Вы находитесь на странице: 1из 34

PEMERINTAH KABUPATEN DHARMASRAYA

DINAS KESEHATAN UPT PUSKESMAS KAB. DHARMASRAYA

UNIT LAYANAN PUSKESMAS SUNGAI RUMBAI


Alamat: JalanLintas Sumatera Kec. Sungai Rumbai  (0754) 583225

(SOP) MENJAHIT LUKA ROBEK (Hecting)

No. Dokumen No. Revisi Hal


Tanggal Terbit Disahkan Oleh :
Kepala Puskesmas Sungai Rumbai

2 Mei 2017
Hj.Yulmiana dwi,A.Md.Keb,SKM
Nip:197407151993022001
Pengertian adalah Tindakan mendekatkan tepi-tepi luka dan mempertahankan dengan
benang atau jahitan sampai tensile strength luka tersebut dapat tersambung
Tujuan Meningkatkan kualitas pelayanan perawatan luka agar tidak terjadi infeksi
lanjut, Mempercepat proses penyembuhan
Ruang Ruang lingkup tindakan menjahit luka yaitu dilakukan pada pasien/klien yang
Lingkup sedang mengalami luka
Klasifikasi a. Menurut keadaan hubungan dengan dunia luar. · Luka terbuka ( vulnus
Luka apertum), adalah luka dimana kulit mengalami kerusakan sehingga nampak
jaringan di bawah kulit. · Luka tertutup ( vulnus vocclusum ), adalah luka
dengan kerusakan jaringan di bawah kulit, sedang kan kulit tidak
mengalami kerusakan.
b. Menurut berat ringannya. · Vulnus simplek, adalah luka yang hanya
mengenai jaringan kulit. · Vulnus komplikatus, adalah luka yang
mengakibatkan kerusakan selain jaringan kulit juga jaringan di bawahnya,
misalnya jaringan syaraf , otot , pembuluh darah dsb
c. Menurut bactieriologinya · Luka steril: luka yang sengaja dibuat dan steril,
misalnya luka operasi. · Luka bersih terkontaminasi : luka yang menembus
saluran nafas atau saluran cerna. · Luka kontaminasi: luka yang
kemungkinan sudah kemasukan kuman tapi belum ada tanda-tanda infeksi,
dihitung sampai batas waktu 6 - 8 jam setelah terjadinya luka. · Luka
infeksi : luka yang sudah melebihi batas waktu 6 - 8 jam atau bila sudah
ada tanda-tanda infeksi
Prosedur 1. Mengucapkan salam kepada pasien
a. Mengucapkan salam (selamat pagi/selamat siang/selamat malam)
kepada pasien
b. Menanyakan nama pasien yang akan diberi tindakan
2. Memperkenalkan diri dan menjelaskan prosedur ü Memberitahu nama
kepada klien
a. Memperkenalkan diri kepada pasien
b. menjelaskan tujuan dilakukanya tindakan ini yaitu agar tidak terjadi
infeksi lebih lanjut dan mempercepat proses penyembuhan luka
c. tanda tangan informed concent apabila pasien setuju maupun menolak
tindakan yang akan dilakukan
3. Melakukan tindakan
a. Mempersiapkan alat
Tromol steril yang berisi :
 Sarung tangan steril
 Duk lubang
 Set alat bedah minor
 Pinset anatomi
 Pinset cirugi
 Nald folder
 Gunting
 Arteri klem
 Duklem
 Benang jahit
 Jarum jahit
 Kassa steril
 Cairan normal saline (Nacl 0.9%)
 Cairan antiseptik
 Korentang steril dan tempatnya
 Perlak dan pengalasnya
 Obat anastesi
 Plester
 Gunting plester
 Kom steril
 Tempat sampah medis
 Disposible syringe
 Larutan H2O2/perhidrol
 Celemek
 Masker
 Trolly

