleh pemakai. Bahasa tampilan meliputi pilihan-pilihan seperti

printer, layer tampilan, grafik, warna, plotter, keluaran suara, dan

sebagainya.

3. Basis pengetahuan, meliputi apa yang harus diketahui oleh pemakai

agar pemakai sistem bisa efektif. Basis pengetahuan bisa berada

dalam pikiran pemakai, pada kartu referensi atau petunjuk, dalam

buku manual, dan sebagainya.


22

SISTEM PENDUKUNG
KEPUTUSAN

Bahasa
Bahasa tampilan
aksi (presentasi)

PEMAKAI

Gambar 2.2 Subsistem Penyelenggaraan Dialog (Suryadi, 1998)

Kombinasi dari kemampuan-kemampuan di atas terdiri dari apa yang

disebut gaya dialog, misalnya yang meliputi pendekatan tanya dan jawab,

bahasa perintah, menu-menu, dan mengisi tempat kosong.

Kemampuan yang harus dimiliki oleh SPK untuk mendukung dialog

pemakai/sistem meliputi:

a. Kemampuan untuk menangani berbagai variasi gaya dialog, bahkan

jika mungkin untuk mengkombinasikan berbagai gaya dialog

sesuai dengan pilihan pemakai.

b. Kemampuan untuk mengakomodasi tindakan pemakai dengan

berbagai peralatan masukan.


23

c. Kemampuan untuk menampilkan data dengan berbagai variasi

format dan peralatan keluaran.

d. Kemampuan untuk memberikan dukungan yang fleksibel untuk

mengetahui basis pengetahuan pemakai.

2.4 Penjurusan

2.4.1 Definisi Penjurusan

Penjurusan merupakan salah satu proses penempatan atau penyaluran

dalam pemilihan program pengajaran para siswa SMA. Dalam penjurusan, siswa

diberi kesempatan memilih jurusan yang paling cocok dengan karakteristik

dirinya. Ketepatan memilih jurusan dapat menentukan keberhasilan belajar siswa.

Sebaliknya, kesempatan yang sangat baik bagi siswa akan hilang karena

kekurangtepatan menentukan jurusan (Mulyaningtyas dan Hadiyanto, 2006).

2.4.2 Tujuan Penjurusan

Para siswa dijuruskan sesuai dengan kurikulum yang berlaku bertujuan

untuk:

1) Mengelompokkan siswa sesuai dengan kecakapan, kemampuan, bakat, dan

minat yang relatif sama.

2) Membantu mempersiapkan siswa melanjutkan studi dan memilih dunia

kerja.
24

3) Membantu memperkokoh keberhasilan dan kecocokan atas prestasi yang

akan dicapai di waktu mendatang (kelajutan studi dan dunia kerja)

(Mulyaningtyas dan Hadiyanto, 2006).

2.4.3 Waktu Penjurusan

Waktu Penjurusan dibagi menjadi 2, yaitu (Muhaimin, Sutiah dan Sugeng,

2008):

1) Penentuan penjurusan program studi dilakukan mulai akhir semester - 2

kelas X.

2) Pelaksanaan penjurusan program studi di semester -1 kelas XI.

2.4.4 Kriteria Penjurusan Program Studi

Kriteria-kriteria penjurusan program studi meliputi:

2.4.4.1 Nilai Akademik

Siswa yang naik kelas ke kelas XI dan yang bersangkutan mendapat nilai

tidak tuntas tiga mata pelajaran, maka nilai tersebut harus dijadikan dasar untuk

menentukan program studi yang dapat diikuti oleh siswa, contoh (Muhaimin,

Sutiah dan Sugeng, 2008):

A. Apabila mata pelajaran yang tidak tuntas adalah Fisika, Matematika dan

Sejarah (dua mata pelajaran ciri khas program studi Ilmu Alam dan satu

ciri khas Ilmu Sosial), maka siswa tersebut secara akademik dapat

dimasukkan ke program studi bahasa.


25

B. Apabila mata pelajaran yang tidak tuntas adalah Bahasa dan Sastra

Indonesia, Bahasa Inggris dan Matematika (dua mata pelajaran ciri khas

program studi Bahasa dan satu ciri khas Ilmu Alam), maka siswa tersebut

secara akademik dapat dimasukkan ke program Ilmu Sosial.

C. Apabila mata pelajaran yang tidak tuntas adalah Fisika, Ekonomi dan

Bahasa Inggris (mencakup semua mata pelajaran ciri khas program studi

ketiga program di MA), maka siswa tersebut:

1. Perlu diperhatikan prestasi kognitif, afektif, dan psikomotor mata

pelajaran yang menjadi ciri khas program Ilmu Pengetahuan Alam

lainnya seperti Matematika, Fisika, Kimia dan Biologi

dibandingkan dengan mata pelajaran yang menjadi ciri khas

program Ilmu Pengetahuan Sosial (Ekonomi, Sejarah, Geografi,

Sosiologi) dan dibandingkan dengan mata pelajaran yang menjadi

ciri khas program Ilmu Bahasa (Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris,

dan Bahasa Asing lain). Apabila nilai dari setiap mata pelajaran

yang menjadi ciri khas program ada nilai prestasi yang lebih unggul

daripada program lainnya, maka siswa tersebut bisa dimasukkan ke

program studi yang nilai prestasi mata pelajarannya lebih unggul

tersebut.

2. Perlu diperhatikan minat siswa/i.


26

2.4.4.2 Minat

Minat adalah salah satu tanda kemantapan dan kesiapan seseorang untuk

memilih cita-cita/karirnya dengan adanya dorongan yang kuat dalam belajar,

pekerjaan atau tugas-tugas yang dibebankannya. Minat sangat erat sekali

hubungannya dengan perasaan suka atau tidak suka, tertarik atau tidak tertarik,

senang atau tidak senang (Widajati, Suryani dan Resminingsih, 2004).

2.4.4.3 Tes IQ

Tes merupakan sumber data yang digunakan untuk pengambilan

keputusan. Hasil tes kecerdasan, biasa dinyatakan dalam koefisien/intelligensi

quotient (yang sering menggunakan simbol IQ). Definisi IQ menyangkut 3 hal:

(1) kemampuan tingkat tinggi (seperti penalaran abstrak, representative mental,

pemecahan masalah dan pembuatan keputusan, (2) kemampuan belajar dan (3)

untuk memenuhi tuntutan lingkungan. Dua unsur penting dalam definisi tersebut

adalah “kapasitas untuk belajar dari pengalaman” dan “kapasitas untuk

beradaptasi dengan lingkungan” (Widajati, Suryani dan Resminingsih, 2004).

2.5 Program Studi

Program Studi adalah kesatuan rencana belajar yang diselenggarakan atas

dasar suatu kurikulum dan ditujukan agar mahasiswa dapat menguasai

pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang sesuai dengan sasaran

kurikulum (Departemen Pendidikan Nasional, 2000).


27

Dalam Al-Qur’an dijelaskan bahwa manusia wajib mencari ilmu

pengetahuan. Al-Qur’an memberi pentunjuk agar manusia berpikir menggali ilmu

pengetahuan. Sebagaimana dalam Firman Allah.


 





 







 

  

 


 













 










 







 

 

 







 




 





 
 


 




 




 









“Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu,

‘Berlapang-lapanglah dalam majelis’, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan

memberi kelapangan untukmu, dan apabila dikatakan, ‘Berdirilah kamu, maka

berdirilah’, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara

kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan

Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” (QS. Al-Mujadalah: 11).

2.6 Metodologi Penelitian

2.6.1 Pengertian Metodologi Penelitian

Metode ialah kerangka kerja untuk melakukan suatu tindakan, atau suatu

kerangka berpikir untuk menyusun suatu gagasan yang terarah dan terkait dengan

maksud dan tujuan (Hasibuan, 2007).

Metode merupakan bagian dari metodologi. Metodologi itu sendiri berasal

dari kata metodos dan logos yang berarti ilmu dari metode. Bila kita melakukan

penelitian berarti kita menguraikan cara-cara meneliti disebut juga metodologi.


28

Dalam tahapan tahapan tersebut ada metode, teknik, dan alat (tools) yang bisa kita

gunakan (Hasibuan, 2007).

Metodologi merupakan suatu formula dalam penerapan penelitian dimana

dalam melakukan penelitian tersebut terdapat langkah-langkah dan juga hasil

penelitian. Sedangkan metodologi penelitian dalam ilmu komputer/sistem

informasi/teknologi informasi merupakan “langkah-langkah/tahapan perencanaan

dengan bantuan beberapa metode, teknik, alat (tools) dan dokumentasi dengan

tujuan untuk membantu peneliti dalam meminimalkan resiko kegagalan dan

menekankan pada proses/sasaran penelitian di bidang CS/IS/IT” (Hasibuan,

2007).

Metodologi penelitian merupakan suatu kerangka dan asumsi yang ada

dalam melakukan elaborasi penelitian sedangkan metode penelitian memerlukan

teknik atau prosedur untuk menganalisa data yang ada. Dari pengertian tersebut

dapat disimpulkan bahwa metodologi penelitian merupakan langkah-langkah yang

ada dalam penelitian sedangkan metode penelitian adalah cara dari setiap langkah

yang ada (Hasibuan, 2007).

Langkah-langkah dalam metodologi penelitian sebaiknya disesuaikan

dengan metode, prosedur, tools dan lain sebagainya. Hal ini berguna untuk

membantu dalam memecahkan permasalahan yang ada dan juga membantu dalam

menangani, mengontrol, dan mengevaluasi suatu proses riset/penelitian

(Hasibuan, 2007).
29

2.6.2 Manfaat Metodologi Penelitian

Manfaat Penggunaan Metodologi yaitu (Hasibuan, 2007):

1. Metodologi membuat kita lebih paham, lebih bertanggungjawab, lebih

comfortable, dan lebih responsible.

2. Metodologi membuat kita lebih knowladgetable (berpengetahuan) dan

lebih berguna dalam beragumen karena selalu berdasarkan fakta dan tidak

berdasarkan pada instuisi-instuisi maupun bisikan-bisikan.

3. Dengan menggunakan metodologi kita bisa memaparkan lebih banyak lagi

gambaran berupa saran, ide maupun masukan-masukan yang bisa di-

elaborate dan dipondasikan berdasarkan fakta-fakta yang ada untuk

memunculkan ide-ide baru.

2.6.3 Metodologi Pengumpulan Data

Metodologi penelitian pada hakekatnya merupakan operasionalisasi dari

cara untuk menemukan atau menyusun pengetahuan memerlukan kajian atau

pemahaman tentang metode-metode kearah pelaksanaan penelitian, sehingga

perlu dibedakan antara metode dan teknik. Berikut ini beberapa metodologi

pengumpulan data pada suatu penelitian (Jogiyanto, 2005):

1. Studi Pustaka

Studi pustaka merupakan proses umum yang dilalui untuk mendapatkan

teori terlebih dahulu. Mencari kepustakaan yang terkait adalah tugas yang

segera dilakukan, lalu menyusunnya secara teratur dan rapi untuk


30

dipergunakan dalam keperluan penelitian (Sevilla, 1993). Kajian pustaka

memiliki beberapa fungsi sebagai berikut:

a. Menyediakan kerangka konsepsi atau kerangka teori untuk

penelitian yang direncanakan.

b. Menyediakan informasi tentang penelitian-penelitian yang lampau

yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Proses ini

menghindari pengulangan yang tidak sengaja dari penelitian-

penelitian terdahulu dan membimbing kita pada apa yang perlu

diselidiki.

c. Memberikan rasa percaya diri, sebab melalui kajian pustaka semua

konstruk yang berhubungan dengan penelitian telah tersedia. Oleh

karena itu, kita menguasai informasi subyek tersebut.

d. Memberikan informasi tentang metode-metode penelitian, populasi

dan sample, instrument pengumpulan data dan perhitungan statistik

yang digunakan pada penelitian-penelitian sebelumnya.

e. Menyediakan temuan-temuan dan kesimpulan-kesimpulan

penyelidikan terdahulu yang dapat dihubungkan dengan penemuan

dan kesimpulan kita.

2. Studi Lapangan

Studi lapangan dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu:

a. Pengamatan (Observasi)

Observasi atau pengamatan (observation) merupakan salah satu

teknik pengumpulan data/fakta (fact finding technique) yang cukup


31

efektif untuk mempelajari suatu sistem. Observasi adalah

pengamatan langsung suatu kegiatan yang sedang dilakukan. Pada

waktu melakukan observasi, analis sistem dapat ikut juga

berpartisipasi atau hanya mengamati saja orang-orang yang sedang

melakukan suatu kegiatan tertentu yang diobservasi (Jogiyanto,

2005).

b. Wawancara (Interview)

Wawancara (Interview) telah diakui sebagai teknik pengumpulan

data/fakta yang penting dan banyak dilakukan dalam

pengembangan sistem informasi. Wawancara memungkinkan

analisa sistem sebagai pewawancara (interviewer) untuk

mengumpulkan data secara tatap muka langsung dengan orang

yang diwawancarai (interviewee). Seperti halnya teknik

pengumpulan data yang lain wawancara bukanlah teknik yang

terbaik untuk semua situasi (Jogiyanto, 2005).

3. Studi Literatur Sejenis

Pengumpulan data biasanya diawali dengan mengumpulkan informasi

yang berhubungan dengan masalah penelitian. Informasi–informasi

tersebut dapat diperoleh melalui peninjauan literature yang relevan (Gulo,

2002).
32

2.6.4 Metodologi Analisis

2.6.4.1 Analytic Hierarchy Process (AHP)

2.6.4.1.1Definisi AHP

AHP adalah suatu teori umum tentang pengukuran. AHP digunakan untuk

menemukan skala rasio baik dari perbandingan pasangan yang diskrit maupun

kontinyu. Perbandingan–perbandingan ini dapat diambil dari ukuran aktual atau

dari suatu skala dasar yang mencerminkan kekuatan perasaan dan prefensi relatif.

AHP memiliki perhatian khusus tentang penyimpangan dari konsistensi,

pengukuran, dan pada ketergantungan di dalam dan di antara kelompok elemen

strukturnya. Penyelesaian masalah berdasarkan AHP mengandalkan intuisi

sebagai input utamanya, namun intuisi harus datang dari pengambil keputusan

yang cukup informasi dan memahami masalah keputusan yang dihadapi.

Peralatan utama AHP adalah sebuah hirarki fungsional dengan input

utamanya persepsi manusia. Dengan hirarki, suatu masalah kompleks dan tidak

terstruktur dipecahkan ke dalam kelompok–kelompoknya. Kemudian kelompok–

kelompok tersebut diatur menjadi suatu bentuk hirarki (Perdana, 2009).

Proses analitik bertingkat (Analytical Hierarchy Process–AHP) yang

dikembangkan oleh Thomas Saaty merupakan metode untuk membuat urutan

alternatif keputusan dan memilih yang terbaik pada saat pengambil keputusan

memiliki beberapa tujuan atau kriteria, untuk mengambil keputusan tertentu

(Taylor III, 2005).


33

2.6.4.1.2Kelebihan AHP

AHP mempunyai beberapa kelebihan jika dibandingkan dengan metode

yang lainnya, diantaranya yaitu (Perdana, 2009):

1. Struktur yang berhirarki, sebagai konsekuensi dari kriteria yang dipilih,

sampai pada subkriteria–subkriteria yang paling dalam.

2. Memperhitungkan validitas sampai dengan batas toleransi inkonsistensi

berbagai kriteria dan alternatif yang dipilih oleh para pengambil

keputusan.

3. Memperhitungkan daya tahan atau ketahanan output analisis sensitivitas

pengambilan keputusan.

Selain itu, AHP mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah

yang multiobjektif dan multikriteria yang berdasar pada perbandingan preferensi

dari setiap elemen dalam hirarki. Jadi, model ini merupakan suatu model

pengambilan keputusan yang komperhensif (Perdana, 2009).

2.6.4.1.3Prosedur Kegiatan AHP

Dalam membuat rekomenadasi keputusan menggunakan model AHP,

tahap matematis yang digunakan adalah sebagai berikut (Taylor III, 2005):

1. Mengembangkan matriks perbandingan pasangan untuk tiap alternatif

keputusan berdasarkan tiap kriteria

2. Sintesis:

1. Menjumlahkan nilai pada tiap kolom pada matriks perbandingan

pasangan
34

2. Membagi nilai tiap kolom dalam matriks perbandingan pasangan

dengan jumlah kolom bersangkutan–yang disebut matriks

normalisasi

3. Hitung nilai rata–rata tiap baris pada matriks normalisasi–yang

disebut vektor preferensi atau eigenvektor

4. Gabungkan vektor preferensi untuk tiap kriteria (dari langkah 2-(3)

di atas) menjadi suatu matriks preferensi yang memperlihatkan

preferensi tiap jurusan berdasarkan tiap kriteria

3. Membuat matriks perbandingan pasangan untuk kriteria

4. Menghitung matriks normalisasi (normalized matrix) dengan membagi

tiap nilai pada masing–masing kolom matriks dengan jumlah kolom yang

terkait

5. Membuat vektor preferensi dengan menghitung rata–rata baris pada

matriks normalisasi

6. Hitung skor keseluruhan untuk tiap alternatif keputusan dengan

mengalikan vektor preferensi kriteria (dari langkah 5) dengan matriks

kriteria (dari langkah 2-(4) di atas)

7. Merangking alternatif keputusan berdasarkan nilai alternatif yang dihitung

pada langkah 6

2.6.4.1.4Perbandingan Pasangan (Pairwise Comparison)

Pada AHP pengambil keputusan menentukan nilai atau “skor” tiap

alternatif untuk suatu kriteria menggunakan Perbandingan Pasangan (pairwise


35

comparison). Pada perbandingan pasangan, pembuat keputusan membandingkan

dua alternatif (yaitu, sepasang) berdasarkan suatu kriteria tertentu dan

mengindikasikan suatu preferensi.

Standar skala preferensi yang digunakan AHP (untuk memasukkan nilai

perbandingan berpasangan) diperlihatkan pada tabel 2.2. Suatu skala preferensi

memberikan nilai numerik untuk berbagai tingkat preferensi. Tiap tingkat pada

skala dibuat berdasarkan perbandingan dua item (Taylor III, 2005).

Tabel 2.2 Skala Preferensi untuk Perbandingan Pasangan

Tingkat Preferensi Nilai Angka

Sama disukai 1
Sama hingga cukup disukai 2
Cukup disukai 3
Cukup hingga sangat disukai 4
Sangat disukai 5
Sangat disukai hingga amat sangat disukai 6
Amat sangat disukai 7
Amat sangat disukai hingga luar biasa disukai 8
Luar biasa disukai 9
Sumber : Taylor III, 2005

2.6.4.1.5Contoh Penggunaan AHP

Berikut adalah contoh penggunaan AHP dalam suatu kasus (Taylor III,

2005):
36

Southcorp Development mendirikan dan mengelola mal di Amerika.

Perusahaan telah mengidentifikasi tiga lokasi potensial untuk proyek terakhirnya,

yaitu Atlanta, Birmingham, dan Charlotte. Perusahaan juga telah mengidentifikasi

empat kriteria utama sebagai dasar perbandingan lokasi, yaitu – (1) pangsa pasar

pelanggan (termasuk ukuran pasar dan populasi pada tiap tingkat usia); (2) tingkat

pendapatan; (3) infrastruktur (termasuk listrik dan jalan raya; dan (4) transportasi

(yaitu kedekatan dengan jalan layang untuk memudahkan akses pelanggan dan

antaran dari pemasok.

Tujuan perusahaan keseluruhan adalah memilih lokasi terbaik. Tujuan ini

berada pada puncak hierarchy masalah di atas. Pada tingkat hierarki berikutnya

(kedua) ditentukan bagaimana kontribusi keempat kriteria dalam pencapaian

tujuan. Pada tingkat hierarki masalah ditentukan bagaimana tiap alternatif lokasi

memberikan kontribusi pada tiap kriteria.

Proses matematis secara umum yang tercakup dalam AHP adalah

menetapkan preferensi lokasi untuk tiap kriteria.

Tabel 2.3 Matriks Perbandingan Pasangan untuk Kriteria Pangsa Pasar

Pangsa Pasar
Lokasi
A B C

A 1 3 2
B 1/3 1 1/5
C ½ 5 1
11/6 9 16/5
Sumber : Taylor III, 2005
37

Tabel 2.4 Matriks Perbandingan Pasangan untuk Kriteria Tingkat Pendapatan

Tingkat Pendapatan
Lokasi
A B C

A 1 6 1/3
B 1/6 1 1/9
C 3 9 1

Sumber : Taylor III, 2005

Tabel 2.5 Matriks Perbandingan Pasangan untuk Kriteria Infrastruktur

Infrastruktur
Lokasi
A B C

A 1 1/3 1
B 3 1 7
C 1 1/7 1

Sumber : Taylor III, 2005

Tabel 2.6 Matriks Perbandingan Pasangan untuk Kriteria Transportasi

Transportasi
Lokasi
A B C

A 1 1/3 1/2
B 3 1 4
C 2 1/4 1
Sumber : Taylor III, 2005
38

Mengembangkan Preferensi dan Kriteria

Langkah berikut dalam AHP adalah membuat prioritas alternatif

keputusan dalam tiap kriteria. Tahap pertama dalam menetukan skor preferensi

adalah dengan menjumlahkan nilai pada tiap kolom matriks perbandingan

pasangan. Penjumlahan kolom untuk matriks pangsa pasar adalah sebagai berikut:

Tabel 2.7 Pengembangan Preferensi dan Kriteria Pangsa Pasar

Pangsa Pasar
Lokasi
A B C

A 1 3 2
B 1/3 1 1/5
C 1/2 5 1
11/6 9 16/5
Sumber : Taylor III, 2005

Kemudian nilai pada tiap kolom dibagi dengan jumlah kolom terkait.

Hasilnya merupakan matriks normalisasi (normalized matrix) sebagai berikut:

Tabel 2.8 Matriks Normalisasi Kriteria Pangsa Pasar

Pangsa Pasar
Lokasi
A B C

A 6/11 3/9 5/8


B 2/11 1/9 1/16
C 3/11 5/9 5/16
Sumber : Taylor III, 2005
39

Perhatikan bahwa jumlah dari tiap kolom adalah 1. Tahap berikut adalah

untuk menghitung rata–rata nilai pada setiap baris. Pada titik ini perlu adanya

konversi nilai pecahan pada matriks menjadi desimal seperti diperlihatkan pada

tabel 2.9 berikut.

Tabel 2.9 Matriks Perbandingan Pasangan untuk Kriteria Transportasi

Pangsa Pasar
Lokasi
A B C Rata–rata Baris

A 0,5455 0,3333 0,6250 0,5012


B 0,1818 0,1111 0,0625 0,1185
C 0,2727 0,5556 0,3125 0,3803
1,0000

Sumber : Taylor III, 2005

Pangsa Pasar

A 0,5012

B 0,1185

C 0,3803

1,0000

Vektor preferensi untuk kriteria keputusan lainnya dihitung dengan cara serupa.

Tingkat Pendapatan

A 0,2819

B 0,0598

C 0,6583
40

Infrastruktur

A 0,1780

B 0,6850

C 0,1360

Transportasi

A 0,1561

B 0,6196

C 0,2243

Empat vektor preferensi ini kemudian diringkas ke dalam suatu matriks

preferensi yang diperlihatkan pada tabel 2.10.

Tabel 2.10 Matriks Preferensi Kriteria

Kriteria
Lokasi Tingkat
Pasar Infrastruktur Transportasi
Pendapatan
A 0,5012 0,2819 0,1780 0,1561
B 0,1185 0,0598 0,6850 0,6196
C 0,3803 0,6583 0,1360 0,2243

Sumber : Taylor III, 2005


41

Merangking Kriteria

Tahap berikut adalah menentukan tingkat kepentingan atau bobot dari

kriteria, yaitu merangking kriteria dari yang paling penting hingga yang kurang

penting. Hal ini dilakukan dengan cara serupa seperti merangking lokasi di setiap

kriteria dengan menggunakan perbandingan pasangan berdasarkan skala

preferensi pada tabel 2.2.

Tabel 2.11 Merangking Kriteria

Kriteria Pasar Pendapatan Infrastruktur Transportasi

Pasar 1 1/5 3 4

Pendapatan 5 1 9 7

Infrastruktur 1/3 1/9 1 2

Transportasi 1/4 1/7 1/2 1

Sumber : Taylor III, 2005

Matriks normalisasi yang dikonversi menjadi angka desimal dengan rata–

rata baris (eigenvector) untuk tiap kriteria diperlihatkan pada tabel 2.12 berikut:

Tabel 2.12 Matriks Normalisasi untuk Kriteria dengan Rata–rata Baris

Rata–rata
Kriteria Pasar Pendapatan Infrastruktur Transportasi
Baris

Pasar 0,1519 0,1375 0,2222 0,2857 0,1993

Pendapatan 0,7595 0,6878 0,6667 0,5000 0,6535

Infrastruktur 0,0506 0,0764 0,0741 0,1429 0,0860


42

Transportasi 0,0380 0,0983 0,0370 0,0714 0,0612

1,0000

Sumber : Taylor III, 2005

Vektor preferensi yang dihitung dari rata–rata baris pada matriks

normalisasi dalam tabel 2.12 adalah sebagai berikut:

Kriteria

Pasar 0,1993

Pendapatan 0,6535

Infrastruktur 0,0860

Transportasi 0,0612

Mengembangkan Rangking Keseluruhan

Skor keseluruhan tiap lokasi ditentukan dengan perhitungan matriks tabel

2.10 dan mengalikannya dengan vektor preferensi kriteria di atas, dan hasilnya

adalah sebagai berikut:

Tabel 2.13 Rangking AHP

Lokasi Skor

Charlotte 0,5314

Atlanta 0,3091

Birmingham 0,1595

1,0000

Sumber : Taylor III, 2005


43

Berdasarkan skor yang dikembangkan melalui AHP ini, Charlotte

seharusnya dipilih sebagai lokasi mal baru, dengan Atlanta pada rangking kedua

dan Birmingham di rangking ketiga.

2.7 Metodologi Pengembangan Sistem

Metodologi adalah suatu cara yang disarankan untuk melakukan suatu hal.

Pendekatan sistem adalah metodologi dasar untuk memecahkan masalah

(Mc.Leod, 2004).

Metodologi pengembangan sistem adalah suatu proses standar yang diikuti

oleh organisasi untuk melaksanakan seluruh langkah yang diperlukan untuk

menganalisa, merancang, mengimplementasikan dan memelihara sistem informasi

(Kadir, 2003).

2.7.1 Pengertian System Development Life Cycle (SDLC)

SDLC adalah penerapan pendekatan sistem untuk pengembangan sistem

atau subsistem informasi berbasis komputer. SDLC terdiri dari serangkaian tugas

yang erat mengikuti langkah-langkah pendekatan sistem. Karena tugas-tugas

tersebut mengikuti suatu pola yang teratur dan dilakukan secara top-down, SDLC

sering disebut sebagai pendekatan air terjun (waterfall approach) bagi

pengembang dan penggunaan sistem. Suatu SDLC tradisional terdiri dari empat

fase pokok yaitu perencanaan, analisis, rancangan, dan penerapan (Mc.Leod,

2004).
44

SDLC berfungsi untuk menggambarkan tahapan-tahapan utama dan

langkah-langkah dari setiap tahapan yang secara garis besar terbagi dalam tiga

kegiatan utama, yaitu (Ladjamudin, 2005):

1. Analysis

2. Design

3. Implementation

2.7.2 Tahapan-tahapan System Development Life Cycle (SDLC)

System Development Life Cycle (SDLC), yang memiliki tahapan–tahapan

sebagai berikut (Ladjamudin, 2005):

A. Analysis

Tahap analisis digunakan oleh sistem analis untuk membuat keputusan.

Apabila sistem saat ini mempunyai masalah atau sudah tidak berfungsi secara

baik, dan hasil analisisnya digunakan sebagai dasar untuk memperbaiki sistem.

Seorang analis perlu mengetahui ruang lingkup pekerjaan yang akan ditanganinya,

perlu memahami sistem yang sedang berjalan saat ini, dan dapat melakukan

identifikasi terhadap masalah yang muncul dan mencari solusinya dengan

profesional. Kegiatan yang dilakukan dalam tahapan analisis ini adalah sebagai

berikut:

1. Deteksi masalah (Problem Detection)

2. Penelitian/investigasi awal (Initial Investigation)

3. Analisa kebutuhan sistem (Requirement Analysis)

4. Mensortir kebutuhan sistem (Generation of System Alternatives)


45

5. Memilih sistem yang baik (Selectionof Proper System)

B. Perancangan (Design)

Tahapan perancangan (design) memiliki tujuan untuk men-design sistem

baru yang dapat menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi perusahaan yang

diperoleh dari pemilihan alternatif sistem yang terbaik. Kegiatan yang dilakukan

dalam tahapan perancangan ini meliputi perancangan output, input, dan file.

C. Penerapan (Implementation)

Tahapan implementasi memiliki beberapa tujuan, yaitu untuk melakukan

kegiatan spesifikasi rancangan logikal ke dalam kegiatan yang sebenarnya dari

sistem informasi yang akan dibangunya atau dikembangkannya, lalu

mengimplementasikan sistem yang baru tersebut ke dalam salah satu bahasa

pemprograman yang paling sesuai. Pada tahap ini juga harus dijamin bahwa

sistem yang baru dapat berjalan secara optimal. Kegiatan yang dilakukan dalam

tahap implementasi ini adalah pembuatan program dan test data, pelatihan, dan

pergantian sistem.

2.8 Tools Perancangan

2.8.1 Bagan Alir (Flowchart)

Flowchart adalah bagan-bagan yang mempunyai arus yang

menggambarkan langkah-langkah penyelesaian suatu masalah. Flowchart

merupakan cara penyajian dari suatu algoritma (Ladjamudin, 2005). Bagan alir

(flowchart) adalah bagan (chart) yang menunjukkan alir (flow) di dalam program
46

atau prosedur sistem secara logika. Bagan alir digunakan terutama untuk alat

bantu komunikasi dan untuk dokumentasi (Jogiyanto, 2005).

Ada dua macam flowchart yang mengambarkan proses dengan komputer,

yaitu (Jogiyanto, 2005):

1. Bagan alir sistem (system flowchart)

Bagan yang memperlihatkan urutan proses dalam system, dengan

menunjukan alat media input, output serta media penyimpanan dalam

proses pengolahan data.

