Вы находитесь на странице: 1из 23

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kacang hijau atau Phaseolus Aureus berasal dari Famili Leguminoseae


adalah sejenis tanaman budi daya dan palawija yang dikenal luas di daerah
tropika. Tumbuhan yang termasuk suku polong-polongan (Fabaceae) ini memiliki
banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari sebagai sumber bahan pangan
berprotein nabati tinggi. Kacang hijau di Indonesia menempati urutan ketiga
terpenting sebagai tanaman pangan legum, setelah kedelai dan kacang tanah.

Perkembangan adalah terspesialisasinya sel menuju struktur dan fungsi


tertentu,maka perkembangannya tidak dapat dinyatakan dengan ukuran tetapi
dapat dinyatakan dengan perubahan bentuk dan tingkat kedewasaan.
Perkembangan dapat dilihat dari ciri-cirinya,contoh:Spermatophyta bila sudah
berbunga.

Pertumbuhan dan perkembangan biji akan selalu berbeda-beda, hal ini


disebabkan oleh factor yang mempengaruhinya. Faktor tersebut dapat dibedakan
menjadi 2, yaitu faktor internal dan factor eksternal

1. Faktor internal adalah fakor yang berasala dari tumbuhan itu sendiri.
Faktor internal terdiri dari faktor intrasel yang meliputi gen, dan faktor intersel
yang meliputi hormon.

2. Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar tumbuhan,


mencakup intensitas cahaya, suhu, kelembaban, nutrisi, kadar air, oksigen atau
karbon diokasida, derajat keasaman, kepadatan populasi dan media tanam.

Dalam hal ini kadar air merupakan salah satu faktor penting dalam
pertumbuhan dan perkembangan tanaman kacang hijau, karena setiap air yang
diperoleh tumbuhan mempunyai kadar yang berbeda-beda, ada tanaman yang
tersirami air dan ada yang tidak . Pertumbuhan tanaman yang memperoleh kadar
air cukup akan berbeda dengan tanaman yang tidak memperoleh air dengan kadar
yang cukup. Berdasarkan latar belakang tersebut kami ingin mengadakan
penelitian mengenai “PENGARUH AIR TERHADAP PERTUMBUHAN
BIJI KACANG HIJAU”dengan membedakan pemberian air pada masing-
masing gelas.
1.2. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui bagaimana pengaruh perendaman biji kacang hijau


terhadap pertumbuhan kecambah

2. Mengetahui bagaimana pengaruh pemberian air pada media kapas


terhadap pertumbuhan dan perkembangan tumbuahan kacang hijau.

1.3. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengaruh perendaman biji kacang hijau terhadap


pertumbuhan kecambah?

2. Bagaimana pengaruh pemberian air pada media kapas terhadap


pertumbuhan dan perkembangan kacang hijau?

1.4. Hipotesis

1. pada biji kacang hijau telah direndam dan ditanam dengan media kapas
basa akan tumbuh.

2. pada biji kacang hija tidak direndam dan ditanam dengan media kapas
basah akan tumbuh.

3. pada kacang hijau yang direndam dan ditanam dengan media kapas
kering akan tumbuh.

4. pada kacang hijau tidak direndam dan ditanam dengan media kapas
kering tidak akan tumbuh.
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Tinjauan Pustaka