4. Pelaksanaan tindakan
a. Cuci tangn dan keringkan, kemudian pakai sarung tangan bersih
b. Memeriksa peralatan tindakan
c. Bersihkan luka dengan cairan antiseptic
d. Ganti sarung tanggan dengan sarung tangan steril
e. Jaringan disekitar luka dianestesi
f. Bila perlu bersihkan luka dengan cairan normal saline (NaCl 0.9%)
g. Bila luka kotor dan dalam gunakan larutan H2O2/perhidrol 10%
h. Pasang duk lobang
i. Gunakan jarum untuk menjahit kulit, masukan benang kelubang jarum,
pada penggunaan jarum melengkung (curved needle)dari arah dalam
keluar
j. Pegang jarum dengan menggunakan klem kemudian mulai menjahit
luka
k. Jika luka dalam sampai jaringan otot, maka jahit lapis demi lapis(jenis
benang disesuaikan dengan jaringan yang robek, contoh: catgut,
chromic, side dll
l. Ikat benang dengan membentuk sampul ü Potong benang, sisakan
sepanjang 1 mm (untuk jahitan dalam), 0.65 cm (jahitan luar)
m. Lanjutkan jahitan luka sampai luka tertutup ü Oleskan normal salin/
desinfektan pada jahitan
n. Tutup dengan kasa steril
o. Pasang plester/hifafix

5. Terminasi
 Mengakhiri prosedur dengan baik
 Menanyakan respon pasien
 Membereskan alat (mencuci alat dan menyeteril kembali)
 Cuci tangan
 Berterima kasih pada pasien/keluarga atas kerjasamanya.
(SOP) PEMASANGAN EKG

No. Dokumen No. Revisi Hal

Tanggal Terbit Disahkan Oleh :


Kepala
1 januari 2016

Pengertian Pengertian Elektrokardiografi adalah ilmu yang mempelajari perubahan-


perubahan potensial atau perubahan voltase yang terdapat dalam jantung.
Elektrokardiogram adalah grafik yang merekam perubahan potensial listrik
jantung yang dihubungkan dengan waktu
Tujuan 1. Tujuan umum : Mampu membuat rekaman Aktivitas listrik otot
jantung secara berurutan dan benar
2. Tujuan khusus :
Mempersiapkan alat dan pasien
Memasang electrode pada tempat penekanan dengan benar
Melaksanakan penyadapan aktivitas listrik jantung
Membuat elektrokardiogram dan keterangannya
Merawat EKG setelah pemeriksaan
Indikasi Adanya kelainan-kelainan irama jantung
Adanya kelainan-kelainan myocard seperti infark miokard, hypertrofi
atrial dan ventrikel
Adanya pengaruh obat-obat jantung terutama digitalis
Gangguan-gangguan elektrolit
Adanya perikarditis
Pembesaran jantung

Prosedur Persiapan Alat :


1. Memeriksa kelengkapan alat EKG yang akan digunakan sbb :
a. Mesin EKG yang dilengkapi 2 kabel Satu kabel untuk listrik
(power) Satu kabel untuk ground Satu kabel untuk pasien Plat
elektrode yaitu Elektrode ekstremitas diikatkan dengan ban
pengikat khusus Elektrode dada dengan balon penghisap Jelly
elektrode/air
b. Kertas EKG, pulpen, pensil
c. Kertas tissue
d. Silokain jelly / air
e. Kapas alkohol dalam tempatnya
2. Memeriksa fungsi alat sehingga siap digunakan
3. Membawa alat kedekat pasien
a. Jelaskan kepada keluarga tantang tujuan serta tindakan yang akan
dilakukan
b. Posisi pasien berbaring diatur telentang dan datar
c. Baju atas pasien dibuka

Persiapan Pasien :
1. Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan kepada pasien/ keluarga
2. Menjelaskan tujuan tindakan kepada pasien / keluarga
3. Meminta persetujuan pasien
4. Mengatur posisi tidur telentang pada pasien