2. Bagan alir program (program flowchart)

Bagan yang memperlihatkan urutan instruksi yang digambarkan dengan

symbol tertentu untuk memecahkan masalah dalam suatu program.

Flowchart disusun dengan simbol. Simbol ini dipakai sebagai alat bantu

menggambarkan proses di dalam program. Simbol-simbol yang digunakan dapat

dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok, yakni sebagai berikut (Ladjamudin, 2005):

1. Flow Direction Symbol (Simbol penghubung/alur)

Simbol yang digunakan untuk menghubungkan antara simbol yang satu

dengan simbol yang lain. Simbol ini disebut juga connecting line. Simbol-

simbol tersebut terdapat pada tabel 2.14 sebagai berikut:

Tabel 2.14 Flow Direction Symbols

No Gambar Keterangan

1. Simbol arus / flow


Untuk menyatakan jalannya arus suatu proses.
47

2. Simbol Communication link


Untuk menyatakan bahwa adanya transisi suatu
data / informasi dari satu lokasi ke lokasi
lainnya.
3. Simbol Connector
Untuk menyatakan sambungan dari satu proses
ke proses lainnya dalam halaman/lembar yang
sama.
4. Simbol Offline Connector
Untuk menyatakan sambungan dari satu proses
ke proses lainnya dalam halaman/lembar yang
berbeda.

Sumber: Ladjamudin, 2005

2. Processing Symbol (Simbol Proses)

Simbol yang menujukan jenis operasi pengolahan dalam suatu

proses/prosedur. Simbol-simbol tersebut terdapat pada tabel 2.15 sebagai

berikut.

Tabel 2.15 Processing Symbols

No Gambar Keterangan

1. Simbol Offline Connector


Untuk menyatakan sambungan dari satu proses ke
proses lainnya dalam halaman/lembar yang berbeda.

2. Simbol Manual
Untuk menyatakan satu tindakan (proses) yang tidak
dilakukan oleh komputer (manual).

3. Simbol Decision/ logika


Untuk menunjukan suatu kondisi tertentu yang akan
menghasilkan dua kemungkinan jawaban, ya/tidak.
48

4. Simbol Predefined Proses


Untuk menyatakan penyediaan tempat penyimpanan
satu pengolahan untuk memberi harga awal.

5. Simbol Terminal
Untuk menyatakan permulaan atau akhir suatu
program.

6. Simbol Keying Operation


Untuk menyatakan segala jenis operasi yang
diproses dengan menggunakan suatu mesin yang
mempunyai keyboard.

7. Simbol Off-line Storage


Untuk menunjukkan bahwa data dalam simbol ini
akan disimpan ke suatu media tertentu.

8. Simbol Manual Input


Untuk memasukkan data secara manual dengan
menggunakan online keyboard.

Sumber: Ladjamudin, 2005

3. Input-output Symbol (Simbol input-output)

Simbol menunjukan jenis peralatan yang digunakan sebagai media input-

output. Simbol tersebut terdapat pada tabel 2.16 sebagai berikut.

Tabel 2.16 Input-output Symbols

No Gambar Keterangan

1. Simbol Input-output
Untuk menyatakan proses input dan output
tanpa tergantung dengan jenis peralatannya.

2. Simbol Punched Card


Untuk menyatakan input berasal dari kartu atau
output ditulis ke kartu.
49

3. Simbol Magnetic-tape Unit


Untuk menyatakan input berasal dari pita
magnetic atau output disimpan ke pita magnetic.

4. Simbol Disk Storage


Untuk menyatakan input berasal dari disk atau
output disimpan ke disk.

5. Simbol Document
Untuk mencetak laporan ke printer.

6. Simbol Display
Untuk menyatakan peralatan output yang
digunakan berupa layer (video, komputer).

Sumber: Ladjamudin, 2005

2.8.2 Pseudocode

Pseudocode merupakan kode yang mirip dengan kode pemrograman yang

sebenarnya. Pseudocode berasal dari kata pseudo (imitasi atau mirip atau

menyerupai), dan code (program). Pseudocode berbasis bahasa pemrograman

seperti PASCAL, atau C++, dan lebih tepat digunakan untuk menggambarkan

algoritma yang akan dikomunikasikan kepada programmer. Pseudocode lebih

rinci dari bahasa Inggris terstruktur, misalnya dalam menyatakan tipe data yang

digunakan (Ladjamudin, 2005).

2.8.2.1 Bahasa Inggris (Indonesia) Terstruktur

Bahasa Inggris terstruktur merupakan alat yang cukup efisien untuk

menggambarkan suatu algoritma. Basis dari bahasa Inggris terstruktur adalah


50

bahasa Inggris, dapat ditulis dalam bahasa Indonesia (lebih dikenal dengan nama

bahasa Indonesia terstruktur). Bahasa Inggris/Indonesia terstruktur merupakan alat

yang digunakan dalam menulis pseudocode. Dasar penggambaran algoritma

menggunakan bahasa manusia.

Bahasa Inggris/Indonesia terstruktur menggambarkan suatu algoritma

yang akan dikomunikasikan kepada pemakai sistem. Penulisan pada bahasa

Inggris/Indonesia terstruktur dan pseudocode selalu menggunakan struktur

penulisan struktur urut, struktur seleksi, dan struktur repetisi/iterasi/looping

(Ladjamudin, 2005).

2.8.3 Data Flow Diagram (DFD)

Diagram aliran data atau data flow diagram (DFD) merupakan model dari

sistem untuk menggambarkan pembagian sistem ke modul yang lebih kecil

(Ladjamudin, 2005). Keuntungan menggunakan data flow diagram (DFD) adalah

pemakai atau user yang kurang menguasai bidang komputer dapat mengerti

sistem yang akan dikerjakan.

2.8.3.1 Diagram Konteks (Context Diagram)

Diagram konteks adalah diagram yang terdiri dari suatu proses dan

menggambarkan ruang lingkup suatu sistem. Diagram konteks merupakan level

tertinggi dari DFD yang menggambarkan seluruh input ke sistem atau output dari

sistem. Ia akan memberi gambaran tentang keseluruhan sistem. Sistem dibatasi

oleh boundary (dapat digambarkan dengan garis putus). Dalam diagram konteks
51

hanya ada satu proses. Tidak ada store dalam diagram konteks (Ladjamudin,

2005).

2.8.3.2 Diagram Zero (Overview Diagram)

Diagram nol/zero adalah diagram yang menggambarkan proses dari data

flow diagram. Diagram nol/zero memberikan pandangan secara menyeluruh

mengenai sistem yang ditangani, menunjukkan tentang fungsi-fungsi utama atau

proses yang ada, aliran data, dan eksternal entitiy. Pada level ini sudah

dimungkinkan adanya/digambarkannya data store yang digunakan. Untuk proses

yang tidak rinci lagi pada level selanjutnya, simbol ’*’ atau ’P’ (functional

primitive) dapat ditambahkan pada akhir nomor proses. Keseimbangan input dan

output (balancing) antara diagram zero dengan diagram konteks harus terpelihara

(Ladjamudin, 2005).

2.8.3.3 Diagram Rinci (Level Diagram)

Diagram rinci adalah diagram yang menguraikan proses apa yang ada

dalam diagram zero atau diagram level di atasnya (Ladjamudin, 2005).

Berikut ini perbedaan simbol DFD yang digunakan oleh beberapa ahli

perancangan sistem pada Tabel 2.17:


52

Tabel 2.17 Perbedaan Simbol DFD

Nama Simbol Simbol DFD versi Yourdan, Simbol DFD veri Gane dan
De Marco, dan lainnya Sarson
Arus Data
Proses
Identifikasi
Deskripsi
Proses

Deskripsi Proses Lokasi fisik (opsional)


Penyimpanan Data

Identifikasi
Entitas Luar

Arus Material

Penyimpanan Data yang Identifikasi


ditunjukkan berulang
kali pada satu diagram

N baris untuk N pengulangan


(tidak termasuk yang pertama)

Simpanan luar yang


ditunjukkan berulang
kali pada satu diagram

Sumber: Ladjamudin, 2005

2.8.4 State Transition Diagram

Interaction diagram dan state chart menampilkan dua pandangan yang

saling melengkapi, tentang perilaku dinamis sebuah sistem. Interaction diagram

menunjukkan pesan-pesan yang dilewatkan diantara obyek-obyek di dalam

sistem, selama periode waktu yang pendek. Sedangkan state chart diagram,

menelusuri individu-individu obyek melalui keseluruhan daur hidupnya,


53

menspesifikasikan semua urutan yang mungkin dari pesan-pesan yang akan

diterima obyek tersebut, bersama-sama dengan tanggapan atas pesan-pesan

tersebut.

State diagram menyediakan variasi simbol dan sejumlah ide untuk

pemodelan. Tipe diagram ini, mempunyai potensi untuk menjadi sangat kompleks

dalam waktu yang singkat. State chart diagram menampilkan state-state yang

mungkin dari sebuah obyek, event yang dapat dideteksi dan respon atas event-

event tersebut. Secara umum, pendeteksian sebuah event dapat menyebabkan

sebuah obyek bergerak dari satu state ke state yang lain, hal ini disebut dengan

transition (Munawar, 2005).

Para pengembang, tentunya harus mengetahui bagaimana obyek-obyek ini

bertindak, karena harus dilakukan implementasi perilaku tersebut ke dalam

perangkat lunak (software). Tidak cukup hanya mengimplementasikan sebuah

obyek, pengembang juga harus membuat obyek tersebut melakukan sesuatu. State

diagram memastikan bahwa obyek-obyek tersebut akan menebak apa yang

seharusnya dilakukan. Dengan gambaran yang jelas tentang perilaku obyek,

kemungkinan tim pengembang akan memproduksi sebuah sistem yang sesuai

dengan peningkatan kebutuhan (Munawar, 2005).

2.8.5 Entity Relationship Diagram (ERD)

ERD adalah suatu model jaringan yang menggunakan susunan data yang

disimpan dalam sistem secara abstrak (Ladjamudin, 2005). ERD digunakan oleh

professional sistem untuk berkomunikasi dengan pemakai eksekutif tingkat tinggi


54

dalam suatu organisasi, selain itu ERD memperlihatkan hubungan antar data store

pada DFD.

2.8.5.1 Elemen Dasar ERD

Elemen dasar ERD menurut Ladjamudin (2005) antara lain:

1 Entity

adalah sesuatu apa saja yang ada di dalam sistem, nyata maupun abstrak

dimana data tersimpan atau dimana terdapat data. Entitas diberi nama

dengan kata benda dan dapat dikelompokkan dalam empat jenis nama,

yaitu orang, benda, lokasi, kejadian (terdapat unsur waktu di dalamnya).

2. Relationship

Pada ERD, Relationship digambarkan dengan sebuah bentuk belah

ketupat. Relationship adalah hubungan alamiah yang terjadi di antara

entitas. Relationship diberi nama dengan kata kerja dasar sehingga

memudahkan untuk melakukan pembacaan relasinya (bisa dengan kalimat

aktif atau kalimat pasif).

3. Relationship Degree

Relationship Degree atau derajat relationship adalah jumlah entitas yang

berpartisipasi dalam satu relationship.

4. Atribut

Atribut adalah sifat atau karakteristik dari tiap entitas maupun tiap

relationship.
55

5. Cardinality

Kardinalitas relasi menunjukkan jumlah maksimum tupel yang dapat

berelasi dengan entitas pada entitas yang lain.

2.8.5.2 Simbol ERD

Berikut ini simbol-simbol yang digunakan pada ERD (Ladjamudin, 2005)

terdapat pada tabel 2.18 berikut ini:

Tabel 2.18 Simbol ERD

Gambar Keterangan

Himpunan Entitas (Entity)

Himpunan Relasi (Relationship)

Atribut

Garis penghubung (Link)

Sumber: Ladjamudin, 2005

2.8.6 Kamus Data

Kamus data adalah katalog fakta tentang data dan kebutuhan-kebutuhan

informasi dari suatu sistem informasi (Jogiyanto, 2005). Kamus data ini sangat

membantu analis sistem dalam mendefinisikan data yang mengalir di dalam

sistem, sehingga pendefinisian data itu dapat dilakukan dengan lengkap dan
56

terstruktur. Pembentukan kamus data dilaksanakan dalam tahap analisis dan

perancangan suatu sistem.

Pada tahap analisis, kamus data merupakan alat komunikasi antara user

dan analis sistem tentang data yang mengalir di dalam sistem, yaitu tentang data

yang masuk ke sistem dan tentang informasi yang dibutuhkan oleh user.

Sementara itu, pada tahap perancangan sistem kamus data digunakan untuk

merancang input, laporan dan database.

Kamus data harus berisi hal-hal berikut ini (Jogiyanto, 2005):

1. Nama arus data

Karena kamus data dibuat berdasarkan arus data yang mengalir di DFD,

maka nama dari arus data juga harus dicatat di kamus data, sehingga

mereka yang membaca DFD dan memerlukan penjelasan lebih lanjut

tentang suatu arus data tertentu di DFD dapat langsung mencarinya dengan

mudah di DFD.

2. Alias

Alias atau nama lain dari data dapat dituliskan bila nama lain ini tidak ada.

Alias perlu ditulis karena data yang sama mempunyai nama yang berbeda

untuk orang atau departemen satu dengan yang lainnya.

3. Bentuk data

Bentuk data ini perlu di catat di kamus data, karena dapat digunakan untuk

mengelompokkan kamus data ke dalam kegunaannya sewaktu

perancangan sistem.
57

4. Arus data

Arus data menunjukkan dari mana data mengalir dan kemana data akan

menuju. Keterangan arus data ini perlu dicatat di kamus data supaya

memudahkan arus data ini di DFD.

5. Penjelasan

Untuk lebih memperjelas lagi tentang makna dari arus data yang dicatat di

kamus data, maka bagian penjelasan dapat diisi dengan keterangan-

keterangan tentang arus data tersebut.

6. Periode

Periode ini menunjukkan kapan terjadinya arus data ini.

7. Volume

Volume yang perlu dicatat di kamus data adalah tentang volume rata-rata

dan volume puncak dari arus data.

8. Struktur data

Struktur data menunjukkan arus data yang dicatat di kamus data terdiri

dari item-item data apa saja.

2.9 Konsep Basis Data

2.9.1 Basis Data

Basis data merupakan kumpulan field, tabel dan arsip yang saling

berhubungan yang disimpan dalam media penyimpanan elektronis (Fathansyah,

2002). Dalam sebuah basis data di sistem merupakan kumpulan dari field yang

saling berhubungan, basis data juga yang memberikan visual dari database yang
58

akan dibangun oleh seorang programer (brainware) dalam membangun sebuah

sistem yang edukatif, informatif dan validitas dalam sebuah data yang akurat.

Pemanfaatan basis data dilakukan untuk tujuan seperti berikut ini

(Fathansyah, 2002):

1. Kecepatan dan Kemudahan

Pemanfaatan basis data memungkinkan untuk dapat menyimpan data atau

melakukan perubahan atau manipulasi terhadap data atau menampilkan

kembali data tersebut dengan lebih cepat dan mudah.

2. Efisiensi ruang penyimpanan

Dengan basis data efisiensi dan optimalisasi penggunaan ruang

penyimpanan dapat dilakukan, karena dapat melakukan penekanan jumlah

redudansi data, baik dengan menerapkan sejumlah pengkodean atau

dengan membuat relasi-relasi antar kelompok data yang saling

berhubungan.

3. Keakuratan

Pemanfaatan pengkodean atau pembentukan relasi antar data bersama

dengan penerapan aturan atau batasan tipe data, domain data, keunikan

data, dan sebagainya, yang secara ketat dapat diterapkan dalam sebuah

basis data, sangat berguna untuk menekan ketidakakuratan pemasukan

atau penyimpanan data.

4. Ketersediaan

Sebuah basis data dapat memiliki data yang disebar di banyak lokasi

geografis. Data nasabah sebuah bank misalnya, dipisah-pisah dan disimpan


59

di lokasi yang sesuai dengan keberadaan nasabah. Dengan pemanfaatan

teknologi jaringan komputer, data yang berada disuatu lokasi dapat juga

diakses di lokasi lain.

5. Kelengkapan

Untuk mengakomodasi kebutuhan kelengkapan data yang semakin

berkembang, maka kita tidak hanya dapat menambah record-record data,

tetapi juga dapat melakukan perubahan struktur dalam basis data.

6. Keamanan

Untuk sistem yang besar dan serius, aspek keamanan juga dapat diterapkan

dengan ketat. Dengan begitu, dapat ditentukan siapa yang boleh

menggunakan basis data beserta objek-objek di dalamnya dan menentukan

jenis-jenis operasi apa saja yang boleh dilakukannya.

7. Kebersamaan pemakai

Pemakai basis data seringkali tidak terbatas pada satu pemakai saja, basis

data yang dikelola oleh sistem yang mendukung lingkungan multiuser,

akan dapat memenuhi kebutuhan ini tetapi tetap dengan menjaga terhadap

munculnya persoalan baru seperti inkonsistensi data atau kondisi deadlock.

2.9.2 DBMS (Database Management System)

DBMS merupakan software yang digunakan untuk mengelola database,

dari pendefinisian database, pengelolaan data, maintenance data, sampai dengan

pengaturan siapa saja yang dapat mengakses dan menggunakan database tersebut

(Sidik, 2005).
60

2.9.3 Basis Data Relational

Pada model relational, basis data akan disebar ke dalam berbagai tabel

dua dimensi. Setiap tabel selalu terdiri atas lajur mendatar yang disebut dengan

baris data dan lajur vertikal yang disebut dengan kolom. Disetiap pertemuan baris

data itulah, item-item data ditempatkan (Fathansyah, 2002).

2.9.4 Normalisasi

Normalisasi akan membantu perancang basis data dengan menyediakan

suatu ujicoba yang berurut yang dapat diimplementasikan pada hubungan

individual, sehingga skema relasi dapat dinormalisasi ke dalam bentuk yang lebih

spesifik untuk menghindari terjadinya error atau inkonsistensi data, bila dilakukan

update terhadap relasi tersebut dengan anomaly (Ladjamuddin, 2005).

Tahapan Normalisasi (Ladjamuddin, 2005):

1. Bentuk Normal Pertama (1NF)

Suatu relasi dikatakan sudah memenuhi bentuk normal kesatu bila:

a. Setiap data dibentuk dalam flat file, data dibentuk dalam satu record

demi satu record nilai dari field berupa “atomic value”.

b. Tidak ada set atribut yang berulang atau bernilai ganda.

c. Telah ditentukannya primary key untuk tabel atau relasi tersebut.

d. Tiap atribut hanya memiliki satu pengertian.

2. Bentuk Normal Kedua (2NF)

Suatu relasi dikatakan sudah memenuhi bentuk normal kedua bila:


61

a. Bentuk data telah memenuhi bentuk normal kesatu.

b. Atribut bukan kunci harus memiliki ketergantungan fungsional

sepenuhnya pada primary key.

3. Bentuk Normal Ketiga (3NF)

Suatu relasi dikatakan sudah memenuhi bentuk normal ketiga bila:

a. Bentuk telah memenuhi kriteria bentuk normal kedua.

b. Atribut bukan kunci haruslah tidak memiliki ketergantungan

transitif, dengan kata lain satu atribut bukan kunci tidak boleh

memiliki ketergantungan fungsional terhadap atribut bukan kunci

lainnya, seluruh atribut bukan kunci pada suatu relasi hanya

memiliki ketergantungan fungsional terhadap primary key di relasi

itu saja.

2.10 Pengujian Black-Box

Pengujian black-box merupakan pengujian yang memungkinkan

perekayasa perangkat lunak mendapatkan serangkaian kondisi input yang

sepenuhnya menggunakan semua persyaratan fungsional untuk suatu program

(Pressman, 2002). Pengujian black-box juga merupakan pendekatan

komplementer yang memungkinkan besar mampu mengungkap kelas kesalahan

daripada metode white-box. Pengujian black-box berusaha menemukan kesalahan

dalam kategori sebagai berikut:

1. Fungsi-fungsi yang tidak benar atau hilang.

2. Kesalahan interface.
62

3. Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal.

4. Kesalahan kinerja.

5. Inisialisasi dan kesalahan terminasi.

2.11 PHP

2.11.1 Definisi PHP

PHP adalah sebuah bahasa pemrograman yang didesain agar dapat

disisipkan dengan mudah ke halaman HTML. PHP memberikan solusi sangat

murah (karena gratis digunakan) dan dapat berjalan di berbagai jenis platform.

Pada awalnya memang PHP berjalan di sistem UNIX dan variannya, namun kini

dapat berjalan dengan lancar di lingkungan sistem operasi Windows. Suatu nilai

tambah yang luar biasa karena proses pengembangan program berbasis web dapat

dilakukan lintas sistem operasi.

Dengan luasnya cakupan sistem operasi yang mampu menjalankan PHP

dan ditambah begitu lengkapnya function yang dimilikinya (tersedia lebih dari

400 function di PHP yang sangat berguna) tidak heran jika PHP semakin

menjadi tren di kalangan programmer web.

Penemu bahasa pemrograman ini adalah Rasmus Lerdorf, yang bermula

dari keinginan sederhana Lerdorf untuk mempunyai alat bantu dalam memonitor

pengunjung yang melihat situs web pribadinya. Inilah sebabnya pada awal

pengembangannya, PHP merupakan singkatan dari Personal Home Page tools,

sebelum akhirnya menjadi Hypertext Preprocessor (Agus, 2008).


63

2.11.2 Kelebihan PHP

Di antara maraknya pemrograman server web saat ini, adalah ASP yang

berkembang menjadi ASP .NET, JSP, CFML, dan PHP. Jika dibandingkan di

antara 3 terbesar pemrograman server web di atas. Terdapat kelebihan dari PHP

itu sendiri, yaitu (Mohamad, 2006):

1. PHP merupakan sebuah bahasa script yang tidak melakukan sebuah

kompilasi dalam penggunaanya. Tidak seperti halnya bahasa pemrograman

aplikasi seperti Visual Basic dan sebagainya.

2. PHP dapat berjalan pada web server yang dirilis oleh Microsoft, seperti IIS

atau PWS juga pada Apache yang bersifat open source.

3. Karena sifatnya yang open source, maka perubahan dan perkembangan

interpreter pada PHP lebih cepat dan mudah, karena banyak milis-milis

dan developer yang siap membantu pengembangannya.

4. Jika dilihat dari segi pemahaman, PHP memiliki referensi yang begitu

banyak sehingga sangat mudah untuk dipahami.

5. PHP dapat berjalan pada 3 operating system, yaitu: Linux, Unux, dan

Windows, dan juga dapat dijalankan secara runtime pada saat consule.

2.12 MySQL

MySQL adalah sistem manajemen database yang bersifat open source.

MySQL adalah pasangan serasi dari PHP. MySQL dibuat dan dikembangkan oleh

MySQL AB yang berada di Swedia.


64

MySQL merupakan sistem manajemen database yang bersifat relasional.

Artinya data-data yang dikelola dalam database akan diletakkan pada beberapa

table yang terpisah sehingga manipulasi data akan menjadi lebih cepat.

MySQL dapat digunakan untuk mengelola database mulai dari yang kecil

sampai dengan yang sangat besar. MySQL juga dapat menjalankan perintah-

perintah Structured Query Language (SQL) untuk mengelola database-database

relasional yang ada di dalamnya (Arief, 2006).

2.13 Literatur Sejenis SPK

Dari hasil pengumpulan data, terdapat beberapa literatur sejenis Sistem

Pendukung Keputusan (SPK), salah satunya yang dibuat oleh Siti Ummi

Masruroh (2005) dengan judul “Sistem Penunjang Keputusan (Decision Support

System) Penjurusan Program Studi Pada Sekolah Menengah Atas (Studi Kasus

SMAN 1 Ciputat)”. Dalam penelitian ini dijelaskan tentang sistem penunjang

keputusan untuk penjurusan di SMAN 1 Ciputat yaitu Jurusan IPA dan IPS dan

pembuatan sistemnya menggunakan Borland Delphi dan MySQL. Dengan adanya

sistem penunjang keputusan ini diharapkan membantu pihak sekolah dalam

menentukan penjurusan bagi siswa/i yang akan masuk ke IPA atau IPS.

Kelebihan yang dapat ditemukan dari sistem ini adalah:

Menyelesaikan permasalahan pengambilan keputusan tentang penjurusan

program studi, karena Sistem Pendukung Keputusan adalah sebagai

sebuah sistem yang dimaksudkan untuk mendukung para pengambil


65

keputusan manajerial dalam situasi keputusan semiterstruktur (Turban,

Aronson, dan Liang, 2005).

Kekurangan yang dapat ditemukan dalam sistem ini adalah:

1. Sistem ini tidak ada keamanan sama sekali misalnya menu admin yang

terdapat username dan password, karena suatu kebijakan dalam sistem

keamanan diantaranya ialah adanya account user dan password.

Keamanan didalam suatu sistem sangat penting karena dengan adanya

keamanan maka data-data yang ada dapat terlindungi agar tidak dapat

dibaca oleh orang yang tidak berhak dan mencegah agar orang yang tidak

berhak tidak menyisipkan atau menghapus data (Deris, 2005).

2. Tidak adanya fasilitas search engine yang berfungsi untuk mencari data

secara cepat, karena search engine adalah fasilitas yang dipergunakan

untuk mengeksplorasi berbagai data, informasi, dan pengetahuan (Anton,

2008).

3. Masih menggunakan bahasa pemrograman Borland Delphi. Borland

Delphi digunakan untuk perancangan aplikasi desktop saja dan terbatasnya

kamampuan portabilitas antar-platform OS (Wahyudi, 2008).


66

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metodologi Pengumpulan Data

Metodologi pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh data dan

informasi yang dibutuhkan. Data dan informasi tersebut digunakan sebagai bahan

yang dapat melengkapi materi uraian dan pembahasan.

Metodologi pengumpulan data yang digunakan adalah studi pustaka, studi

lapangan, dan studi literatur sejenis. Studi lapangan dilakukan dengan cara

pengamatan atau observasi dan wawancara.

3.1.1 Studi Pustaka

Studi pustaka ini dilakukan dengan cara membaca atau mencari literatur

baik berupa buku, artikel, karya-karya ilmiah yang ada kaitannya dengan

penelitian. Pencarian informasi metodologi kepustakaan ini dilakukan di berbagai

perpustakaan, antara lain perpustakaan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, perpustakaan Universitas Gunadarma, dan perpustakaan

Universitas Bina Nusantara yang digunakan untuk membantu dalam penyusunan

skripsi. Data-data yang didapatkan berasal dari buku-buku dan internet, antara

lain yang berkaitan dengan sistem informasi, analytical hierarchy process (AHP),

decision support system (DSS), beberapa hal yang berkaitan dengan penjurusan di

sekolah, teori-teori pengembangan sistem dan hasil penelitian sejenis yaitu skripsi

dengan judul Sistem Penunjang Keputusan (Decision Support System) Penjurusan


67

Program Studi Pada Sekolah Menengah Atas (Studi Kasus SMAN 1 Ciputat) yang

disusun oleh Siti Ummi Masruroh pada tahun 2005. Secara lengkapnya judul buku

dan website tersebut dapat dilihat pada daftar pustaka.

3.1.2 Studi Lapangan

3.1.2.1 Observasi

Observasi atau pengamatan ini dilakukan peninjauan dan penelitian

langsung di lapangan untuk memperoleh dan mengumpulkan data yang

dibutuhkan. Pengamatan dilakukan mulai dari bulan Mei 2009 sampai dengan

November 2009 yang bertempat di MAN 4 Model Jakarta. Adapun observasi

yang dilakukan adalah:

1. Mengamati setiap proses penjurusan yang diberikan oleh bagian

kesiswaan.

2. Mengamati apakah sistem yang ada sudah memenuhi kriteria yang

diinginkan oleh MAN 4 Model Jakarta.

3. Mengamati apakah sistem yang ada dapat mudah digunakan oleh user.

3.1.2.2 Wawancara

Pada wawancara ini dilakukan dengan mengadakan wawancara kepada

Dra. Titik Sumanti selaku Guru Bimbingan Konseling (BK) dan Drs. Agus

Mudhafar selaku WAKA Kurikulum untuk memperoleh data-data penjurusan

program studi serta saran yang diperlukan dalam pembuatan sistem dan

penyusunan skripsi ini. Berdasarkan pengamatan dan wawancara yang dilakukan,


68

dapat dikumpulkan informasi mengenai penjurusan program studi siswa/i, sistem

penjurusan program studi yang berjalan di MAN 4 Model Jakarta, profil MAN 4

Model Jakarta dan permasalahan yang terdapat pada penjurusan program studi.

Wawancara dilakukan di MAN 4 Model Jakarta Jl. Ciputat Raya, Pondok Pinang-

Jakarta Selatan 12440. Adapun kutipan wawancara lengkap dengan narasumber

dapat dilihat pada lembar lampiran.

3.1.3 Studi Literatur Sejenis

Pada tahap ini dilakukan perbandingan terhadap penelitian yang sejenis.

Perbandingan diambil dari penelitian yang disusun oleh Siti Ummi Masruroh

(2005) dengan judul “Sistem Penunjang Keputusan (Decision Support System)

Penjurusan Program Studi Pada Sekolah Menengah Atas (Studi Kasus SMAN 1

Ciputat)”. Adapun studi literatur sejenis dilakukan untuk mendukung analisa

terhadap permasalahan penelitian.

