Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Gelar Sarjana (S1)
Pada Fakultas Hukum Universitas Islam Bandung
Disusun Oleh :
NAZELIA OKTOVIANI
NPM. 10040013034
Program Kekhususan : Hukum Perdata
Dibawah Bimbingan
Dr. Neni Ruhaeni, SH.,LL.M.
FAKULTAS HUKUM
2017
IMPLEMENTASI PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS)
CIMANUK DI KABUPATEN GARUT BERDASARKAN PERATURAN
PEMERINTAH NO.37 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN DAERAH
ALIRAN SUNGAI JO PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
NO.20 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN
SUNGAI
SKRIPSI
Bandung,
Disetujui Untuk Diajukan Ke Muka Sidang
Panitia Ujian Sarjana Hukum
Fakultas Hukum Universitas Islam Bandung
Menyetujui :
Pembimbing,
Mengetahui:
Selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Islam Bandung
i
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb,
Puji dan syukur penulis Panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan seru sekalian
Alam karena atas Nikmat, Karunia dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan
Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada junjungan Nabi besar
kebenaran dari Allah SWT dan yang menjadi suri tauladan setiap insan yang beriman.
Skripsi ini disusun oleh penulis sebagai tugas akademis untuk memenuhi salah satu
syarat dalam menempuh sidang skripsi guna memperoleh gelar Sarjana Hukum pada
Fakultas Hukum Universitas Islam Bandung. Penulis menyadari bahwa skripsi ini
masih banyak kekurangan baik dari segi penulisan maupun pembahasan oleh
karenanya penulis sangat berterimakasih dan sangat menghargai kritik dan saran dari
semua pihak yang bersifat membangun. Dari awal ide dan gagasan penulisan skripsi
ini dimulai tentunya tidak terlepas dari kontribusi para pihak yang telah banyak
membantu baik secara langsung maupun secara tidak langsung maka sudah
ii
Ruhaeni., SH.,LL.,M selaku dosen pembimbing, yang telah meluangkan waktunya
untuk membimbing dan mengarahkan penulis agar dapat menyelesaikan penulisan ini
dengan baik serta berkenan membagi ilmunya kepada penulis. Atas semua yang telah
diberikan semoga Allah SWT akan membalas kebaikan beliau dengan balasan
berlipat ganda Aamiin. Disamping itu penulis juga ingin mengucapkan terimakasih
1. Bapak Prof. Dr. Nandang Sambas., SH.MH, selaku Dekan Fakultas Hukum
2. Ibu Hj.Lina Jamilah, SH., M.H., selaku Wakil Dekan II Fakultas Hukum
3. Ibu Hj. Yeti Sumiyati,S.H.,M.H., selaku Ketua Bagian Perdata Fakultas Hukum
4. Bapak Dr. H. Asyhar Hidayat, SH.MH, selaku dosen wali penulis selama di
5. Dosen - dosen dan Seluruh civitas akademika Fakultas Hukum Universitas Islam
Bandung.
6. Penulis ingin mengucapkan terima kasih yang tiada terhingga kepada orang-
orang terbaik dalam hidup Penulis yakni Ibunda tercinta Lina dan Ayahanda
tercinta Raden Dedi Djuandi yang menjadi tempat pengaduan dan tumpuanku.
Kakak penulis yang tersayang Akbar Nazary S.Hum, Adisa Muhamad S.Par dan
menghadapi tugas akhir ini. Terimakasih atas kesabaran kalian. Terima kasih
iii
pula atas kasih sayang keluarga besar penulis yang juga memberikan dorongan
semangat.
7. Sahabat terdekat penulis yakni Windasari, Desta Fransiska A.Md, Andine Azka, ,
Ryantino M, Dwina Tamara A.Md, Arimbi Dayu, Risma Yunita A.Md, Aviana
Ayu A.Md, Dini Ardiningsih, Ria Utami Eka A.Md, Mala Fitriani, Layli
yang tidak dapat disebutkan satu persatu oleh penulis yang selalu memberikan
motivasi bagi penulis untuk dapat dengan cepat menyelesaikan skripsi ini.
Destri Putriarni, Andhika Ekky, Rizki Gunatiar, Alip Maulana, Fariz Aziz,
selama ini.
9. Dan terakhir terimakasih untuk Raden Fahmy Fauzi Soeriaadiningrat A.Md yang
motivasi dan semangat agar penulis dapat dengan cepat menyelesaikan penulisan
iv
Bandung, Januari 2017
Nazelia Oktoviani
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK .................................................................................................................... i
v
3. Asas-asas Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup ...................... 32
Hidup .. ....................................................................................................... 34
vi
1. Pengelolaan DAS berdasarkan PP No.37 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan
A. Kesimpulan ....................................................................................................... 98
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sebagainya.1Sumber daya alam juga merupakan bagian dari unsur lingkungan hidup
yang diperlukan oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari. Sumber daya alam sangat
manusia. Sumber daya alam tertentu juga mempunyai keterbatasan menurut ruang
dan waktu, oleh sebab itu diperlukan pengelolaan sumber daya alam yang baik dan
bijaksana.2
agar tetap dapat menjadi sumber dan penunjang hidup serta peningkatan kualitas bagi
1
N.H.T Siahaan, Ekologi Pembangunan Dan Hukum Tata Lingkungan, Erlangga:Jakarta,1987, hlm.1
2
Rachmadi Usman, Pembaharuan Hukum Lingkungan Nasional, Citra Aditya Bhakti, Bandung, 2003,
hlm 28.
1
bangsa dan rakyat Indonesia. Tetapi sampai pada saat ini telah banyak kerusakan
lingkungan hidup yang terjadi sehingga menyebabkan ekosistem suatu daerah tidak
lagi seimbang. Hal tersebut terjadi karena kurangnya kesadaran manusia untuk
menjaga dan melestarikan lingkungan hidup, yang di dalamnya terdapat sumber daya
alam yang melimpah. Padahal ketergantungan manusia akan sumber daya alam
kerusakan hutan. Penyebab kerusakan hutan tersebut terjadi antara lain karena
serta penggundulan hutan, di mana hal tersebut juga akan akan berdampak pada areal
resapan air,sehingga Daerah Aliran Sungai (DAS) di sekitar hutan tidak dapat bekerja
secara optimal dalam menyerap dan menampung curah air hujan ketika hujan turun
dalam intensitas tinggi. Padahal hutan sendiri memiliki peranan penting dalam
3
https://bebasbanjir2025.wordpress.com, diakses tanggal 11 Oktober 2016.
2
serasahnya juga melindungi permukaan tanah dari gerusan aliran permukaan
c. Mempunyai banyak pori makro dan pipa di dalam tanah yang memungkinkan
lingkungan hidup lainnya. Seperti kerusakan yang akan berakibat terhadap semakin
meluasnya lahan kritis, terutama lahan kritis dalam Daerah Aliran Sungai.4 Hal itu
menyediakan sumber mata pencaharian bagi manusia.5 Kerusakan lahan atau tidak
lagi berfungsinya DAS dengan baik antara lain karena Pengelolaan DAS yang tidak
banyak hal seperti, terjadinya banjir bandang karena sungai tidak dapat lagi
menampung debit air, air sungai yang sangat keruh, pendangkalan di sungai dan
dalam mengatur hubungan timbal balik antara sumber daya alam dengan manusia di
4
Joko Triwanto, Konservasi Lahan Hutan dan Pengelolaan DAS, Cetakan Pertama, Umm Press :
Jakarta. 2012, hlm 27.
5
Dodi Yuniar H. Pengelolaan Daerah Aliran Sungai: Sebuah Pendekatan Negosiasi. InsistPress.
2008.hlm. 18.
6
http://repository.unhas.ac.id/, diakses tanggal 02 Oktober 2016.
3
dalam DAS dan segala aktivitasnya,agar terwujud kelestarian dan keserasian
kesadaran,dan partisipasi aktif dari Instansi Terkait serta peran masyarakat dalam
Pengelolaan DAS yang lebih baik, mewujudkan kondisi lahan yang produktif sesuai
dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan DAS yang berkelanjutan,
Salah satu Daerah Aliran Sungai yang saat ini sudah tidak lagi berfungsi
Kehutanan RI hanya 22 DAS di Indonesia yang kondisinya kritis dan super kritis.
Pada tahun 1992 , jumlah DAS yang rusak meningkat menjadi 29 DAS. Dua tahun
kemudian jumlahnya menjadi 39 DAS, lalu pada tahun 1998 menjadi 42 DAS, tahun
2000 menjadi 58 DAS, tahun 2002 menjadi 60 DAS, dan tahun 2007 sekitar 80 DAS
yang rusak super kritis dan kritis. Kerusakan ini akibat intervensi manusia yang
semakin sensitive. Untuk DAS Cimanuk sendiri,lahannya sudah kritis sejak tahun
7
PP No.37 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai
8
Penjelasan atas PP No.37 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai
9
Slamet Prayogi, Setyawan Purnama, dan Darmanto,Darmakusuma. Pengelolaan Daerah Aliran
Sungai. Gadjahmada University Press:Yogyakarta: Gadjahmada University Press. 2015, hlm 12.