Pelaksanaannya :
a. Perawat mencuci tangan
b. Memasang arde
c. Menghidupkan monitor EKG
d. Membuka dan melonggarkan pakaian bagian atas pasien serta melepas
jam tangan, gelang dan logam lainnya
e. Membersihkan kotoran dan lemak menggunakan kapas alkohol pada
daerah dada, kedua pergelangan tangan dan kedua tungkai dilokasi
pemasangan manset electrode
f. Mengoleskan jelly EKG pada kedua pergelangan tangan dan kedua
tungka pasien, untuk merekam ekstremitas lead ( lead 1, II, III< aVR,
aVF, aVL ) dengan cara sbb :
Warna merah pada tangan kanan
Warna hijau pada kaki kiri
Warna hitam pada kaki kanan
Warna kuning pada tangan kiri
Memasangan elektrode dada untuk rekaman procordial lead sbb :
 VI : Spatium Intercostal ( SIC ) ke IV pinggir kanan sternum
 V2 : SIC ke IV sebelah pinggir kiri sternum
 V3 : ditengah diantara V2 dan V4
 V4 : SIC ke V garis mid klavikua kiri
 V5 : Sejajar V4 garis aksilaris
 V6 : Sejajar V6 garis mid aksilaris
 V7 : sejajar V6 post aksilaris
 V8 : sejajar V7 garis ventrikel ujung scapula
 V9 : sejajar V8 pada kiri ventrikel


g. Melakukan kalibrasi 10mm dengan keadaan 25 mm/volt/detik
h. Membuat rekaman EKG secara berurutan sesuai dengan pilihan kead
yang terdapat pada mesin EKG
i. Melakukan kalibrasi kembali setelah perekaman selesai
j. Memberi identitas pasien hasil rekaman : nama, umur, tanggal dan jam
rekaman serta nomor lead dan nama pembuat rekaman EKG

SIKAP :
 Menjaga privasi pasien
 Memperhatikan respon pasien selama pemeriksaan
 Memperlihatkan sikap keramah-tamahan
 Menunjukkan sikap yang sopan

TERMINASI
 Memberitahukan hasil kegiatan kepada pasien
 Merapikan pasien dan alat-alat yang sudah digunakan
 Mengkomunikasikan hasil kepihak terkait / profesi lain.
(SOP) PEMASANGAN KATETER URIN

No. Dokumen No. Revisi Hal

Tanggal Terbit

1 januari 2016
Pengertian Kateter adalah selang yang digunakan untuk memasukkan atau
mengeluarkan cairan. Kateterisasi urinarius adalah memasukkan kateter
melalui uretra ke dalam kandung kemih dengan tujuan mengeluarkan urin.
Kateterisasi urine sedapat mungkin tidak dilakukan kecuali bila sangat
diperlukan, karena dapat menyebablkan infeksi nosokomial
Tujuan Untuk mengambil sample urine guna pemeriksaan kultur mikrobiologi
dengan menghindari kontaminasi.
Pengukuran residual urine dengan cara, melakukan regular kateterisasi
pada klien segera setelah mengakhiri miksinya dan kemudian diukur
jumlah urine yang keluar.
Untuk pemeriksaan cystografi, kontras dimasukan dalam kandung kemih
melalui kateter.
Untuk pemeriksaan urodinamik yaitu cystometri dan uretral profil
pressure.
Hal-hal Observasi letak meatus uretra
yang harus Kaji adanya riwayat penyakit genetalia.
diperhatikan Kaji waktu berkemih terakhir.
Alat yang a. Bak instrumen steril berisi : pinset anatomis, kasa
dibutuhkan b. Kom
c. Kateter sesuai ukutan
d. Sarung tangan steril
e. Sarung tagan bersih
f. Cairan antiseptic
g. Spuit 10 cc atau 20 cc berisi aquadest/NaCl steril
h. KY jelly
i. Urine bag
j. Plaster
k. Gunting verban
l. Selimut mandi
m. Tirai/sampiran
n. Perlak dan pengalas
o. Bengkok/nierbekken
p. Tempat specimen (jika perlu)
Pelaksanaan Tahap Pra Interaksi :
Mengucapkan salam terapeutik
Memperkenalkan diri
Menjelaskan pada klien dan keluarga tentang prosedur dan
tujuan tindakan yang akan dilaksanakan.
Penjelasan yang disampaikan dimengerti klien/keluarganya
Selama komunikasi digunakan bahasa yang jelas, sistematis serta tidak
mengancam.
Klien/keluarga diberi kesempatan bertanya untuk klarifikasi
Privacy klien selama komunikasi dihargai.
Memperlihatkan kesabaran , penuh empati, sopan, dan perhatian serta
respek selama berkomunikasi dan melakukan tindaka.
Membuat kontrak (waktu, tempat dan tindakan yang akan dilakukan)