2.1.1 Kacang Hijau

Klasifikasi ilmiah

Kingdom: Plantae

Divisi: Magnoliophyta

Kelas: Magnoliopsida

Ordo: Fabales

Famili: Fabaceae

Genus: Vigna

Spesies: V. radiata

Kacang hijau adalah sejenis tanaman budidaya dan palawija yang dikenal
luas di daerah tropika. Tumbuhan yang temasuk suku polong-polongan(fabaceae)
ini memiliki banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari sebagai sumber bahan
pangan protein nabati tinggi. Kacang hijau di Indonesia menempati urutan ketiga
terpenting sebagai sumber tanaman pangan legume, setelah hijau dan kacang
tanah. Kacang hijau juga sangat mudah berkecambah, kecambah kacang hijau
biasa kita kenal dengan tauge. Kacang hijau dalam bentuk kecambah mengandung
enzim-enzim aktif salah satunya amylase yang membantu dalam metabolisme
karbohidrat. Selain rasanya yang gurih dan lezat, kacang hijau dan kecambahnya
memiliki banyak manfaat bagi kesehatan.
Kacang hijau memiliki kandungan protein yang cukup tinggi dan
merupakan sumber mineral penting, antara lain kalsium dan fosfor. Sedangkan
kandungan lemaknya merupakan asam lemak tak jenuh.
Kandungan kalsium dan fosfor pada kacang hijau bermanfaat untuk memperkuat
tulang. Kacang hijau juga mengandung rendah lemak yang sangat baik bagi
mereka yang ingin menghindari konsumsi lemak tinggi. Kadar lemak yang rendah
dalam kacang hijau menjadikan bahan makanan atau minuman yang terbuat dari
kacang hijau tidak mudah berbau.
Lemak kacang hijau tersusun atas 73% asam lemak tak jenuh dan 27% asam
lemak jenuh. Umumnya kacang-kacangan memang mengandung lemak tak jenuh
tinggi. Asupan lemak tak jenuh tinggi penting untuk menjaga kesehatan jantung.
Kacang hijau mengandung vitamin B1 yang berguna untuk pertumbuhan dan
vitalitas pria. Maka kacang hijau dan turunannya sangat cocok untuk dikonsumsi
oleh mereka yang baru menikah.
Kacang hijau juga mengandung multi protein yang berfungsi mengganti sel mati
dan membantu pertumbuhan sel tubuh, oleh karena itu anak-anak dan wanita yang
baru saja bersalin dianjurkan untuk mengkonsumsinya.

2.1.2 Perkecambahan

Menurut para pendapat tokoh, perkecambahan biji merupakan bentuk awal


embrio yang berkembang menjadi sesuatu yang baru yaitu tanaman anakan yang
sempurna menurut Baker, 1950. Sedangkan, menurut Kramer dan Kozlowski,
1979, perkecambahan biji adalah proses tumbuhnya embrio atau keluarnya redicle
dan plumulae dari kulit biji.

Dalam perkecambahan, biji selalu mengalami pertumbuhan dan


mengalami perkembangan. Pertumbuhan adalah proses kenaikan volume karena
adanya penambahan substansi (bahan dasar) yang bersifat irreversibel (tidak dapat
kembali). Sedangkan, perkembangan adalah proses menuju tercapainya
kedewasaan yang tidak dapat diukur. Pertumbuhan dalam suatu perkecambahan
biji dapat langsung diukur apabila tunasnya sudah keluar dan tumbuh. Sama
halnya dengan pertumbuhan, perkembangan juga dapat dilihat dari tunas/awal,
hanya saja tidak diukur melainkan melihat apa saja struktur tubuh kecambah yang
mulai ada dari awal/tunas. Seperti pada awalnya, berkembang batang, akar, dan
sebagainya. Pertumbuhan dan perkembangan suatu kecambah biji akan selalu
berbeda-beda tergantung media tanam yang dipakai dan unsur-unsur yang terdapat
dalam media tanam tersebut.

Perkecambahan diawali dengan penyerapan air dari lingkungan sekitar


biji, baik tanah, udara, maupun media lainnya. Perubahan yang teramati adalah
membesarnya ukuran biji yang disebut tahap imbibisi (berarti “minum”). Biji
menyerap air dari lingkungan sekelilingnya, baik dari tanah maupun udara (dalam
bentuk embun atau uap air. Efek yang terjadi adalah membesarnya ukuran biji
karena sel-sel embrio membesar) dan biji melunak. Proses ini murni fisik.