4
1984. Menurut Sutopo Purwo Nugroho selaku Ketua BNPB (Badan Nasional
Koefisien Regim Sungai (KRS). KRS adalah perbandingan antara nilai debit air
maksimum alias saat banjir, dengan nilai debit air minimum alias saat kering pada
suatu DAS.Suatu DAS dapat dikategorikan baik jika KRS nilainya kurang dari 40 ,
sedang 40 hingga 80, dan buruk lebih dari 80,sedangkan KRS Cimanuk sudah
mencapai 713.10
Padahal telah ada peraturan terkait tentang pengelolaan DAS yang diatur
Lingkungan Hidup serta Peraturan Pemerintah No.37 tahun 2012 tentang Pengelolaan
Daerah Aliran Sungai. Terhadap DAS Cimanuk di Kabupaten Garut yang berada di
Provinsi Jawa Barat, telah ada pula Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat No.20
pihak terkait dalam menjaga dan memelihara DAS yang ada. Tetapi sampai saat ini
mana Pengelolaan DAS secara Terpadu belum juga dapat tercapai hingga saat ini. Hal
terjadi bencana seperti banjir bandang sebagai salah satu indikasi dari
10
http://mediaindonesia.com/news/read/68124/banjir-garut-akibat-hutan-gundul,diakses pada 06
November 2016.
5
Kabupaten Garut dengan baik.Banjir bandang yang terjadi akibat meluapnya air
pemukiman warga yang rusak,hancur, dan roboh, rusaknya infrastruktur publik dan
Berdasarkan uraian di atas, untuk itu penulis tertarik untuk mengkaji lebih
SUNGAI.”
B. Identifikasi Masalah
11
https://act.id/index.php/id/whats-happening/view/3195/banjir-bandang-dan-longsor-terjang-
kabupaten-garut, diakses pada 19 Oktober 2016.
6
Provinsi Jawa Barat No.20 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Daerah Aliran
Sungai?
C. Tujuan Penelitian
Daerah Provinsi Jawa Barat No.20 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Daerah
Aliran Sungai.
D. Kegunaan Penelitiaan
Selain itu, kegunaan penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Manfaat teoritis
7
pengelolaan Daerah Aliran Sungai berdasarkan peraturan perundang-
2. Manfaat praktis
Jawa Barat No.20 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai
E. Kerangka Pemikiran
a. Lingkungan Hidup
benda dan kondisi yang ada dalam ruang yang kita tempati yang mempengaruhi
dalamnya manusia dan tingkah perbuatannya, yang terdapat dalam ruang tempat
manusia berada
12
Otto Soemarwoto, Permasalahan Lingkungan Hidup, dalam Seminar segi-segi Hukum Pengelolaan
Lingkungan Hidup, Binacipta,1977.
8
dan mempengaruhi hidup dan kesejahteraan manusia dan jasad hidup lainnya.13
kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk
berhubungan satu dengan yang lainnya sehingga pengertian lingkungan hidup hampir
mencakup semua unsur ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa di bumi ini. Maka dari
hidup yang sangat menentukan.15 Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa lingkungan
saat ini oleh sebagian kalangan dianggap tidak bernilai, karena lingkungan hidup
(alam) hanya sebuah benda yang diperuntukkan bagi manusia. Dengan kata lain,
13
St. Munadjat Danusaputro, Hukum Lingkungan, Buku I Umum, Binacipta, 1980.
14
Pasal 1 angka 1 Undang-undang No.32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
15
Lusiana Tijow, Kebijakan Hukum Pengelolaan Lingkungan Hidup Di Indonesia, Dosen Fakultas
Ilmu Sosial UNG, hlm.2.
16
Koesnadi Hardjasoemantri,. Hukum Tata Lingkungan. Cetakan Kesembilan Belas. Edisi Kedelapan.
Gajah Mada University Press.Yogyakarta. 2006, hlm. 25.
9
Dari definisi-definisi di atas, maka pengertian lingkungan hidup dapat
rumah, sampah, mobil, angina,dll. Keseluruhan yang disebut ini diglongkan sebagi
6. Proses interaksi, disebut juga saling mempengaruhi,atau pula bisa disebut dengan
jaringan kehidupan.
b. Hukum Lingkungan
hidup serta kesejahteraan manusia dan jasad-jasad hidup lainnya. Hukum lingkungan
merupakan sebuah cabang dalam disiplin ilmu hukum yang berkaitan dengan
pemanfaatan dan perlindungan sumber daya alam.18 Hukum lingkungan dalam bidang
ilmu hukum, merupakan salah satu bidang ilmu hukum yang paling strategis karena
17
N.H.T Siahaan, Op.cit.,hlm.3.
18
Takdir Rahmadi, Hukum Lingkungan Di Indonesia, Rajawali Pers : Jakarta, 2013, hlm.15.
10
hukum lingkungan mempunyai banyak segi yaitu segi hukum administrasi, segi
hukum pidana, dan segi hukum perdata. Dengan demikian, tentu saja hukum
lingkungan memiliki aspek yang lebih kompleks. Sehingga untuk mendalami hukum
lingkungan itu sangat mustahil apabila dilakukan seorang diri, karena kaitannya yang
sangat erat dengan segi hukum yang lain yang mencakup pula hukum lingkungan di
dalamnya.19
tingkah laku manusia (orang) tentang apa yang seharusnya dilakukan atau tidak
tersebut dapat dipaksakan dengan suatu sanksi oleh pihak yang berwenang. Dengan
tersebut, yaitu hanya berlaku di wilayah Nusantara; atau hanya pada lingkungan
kepastian dan ketertiban terjamin. Adapun isi materi yang harus diatur ditentukan
19
http//id.wikipedia.org//wiki/Hukum_Lingkungan,diakses tanggal 10 Oktober 2016.
20
R,M Gatot P. Soemartono, Hukum Lingkungan Indonesia, Sinar Grafika:Jakarta,2004, hlm.61.
11
2) Cara pengaturan menurut hukum perundang-undangan dapat bersifat preventif
atau represif; sedangkan mekanismenya ada beberapa macam, yang antara lain
4) Pengaturan masalah ini dengan jalan hukum harus disertai oleh suatu usaha
manusia. Hal ini karena pengaturan hukum hanya akan berhasil apabila
dilepaskan dari keadaan aparat administrasi dan aparat penegak hukum sebagai
terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah
21
Ibid.,hlm 58-59.
12
terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang meliputi
hukum, dan diatur dalam dalam UU No.32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
membayar, partisipati kearifan lokal, tata kelola pemerintahan yang baik, dan
kemanfaatan ekonomi, sosial, dan budaya yang dilakukan berdasarkan prinsip kehati-
dan dimanfaatkan dengan baik dan benar. Hal ini sesuai dengan perintah Pasal 33
“Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dipergunakan untuk
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.”
22
Pasal 1 angka 2 Undang-undang No.32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
23
Pasal 1 angka 1 Undang-undang No.32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
24
Penjelasan Undang-undang No.32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup
25
Pasal 33 ayat (3) Undang-undang Dasar 1945
13
Dengan demikian, hal-hal yang berkenaan dengan kemakmuran dan
hidup maupun pemanfaatan sumber daya alam yang harus dilakukan secara efektif
dan efisien.26
c. Menaati ketentuan tentang baku mutu lingkungan hidup dan/ atau kriteria baku
14
Pengelolaan DAS Cimanuk di Kabupaten Garut yang berada di wilayah
Kabupaten/kota menurut Pasal 63 ayat (3) UUPPLH tentang tugas dan wewenang
dan UKLUPL; menyelenggarakan inventarisasi sumber daya alam dan emisi gas
masyarakat hukum adat, kearifan lokal, dan hak masyarakat hukum adat yang terkait
29
Pasal 63 ayat (3) Undang-undang No.32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
15
lingkungan pada tingkat kabupaten/kota; dan melakukan penegakan hukum
optimal dari sumberdaya vegetasi, tanah dan air sehingga mampu memberi manfaat
dan perlindungan hukum terhadap lingkungan harus diselaraskan. Dalam hal ini
diperlukan penyatuan kedua sisi pandang tersebut secara realistis melalui penyesuaian
ekonomi dan social. Inilah tantangan formulasi kebijakan yang harus dituntaskan
wujudkan.
lembaga yang kuat sebagai leader dan fasilitator bagi lembaga lain yang dianggap
berkepentingan. Hal ini penting mengingat wilayah DAS sebagaian besar tidak
30
E. Effendi. Kajian Model Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) Terpadu. Direktorat Kehutanan
dan Konservasi Sumberdaya Air, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional:Jakarta. 2008,hlm. 8.
16
kepentingan tersebut dengan menyusun rencana pengelolaan DAS dan dapat
Pengelolaan DAS secara umum dan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat No.20
Tahun 2014 Tentang Pengelolaan DAS yang berkaitan dengan penelitian penulis di
dalam penulisan hukum ini, yang khusus meneliti tentang Pengelolaan DAS Cimanuk
di Kabupaten Garut. Pengelolaan DAS sendiri menurut Pasal 2 PP No.37 tahun 2012
dilaksanakan sesuai denganrencana tata ruang dan pola pengelolaan sumber daya air
sertamasyarakat.31
F. Metode Penelitian
sebagai berikut:
1. Metode Pendekatan
31
Pasal 2 PP No.37 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai
17
Penelitian merupakan sarana yang dipergunakan oleh manusia untuk
Lingkungan Hidup yang terdapat dalam Undang-undang No.32 Tahun 2009 tentang
Pengelolaan Daerah Aliran Sungai,dan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat No.20
2. Spesifikasi Penelitian
Daerah Provinsi Jawa Barat No.20 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Daerah Aliran
Sungai.
32
Soerjono soekanto Dan Sri Mamudji,Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat,
Jakarta,2003,hlm 23.