Tahap Orientasi :
Memperkenalkan diri
Mengucapkan salam terapeutik dan memeprkenalkan diri
Validasi data : nama klien dan data lain terikat
Meminta persetujuan tindakan
Menyampaikan/menjelaskan tujuan tindakan
Menyampaikan/menjelaskan langkah-langkah prosedur
Membuat kontrak dan kesepakatan untuk pelaksanaan tindakan

Tahap Interaksi:
Memberikan sampiran dan menjaga privacy
Mengatur posisi pasien (wanita:posisi dorsal recumbent, pria:posisi
supine dan melepaskan pakaian bawah
Memasang perlak, penglas di bawah bokong pasien
Menutup area pinggang dengan selimut pasien serta menutup bagian
ekstremitas bawah dengan selimut mandi sehingga hanya area perineal
yang terpajan
Meletakkan nierbekken di antara paha pasien
Menyiapkan cairan antiseptic ke dalam kom
Gunakan sarung tangan bersih
Membersihkan genetalia dengan cairan antiseptic
Buka sarung tangan dan simpan nierbekken atau buang ke kantong
plastic yang telah disediakan
Buka bungkusan luar set kateter dan urin bag dan kemudian simpan di
alas steril. Jika pemasangan kateter dilakukan sendiri, maka siapkan KY
jelly di dalam bak sterik. Jangan menyentuh area steril
Gunakan sarung tangan steril
Buka sebagian bungkusan dalam kateter, pegang kateter dan berikan jelly
pada ujung kateter (dengan meminta bantuan atau dilakukan sendiri)
dengan tetap mempertahankan teknik steril

Pada laki-laki :
Posisikan penis tegak lurus 900 dengan tubuh pasien

Pada wanita :
Buka labio minora menggunakan ibu jari dan telunjuk atau telunjuk
dengan jari tengah tidak tangan dominan
Dengan menggunakan pinset atau tangan dominan, masukkan kateter
perlahan-lahan hingga ujung kateter. Anjurkan pasien untuk menarik
nafas saat kateter dimasukkan. Kaji kelancaran pemasukan kateter jika
ada hambatan berhenti sejenak kemudian dicoba lagi. Jika masih ada
tahanan kateterisasi dihentikan.
Pastikan nierbekken yang telah disiapkan berasa di ujung kateter agar
urine tidak tumpah. Setelah urin mengalir, ambil specimen urin bila
diperlukan. Lalu segera sambungkan kateter dengan urine bag
Kembangkan balon kateter dengan aquadest/NaCl steril sesuai volume
yang tertera pada label spesifikasi kateter yang dipakai
Tarik kateter keluar secara perlahan untuk memastikan balon kateter
sudah terfiksasi dengan baik dalam vesika urinaria.
Bersihkan jelly yang tersisa pada kateter dengan kasa

Fiksasi kateter:
Pada pasien laki-laki difiksasi dengan plester pada abdomen
Pada pasien wanita kateter difiksasi dengan plester pada pangkal paha
Menempatkan urine bag di tempat tidur pada posisi yang lebih rendah
dari kandung kemih
Lepaskan duk dan pengalas serta bereskan alat
Lepaskan sarung tangan
Rapihkan kembali pasien

Tahap Terminasi :
Menginformasikan hasil tersebut kepada klien dan evaluasi tujuan
Kontrak pertemuan selanjutnya dan mengucapkan salam terminasi
Merapikan alat dan mengembalikan ke tempat semula (ruang
penyimpanan).
Mencuci tangan

Tahap Evaluasi :
Mengobservasi respon klien selama dan sesudah prosedur pemasangan
kateter.
Mengevaluasi produksi urine

Tahap Dokumentasi :
Mencatat prosedur dan respon klien selama prosedur
Mencatat waktu tindakan (hari tanggal, jam).
Mencatat nama perawat yang melakukan tindakan/tanda tangan
Puskesmas (SOP) RESUSITASI JANTUNG PARU
Rantau Ikil No. Dokumen No . revisi Hal
Tanggal Terbit Disahkan Oleh :
Kepala UPTD Puskesmas R. Ikil
1 januari 2016