Kehadiran air di dalam sel mengaktifkan sejumlah enzim perkecambahan


awal. Fitohormon asam absisat menurun kadarnya, sementara giberelin
meningkat. Berdasarkan kajian ekspresi gen pada tumbuhan model Arabidopsis
thaliana diketahui bahwa pada perkecambahan lokus-lokus yang mengatur
pemasakan embrio, seperti abscisic acid insensitive 3 ,fusca 3 dan leafy cotyledon
1 menurun perannya dan sebaliknya lokus-lokus yang mendorong perkecambahan
meningkat perannya (upregulated), seperti gibberelic acid 1 gai, era1, pkl, spy,
dan sly. Diketahui pula bahwa dalam proses perkecambahan yang normal
sekelompok faktor transkripsi yang mengatur auksin (disebut Auxin Response
Factors, ARFs) diredam oleh miRNA.

Perubahan pengendalian ini merangsang pembelahan sel di bagian yang


aktif melakukan mitosis, seperti di bagian ujung radikula. Akibatnya ukuran
radikula makin besar dan kulit atau cangkang biji terdesak dari dalam, yang pada
akhirnya pecah.

2.2. Kerangka Teori

2.2.1 Faktor-faktor mempengaruhi perkecambahan

1. Faktor Dalam
Faktor dalam yang mempengaruhi perkecambahan benih antara lain :

1. Tingkat kemasakan benih


Benih yang dipanen sebelum tingkat kemasakan fisiologisnya tercapai tidak
mempunyai viabilitas yang tinggi karena belum memiliki cadangan makanan yang
cukup serta pembentukan embrio belum sempurna (Sutopo, 2002). Pada
umumnya sewaktu kadar air biji menurun dengan cepat sekitar 20 persen, maka
benih tersebut juga telah mencapai masak fisiologos atau masak fungsional dan
pada saat itu benih mencapat berat kering maksimum, daya tumbuh maksimum
atau dengan kata lain benih mempunyai mutu tertinggi (Kamil, 1979).

2. Ukuran benih
Benih yang berukuran besar dan berat mengandung cadangan makanan yang lebih
banyak dibandingkan dengan yang kecil pada jenis yang sama. Cadangan
makanan yang terkandung dalam jaringan penyimpan digunakan sebagai sumber
energi bagi embrio pada saat perkecambahan (Sutopo, 2002). Berat benih
berpengaruh terhadap kecepatan pertumbuhan dan produksi karena berat benih
menentukan besarnya kecambah pada saat permulaan dan berat tanaman pada saat
dipanen (Blackman, dalam Sutopo, 2002).

3. Dormansi
Benih dikatakan dormansi apabila benih tersebut sebenarnya hidup tetapi tidak
berkecambah walaupun diletakkan pada keadaan yang secara umum dianggap
telah memenuhi persyaratan bagi suatu perkecambahan atau juga dapat dikatakan
dormansi benih menunjukkan suatu keadaan dimana benih-benih sehat (viabel)
namun gagal berkecambah ketika berada dalam kondisi yang secara normal baik
untuk berkecambah, seperti kelembaban yang cukup, suhu dan cahaya yang sesuai
(Lambers 1992, Schmidt 2002).

4. Penghambat perkecambahan
Menurut Kuswanto (1996), penghambat perkecambahan benih dapat berupa
kehadiran inhibitor baik dalam benih maupun di permukaan benih, adanya larutan
dengan nilai osmotik yang tinggi serta bahan yang menghambat lintasan
metabolik atau menghambat laju respirasi.

2. Faktor luar utama yang mempengaruhi perkecambahan diantaranya :

1. Air
Penyerapan air oleh benih dipengaruhi oleh sifat benih itu sendiri terutama kulit
pelindungnya dan jumlah air yang tersedia pada media di sekitarnya, sedangkan
jumlah air yang diperlukan bervariasi tergantung kepada jenis benihnya, dan
tingkat pengambilan air turut dipengaruhi oleh suhu (Sutopo, 2002).
Perkembangan benih tidak akan dimulai bila air belum terserap masuk ke dalam
benih hingga 80 sampai 90 persen (Darjadi,1972) dan umumnya dibutuhkan kadar
air benih sekitar 30 sampai 55 persen (Kamil, 1979).