18
a) Undang-undang Dasar 1945
Lingkungan Hidup
Sungai
2) Bahan hukum sekunder, yaitu dilakukan dengan cara menelaah dari buku-buku,
peraturan-peraturan yang ada sebagai norma hukum positif dan dimaksudkan untuk
menganalisis data yang bertitik tolak pada usaha-usaha penemuan asas-asas dan
BAB II
19
TINJAUAN TEORITIS TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
A.Lingkungan Hidup
ditempati suatu makhluk hidup bersama dengan benda hidup dan tak hidup di
dalamnya.33 Manusia bersama tumbuhan, hewan dan jasad renik menempati suatu
ruang tertentu. Kecuali makhluk hidup, dalam ruang itu terdapat juga benda tak
hidup, seperti udara yang terdiri atas bermacam gas, air dalam bentuk uap, cair dan
padat, tanah dan batu. Ruang yang ditempati makhluk hidup bersama benda hidup
34
dan tak hidup inilah dinamakan lingkungan hidup. Sedangkan menurut Ketentuan
Umum Pasal 1 angka 1 Undang-undang No.32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan
semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya,
33
Otto Soemarwoto, Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan, Jakarta:Djambatan,1991, hlm.
48.
34
Loc.cit.
35
Pasal 1 angka 1 Undang-undang No.32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
20
Dari definisi-definisi di atas, maka pengertian lingkungan hidup dapat
6. Proses interaksi, disebut juga saling mempengaruhi,atau pula bisa disebut dengan
jaringan kehidupan.
memiliki fungsi pokok dalam keberlangsungan hidup semua makhluk hidup di alam.
Tanpa lingkungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya tidak akan bisa
bertahan hidup dan tidak akan memiliki tempat untuk tinggal. Berbagai fungsi pokok
36
N.H.T Siahaan, Op.cit.,hlm.3.
37
Hardjasoemantri Koesnadi, Op.cit, hlm 23.
21
Semua makhluk hidup, baik manusia, hewan maupun tumbuhan memerlukan
lingkungan hidup untuk menjadi tempat ia tinggal. Bukan hanya sekedar lingkungan
saja, namun lingkungan yang sehat dan berjalan dengan baik dan semestinya
Selain itu lingkungan hidup juga menjadi tempat tumbuh dan berkembang makhluk
terutama manusia. Segala kebutuhan manusia bersumber dari alam. Tanpa adanya
lingkungan hidup, manusia tidak akan bisa memenuhi kebutuhannya dan tidak akan
c. Memberi pengaruh pada pola pikir, tingkah laku, dan sifat makhluk hidup.
Lingkungan hidup bukan hanya berupa lingkungan fisik saja, namun juga
budaya, sosial, dan sebagainya. Maka lingkungan hidup juga akan berpengaruh bagi
B. Hukum Lingkungan
22
hidup serta kesejahteraan manusia dan jasad-jasad hidup lainnya.38 Dilihat dari aspek
dengan lingkungan alam dalam artian yang luas. Ruang lingkupnya berkaitan dengan
Lingkungan Hidup yang dijadikan dasar bagi pengelolaan lingkungan hidup saat ini.
Hukum lingkungan dalam bidang ilmu hukum, merupakan salah satu bidang ilmu
hukum yang paling strategis karena hukum lingkungan mempunyai banyak segi yaitu
Dengan demikian, hukum lingkungan memiliki aspek yang lebih kompleks. Sehingga
untuk mendalami hukum lingkungan itu sangat mustahil apabila dilakukan seorang
diri, karena kaitannya yang sangat erat dengan segi hukum yang lain yang mencakup
38
Lusiana Tijow. Op.cit. hlm.2
39
Th. G. Drupsteen, Nederlands Miliurecht in Kort Bestek, 2e herziene druk, (Zwolle:W.E. Tjeenk
Willink, 1978), hlm. 7.
40
http//id.wikipedia.org//wiki/Hukum_Lingkungan,diakses tanggal 10 Oktober 2016.
23
Hukum Lingkungan Indonesia adalah keseluruhan peraturan yang mengatur
tingkah laku manusia (orang) tentang apa yang seharusnya dilakukan atau tidak
tersebut dapat dipaksakan dengan suatu sanksi oleh pihak yang berwenang. Dengan
tersebut, yaitu hanya berlaku di wilayah Nusantara; atau hanya pada lingkungan
kepastian dan ketertiban terjamin. Adapun isi materi yang harus diatur ditentukan
atau represif; sedangkan mekanismenya ada beberapa macam, yang antara lain
41
R,M Gatot P. Soemartono, Loc.cit,, hlm.61.
24
Undang-undang Pokok mengenai Limgkungan Hidup Manusia (Law on the
pengaturan sektoral.
d. Pengaturan masalah ini dengan jalan hukum harus disertai oleh suatu usaha
Hal ini karena pengaturan hukum hanya akan berhasil apabila ketentuan-ketentuan
kegunaannya.
dilepaskan dari keadaan aparat administrasi dan aparat penegak hukum sebagai
terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah
hukum, dan diatur dalam dalam UU No.32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
42
Ibid.,hlm 58-59.
43
Pasal 1 angka 2 Undang-undang No.32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
25
mengenai apa yang seharusnya dan tidak seharusnya dilakukan terhadap lingkungan
a. Perencanaan
penyusunan RPPLH.44
mengenai sumber daya alam yang meliputipotensi dan ketersediaan, jenis yang
geografis yang memiliki wilayah kesamaan ciri iklim, tanah, air, flora dan fauna asli,
serta pola interaksi manusia dengan alam yang menggambarkan integritas sistem
44
Pasal 5 Undang-undang No.32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
45
Pasal 6 Undang-undang No.32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
46
Pasal 7 Undang-undang No.32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
26
alam dan lingkungan hidup.47Penetapan wilayah ekoregion dilaksanakan dengan
flora dan fauna, sosial budaya, ekonomi, kelembagaan masyarakat, dan hasil
ekoregion dilakukan untuk menentukan daya dukung dan daya tampung serta
(RPPLH)
dituangkan dalam suatu bentuk Peraturan Pemerintah (PP). RPPLH provinsi disusun
47
Muhamad Erwin, Hukum Lingkungan dalam Sistem Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup di Indonesia, Cetakan ke-4, PT.Refika Aditama:Bandung, 2015, hlm.16.
48
Pasal 8 Undang-undang No.32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
49
Pasal 9 Undang-undang No.32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
27
PERDA kabupaten/kota. Selain itu RPPLH juga menjadi dasar penyusunan dan
jangka menengah.50
b. Pemanfaatan
dan keselamatan, mutu hidup, dan kesejahteraan masyarakat. Daya dukung dan daya
tampung lingkungan hidup ditetapkan oleh Menteri untuk daya dukung dan daya
dukung dan daya tampung lingkungan hidup provinsi dan ekoregion lintas
penetapan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup sendiri diatur dalam
Peraturan Pemerintah.51
c. Pengendalian
50
Pasal 10 ayat (5) Undang-undang No.32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
51
Pasal 12 Undang-undang No.32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup.
28
lingkungan hidup dilaksanakan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan penanggung
jawab usaha dan/atau kegiatan sesuai dengan kewenangan, peran, dan tanggung
jawab masing-masing.52
Hidup
terdiri atas: Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS), tata ruang, baku mutu
lingkungan hidup, audit lingkungan hidup, dan instrumen lain sesuai dengan
52
Pasal 13 Undang-undang No.32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup
53
Pasal 14 Undang-undang No.32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup.
29
dan/atau cara lain yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.54
restorasidan/atau cara lain yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.55
d. Pemeliharaan
Pencadangan sumber daya alam merupakan sumber daya alam yang tidak
dapat dikelola dalam jangka waktu tertentu. Pelestarian fungsi atmosfer meliputi
upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, upaya perlindungan lapisan ozon dan
e. Pengawasan
54
Pasal 53 Undang-undang No.32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup.
55
Pasal 53 Undang-undang No.32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup.
56
Pasal 57Undang-undang No.32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup.
30
Pengawasan dilakukan oleh menteri lingkungan hidup, gubernur, atau
bupati/walikota terhadap ketaatan penanggung jawab usaha dan atau kegiatan atas
meminta keterangan, membuat salinan dari dokumen dan/atau membuat catatan yang
sanksi administratif kepada penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan jika dalam
57
Pasal 71 Undang-undang No.32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup.
58
Pasal 74 Undang-undang No.32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup.
31
menerapkan sanksi administratif terhadap penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan
f. Penegakan Hukum
peraturan dan persyaratan dalam ketentuan hukum yang berlaku secara umum dan
kelola pemerintahan yang baik, dan otonomi daerah.61 Selain itu, pengelolaan
lingkungan hidup harus dapat memberikan kemanfaatan ekonomi, sosial, dan budaya
59
Pasal 77 Undang-undang No.32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup.
60
Muhammad Erwin, Op.cit, hlm.28-29.