Dr. Roni Nahar


Nip:197512052007011006
Pengertian Pengertian Resusitasi jantung paru adalah suatu tindakan untuk
mengembalikan fungsi pernafasan dan jantung guna kelangsungan hidup
pasien
Tujuan Mengembalikan fungsi jantung dan fungsi paru
Indikasi Henti nafas
Henti Jantung
Alat yang a. Persiapan Alat :
dibutuhkan Alat pelindung diri (masker, handscoen)
Trolly emergency yang berisi :
1. Laryngoscope lurus dan bengkok (anak dan dewasa)
2. Magil force
3. Pipa trakhea berbagai ukuran
4. Trakhea tube berbagai ukuran
5. Gudel berbagai ukuran
6. CVP set
7. Infus set/blood set
8. Papan resusitasi
9. Gunting verband
10. Bag resuscitator lengkap
11. Semprit 10 cc – jarum no. 18
Set therapy oksigen lengkap dan siap pakai d) Set penghisap sekresi
lengkap dan siap pakai
EKG monitor bila memungkinkan
DC shock lengkap jika ada
b. Persiapan Pasien :
Keluarga diberi penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan
Posisi pasien diatur terlentang di tempat datar dan alas keras
Baju bagian atas pasien dibuka

c. Pelaksanaan :
1. Petugas menggunakan alat pelindung diri (masker, handscoen)
2. Mengecek kesadaran pasien dengan cara :
 Memanggil nama
 Menanyakan keadaannya
 Menggoyangkan bahu pasien/mencubit pasien
3. Jika pasien tidak sadar/tidak ada respon, aktifkan SPGDT
4. Buka jalan nafas dengan head tilt chin lift dan bersihkan jalan nafas
dari sumbatan
5. Menilai pernafasan dengan cara
 Melihat pergerakan dada/perut
 Mendengar suara keluar/masuk udara dari hidung
 Merasakan adanya udara dari mulut/hidung pipi atau punggung
tangan
6. Jika pasien tidak bernafas, berikan nafas buata dengan resuscitator
sebanyak 2 kali secara perlahan
7. Periksa denyut jantung pasien dengan cara meraba arteri karotis, jika
arteri carotis teraba cukup berikan nafas buatan setiap 5 detik sekali
8. Jika arteri carotis tidak teraba lakukan kombinasi nafas buatan dan
kompresi jantung luar dengan perbandingan
 15 : 2 untuk dewasa baik 1 atau 2 penolong
 3 : 1 untuk neonatus
9. Setiap 4 siklus (4 kali kompresi dan 5 kali ventilasi) cek pernafasan j)
Jika nafas tetap belum ada lanjutkan teknik kombinasi dimulai
dengan kompresi jantung luar
10. Hal-hal yang perlu diperhatikan :
 Evaluasi pernafasan pasien tiap 1 menit saat dilakukan RJP BC
kombinasi
 Lakukan RJP BC sampai : 1) Timbul nafas spontan 2) Diambil
alih alat/petugas lain 3) Dinyatakan meninggal 4) Penolong tidak
mampu atau sudah 30 menit tidak ada respon
 Kompresi jantung luar dilakukan dengan cara
1. Dewasa (a) Penekanan menggunakan dua pangkal telapak
tangan dengan kejutan bahu (b) Penekanan pada daerah
sternum 2-5 jari di atas proses xyphoideus (c) Kedalaman
tekanan 3-5 cm (d) Frekuensi penekanan 80-100 kali per
menit
2. Anak (a) Penekanan menggunakan satu pangkal telapak
tangan (b) Kedalaman tekanan 2 – 3 cm (c) Frekuensi
penekanan 80 – 100 kali per menit
3. Neonatus (a) Punggung bayi diletakkan pada lengan bawah
kiri penolong sedangkan tangan kiri memegang lengan atas
bayi sambil meraba arteri brakhialis sebelah kiri (b) Jari
tangan dan telunjuk tangan penolong menekan dada bayi pada
posisi sejajar putting susu 1 cm ke bawah (c) Kedalaman
tekanan 1-2 cm (d) Perbandingan kompresi jantung dengan
begging adalah 3 : 1