3.2 Metodologi Pengembangan Sistem

3.2.1 Perancangan Sistem

Dalam perancangan sistem penjurusan program studi siswa/i ini

digunakan metode pendekatan terstruktur dengan menggunakan model SDLC

(System Development Life Cycle). Dalam skripsi ini digunakan tahapan SDLC

menurut teori Al-Bahra bin Ladjamudin (2005), yang berfungsi untuk

menggambarkan tahapan-tahapan utama dan langkah-langkah dari setiap tahapan

yang secara garis besar terbagi ke dalam tiga tahapan utama, yaitu antara lain:
69

1. Analisis

Pada tahap analisis dilakukan analisa sistem penjurusan program studi

siswa/i yang sedang berjalan pada MAN 4 Model Jakarta. Selain

menganalisa sistem yang sedang berjalan, tahapan analisa ini juga

digunakan untuk dapat merancang sistem baru atau melakukan perbaikan

sistem yang telah ada. Adapun tahapan analisa sistem yang dilakukan

antara lain:

a) Deteksi Masalah (Problem Detection)

Identifikasi permasalahan yang ada pada sistem penjurusan program

studi siswa/i yang sedang berjalan sehingga dapat diketahui

permasalahan yang ada pada sistem yang berjalan dan dapat

diberikan solusi pemecahan masalah untuk perbaikan sistem.

b) Penelitian/Investigasi Awal (Initial Investigation)

Penelitian atau investigasi awal untuk penulisan skripsi ini dilakukan

dengan dua cara, antara lain:

a) Investigasi secara langsung, yaitu dengan menggunakan

wawancara (interview), pengamatan (observation), dan studi

literatur sejenis (study literature).

b) Investigasi secara tidak langsung yaitu dengan mempelajari

aliran prosedur (procedure flow) yang ada pada penjurusan

program studi siswa/i MAN 4 Model Jakarta.

c) Analisa Kebutuhan Sistem (Requirement Analysis)


70

Pada tahap ini dilakukan analisa sistem berjalan yaitu dengan

menggunakan bagan alir (flowchart), yaitu dengan menggunakan

flowchart pada sistem yang sedang berjalan sehingga dapat lebih

mempermudah dalam menganalisa kebutuhan sistem penjurusan

program studi siswa/i, kemudian mendeskripsikan mengenai

masukan (input) dan keluaran (output) pada sistem yang sedang

berjalan.

Kemudian menggambarkan sistem penjurusan program studi siswa/i

yang baru sesuai dengan keinginan/kebutuhan pemakai, dalam tahap

ini digunakan bagan alir (flowchart) untuk menggambarkan

penjurusan program studi siswa/i yang baru sebagai sistem usulan.

d) Mensortir Kebutuhan Sistem (Generation of System Alternatives)

Setelah semua kebutuhan sistem dianalisa dan dirinci, langkah

selanjutnya adalah mensortir kebutuhan sistem dan memilih sistem

yang terbaik untuk diterapkan.

e) Memilih Sistem yang Baik (Selection of Proper System)

Langkah terakhir ditahap analisa adalah memilih sistem yang terbaik

dalam merancang bangun Sistem Pendukung Keputusan penjurusan

program studi yang dibutuhkan.


71

2. Perancangan

Setelah dilakukan analisis sistem kemudian dilakukan tahap perancangan

yang dilakukan untuk men-design sistem penjurusan program studi siswa/i

yang baru, yang dapat menyelesaikan ataupun memperkecil permasalahan

dalam sistem penjurusan program studi siswa/i. Ada tiga jenis perancangan

yang digunakan dalam membuat sistem penjurusan program studi siswa/i

ini, antara lain:

a) Perancangan Masukan (input)

Pada tahapan ini akan dilakukan proses perancangan form atau

perancangan antarmuka program yang diperlukan dengan

menentukan kebutuhan input dari sistem penjurusan program studi

siswa/i yang baru.

b) Perancangan Keluaran (output)

Pada tahapan ini akan dilakukan proses perancangan output dari

sistem penjurusan program studi siswa/i yang berupa berupa

tampilan-tampilan layar (interface system).

c) Perancangan File

Pada tahapan ini akan dilakukan proses perancangan basis data dari

sistem penjurusan program studi siswa/i yang baru, dengan

menggunakan tools Entity Relationship Diagram (ERD), yaitu

dengan menggambarkan hubungan antar entity yang ada pada DFD.

Kemudian membuat kamus data berdasarkan ERD yang telah dibuat,

pembuatan basis data fisik, merancang normalisasi tabel pada


72

database untuk mendapatkan suatu tabel normal yang tidak memiliki

redundancy data, dan terakhir membuat struktur/spesifikasi basis

data.

3. Implementasi

Tahap implementasi ini dilakukan sebagai proses untuk menerapkan

sistem penjurusan program studi siswa/i yang telah dibangun agar user

dapat menggunakannya untuk menggantikan sistem yang lama. Pada tahap

ini juga dilakukan transfer dari hasil rancangan ke dalam pengkodean

program. Dalam mendesain sistem penjurusan program studi siswa/i ini

digunakan PHP sebagai kode pemrograman dan MySQL sebagai

database-nya. Setelah dilakukan programming dilakukan pengetesan

dengan memasukkan sejumlah data ke dalam program tersebut, dan akan

dilihat hasilnya, serta cara pemrosesan yang dilakukan oleh program

tersebut. Dalam pengujian akan digunakan black-box testing.

3.2.2 Perancangan Model

Dalam merancang dan membangun sistem pendukung keputusan

penjurusan program studi ini, perancangan model yang digunakan adalah model

Analytical Hierarchy Process (AHP), yang dikutip dari, Perdana (2009), dan

Taylor III (2005). Metodologi perancangan model ini digunakan sebagai

perhitungan solusi.
73

3.2.3 Perancangan Menu Flow

Dalam perancangan dan pembangunan Sistem Pendukung Keputusan

berbasis web ini, perlu dilakukan perancangan menu flow dengan menggunakan

STD (State Transition Diagram), berdasarkan teori dari buku Munawar (2005).

3.3 Kerangka Penelitian

Berikut ini adalah kerangka penelitian dari penelitian yang dilakukan.

Studi Pustaka
Observasi

Studi Lapangan

Wawancara

Pengumpulan Data Studi Literatur Sejenis

Profil Organisasi

Struktur Organisasi

Tugas dan Fungsi

Analisis Deteksi Masalah


Flowchart Sistem Berjalan
Penelitian dan Investigasi Awal
Flowchart Sistem Usulan

Analisa Kebutuhan Sistem Flowchart ProgramUsulan

Metodologi Terstruktur dengan


Pseudocode
Model Pengembangan System
Pengembangan Sistem Development Life Cycle ( SDLC)
(Ladjamudin,2005) Input
Mensortir Kebutuhan Sistem

Processing

Output

Memilih Sistem yang Baik

Gambar 3.1 Kerangka Penelitian


74

Metodologi Terstruktur dengan Analitic Hierarchy Process (AHP)


Model Pengembangan System Desain Perancangan Model SPK
Development Life Cycle (SDLC) (Perdana, 2009), (Taylor III, 2005)
(Ladjamudin,2005)

Perancangan Masukan Diagram Konteks Sistem yang Diusulkan

Diagram Zero Sistem yang Diusulkan

Diagram Level 1

Diagram Level 2

Perancangan Files ERD

Tranformasi ERD ke LRS

Normalisasi

Spesifikasi Basis Data

Kamus Data

State Transition Diagram (STD)


Perancangan Menu Flow
Munawar, 2005

Perancangan Keluaran

Implementasi Pemprograman dan Blackbox Testing


Pengujian Perangkat Lunak (Pressman, 2002)

Fitur Sistem

Gambar 3.2 Kerangka Penelitian (lanjutan)


75

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Profil Organisasi

Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 4 Model Jakarta berdiri sejak tahun 1998.

Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 4 Model Jakarta adalah sebuah lembaga

Pendidikan Agama Islam negeri yang memadukan dua unsur pendidikan yaitu

pendidikan agama dan pendidikan Umum, sebuah kolaborasi yang sangat ideal.

MAN 4 Model Jakarta adalah satu dari 38 MAN Model di Indonesia. Hadir

dengan konsep globalisasi namun tidak meninggalkan pendidikan agama Islam

yang sudah menjadi pegangan setiap muslim. MAN 4 Model Jakarta seakan

membawa angin segar bagi setiap umat muslim di tengah hiruk pikuknya

kemajuan zaman yang secara drastis mengubah gaya hidup manusia. MAN 4

Model Jakarta telah menghadirkan sebuah cakrawala baru di dunia pendidikan

Indonesia yang senantiasa melahirkan para intelektual-intelektual muslim yang

mampu memberi coretan indah di lembaran baru Indonesia.

4.1.1 Visi dan Misi MAN 4 Model Jakarta

MAN 4 Model Jakarta memiliki visi dan misi dalam menjalankan kegiatan

proses belajar mengajar. Visi MAN 4 Model Jakarta adalah Pengembang

pendidikan Islami unggul dalam prestasi. Sedangkan Misi MAN 4 Model Jakarta

adalah:
76

1. Menjadikan agama Islam sebagai ruh dan sumber nilai

pengembangan madrasah.

2. Pengembangan PBM bernuansa Islam.

3. Menjadikan orang tua murid dan masyarakat sebagai mitra dan

modal kerja madrasah.

4. Menjalin kerjasama dengan masyarakat dan instansi yang peduli

pendidikan.

5. Menyiasati kurikulum secara cermat dan akurat.

6. Menempatkan tugas guru secara cermat dan akurat.

7. Menambah dan mengembangkan sarana pendukung pembelajaran.

8. Mendorong semangat siswa dan guru dan seluruh komponen

madrasah lainnya untuk belajar dan bekerja keras.

9. Mendorong madrasah sebagai wahana pengembangan potensi siswa.

4.1.2 Struktur Organisasi MAN 4 Model Jakarta

Stuktur organisasi MAN 4 Model Jakarta terdiri dari:


77

Komite
Kepala Madrasah
Madrasah

Wakil Manajemen
Mutu

KA. Tata Usaha

ADM. ADM.
Kepegawaian Keuangan Kesiswaan Pembelajaran

ADM. ADM.
ADM. IKN ADM. Umum
Laboratorium Perpustakaan

Pramukantor

WAKA. WAKA. Kurikulum WAKA. Kesiswaan WAKA. Humas


Pengembangan Mutu

Koordinator Koord-Koord
Ketua-ketua MGMP Data Center/PDD Koord. BK
Perpustakaan Labolatorium

Wali Kelas Guru

Siswa

Gambar 4.1 Stuktur organisasi MAN 4 Model Jakarta (WAKA. Kurikulum, 2009)

4.1.3 Tugas dan Fungsi

Jabatan Tugas dan Fungsi

A. WAKA Kurikulum A. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan


(KTSP):
1. Menyusun KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan).
2. Bersama Kepala Madrasah bertanggungjawab
atas tersusunnya KTSP.
3. WAKA. Kurikulum bertanggungjawab atas
pelaksanaan penyusunan KTSP.
78

4. Membuat jadwal penyusunan silabus setiap guru


mata pelajaran sesuai dengan Standar Isi, Standar
Kelulusan, dan Panduan Penyusunan KTSP
melalui MGMP.

B. Kalender Pendidikan:
1. Menyusun kalender pendidikan/akademik
yang meliputi jadwal pembelajaran, ulangan,
ujian, kegiatan ekstrakurikuler, dan hari libur.
2. Menyusun jadwal penyusunan KTSP.
3. Menyusun mata pelajaran yang dijadwalkan
pada semester gasal, dan semester genap.

C. Program Pembelajaran:
1. Menjamin mutu kegiatan pembelajaran untuk
setiap mata pelajaran dan program pendidikan
tambahan yang dipilihnya.
2. Menetapkan agar setiap guru bertanggung
jawab terhadap mutu kegiatan pembelajaran
untuk setiap mata pelajaran yang diampunya.

D. Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik:


1. Menyusun program penilaian hasil belajar yang
berkeadilan, bertanggung jawab dan ber-
kesinambungan.
2. Penyusunan program penilaian hasil relajar
didasarkan pada standar penilaian pendidik
an.
3. Menilai hasil belajar untuk seluruh kelompok
mata pelajaran, dan membuat catatan
keseluruhan, untuk menjadi bahan program
remedial, klarifikasi capaian ketuntasan yang
direncanakan.
4. Membuat laporan kepada pihak yang
memerlukan, pertimbangan kenaikan kelas atau
kelulusan, dan dokumentasi.
5. Mensosialisasikan seluruh program hasil belajar
6. Meninjau program penilaian hasil belajar kepada
guru.
7. Menetapkan prosedur yang mengatur
transparansi sistem evaluasi hasil belajar untuk
penilaian formal yang berkelanjutan.
8. Menyiapkan seperangkat metode penilaian
9. Menyusun ketentuan pelaksanaan penilaian hasil
belajar sesuai dengan satandar pendidikan
10. Memantau kemajuan yang dicapai oleh peserta
79

didik, mendokumentasikan secara sistematis,


dan digunakan sebagai balikan kepada peserta
didik untuk perbaikan secara berkala.
11. Mendokumentasikan penilaian yang disertai
bukti kesahihan, keandalan, dan dievaluasi
secara periodik untuk perbaikan metode
penilaian.
12. Melaporkan hasil belajar kepada orang tua
peserta didik, komite sekolah/madrasah, dan
institusi diatasnya.
B. Guru Bimbingan Konseling 1. Mensosialisasikan BK kepada semua civitas
akademi madrasah.
2. Merencanakan program BK (terutama program
program satuan layanan satuan pendukung).
3. Melaksanakan program SATLAN BK.
4. Melaksanakan program SATKUNG BK.
5. Menilai proses dan hasil pelaksanaan SATLAN
dan SATKUNG.
6. Menganalisis hasil penilaian layanan dan
kegiatan pendukung BK.
7. Melaksanakan tindak lanjut berdasarkan hasil
penilaian layanan dan kegiatan pendukung BK
8. Mengadministrasikan kegiatan SATLAN dan
SATKUNG BK yang dilaksanakan.
9. Mempertanggungjawabkan tugas dan kegiatan-
nya dan pelayanan BK secara menyeluruh
kepada koordinator BK serta kepala madrasah.
10. Mempersiapkan diri menerima dan
berpartisipasi aktif dalam kegiatan
kepengawasan oleh pengawas.
80

4.2 Analisis

Tahapan analisis ini digunakan untuk mengetahui masalah yang terdapat

dalam sistem penjurusan program studi siswa/i dan mendapatkan solusi dari

masalah tersebut.

4.2.1 Deteksi Masalah

Identifikasi permasalahan yang ada pada sistem penjurusan program studi

siswa/i yang sedang berjalan sehingga dapat diketahui permasalahan yang ada

pada sistem yang berjalan dan dapat diberikan solusi pemecahan masalah untuk

perbaikan sistem.

Permasalahan yang terjadi yang berhubungan dengan sistem penjurusan

program studi siswa/i adalah sebagai berikut:

1. Bagian Bimbingan Konseling (BK) dan Bagian Kurikulum merasa

kesulitan dalam melakukan proses penjurusan karena proses sinkronisasi

antara minat siswa, nilai akademik, dan psikotes untuk penjurusan

program studi siswa/i masih bersifat manual.

2. Tidak adanya sistem yang dapat memberikan alternatif solusi dalam

penjurusan program studi siswa/i.

3. Belum adanya prosedur baku dengan standarisasi bobot nilai yang

digunakan untuk menentukan penjurusan program studi.

Berdasarkan deteksi masalah, diusulkan pembuatan Sistem Pendukung

Keputusan yang dapat menganalisa dan mensimulasikan masalah yang dihadapi

dengan menggunakan Analitical Hierarchy Process (AHP). Dimana AHP ini


81

dimulai dengan membuat struktur hirarki atau jaringan dari permasalahan yang

ingin diteliti.

Di dalam hirarki terdapat tujuan utama, kriteria-kriteria, dan alternatif-

alternatif yang ingin dibahas. Perbandingan berpasangan dipergunakan untuk

membentuk hubungan di dalam struktur. Hasil dari perbandingan berpasangan ini

akan membentuk matriks dimana skala rasio diturunkan dalam bentuk bobot

vektor preferensi atau eigenvector. Bobot vektor preferensi ini akan digunakan

untuk mencari bobot masing-masing jurusan.

4.2.2 Penelitian/investigasi Awal

Pada penelitian/investigasi awal, telah dilakukan wawancara, observasi

dan studi literatur sejenis. Dari hasil wawancara dengan Guru Bimbingan

Konseling MAN 4 Model Jakarta, Dra. Hj.Titi Sumanti dan Bagian Kurikulum

MAN 4 Model Jakarta, Drs. Agus Mudhafar maka diperoleh informasi-informasi

apa saja yang dibutuhkan. Informasi tersebut adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana proses sistem penjurusan program studi siswa/i yang berjalan.

2. Diperoleh data mengenai profil sekolah.

3. Kriteria-kriteria baku yang dibutuhkan dalam penentuan penjurusan

program studi siswa/i.

4. Permasalahan-permasalahan yang muncul pada sistem yang masih

dilakukan secara manual.

5. Sistem yang diinginkan sesuai kebutuhan untuk proses penjurusan

program studi siswa/i.


82

Dari hasil pengumpulan data, terdapat beberapa studi literatur sejenis

Sistem Pendukung Keputusan (SPK), salah satunya yang disusun oleh Siti Ummi

Masruroh (2005) dengan judul “Sistem Penunjang Keputusan (Decision Support

System) Penjurusan Program Studi Pada Sekolah Menengah Atas (Studi Kasus

SMAN 1 Ciputat)”. Adapun perbandingan sistem studi literatur sejenis SPK

dengan sistem yang diusulkan sebagai berikut:

Tabel 4.1 Perbandingan Sistem

Parameter Studi Literatur Sejenis Sistem yang Diusulkan

Keamanan Data Sistem ini tidak ada Sistem ini terdapat keamanan
keamanan sama sekali data yaitu username dan
misalnya menu admin yang password
terdapat username dan
password

Fasilitas search Tidak adanya fasilitas search Adanya fasilitas search engine
engine engine yang berfungsi untuk yang berfungsi untuk mencari
mencari data secara cepat data secara cepat

Bahasa Masih menggunakan bahasa Menggunakan bahasa pemro-


pemrograman pemrograman Borland graman PHP. Bahasa pemro-
Delphi. Borland Delphi graman PHP bersifat open
digunakan untuk perancangan source.
aplikasi desktop saja

Grafik (Chart) Tidak adanya fitur Chart Adanya fitur Chart penjurusan
penjurusan yang dapat yang dapat menampilkan bobot
menampilkan bobot hasil hasil penjurusan
penjurusan

Penambahan Tidak adanya fitur Adanya fitur penambahan


kriteria penambahan kriteria untuk kriteria untuk dapat melakukan
dapat melakukan penambah- penambahan kriteria yang
an kriteria yang diinginkan diinginkan
83

4.2.3 Analisa Kebutuhan Sistem

Menganalisa kebutuhan sistem merupakan tahapan ketiga dati tahap

analisa SDLC versi Al-Bahra Bin Ladjamudin. Dalam menganalisa kebutuhan

sistem hal yang pertama adalah menganalisa sistem yang sedang berjalan pada

penjurusan program studi siswa/i MAN 4 Model Jakarta.

4.2.3.1 Flowchart Sistem Berjalan

Alur sistem yang berjalan diawali dengan Guru Bimbingan Konseling

(BK) dan WAKA Kurikulum membuat angket penjurusan program studi. Setelah

angket penjurusan program studi dirancang, selanjutnya Guru BK membagikan

angket penjurusan program studi kepada masing-masing siswa kelas X untuk diisi

agar dapat memilih jurusan yang diinginkan masing-masing siswa/i MAN 4

Model Jakarta yaitu jurusan IPA, IPS, BAHASA ARAB, dan BAHASA

JEPANG.

Setelah masing-masing siswa/i mengisi angket penjurusan program studi,

lalu Guru BK mengumpulkan angket yang telah diisi. Hasil dari angket yang telah

terkumpul tersebut kemudian dikolaborasi dengan hasil tes psikologi dan nilai

akademik masing-masing siswa/i. Jika hasil yang telah dikolaborasi tersebut

sesuai, maka akan langsung ditentukan jurusan yang dipilih oleh siswa, namun

jika tidak sesuai maka Guru BK akan mengarahkan siswa ke jurusan lain. Berikut

ini adalah flowchart dokumen dari sistem penjurusan program studi siswa/i yang

berjalan, lihat gambar 4.2.


84

Guru BK dan WAKA


Siswa
Kurikulum

Gambar 4.2 Flowchart Sistem Berjalan


85

4.2.3.2 Flowchart Sistem yang Diusulkan

Dari hasil analisa flowchart sistem berjalan yang masih manual, maka

dibuatlah flowchart sistem usulan yang dapat membantu dalam menentukan

penjurusan program studi siswa/i yang akan naik ke kelas XI dan memudahkan

Guru BK dan WAKA Kurikulum dalam menentukan penjurusan siswa/i. Berikut

ini dapat digambarkan flowchart sistem yang diusulkan pada gambar 4.3.

User

Gambar 4.3 Flowchart Sistem Usulan


86

User

Gambar 4.4 Flowchart Sistem Usulan (Lanjutan)

Flowchart sistem usulan dimulai dengan user memasukkan nilai

perbandingan kriteria sesuai dengan nilai preferensi Analytical Hierarchy Process

(AHP). Setelah memasukkan nilai perbandingan kriteria, selanjutnya

menentukan bobot vektor preferensi, dan nilai CI dan nilai CR. Jika nilai yang

dimasukkan memiliki Concistency Ratio < 0,10, maka data yang dimasukkan
87

adalah konsisten dan jika Consistency Ratio > 0,10, maka data yang dimasukkan

tidak konsisten. Konsistensi ini dapat terlihat dari proses penyimpanan dan adanya

kotak dialog pesan dan bobot vektor preferensi tersimpan di database.

Selanjutnya melakukan proses menghitung penjurusan dengan cara

memilih salah satu siswa/i atau semua siswa/i yang ingin dilakukan perhitungan

dan melakukan proses generate untuk dapat melihat hasil penjurusan siswa/i dan

disimpan di dalam database, hasil penjurusan tersebut kemudian dicetak untuk

dijadikan sebagai laporan penjurusan program studi siswa/i.

4.2.3.3 Flowchart Program yang Diusulkan

Flowchart program digunakan untuk memberikan gambaran rinci tentang

aturan instruksi yang disusun oleh program. Berikut ini dapat digambarkan

flowchart program yang diusulkan pada gambar 4.5.


88

4.2.3.3.1Flowchart Program untuk menghitung hasil penjurusan

Mulai

Input
P1, NA1, NA2

Tidak

Data yang di input


>= 1 dan <= 9

Ya

Matriks Normalisasi (n) = nilai kriteria


(n) / jumlah nilai kriteria (n)

Bobot Nilai Vektor = jumlah nilai


vektor / n

CI = Bobot Nilai Vektor - n


n-1

Nilai CR = CI / RI

Tampilan data If
tidak konsisten Tidak CR < 0,1

Ya

Simpan Bobot Vektor Preferensi


Eigenvektor

Gambar 4.5 Flowchart program untuk menghitung hasil penjurusan


89

Perkalian Matriks = jumlah (nilai


kriteria yang di pilih * nilai akademik *
bobot vektor preferensi)

Simpan Hasil Penjurusan


Hasil

Selesai

Gambar 4.6 Flowchart program untuk menghitung hasil penjurusan (lanjutan)

4.2.4 Pseudocode

Bentuk struktur pseudocode sebagai berikut:

Mulai

Ambil jumlah K = n
Baca K (n)
Total_K(n) = K1 + K2 + K3 + ……K(n)
90

Normalisasi_K1_1 = K1_1/Total_K1
Normalisasi_K1_2 = K1_2/Total_K1
Normalisasi_K1_3 = K1_3/Total_K1
Normalisasi_K1_n = K1_n/Total_K1

Normalisasi_K2_1 = K2_1/Total_K2
Normalisasi_K2_2 = K2_2/Total_K2
Normalisasi_K2_3 = K2_3/Total_K2
Normalisasi_K2_n = K2_n/Total_K2

Normalisasi_K3_1 = K3_1/Total_K3
Normalisasi_K3_2 = K3_2/Total_K3
Normalisasi_K3_3 = K3_3/Total_K3
Normalisasi_K3_n = K3_n/Total_K3

Normalisasi_K(n)_1 = Kn_1/Total_K(n)
Normalisasi_K(n)_2 = Kn_2/Total_K(n)
Normalisasi_K(n)_3 = Kn_3/Total_K(n)
Normalisasi_K(n)_n = Kn_n/Total_K(n)

Rata_baris1 = ((Normalisasi_K1_1
+ Normalisasi_K2_1
+ Normalisasi_K3_1
+ ……Normalisasi_K_n/(n)

Rata_baris2 = ((Normalisasi_K1_2
+ Normalisasi_K2_2
+ Normalisasi_K3_2
+ ……Normalisasi_K_n/(n)

Rata_baris3 = ((Normalisasi_K1_3
+ Normalisasi_K2_3
+ Normalisasi_K3_3
+ ……Normalisasi_K_n/(n)

Rata_baris(n) = ((Normalisasi_K1_(n)
+ Normalisasi_K2_(n)
+ Normalisasi_K3_(n)
+ ……Normalisasi_K(n)_n)/
(n)
VP1 = (K1_1)(rata_baris1)+(K2_1)(rata_baris2)
+(K3_1)(rata_baris3)+(K(n))
(rata_baris(n))

VP2 = (K1_2)(rata_baris1)+(K2_2)(rata_baris2)
91

+(K3_2)(rata_baris3)+(K(n))
(rata_baris(n))

VP3 = (K1_3)(rata_baris1)+(K2_3)(rata_baris2)
+(K3_3)(rata_baris3)+(K(n))
(rata_baris(n))

VP(n) = (K1_(n))(rata_baris1)+(K2_(n))
(rata_baris2)+(K3_(n))(rata_baris3)+
(K(n))(rata_baris(n))

A1 = K1/rata_baris1
A2 = K2/rata_baris2
A3 = K3/rata_baris3
A(n) = K(n)/rata_baris(n)

Total A = (A1 + A1 + A3 + ……A(n))/ n


CI = ((Total A – n)/n-1)
CR = CI/RI

JiKa (CR < 0.1) maka


Konsisten = < 0.1
Lainnya
Kembali ke Mulai
Menyimpan Rata_baris1,
Rata_baris2,
Rata_baris3,
Rata_baris (n)

Baca K1, K2, K3, K(n)


Rata_baris1, Rata_baris2, Rata_baris3,
Rata_baris (n)

Standar_ipa = 0.35
Standar_ips = 0.30
Standar_arb = 0.20
Standar_jpg = 0.15
Total_standar = (Standar_ipa + standar_ips
+ standar_arb +
standar_jpg)

K1_1 = Jika (IPA) maka


K1 = standar_ipa/total_standar
Lainnya
Jika (IPS) maka
K1 = standar_ips/total_standar
Lainnya
92

Jika (Bahasa Arab) maka


K1 = standar_arb/total_standar
Lainnya
Jika (Bahasa Jepang) maka
K1 = standar_jpg/total_standar
K1_2 = 0
K2_1 = Jika (IPA) maka
K1 = standar_ipa/total_standar
Lainnya
Jika (IPS) maka
K1 = standar_ips/total_standar
Lainnya
Jika (Bahasa Arab) maka
K1 = standar_arb/total_standar
Lainnya
Jika (Bahasa Jepang) maka
K1 = standar_jpg/total_standar
K2_2 = 0
K(n) = Jika (IPA) maka
K1 = standar_ipa/total_standar
Lainnya
Jika (IPS) maka
K1 = standar_ips/total_standar
Lainnya
Jika (Bahasa Arab) maka
K1 = standar_arb/total_standar
Lainnya
Jika (Bahasa Jepang) maka
K1 = standar_jpg/total_standar
K(n)_n = 0
AK1 = Total_nilai_K1/Total_akademik
AK2 = Total_nilai_K2/Total_akademik
AK(n)= Total_nilai_K(n)/Total_akademik
M1 = (K1_1 * Rata_baris1) + (K2_1 * Rata_baris2)
+(K3_1 * Rata_baris3) + ……K(n)_n
* Rata_baris(n))
M2 = (K2_2 * Rata_baris1) + (K2_2 * Rata_baris2)
+(K3_2 * Rata_baris3) + ……K(n)_n
* Rata_baris(n))
M(n) = (Kn_n * Rata_baris1) + (Kn_n * Rata_baris2)
+(Kn_n * Rata_baris3) + ……K(n)_n
* Rata_baris(n))

Simpan M1, M2, M(n)


Hasil
Selesai
93

4.2.5 Mensortir Kebutuhan Sistem

Pada tahap ini akan dianalisa alternatif sistem yang digunakan untuk

menyelesaikan masalah penjurusan program studi siswa/i dengan melakukan

perbandingan sistem yang berjalan dengan sistem yang diusulkan.

4.2.5.1 Input

Alternatif input digunakan untuk menentukan sistem mana yang terbaik

untuk diterapkan dalam memasukkan transaksi dan kecepatan proses transaksi.

Tabel 4.2 Alternatif input untuk menentukan sistem mana yang terbaik

Sistem yang Berjalan Sistem yang Diusulkan

Sistem yang berjalan masih Data siswa/i yang diinginkan dapat

terdapat kesulitan dalam langsung dilihat dalam sistem. Kriteria

menentukan penjurusan masing- untuk masing-masing penjurusan sudah

masing siswa/i yang akan naik ke tersedia dan Guru Bimbingan Konseling

kelas XI dan dalam menentukan (BK) dapat langsung memasukkan bobot

kriteria untuk masing-masing nilai sesuai dengan skala dasar yang

jurusan, serta tidak adanya bobot ditampilkan dalam sistem dan dapat

nilai yang dimasukkan untuk mengetahui hasil proses perhitungan.

keperluan proses penjurusan

program studi siswa/i.


94

4.2.5.2 Processing

Alternatif processing digunakan untuk menentukan sistem processing

mana yang baik untuk diterapkan, agar tidak terjadi subyektifitas.

Tabel 4.3 Alternatif processing untuk menentukan sistem processing

Sistem yang Berjalan Sistem yang Diusulkan

Tidak adanya suatu sistem perhitungan Tersedianya proses perhitungan

yang tepat terhadap masing-masing dengan menggunakan Analytical

siswa/i yang akan naik ke kelas XI, Hierarchy Process (AHP) dalam

sehingga proses penjurusan menentukan penjurusan program studi

membutuhkan waktu yang lama dan siswa/i dan juga proses penjurusan

tidak efektif. tidak akan membutuhkan waktu

banyak.

4.2.5.3 Output

Alternatif output digunakan untuk menentukan output mana yang terbaik

untuk diterapkan dalam memproses laporan hasil penjurusan.