Menurut Kamil (1979), kira-kira 70 persen berat protoplasma sel hidup terdiri dari
air dan fungsi air antara lain:

1. Untuk melembabkan kulit biji sehingga menjadi pecah atau robek agar
terjadi pengembangan embrio dan endosperm.
2. Untuk memberikan fasilitas masuknya oksigen kedalam biji.
3. Untuk mengencerkan protoplasma sehingga dapat mengaktifkan berbagai
fungsinya.
4. Sebagai alat transport larutan makanan dari endosperm atau kotiledon ke
titik tumbuh, dimana akan terbentuk protoplasma baru.
2. Suhu
Suhu optimal adalah yang paling menguntungkan berlangsungnya perkecambahan
benih dimana presentase perkembangan tertinggi dapat dicapai yaitu pada kisaran
suhu antara 26.5 sd 35°C (Sutopo, 2002). Suhu juga mempengaruhi kecepatan
proses permulaan perkecambahan dan ditentukan oleh berbagai sifat lain yaitu
sifat dormansi benih, cahaya dan zat tumbuh gibberallin.

3. Oksigen
Saat berlangsungnya perkecambahan, proses respirasi akan meningkat disertai
dengan meningkatnya pengambilan oksigen dan pelepasan CO2, air dan energi
panas. Terbatasnya oksigen yang dapat dipakai akan menghambat proses
perkecambahan benih (Sutopo, 2002). Kebutuhan oksigen sebanding dengan laju
respirasi dan dipengaruhi oleh suhu, mikro-organisme yang terdapat dalam benih
(Kuswanto. 1996). Menurut Kamil (1979) umumnya benih akan berkecambah
dalam udara yang mengandung 29 persen oksigen dan 0.03 persen CO2. Namun
untuk benih yang dorman, perkecambahannya akan terjadi jika oksigen yang
masuk ke dalam benih ditingkatkan sampai 80 persen, karena biasanya oksigen
yang masuk ke embrio kurang dari 3 persen.

4. Cahaya
Kebutuhan benih akan cahaya untuk perkecambahannya berfariasi tergantung
pada jenis tanaman (Sutopo, 2002). Adapun besar pengaruh cahanya terhadap
perkecambahan tergantung pada intensitas cahaya, kualitas cahaya, lamanya
penyinaran (Kamil, 1979).

Brison dalam Sutopo (2002) pengaruh cahaya terhadap perkecambahan benih


dapat dibagi atas 4 golongan yaitu golongan yang memerlukan cahaya mutlak,
golongan yang memerlukan cahaya untuk mempercepat perkecambahan,
golongan dimana cahaya dapat menghambat perkecambahan, serta golongan
dimana benih dapat berkecambah baik pada tempat gelap maupun ada cahaya.

2.2.2. Air

Air sebagai pelarut unsur hara dalam tanah, dan memelihara temperatur
tanah.Pertumbuhan berlangsung efektif pada malam hari, karena kandungan air
dalam tumbuhan lebih tinggi dari pada siang hari. Air merupakan senyawa kimia
yang sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup di bumi ini. Fungsi air bagi
kehidupan tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Penggunaan air yang utama
dan sangat vital bagi kehidupan adalah sebagai air minum. Hal ini terutama untuk
mencukupi kebutuhan air di dalam tubuh manusia itu sendiri. Kehilangan air
untuk 15% dari berat badan dapat mengakibatkan kematian yang diakibatkan oleh
dehidrasi. Karenanya orang dewasa perlu meminum minimal sebanyak 1,5 – 2
liter air sehari untuk keseimbangan dalam tubuh dan membantu proses
metabolisme. Di dalam tubuh manusia, air diperlukan untuk transportasi zat – zat
makanan dalam bentuk larutan dan melarutkan berbagai jenis zat yang diperlukan
tubuh. Misalnya untuk melarutkan oksigen sebelum memasuki pembuluh-
pembuluh darah yang ada disekitar alveoli. Dalam fisiologi tumbuhan air
merupakan hal yang sangat penting sehingga menjadi hal utama yang diperhatikan
pada budidaya pertanian.