61
Pasal 1 angka 1 Undang-undang No.32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
32
desentralisasi, serta pengakuan dan penghargaan terhadap kearifan lokal dan kearifan
lingkungan.62
dan dimanfaatkan dengan baik dan benar. Hal ini sesuai dengan perintah Pasal 33
hidup maupun pemanfaatan SDA yang harus dilakukan secara efektif dan efisien.64
62
Penjelasan Undang-undang No.32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup
63
Pasal 33 ayat (3) Undang-undang Dasar 1945
64
Supriadi, Loc.cit, ,hlm. 4
65
Pasal 67 Undang-Undang No.32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup
66
Pasal 68 Undang-Undang No.32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup
33
a. Memberikan informasi yang terkait dengan perlindungan dan pengelolaan
c. Menaati ketentuan tentang baku mutu lingkungan hidup dan/ atau kriteria baku
Lingkungan Hidup
menyebutkan bahwa DAS adalah suatu bentang lahan yang dibatasi oleh punggung
mengalirkan air hujan melalui jaringan sungai dan bermuara di satu patusan (single
outlet) di sungai utama menuju danau dan laut. Pengelolaan DAS dilakukan sebagai
upaya manusia dalam mengatur hubungan timbal balik antara SDA dengan manusia
67
Pasal 64 Undang-Undang No.32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup
34
ekosistem,serta meningkatnya kemanfaatan sumber daya alam bagi manusia secara
berkelanjutan.
diselaraskan. Dalam hal ini diperlukan penyatuan kedua sisi pandang tersebut secara
realistis melalui penyesuaian kegiatan pengelolaan DAS dan konservasi daerah hulu
lembaga yang kuat sebagai leader dan fasilitator bagi lembaga lain yang dianggap
berkepentingan. Hal ini penting mengingat wilayah DAS sebagaian besar tidak
35
Pengelolaan DAS secara umum dan kemudian dijabarkan dalam Peraturan Daerah
Provinsi Jawa Barat No.20 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan DAS yang berkaitan
dengan penelitian penulis di dalam penulisan hukum ini, yang khusus meneliti
dilaksanakan sesuai dengan rencana tata ruang dan pola pengelolaan sumber daya air
Instansi Terkait pada lintas wilayah administrasi serta peran serta masyarakat.68
1) Perencanaan
68
PP No.37 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai
36
kegiataninventarisasi DAS: penyusunan Rencana Pengelolaan DAS; dan penetapan
a) Inventarisasi DAS
klasifikasi DAS.
lintas negara dan DAS lintas Provinsi, gubernur sesuai kewenangannya untuk DAS
DAS yang dipulihkan daya dukungnya adalah DAS yang kondisi lahan serta
kualitas, kuantitas dan kontinuitas air, sosial ekonomi, investasi bangunan air dan
Rencana Pengelolaan DAS yang dipulihkan daya dukungnya dilakukan dengan :71
69
Pasal 22 PP No.37 tahun 2012 tentang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai
70
Pasal 1 angka 4 PP No.37 tahun 2012 tentang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai
71
Pasal 2 PP No.37 tahun 2012 tentang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai
37
2. Tujuan pemulihan Daya Dukung DAS dilakukan dengan mengacu pada hasil
pengelolaan DAS adalah bahwa perencanaan adalah suatu proses berulang (iterative
evaluasi terhadap tujuan dan sasaran yang ditetapkan. Dengan demikian, dapat
pengelolaan DAS sehingga dapat dilakukan perbaikan terhadap rencana yang telah
disusun.
DAS yang dipertahankan daya dukungnya adalah DAS yang kondisi lahan,
kualitas, kuantitas dan kontinuitas air, sosial ekonomi, investasi bangunan air, dan
38
pemanfaatan ruang wilayah berfungsi sebagaimana mestinya. 72Penyusunan Rencana
dipulihkan daya dukungnya dan/atau DAS yang dipertahankan daya dukungnya serta
ditetapkan olehMenteri untuk DAS lintas negara dan/atau DAS lintas Provinsi,
72
Pasal 1 angka 5 PP No.37 tahun 2012 tentang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai
73
Pasal 2 PP No.37 tahun 2012 tentang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai
39
dan dapat dievaluasi serta ditinjau kembali setiap 5 tahun sekali, tetapi dalam hal
tertentu misalnya yang berkiatan dengan terjadinya bencana alam dengan skala besar
2) Pelaksanaan
yang telah ditetapkan dan menjadi acuan rencana pembangunan sektor dan rencana
wilayah;
reklamasi lahan;
74
Pasal 38 PP No.37 tahun 2012 tentang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai
75
Pasal 40 PP No.37 tahun 2012 tentang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai
40
d. peningkatan kepedulian dan peran serta Instansi Terkait dalam pengelolaan
DAS; dan/atau
administrasi.
secara berkelanjutan;
administrasi kegiatan.
Menteri dan menteri terkait sesuai kewenangannya untuk DAS lintas Negara dan
lintas Provinsi, gubernur sesuai kewenangannya untuk DAS dalam provinsi dan/atau
76
Pasal 41 PP No.37 tahun 2012 tentang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai
41
lintas kabupaten/kota, dan bupati/walikota sesuai kewenangannya untuk DAS dalam
kabupaten/kota.77
Daya Dukung DAS wajib dilakukan monitoring dan evaluasi untuk mendapatkan data
indikator kinerja DAS.78 Monitoring terhadap indikator kinerja DAS dilakukan secara
periodik paling sedikit setiap tahun sekali dan hasil monitoring tersebut menjadi dasar
a) Pembinaan
77
Pasal 42 PP No.37 tahun 2012 tentang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai
78
Pasal 46 PP No.37 tahun 2012 tentang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai
79
Pasal 48 PP No.37 tahun 2012 tentang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai
80
Pasal 52 PP No.37 tahun 2012 tentang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai
42
dilakukan oleh institusi pemerintah secara berjenjang. Pembinaan dilakukan dengan
b) Pengawasan
Pengelolaan Daerah Aliran Sungai, terdapat beberapa kegiatan yang tidak kalah
dalam pengelolaan DAS, baik secara perorangan maupun melalui forum koordinasi
DAS.82 Di mana forum tersebut memiliki fungsi untuk menampung dan menyalurkan
81
Pasal 55 PP No.37 tahun 2012 tentang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai
82
Pasal 57 PP No.37 tahun 2012 tentang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai
43
aspirasi masyarakat terkait pengelolaan DAS, memberikan sumbangan pemikiran
dalam pengelolaan DAS. Peran serta masyarakat secara perorangan dapat berupa:83
ekosistem DAS;
kabupaten/kota, serta dapat pula dilakukan oleh BUMN, BUMD, BUMS, Koperasi,
prasarana.84
83
Pasal 59 PP No.37 tahun 2012 tentang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai
84
Pasal 63 PP No.37 tahun 2012 tentang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai
44
Pengelolaan DAS berdasarkan Pasal 3 Perda Provinsi Jawa Barat No 20 tahun
untuk menjamin kelestarian fungsi DAS sebagai sumber utama kehidupan manusia
dan makhluk hidup lainnya secara serasi, seimbang, dan berkesinambungan melalui
Pengawasan. Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat No.20 tahun 2014
1) Perencanaan
mengintegrasikan antar sektor dan antar wilayah administrasi dari hulu sampai hilir,
yaitu pelaksanaan pengelolaan DAS dalam Daerah Kabupaten/Kota dan DAS lintas
b. didasarkan secara terpadu sebagai satu kesatuan ekosistem, satu rencana, dan satu
sistem pengelolaan;
perundang-undangan;
berkelanjutan;
85
Pasal 9 Perda Provinsi Jawa Barat No.20 tahun 2014 tentang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai.
45
e. adaptif terhadap perubahan kondisi sosial ekonomi masyarakat yang dinamis dan
karakteristik DAS;
f. pembagian tugas, fungsi, beban biaya, dan manfaat antar para pemangku
ditetapkan untuk jangka waktu paling lama 15 tahun dan ditetapkan dengan Peraturan
telah ditetapkan dapat dilakukan setiap 5 tahun sekali.Jika terjadi bencana alam dalam
skala besar, maka Rencana Pengelolaan DAS dapat ditinjau kembali paling lama 5
86
Pasal 10 Perda Provinsi Jawa Barat No.20 tahun 2014 tentang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai.
87
Pasal 11 Perda Provinsi Jawa Barat No.20 tahun 2014 tentang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai.
46
dan ditetapkan oleh Peraturan Gubernur.88Rencana Pengelolaan DAS sendiri menjadi
salah satu dasar dalam penyusunan rencana pembangunan Daerah Provinsi dan
(lima) tahun dan menjadi acuan penyusunan rencana strategis Perangkat Darah
Provinsi, dan rencana strategis instansi terkait di bidang pengelolaan DAS, serta
Keputusan Gubernur.
2) Pelaksanaan
sampai dengan hilir secara utuh sesuai Rencana Pengelolaan DAS, rencana tindak
pengelolaan DAS, RTRW Provinsi, dan pola pengelolaan sumber daya air pada setiap
wilayah sungai di Daerah Provinsi, serta memenuhi kriteria teknis dan persyaratan
88
Pasal 12 Perda Provinsi Jawa Barat No.20 tahun 2014 tentang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai.
89
Pasal 16 Perda Provinsi Jawa Barat No.20 tahun 2014 tentang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai.
90
Pasal 17 Perda Provinsi Jawa Barat No.20 tahun 2014 tentang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai.
47
kelestarian DAS. Pelaksanaan dalam pengelolaan DAS dilakukan padaDAS yang
Perusahaan Swasta, serta masyarakat yang dimuat dalam rencana tindak pengelolaan
DAS sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing. Pengelolaan DAS harus
permanen paling kurang 30% (tiga puluh persen) guna menjamin keseimbangan
dinamis ekologi dan tata air DAS secara berkelanjutan. Pencapaian tutupan vegetasi
permanen tersebut tersebar pada kawasan lindung dan kawasan budidaya, sempadan
sungai, daerah sekitar sumber mata air, dan kawasan ruang terbuka hijau dalam DAS
yang terdistribusi secara proporsional mulai dari daerah hulu sampai dengan hilir.
91
Pasal 18 Perda Provinsi Jawa Barat No.20 tahun 2014 tentang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai.
92
Pasal 19 Perda Provinsi Jawa Barat No.20 tahun 2014 tentang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai.
48
Optimalisasi penggunaan lahan dilakukan dengan menggunakan pendekatan
morfologi DAS dan fungsi kawasan serta kearifan lokal masyarakat setempat.
tanah dan air. Upaya pemeliharaan tersebut dilakukan berdasarkan prinsip agronomis
meliputi pemilihan jenis tanaman, pengaturan pola tanam, dan pengolahan tanah
konservasi dan dalam teknik konservasi tanah dan air dilaksanakan melalui vegetatif
pengkayaan jenis tumbuhan, konservasi ex situ dan in situ, dan jenis pengelolaan
vegetasi lainnya.