95

Tabel 4.4 Alternatif output untuk menentukan output mana yang terbaik

Sistem yang Berjalan Sistem yang Diusulkan

Laporan hasil penjurusan yang ada Didalam sistem terdapat cetak laporan

masih berbentuk dokumen sehingga terhadap hasil yang sudah diproses

dapat mudah rusak dan hilang. dan dapat tersimpan dalam database.

4.2.6 Memilih Sistem yang baik

Setelah membuat alternatif-alternatif untuk mensortir kebutuhan sistem,

maka langkah selanjutnya dilakukan pemilihan sistem yang baik. Berikut ini dapat

digambarkan tabel perbandingan kebutuhan sistem sehingga dapat menemukan

hanya satu sistem yang terbaik.

Tabel 4.5 Kelebihan dan Kekurangan Sistem Berjalan

Kelebihan Kekurangan

Tidak membutuhkan biaya yang besar a. User mengalami kesulitan dalam

untuk menggunakan sistem yang menentukan jurusan untuk siswa/i

berjalan. yang akan naik ke kelas XI.

b. Tidak adanya sinkronisasi antara

minat siswa, psikotes, dan nilai

akademik.
96

Tabel 4.6 Kelebihan dan Kekurangan Sistem yang Diusulkan

Kelebihan Kekurangan

a. Sudah memenuhi fungsi-fungsi yang User membutuhkan waktu yang lama

diinginkan user untuk proses dalam pemakaian sistem penjurusan

penjurusan siswa/i. program studi siswa/i yang dibuat.

b. Adanya suatu metode perancangan

model yaitu metode AHP (Analytical

Hierarchy Process) yang dapat

membantu dalam melakukan

perhitungan untuk penentuan jurusan

bagi siswa/i yang akan naik ke kelas

XI.

c. Proses yang terjadi tidak akan

membutuhkan banyak waktu karena

sudah adanya sistem yang membantu

untuk proses penjurusan program

studi siswa/i.

d. Laporan hasil proses penjurusan

program studi siswa/i tersimpan

secara aman dan teratur dalam

database, sehingga tidak akan

mudah rusak dan hilang.


97

4.3 Perancangan

Setelah tahap analisis selesai, maka tahap selanjutnya yang akan dilakukan

adalah tahap perancangan sistem. Dibawah ini akan dijelaskan mengenai

perancangan sistem yang akan dibangun.

4.3.1 Perancangan Model Sistem Pendukung Keputusan

4.3.1.1 Analytic Hierarchy Process (AHP)

Struktur hirarki :

Level 1 Penentuan Penjurusan


Tujuan

Psikotes Minat Nilai


Level 2 Siswa Akademik
Kriteria

Level 3 IPA IPS BAHASA BAHASA


ARAB JEPANG
Alternatif

Gambar 4.7 Struktur Hirarki SPK Program Studi

Keterangan Gambar adalah sebagai berikut:


98

Tabel 4.7 Struktur Hirarki SPK Program Studi

Level Keterangan
Level 1 (Tujuan) Merupakan tujuan dari penelitian yaitu penentuan
penjurusan.
Level 2 (Kriteria) Kriteria 1  Kriteria 3
1. Kriteria 1 : Psikotes

2. Kriteria 2 : Minat Siswa

3. Kriteria 3 : Nilai Akademik

Level 3 (Alternatif) Merupakan alternatif dari penelitian yaitu berbagai


jurusan yang ingin dipilih berdasarkan kriteria-
kriteria yang terdapat pada level 2.

Kriteria di atas ditetapkan berdasarkan hasil wawancara terhadap Guru

Bimbingan Konseling MAN 4 Model Jakarta, Dra. Hj.Titi Sumanti, serta WAKA

Kurikulum, Drs. Agus Mudhafar (keterangan wawancara terlampir).

1. Mengembangkan matriks perbandingan pasangan untuk tiap alternatif

keputusan berdasarkan tiap kriteria.


99

Kriteria 1: Psikotes

Tabel 4.8 Matriks Perbandingan Pasangan – Kriteria 1

Psikotes
Jurusan Skala
IPA IPS B.Arab B.Jepang

IPA 1 9/7 9/5 9/3 9

IPS 7/9 1 7/5 7/3 7

B.Arab 5/9 5/7 1 5/3 5

B.Jepang 3/9 3/7 3/5 1 3

Kriteria 2: Minat Siswa

Tabel 4.9 Matriks Perbandingan Pasangan – Kriteria 2

Minat Siswa
Jurusan Skala
IPA IPS B.Arab B.Jepang

IPA 1 6/5 6/3 6/2 6

IPS 5/6 1 5/3 5/2 5

B.Arab 3/6 3/5 1 3/2 3

B.Jepang 2/6 2/5 2/3 1 2


100

Kriteria 3: Nilai Akademik

Tabel 4.10 Matriks Perbandingan Pasangan – Kriteria 3

Nilai Akademik
Jurusan Skala
IPA IPS B.Arab B.Jepang

IPA 1 8/7 8/5 8/4 8

IPS 7/8 1 7/5 7/4 7

B.Arab 5/8 5/7 1 5/4 5

B.Jepang 4/8 4/7 4/5 1 4

Maka matriks perbandingan pasangan untuk kriteria keputusan adalah:

Psikotes Minat Siswa

IPA 1 9/7 9/5 9/3 IPA 1 6/5 6/3 6/2

IPS 7/9 1 7/5 7/3 IPS 5/6 1 5/3 5/2

B.ARAB 5/9 5/7 1 5/3 B.ARAB 3/6 3/5 1 3/2

B.JEPANG 3/9 3/7 3/5 1 B.JEPANG 2/6 2/5 2/3 1

Nilai Akademik

IPA 1 8/7 8/5 8/4

IPS 7/8 1 7/5 7/4

B.ARAB 5/8 5/7 1 5/4

B.JEPANG 4/8 4/7 4/5 1


101

2. Sintesis:

1). Menjumlahkan nilai pada tiap kolom pada matriks perbandingan

pasangan.

Kriteria 1 : Psikotes

Tabel 4.11 Penjumlahan Matriks Perbandingan Pasangan – Kriteria 1

Psikotes
Jurusan
IPA IPS B.Arab B.Jepang

IPA 1 9/7 9/5 9/3

IPS 7/9 1 7/5 7/3

B.Arab 5/9 5/7 1 5/3

B.Jepang 3/9 3/7 3/5 1

JUMLAH 24/9 24/7 24/5 24/3


102

Kriteria 2 : Minat Siswa

Tabel 4.12 Penjumlahan Matriks Perbandingan Pasangan – Kriteria 2

Minat Siswa
Jurusan
IPA IPS B.Arab B.Jepang

IPA 1 6/5 6/3 6/2

IPS 5/6 1 5/3 5/2

B.Arab 3/6 3/5 1 3/2

B.Jepang 2/6 2/5 2/3 1

JUMLAH 16/6 16/5 16/3 16/2

Kriteria 3: Nilai Akademik

Tabel 4.13 Penjumlahan Matriks Perbandingan Pasangan – Kriteria 3

Nilai Akademik
Jurusan
IPA IPS B.Arab B.Jepang

IPA 1 8/7 8/5 8/4

IPS 7/8 1 7/5 7/4

B.Arab 5/8 5/7 1 5/4

B.Jepang 4/8 4/7 4/5 1

JUMLAH 24/8 24/7 24/5 24/4


103

2). Membagi nilai tiap kolom dalam matriks perbandingan pasangan

dengan jumlah kolom bersangkutan–yang disebut matriks

normalisasi (normalized matrix)

Tabel 4.14 Normalized Matrix – Kriteria 1

Psikotes
Jurusan
IPA IPS B.Arab B.Jepang

IPA 9/24 9/24 9/24 9/24

IPS 7/24 7/24 7/24 7/24

B.Arab 5/24 5/24 5/24 5/24

B.Jepang 3/24 3/24 3/24 3/24

Tabel 4.15 Normalized Matrix – Kriteria 2

Minat Siswa
Jurusan
IPA IPS B.Arab B.Jepang

IPA 6/16 6/16 6/16 6/16

IPS 5/16 5/16 5/16 5/16

B.Arab 3/16 3/16 3/16 3/16

B.Jepang 2/16 2/16 2/16 2/16


104

Tabel 4.16 Normalized Matrix – Kriteria 3

Nilai Akademik
Jurusan
IPA IPS B.Arab B.Jepang

IPA 8/24 8/24 8/24 8/24

IPS 7/24 7/24 7/24 7/24

B.Arab 5/24 5/24 5/24 5/24

B.Jepang 4/24 4/24 4/24 2/24

3). Hitung nilai rata–rata tiap baris pada matriks normalisasi–yang

disebut vektor preferensi atau eigenvektor.

Sebelumnya, jadikan nilai – nilai di atas menjadi angka desimal

Tabel 4.17 Vektor Preferensi – Kriteria 1

Psikotes
Rata–rata
Jurusan
IPA IPS B.Arab B.Jepang Baris

IPA 0,375 0,375 0,375 0,375 0,375

IPS 0,29167 0,29167 0,29167 0,29167 0,29167

B.Arab 0,20833 0,20833 0,20833 0,20833 0,20833

B.Jepang 0,125 0, 125 0,125 0,125 0,125

1
105

Tabel 4.18 Vektor Preferensi – Kriteria 2

Minat Siswa
Rata–rata
Jurusan
IPA IPS B.Arab B.Jepang Baris

IPA 0,375 0,375 0,375 0,375 0,375

IPS 0,3125 0,3125 0,3125 0,3125 0,3125

B.Arab 0,1875 0,1875 0,1875 0,1875 0,1875

B.Jepang 0,125 0, 125 0,125 0,125 0,125

Tabel 4.19 Vektor Preferensi – Kriteria 3

Nilai Akademik Rata–rata


Jurusan
IPA IPS B.Arab B.Jepang Baris

IPA 0,33333 0,33333 0,33333 0,33333 0,33333

IPS 0,29167 0,29167 0,29167 0,29167 0,29167

B.Arab 0,20833 0,20833 0,20833 0,20833 0,20833

B.Jepang 0,16667 0,16667 0,16667 0,16667 0,16667

1
106

4). Gabungkan vektor preferensi untuk tiap kriteria (dari tahap 2-3) menjadi

suatu matriks preferensi yang memperlihatkan preferensi tiap jurusan

berdasarkan tiap kriteria.

Psikotes Minat Siswa Nilai


Akademik
IPA 0,375 0,375 0,33333

IPS 0,29167 0,3125 0,29167

B.Arab 0,20833 0,1875 0,20833

B.Jepang 0,125 0,125 0,16667

3. Membuat matriks perbandingan pasangan untuk kriteria

Tabel 4.20 Matriks Perbandingan Pasangan untuk Kriteria

Kriteria

Psikotes Minat Siswa Nilai


Akademik

Psikotes 1 1/3 1/7

Minat Siswa 3 1 3/7

Nilai Akademik 7 7/3 1

JUMLAH 11 3.66666 1.57143

4. Menghitung matriks normalisasi (normalized matrix) dengan membagi

tiap nilai pada masing–masing kolom matriks dengan jumlah kolom yang

terkait.
107

Tabel 4.21 Normalized Matrix untuk Kriteria

Kriteria

Psikotes Minat Siswa Nilai Minat Siswa


Akademik

Psikotes 1/11 1/11 1/11

Minat Siswa 3/11 3/11 3/11

Nilai Akademik 7/11 7/11 7/11

5. Membuat vektor preferensi dengan menghitung rata–rata baris pada

matriks normalisasi

Sebelumnya, jadikan nilai–nilai di atas menjadi angka desimal.

Kriteria

Psikotes 0.09091

Minat Siswa 0.27273

Nilai Akademik 0,63636

6. Hitung skor keseluruhan untuk tiap alternatif keputusan dengan

mengalikan vektor preferensi kriteria (dari langkah 5) dengan matriks

kriteria (dari langkah 2-4)


108

Skor IPA

= 0,09091 (0,375) + 0,27273 (0,375) + 0,63636 (0,33333)

= 0,03409 + 0,10227 + 0,21212

= 0,34848

Skor IPS

= 0,09091 (0,29167) + 0,27273 (0,3125) + 0,63636 (0,29167)

= 0,02652 + 0,08523 + 0,18561

= 0,29736

Skor Bahasa Arab

= 0,09091 (0,20833) + 0,27273 (0,1875) + 0,63636 (0,20833)

= 0,01894 + 0,05114 + 0,13257

= 0,20265

Skor Bahasa Jepang

= 0,09091 (0,125) + 0,27273 (0,125) + 0,63636 (0,16667)

= 0,01136 + 0,03409 + 0,10606

= 0,15151
109

7. Merangking alternatif keputusan berdasarkan nilai alternatif yang dihitung

pada langkah 6.

Tabel 4.22 Rangking Alternatif Keputusan

Jurusan Skor

IPA 0,34848

IPS 0,29736

B.Arab 0,20265

B.Jepang 0,15151

Jadi, kesimpulan perhitungan ini adalah:

Program Studi IPA mempunyai bobot sebesar 35 %.

Program Studi IPS mempunyai bobot sebesar 30 %.

Program Studi B. Arab mempunyai bobot sebesar 20 %.

Program Studi B. Jepang mempunyai bobot sebesar 15 %.

Menghitung Consistency Index (CI)

Consistency Index ini dihitung dengan mengalikan matriks perbandingan

pasangan dengan vektor preferensi kriteria yang telah dihitung

sebelumnya.
110

Matriks Perbandingan Pasangan untuk Kriteria

Psikotes Minat Siswa Nilai


Akademik

Psikotes 1 1/3 1/7

Minat Siswa 3 1 3/7

Nilai Akademik 7 7/3 1

X
Kriteria

Psikotes 0.09091

Minat Siswa 0.27273

Nilai Akademik 0,63636

Hasil perkalian di atas dihitung adalah sebagai berikut:

1. 1 (0,09091) + 1/3 (0,27273) + 1/7 (0,63636)

= 0,09091 + 0,09091 + 0,09091

= 0,27273

2. 3 (0,09091) + 1 (0,27273) + 3/7 (0,63636)

= 0,27273 + 0,27273 + 0,27273

= 0,81819
111

3. 7 (0,09091) + 7/3 (0,27273) + 1 (0,63636)

= 0,63637 + 0,63637 + 0,63636

= 1,9091

Berikutnya, masing–masing nilai dibagi dengan bobot terkait yang

diperoleh dari vektor preferensi kriteria.

0,27273 / 0,09091 = 3

0,81819 / 0,27273 = 3

1,9091 / 0,63636 = 3,00003


+
9,00003

Sistem Pendukung Keputusan yang dibuat berdasarkan pada 3 parameter

kriteria. Maka rata–rata nilainya adalah sebagai berikut:

9,00003
= 3,00001
n

3,00001 – n 3,00001 – 3
CI = = = 0,00001
n–1 3–1

CI 0,00001
CR = = = 0,00002
RI 0,58

Nilai di atas KONSISTEN.


112

Keterangan:

Jika data yang dimasukkan menghasilkan consistency ratio < 0,10 maka

datanya konsisten. Jika nilai yang dimasukkan menghasilkan consistency

ratio > 0,10 maka datanya tidak konsisten.

Keterangan nilai RI berdasarkan jumlah parameter kriteria dapat dilihat

pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.23 Nilai Indeks Random (Random Index)

Ukuran Matriks Nilai RI


1,2 0,00
3 0,58
4 0,90
5 1,12
6 1,24
7 1,32
8 1,41
9 1,45
10 1,49
11 1,51
12 1,48
13 1,56
14 1,57
15 1,59
113

4.3.2 Perancangan Masukan

Perancangan masukan ini digunakan untuk menentukan data-data apa saja

yang digunakan untuk mengoperasikan sistem nantinya agar sesuai dengan

kebutuhan pengguna. Perancangan spesifikasi sistem pendukung keputusan ini

memiliki tahapan diantaranya, merancang diagram konteks, diagram Zero dan

diagram rinci sistem yang diusulkan.

4.3.2.1 Diagram Konteks Sistem yang Diusulkan

usename,password,
bobot_kriteria,siswa

SPK
Penjurusan Program USER
Studi

otentifikasi_login,nilai_CR,hasil_penjurusan,
lap_hasil_penjurusan

Gambar 4.8 Diagram Konteks Sistem yang Diusulkan

Diagram konteks pada gambar 4.8 menggambarkan diagram konteks

sistem pendukung keputusan penjurusan program studi siswa/i MAN 4

Model Jakarta. Dalam diagram konteks tersebut terdapat satu entitas luar

yaitu user.

Entitas user dapat memasukkan ke sistem username, password, bobot

kriteria, dan siswa. Entitas user menerima output otentifikasi login, nilai

CR, hasil penjurusan, dan laporan hasil penjurusan.


114

4.3.2.2 Diagram Zero Sistem yang Diusulkan

username, username,
password 1.0* password
User user
Cek login

otentifikasi_login

2.0
bobot_kriteria Menghitung bobot_vektorpreferensi
nilai eigenvektor
perbandingan
kriteria

nilai_CR

nilai_siswa
nilai
3.0
siswa Menghitung bobot_vektorpreferensi
matriks
hasil_penjurusan perbandingan hasil_penjurusan
hasil

lap_hasil_penjurusan 4.0* hasil_penjurusan


Laporan hasil

Gambar 4.9 Diagram Zero Sistem yang Diusulkan

Dalam diagram Zero pada gambar 4.9, proses 1.0 adalah proses

otentifikasi login yang dimasukkan oleh user. Jika otentifikasi login valid

maka dapat masuk kedalam sistem dan jika tidak maka akan ada output

login tidak valid. Fungsi dari proses ini adalah untuk otentifikasi login.

Proses 2.0 adalah proses menghitung nilai perbandingan kriteria. Hasil dari

proses ini adalah bobot vektor preferensi. Fungsi dari proses ini adalah

untuk mendapatkan bobot vektor preferensi.


115

Proses 3.0 adalah proses menghitung matriks perbandingan. Hasil dari

proses ini adalah hasil penjurusan. Fungsi dari proses ini adalah perkalian

matriks antara vektor preferensi, kriteria, dan nilai akademik.

Proses 4.0 adalah laporan hasil. Hasil dari proses ini adalah hasil laporan

penjurusan. Fungsi dari proses ini adalah untuk mendapatkan laporan

penjurusan penjurusan siswa/i.

4.3.2.3 Diagram Level 1

bobot_kriteria 2.1* bobot_vektorpreferensi


User Menghitung eigenvektor
Vektor_Preferensi

CI

2.2*
Menghitung CR

nilai_CR

Gambar 4.10 Diagram Level 1

Diagram Level 1 ini menjelaskan rinci proses dari menghitung nilai

perbandingan kriteria, bobot kriteria akan dimasukkan ke dalam database

oleh user. Pada detil proses ini terdapat dua proses yaitu menghitung

vektor preferensi dan menghitung CR. Kedua proses tersebut berguna

dalam proses menentukan vektor preferensi dan penentuan nilai CR

setelah mendapatkan nilai CI. Jika nilai CR memiliki Concistency Ratio <
116

0,10, maka data yang dimasukkan adalah konsisten dan jika Consistency

Ratio > 0,10, maka data yang dimasukkan tidak konsisten.

4.3.2.4 Diagram Level 2

siswa 3.1*
User Menentukan bobot
hasil AHP

nilai

bobot_nilai
nilai_siswa

hasil_penjurusan 3.3* nilai_siswa 3.2*


Menghitung hasil Menghitung nilai
penjurusan akademik

bobot_vektorpreferensi
eigenvektor

hasil_penjurusan
hasil

Gambar 4.11 Diagram Level 2

Diagram Level 2 ini menjelaskan rinci proses dari menghitung matriks

perbandingan, hasil penjurusan akan dimasukkan ke dalam database oleh

user. Pada detil proses ini terdapat tiga proses yaitu menentukan bobot

hasil AHP, menghitung nilai akademik, dan menghitung hasil penjurusan.

Ketiga proses tersebut berguna dalam proses penentuan bobot hasil AHP,

penentuan nilai akademik yang diambil dari database nilai, dan penentuan

hasil penjurusan dengan perkalian matriks antara bobot vektor preferensi,

kriteria, dan nilai akademik.


117

4.3.3 Perancangan Files

4.3.3.1 ERD (Entity Relationship Diagram)

1 id_hasil*
miliki2 Hasil NIS**
ipa
ips
ba
bj
1 hasil

1 1
id_nilai*
Siswa miliki1 Nilai NIS**
matematika
fisika
NIS* kimia
nama_siswa biologi
kelas ekonomi
alamat geografi
1
tempat_lahir sosiologi
tgl_lahir bhs_indo
bhs_eng
bhs_arb

miliki3

M 1
Pilihan miliki4 Kriteria

id_pilihan*
id_kriteria*
NIS**
kriteria
id_kriteria**
pilihan

Gambar 4.12 Entity Relationship Diagram (ERD)

Dalam ERD pada gambar 4.11 yang digunakan untuk perancangan sistem

penjurusan program studi digunakan 5 buah tabel yaitu tabel siswa, pilihan,

kriteria, nilai, dan hasil.


118

4.3.3.2 Transformasi ERD ke Logical Record Structure (LRS)

siswa pilihan kriteria


NIS* id_kriteria*
nama_siswa kriteria
kelas id_pilihan*
NIS**
alamat
id_kriteria**
tempat_lahir pilihan
tgl_lahir

hasil
nilai id_hasil*
id_nilai* NIS**
NIS** IPA
matematika IPS
fisika BA
kimia BJ
biologi hasil
ekonomi
geografi
sosiologi
bhs_indo
bhs_eng
bhs_arab

Gambar 4.13 Transformasi ERD ke Logical Record Structure (LRS)

4.3.3.3 Normalisasi

Normalisasi digunakan untuk membantu mengidentifikasi relasi-relasi.

Normalisasi bertujuan mengkonversi relasi menjadi bentuk normal yang lebih

tinggi sehingga dapat menghindari redudansi data. Langkah-langkah

pembentukan normalisasi adalah:


119

Bentuk tidak normal (Unnormalized Form)

NIS nama_siswa kelas alamat tempat_lahir …

08.8298 Abdul Latief X.1 Jl. Bali IV Jakarta

08.8321 AlamTanzilah X.1 Jl. H. Hanafi Jakarta

tanggal_lahir id_pilihan NIS id_kriteria pilihan ...

25/04/1993 001 08.8298 1 IPS

10/03/1993 009 08.8321 2 IPA

id_kriteria kriteria id_nilai NIS matematika fisika ...

1 psikotes 10 08.8298 74 48

2 minat siswa 19 08.8321 65 57

biologi kimia ekonomi geografi sosiologi bhs_indo ...

69 85 62 68 74 72

72 79 62 46 68 68

bhs_eng bhs_arb id_hasil NIS IPA IPS …

67 73 01 08.8298 0 0.32949

60 76 21 08.8321 0.65936 0
120

BA BJ hasil

0 0 IPS

0 0 IPA

Relasi di atas dalam bentuk tidak normal (Unnormalized Form) masih memiliki

elemen data yang berulang.

Bentuk normal pertama (1st NF)

NIS nama_siswa kelas alamat tempat_lahir …

08.8298 Abdul Latief X.1 Jl. Bali IV Jakarta


08.8298 Abdul Latief X.1 Jl. Bali IV Jakarta
08.8321 AlamTanzilah X.1 Jl. H. Hanafi Jakarta
08.8321 AlamTanzilah X.1 Jl. H. Hanafi Jakarta

tanggal_lahir id_pilihan id_kriteria pilihan ...

25/04/1993 001 1 IPS


25/04/1993 002 2 IPS
10/03/1993 009 1 IPA
10/03/1993 010 2 IPA

kriteria id_nilai matematika fisika biologi ...

psikotes 10 74 48 69
minat siswa 10 74 48 69
psikotes 19 65 57 72
minat siswa 19 65 57 72

kimia ekonomi geografi sosiologi bhs_indo ...

85 62 68 74 72
62 68 74 72 67
79 62 46 68 68
79 62 46 68 68
121

bhs_eng bhs_arb id_hasil IPA IPS ….

67 73 01 0 0.32949
67 73 01 0 0.32949
60 76 21 0.65936 0
60 76 21 0.65936 0

BA BJ hasil

0 0 IPS
0 0 IPS
0 0 IPA
0 0 IPA

Relasi di atas sudah 1 NF, karena semua atributnya adalah bernilai atomic dan

tidak ada elemen data yang berulang.

Bentuk normal ke dua (2sd NF) dan Bentuk Normal ke Tiga (3rd NF).

Tabel Siswa

NIS (PK) nama_siswa kelas alamat tempat_lahir tgl_lahir

Ketergantungan Fungsional:

NIS nama_siswa, kelas, alamat, tempat_lahir, tgl_lahir

NIS (PK) nama_siswa kelas alamat tempat_lahir tanggal_lahir

08.8298 Abdul Latief X.1 Jl. Bali IV Jakarta 25/04/1993


08.8298 Abdul Latief X.1 Jl. Bali IV Jakarta 25/04/1993
08.8321 AlamTanzilah X.1 Jl. H. Hanafi Jakarta 10/03/1993
08.8321 AlamTanzilah X.1 Jl. H. Hanafi Jakarta 10/03/1993
122

Relasi di atas sudah 2 NF, karena sudah dalam bentuk 1NF, dan setiap atribut

yang bukan kunci tergantung secara fungsional pada Primary Key.

Relasi di atas sudah memenuhi kriteria 3NF, karena semua atribut non- Primary

Key dari relasi di atas hanya memiliki ketergantungan fungsional terhadap

Primary Key

Tabel Pilihan

id_pilihan (PK) NIS (FK) id_kriteria (FK) pilihan

Ketergantungan Fungsional:

id_pilihan, NIS, id_kriteria  pilihan

id_pilihan (PK) NIS (FK) id_kriteria (FK) pilihan

001 08.8298 1 IPS


002 08.8298 2 IPS
009 08.8321 1 IPA
010 08.8321 2 IPA

Relasi di atas sudah 2 NF, karena sudah dalam bentuk 1NF, dan setiap atribut

yang bukan kunci tergantung secara fungsional pada Primary Key.

Relasi di atas sudah memenuhi kriteria 3NF, karena semua atribut non- Primary

Key dari relasi di atas hanya memiliki ketergantungan fungsional terhadap

Primary Key
123

Tabel Kriteria

id_kriteria (PK) kriteria

Ketergantungan Fungsional:

id_kriteria  jenis

id_kriteria (PK) kriteria

1 psikotes
2 minat siswa
1 psikotes
2 minat siswa

Relasi di atas sudah 2 NF, karena sudah dalam bentuk 1NF, dan setiap atribut

yang bukan kunci tergantung secara fungsional pada Primary Key.

Relasi di atas sudah memenuhi kriteria 3NF, karena semua atribut non- Primary

Key dari relasi di atas hanya memiliki ketergantungan fungsional terhadap

Primary Key

Tabel Nilai

id_nilai (PK) NIS (FK) matematika fisika biologi …

ekonomi geografi sosiologi bhs_indo bhs_eng bhs_arab


124

Ketergantungan Fungsional:

id_nilai, NIS  matematika, fisika, biologi, ekonomi, geografi, sosiologi,

bhs_indo, bhs_eng, bhs_arab

id_nilai (PK) NIS (FK) matematika fisika biologi ...

10 08.8298 74 48 48
10 08.8298 74 48 48
19 08.8321 65 57 72
19 08.8321 65 57 72

kimia ekonomi geografi sosiologi bhs_indo ...

85 62 68 74 72
62 68 74 72 67
79 62 46 68 68
79 62 46 68 68

bhs_eng bhs_arb

67 73
67 73
60 76
60 76

Relasi di atas sudah 2 NF, karena sudah dalam bentuk 1NF, dan setiap atribut

yang bukan kunci tergantung secara fungsional pada Primary Key.

Relasi di atas sudah memenuhi kriteria 3NF, karena semua atribut non- Primary

Key dari relasi di atas hanya memiliki ketergantungan fungsional terhadap

Primary Key.
125

Tabel Hasil

id_hasil (PK) NIS(FK) IPA IPS BA BJ

hasil

Ketergantungan Fungsional:

id_hasil, NIS  IPA, IPS, BA, BJ, hasil

id_hasil (PK) NIS (FK) IPA IPS BA …

01 08.8298 0 0.32949 0
01 08.8298 0 0.32949 0
21 08.8321 0.65936 0 0
21 08.8321 0.65936 0 0

BJ hasil

0 IPS
0 IPS
0 IPA
0 IPA

Relasi di atas sudah 2 NF, karena sudah dalam bentuk 1NF, dan setiap atribut

yang bukan kunci tergantung secara fungsional pada Primary Key.

Relasi di atas sudah memenuhi kriteria 3NF, karena semua atribut non- Primary

Key dari relasi di atas hanya memiliki ketergantungan fungsional terhadap

Primary Key.
126

4.3.3.4 Spesifikasi Basis Data

a. Nama tabel : Siswa

Primary key : nis

Fungsi Tabel : Tabel yang digunakan untuk menjelaskan data siswa/i

kelas X yang terdapat di MAN 4 Model Jakarta.

Tabel 4.24 Tabel Siswa

Nama Field Tipe Ukuran Null Default Keterangan


Data
nis Varchar 10 No Nomor
Induk Siwa
nama_siswa Varchar 50 No Nama Siswa
kelas Varchar 5 No Kelas
alamat Varchar 100 No Alamat
tempat_lahir Varchar 100 No Tempat_lahir
tgl_lahir Date - No Tgl_lahir

b. Nama tabel : Nilai

Primary key : id_nilai

Fungsi Tabel : Tabel yang digunakan untuk menjelaskan nilai mata

pelajaran siswa/i MAN 4 Model Jakarta.