Fungsi air bagi tanaman dalam fese pertumbuhan dan perkembangannya, yaitu :

a. Air bagi tanaman merupakan bahan penyusun utama dari pada protoplasma.

b. Kandungan air yang tinggi aktivitas fisiologis tinggi sedang kandungan air
rendah aktivitas fisiologisnya rendah.

c. Air merupakan reagen dalam tubuh tanaman, yaitu pada proses fotosintesis.

d. Air merupakan pelarut substansi (bahan-bahan) pada berbagai hal dalam reaksi-
reaksi kimia.

e. Air digunakan untuk memelihara tekanan turgor. Sebagai pendorong proses


respirasi, sehingga penyediaan tenaga meningkat dan tenaga ini digunakan untuk
pertumbuhan.

f. Secara tidak langsung dapat memelihara suhu tanaman.

Kekurangan air akan menyebabkan tanaman menjadi kerdil,


perkembangannya menjadi abnormal. Kekurangan yang terjadi terus menerus
selama periode pertumbuhan akan menyebabkan tanaman tersebut menderita dan
kemudian mati. Sedang tanda-tanda pertama yang terlihat ialah layunya daun-
daun. Peristiwa kelayuan ini disebabkan karena penyerapan air tidak dapat
mengimbangi kecepatan penguapan air dari tanaman. Jika proses tranpirasi ini
cukup besar dan penyerapan air tidak dapat mengimbanginya, maka tanaman
tersebut akan mengalmi kelayuan sementara (transcient wilting), sedang tanaman
akan mengalami kelayuan tetap, apabila keadaan air dalam tanah telah mencapai
permanent wilting percentage. Tanaman dalam keadaan ini sudah sulit untuk
disembuhkan karena sebagaian besar sel-selnya telah mengalami plasmolisia.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang kami gunakan adalah jenis penelitian


eksperimen.

3.2. Objek, populasi, dan sampel

 Objek

Bibit tanaman kacang hijau.

 Populasi dan Sampel

Populasi penelitian adalah pertumbuhan dan perkembangan


tumbuhan kacang hijau yang dipengaruhi oleh media tanamnya. Sampel
yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 8 biji kacang yang
diletakkan pada:

· Gelas A untuk media tanam berupa kapas basah

· Gelas B untuk media tanam berupa kapas basah

· Gelas C untuk media tanam berupa kapas kering

· Gelas D untuk media tanam kapas kering.

Gelas yang kami gunakan tiap sampelnya terdiri dari jumlah


kacang hijau yang sama dan biji kacang hijau diberi 2 perlakuan yang
berbeda, yaitu :
· Gelas A diberi kacang hijau rendaman;

· Gelas B diberi kacang hijau tanpa rendam;

· Gelas C diberi kacang hijau rendam;

· Gelas D diberi kacang hijau tanpa rendam.

3.3. Lokasi Penelitian

Berada di kelas XII mipa 5, SMA Negeri 1 kota pasuruan.

3.4. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan dari hari jumat, tanggal 4 Agustus 2017


sampai dengan hari Rabu 9 agustus 2017.

3.5 Deskripsi Variabel Penelitian

· Variabel Kontrol dalam penelitian ini adalah Gelas ,kecambah atau


tanaman kacang hijau,sinar matahari,jumlah tanaman,dll.Maka definisi
operasional variabel kontrol adalah segala hal yang memiliki pengaruh
terhadap pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan kacang hijau yang
diterima setiap tumbuhan dalam satuan atau kadar yang sama.

· Variabel Bebas dalam penelitian ini adalah media tanam untuk


menanam tumbuhan kacang hijau.Maka definisi operasional variabel
bebas adalah perbedaan media tanam untuk tumbuhan kacang hijau.