49
Rencana Pengelolaan DAS dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
monitoring dan evaluasi peningkatan kepedulian dan peran serta, dan meningkatkan
pengelolaan DAS.
melaluiidentifikasi jenis flora, fauna, dan tipe-tipe ekosistem kawasan lindung serta
sipil teknis yang sudah ada, dan monitoring dan evaluasi perkembangan produktivitas
50
2. Pemberian Bimbingan Teknis Dan Fasilitasi Dalam Penerapan Teknik
tanah dan air untuk kelangsungan daerah tangkapan air dilaksanakan untuk menjaga
koordinasi.
air dilakukan pada fungsi kawasan lindung dan kawasan budidaya dengan tetap
memperhatikan kriteria teknis dan kelestarian DAS serta fungsi morfologi DAS
51
3) Monitoring Dan Evaluasi
Pemerintah Daerah Provinsi sesuai dengan kriteria DAS yang dipulihkan dan
pengelolaan DAS guna memperoleh gambaran perubahan daya dukung DAS dan
tahun 2014 tentang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai, terdapat beberapa kegiatan
yang tidak kalah pentingnya untuk dilaksanakan dan termasuk ke dalam ruang
94
Pasal 32 Perda Provinsi Jawa Barat No.20 tahun 2014 tentang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai.
95
Pasal 53 Perda Provinsi Jawa Barat No.20 tahun 2014 tentang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai.
52
Pertama, Pengembangan Kelembagaan Pengelolaan DAS. Pemerintah
hulu-hilir antar sektor dan antar wilayah administrasi. Susunan keanggotaan Forum
untuk jangka waktu 5 (lima tahun) dan ditetapkan dengan Keputusan Gubernur.
96
Pasal 33 Perda Provinsi Jawa Barat No.20 tahun 2014 tentang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai.
97
Pasal 34 Perda Provinsi Jawa Barat No.20 tahun 2014 tentang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai.
53
ditujukan pada kelembagaan masyarakat pengelolaan DAS, yang terdiri dari
kelompok petani pengguna dan pemakai air; kelompok tani di lingkup pertanian,
perkebunan, serta perikanan dan kelautan; kelompok tani hutan; dan kelompok
masyarakat dalam kegiatan pengelolaan DAS dapat melibatkan Badan Usaha Milik
Negara, Badan Usaha Milik Daerah Provinsi, Badan Usaha Milik Swasta, Koperasi,
Dalam mengkaji DAS pada saat ini tidak mungkin hanya didasarkan kepada
satu atau beberapa undang-undang yang sejenis atau sebidang. DAS harus dipandang
sebagai satu kesatuan wilayah yang utuh-menyeluruh yang terdiri dari daerah
tangkapan air, sumber-sumber air, sungai, danau, dan waduk, yang satu dengan
98
Pasal 37 Perda Provinsi Jawa Barat No.20 tahun 2014 tentang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai.
99
http://www.bpdassolo.net/index.php/dasar-hukum-pengelolaan-das, diakses pada 21 November 2016.
54
5. UU No 7 tahun 2004 ttg Sumberdaya Air
11. Kep Presiden Nomor 32 tahun 1990 ttg Pengelolaan Kawasan Lindung
12. Kep. Menhut No 52 tahun 2001 ttg Pedoman Penyelenggaraan Pengelolaan DAS
Proyek pengelolaan DAS yang kurang berhasil atau gagal sering disebabkan
sasaran proyek secara jelas. Maka untuk menghindari hal tersebut sasaran yang akan
dicapai harus dinyatakan secara jelas sehingga perkembangan dan pencapaian sasaran
atau tujuan pengelolaan DAS dapat diukur dengan mudah. Dalam menentukan
sasaran proyek, perlu dibedakan sasaran-sasaran yang akan dihasilkan dalam jangka
menengah, jangka sedang dan jangka panjang. Perlu adanya antisipasi untuk
55
tindakan pencegahan atau penanggulangan dampak-dampak negative tersebut dapat
proyek dilaksanakan (“dengan” proyek) dan apa yang akan terjadi jika proyek tidak
yang telah dikumpulkan telah menjadi kendala bagi para perencana pengelolaan
DAS. Data atau informasi yang akan digunakan untuk menyusun rencana mungkin
tidak tersedia sama sekali, atau jika tersedia, bisa jadi telah kadaluwarsa, tidak
berkaitan dengan data dan informasi harus dihadapi dalam proses penyusunan
iklim untuk masa yang akan datang. Pola curah hujan sangat bervariasi dari tahun ke
100
Chay Asdak, Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai, cetakan ke-2, Gadjah Mada
University Press:Yogyakarta,2002, hlm.568.
101
Loc.cit.
102
Chay Asdak, Op.cit. hlm.569.
56
tahun sehingga seringkali sulit untuk melakukan prakiraan curah hujan secara tepat.
Meskipun sulit untuk melakukan prakiraan komponen iklim dengan akurasi yang
tinggi, tetapi prakiraan pola iklim yang akan terjadi perlu diantisipasi dan dijadikan
diperhatikan dalam hal ini bahwa penyusunan rencana pengelolaan DAS sebaiknya
tidak didasarkan pada keadaan rata-rata karena adanya variabilitas untuk masing-
masing lokasi.
pengelolaan DAS. Informasi yang akurat tentang dampak jenis vegetasi tertentu
terhadap erosi di suatu daerah dengan karakteristik iklim dan tanah tertentu seringkali
belum tersedia. Dengan latar belakang tersebut, dalam banyak hal, tim perencana
pengelolaan DAS hanya dapat menduga keluaran apa yang akan diperoleh dari
dengan ketidakpastian.
ketidakpastian dalam masalah sosial-ekonomi tentunya menjadi lebih besar. Data dan
tempat tertentu, jadi sulit untuk memperolehnya. Kekacauan sosial dapat menciptakan
ketidakstabilan sosial dan ekonomi dari suatu masyarakat. Keadaan ini, pada
57
gilirannya, dapat juga mengacaukan arah kebijakan dan pengelolaan sumberdaya
BAB III
DAN PENGELOLAANNYA
Indramayu dengan panjang sungai 358 km. Luas DAS Cimanuk adalah 363.677,43
Indramayu.103 Sungai Cimanuk merupakan salah satu sungai besar yang ada di
wilayah provinsi Jawa Barat dan DAS Cimanuk sendiri merupakan salah satu
daerah Hulu adalah sekitar 147.055 Ha, daerah Tengah sekitar 133.870 Ha, dan di
103
Caya,Optimalisasi Penggunaan Lahan Untuk Agroforestri Di Daerah Aliran Sungai Cimanuk
Provinsi Jawa Barat, Disertasi Program Studi Ilmu Lingkungan, Sekolah Pascasarjana Universitas
Gadjah Mada Yogyakarta 2015, hlm. 8.
104
Adi Susetyaningsih, Pengaturan Penggunaan Lahan Di Daerah Huludas Cimanuk Sebagai Upaya
Optimalisasi Pemanfaatan Sumberdaya Air, Jurnal Konstruksi, Sekolah Tinggi Teknologi Garut,
Garut, hlm. 2.
58
Sebagian besar wilayah di Kabupaten Garut termasuk ke dalam Sub DAS
Cimanuk Hulu. Sungai Cimanuk Hulu mempunyai kondisi pengaliran air sepanjang
tahun dengan panjang sungai utama dari hulu (Gunung Mandalagiri Kec. Cikandang
Kab. Garut) sampai dengan hilir (Kec. Jatigede Kab. Sumedang) sepanjang ± 84 Km,
dengan jumlah anak sungai sebanyak 16 buah sungai sepanjang ± 178 Km , yaitu :
Cibunilarang. Tetapi saat ini sudah banyak lahan kritis di daerah DAS Cimanuk yang
kritis dan super kritis. Pada tahun 1992 , jumlah DAS yang rusak meningkat menjadi
29 DAS. Dua tahun kemudian jumlahnya menjadi 39 DAS, lalu pada tahun 1998
menjadi 42 DAS, tahun 2000 menjadi 58 DAS, tahun 2002 menjadi 60 DAS, dan
tahun 2007 sekitar 80 DAS yang rusak super kritis dan kritis.106 Kerusakan ini akibat
intervensi manusia yang makin besar-besaran merusak DAS. Akibat kerusakan DAS
105
Data diperoleh berdasarkan Katalog Basis Data BPDAS Cimanuk-Citanduy, Bandung, tanggal 02
Desember 2016.
106
Caya. Op, cit, hlm. 9.
59
kritis sejak tahun 1984. Menurut Sutopo Purwo Nugroho selaku Ketua BNPB (Badan
nilai Koefisien Regim Sungai (KRS).107 KRS adalah perbandingan antara nilai debit
air maksimum alias saat banjir, dengan nilai debit air minimum alias saat kering pada
suatu DAS. Suatu DAS dapat dikategorikan baik jika KRS nilainya kurang dari 40 ,
sedang 40 hingga 80, dan buruk lebih dari 80,sedangkan KRS Cimanuk sudah
lingkungan terhadap komponen yang ada dalam sistem lingkungan. Ketika musim
hujan mudah terjadi banjir dan longsor, namun sebaliknya ketika musim kemarau
mudah terjadi kekeringan. Selain itu, banyak penyebab yang mengakibatkan rusaknya
DAS Cimanuk antara lain karena masalah di hulu Sungai Cimanuk, yaitu :109
a. masalah kawasan hutan sebagai resapan air diantaranya karena masih adanya
hutan bukan kayu dan jasa lingkungan, masih luasnya lahan kritis di luar
kawasan hutan. Penggunaan lahan Sub DAS Cimanuk Hulu didominasi oleh
penggunaan lahan untuk pertanian sebesar 66%, sedangkan hutan termasuk hutan
107
http://mediaindonesia.com/news/read/68124/banjir-garut-akibat-hutan-gundul, diakses pada 06
November 2016.