Tabel 4.25 Tabel Nilai


Nama Field Tipe Ukuran Null Default Keterangan
Data
id_nilai Int 5 No Id Nilai
nis Varchar 10 No Nomor
Induk Siswa
matematika Int 3 No Nilai
Matematika
fisika Int 3 No Nilai Fisika
kimia Int 3 No Nilai Kimia
biologi Int 3 No Nilai Biologi
ekonomi Int 3 No Nilai
127

Ekonomi
geografi Int 3 No Nilai
Geografi
sosiologi Int 3 No Nilai
Sosiologi
bhs_indo Int 3 No Nilai
Bhs_indo
bhs_eng Int 3 No Bhs_eng
bhs_arb Int 3 No Bhs_arb

c. Nama tabel : Pilihan

Primary key : id_pilihan

Fungsi Tabel : Tabel yang digunakan untuk menjelaskan pilihan siswa/i,

hasil psikotes, dan hasil dari kriteria lain dalam penjurusan

Tabel 4.26 Tabel Pilihan


Nama Field Tipe Ukuran Null Default Keterangan
Data
id_pilihan Int 5 No Id pilihan
nis Varchar 15 No Nomor
Induk Siswa
kriteria Varchar 15 No Kriteria
pilihan Varchar 15 No Pilihan
jurusan

d. Nama tabel : Hasil

Primary key : id_hasil

Fungsi Tabel : Tabel yang digunakan untuk menjelaskan hasil dari

perhitungan AHP.
128

Tabel 4.27 Tabel Hasil

Nama Field Tipe Ukuran Null Default Keterangan


Data
id_hasil int 5 No NULL Id Hasil
nis Varchar 10 No Nomor
Induk Siswa
IPA Varchar 20 Ya Bobot Ipa
IPS Varchar 20 Ya NULL Bobot Ips
BA Varchar 20 Ya NULL Bobot Bhs.
Arab
BJ Varchar 20 Ya NULL Bobot Bhs.
Jepang
hasil Varchar 20 No Hasil
Penjurusan

e. Nama tabel : Kriteria

Primary key : id_kriteria

Fungsi Tabel : Tabel yang digunakan untuk menjelaskan kriteria

penjurusan siswa/i MAN 4 Model Jakarta.


Tabel 4.28 Tabel Kriteria

Nama Field Tipe Ukuran Null Default Keterangan


Data
id_kriteria Int 5 No id kriteria
kriteria Varchar 20 No kriteria
jurusan

4.3.4 Kamus Data

Nama Data Store = login

Struktur Data = username + password + level


129

Nama Data Store = siswa

Struktur Data = nis + nama_siswa + kelas + alamat + tempat_lahir +

tgl_lahir

Nama Data Store = nilai

Struktur Data = no + nis + matematika + fisika + biologi + kimia +

ekonomi + geografi + sosiologi + bhs_ind + bhs_eng +

bhs_arb

Nama Data Store = eigenvektor

Struktur Data = id_eigen + vektor + isi

Nama Data Store = pilihan

Struktur Data = id_pilihan + nis + kriteria + pilihan

Nama Data Store = kriteria

Struktur Data = id_kriteria + jenis

Nama Data Store = hasil

Struktur Data = id_hasil + nis + ipa + ips + ba + bj + hasil


130

4.3.5 Perancangan State Transition Diagram (STD)

a. Halaman utama

Klik "Lihat Data Siswa"


Masuk ke halaman Lihat Data Siswa
Halaman Utama Lihat Data Siswa

Klik "Cari Data Siswa"


Masuk ke halaman Cari Data Siswa
Cari Data Siswa

Klik "Perbandingan Kriteria"

Masuk ke halaman Perbandingan Kriteria


Perbandingan
Kriteria
Klik "Halaman Utama"
Masuk ke halaman utama

Klik "Hitung Hasil"


Masuk ke halaman Hitung Hasil
Hitung Hasil

Klik "Bantuan"
Masuk ke halaman Bantuan
Bantuan

Klik "Keluar"
Keluar
Keluar

Keluar

Gambar 4.14 Perancangan STD halaman utama


Melalui halaman utama ini dapat menuju ke halaman lihat data siswa,.

halaman cari data siswa, halaman perbandingan kriteria, halaman hitung

hasil, halaman bantuan, dan halaman keluar.

b. Halaman Lihat Data Siswa

Klik "Detail"
Masuk ke halaman Detail
Lihat Data Siswa Detail

Klik "Lihat Data Siswa"


Masuk ke halaman Lihat Data Siswa

Keluar

Gambar 4.15 Perancangan STD halaman lihat data siswa


Halaman ini merupakan tampilan dari halaman lihat data siswa, dimana

user dapat melakukan detail data siswa untuk melihat data dari masing-

masing siswa/i.
131

c. Halaman Cari Data Siswa

Klik "Cari"
Masuk ke halaman Cari
Cari Data Siswa Cari

Klik "Cari Data Siswa"


Masuk ke halaman Cari Data Siswa

Keluar

Gambar 4.16 Perancangan STD halaman cari data siswa

Halaman ini merupakan tampilan dari halaman cari data siswa, dapat

melakukan pencarian data siswa/i dengan menggunakan penelusuran

berdasarkan NIS.

d. Halaman Perbandingan Kriteria

Klik "Proses"
Masuk ke halaman Proses
Perbandingan Kriteria Proses

Klik "Perbandingan Kriteria"


Masuk ke halamanPerbandingan Kriteria

Keluar

Gambar 4.17 Perancangan STD halaman perbandingan kriteria

Halaman ini merupakan proses perhitungan nilai matriks perbandingan

kriteria berpasangan, nilai CI dan nilai Consistensy Ratio (CR). Jika nilai

yang dimasukkan memiliki Concistency Ratio < 0,10, maka data yang

dimasukkan adalah konsisten dan jika Consistency Ratio > 0,10, maka data

yang dimasukkan tidak konsisten. Konsistensi ini dapat terlihat dari proses

penyimpanan dan adanya kotak dialog pesan dan bobot vektor preferensi

tersimpan di database.
132

e. Halaman Hitung Hasil

Klik "Generate"
Masuk ke halaman generate
Hitung Hasil
Generate

Klik "Hitung Hasil"


Masuk ke halamanHitung Hasil

Keluar

Gambar 4.18 Perancangan STD halaman hitung hasil

Halaman ini merupakan proses hitung hasil untuk mendapatkan hasil

penjurusan siswa/i dengan melakukan proses generate siswa/i yang telah

dipilih.

f. Halaman Bantuan

Klik "Bantuan"
Masuk ke halaman Bantuan
Bantuan Bantuan

Klik "Bantuan"
Masuk ke halamanBantuan

Keluar

Gambar 4.19 Perancangan STD halaman bantuan


Halaman ini merupakan halaman bantuan untuk mendapatkan informasi

tentang Sistem Pendukung Keputusan penjurusan program studi siswa/i.

4.3.6 Perancangan Tampilan Layar

Perancang keluaran (output) menggambarkan halaman tampilan layar

yang akan dirancang (interface system).


133

1. Rancangan halaman masuk

BANNER

Login

Username :
icon Password :

LOGIN RESET

Footer

Gambar 4.20 Perancangan tampilan halaman masuk

Pada halaman ini user diminta untuk memasukkan username dan

password yang telah dimilikinya sebagai wewenang pengguna sistem

pendukung keputusan.
134

2. Rancangan Halaman Utama

BANNER

Halaman Utama Data Siswa AHP Penjurusan Keluar

Selamat Datang di Sistem Pendukung Keputusan Program Studi


MAN 4 Model Jakarta

Gambar

Footer

Gambar 4.21 Perancangan tampilan halaman utama

Pada halaman ini akan ditampilkan sebuah pemberitahuan bahwa user

telah masuk ke dalam sistem pendukung keputusan penjurusan program

studi. Selanjutnya user dapat menggunakan untuk melihat data siswa/i

MAN 4 Model Jakarta untuk kelas X dan dapat melakukan proses

perhitungan penjurusan siswa/i.


135

3. Rancangan Halaman Lihat Data Siswa

BANNER

Halaman Utama Data Siswa AHP Penjurusan Keluar


Lihat Data Siswa

Data Siswa
Kalender

NIS Nama Siswa Kelas Alamat Tempat Lahir Tanggal Lahir Aksi

Gallery

Waktu

<< Prev 1 Next >>

Footer

Gambar 4.22 Perancangan tampilan halaman lihat data siswa

Pada Halaman ini berfungsi untuk melihat data-data siswa/i dan data hasil

psikotes dan minat siswa/i MAN 4 Model Jakarta kelas X yang telah

masuk ke dalam sistem penjurusan program studi siswa/i.


136

4. Rancangan Halaman Cari Data Siswa

BANNER

Halaman Utama Data Siswa AHP Penjurusan Keluar


Lihat Data Siswa
Cari Data Siswa
Kalender Pencarian Data Siswa

SEARCH

Gallery NIS

CARI HAPUS

Waktu

Footer

Gambar 4.23 Perancangan tampilan halaman cari data siswa

Pada Halaman ini berfungsi untuk halaman cari data siswa, dapat

melakukan pencarian data siswa/i dengan menggunakan penelusuran

berdasarkan NIS.
137

5. Rancangan Halaman Perbandingan Kriteria

BANNER

Halaman Utama Data Siswa AHP Penjurusan Keluar


Perbandingan Kriteria

Perbandingan Kriteria
Kalender

Preferensi Nilai - Kriteria - v

Perbandingan Kriteria
Gallery
Psikotes Minat Siswa Nilai Akademik
Minat Siswa
Minat Siswa
Nilai Akademik
Waktu
Proses Batal

Footer

Gambar 4.24 Perancangan tampilan halaman perbandingan kriteria

Pada halaman ini diperlihatkan pembobotan nilai kriteria-kriteria yaitu

minat siswa, psikotes, dan nilai akademik. Di dalam halaman ini ada acuan

nilai untuk pembobotan nilai yaitu tingkat preferensi nilai. Langkah

pertama yaitu meng-input nilai untuk matrik kriteria penjurusan sesuai

tingkat preferensi nilai dan diproses.


138

6. Rancangan Halaman Perbandingan Kriteria Lanjutan

BANNER

Halaman Utama Data Siswa AHP Penjurusan Keluar


Perbandingan Kriteria

Perbandingan Kriteria
Kalender

Perbandingan Kriteria
Psikotes Minat Siswa Nilai Akademik Rata-rata Baris

Minat Siswa
Gallery
Minat Siswa

Nilai Akademik
Jumlah

Waktu Nilai CR
Keterangan:
Jika data yang dimasukkan menghasilkan consistency ratio < 0,10 maka datanya
konsisten.
Jika nilai yang dimasukkan menghasilkan consistency ratio > 0,10 maka datanya
tidak konsisten.

Simpan

Footer

Gambar 4.25 Perancangan tampilan halaman perbandingan


kriteria Lanjutan
Pada halaman ini diperlihatkan nilai vektor preferensi, dan nilai

Concitency Ratio. Jika nilai yang dimasukkan memiliki Concistency Ratio

< 0,10, maka data yang dimasukkan adalah konsisten dan jika Consistency

Ratio > 0,10, maka data yang dimasukkan tidak konsisten. Konsistensi ini

dapat terlihat dari proses penyimpanan dan adanya kotak dialog pesan dan

bobot vektor preferensi tersimpan di database.


139

7. Rancangan Halaman Hitung Hasil

BANNER

Halaman Utama Data Siswa AHP Penjurusan Keluar


Hitung Hasil
Hitung Hasil Penjurusan
Kalender
NIS NIS Nama Siswa Kelas Aksi

Gallery

Waktu

Check All / Uncheck All

GENERATE

<< Prev 1 Next >>

Footer

Gambar 4.26 Perancangan tampilan halaman hitung hasil

Pada halaman hitung hasil ini diperlihatkan perhitungan penjurusan siswa

berdasarkan kriteria-kriteria yaitu minat siswa, psikotes, dan nilai

akademik. Selanjutnya kriteria-kriteria tersebut dikalikan dengan bobot

vektor preferensi yang telah dihitung pada halaman perbandingan kriteria.


140

8. Rancangan Halaman Hasil Generate Penjurusan

BANNER
Halaman Utama Data Siswa AHP Penjurusan Keluar

Kalender

No Nama Siswa NIS Kelas Psikotes Minat Siswa Hasil Aksi

Gallery

Waktu

Footer

Gambar 4.27 Perancangan tampilan halaman hasil generate penjurusan

Pada halaman ini diperlihatkan hasil perhitungan penjurusan siswa dalam

bentuk tabel dan diagram chart. Selanjutnya hasil penjurusan siswa

tersebut dapat disimpan, atau dicetak.


141

9. Rancangan Halaman Bantuan

BANNER
Halaman Utama Data Siswa AHP Penjurusan Keluar

Bantuan
Kalender

Bantuan

Gallery

Waktu

Footer

Gambar 4.28 Perancangan tampilan halaman bantuan penjurusan

Pada halaman ini diperlihatkan informasi mengenai penggunaan sistem

pendukung keputusan penjurusan program studi MAN 4 Model Jakarta.


142

10. Rancangan Laporan Penjurusan

DEPARTEMEN AGAMA
Logo MADRASAH ALIYAH NEGERI (MAN) 4 JAKARTA
Jl. Ciputat Raya Pondok Pinang Kebayoran Lama - Jaksel
Website: www.man4-jkt.sch.id Email: man4jkt@yahoo.co.id

Hasil Penjurusan Program Studi

DATA SISWA
NOMOR INDUK SISWA :
NAMA SISWA :
KELAS :

BOBOT PENJURUSAN
BOBOT IPA :
BOBOT IPS :
BOBOT BAHASA ARAB :
BOBOT BAHASA JEPANG :

HASIL
Dengan demikian, siswa dengan nama ............... mampu ditempatkan-
pada Jurusan ......

Jakarta, DD-MM-YY

Guru Bimbingan Konseling, WAKA. Kurikulum,

Dra. Titik Sumanti Drs. Agus Mudhafar


( NIP. ) ( NIP. )
Mengetahui,
Kepala Madrasah,

Drs. M. Fadoli
( NIP. )

Gambar 4.29 Perancangan tampilan laporan penjurusan

Pada halaman ini diperlihatkan laporan hasil penjurusan program studi

siswa/i MAN 4 Model Jakarta.


143

4.4 Implementasi

Setelah dilakukan perancangan sistem pendukung keputusan program studi

diatas maka tahap selanjutnya adalah pembuatan source code program dan

pengujian sistem.

4.4.1 Pembuatan Source Code

Pada tahap ini dilakukan pengkodean terhadap rancangan-rancangan yang

telah didefinisikan. Pengkodean sistem dilakukan dengan menggunakan bahasa

pemrograman PHP dan MySQL sebagai basisdatanya. Adapun baris kode

program yang dibuat dapat dilihat pada bagian lampiran skripsi ini.

4.4.2 Pengujian Sistem

Sebelum sistem informasi ini dapat digunakan, maka harus dilakukan

pengujian terlebih dahulu. Beberapa pengujian dilakukan oleh programmer

sendiri. Pengujian ini dilakukan dengan metode Blackbox testing.

Berikut ini adalah hasil pengujian terhadap sistem yang dibuat.

1. Halaman Utama

Tabel 4.31 Pengujian black-box halaman utama

No Rancangan Proses Hasil Yang Diharapkan Hasil Keterangan


1. Klik ‘Halaman Menampilkan halaman OK
Utama’ utama sistem penjurusan
program studi
2. Klik ‘Lihat Data Menampilkan data siswa OK
Siswa’
3. Klik ‘Cari Data Menampilkan data siswa OK
Siswa’ berdasarkan NIS siswa
4. Klik ‘Perbandingan Menampilkan OK
Kriteria’ perbandingan kriteria
5. Klik ‘Hitung Hasil’ Menampilkan hitung OK
hasil penjurusan
6. Klik ‘Bantuan’ Menampilkan bantuan OK
7. Klik ‘Keluar’ Keluar dari sistem OK
144

2. Halaman Data Siswa

Tabel 4.32 Pengujian black-box halaman data siswa

No Rancangan Proses Hasil Yang Diharapkan Hasil Keterangan


1 Klik ‘Lihat Data Menampilkan data siswa OK
Siswa’ kelas X
2. Klik ‘Cari Data Menampilkan data siswa OK
Siswa’ berdasarkan NIS siswa

3. Halaman AHP

Tabel 4.33 Pengujian black-box halaman AHP

No Rancangan Proses Hasil Yang Diharapkan Hasil Keterangan


1. Klik ‘Perbandingan Menampilkan data OK
Kriteria’ perbandingan kriteria

4. Halaman Penjurusan

Tabel 4.34 Pengujian black-box halaman Penjurusan

No Rancangan Proses Hasil Yang Diharapkan Hasil Keterangan


1. Klik ‘Hitung Hasil Menampilkan data hasil OK
Penjurusan’ penjurusan siswa.
2. Klik ‘Bantuan’ Menampilkan bantuan OK

5. Halaman Keluar

Tabel 4.35 Pengujian black-box halaman Keluar

No Rancangan Proses Hasil Yang Diharapkan Hasil Keterangan


1. Klik ‘Keluar’ Menampilkan keluar dari OK
sistem
145

4.5 Fitur Sistem

Berdasarkan dari rancangan yang dibuat, ada beberapa kelebihan fitur

sistem yang terdapat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.36 Fitur Sistem

No. Fitur Sistem


1. Adanya fitur search, sehingga memudahkan user untuk dapat melakukan
pencarian data siswa berdasarkan nomor induk siswa.
2. Adanya fitur Analitical Hirarchy Process, dimana user dapat mudah
melakukan proses perhitungan penjurusan siswa/i.
3. Adanya fitur kalender yang dapat menampilkan tanggal sekarang.
4. Adanya report hasil penjurusan, sehingga dapat dicetak sebagai hasil
penjurusan program studi siswa/i.
5. Adanya fitur waktu yang dapat menampilkan waktu sekarang.
6. Adanya fitur penambahan kriteria untuk dapat melakukan penambahan
kriteria yang diinginkan.
7. Adanya fitur preferensi nilai yang dapat menampilkan tingkat preferensi
nilai yang dibutuhkan untuk kriteria.
8. Adanya fitur Chart penjurusan yang dapat menampilkan bobot hasil
penjurusan.
146

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan uraian dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab–bab

sebelumnya, maka dapat ditarik lima simpulan antara lain:

1. Sistem Pendukung Keputusan yang dibuat dapat membantu para

pengambil keputusan pada MAN 4 Model Jakarta, dalam hal ini Guru

Bimbingan Konseling dan Bidang Kurikulum, dalam proses sinkronisasi

antara minat siswa, psikotes, dan nilai akademik untuk penjurusan

program studi siswa/i.

2. Tahapan AHP ini dimulai dengan membuat struktur hirarki atau jaringan

dari permasalahan yang ingin diteliti. Di dalam hirarki terdapat tujuan

utama, kriteria-kriteria, dan alternatif-alternatif yang ingin dihitung.

Perbandingan berpasangan dipergunakan untuk membentuk hubungan di

dalam struktur. Hasil dari perbandingan berpasangan ini akan membentuk

matriks dimana skala rasio diturunkan dalam bentuk bobot vektor

preferensi atau eigenvector. Nilai vektor preferensi ini akan digunakan

untuk mencari bobot masing-masing jurusan.

3. Para pengambil keputusan dapat menentukan penjurusan program studi

siswa/i dengan menggunakan model sebagai referensi akhir, yakni model

AHP (Analitycal Hierarchy Process). Dengan model AHP, Program Studi

IPA mempunyai bobot sebesar 35 %, Program Studi IPS mempunyai


147

bobot sebesar 30 %, Program Studi Bahasa Arab mempunyai bobot

sebesar 20 %, dan Program Studi Bahasa Jepang mempunyai bobot

sebesar 15 %.

4. Dengan adanya Sistem Pendukung Keputusan Penjurusan Program Studi,

dapat memberikan alternatif solusi dalam penjurusan program studi siswa/i

di MAN 4 Model Jakarta.

5. Dengan adanya Sistem Pendukung Keputusan Penjurusan Program Studi,

didapati beberapa parameter kriteria baku dalam penjurusan sehingga

memudahkan dalam penjurusan program studi siswa/i.

5.2 Saran

Berdasarkan simpulan yang telah dipaparkan di atas, maka terdapat saran

guna penelitian berikutnya, yakni:

1. Kajian dan penelitian di tahapan implementasi Sistem Pendukung

Keputusan penjurusan program studi.

2. Sistem Pendukung Keputusan yang dikembangkan di kemudian hari

diharapkan dapat menentukan jumlah kuota masing-masing jurusan.


148

DAFTAR PUSTAKA

Agus, Bahtiar. 2008. PHP Script Most Wanted. Yogyakarta: Andi.

Al-Qur’an, QS. Al-Mujadalah: 11.

Arief, Ramadhan. 2006. Pemrograman Web Database dengan PHP dan MySQL.

Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Anton, Mulyadi. 2008. Mengenal Type Pencarian Search Engine. Style Sheet.

http://one.indoskripsi.com/node/1380. (07 Juli 2009, pukul 11.22).

Departemen Pendidikan Nasional. 2000. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:

Balai Pustaka.

Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi

Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Deris, Stiawan. 2005. Sistem Keamanan Komputer. Jakarta: Elex Media

Komputindo.

Fathansyah. 2002. Basis Data. Bandung: Informatika Bandung.

Ferdy. 2009. Kelebihan Kekurangan AHP. Style Sheet.

http://ferdyti05.wordpress.com. (26 November 2009, pukul 21.30).

Gulo, W. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta: Grassindo.

Hasibuan, Zainal A. 2007. Metodologi Peneliltian Pada Bidang Ilmu Kompunter

dan Teknologi Informasi Konsep, Teknik, Aplikasi, Depok: Universitas

Indonesia.

Iwan. 2007. Timbangan Pendidikan Kita. Style Sheet. http://lumajang.go.id. (27

April 2009, pukul 23.10).


149

Jogiyanto, Hartono. 2005. Analisis & Disain Sistem Informasi: Pendekatan

Terstruktur Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis. Yogyakarta: Andi.

Kadir, Abdul. 2003. Pengenalan Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi.

Ladjamudin, Al-Bahra Bin. 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Mc.Leod, Raymond. 2001. Sistem Informasi Manajemen Jilid I, Jakarta: PT.

Prenhallindo

Mc.Leod, Raymond. 2004. Sistem Informasi Manajemen. Jakarta: Pt.Indeks.

Mohamad, Sukarno. 2006. Membangun Website Dinamis dan Interaktif dengan

PHP-MySQL (Windows dan Linux). Jakarta: Eska Media.

Muhaimin, Sutiah, dan Sugeng. 2008. Pengembangan Model KTSP pada Sekolah

dan Madrasah. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Mulyaningtyas, B. Renita, dan Hadiyanto, Yusup Purnomo. 2006. Bimbingan dan

Konseling SMA. Jakarta: Esis.

Munawar. 2005. Pemodelan Visual dengan UML. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Perdana, Ilham. 2009. Prosiding: Sistem Pendukung Keputusan Penyusunan

Rencana Bisnis Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process

(Studi Kasus di PD. BPR LPK Garut Kota). Berbagai Makalah Sistem

Informasi dalam KNSI 2009. Bandung: Informatika.

Pressman, Roger S. 2007. Rekaya Perangkat Lunak, Yogyakarta: Andi.

Rohayati, Yati. 2007. Menyikapi Penjurusan di SMA. Style sheet.

http://indonesia.smksakti.sch.id. (19 April 2009, pukul 15.13) .

Salusu. 2008. Pengambilan Keputusan Strategik. Jakarta: PT Grasindo


150

Sidik, Betha. 2004. Pemrograman Web dengan PHP. Bandung: Informatika.

Siti Ummi Masruroh. 2005. Sistem Penunjang Keputusan (Decision Support

System) Penjurusan Program Studi pada Sekolah Menengah Atas (Studi

Kasus SMAN 1 Ciputat). Skripsi. Jakarta: Fakultas Sains dan Teknologi,

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Suryadi. 1998. Sisem Pendukung Keputusan. Yogyakarta: Andi.

Taylor III. 2005. Introduction to Management Science (Sains Manajemen) Buku

Dua Edisi 8 Indonesian Translation. Jakarta: Salemba Empat.

Turban, Aronson, dan Liang. 2005. Decision Support System and Intelligent

Systems (Sistem Pendukung Keputusan dan Sistem Cerdas) Jilid I Edisi 7.

Yogyakarta: Andi.

Turban, Aronson, dan Liang. 2005. Decision Support System and Intelligent

Systems (Sistem Pendukung Keputusan dan Sistem Cerdas) Jilid 2 Edisi 7.

Yogyakarta: Andi.

Wahyudi, Anang. 2008. Archive for The Delphi Category. Style Sheet.

http://anaklanang.wordpress.com/category/delphi/ (04 Agustus 2009,

pukul 09.45).

Widajati, Retno, dan Suryani, Yeni, dan Resminingsih. 2004. Modul Bimbingan

dan Konseling Pengambilan Keputusan. Jakarta: Sanggar Bimbingan dan

Konseling DKI Jakarta.


LAMPIRAN

151
Wawancara I

Wawancara dilaksanakan pada:

Hari/Tanggal : Selasa/19 Mei 2009

Tempat : MAN 4 Model Jakarta

Interviewee : Dra. Titi Sumanti

Interviewer : Bachtiar

Dari hasil wawancara dengan Ibu Dra. Titi Sumanti selaku Guru Bimbingan

Konseling menghasilkan beberapa keterangan, antara lain:

1. Ada berapakah penjurusan di MAN 4 Model Jakarta ini Bu?

Jawab:

Penjurusan di MAN 4 Model Jakarta ini terdapat empat jurusan yaitu IPA,

IPS, BAHASA ARAB, dan BAHASA JEPANG.

2. Proses penjurusan di sekolah ini dilakukan mulai kelas berapa bu?

Jawab:

Proses penjurusan di sekolah ini dilakukan pada saat kelas X, semester

pertama dilakukan tes IQ dan penyuluhan minat dan penentuan penjurusan

program studi dilakukan mulai akhir semester - 2 kelas X.

3. Bagaimanakah proses penjurusan program studi siswa/i yang dilakukan di

MAN 4 Model Jakarta ini bu?


TAMPILAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN

1. Halaman Masuk

Pada halaman ini user diminta untuk memasukkan username dan

password yang telah dimilikinya sebagai wewenang pengguna sistem

pendukung keputusan.

2. Halaman Utama
Pada halaman ini akan ditampilkan sebuah pemberitahuan bahwa user

telah masuk ke dalam sistem pendukung keputusan penjurusan program

studi. Selanjutnya user dapat menggunakan untuk melihat data siswa/i

MAN 4 Model Jakarta untuk kelas X dan dapat melakukan proses

perhitungan penjurusan siswa/i.

3. Halaman Lihat Data Siswa

Pada Halaman ini berfungsi untuk melihat data-data siswa/i dan data hasil

psikotes dan minat siswa/i MAN 4 Model Jakarta kelas X yang telah

masuk ke dalam sistem penjurusan program studi siswa/i.

4. Halaman Detail Siswa


Pada Halaman ini berfungsi untuk melihat secara detail data-data siswa/i,

nilai akademik siswa/i, data hasil psikotes dan minat siswa/i MAN 4

Model Jakarta kelas X yang telah masuk ke dalam sistem penjurusan

program studi siswa/i.

5. Halaman Cari Data Siswa

Pada Halaman ini berfungsi untuk halaman cari data siswa, dapat

melakukan pencarian data siswa/i dengan menggunakan penelusuran

berdasarkan NIS.

6. Halaman Perbandingan Kriteria


Pada halaman ini diperlihatkan pembobotan nilai kriteria-kriteria yaitu

minat siswa, psikotes, dan nilai akademik. Di dalam halaman ini ada acuan

nilai untuk pembobotan nilai yaitu tingkat preferensi nilai. Langkah

pertama yaitu meng-input nilai untuk matrik kriteria penjurusan sesuai

tingkat preferensi nilai dan diproses.

7. Halaman Perbandingan Kriteria (Lanjutan)

Pada halaman ini diperlihatkan nilai vektor preferensi, dan nilai

Concitency Ratio. Jika nilai yang dimasukkan memiliki Concistency Ratio

< 0,10, maka data yang dimasukkan adalah konsisten dan jika Consistency

Ratio > 0,10, maka data yang dimasukkan tidak konsisten. Konsistensi ini

dapat terlihat dari proses penyimpanan dan adanya kotak dialog pesan dan

bobot vektor preferensi tersimpan di database.


8. Halaman Hitung Hasil

Pada halaman hitung hasil ini diperlihatkan perhitungan penjurusan siswa

berdasarkan kriteria-kriteria yaitu minat siswa, psikotes, dan nilai akademik.

Selanjutnya kriteria-kriteria tersebut dikalikan dengan bobot vektor

preferensi yang telah dihitung pada halaman perbandingan kriteria.

9. Halaman Chart Hasil Penjurusan


Pada halaman ini diperlihatkan Chart Hasil Penjurusan Program Studi untuk

masing-masing siswa/i MAN 4 Model Jakarta.

10. Halaman Laporan Hasil Penjurusan

Pada halaman ini diperlihatkan Laporan Hasil Penjurusan Program Studi

untuk masing-masing siswa/i MAN 4 Model Jakarta.

11. Halaman Bantuan

Pada halaman ini diperlihatkan Bantuan mengenai penggunaan Sistem

Pendukung Keputusan (SPK) Penjurusan Program Studi siswa/i MAN 4

Model Jakarta.
12. Halaman Tambah Kriteria

Pada halaman ini diperlihatkan fitur tambah kriteria yang digunakan untuk

mencari bobot hasil penjurusan program studi, apabila ingin menambah

kriteria baku, maka lakukan aksi tambah.

13. Halaman Lihat Kriteria

Pada halaman ini digunakan untuk lihat kriteria penjurusan program studi

siswa/i MAN 4 Model Jakarta


14. Halaman Hasil Pencarian Data Siswa

Pada halaman ini diperlihatkan hasil pencarian penjurusan program studi

siswa/i MAN 4 Model Jakarta.