· Variabel Terikat dalam penelitian ini adalah kecepatan tumbuh


kecambah kacang hijau.Maka definisi operasional variabel terikat adalah
pertambahan panjang kecambah kacang hijau yang diukur dari akar hingga
pucuk dalam satuan sentimeter(cm) dan diukur setiap satu(1) hari sekali
(siang hari).
3.6. Unit perlakuan

 Gelas A dengan media kapas basah dan diberi biji kacang hijau
yang telah direndam selama 1 jam.
 Gelas B dengan media kapas basah dan diberi biji kacang hijau
yang tidak direndam..
 Gelas C dengan media kapas kering dan diberi biji kacang hijau
yang telah direndam selama 1 jam..
 Gelas D dengan media kapas kering dan diberi biji kacang hijau
tanpa direndam.

3.7. Alat dan bahan

 Biji kacang hijau


 Air
 Kapas
 4 Gelas Aqua
 Wadah (untuk merendam)

3.8. Cara Kerja

 Menyiapkan biji kacang hijau


 Merendam sebagian biji kacang hijau dalam suatu wadah, selama 1
jam.
 Menyiapkan 4 gelas Aqua dan diberi label huruf A,B,C,D.
 Gelas Aqua yang diberi label A diberi media kapas basah, dan
diberi 8 biji kacang hijau yang telah direndam.
 Gelas Aqua label B diberi media kapas basah, dan diberi 8 biji
kacang hijau yang tidak direndam.
 Gelas Aqua label C diberi kapas kering, dan diberi 8 biji kacang
hijau yang telah direndam.
 Gelas Aqua label D diberi kapas kering, dan diberi 8 biji kacang
hijau yang tidak direndam.
 Mengamati dan mencatat pertumbuhan dan perkembangan biji
kacang hijau selama 5 hari.
3.9. Tabel dan Hasil pengamatan

 Hari 1 (sabtu 5 Agustus 2017)


Gelas A Gelas B Gelas C Gelas D
Biji terbuka, Biji terbuka, Tidak ada Tidak ada
kulit kacang kulit kacang perkembanga perkembanga
terkelupas,tumb terkelupas,tumb n dan n dan
uh (0,5 cm). uh (0,2 cm). pertumbuhan pertumbuhan
Mulai tumbuh Mulai tumbuh Tidak ada Tidak ada
radikula(calon radikula(calon perkembanga perkembanga
akar). akar). n dan n dan
pertumbuhan pertumbuhan
Mulai muncul Mulai muncul Tidak ada Tidak ada
hipokotil. hipokotil perkembanga perkembanga
n dan n dan
pertumbuhan pertumbuhan

 Hari 2 ( Minggu 6 Agustus 2017)

Gelas A Gelas B Gelas C Gelas D


- - - -

- - - -

- - - -
 Hari 3 (Senin 7 Agustus 2017)

Gelas A Gelas B Gelas C Gelas D


Kecambah mulai Kecambah mulai Tidak ada Tidak ada
bertumbuh tinggi bertumbuh tinggi perkembang perkembang
3,5 cm 3 cm an dan an dan
pertumbuha pertumbuha
n n
Akar tumbuh Akar tumbuh Tidak ada Tidak ada
memanjang(sera memanjang(sera perkembang perkembang
but) but) an dan an dan
pertumbuha pertumbuha
n n
Tumbuh Tumbuh Tidak ada Tidak ada
kotiledon (daun kotiledon (daun perkembang perkembang
lembaga) lembaga) an dan an dan
pertumbuha pertumbuha
n n
Tumbuh Tumbuh Tidak ada Tidak ada
plumula( calon plumula( calon perkembang perkembang
daun) daun) an dan an dan
pertumbuha pertumbuha
n n

 Hari 4 (selasa 8 Agustus 2017)


Gelas A Gelas B Gelas C Gelas D
Kecambah mulai Kecambah mulai Tidak ada Tidak ada
bertumbuh tinggi bertumbuh tinggi perkembang perkembang
10 cm 3,5 cm an dan an dan
pertumbuha pertumbuha
n n
Akar tumbuh Akar tumbuh Tidak ada Tidak ada
memanjang(sera memanjang(sera perkembang perkembang
but) but) an dan an dan
pertumbuha pertumbuha
n n
Panjang daun (2 Panjang daun ( 1 Tidak ada Tidak ada
cm) cm) perkembang perkembang
an dan an dan
pertumbuha pertumbuha
n n