108
Ibid.
109
http://www.kompasiana.com/cepayifitriana/cimanuk-mengamuk_57e3d9076d7a61011e5ce6bf,
diakses pada 07 Desember 2016.
60
muda dan hutan rakyat sebesar 23,27%. Dari luas lahan pertanian, kebun
b. kawasan permukiman masyarakat yang ada di sekitar DAS Cimanuk yang sangat
Cimanuk;
c. tingkat bahaya erosi (satuan ton/Ha/tahun) di DAS Cimanuk yang pada saat ini
pinggiran Sungai Cimanuk seperti RSUD dr. Slamet, Panti Wreda (jompo),
asrama tentara, SLB, Kantor Polsek dan Kantor Kecamatan Karogong Kidul juga
kantor-kantor pemerintah lainnya, berada pada kondisi yang sangat rentan karena
tinggi sehingga apabila terjadi suatu bencana maka kerugiannya sangat besar
seperti banjir bandang yang telah terjadi kemarin. Selain itu, bentuk kerentanan
61
fisik yang dimiliki masyarakat berupa daya tahan dan daya tanggap mitigasi
menghadapi bencana.
ekstra perhatian dalam upaya pengelolaan DAS Cimanuk.110 Sub DAS Cimanuk Hulu
merupakan salah satu dari 42 DAS di Indonesia yang tergolong dalam DAS kritis dan
baru-baru ini terjadi di Kabupaten Garut, yang menandakan sebagai salah satu
Cimanuk meluap ke permukaan karena tidak dapat lagi menampung debit air hujan
Banjir bandang yang melanda Kawasan Garut dan sekitarnya terjadi pada hari
Rabu 21 September 2016 sekitar waktu dini hari. Banjir bandang yang terjadi di DAS
Cimanuk melanda daerah sepanjang aliran sungai dengan jarak landaan limpasan
banjir lebih kurang 1m- 50m. Dampak banjir bandang meliputi areal di 7 kecamatan,
110
Adi Susetyaningsih, Op.cit. hlm. 2.
62
Pawitan, dan Kecamatan Samarang. Banyak dampak yang ditimbulkan dari banjir
2. Pesawahan dan ladang rusak ringan, di lokasi tertentu, terlanda lumpur hasil
yang terganggu;
7. Banyak korban yang dinyatakan hilang, luka berat maupun ringan, hingga
meninggal dunia.
pada kenyataannya hasilnya belum signifikan. DAS yang buruk dan dampak yang
111
http://www.vsi.esdm.go.id/index.php/gerakan-tanah/kejadian-gerakan-tanah/1305-laporan-singkat-
pemeriksaan-banjir-di-das-cimanuk-kab-garut-jawa-barat, diakses pada 7 Desember 2016.
63
wawancara penulis dengan salah satu pihak instansi yang terkait dengan Pengelolaan
Bina Pengelolaan DAS dan Perhutanan Sosial, menurut Pak Arif selaku salah satu
terjadi di Kabupaten Garut bisa terjadi karena dapat dilihat dari beberapa aspek
(faktor), yang pertama dari aspek teknis, yaitu Kabupaten Garut yang :112
b. hujan yang turun dan melanda Kabupaten Garut pada saat terjadinya banjir
sangat ekstrim dan lain dari biasanya, di mana ketebalan air hujan yang turun
c. tutupan lahan dan atau pemanfaatan lahan di DAS Cimanuk yang tidak sesuai
d. serta jenis tanah/struktur tanah di DAS Cimanuk yang tidak dapat menyerap air
dengan cepat dan dalam jumlah yang banyak, dan juga vegetasi di daerah hulu
terkait dengan Pengelolaan DAS, seperti PP No.37 tahun 2012 tentang Pengelolaan
DAS dan Perda Provinsi Jawa Barat No.20 tahun 2014 tentang Pengelolaan DAS
memang belum dilaksanakan secara optimal oleh pemerintah terkait dan juga
112
Hasil Wawancara dengan pihak BPDAS Cimanuk-Citanduy.
64
masyarakat Kabupaten Garut sendiri, karena jika peraturan tersebut telah
dilaksanakan secara optimal, tentunya banjir bandang yang terjadi baru-baru ini di
Pengelolaan DAS yang dilakukan saat ini terutama setelah terjadinya bencana
banjir oleh pihak-pihak terkait, salah satunya BPDAS Cimanuk-Citanduy antara lain
adalah dengan melakukan kajian dan evaluasi terhadap banjir bandang yang terjadi di
yang terkait tersebut dalam melaksanakan Pengelolaan DAS antara lain dengan
masyarakat baik yang sifatnya pengelolaan DAS secara general maupun terkait
dengan kondisi DAS Cimanuk, serta melakukan monitoring dan evaluasi terhadap
kinerja DAS Cimanuk dan juga pembinaan terhadap kondisi DAS Cimanuk.
Pihak-pihak yang terlibat atau para pemangku kepentingan yang ada dalam
Pengelolaan DAS tersebut adalah semua elemen yang berkaitan dengan Pengelolaan
65
Kehutanan Kabupaten/Kota, Dinas Pertanian Kabupaten/Kota, Dinas Pertambangan
Indocement.114 Masyarakat juga merupakan salah satu pihak yang terlibat dalam
Pengelolaan DAS, karena masyarakat merupakan bagian dari subsistem yang ada
dalam Pengelolaan DAS sendiri, dimana masyarakat harus dapat mengelola lahan
tanah dan air. Pihak-pihak yang terlibat dalam Pengelolaan DAS Cimanuk tersebut
mengelola sumber daya alam di DAS Cimanuk, maka disusun secara bersama
Rencana Pengelolaan DAS Terpadu (RPDAS) yang sesuai dengan Pasal 11 Perda
Provinsi Jawa Barat No.20 tahun 2014 tentang Pengelolaan DAS, yaitu suatu rencana
kepentingan dalam rangka pemulihan dan pemeliharaan sumber daya alam di DAS,
serta mekanisme sistem monitoring dan evaluasi DAS yang disepakati bersama oleh
114
Data diperoleh berdasarkan Katalog Basis Data BPDAS Cimanuk-Citanduy, Bandung, tanggal 02
Desember 2016.
115
Data diperoleh berdasarkan Katalog Basis Data BPDAS Cimanuk-Citanduy, Bandung, tanggal 02
Desember 2016.
66
Beberapa arahan pengelolaan DAS yang terdapat dalam RPDAS, yang
obyek pembangunan;
Monitoring dan Evaluasi terhadap kinerja DAS. Monitoring dan Evaluasi adalah
kegiatan pengamatan, analisis data dan fakta yang dilakukan secara sederhana, praktis
116
Data diperoleh berdasarkan Katalog Basis Data BPDAS Cimanuk-Citanduy, Bandung, tanggal 02
Desember 2016.
67
terhadap kriteria dan indikator kinerja DAS dari aspek/kriteria pengelolaan lahan, tata
air, sosial, ekonomi, kelembagaan, investasi bangunan air dan pemanfaatan ruang
lingkup sehingga “status” atau “tingkat kesehatan” suatu DAS dapat ditentukan.
Ruang lingkup Monitoring dan Evaluasi terhadap kinerja DAS mencakup :117
erosi ;
b. Tata Air : Koefisien Regim Aliran (KRA) , Koefisien aliran tahunan (C) , muatan
d. Investasi Bangunan Air : Klasifikasi Kota dan Klasifikasi nilai bangunan air;
Tetapi pada kenyataannya, sampai saat ini masih banyak kendala yang dialami
oleh pemerintah atau instansi terkait dalam Pengelolaan DAS Cimanuk tersebut,
terlaksananya PP No.37 tahun 2012 tentang Pengelolaan DAS dan Perda Provinsi
Jawa Barat No.20 tahun 2014 tentang Pengelolaan DAS secara optimal, kendala
117
Data diperoleh berdasarkan Katalog Basis Data BPDAS Cimanuk-Citanduy, Bandung, tanggal 02
Desember 2016.
118
Hasil Wawancara dengan pihak BPDAS Cimanuk-Citanduy.
68
a. pengetahuan dan kesadaran masyarakat yang masih kurang atau rendah terhadap
b. sosialisasi yang masih dianggap kurang dan belum optimal terhadap peraturan
yang terkait, seperti lingkungan hidup, pengelolaan DAS, penataan ruang, dan
tersebut;
c. tekanan ekonomi atau produksi yang masih tinggi oleh masyarakat sekitar
yang ada, padahal masyarakat mengerti akan adanya peraturan tersebut, misalnya
menjadi lahan pertanian, lahan permukiman warga, dan wisata. Di mana tujuan
masyarakat sekitar yang menggunakan lahan menjadi pertanian antara lain adalah
usaha yang mendirikan usaha seperti perkebunan ataupun tempat wisata yang
d. pengendalian dan penegakan hukum terhadap pelaksanaan tata ruang yang belum
DAS Cimanuk;
69
sehingga mengakibatkan terbengkalainya kondisi lingkungan di Garut, padahal
Garut sendiri 80% wilayahnya merupakan kawasan yang berfungsi lindung dan
klasifikasi DAS yang harus dipulihkan daya dukungnya, karena DAS tersebut sudah
tidak berfungsi dengan baik, dan merujuk pada Pasal 1 angka 18 Perda Provinsi Jawa
Barat No.20 tahun 2014 tentang Pengelolaan DAS bahwa DAS yang dipulihkan daya
dukungnya adalah DAS yang kondisi lahan serta kualitas, kuantitas dan kontinuitas
air, sosial ekonomi, investasi bangunan air dan pemanfaatan ruang wilayah tidak
berfungsi sebagaimana mestinya. Hal tersebut salah satunya akibat dari Pengelolaan
DAS Cimanuk yang kurang optimal oleh pihak-pihak terkait, karena jika
pengelolaannya baik maka banjir atau bencana yang terjadi tidak akan separah seperti
119
Hasil Wawancara dengan pihak BPDAS Cimanuk-Citanduy.