Index.php echo "<div style='color:#ffffff;font-size:11px;text- align="left"><input name="password" type="password"
align:center;padding-bottom:10px;'>Username dan class="form_field_text"></td>
<table width="100%" height="100%" border="0" Password Salah.</div>";
cellpadding="0" cellspacing="0"> </tr><tr><td height="10" colspan="2"></td></tr><tr>
}
<tr> <td width="95" height="28">&nbsp;</td>
?>
<td align="center" valign="middle"> <td height="28" align="left" valign="bottom">
<form id="frmLogin" name="frmLogin" method="post"
<table width="650" height="500" border="0" action="cek_login.php" onSubmit="return <input type="submit" value="LOGIN"><input
cellpadding="0" cellspacing="0"> checkRequired();"> type="reset" value="RESET"></td>

<tr> <table width="289" border="0" cellspacing="0" </tr></table></form></td></tr>


cellpadding="0">
<td height="125" align="left" valign="bottom" </table>
style="background: transparent url(images/login_top.jpg) <tr align="left" valign="top">
bottom no-repeat;">&nbsp;</td>
<td colspan="2">
</tr><tr> Media.php
<imgsrc="images/login_admin_greenHeader.png"
<td align="center" valign="top" style="background: width="289" height="29"></td> <div id="main_body">
transparent url(images/login_tile.jpg) bottom no-repeat;"
height="296"> </tr><tr> <div id="body">

<table width="650" height="296" border="0" <td height="10" width="95">&nbsp;</td> <div id="content">


cellspacing="0" cellpadding="0">
<td height="10"><span class="content <div id="isi1">
<tr valign="middle"> message">&nbsp;</span></td>
<table border="0" width="830">
<td width="220" align="right"> </tr><tr align="left" valign="middle"> <td width="95"
class="form_field_label">Username:</td> <tr></tr><tr><td width="220px">&nbsp;</td>
<img src="images/lock.png" width="132"
height="132"></td> <td align="left"><input name="username" type="text" <th align="center" scope="row"><object
class="form_field_text" value=""></td> classid="clsid:D27CDB6E -AE6D-11cf-96B8-
<td align="center" 444553540000"
</tr><tr><td height="2" colspan="2"></td></tr> codebase="http://download.macromedia.com/pub/shockwa
style="padding:20px;"> ve/cabs/flash/swflash.cab#version=4,0,29,0" width="579"
<tr align="left" valign="middle"> height="372">
<?php
<td width="95"
if($_GET['err'] == "invalid"){ class="form_field_label">Password:</td><td
<param name="movie" Data Siswa.php if($_GET['admin']=="lihat")
value="FLASH%20BUAT%20HALAMAN%20UTAMA/
3drotation.swf" /> <? {

<param name="quality" value="high" /> } include"lihatDataSiswa.php";

<PARAM name="wmode" value="transparent"> ?> }

<object classid="clsid:D27CDB6E-AE6D-11cf-96B8- </div><div align="right" id="list"><a></a></div> else if($_GET['admin']=="cari")


444553540000"
codebase="http://download.macromedia.com/pub/shockwa </div> {include"cariDataSiswa.php";
ve/cabs/flash/swflash.cab#version=4,0,29,0" width="600"
height="100"> <div id="main_body"> }

<param name="movie" <div id="body"> else if($_GET['admin']=="cariProses")


value="images/iyay%20shiny_text_effect.swf" /><param
name="quality" value="high" /> <div id="content"> {
<embedsrc="images/iyay%20shiny_text_effect.swf" <div id="left"><table width="166"> include"Module/dataSearch.php";
quality="high"
pluginspage="http://www.macromedia.com/go/getflashpla <tr></tr></table> }
yer" type="application/x-shockwave-flash" width="600"
height="100"></embed></object>
<table width="171" border="0"> else if($_GET['user']=="entry")
<embed src="3d.swf" quality="high" <img src="images/kalender.jpg" /> {
pluginspage="http://www.macromedia.com/go/getflashpla
yer" type="application/x-shockwave-flash" width="479"
height="272"></embed></object> </table> include"Module/action.php";

<div style="background-image:url(images/bar2.gif) <table width="171" border="1" bordercolor="#B7CDE2"> }


background-repeat: no-repeat;" id="GambarBackground">
<tr><td width="161"> else if($_GET['admin']=="penjurusan")
<script type="text/javascript">
<?php include "calendar.php"; {
RunSlideShow("GambarDasar","GambarBackground","im
ages/1.jpg;images/2.jpg;images/3.jpg;images/4.jpg;images/ ?></td></tr></table> include"Module/penjurusan.php";
5.jpg",3);
<? include"berita.php" ?> }
</script>
</div> else
</div>
<div id="isi"><?php {
include"Module/fpds.php"; <hr style=\"border:#00CCFFdashed 1px; margin- print"\" onclick=\"return confirm('Apakah anda yakin
left:10px;\"></hr> ingin menghapus?')\">Hapus</a></td>";
}
<div style=\"text-indent:25px; margin-left:10px; text - }
?> align:justify;\"><br />
else {
<table width='600px' class='table'>
echo"<td class='colom'><a title=\"Lihat\"
Cari Data Siswa.php <tr class='baris'> href=lihatDataSiswa2.php?admin=lihat&act=lihatsiswa&id
=$r[nis] rel=\"gb_page_center[600, 300]\" >
<?php <td class='colom'>NIS</td>
<im g border=\"0\" src= \"images/detail.png\" width=20
$nis=$_POST['nis']; <td class='colom'>Nama Siswa</td> height=20/>

$nama=$_POST['nama']; <td class='colom'>Kelas</td> </a></td> </tr>";}

include"config/koneksi.php"; <td class='colom'>Hasil Penjurusan</td> echo"</table></div>";

$hasil=mysql_query("select NIS from siswa where <td class='colom'>Aksi</td> ?>


nis='$nis'");
</tr>";
$row=mysql_num_rows($hasil);
Ahp.php
if ($row<1)
echo "<tr> <?php
{
<td align='center' class='colom'>$r[nis]</td>
print"<script>alert('Maaf, NIS tidak terdaftar'); if($_GET['admin']=="perbandinganKriteria")
<td class='colom'>$r[nama]</td>
javascript:history.go(-1);</script>"; {
<td align='center' class='colom'>$r[kelas]</td>
exit; include"Module/bobot.php";
<td class='colom'>$r[hasil]</td> ";
} }
if($level=="admin"){
$view=mysql_query("SELECT * from hasil where else if($_GET['admin']=="hitungKriteria"){
nis='$nis'"); echo"<td class='colom'><a
href=data_siswa.php?admin=lihat&act=editsiswa&id=$r[N include"Module/bobot2.php";
$r=mysql_fetch_array($view); IS]>Edit</a> |
<ahref='data_siswa.php?user=entry&act=hapus&id=$r[NI }
echo"<h20>Hasil Pencarian Data Siswa</h20> S]'";
else if($_GET['admin']=="hitungKriteriaProses") else if($_GET['admin']=="hitungAHPAct4") <td class='colom'>NIS</td>

{ { <td class='colom'>Nama Siswa</td>

include"Module/kriteria/kriteriaProses-2.php"; //include"Module/grafik.php"; <td class='colom'>Kelas</td>

} include"Module/hitungAHPAct4.php"; <td class='colom' width=40>Status</td>";

else if($_GET['admin']=="eigen") } echo"</tr>";

{ else $batas=25;

include"Module/bobotAct.php"; { $halaman=$_GET['halaman'];

} include"Module/fpahp.php"; if(empty($halaman)){

else if($_GET['admin']=="hitungAHP") } $posisi=0;

{ ?> $halaman=1;

include"Module/hitungAHP.php"; }

} Hitung Hasil.php else

else if($_GET['admin']=="show_grafik") <?php {

{ include"config/koneksi.php"; $posisi=($halaman -1)*$batas;

include"grafik.php"; echo"<h20>Hitung Hasil Penjurusan</h20> }

} <hr style=\"border:#00CCFFdashed 1px; margin- echo"<form id='generate' name=\"myForm\"


left:10px;\"></hr><br /> action=\"ahp.php?admin=hitungAHPAct4\"
else if($_GET['admin']=="hitungAHPAct") method=\"post\">";
<div style=\"text-indent:25px; margin-left:10px; text -
{ align:justify;\">

//include"Module/grafik.php"; <table width='600px' class='table'> $view1=mysql_query("SELECT * FROM siswa a,pilihan


b where a.NIS=b.nis group by b.nis LIMIT
include"Module/hitungAHPAct.php"; <tr class='baris'> $posisi,$batas");

} <td class='colom'>Pilih</td> $no=$posisi+1 ;


$rec = 0; $jumlah=mysql_num_rows($view2); echo "<td><input type='button' id='checkAll' value='Check
All' />/<input type='button' id='unCheckAll'
$rec = htmlspecialchars($rec); if($jumlah<1) value='Uncheck All' /></td>";

while($r=mysql_fetch_array($view1)){ { echo"</tr></table>

$rec=$rec+1; echo " <td align='center' class='colom'>-</td>"; <br/><input class= \"button\" type=\"submit\"
value=\"GENERATE\" name=generate ></form>
if ($rec % 2 == 1) { }
</div>";
$bgcolor = "#AFF7BB"; else
$tampil2=mysql_query("select * from siswa a,pilihan b
$bgcolor = { where a.NIS=b.nis group by b.nis");

htmlspecialchars($bgcolor); echo " <td align='center' class='colom'><img $jmldata=mysql_num_rows($tampil2);


src='images/ok.png' width=30/></td>";
} $jmlhalaman=ceil($jmldata/$batas);
}
else { echo"<br><div class='paging'>";
echo" <input name=\"nis\" type=\"hidden\" size=\"13\"
$bgcolor = "#E3E8E3"; value=\"$r[NIS]\" /> "; if($halaman!='1' and !empty($halaman))

$bgcolor = htmlspecialchars($bgcolor); $sis=$r[NIS]; {

} }//end while $prev=$halaman-1;

echo "<tr bgcolor='$bgcolor' align='left'> echo"</table>"; echo "<span class='prevnext'>

<td align='center' class='colom'><input type=\"checkbox\" echo"<div id=link2> <ahref=\"hitung_hasil.php?admin=lihat&halaman=$prev\"


class='item' name=\"item[]\" value=$r[NIS] id=id$no> ><< Prev</a>
<table><tr><td valign=center><img
<td align='center' class='colom'>$r[NIS]</td>"; src=\"images/arrow_ltr.png\" /></td>"; </span>";

echo " <td class='colom'>$r[nama_siswa]</td> //<td valign=center><a href=\"javascript:select(1)\"><img }


src=\"images/check.jpg\" width=100 border=0/></a></td>
<td align='center' class='colom'>$r[kelas]</td>"; else {echo"<span class='disable'><< prev</span>";
//<td valign=center><a href=\"javascript:select(0)\" ><img
//query yg belum src=\"images/uncheck.jpg\" width=100 }
border=0/></a></td>
$view2=mysql_query("SELECT * FROM hasil where
nis='$r[nis]' group by nis ");
for($i=1;$i<=$jmlhalaman;$i++) Penjurusan.php }

if($i!=$halaman){ <?php else{

echo"<a include"config/koneksi.php"; $posisi=($halaman -1)*$batas;


href=\"hitung_hasil.php?admin=lihat&halaman=$i \">$i</a
>";} echo"<h20>Hasil Penjurusan Siswa Kelas X MAN 4 }
Model Jakarta</h20>
else{ $view=mysql_query("SELECT * FROM hasil ORDER
<hr style=\"border:#0B26F6 dashed 1px; margin- BY `nis` ASC LIMIT $posisi,$batas");
echo"<span class='current'>$i</span>"; left:10px;\"></hr><br />
$no=$posisi+1 ;
} <div style=\"text-indent:25px; margin-left:10px; text -
align:justify;\"> while ($r=mysql_fetch_array($view)){
if($halaman>0 and $halaman!=$jmlhalaman){
<table width='600px' class='table'> echo "<tr align='center'>
$next=$halaman+1;
<tr class='baris'> <td class='colom'>$r[nis]</td>
echo"<span class='prevnext'>
<td class='colom'>NIS</td> <td class='colom'>$r[nama]</td>
<ahref=\"hitung_hasil.php?admin=lihat&halaman=$next\"
>Next >></a> <td class='colom'>Nama Siswa</td> <td class='colom'>$r[kelas]</td>

</span>"; <td class='colom'>Kelas</td> <td class='colom'>IPA($r[IPA]), &nbsp; IPS($r[IPS]),


&nbsp; B.arab($r[BA]), &nbsp; B.jepang($r[BJ])</td>
} <td class='colom'>Jurusan</td>";
<td class='colom'><a id= \"beleng\" onclick=\"return
else{ echo"<td class='colom'>Aksi</td>"; confirm('Data akan dicetak?')\"
href='Module/pdf/cetak_data_siswa.php?nis=$r[nis]'
echo"<span class='disable'> Next >></span>"; echo"</tr>"; target='blank'><img src=\"images/printer.gif\"
border=\"0\" ></a></td>";
} $batas=10;
echo"</tr>"; $no++;
echo "</div>"; $halaman=$_GET['halaman'];
}
?> if(empty($halaman)){
echo"</table>";
$posisi=0;
$tampil2=mysql_query("select * from hasil");
$halaman=1;
$jmldata=mysql_num_rows($tampil2);
$jmlhalaman=ceil($jmldata/$batas); echo"<span class='prevnext'> $nama=$hasil['nama'];

echo"<br><div class='paging'>"; <a $kelas=$hasil['kelas'];


href=\"data_siswa.php?admin=lihat&halaman=$next\">Ne
if($halaman>1) xt >></a> $ipa=$hasil['IPA'];

{ </span>"; $ips=$hasil['IPS'];

$prev=$halaman-1; } $ba=$hasil['BA'];

echo "<span class='prevnext'> else{ $bj=$hasil['BJ'];

<ahref=\"data_siswa.php?admin=lihat&halaman=$prev\"> cho"<span class='disable'>Next >></span>"; if($ipa>=0.35)


<< Prev</a>
} {$ae="IPA";
</span>";
echo "</div>"; }else if($ips>=0.3)
}
echo"Total Siswa : <b>$jmldata</b> orang</font></div>"; {$bg="IPS";
else{
?> }else if($ba>=0.2)
echo"<span class='disable'><< prev</span>";
Cetak Data Penjurusan.php {$cy="Bahasa Arab";
}
<?php }else if($bj>=0.15)
for($i=1;$i<=$jmlhalaman;$i++)
$nis=$_GET['nis']; {$be="Bahasa Jepang";
if($i!=$halaman){
define('FPDF_FONTPATH','font/'); }else{
echo"<ahref=\"data_siswa.php?admin=lihat&halaman=$i\"
>$i</a>";} require('fpdf.php'); if($ipa>=$ips && $ipa>=$ba && $ipa>=$bj)

else{ //Koneksi ke database {$e="IPA";

echo"<span class='current'>$i</span>"; include"../../config/koneksi.php"; }else if($ips>=$ipa && $ips>=$ba && $ips>=$bj)

} $query=mysql_query("select * from hasil where {$e="IPS";


nis='$nis'");
if($halaman < $jmlhal){ }else if($ba>=$ipa && $ba>=$ips && $ba>=bj)
$hasil=mysql_fetch_array($query);
$next=$halaman+1; {$e="Bahasa Arab";
}else if($bj>=$ipa && $bj>=$ips && $bj>=$ba) //Tambah halaman pertama $pdf->Cell(50,6,'Hasil Penjurusan Program
Studi',0,5,'C',2);
{$e="Bahasa Jepang"; $pdf->AddPage();
$pdf->SetFillColor(100,100,100);
}else //-----------------
$pdf->SetY(44);
{ $pdf->SetFillColor(300,300,300);
$pdf->SetX(27);
}} $pdf->SetFont('Times','B',14);
$pdf->Cell(155,1,'',0,1,'C',1);
if($ipa=="") $pdf->SetY(20);
baris judul tabel
{$ipa="-"; $pdf->SetX(90);
$pdf->SetFillColor(232,232,232);
}else if($ips=="") $pdf->Cell(60,6,'DEPARTEMEN AGAMA',0,5,'C',1);
$pdf->SetFont('Courier','B',10);
{$ips="-"; $pdf->Cell(60,6,'MADRASAH ALIYAH NEGERI
(MAN) 4 JAKARTA',0,5,'C',1); $pdf->SetY(56);
}else if($ba=="")
$pdf->SetFont('Courier','B',8); $pdf->SetX(30);
{$ba="-";
//$pdf->SetFillColor(300,300,300); $pdf->Cell(30,6,'',0,5,'L',2);
}else if($bj=="")
/*$pdf->SetY(37); $pdf->Cell(30,6,'',0,5,'L',2);
{$bj="-";
$pdf->SetX(27);*/ $pdf->Cell(30,6,'',0,5,'L',2);
}else{
$pdf->Cell(60,6,'Jl. Ciputat Raya Pondok Pinang $pdf->Cell(30,6,'DATA SISWA',0,5,'L',2);
}/Buat file pdf baru Kebayoran Lama - Jaksel',0,5,'C',1);
$pdf->Cell(30,6,'NOMOR INDUK SISWA',0,5,'L',2);
$pdf=new FPDF(); $pdf->Cell(60,6,'Website: www.man4-jkt.sch.id
Email: $pdf->Cell(30,6,'NAMA SISWA',0,5,'L',2);
/Buka file man4jkt@yahoo.co.id',0,5,'C',1);
$pdf->Cell(30,6,'KELAS',0,5,'L',2);
$pdf->Open(); $pdf->Image("../../images/logo.jpg",27,20,27,23,"jpg");
$pdf->Cell(30,6,'',0,5,'L',2);
Disable automatic page break $pdf->Cell(30,6,'',0,5,'L',2);
$pdf->Cell(30,6,'',0,5,'L',2);
$pdf->SetAutoPageBreak(false); $pdf->SetFont('Courier','B',12);
$pdf->Cell(30,6,'BOBOT PENJURUSAN',0,5,'L',2);
$pdf->Cell(30,6,'BOBOT IPA',0,5,'L',2); $pdf->SetX(48);

$pdf->Cell(30,6,'BOBOT IPS',0,5,'L',2); if($m==07) $pdf->Cell(20,6,'Mengetahui,

$pdf->Cell(30,6,'BOBOT BAHASA ARAB',0,5,'L',2); {$bulan2="Juli";} Mengetahui,',0,5,'L',2);

$pdf->Cell(30,6,'BOBOT BAHASA JEPANG',0,5,'L',2); if($m==08) $pdf->Cell(30,6,'',0,5,'L',2);

$pdf->Cell(30,6,'',0,5,'L',2); {$bulan2="Agustus";} $pdf->Cell(30,6,'',0,5,'L',2);

$pdf->Cell(30,6,'',0,5,'L',2); if($m==09) $pdf->SetX(41);

$pdf->Cell(21); {$bulan2="September";} $pdf->Cell(30,6,'',0,5,'L',2);

$d=date('d'); if($m==10) $pdf->Cell(30,6,'',0,5,'L',2);

$m=date('m'); {$bulan2="Oktober";} $pdf->Cell(50,6,'Dra. Titik Sumanti

if($m==01) if($m==11) Drs Agus Mudhafar',0,5,'L',2);

{$bulan2="Januari";} {$bulan2="Novermber";} $pdf->SetX(35);

if($m==02) if($m==12) $pdf->Cell(50,6,'(Guru Bimbingan Konseling)

{$bulan2="Februari";} {$bulan2="Desember";} (WAKA Kurikulum)',0,5,'L',2);

if($m==03) $y=date('Y'); //Buat file

{$bulan2="Maret";} $pdf->Cell(30,6,'',0,5,'L',2); $pdf->SetY(56);

if($m==04) $pdf->Cell(30,6,'',0,5,'L',2); $pdf->SetX(60);

{$bulan2="April";} $pdf->Cell(30,6,'',0,5,'L',2); $pdf->Cell(30,6," ",0,5,'L',2);

if($m==05) $pdf->Cell(30,6,'',0,5,'L',2); $pdf->Cell(30,6," ",0,5,'L',2);

{$bulan2="Mei";} $pdf->SetX(128); $pdf->Cell(30,6," $Jakarta",0,5,'R',2);

if($m==06) $pdf->Cell(20,16,"Jakarta, $d $bulan2 $y",0,5,'L',2); $pdf->Cell(30,6," $Jakarta",0,5,'R',2);

{$bulan2="Juni";} $pdf->Cell(30,6," : $nis",0,5,'L',2);


$pdf->Cell(30,6," : $nama",0,5,'L',2); $pdf->Cell(30,6,"mampu ditempatkan pada Jurusan $ae
$bg $cy $be $e. ",0,5,'L',2);
$pdf->Cell(30,6," : $kelas",0,5,'L',2);
$pdf->Output();
$pdf->Cell(30,6," ",0,5,'L',2);
?>
$pdf->Cell(30,6," $Jakarta",0,5,'R',2);

$pdf->Cell(30,6," $Jakarta",0,5,'R',2);

$pdf->Cell(30,6," : $ipa",0,5,'L',2);

$pdf->Cell(30,6," : $ips",0,5,'L',2);

$pdf->Cell(30,6," : $ba",0,5,'L',2);

$pdf->Cell(30,6," : $bj",0,5,'L',2);

if($bms>=$bmo)

{$a=$np;}

else{

$a=$mos;}

$pdf->SetY(130);

$pdf->SetX(30);

$pdf->Cell(40,6,'',0,5,'L',2);

$pdf->Cell(40,6,'',0,5,'L',2);

$pdf->Cell(40,6,'',0,5,'L',2);

$pdf->Cell(30,6,'HASIL',0,5,'L',2);

$pdf->Cell(30,6,"Dengan demikian, siswa dengan nama


$nama",0,5,'L',2);
Program Studi Sistem Informasi
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta

Kuesioner Uji Coba Sistem Pendukung Keputusan (SPK)


Penjurusan Program Studi

Assalamualaikum Wr.Wb

Kepada Yth Bapak/Ibu WAKA Kurikulum, dan Guru Bimbingan Konseling


MAN 4 Model Jakarta, saya Bachtiar. Mahasiswa Sistem Informasi Fakultas Sains
dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta dengan
NIM 105093002978, sedang melakukan penelitian berjudul “Rancang Bangun Sistem
Pendukung Keputusan (SPK) Penjurusan Program Studi Pada Madrasah Aliyah
Negeri (Studi Kasus MAN 4 Model Jakarta)”. Saya memohon kesediannya untuk
mengisi kuesioner (pertanyaan) di bawah ini dengan lengkap sesuai petunjuk yang
telah ditetapkan untuk menguji sistem yang telah saya buat.

Atas kesediaan dan kerjasamanya saya ucapkan terima kasih.

Petunjuk:
1. Pilih salah satu jabatan dengan memberi tanda silang.
2. Beri tanda contreng (√) pada salah satu jawaban.

Jabatan : 1. WAKA Kurikulum ( X )


2. Guru Bimbingan Konseling ( )
RANCANG BANGUN SISTEM PENDUKUNG
KEPUTUSAN (SPK) PENJURUSAN
PROGRAM STUDI
(Studi Kasus : MAN 4 Model Jakarta)

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Komputer Sains dan Teknologi

Universitas Islam geri Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh:

BACHTIAR

105093002978

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTAM/1431

151
Rancang Bangun Sistem Pendukung Keputusan (SPK) Penjurusan
Program Studi (Studi Kasus : MAN 4 Model Jakarta)
Fakultas Sains dan Teknologi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Ditdit N Utamaa, MMSI, M.Com, Zainuddin Bey Fananie, M.Scb dan Bachtiar, S.Komc
a
Staf Pengajar Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Tel : (021) 7493606 Fax : (021) 7493315
e-mail : ditditn@hotmail.com
b
Staf Pengajar Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Tel : (021) 7493606 Fax : (021) 7493315
e-mail : @yahoo.com
c
Mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Indonesia Jakarta
Tel : (021) 7493606 Fax : (021) 7493315
e-mail : tiar.indazone@yahoo.com

ABSTRACT

State Madrasah Aliyah (MAN) 4 model is an institution Jakarta State Islamic Religious
Education. Therefore, based on the Regulation of the Director General of Primary and
Secondary Education Management Number: 12/C/KEP/TU/2008, about forms and procedures
for the preparation of the consolidated results of study of students of primary and secondary
education unit, then in MAN 4 Model Jakarta should be held students' majors course in
accordance with Education Unit Level Curriculum (SBC) which is conducted every once a
year. Majors course intended for students to channel any specialization in the appropriate
places. Therefore, we need a decision support to find out the interests of each student. In this
Decision Support System, using the methodology of data collection, structured methodology to
model the development of the System Development Life Cycle (SDLC), and also methodological
design model, using Analytical Hierarchy Process (AHP). The software used in designing and
building this system, using PHP and MySQL. Design of Decision Support System is expected to
have been able to determine the best direction for students as well as can be the solution in
helping decision makers to determine the weight calculation majors course students.

Keywords: Penjurusan, System Development Life Cycle (SDLC), AHP (Analitical Hierarchy Process ), PHP dan
MySQL.
1. PENDAHULUAN masuk program studi IPA hanya dilihat dari nilai,
tanpa melihat aspek-aspek lain yang
Pada saat ini perkembangan teknologi mengalami mempengaruhi penentuan penjurusan.
kemajuan yang cukup pesat, hal tersebut hampir Dari hasil penelitian yang ada penjurusan
terjadi di seluruh bidang, termasuk bidang program studi MAN 4 Model Jakarta pada
komputer. Hal ini dapat dilihat dari penggunaan dasarnya masih bersifat manual, tidak adanya
komputer, di mana dahulu hanya digunakan sistem yang dapat memberikan alternatif solusi
sebagai alat bantu elektronik untuk menyimpan dalam penjurusan program studi siswa/i, tidak
dan mengolah data, tetapi sekarang komputer bisa adanya standarisasi bobot nilai yang digunakan
digunakan untuk membantu dalam pengambilan untuk menentukan penjurusan program studi, dan
keputusan. Semakin cepatnya perkembangan tidak adanya penambahan parameter kriteria baku
teknologi, maka semakin banyak persaingan- yang dibutuhkan seorang siswa untuk
persaingan yang terjadi pada dunia usaha maupun mendapatkan jurusan program studi.
pada lembaga-lembaga.
Untuk meminimalisir hal tersebut, maka perlu
Selain teknologi, dunia pendidikan dalam adanya suatu sistem yang dapat memudahkan
beberapa tahun terakhir ini juga banyak pihak sekolah dalam mengambil keputusan
mengalami kemajuan yang sangat pesat. Berbagai penjurusan program studi. Sistem ini yang
upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk kemudian bisa disebut sebagai Sistem Pendukung
mewujudkan dunia pendidikan yang bermutu dan Keputusan (SPK). Sistem Pendukung Keputusan
berkualitas (Iwan, 2007). Perkembangan dunia adalah sebagai sebuah sistem yang dimaksudkan
pendidikan tersebut sangat berpengaruh pada untuk mendukung para pengambil keputusan
perkembangan kualitas pelajar, karena seorang manajerial dalam situasi keputusan
pelajar lebih bisa mengembangkan diri sesuai semiterstruktur (Turban, Aronson, dan Liang,
dengan potensi dan minat yang dimiliki, misalnya 2005).
Madrasah Aliyah Negeri (MAN).
Dari penjelasan di atas, maka dibuatlah skripsi
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 4 Model Jakarta dengan judul “Rancang Bangun Sistem
merupakan sebuah lembaga Pendidikan Agama Pendukung Keputusan (SPK) Penjurusan Program
Islam Negeri. Oleh karena itu, berdasarkan Studi (Studi kasus Madrasah Aliyah Negeri
Peraturan Direktur Jendral Manajemen (MAN) 4 Model Jakarta)”.
Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor:
12/C/KEP/TU/2008, tentang bentuk dan tata cara
penyusunan laporan hasil belajar peserta didik
satuan pendidikan dasar dan menengah, maka di 2. RUMUSAN MASALAH
MAN 4 Model Jakarta harus diadakan penjurusan
program studi siswa sesuai dengan Kurikulum Pada penelitian ini, ada 5 jenis masalah yang
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang dapat dirumuskan di antaranya ialah:
dilakukan setiap satu tahun sekali. Penjurusan 1. Bagaimana membuat rancang bangun Sistem
program studi dimaksudkan untuk setiap siswa Pendukung Keputusan yang dapat menjadi
dapat menyalurkan peminatan pada tempat yang alat bantu para pengambil keputusan
sesuai. penjurusan program studi MAN 4 Model
Jakarta?
Penjurusan merupakan salah satu proses
2. Bagaimana tahapan prosedur baku untuk
penempatan atau penyaluran dalam pemilihan
membuat keputusan penjurusan program
program pengajaran para siswa. Penentuan
studi MAN 4 Model Jakarta?
penjurusan program studi dilakukan mulai akhir
3. Belum adanya prosedur baku dengan
semester - 2 kelas X (Muhaimin, Sutiah dan
standarisasi bobot nilai yang digunakan
Sugeng, 2008). Di dalam proses penjurusan ini
untuk menentukan penjurusan program
ditujukan agar membantu pihak sekolah dalam
studi.
menentukan jurusan yang terbaik buat siswa
4. Tidak adanya sistem yang dapat
berdasarkan kemampuan siswa, minat siswa,
memberikan alternatif solusi dalam
minat orang tua, nilai akademik dan tes IQ
penjurusan program studi siswa/i.
(Rohayati, 2007). Namun, terkadang pihak
sekolah tidak obyektif dalam menentukan
penjurusan siswa. Misalnya, seorang siswa bisa
5. Tidak adanya penambahan parameter 7. METODE PENGUMPULAN DATA
kriteria baku yang dibutuhkan seorang siswa
untuk mendapatkan jurusan program studi. Dalam mengumpulkan data untuk pengembangan
sistem ini dilakukan dengan cara:
1. Studi Pustaka
Pengumpulan data dan informasi dengan
3. BATASAN MASALAH cara membaca buku-buku terkait yang dapat
dijadikan bahan acuan penelitian (Sevilla,
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka 1993).
batasan masalah dari penulisan skripsi ini antara 2. Observasi
lain: Pengamatan yang langsung dilakukan
1. Tidak menentukan kuota (daya tampung) peneliti terhadap objek-objek yang ada pada
siswa untuk setiap jurusan program studi. perusahaan atau instansi terkait untuk
2. Sistem Pendukung Keputusan yang dibuat mendapatkan data-data yang diperlukan
tidak membahas mengenai Sistem Informasi (Jogiyanto, 2005).
Manajemen (SIM). 3. Wawancara
3. Sistem Pendukung Keputusan yang dibuat Mengumpulkan data dengan mewawancarai
hanya sampai pada tahap pengujian sistem, langsung orang yang terkait langsung
pengujian sistem yang dilakukan dengan dengan penggunaan sistem yaitu WAKA
pengujian black box testing dari sisi Kurikulum dan Guru Bimbingan Konseling
programmer. (BK) (Jogiyanto, 2005).
4. Studi Literatur Sejenis
Pengumpulan data biasanya diawali dengan
mengumpulkan informasi yang berhubungan
4. TUJUAN
dengan masalah penelitian. Informasi–
informasi tersebut dapat diperoleh melalui
Tujuan dari pelaksanaan penelitian ini adalah: peninjauan literature yang relevan (Gulo,
1. Analisis proses penjurusan siswa/i di 2002).
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 4 Model
Jakarta.
2. Merancang Sistem Pendukung Keputusan
dalam penjurusan program studi siswa/i.
8. METODE PENGEMBANGAN
3. Merancang model Sistem Pendukung SISTEM
Keputusan dengan menggunakan
metodologi Analitical Hierarchy Process Rancang Bangun Sistem Pendukung Keputusan
(AHP). (SPK) Penjurusan Program Studi (Studi Kasus :
MAN 4 Model Jakarta) menggunakan metodologi
terstruktur dengan model System Development
Live Cycle (SDLC) (Ladjamudin, 2005), dan
5. MANFAAT Model Sistem Pendukung Keputusan, digunakan
model AHP (Analytical Hierarchy Process)
Manfaat penelitian untuk pembaca skripsi ini (Taylor III, 2005). Metodologi terstruktur dengan
adalah: model System Development Live Cycle (SDLC)
1. Dapat dijadikan referensi untuk penelitian yang memiliki tahapan–tahapan sebagai berikut:
berikutnya yang berhubungan dengan Sistem 1. Analysis
Pendukung Keputusan (SPK) khususnya di Tahapan analisis ini digunakan untuk
bidang penjurusan program studi siswa/i mengetahui masalah yang terdapat dalam
MAN sistem penjurusan program studi siswa/i dan
2. Dapat memberikan pemahaman mengenai mendapatkan solusi dari masalah tersebut.
konsep rancang bangun Sistem Pendukung 1. Deteksi masalah (Problem Detection)
Keputusan (SPK) terutama untuk penjurusan Identifikasi permasalahan yang ada pada
program studi di MAN. sistem penjurusan program studi siswa/i
3. Dapat memberikan pemahaman mengenai yang sedang berjalan sehingga dapat
konsep Analitical Hierarchy Process (AHP). diketahui permasalahan yang ada pada
sistem yang berjalan dan dapat diberikan
solusi pemecahan masalah untuk 2. Membagi nilai tiap kolom dalam matriks
perbaikan sistem. perbandingan pasangan dengan jumlah
2. Penelitian/investigasi awal (Initial kolom bersangkutan–yang disebut
Investigation) matriks normalisasi
Pada penelitian/investigasi awal, telah 3. Hitung nilai rata–rata tiap baris pada
dilakukan wawancara, observasi dan matriks normalisasi–yang disebut vektor
studi literatur sejenis. preferensi atau eigenvektor
3. Analisa kebutuhan sistem (Requirement 4. Gabungkan vektor preferensi untuk tiap
Analysis) kriteria (dari langkah 2-(3) di atas)
Dalam menganalisa kebutuhan sistem hal menjadi suatu matriks preferensi yang
yang pertama adalah menganalisa sistem memperlihatkan preferensi tiap jurusan
yang sedang berjalan pada penjurusan berdasarkan tiap kriteria
program studi siswa/i MAN 4 Model 3. Membuat matriks perbandingan pasangan
Jakarta. untuk kriteria
4. Mensortir kebutuhan sistem (Generation 4. Menghitung matriks normalisasi
of System Alternatives) (normalized matrix) dengan membagi tiap
Pada tahap ini akan dianalisa alternatif nilai pada masing–masing kolom matriks
sistem yang digunakan untuk dengan jumlah kolom yang terkait
menyelesaikan masalah penjurusan 5. Membuat vektor preferensi dengan
program studi siswa/i dengan melakukan menghitung rata–rata baris pada matriks
perbandingan sistem yang berjalan normalisasi
dengan sistem yang diusulkan. 6. Hitung skor keseluruhan untuk tiap alternatif
5. Memilih sistem yang baik (Selectionof keputusan dengan mengalikan vektor
Proper System) preferensi kriteria (dari langkah 5) dengan
Setelah membuat alternatif-alternatif matriks kriteria (dari langkah 2-(4) di atas)
untuk mensortir kebutuhan sistem, maka 7. Merangking alternatif keputusan
langkah selanjutnya dilakukan pemilihan berdasarkan nilai alternatif yang dihitung
sistem yang baik. Pada saat memilih pada langkah 6
sistem yang baik dilakukan perbandingan
kebutuhan sistem sehingga dapat 9. KERANGKA PENELITIAN
menemukan hanya satu sistem yang
terbaik.
2. Perancangan (Design)
Tahapan perancangan (design) memiliki
tujuan untuk men-design sistem baru yang
dapat menyelesaikan masalah-masalah yang
dihadapi perusahaan yang diperoleh dari
pemilihan alternatif sistem yang terbaik.
Kegiatan yang dilakukan dalam tahapan
perancangan ini meliputi perancangan
output, input, dan file.
3. Penerapan (Implementation)
Tahapan implementasi memiliki beberapa
tujuan, yaitu untuk melakukan kegiatan
pembuatan source code program dan
pengujian sistem.
Sedangkan perancangan model Sistem Pendukung
Keputusan, digunakan model AHP (Analytical
Hierarchy Process) yang memiliki tahapan–
tahapan sebagai berikut: Gambar 3.1 Kerangka Penelitian
1. Mengembangkan matriks perbandingan
pasangan untuk tiap alternatif keputusan
berdasarkan tiap kriteria
2. Sintesis:
1. Menjumlahkan nilai pada tiap kolom
pada matriks perbandingan pasangan
User