 Hari 5 (Rabu 9 Agustus 2017)


Gelas A Gelas B Gelas C Gelas D
Batang kecambah Kecambah Tidak ada Tidak ada
masih terlihat mulai layu( perkembangan perkembangan
tegak, namun tumbuh 2,5 dan dan
daun nya mulai cm). pertumbuhan pertumbuhan
layu ( tumbuh 9,5
cm)
Warna hijauWarna hijau Tidak ada Tidak ada
kecambah mulai kecambah perkembangan perkembangan
memudar mulai dan dan
memudar pertumbuhan pertumbuhan
Kecambah mulai Kecambah Tidak ada Tidak ada
kurus dan kering mulai kurus perkembangan perkembangan
dan kering dan dan
pertumbuhan pertumbuhan
BAB IV
PEMBAHASAN

 Diagram pertumbuhan kacang hijau


12

10

8
Gelas A

6 Gelas B
Gelas C
4 Gelas D

0
Hari 1 Hari 3 Hari 4 Hari 5

Kacang hijau berada di gelas A, memiliki pertumbuhan


yang lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan gelas
B,C,D. Hal ini di pengaruhi karena :
1. Faktor air
Ketersediaan air di lingkungan sekitar benih memegang peranan
penting dalam menghilangkan inhibitor perkecambahan. Air juga
berfungsi dalam penguraian karbohidrat dalam kotiledon biji untuk
dapat digunakan bagi pertumbuhan embrio. Karena peranan
penting ini, sebelum mengecambahkan benih para petani umumnya
akan merendam benih dalam air dalam waktu tertentu.
 Gelas A: mendapatkan perlakuan dengan merendam biji kacang
hijau terlebih dahulu .Dan media kapas juga diberi air .
 Gelas B : mendapatkan perlakuan tidak merendam bijikacang
hijau, namun media kapas diberi air.
 Gelas C :mendapatkan perlakuan dengan merendam biji kacang
hijau terlebih dahulu .Namun media kapas tidak diberi air.
 Gelas D : mendapat perlakuan tidak merendam biji kacang hijau
dan media kapas tidak diberi air.
Air sangat berpengaruh dalam proses pertumbuhan dan
perkembangan kacang hijau. Itu terbukti dari hasil kecambah dari
perendaman biji kacang hijau sebelum ditanam mendapatkan hasil
yang subur, hijau dan lebih tinggi dari sampel kecambah yang
tidak direndam terlebih dahulu. Karena Air berfungsi dalam
penguraian karbohidrat dalam kotiledon biji untuk dapat digunakan
bagi pertumbuhan embrio dan nutrisi yang dihasilkan dari
endosperma.
Pemberian air pada media kapas juga sangat berpengaruh
terhadap pertumuhan kacang hijau. Terbukti sampel yang diberi
media kapas air akan tumbuh lebih baik daripada kecambah yang
ditanam dimedia kapas tanpa diberi air. Karena Ketersediaan air di
lingkungan sekitar benih memegang peranan penting dalam
menghilangkan inhibitor perkecambahan.