70
BAB IV
Jawa Barat No.20 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai
terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah
hukum, sebagaimana diatur dalam UU No.32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup,
120
Pasal 1 angka 2 Undang-undang No.32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
71
termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri,
pada saat ini salah satunya adalah karena intervensi manusia yang semakin masif
daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup, sehingga akan mengganggu
kemampuan dan fungsi dari lingkungan hidup itu sendiri. Padahal kerusakan
lingkungan hidup yang terjadi seperti kerusakan DAS itu akan sangat berdampak
pada kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya serta menimbulkan kerugian
yang diderita sendiri oleh manusia sebagai makhluk hidup yang merusak DAS.
Dengan permasalahan tersebut maka perlu adanya hukum yang mengatur dalam
lingkungan hidup dan mampu mengendalikan pemanfaatan sumber daya alam secara
benar dan sesuai untuk menjamin keutuhan fungsi lingkungan hidup serta
apabila dikelola, diolah dan dimanfaatkan dengan baik dan benar. Hal ini sesuai
121
Pasal 1 angka 1 Undang-undang No.32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
72
dengan perintah dalam Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945 yang
berbunyi:122
hidup maupun pemanfaatan sumber daya alam yang harus dilakukan secara efektif
Tentang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai, dan selanjutnya dijabarkan oleh Perda
Provinsi Jawa Barat No.20 tahun 2014 tentang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai.
Menurut Pasal 1 angka 2 PP No.37 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan Daerah Aliran
hubungan timbal balik antara sumber daya alam dengan manusia di dalam DAS dan
Pengelolaan DAS berdasarkan Pasal 3 Perda Provinsi Jawa Barat No.20 tahun 2014
122
Pasal 33 ayat (3) Undang-undang Dasar 1945
123
Supriadi, Op.cit, hlm. 4
124
Pasal 67 Undang-Undang No.32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup
73
tentang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dimaksudkan untuk menjamin kelestarian
fungsi DAS sebagai sumber utama kehidupan manusia dan mahluk hidup lainnya
Tahun 2012 Tentang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Perda Provinsi Jawa
a. Perencanaan
1) Inventarisasi DAS;
74
b. Pelaksanaan
yang telah ditetapkan dan menjadi acuan rencana pembangunan sektor dan rencana
wilayah;
reklamasi lahan;
DAS; dan/atau
administrasi.
125
Pasal 38 PP No.37 tahun 2012 tentang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai
126
Pasal 40 PP No.37 tahun 2012 tentang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai
127
Pasal 41 PP No.37 tahun 2012 tentang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai
75
a. menjaga dan memelihara produktivitas dan keutuhan ekosistem dalam DAS
secara berkelanjutan;
administrasi kegiatan.
Menteri dan menteri terkait sesuai kewenangannya untuk DAS lintas Negara dan
lintas Provinsi, gubernur sesuai kewenangannya untuk DAS dalam provinsi dan/atau
kabupaten/kota.128
Daya Dukung DAS wajib dilakukan monitoring dan evaluasi untuk mendapatkan data
128
Pasal 42 PP No.37 tahun 2012 tentang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai
129
Pasal 46 PP No.37 tahun 2012 tentang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai
76
secara periodik paling sedikit setiap tahun sekali dan hasil monitoring tersebut
evaluasi sebelum, selama dan setelah kegiatan berjalan.130 Hasil evaluasi tersebut
1) Pembinaan
130
Pasal 48 PP No.37 tahun 2012 tentang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai
131
Pasal 52 PP No.37 tahun 2012 tentang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai
77
2) Pengawasan
Masyarakat juga dapat turut berperan serta dalam pengelolaan DAS, baik
secara perorangan maupun melalui forum koordinasi DAS.133 Di mana forum tersebut
ekosistem DAS;
DAS.
132
Pasal 55 PP No.37 tahun 2012 tentang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai
133
Pasal 57 PP No.37 tahun 2012 tentang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai
134
Pasal 59 PP No.37 tahun 2012 tentang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai
78
pemerintah kabupaten/kota, serta dapat pula dilakukan oleh BUMN, BUMD, BUMS,
pemberian bantuan modal, sosialisasi dan diseminasi; dan/atau penyediaan sarana dan
prasarana.135
a. Perencanaan
mengintegrasikan antar sektor dan antar wilayah administrasi dari hulu sampai
dengan hilir, yaitu pelaksanaan pengelolaan DAS dalam Daerah Kabupaten/Kota dan
DAS lintas Daerah Kabupatan/Kota. Rencana pengelolaan DAS disusun untuk setiap
DAS, meliputi rencana pengelolaan DAS dan rencana tindak pengelolaan DAS.
135
Pasal 63 PP No.37 tahun 2012 tentang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai
79
dukungnya dan penyusunan rencana pengelolaan DAS yang dipertahankan daya
telah ditetapkan dapat dilakukan setiap 5 tahun sekali. Jika terjadi bencana alam
dalam skala besar, maka Rencana Pengelolaan DAS dapat ditinjau kembali paling
a. Permasalahan;
136
Pasal 10 Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat No.20 tahun 2014 tentang Pengelolaan Daerah
Aliran Sungai.
137
Pasal 11 Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat No.20 tahun 2014 tentang Pengelolaan Daerah
Aliran Sungai.
138
Pasal 12 Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat No.20 tahun 2014 tentang Pengelolaan Daerah
Aliran Sungai.
139
Pasal 16 Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat No.20 tahun 2014 tentang Pengelolaan Daerah
Aliran Sungai.
80
Rencana tindak pengelolaan DAS tersebut disusun untuk jangka waktu 5
(lima) tahun dan menjadi acuan penyusunan rencana strategis Perangkat Darah
Provinsi, dan rencana strategis instansi terkait di bidang pengelolaan DAS, serta
b. Pelaksanaan
sampai dengan hilir secara utuh sesuai Rencana Pengelolaan DAS, rencana tindak
sumber daya air pada setiap wilayah sungai di Daerah Provinsi, serta memenuhi
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik
Daerah Provinsi, dan Perusahaan Swasta, serta masyarakat yang dimuat dalam
rencana tindak pengelolaan DAS sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing.
140
Pasal 17 Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat No.20 tahun 2014 tentang Pengelolaan Daerah
Aliran Sungai.
81
1) Pengelolaan DAS Yang Dipulihkan Daya Dukungnya
secara Berkelanjutan
Lainnya.
82
c. Monitoring dan Evaluasi
Pemerintah Daerah Provinsi sesuai dengan kriteria DAS yang dipulihkan dan
pengelolaan DAS guna memperoleh gambaran perubahan daya dukung DAS dan
Dalam Pengelolaan DAS masyarakat juga dapat berperan serta baik secara
masyarakat secara perorangan menurut Pasal 42 Perda Provinsi Jawa Barat No.20
141
Pasal 32 Perda Provinsi Jawa Barat No.20 tahun 2014 tentang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai.
142
Pasal 53 Perda Provinsi Jawa Barat No.20 tahun 2014 tentang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai.
83
menjaga, memelihara dan menikmati kualitas lingkungan hidup yang
(lima tahun) dan ditetapkan dengan Keputusan Gubernur. Fungsi Forum Koordinasi
DAS, yang terdiri dari kelompok petani pengguna dan pemakai air; kelompok tani di
143
Pasal 34 Perda Provinsi Jawa Barat No.20 tahun 2014 tentang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai.
84
lingkup pertanian, perkebunan, serta perikanan dan kelautan; kelompok tani hutan;
Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah Provinsi, Badan Usaha Milik
kegiatan lainnya.144
Sungai Jo Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat No.20 Tahun 2014 Tentang
sumberdaya alam pada suatu DAS, sehingga di antara mereka dapat saling
DAS, selayaknya tidak lagi seluruhnya dibebankan kepada pemerintah tetapi harus
dilaksanakan pula oleh semua pihak yang memanfaatkan dan semua pihak yang
85
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan pengelolaan
lingkungan hidup termasuk DAS di dalamnya karena telah mengikuti kaidah, norma,
berdasarkan PP No.37 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan
Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat No.20 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan
Daerah Aliran Sungai, sampai saat ini belum dapat dilaksanakan secara optimal,
telah berjalan secara optimal, maka tentunya banjir bandang yang terjadi di
Kabupaten Garut tidak akan terjadi, meskipun terjadi banjir kemungkinan tidak akan
separah seperti yang baru saja dialami oleh masyarakat Garut kemarin. Banjir
bandang yang baru saja melanda Kabupaten Garut salahsatunya disebabkan karena
dalamnya.
yang dialami pun cukup dirasakan oleh BPDAS Cimanuk-Citanduy sendiri, dimana
86
tersebut tidak dapat dilaksanakan secara optimal, dan hal tersebut mengakibatkan
oleh masyarakat Garut sendiri karena masyarakat merupakan salah satu sub yang
lingkungan hidup, pengelolaan DAS, penataan ruang, dan lain sebagainya yang
belum optimal sehingga tidak sampai kepada masyarakat awam yang tidak
3. masyarakat Garut yang masih memiliki tekanan ekonomi dan produksi yang
seperti pendirian lahan permukiman warga, lahan pertanian, tempat wisata dan
lain sebagainya;
4. pengendalian dan penegakan hukum terhadap pelaksanaan tata ruang yang belum
87
sehingga mengakibatkan terbengkalainya kondisi lingkungan di Garut, padahal
Garut sendiri 80% wilayahnya merupakan kawasan yang berfungsi lindung dan
yang tidak dilakukan secara optimal, maka hal tersebut akan sangat
terhadap DAS Cimanuk sendiri telah disusun secara bersama Rencana Pengelolaan
DAS Terpadu (RPDAS) yang sesuai dengan Pasal 11 dan Pasal 12 Perda Provinsi
Jawa Barat No.20 tahun 2014 tentang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai, yaitu suatu
rencana yang memuat arahan program dan kegiatan bagi masing-masing pemangku
kepentingan dalam rangka pemulihan dan pemeliharaan sumber daya alam di DAS,
serta mekanisme sistem monitoring dan evaluasi DAS yang disepakati bersama oleh
mengintegrasikan antar sektor dan antar wilayah administrasi dari hulu sampai hilir,
145
Data diperoleh berdasarkan Katalog Basis Data BPDAS Cimanuk-Citanduy, Bandung, tanggal 02
Desember 2016.