Gambar 3.2 Kerangka Penelitian (lanjutan)

Gambar 4.3 Flowchart Sistem Usulan


10. FLOWCHART SISTEM BERJALAN
DAN SISTEM USULAN
User

Guru BK dan WAKA


Siswa
Kurikulum

Gambar 4.4 Flowchart Sistem Usulan (lanjutan)

Gambar 4.2 Flowchart Sistem Berjalan


Mulai

Input
P1, NA1, NA2
Level 1 Penentuan Penjurusan
Tidak

Tujuan
Data yang di input
>= 1 dan <= 9

Ya

Matriks Normalisasi (n) = nilai kriteria


(n) / jumlah nilai kriteria (n)

Bobot Nilai Vektor = jumlah nilai


vektor / n

CI = Bobot Nilai Vektor - n


n - 1

Level 2 Psikotes Minat Nilai


Nilai CR = CI / RI Siswa Akademik
Kriteria

Tampilan data Tidak If


tidak konsisten CR < 0,1

Ya
:
Simpan Bobot Vektor Preferensi
Eigenvektor

Level 3
BAHASA BAHASA
IPA IPS
A

Alternatif ARAB JEPANG

Gambar 4.5 Flowchart program untuk


menghitung hasil penjurusan
Gambar 4.7 Struktur Hirarki SPK Program
A
Studi

1. Mengembangkan matriks perbandingan


pasangan untuk tiap alternatif keputusan
berdasarkan tiap kriteria.
Perkalian Matriks = jumlah (nilai
kriteria yang di pilih * nilai akademik *
Kriteria 1: Psikotes
bobot vektor preferensi) Tabel 4.8 Matriks Perbandingan Pasangan
Kriteria 1

Simpan Hasil Penjurusan


Hasil

Selesai
Kriteria 2: Minat Siswa
Gambar 4.6 Flowchart program untuk Tabel 4.9 Matriks Perbandingan Pasangan
Kriteria 2
menghitung hasil penjurusan (lanjutan)

10.ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS


(AHP)
Struktur hirarki :
Kriteria 3 : Nilai Akademik 2. Sintesis
Tabel 4.10 Matriks Perbandingan Pasangan 1) Menjumlahkan nilai pada tiap kolom
Kriteria 3 pada matriks perbandingan pasangan.
Kriteria 1 : Psikotes
Tabel 4.11 Penjumlahan Matriks
Perbandingan Pasangan – Kriteria 1

Maka matriks perbandingan pasangan untuk


kriteria keputusan adalah:
Kriteria 2 : Minat Siswa
Tabel 4.12 Penjumlahan Matriks
Psikotes Perbandingan Pasangan – Kriteria 2

IPA 1 9/7 9/5 9/3

IPS 7/9 1 7/5 7/3

B.ARAB 5/9 5/7 1 5/3

B.JEPANG 3/9 3/7 3/5 1


Kriteria 3: Nilai Akademik
Tabel 4.13 Penjumlahan Matriks
Perbandingan Pasangan – Kriteria 3
Minat Siswa 2) Membagi nilai tiap kolom dalam matriks
perbandingan pasangan dengan jumlah
IPA 1 6/5 6/3 6/2 kolom bersangkutan–yang disebut
matriks normalisasi (normalized matrix)
IPS 5/6 1 5/3 5/2 Tabel 4.14 Normalized Matrix –
Kriteria 1
B.ARAB 3/6 3/5 1 3/2

B.JEPANG 2/6 2/5 2/3 1

Nilai Akademik

IPA 1 8/7 8/5 8/4


Tabel 4.15 Normalized Matrix –
Kriteria 2
IPS 7/8 1 7/5 7/4

B.ARAB 5/8 5/7 1 5/4

B.JEPANG 4/8 4/7 4/5 1


Tabel 4.16 Normalized Matrix – preferensi tiap jurusan berdasarkan tiap
Kriteria 3 kriteria.

3. Membuat matriks perbandingan pasangan


untuk kriteria
Tabel 4.20 Matriks Perbandingan
3) Hitung nilai rata–rata tiap baris pada Pasangan untuk Kriteria
matriks normalisasi– yang disebut vektor
preferensi atau eigenvektor.
Sebelumnya, jadikan nilai – nilai di atas
menjadi angka decimal
Tabel 4.17 Vektor Preferensi –
Kriteria 1

4. Menghitung matriks normalisasi


(normalized matrix) dengan membagi tiap
nilai pada masing–masing kolom matriks
dengan jumlah kolom yang terkait.
Tabel 4.21 Normalized Matrix untuk
Tabel 4.18 Vektor Preferensi – Kriteria
Kriteria 2

5. Membuat vektor preferensi dengan


menghitung rata–rata baris pada matriks
normalisasi
Tabel 4.19 Vektor Preferensi – Sebelumnya, jadikan nilai–nilai di atas
Kriteria 3 menjadi angka desimal.

4) Gabungkan vektor preferensi untuk tiap


kriteria (dari tahap 2-3) menjadi suatu
matriks preferensi yang memperlihatkan 6. Hitung skor keseluruhan untuk tiap alternatif
keputusan dengan mengalikan vektor
preferensi kriteria (dari langkah 5) dengan Menghitung Consistency Index (CI)
matriks kriteria (dari langkah 2-4) Consistency Index ini dihitung dengan
mengalikan matriks perbandingan pasangan
dengan vektor preferensi kriteria yang telah
dihitung sebelumnya.
Skor IPA
= 0,09091 (0,375) + 0,27273 (0,375) +
0,63636 (0,33333)
= 0,03409 + 0,10227 + 0,21212
= 0,34848

Skor IPS
= 0,09091 (0,29167) + 0,27273 (0,3125)
+ 0,63636 (0,29167)
= 0,02652 + 0,08523 + 0,18561
= 0,29736

Skor Bahasa Arab


= 0,09091 (0,20833) + 0,27273 (0,1875)
+ 0,63636 (0,20833)
= 0,01894 + 0,05114 + 0,13257
= 0,20265
Hasil perkalian di atas dihitung adalah sebagai
Skor Bahasa Jepang
berikut:
= 0,09091 (0,125) + 0,27273 (0,125) +
1. 1 (0,09091) + 1/3 (0,27273) + 1/7
0,63636 (0,16667)
(0,63636)
= 0,01136 + 0,03409 + 0,10606
= 0,09091 + 0,09091 + 0,09091
= 0,15151
= 0,27273
2. 3 (0,09091) + 1 (0,27273) + 3/7 (0,63636)
7. Merangking alternatif keputusan
= 0,27273 + 0,27273 + 0,27273
berdasarkan nilai alternatif yang dihitung
= 0,81819
pada langkah 6.
3. 7 (0,09091) + 7/3 (0,27273) + 1 (0,63636)
= 0,63637 + 0,63637 + 0,63636
Tabel 4.22 Rangking Alternatif
= 1,9091
Keputusan
Berikutnya, masing– masing nilai dibagi dengan
bobot terkait yang diperoleh dari vektor preferensi
kriteria.

Jadi, kesimpulan perhitungan ini adalah:


Program Studi IPA mempunyai bobot sebesar Sistem Pendukung Keputusan yang dibuat
35 %. berdasarkan pada 3 parameter kriteria. Maka rata–
Program Studi IPS mempunyai bobot sebesar rata nilainya adalah sebagai berikut:
30 %.
Program Studi B. Arab mempunyai bobot sebesar
20 %.
Program Studi B. Jepang mempunyai bobot
sebesar 15 %.
1. Sistem Pendukung Keputusan yang dibuat
dapat membantu para pengambil keputusan
pada MAN 4 Model Jakarta, dalam hal ini
Guru Bimbingan Konseling dan Bidang
Kurikulum, dalam proses sinkronisasi antara
minat siswa, psikotes, dan nilai akademik
untuk penjurusan program studi siswa/i.
2. Tahapan AHP ini dimulai dengan membuat
struktur hirarki atau jaringan dari
permasalahan yang ingin diteliti. Di dalam
hirarki terdapat tujuan utama, kriteria-
kriteria, dan alternatif-alternatif yang ingin
Keterangan: dihitung. Perbandingan berpasangan
Jika data yang dimasukkan menghasilkan dipergunakan untuk membentuk hubungan
consistency ratio < 0,10 maka datanya konsisten. di dalam struktur. Hasil dari perbandingan
Jika nilai yang dimasukkan menghasilkan berpasangan ini akan membentuk matriks
consistency ratio > 0,10 maka datanya tidak dimana skala rasio diturunkan dalam bentuk
konsisten. bobot vektor preferensi atau eigenvector.
Nilai vektor preferensi ini akan digunakan
10. KEUNGGULAN PERANGKAT untuk mencari bobot masing-masing
LUNAK SISTEM jurusan.
3. Para pengambil keputusan dapat
menentukan penjurusan program studi
Berikut ini adalah merupakan fitur-fitur yang
siswa/i dengan menggunakan model sebagai
diunggulkan pada perangkat lunak yang
referensi akhir, yakni model AHP
dikembangkan untuk Sistem Pendukung
(Analitycal Hierarchy Process). Dengan
Keputusan Penjurusan Program Studi:
model AHP, Program Studi IPA mempunyai
1. Adanya fitur search, sehingga memudahkan
bobot sebesar 35 %, Program Studi IPS
user untuk dapat melakukan pencarian data
mempunyai bobot sebesar 30 %, Program
siswa berdasarkan nomor induk siswa Studi Bahasa Arab mempunyai bobot
2. Adanya fitur Analitical Hirarchy Process, sebesar 20 %, dan Program Studi Bahasa
dimana user dapat mudah melakukan proses Jepang mempunyai bobot sebesar 15 %.
perhitungan penjurusan siswa/i 4. Dengan adanya Sistem Pendukung
3. Adanya fitur kalender yang dapat Keputusan Penjurusan Program Studi, dapat
menampilkan tanggal sekarang memberikan alternatif solusi dalam
4. Adanya report hasil penjurusan, sehingga penjurusan program studi siswa/i di MAN 4
dapat dicetak sebagai hasil penjurusan Model Jakarta.
program studi siswa/i 5. Dengan adanya Sistem Pendukung
5. Adanya fitur waktu yang dapat Keputusan Penjurusan Program Studi,
menampilkan waktu sekarang didapati beberapa parameter kriteria baku
6. Adanya fitur penambahan kriteria untuk dalam penjurusan sehingga memudahkan
dapat melakukan penambahan kriteria yang dalam penjurusan program studi siswa/i.
diinginkan.
7. Fitur tampilan detail profil siswa/i REFERENSI
8. Adanya fitur preferensi nilai yang dapat
menampilkan tingkat preferensi nilai yang
[1] Agus, Bahtiar. 2008. PHP Script Most
dibutuhkan untuk kriteria. Wanted. Yogyakarta: Andi.
9. Adanya fitur Chart penjurusan yang dapat [2] Al-Qur’an, QS. Al-Mujadalah: 11.
menampilkan bobot hasil penjurusan. [3] Arief, Ramadhan. 2006. Pemrograman Web
Database dengan PHP dan MySQL. Jakarta:
11. SIMPULAN PT Elex Media Komputindo.
[4] Anton, Mulyadi. 2008. Mengenal Type
Simpulan dari penelitian tentang Rancang Bangun Pencarian Search Engine. Style Sheet.
Sistem Pendukung Keputusan (SPK) Penjurusan http://one.indoskripsi.com/node/1380. (07
Program Studi, sebagai berikut: Juli 2009, pukul 11.22).
[5] Departemen Pendidikan Nasional. 2000. [23] Pressman, Roger S. 2007. Rekaya Perangkat
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Lunak, Yogyakarta: Andi.
Balai Pustaka. [24] Rohayati, Yati. 2007. Menyikapi Penjurusan
[6] Departemen Pendidikan Nasional. 2002. di SMA. Style sheet.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi http://indonesia.smksakti.sch.id. (19 April
Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka. 2009, pukul 15.13) .
[7] Deris, Stiawan. 2005. Sistem Keamanan [25] Salusu. 2008. Pengambilan Keputusan
Komputer. Jakarta: Elex Media Komputindo. Strategik. Jakarta: PT Grasindo
[8] Fathansyah. 2002. Basis Data. Bandung: [26] Sidik, Betha. 2004. Pemrograman Web
Informatika Bandung. dengan PHP. Bandung: Informatika.
[9] Ferdy. 2009. Kelebihan Kekurangan AHP. [27] Siti Ummi Masruroh. 2005. Sistem
Style Sheet. http://ferdyti05.wordpress.com. Penunjang Keputusan (Decision Support
(26 November 2009, pukul 21.30). System) Penjurusan Program Studi pada
[10] Gulo, W. 2002. Metodologi Penelitian. Sekolah Menengah Atas (Studi Kasus
Jakarta: Grassindo. SMAN 1 Ciputat). Skripsi. Jakarta: Fakultas
[11] Hasibuan, Zainal A. 2007. Metodologi Sains dan Teknologi, UIN Syarif
Peneliltian Pada Bidang Ilmu Kompunter Hidayatullah Jakarta.
dan Teknologi Informasi Konsep, Teknik, [28] Suryadi. 1998. Sisem Pendukung Keputusan.
Aplikasi, Depok: Universitas Indonesia. Yogyakarta: Andi.
[12] Iwan. 2007. Timbangan Pendidikan Kita. [29] Taylor III. 2005. Introduction to
Style Sheet. http://lumajang.go.id. (27 April Management Science (Sains Manajemen)
2009, pukul 23.10). Buku Dua Edisi 8 Indonesian Translation.
[13] Jogiyanto, Hartono. 2005. Analisis & Disain Jakarta: Salemba Empat.
Sistem Informasi: Pendekatan Terstruktur [30] Turban, Aronson, dan Liang. 2005. Decision
Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis. Support System and Intelligent Systems
Yogyakarta: Andi. (Sistem Pendu kung Keputusan dan Sistem
[14] Kadir, Abdul. 2003. Pengenalan Sistem Cerdas) Jilid I Edisi 7. Yogyakarta: Andi.
Informasi. Yogyakarta: Andi. [31] Turban, Aronson, dan Liang. 2005. Decision
[15] Ladjamudin, Al-Bahra Bin. 2005. Analisis Support System and Intelligent Systems
dan Desain Sistem Informasi. Yogyakarta: (Sistem Pendu kung Keputusan dan Sistem
Graha Ilmu. Cerdas) Jilid 2 Edisi 7. Yogyakarta: Andi.
[16] Mc.Leod, Raymond. 2001. Sistem Informasi [32] Wahyudi, Anang. 2008. Archive for The
Manajemen Jilid I, Jakarta: PT. Delphi Category. Style Sheet.
Prenhallindo http://anaklanang.wordpress.com/category/d
[17] Mc.Leod, Raymond. 2004. Sistem Informasi elphi/ (04 Agustus 2009, pukul 09.45).
Manajemen. Jakarta: Pt.Indeks. [33] Widajati, Retno, dan Suryani, Yeni, dan
[18] Mohamad, Sukarno. 2006. Membangun Resminingsih. 2004. Modul Bimbingan dan
Website Dinamis dan Interaktif dengan Konseling Pengambilan Keputusan. Jakarta:
PHP-MySQL (Windows dan Linux). Jakarta: Sanggar Bimbingan dan Konseling DKI
Eska Media. Jakarta.
[19] Muhaimin, Sutiah, dan Sugeng. 2008.
Pengembangan Model KTSP pada Sekolah COPYRIGHT
dan Madrasah. Jakarta: PT. RajaGrafindo
Persada. Dengan ini kami menyatakan bahwa jurnal ini
[20] Mulyaningtyas, B. Renita, dan Hadiyanto, benar-benar hasil karya sendiri yang belum
Yusup Purnomo. 2006. Bimbingan dan pernah diajukan sebagai jurnal atau karya ilmiah
Konseling SMA. Jakarta: Esis. pada perguruan tinggi atau lembaga manapun.
[21] Munawar. 2005. Pemodelan Visual dengan Penulis bertanggung jawab dalam menyalin
UML. Yogyakarta: Graha Ilmu. (mereproduksi) gambar atau tabel dan citra yang
[22] Perdana, Ilham. 2009. Prosiding: Sistem diperoleh dari pihak lain dengan apresiasi
Pendukung Keputusan Penyusunan Rencana (acknowledgement) yang benar.
Bisnis Menggunakan Metode Analytical
Hierarchy Process (Studi Kasus di PD. BPR
LPK Garut Kota). Berbagai Makalah Sistem
Informasi dalam KNSI 2009. Bandung:
Informatika.
Rancang Bangun Sistem Pendukung Keputusan (SPK) Penjurusan
Program Studi (Studi Kasus : MAN 4 Model Jakarta)
Fakultas Sains dan Teknologi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Bachtiara, Ditdit N Utamab dan Zainuddin Bey Fananie c
a
Mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Indonesia Jakarta
Tel : (021) 7493606 Fax : (021) 7493315
e-mail : tiar.indazone@yahoo.com

b
Staf Pengajar Fakultas Sain s dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Tel : (021) 7493606 Fax : (021) 7493315
e-mail : ditditn@hotmail.com
c
Staf Pengajar Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Tel : (021) 7493606 Fax : (021) 7493315
e-mail : zbey1@yahoo.com

ABSTRACT

Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 4 Model Jakarta merupakan sebuah lembaga Pendidikan Agama Islam
Negeri. Oleh karena itu, berdasarkan Peraturan Direktur Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah
Nomor: 12/C/KEP/TU/2008, tentang bentuk dan tata cara penyusunan laporan hasil belajar peserta didik satuan
pendidikan dasar dan menengah, maka di MAN 4 Model Jakarta harus diadakan penjurusan program studi siswa
sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang dilakukan setiap satu tahun sekali. Penjurusan
program studi dimaksudkan untuk setiap siswa dapat menyalurkan peminatan pada tempat yang sesuai. Oleh
karena itu, dibutuhkan suatu pendukung keputusan untuk mengetahui minat dari masing-masing siswa. Dalam
Sistem Pendukung Keputusan ini, menggunakan metodologi pengumpulan data, metodologi terstruktur dengan
model pengembangan System Development Life Cycle (SDLC), dan juga metodologi perancangan model,
menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP). Perangkat lunak yang digunakan dalam perancangan dan
pembangunan sistem ini, menggunakan PHP dan MySQL. Rancang Bangun Sistem Pendukung Keputusan ini
diharapkan telah dapat menentukan jurusan yang terbaik buat siswa serta dapat menjadi solusi dalam membantu
pengambil keputusan untuk menentukan perhitungan bobot penjurusan program studi siswa/i.

Keywords: Penjurusan, System Development Life Cycle (SDLC), AHP (Analitical Hierarchy Process ), PHP dan
MySQL.
1. PENDAHULUAN masuk program studi IPA hanya dilihat dari nilai,
tanpa melihat aspek-aspek lain yang
Pada saat ini perkembangan teknologi mengalami mempengaruhi penentuan penjurusan.
kemajuan yang cukup pesat, hal tersebut hampir Dari hasil penelitian yang ada penjurusan
terjadi di seluruh bidang, termasuk bidang program studi MAN 4 Model Jakarta pada
komputer. Hal ini dapat dilihat dari penggunaan dasarnya masih bersifat manual, tidak adanya
komputer, di mana dahulu hanya digunakan sistem yang dapat memberikan alternatif solusi
sebagai alat bantu elektronik untuk menyimpan dalam penjurusan program studi siswa/i, tidak
dan mengolah data, tetapi sekarang komputer bisa adanya standarisasi bobot nilai yang digunakan
digunakan untuk membantu dalam pengambilan untuk menentukan penjurusan program studi, dan
keputusan. Semakin cepatnya perkembangan tidak adanya penambahan parameter kriteria baku
teknologi, maka semakin banyak persaingan- yang dibutuhkan seorang siswa untuk
persaingan yang terjadi pada dunia usaha maupun mendapatkan jurusan program studi.
pada lembaga-lembaga.
Untuk meminimalisir hal tersebut, maka perlu
Selain teknologi, dunia pendidikan dalam adanya suatu sistem yang dapat memudahkan
beberapa tahun terakhir ini juga banyak pihak sekolah dalam mengambil keputusan
mengalami kemajuan yang sangat pesat. Berbagai penjurusan program studi. Sistem ini yang
upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk kemudian bisa disebut sebagai Sistem Pendukung
mewujudkan dunia pendidikan yang bermutu dan Keputusan (SPK). Sistem Pendukung Keputusan
berkualitas (Iwan, 2007). Perkembangan dunia adalah sebagai sebuah sistem yang dimaksudkan
pendidikan tersebut sangat berpengaruh pada untuk mendukung para pengambil keputusan
perkembangan kualitas pelajar, karena seorang manajerial dalam situasi keputusan
pelajar lebih bisa mengembangkan diri sesuai semiterstruktur (Turban, Aronson, dan Liang,
dengan potensi dan minat yang dimiliki, misalnya 2005).
Madrasah Aliyah Negeri (MAN).
Dari penjelasan di atas, maka dibuatlah skripsi
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 4 Model Jakarta dengan judul “Rancang Bangun Sistem
merupakan sebuah lembaga Pendidikan Agama Pendukung Keputusan (SPK) Penjurusan Program
Islam Negeri. Oleh karena itu, berdasarkan Studi (Studi kasus Madrasah Aliyah Negeri
Peraturan Direktur Jendral Manajemen (MAN) 4 Model Jakarta)”.
Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor:
12/C/KEP/TU/2008, tentang bentuk dan tata cara
penyusunan laporan hasil belajar peserta didik
satuan pendidikan dasar dan menengah, maka di 2. RUMUSAN MASALAH
MAN 4 Model Jakarta harus diadakan penjurusan
program studi siswa sesuai dengan Kurikulum Pada penelitian ini, ada 5 jenis masalah yang
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang dapat dirumuskan di antaranya ialah:
dilakukan setiap satu tahun sekali. Penjurusan 1. Bagaimana membuat rancang bangun Sistem
program studi dimaksudkan untuk setiap siswa Pendukung Keputusan yang dapat menjadi
dapat menyalurkan peminatan pada tempat yang alat bantu para pengambil keputusan
sesuai. penjurusan program studi MAN 4 Model
Jakarta?
Penjurusan merupakan salah satu proses
2. Bagaimana tahapan prosedur baku untuk
penempatan atau penyaluran dalam pemilihan
membuat keputusan penjurusan program
program pengajaran para siswa. Penentuan
studi MAN 4 Model Jakarta?
penjurusan program studi dilakukan mulai akhir
3. Belum adanya prosedur baku dengan
semester - 2 kelas X (Muhaimin, Sutiah dan
standarisasi bobot nilai yang digunakan
Sugeng, 2008). Di dalam proses penjurusan ini
untuk menentukan penjurusan program
ditujukan agar membantu pihak sekolah dalam
studi.
menentukan jurusan yang terbaik buat siswa
4. Tidak adanya sistem yang dapat
berdasarkan kemampuan siswa, minat siswa,
memberikan alternatif solusi dalam
minat orang tua, nilai akademik dan tes IQ
penjurusan program studi siswa/i.
(Rohayati, 2007). Namun, terkadang pihak
sekolah tidak obyektif dalam menentukan
penjurusan siswa. Misalnya, seorang siswa bisa
5. Tidak adanya penambahan parameter 7. METODE PENGUMPULAN DATA
kriteria baku yang dibutuhkan seorang siswa
untuk mendapatkan jurusan program studi. Dalam mengumpulkan data untuk pengembangan
sistem ini dilakukan dengan cara:
1. Studi Pustaka
Pengumpulan data dan informasi dengan
3. BATASAN MASALAH cara membaca buku-buku terkait yang dapat
dijadikan bahan acuan penelitian (Sevilla,
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka 1993).
batasan masalah dari penulisan skripsi ini antara 2. Observasi
lain: Pengamatan yang langsung dilakukan
1. Tidak menentukan kuota (daya tampung) peneliti terhadap objek-objek yang ada pada
siswa untuk setiap jurusan program studi. perusahaan atau instansi terkait untuk
2. Sistem Pendukung Keputusan yang dibuat mendapatkan data-data yang diperlukan
tidak membahas mengenai Sistem Informasi (Jogiyanto, 2005).
Manajemen (SIM). 3. Wawancara
3. Sistem Pendukung Keputusan yang dibuat Mengumpulkan data dengan mewawancarai
hanya sampai pada tahap pengujian sistem, langsung orang yang terkait langsung
pengujian sistem yang dilakukan dengan dengan penggunaan sistem yaitu WAKA
pengujian black box testing dari sisi Kurikulum dan Guru Bimbingan Konseling
programmer. (BK) (Jogiyanto, 2005).
4. Studi Literatur Sejenis
Pengumpulan data biasanya diawali dengan
mengumpulkan informasi yang berhubungan
4. TUJUAN
dengan masalah penelitian. Informasi–
informasi tersebut dapat diperoleh melalui
Tujuan dari pelaksanaan penelitian ini adalah: peninjauan literature yang relevan (Gulo,
1. Analisis proses penjurusan siswa/i di 2002).
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 4 Model
Jakarta.
2. Merancang Sistem Pendukung Keputusan
dalam penjurusan program studi siswa/i.
8. METODE PENGEMBANGAN
3. Merancang model Sistem Pendukung SISTEM
Keputusan dengan menggunakan
metodologi Analitical Hierarchy Process Rancang Bangun Sistem Pendukung Keputusan
(AHP). (SPK) Penjurusan Program Studi (Studi Kasus :
MAN 4 Model Jakarta) menggunakan metodologi
terstruktur dengan model System Development
Live Cycle (SDLC) (Ladjamudin, 2005), dan
5. MANFAAT Model Sistem Pendukung Keputusan, digunakan
model AHP (Analytical Hierarchy Process)
Manfaat penelitian untuk pembaca skripsi ini (Taylor III, 2005). Metodologi terstruktur dengan
adalah: model System Development Live Cycle (SDLC)
1. Dapat dijadikan referensi untuk penelitian yang memiliki tahapan–tahapan sebagai berikut:
berikutnya yang berhubungan dengan Sistem 1. Analysis
Pendukung Keputusan (SPK) khususnya di Tahapan analisis ini digunakan untuk
bidang penjurusan program studi siswa/i mengetahui masalah yang terdapat dalam
MAN sistem penjurusan program studi siswa/i dan
2. Dapat memberikan pemahaman mengenai mendapatkan solusi dari masalah tersebut.
konsep rancang bangun Sistem Pendukung 1. Deteksi masalah (Problem Detection)
Keputusan (SPK) terutama untuk penjurusan Identifikasi permasalahan yang ada pada
program studi di MAN. sistem penjurusan program studi siswa/i
3. Dapat memberikan pemahaman mengenai yang sedang berjalan sehingga dapat
konsep Analitical Hierarchy Process (AHP). diketahui permasalahan yang ada pada
sistem yang berjalan dan dapat diberikan
solusi pemecahan masalah untuk 2. Membagi nilai tiap kolom dalam matriks
perbaikan sistem. perbandingan pasangan dengan jumlah
2. Penelitian/investigasi awal (Initial kolom bersangkutan–yang disebut
Investigation) matriks normalisasi
Pada penelitian/investigasi awal, telah 3. Hitung nilai rata–rata tiap baris pada
dilakukan wawancara, observasi dan matriks normalisasi–yang disebut vektor
studi literatur sejenis. preferensi atau eigenvektor
3. Analisa kebutuhan sistem (Requirement 4. Gabungkan vektor preferensi untuk tiap
Analysis) kriteria (dari langkah 2-(3) di atas)
Dalam menganalisa kebutuhan sistem hal menjadi suatu matriks preferensi yang
yang pertama adalah menganalisa sistem memperlihatkan preferensi tiap jurusan
yang sedang berjalan pada penjurusan berdasarkan tiap kriteria
program studi siswa/i MAN 4 Model 3. Membuat matriks perbandingan pasangan
Jakarta. untuk kriteria
4. Mensortir kebutuhan sistem (Generation 4. Menghitung matriks normalisasi
of System Alternatives) (normalized matrix) dengan membagi tiap
Pada tahap ini akan dianalisa alternatif nilai pada masing–masing kolom matriks
sistem yang digunakan untuk dengan jumlah kolom yang terkait
menyelesaikan masalah penjurusan 5. Membuat vektor preferensi dengan
program studi siswa/i dengan melakukan menghitung rata–rata baris pada matriks
perbandingan sistem yang berjalan normalisasi
dengan sistem yang diusulkan. 6. Hitung skor keseluruhan untuk tiap alternatif
5. Memilih sistem yang baik (Selectionof keputusan dengan mengalikan vektor
Proper System) preferensi kriteria (dari langkah 5) dengan
Setelah membuat alternatif-alternatif matriks kriteria (dari langkah 2-(4) di atas)
untuk mensortir kebutuhan sistem, maka 7. Merangking alternatif keputusan
langkah selanjutnya dilakukan pemilihan berdasarkan nilai alternatif yang dihitung
sistem yang baik. Pada saat memilih pada langkah 6
sistem yang baik dilakukan perbandingan
kebutuhan sistem sehingga dapat 9. KERANGKA PENELITIAN
menemukan hanya satu sistem yang
terbaik.
2. Perancangan (Design)
Tahapan perancangan (design) memiliki
tujuan untuk men-design sistem baru yang
dapat menyelesaikan masalah-masalah yang
dihadapi perusahaan yang diperoleh dari
pemilihan alternatif sistem yang terbaik.
Kegiatan yang dilakukan dalam tahapan
perancangan ini meliputi perancangan
output, input, dan file.
3. Penerapan (Implementation)
Tahapan implementasi memiliki beberapa
tujuan, yaitu untuk melakukan kegiatan
pembuatan source code program dan
pengujian sistem.
Sedangkan perancangan model Sistem Pendukung
Keputusan, digunakan model AHP (Analytical
Hierarchy Process) yang memiliki tahapan–
tahapan sebagai berikut: Gambar 3.1 Kerangka Penelitian
1. Mengembangkan matriks perbandingan
pasangan untuk tiap alternatif keputusan
berdasarkan tiap kriteria
2. Sintesis:
1. Menjumlahkan nilai pada tiap kolom
pada matriks perbandingan pasangan
User