2. Faktor Suhu
Suhu juga merupakan faktor yang mempengaruhi perkecambahan
biji. Suhu mempengaruhi kecepatan perkecambahan. Pada kisaran
26-35 derajat Celcius, perkecambahan benih umumnya berjalan
dengan sempurna. Dalam percobaan, kami memberikan perlakuan
yang sama dalam masing- masing sampel, yaitu diberikan suhu
ruangan yang berada di kelas XII Mipa 5.
3. Faktor Oksigen
Oksigen yang diserap benih melalui respirasi akan mendorong
terjadinya perkecambahan secara cepat. Perkecambahan benih
terjadi bila kandungan oksigen di udara >29%. Untuk benih yang
sedang dalam masa dorman, penambahan oksigen ke dalam benih
hingga 80% dapat membuat dormansi benih terpatahkan sehingga
benih mulai mengalami perkecambahan. kami memberikan
perlakuan yang sama dalam masing- masing sampel.
4. Faktor Cahaya
Kebutuhan cahaya untuk perkecambahan sangat bervariasi
tergantung jenis benih itu sendiri. Ada benih yang butuh cahaya
untuk berkecambah, ada benih yang berkecambah dengan cepat
jika cahaya tercukupi, ada benih yang terhambat
perkecambahannya jika ada cahaya, dan ada pula benih yang hanya
dapat berkecambah pada kondisi gelap tanpa cahaya. kami
memberikan perlakuan yang sama dalam masing- masing sampel.
Dalam percobaan, kami menaruh ke empat sampel terkena cahaya
matahari sehingga kecambah tumbuh dengan subur, segar dan
berwarna hijau.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Dari hasil pengamatan dapat di simpulkan bahwa rata – rata
kacang hijau yang tertinggi adalah kacang hijau yang di tanam di
media kapas basah dengan biji kacang hijau yang direndam dahulu
sebelum ditanam. Hal ini dapat disimpulkan bahwa air memiliki
peranan yang sangat penting terhadap pertumbuhan dan
perkembangan kecambah.
Air merupakan salah satu faktor luar yang sangat penting
dalam perkecambahan, karena penyerapan air merupakan tahap
awal perkecambahan biji. Air berperan penting untuk
mengaktifkan sel-sel yang bersifat embrionik di dalam biji,
melunakkan kulit biji dan menyebabkan mengembangnya embrio
dan endosperm, fasilitas untuk masuknya oksigen ke dalam biji,
mengencerkan protoplasma dan media angkutan makanan dari
endospenn atau kotiledon ke daerah titik-titik tumbuh.

5.2. Saran

Sebaiknya, percobaan dilakukan dalam waktu yang lebih


lama agar terlihat lebih jelas dan lebih detail dalam menyimpulkan
perbedaan pengaruh pemberian air terhadap pertumbuhan biji
kacang hijau.
DAFTAR PUSTAKA

PrawironNarto,slamet.2004.Sains Biologi 1A.Jakarta:PT Bumi Aksara

Istamar syamsuri,dkk.2004.Biologi untuk SMA Kelas X.Jakarta :Erlangga

Istamar syamsuri,dkk.2006.Biologi untuk SMA Kelas XII.Jakarta : Erlangga

Skhyono,1999.Seribu Pena Biologi SMU Kelas 1.Jakarta:Erlangga

Siti,laila.2004.Biologi Sains dalam Kehidupan Kelas 1 SMA.Jakarta : Yudistira

Zhamal, 2008. Pengaruh Cahaya Terhadap Pertumbuhan Biji Kacang Hijau.

http://catatanzhamal.blogspot.com/

Soerga, N., 2009. Pola Pertumbuhan Tanaman. http://soearga.wordpress.com/

Dayat,2009.Makalah Biologi Tentang Penelitian Kacang Hijau. http://darkshadow-


dayat.blogspot.com/

S, H. Soeprapto.1993. Bertanam Kacang Hijau. Penebar Swadaya : Jakarta.

Tjirosoepomo, Gembong. 2004. Taksonomi Tumbuhan. Gadjah Mada University


Press: Yogyakarta.
Lampiran

 Hari 1 (sabtu 5 Agustus 2017)

(gelas A) (gelas B)

(gelas C) (gelas D)

 Hari 2 ( Minggu 6 Agustus 2017)


Tidak dilakukan pengamatan
 Hari 3 (Senin 7 Agustus 2017)

(gelas A) (gelas B)

(gelas C) (gelas D)
 Hari 4 (selasa 8 Agustus 2017)

(gelas A) (gelas B)

(gelas C) (gelas D)
 Hari 5 (Rabu 9 Agustus 2017)

(gelas A) (gelas B)

(gelas C) (gelas D)

Вам также может понравиться