88
yaitu pelaksanaan pengelolaan DAS dalam Daerah Kabupaten/Kota dan DAS lintas
untuk melaksanakan pengelolaan DAS dari hulu sampai dengan hilir secara utuh
sesuai Rencana Pengelolaan DAS, rencana tindak pengelolaan DAS, RTRW Provinsi,
dan pola pengelolaan sumber daya air pada setiap wilayah sungai di Daerah Provinsi,
tujuan, program dan kebijakan, kelembagaan, sistem pemantauan dan evaluasi, serta
sistem pendanaan.
telah ditetapkan dapat dilakukan setiap 5 tahun sekali.Jika terjadi bencana alam dalam
skala besar seperti bencana banjir bandang yang baru saja dialami oleh masyarakat
Garut, maka Rencana Pengelolaan DAS dapat ditinjau kembali paling lama 5 tahun
146
Pasal 11 Perda Provinsi Jawa Barat No.20 tahun 2014 tentang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai.
147
Pasal 12 Perda Provinsi Jawa Barat No.20 tahun 2014 tentang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai.
148
Pasal 16 Perda Provinsi Jawa Barat No.20 tahun 2014 tentang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai.
89
Permasalahan; Rencana tindak penanganan; serta Investasi dan pembiayaan,
pengelolaan terhadap DAS Cimanuk yaitu bahwa perencanaan adalah suatu proses
monitoring dan evaluasi terhadap tujuan dan sasaran yang ditetapkan. Dengan
Citanduy sudah termasuk ke dalam klasifikasi DAS yang harus dipulihkan daya
dukungnya, dimana kondisi DAS di Kabupaten Garut tersebut sudah tidak berfungsi
sebagaimana mestinya, dan merujuk pada Pasal 1 angka 18 Perda Provinsi Jawa Barat
No.20 tahun 2014 tentang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai bahwa DAS yang
dipulihkan daya dukungnya adalah DAS yang kondisi lahan serta kualitas, kuantitas
dan kontinuitas air, sosial ekonomi, investasi bangunan air dan pemanfaatan ruang
90
Kabupaten Garut yang DAS nya sudah termasuk ke dalam klasifikasi DAS yang
harus dipulihkan daya dukungnya, ada beberapa kegiatan yang harus dilakukan
dilaksanakan secara menyeluruh oleh pihak-pihak terkait, hal ini dikuatkan dengan
hasil wawancara penulis dengan Dinas terkait yang dapat diketahui bahwa banjir
ekosistem di wilayah Garut tersebut, ditambah lagi karena Garut juga merupakan
kawasan yang rentan terkena bencana. Ada beberapa pihak yang berdasarkan
91
dengan optimal, misalnya kurangnya kepedulian dan peran pemangku kepentingan
serta masyarakat dalam Pengelolaan DAS Cimanuk, dimana mereka masih tidak
bangunan di sekitar DAS, seperti permukiman dan tempat wisata, padahal hal
tersebut dapat membuat kondisi DAS Cimanuk semakin memburuk. Maka artinya,
bahwa pada kegiatan-kegiatan dalam rangka memulihkan daya dukung DAS tersebut
di Kabupaten Garut. Jika pengelolaan DAS dilakukan secara optimal, pasti bencana
yang terjadi tidak akan separah seperti yang baru saja dialami oleh Garut.
dan Perda juga dipengaruhi oleh adanya saling menunjuk siapa yang berwenang
melaksanakan kegiatan tersebut, dan merujuk pada Pasal 63 ayat (3) UUPPLH
tentang tugas dan wewenang Pemerintah dan Pemerintah Daerah, maka Garut yang
dan UKLUPL; menyelenggarakan inventarisasi sumber daya alam dan emisi gas
150
Pasal 63 ayat (3) Undang-undang No.32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
92
sama dan kemitraan; mengembangkan dan menerapkan instrumen lingkungan hidup;
masyarakat hukum adat, kearifan lokal, dan hak masyarakat hukum adat yang terkait
Aliran Sungai, dalam pengelolaannya terhadap DAS, masyarakat Garut sendiri harus
dapat berperan serta baik secara individu atau perorangan maupun melalui suatu
forum, yaitu Forum Koordinasi DAS, dimana dalam kegiatan pengelolaan DAS
93
kewenangannya. Forum tersebut diarahkan sebagai wadah koordinasi non struktural
timbul dan merumuskannya secara bersama-sama dalam wilayah DAS seperti konflik
Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Perda Provinsi Jawa Barat No.20 tahun 2014
tentang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai telah diketahui oleh para instansi yang
terkait dengan pengelolaan DAS, tetapi sebagian masyarakat Garut yang awam
Sungai dan Perda Provinsi Jawa Barat No.20 tahun 2014 tentang Pengelolaan Daerah
Aliran Sungai telah cukup memadai sebagai salah satu landasan hukum dalam rangka
94
seperti perencanaan,pelaksanaan,monitoring dan evaluasi, serta pembinaan dan
pengawasan. Tetapi dalam penerapannya terhadap DAS Cimanuk sendiri masih sulit
kesadaran dalam menjaga serta memelihara kondisi DAS Cimanuk untuk tetap utuh,
kurangnya pengawasan terhadap kegiatan para pelaku usaha seperti tempat wisata
yang merusak kondisi DAS Cimanuk dimana mereka tidak memperhatikan pendirian
lahan yang sesuai dengan penataan ruang, dan meskipun masayarakat tahu akan
kesalahan yang dilakukan oleh pelaku usaha tersebut tetapi mereka tidak
koordinasi, integrasi, sinkronisasi, dan sinergi antar Perangkat Daerah Provinsi Dan
Pengelolaan DAS Cimanuk di Kabupaten Garut terhadap kegiatan para pelaku usaha
dan masyarakat Garut yang merusak DAS Cimanuk pun harus lebih diperhatikan,
sebagaimana yang tercantum dalam Pasal 53 Perda Provinsi Jawa Barat No.20 tahun
95
dan pengawasan yang seharusnya dilaksanakan oleh Dinas dengan berkoordinasi
kepada Perangkat Daerah Provinsi dan Instansi terkait dengan Pengelolaan DAS.
Kabupaten Garut dan hal tersebut juga berdampak pada kerusakan lingkungan sekitar
wilayah Garut.
Oleh karena itu, peran serta masyarakat dalam pengelolaan DAS sangat
diperlukan dan peran pemerintah Kabupaten Garut dalam melakukan Monitoring dan
Evaluasi yang dilakukan secara berkala seperti yang telah tercantum dalam peraturan
96
masyarakat. Tugas pokok para pemangku kepentingan terkait dengan Pengelolaan
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Aliran SungaiJo Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat No.20 tahun 2014 tentang
tahapan/kegiatan.
97
beberapa tahapan seperti perencanaan, pelaksanaan,monitoring dan evaluasi,
pengawasan.
Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat No.20 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan
Daerah Aliran Sungai sampai saat ini belum dapat berjalan secara optimal, karena
No.37 tahun 2012 tentang Pengelolaan DAS dan Perda Provinsi Jawa Barat No.20
tahun 2014 tentang Pengelolaan DAS telah cukup memadai sebagai landasan
yang harus dilakukan oleh para pemangku kepentingan melalui beberapa tahapan
98
sendiri masih sulit untuk dilaksanakan karena banyaknya kendala-kendala yang
antara lain seperti kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat Garut untuk
B. Saran
Aliran Sungai Jo Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat No.20 Tahun 2014
para pelaku usaha yang semakin banyak merusak DAS. Untuk menghindari
99
kerusakan lingkungan terhadap DAS Cimanuk di Kabupaten Garut,seharusnya
yang terkait juga harus bersama-sama berperan secara aktif dalam menjaga,
DAFTAR PUSTAKA
A. BUKU :
Jakarta: Binacipta.
University Press.
100
Drupsteen, Th. G. 1978. Nederlands Miliurecht in Kort Bestek, 2e herziene
PT.Refika Aditama.
Mamudji, Sri dan Soerjono Soekanto. 2003. Penelitian Hukum Normatif Suatu
Jakarta :Erlangga.
Bandung.
Jakarta : Djambatan.
101
Soemarwoto,Otto. 1977. Permasalahan Lingkungan Hidup, dalam Seminar
Binacipta.
Sinar Grafika.
Sinar Grafika.
B. Peraturan Perundang-undangan
102
Undang-undang No.32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
Sungai.
Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat No.20 tahun 2014 tentang Pengelolaan
https://act.id/index.php/id/whats-happening/view/3195/banjir-bandang-dan-
http://www.bpdassolo.net/index.php/dasar-hukum-pengelolaan-das, diakses
2016.
http://mediaindonesia.com/news/read/68124/banjir-garut-akibat-hutan-gundul,
103
http://www.vsi.esdm.go.id/index.php/gerakan-tanah/kejadian-gerakan-
tanah/1305-laporan-singkat-pemeriksaan-banjir-di-das-cimanuk-
Garut.
104