Gambar 3.2 Kerangka Penelitian (lanjutan)

10. FLOWCHART SISTEM BERJALAN


DAN SISTEM USULAN Gambar 4.3 Flowchart Sistem Usulan

User
Guru BK dan WAKA
Siswa
Kurikulum

Gambar 4.4 Flowchart Sistem Usulan (lanjutan)


Gambar 4.2 Flowchart Sistem Berjalan
Mulai

Input
P1, NA1, NA2
Level 1 Penentuan Penjurusan
Tidak

Tujuan
Data yang di input
>= 1 dan <= 9

Ya

Matriks Normalisasi (n) = nilai kriteria


(n) / jumlah nilai kriteria (n)

Bobot Nilai Vektor = jumlah nilai


vektor / n

CI = Bobot Nilai Vektor - n


n - 1

Level 2 Psikotes Minat Nilai


Nilai CR = CI / RI Siswa Akademik
Kriteria

Tampilan data Tidak If


tidak konsisten CR < 0,1

Ya
:
Simpan Bobot Vektor Preferensi
Eigenvektor

Level 3
BAHASA BAHASA
IPA IPS
A

Alternatif ARAB JEPANG

Gambar 4.5 Flowchart program untuk


menghitung hasil penjurusan
Gambar 4.7 Struktur Hirarki SPK Program
A
Studi

1. Mengembangkan matriks perbandingan


pasangan untuk tiap alternatif keputusan
berdasarkan tiap kriteria.
Perkalian Matriks = jumlah (nilai
kriteria yang di pilih * nilai akademik *
Kriteria 1: Psikotes
bobot vektor preferensi) Tabel 4.8 Matriks Perbandingan Pasangan
Kriteria 1

Simpan Hasil Penjurusan


Hasil

Selesai
Kriteria 2: Minat Siswa
Gambar 4.6 Flowchart program untuk Tabel 4.9 Matriks Perbandingan Pasangan
Kriteria 2
menghitung hasil penjurusan (lanjutan)

10.ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS


(AHP)
Struktur hirarki :
Kriteria 3 : Nilai Akademik 2. Sintesis
Tabel 4.10 Matriks Perbandingan Pasangan 1) Menjumlahkan nilai pada tiap kolom
Kriteria 3 pada matriks perbandingan pasangan.
Kriteria 1 : Psikotes
Tabel 4.11 Penjumlahan Matriks
Perbandingan Pasangan – Kriteria 1

Maka matriks perbandingan pasangan untuk


kriteria keputusan adalah:
Kriteria 2 : Minat Siswa
Tabel 4.12 Penjumlahan Matriks
Psikotes Perbandingan Pasangan – Kriteria 2

IPA 1 9/7 9/5 9/3

IPS 7/9 1 7/5 7/3

B.ARAB 5/9 5/7 1 5/3

B.JEPANG 3/9 3/7 3/5 1


Kriteria 3: Nilai Akademik
Tabel 4.13 Penjumlahan Matriks
Perbandingan Pasangan – Kriteria 3
Minat Siswa 2) Membagi nilai tiap kolom dalam matriks
perbandingan pasangan dengan jumlah
IPA 1 6/5 6/3 6/2 kolom bersangkutan–yang disebut
matriks normalisasi (normalized matrix)
IPS 5/6 1 5/3 5/2 Tabel 4.14 Normalized Matrix –
Kriteria 1
B.ARAB 3/6 3/5 1 3/2

B.JEPANG 2/6 2/5 2/3 1

Nilai Akademik

IPA 1 8/7 8/5 8/4 Tabel 4.15 Normalized Matrix –


Kriteria 2
IPS 7/8 1 7/5 7/4

B.ARAB 5/8 5/7 1 5/4

B.JEPANG 4/8 4/7 4/5 1


Tabel 4.16 Normalized Matrix – preferensi tiap jurusan berdasarkan tiap
Kriteria 3 kriteria.

3. Membuat matriks perbandingan pasangan


untuk kriteria
Tabel 4.20 Matriks Perbandingan
3) Hitung nilai rata–rata tiap baris pada Pasangan untuk Kriteria
matriks normalisasi– yang disebut vektor
preferensi atau eigenvektor.
Sebelumnya, jadikan nilai – nilai di atas
menjadi angka decimal
Tabel 4.17 Vektor Preferensi –
Kriteria 1

4. Menghitung matriks normalisasi


(normalized matrix) dengan membagi tiap
nilai pada masing–masing kolom matriks
dengan jumlah kolom yang terkait.
Tabel 4.21 Normalized Matrix untuk
Tabel 4.18 Vektor Preferensi – Kriteria
Kriteria 2

5. Membuat vektor preferensi dengan


menghitung rata–rata baris pada matriks
normalisasi
Tabel 4.19 Vektor Preferensi – Sebelumnya, jadikan nilai–nilai di atas
Kriteria 3 menjadi angka desimal.

4) Gabungkan vektor preferensi untuk tiap


kriteria (dari tahap 2-3) menjadi suatu
matriks preferensi yang memperlihatkan 6. Hitung skor keseluruhan untuk tiap alternatif
keputusan dengan mengalikan vektor
preferensi kriteria (dari langkah 5) dengan dengan vektor preferensi kriteria yang telah
matriks kriteria (dari langkah 2-4) dihitung sebelumnya.

Skor IPA
= 0,09091 (0,375) + 0,27273 (0,375) +
0,63636 (0,33333)
= 0,03409 + 0,10227 + 0,21212
= 0,34848

Skor IPS
= 0,09091 (0,29167) + 0,27273 (0,3125)
+ 0,63636 (0,29167)
= 0,02652 + 0,08523 + 0,18561
= 0,29736

Skor Bahasa Arab


= 0,09091 (0,20833) + 0,27273 (0,1875)
+ 0,63636 (0,20833)
= 0,01894 + 0,05114 + 0,13257
= 0,20265
Hasil perkalian di atas dihitung adalah sebagai
Skor Bahasa Jepang berikut:
= 0,09091 (0,125) + 0,27273 (0,125) + 1. 1 (0,09091) + 1/3 (0,27273) + 1/7
0,63636 (0,16667) (0,63636)
= 0,01136 + 0,03409 + 0,10606
= 0,15151
= 0,09091 + 0,09091 + 0,09091
= 0,27273
7. Merangking alternatif keputusan 2. 3 (0,09091) + 1 (0,27273) + 3/7
berdasarkan nilai alternatif yang dihitung (0,63636)
pada langkah 6. = 0,27273 + 0,27273 + 0,27273
Tabel 4.22 Rangking Alternatif
= 0,81819
Keputusan 3. 7 (0,09091) + 7/3 (0,27273) + 1
(0,63636)
= 0,63637 + 0,63637 + 0,63636
= 1,9091
Berikutnya, masing– masing nilai dibagi dengan
bobot terkait yang diperoleh dari vektor preferensi
kriteria.

Jadi, kesimpulan perhitungan ini adalah:


Program Studi IPA mempunyai bobot sebesar
35 %.
Program Studi IPS mempunyai bobot sebesar
30 %.
Sistem Pendukung Keputusan yang dibuat
Program Studi B. Arab mempunyai bobot sebesar
20 %. berdasarkan pada 3 parameter kriteria. Maka rata–
rata nilainya adalah sebagai berikut:
Program Studi B. Jepang mempunyai bobot
sebesar 15 %.
Menghitung Consistency Index (CI)
Consistency Index ini dihitung dengan
mengalikan matriks perbandingan pasangan
1. Sistem Pendukung Keputusan yang dibuat
dapat membantu para pengambil keputusan
pada MAN 4 Model Jakarta, dalam hal ini
Guru Bimbingan Konseling dan Bidang
Kurikulum, dalam proses sinkronisasi antara
minat siswa, psikotes, dan nilai akademik
untuk penjurusan program studi siswa/i.
2. Tahapan AHP ini dimulai dengan membuat
struktur hirarki atau jaringan dari
permasalahan yang ingin diteliti. Di dalam
hirarki terdapat tujuan utama, kriteria-
kriteria, dan alternatif-alternatif yang ingin
Keterangan: dihitung. Perbandingan berpasangan
Jika data yang dimasukkan menghasilkan dipergunakan untuk membentuk hubungan
consistency ratio < 0,10 maka datanya konsisten. di dalam struktur. Hasil dari perbandingan
Jika nilai yang dimasukkan menghasilkan berpasangan ini akan membentuk matriks
consistency ratio > 0,10 maka datanya tidak dimana skala rasio diturunkan dalam bentuk
konsisten. bobot vektor preferensi atau eigenvector.
Nilai vektor preferensi ini akan digunakan
10. KEUNGGULAN PERANGKAT untuk mencari bobot masing-masing
LUNAK SISTEM jurusan.
3. Para pengambil keputusan dapat
menentukan penjurusan program studi
Berikut ini adalah merupakan fitur-fitur yang
siswa/i dengan menggunakan model sebagai
diunggulkan pada perangkat lunak yang
referensi akhir, yakni model AHP
dikembangkan untuk Sistem Pendukung
(Analitycal Hierarchy Process). Dengan
Keputusan Penjurusan Program Studi:
model AHP, Program Studi IPA mempunyai
1. Adanya fitur search, sehingga memudahkan
bobot sebesar 35 %, Program Studi IPS
user untuk dapat melakukan pencarian data
mempunyai bobot sebesar 30 %, Program
siswa berdasarkan nomor induk siswa Studi Bahasa Arab mempunyai bobot
2. Adanya fitur Analitical Hirarchy Process, sebesar 20 %, dan Program Studi Bahasa
dimana user dapat mudah melakukan proses Jepang mempunyai bobot sebesar 15 %.
perhitungan penjurusan siswa/i 4. Dengan adanya Sistem Pendukung
3. Adanya fitur kalender yang dapat Keputusan Penjurusan Program Studi, dapat
menampilkan tanggal sekarang memberikan alternatif solusi dalam
4. Adanya report hasil penjurusan, sehingga penjurusan program studi siswa/i di MAN 4
dapat dicetak sebagai hasil penjurusan Model Jakarta.
program studi siswa/i 5. Dengan adanya Sistem Pendukung
5. Adanya fitur waktu yang dapat Keputusan Penjurusan Program Studi,
menampilkan waktu sekarang didapati beberapa parameter kriteria baku
6. Adanya fitur penambahan kriteria untuk dalam penjurusan sehingga memudahkan
dapat melakukan penambahan kriteria yang dalam penjurusan program studi siswa/i.
diinginkan.
7. Fitur tampilan detail profil siswa/i REFERENSI
8. Adanya fitur preferensi nilai yang dapat
menampilkan tingkat preferensi nilai yang
[1] Agus, Bahtiar. 2008. PHP Script Most
dibutuhkan untuk kriteria. Wanted. Yogyakarta: Andi.
9. Adanya fitur Chart penjurusan yang dapat [2] Al-Qur’an, QS. Al-Mujadalah: 11.
menampilkan bobot hasil penjurusan. [3] Arief, Ramadhan. 2006. Pemrograman Web
Database dengan PHP dan MySQL. Jakarta:
11. SIMPULAN PT Elex Media Komputindo.
[4] Anton, Mulyadi. 2008. Mengenal Type
Simpulan dari penelitian tentang Rancang Bangun Pencarian Search Engine. Style Sheet.
Sistem Pendukung Keputusan (SPK) Penjurusan http://one.indoskripsi.com/node/1380. (07
Program Studi, sebagai berikut: Juli 2009, pukul 11.22).
[5] Departemen Pendidikan Nasional. 2000. [23] Pressman, Roger S. 2007. Rekaya Perangkat
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Lunak, Yogyakarta: Andi.
Balai Pustaka. [24] Rohayati, Yati. 2007. Menyikapi Penjurusan
[6] Departemen Pendidikan Nasional. 2002. di SMA. Style sheet.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi http://indonesia.smksakti.sch.id. (19 April
Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka. 2009, pukul 15.13) .
[7] Deris, Stiawan. 2005. Sistem Keamanan [25] Salusu. 2008. Pengambilan Keputusan
Komputer. Jakarta: Elex Media Komputindo. Strategik. Jakarta: PT Grasindo
[8] Fathansyah. 2002. Basis Data. Bandung: [26] Sidik, Betha. 2004. Pemrograman Web
Informatika Bandung. dengan PHP. Bandung: Informatika.
[9] Ferdy. 2009. Kelebihan Kekurangan AHP. [27] Siti Ummi Masruroh. 2005. Sistem
Style Sheet. http://ferdyti05.wordpress.com. Penunjang Keputusan (Decision Support
(26 November 2009, pukul 21.30). System) Penjurusan Program Studi pada
[10] Gulo, W. 2002. Metodologi Penelitian. Sekolah Menengah Atas (Studi Kasus
Jakarta: Grassindo. SMAN 1 Ciputat). Skripsi. Jakarta: Fakultas
[11] Hasibuan, Zainal A. 2007. Metodologi Sains dan Teknologi, UIN Syarif
Peneliltian Pada Bidang Ilmu Kompunter Hidayatullah Jakarta.
dan Teknologi Informasi Konsep, Teknik, [28] Suryadi. 1998. Sisem Pendukung Keputusan.
Aplikasi, Depok: Universitas Indonesia. Yogyakarta: Andi.
[12] Iwan. 2007. Timbangan Pendidikan Kita. [29] Taylor III. 2005. Introduction to
Style Sheet. http://lumajang.go.id. (27 April Management Science (Sains Manajemen)
2009, pukul 23.10). Buku Dua Edisi 8 Indonesian Translation.
[13] Jogiyanto, Hartono. 2005. Analisis & Disain Jakarta: Salemba Empat.
Sistem Informasi: Pendekatan Terstruktur [30] Turban, Aronson, dan Liang. 2005. Decision
Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis. Support System and Intelligent Systems
Yogyakarta: Andi. (Sistem Pendu kung Keputusan dan Sistem
[14] Kadir, Abdul. 2003. Pengenalan Sistem Cerdas) Jilid I Edisi 7. Yogyakarta: Andi.
Informasi. Yogyakarta: Andi. [31] Turban, Aronson, dan Liang. 2005. Decision
[15] Ladjamudin, Al-Bahra Bin. 2005. Analisis Support System and Intelligent Systems
dan Desain Sistem Informasi. Yogyakarta: (Sistem Pendu kung Keputusan dan Sistem
Graha Ilmu. Cerdas) Jilid 2 Edisi 7. Yogyakarta: Andi.
[16] Mc.Leod, Raymond. 2001. Sistem Informasi [32] Wahyudi, Anang. 2008. Archive for The
Manajemen Jilid I, Jakarta: PT. Delphi Category. Style Sheet.
Prenhallindo http://anaklanang.wordpress.com/category/d
[17] Mc.Leod, Raymond. 2004. Sistem Informasi elphi/ (04 Agustus 2009, pukul 09.45).
Manajemen. Jakarta: Pt.Indeks. [33] Widajati, Retno, dan Suryani, Yeni, dan
[18] Mohamad, Sukarno. 2006. Membangun Resminingsih. 2004. Modul Bimbingan dan
Website Dinamis dan Interaktif dengan Konseling Pengambilan Keputusan. Jakarta:
PHP-MySQL (Windows dan Linux). Jakarta: Sanggar Bimbingan dan Konseling DKI
Eska Media. Jakarta.
[19] Muhaimin, Sutiah, dan Sugeng. 2008.
Pengembangan Model KTSP pada Sekolah COPYRIGHT
dan Madrasah. Jakarta: PT. RajaGrafindo
Persada. Dengan ini kami menyatakan bahwa jurnal ini
[20] Mulyaningtyas, B. Renita, dan Hadiyanto, benar-benar hasil karya sendiri yang belum
Yusup Purnomo. 2006. Bimbingan dan pernah diajukan sebagai jurnal atau karya ilmiah
Konseling SMA. Jakarta: Esis. pada perguruan tinggi atau lembaga manapun.
[21] Munawar. 2005. Pemodelan Visual dengan Penulis bertanggung jawab dalam menyalin
UML. Yogyakarta: Graha Ilmu. (mereproduksi) gambar atau tabel dan citra yang
[22] Perdana, Ilham. 2009. Prosiding: Sistem diperoleh dari pihak lain dengan apresiasi
Pendukung Keputusan Penyusunan Rencana (acknowledgement) yang benar.
Bisnis Menggunakan Metode Analytical
Hierarchy Process (Studi Kasus di PD. BPR
LPK Garut Kota). Berbagai Makalah Sistem
Informasi dalam KNSI 2009. Bandung:
Informatika.
BACHTIAR
105093002978

Dosen Pembimbing :
Ditdit N. Utama, MMSI, M.Com
ZAINUDDIN BEY FANANIE , M.Sc
‫ﻢ‬
‫ﯿ‬‫ﻟﺮﺣ‬
‫ا‬‫ﻤﻦ‬
‫ﻟﺮﺣ‬
‫ا‬‫اﷲ‬
‫ﻢ‬‫ﺑﺴ‬

“Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu,


‘Berlapang-lapanglah dalam majelis’, maka lapangkanlah, niscaya Allah
akan memberi kelapangan untukmu, dan apabila dikatakan, ‘Berdirilah
kamu, maka berdirilah’, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang
yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu
pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang
kamu kerjakan” (QS. Al-Mujadalah: 11).
OUTLINE
Latar Belakang
Rumusan Masalah
Batasan Masalah
Tujuan
Manfaat
Metodologi Penelitian
Analitycal Hierarchy Process (AHP)
Fitur Sistem
Simpulan
Saran
LATAR BELAKANG

Pendidikan yang bermutu


dan berkualitas
(Iwan, 2007)

Penjurusan ditujukan agar


membantu pihak sekolah
(Rohayati, 2007)

Sistem Pendukung
Keputusan (SPK)
(Turban, Aronson, dan Liang,
2005).
RUMUSAN MASALAH

Bagaimana membuat rancang bangun Sistem Pendukung Keputusan (SPK)

Bagaimana tahapan prosedur baku untuk membuat keputusan penjurusan


program studi MAN 4 Jakarta

Belum adanya prosedur baku dengan standarisasi bobot nilai yang digunakan
untuk menentukan penjurusan program studi

Tidak adanya sistem yang dapat memberikan alternatif solusi dalam penjurusan
program studi

Tidak adanya penambahan parameter kriteria baku yang dibutuhkan seorang


siswa untuk mendapatkan jurusan program studi
BATASAN MASALAH

Tidak menentukan
kuota (daya tampung)

SPK yang dibuat


Tidak Membahas SIM hanya pada tahap
pengujian sistem
TUJUAN

Analisis proses penjurusan siswa/i MAN 4 Model Jakarta

Merancang Sistem Pendukung Keputusan dalam penjurusan


program studi

Merancang model Sistem Pendukung Keputusan dengan


menggunakan metodologi AHP
MANFAAT

Sebagai referensi bagi penelitian


Memberikan pemahaman
berikutnya di bidang kajian
mengenai konsep SPK
pengembangan SPK

Memberikan pemahaman
mengenai konsep AHP
METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi Pengembangan
Metodologi Pengumpulan Data
Sistem

Studi
Studi Studi Perancangan Perancangan
Literatur
Pustaka Lapangan Sistem Model
Sejenis

Observasi Wawancara
METODOLOGI PENELITIAN
Kerangka Penelitian
Studi Pustaka
Observasi

Studi Lapangan

Wawancara

Pengumpulan Data Studi Literatur Sejenis

Profil Organisasi

Struktur Organisasi

Tugas dan Fungsi

Analisis Deteksi Masalah


Flowchart Sistem Berjalan
Penelitian dan Investigasi Awal
Flowchart Sistem Usulan

Analisa Kebutuhan Sistem Flowchart ProgramUsulan

Metodologi Terstruktur dengan


Pseudocode
Model Pengembangan System
Pengembangan Sistem Development Life Cycle ( SDLC)
(Ladjamudin,2005) Input
Mensortir Kebutuhan Sistem

Processing

Output

Memilih Sistem yang Baik


METODOLOGI PENELITIAN
Kerangka Penelitian

Metodologi Terstruktur dengan Analitic Hierarchy Process (AHP)


Model Pengembangan System Desain Perancangan Model SPK
Development Life Cycle ( SDLC) (Perdana, 2009), (Taylor III, 2005)
(Ladjamudin,2005)

Perancangan Masukan Diagram Konteks Sistem yang Diusulkan

Diagram Zero Sistem yang Diusulkan

Diagram Level 1

Diagram Level 2

Perancangan Files ERD

Tranformasi ERD ke LRS

Normalisasi

Spesifikasi Basis Data

Kamus Data

State Transition Diagram (STD)


Perancangan Menu Flow
Munawar, 2005

Perancangan Keluaran

Pemprograman dan Blackbox Testing


Implementasi
Pengujian Perangkat Lunak (Pressman, 2002)

Fitur Sistem
ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

AHP merupakan metode untuk membuat urutan alternatif


keputusan dan memilih yang terbaik pada saat pengambil
keputusan memiliki beberapa tujuan atau kriteria, untuk
mengambil keputusan tertentu (Taylor III, 2005).
ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

Struktur Hirarki SPK Program Studi

Penentuan Penjurusan
Level 1

Tujuan

Psikotes Minat Nilai


Level 2
Siswa Akademik
Kriteria

Level 3

Alternatif IPA IPS BAHASA BAHASA

ARAB JEPANG
ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

Prosedur Kegiatan AHP

Mengembangkan Membuat matriks


matriks perbandingan Sintesis perbandingan pasangan
pasangan untuk kriteria

Menghitung matriks Membuat Hitung skor


normalisasi vektor keseluruhan untuk tiap
(normalized matrix) preferensi alternatif keputusan

Merangking
alternatif
keputusan
ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

Skala Preferensi untuk Perbandingan Pasangan

Tingkat Preferensi Nilai Angka

Sama disukai 1

Sama hingga cukup disukai 2

Cukup disukai 3

Cukup hingga sangat disukai 4

Sangat disukai 5

Sangat disukai hingga amat sangat disukai 6

Amat sangat disukai 7

Amat sangat disukai hingga luar biasa disukai 8

Luar biasa disukai 9

Sumber : Taylor III, 2005


ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

Nilai Indeks Random (Random Index)


Ukuran Matriks Nilai RI

1,2 0,00
3 0,58
4 0,90
5 1,12
6 1,24
7 1,32
8 1,41
9 1,45
10 1,49
11 1,51
12 1,48
13 1,56
14 1,57
15 1,59
FLOWCHART SISTEM BERJALAN
Guru BK Siswa
FLOWCHART SISTEM DIUSULKAN
User
FLOWCHART SISTEM DIUSULKAN
User
CONTEXT DIAGRAM SISTEM USULAN

usename,password,
bobot_kriteria,siswa

SPK
Penjurusan Program USER
Studi

otentifikasi_login,nilai_CR,hasil_penjurusan,
lap_hasil_penjurusan
DIAGRAM ZERO SISTEM USULAN

username, username,
password 1.0* password
User user
Cek login

otentifikasi_login

2.0
bobot_kriteria Menghitung bobot_vektorpreferensi
nilai eigenvektor
perbandingan
kriteria

nilai_CR

nilai_siswa
nilai
3.0
siswa Menghitung bobot_vektorpreferensi
matriks
hasil_penjurusan perbandingan hasil_penjurusan
hasil

lap_hasil_penjurusan 4.0* hasil_penjurusan


Laporan hasil
ERD
1 id_hasil*
miliki2 Hasil NIS**
ipa
ips
ba
bj
1 hasil

1 1
id_nilai*
Siswa miliki1 Nilai NIS**
matematika
fisika
NIS* kimia
nama_siswa biologi
kelas ekonomi
alamat geografi
1 tempat_lahir sosiologi
tgl_lahir bhs_indo
bhs_eng
bhs_arb

miliki3

M 1
Pilihan miliki4 Kriteria

id_pilihan*
id_kriteria*
NIS**
kriteria
id_kriteria**
pilihan
FITUR SISTEM

Adanya fitur search Adanya fitur waktu

Adanya fitur AHP Adanya fitur gallery

Adanya fitur tambah kriteria Adanya fitur chart

Adanya fitur report


Adanya fitur preferensi nilai
hasil penjurusan

Adanya fitur kalender


DEMO APLIKASI
SIMPULAN

 Sistem Pendukung Keputusan yang dibuat dapat membantu para pengambil


keputusan pada MAN 4 Model Jakarta.
 Tahapan prosedur baku dimulai dengan membuat struktur hirarki atau
jaringan dari permasalahan yang ingin diteliti.
 Para pengambil keputusan dapat menentukan penjurusan program studi
siswa/i dengan menggunakan model sebagai referensi akhir.
 Dengan adanya Sistem Pendukung Keputusan Penjurusan Program Studi,
dapat memberikan alternatif solusi.
 Dengan adanya Sistem Pendukung Keputusan Penjurusan Program Studi,
didapati beberapa parameter kriteria baku.
SARAN

 Kajian dan penelitian di tahapan implementasi Sistem Pendukung Keputusan


penjurusan program studi.

 Sistem Pendukung Keputusan yang dikembangkan di kemudian hari diharapkan


dapat menentukan jumlah kuota masing-masing jurusan
Wassalaamu’alaikum Wr. Wb

Вам также может понравиться