Tahap Orientasi :
Memperkenalkan diri
Mengucapkan salam terapeutik dan memeprkenalkan diri
Validasi data : nama klien dan data lain terikat
Meminta persetujuan tindakan
Menyampaikan/menjelaskan tujuan tindakan
Menyampaikan/menjelaskan langkah-langkah prosedur
Membuat kontrak dan kesepakatan untuk pelaksanaan tindakan

Tahap Dokumentasi :
Mencatat prosedur dan respon klien selama prosedur
Mencatat waktu tindakan (hari tanggal, jam).
Mencatat nama perawat yang melakukan tindakan/tanda tangan
Puskesmas (SOP) PEMASANGAN INFUS
Sungai No. Dokumen No. Revisi Hal
Rumbai
Prosedur Tanggal Terbit Disahkan Oleh :
Tetap Kepala Puskesmas Sungai Rumbai

2 Mei 2017
Hj.Yulmiana dwi,Amd.Keb,SKM
Nip:197407151993022001
Pengertian Pemasangan Infus merupakan pemberian sejumlah cairan ke dalam tubuh
lewat sebuah jarum ke dalam pembuluh darah intra vena (pembuluh balik)
untuk dapat menggantikan cairan, auntuk memberikan obat tau zat-zat
makanan dari tubuh.
Tujuan  Melaksanakan fungsi kolaborasi dengan dokter
 Mempertahankan dan mengganti cairan tubuh yg didalamnya
mengandung air, vitamin, elektrolit,lemak, protein ,& kalori yg
tidak mampu untuk dapat dipertahankan secara adekuat melalui
oral
 Agar dapat memperbaiki keseimbangan asam basa
 Memperbaiki volume komponen-komponen darah Memberikan
jalan/jalur masuk dalam pemberian obat-obatan kedalam tubuh
 Memonitor tekanan darah Intra Vena Central (CVP)
 Memberikan nutrisi pada saat sistem pencernaan untuk di
istirahatkan.

Indikasi  Kondisi emergency (misalnya ketika tindakan RJP), yg


pemasangan memungkinkan untuk pemberian obat secara langsung ke dalam
infus pembuluh darah Intra Vena
 Untuk dapat memberikan respon yg cepat terhadap pemberian obat
(seperti furosemid, digoxin)
 Pasien yg mendapat terapi obat dalam jumlah dosis besar secara
terus-menerus melalui pembuluh darah Intra vena
 Pasien yg membutuhkan pencegahan gangguan cairan & elektrolit
 Untuk menurunkan ketidaknyamanan pasien dengan mengurangi
kepentingan dgn injeksi intramuskuler.
 Pasien yg mendapatkan tranfusi darah
 Upaya profilaksis (tindakan pencegahan) sebelum prosedur
(contohnya pada operasi besar dengan risiko perdarahan, dipasang
jalur infus intravena untuk persiapan seandainya berlangsung syok,
juga untuk memudahkan pemberian obat)
 Upaya profilaksis pada pasien-pasien yg tidak stabil, contohnya
syok (meneror nyawa) & risiko dehidrasi (kekurangan cairan) ,
sebelum pembuluh darah kolaps (tak teraba), maka tak mampu
dipasang pemasangan infus.

Kontraindikasi  Inflamasi (bengkak, nyeri, demam) & infeksi di area pemasangan


infus.
 Daerah lengan bawah pada pasien gagal ginjal, lantaran lokasi ini
dapat digunakan untuk pemasangan fistula arteri-vena (A-V shunt)
pada tindakan hemodialisis (cuci darah).
 Obat-obatan yg berpotensi iritan pada pembuluh vena kecil yg
aliran darahnya lambat (contohnya pembuluh vena di tungkai &
kaki).

 Standar infus
Persiapan alat  Set infuse
 Cairan sesuai program medic
 Jarum infuse dengan ukuran yg tepat
 Pengalas
 Torniket
 Kapas alcohol
 Plester
 Gunting Kasa steril
 Betadin
 Sarung tangan
 Bengkok 1buah
 Kasa steril
Prosedur kerja  Jelaskan prosedur yang akan dilakukan pemasangan infus
 Cuci tangan
 Hubungkan & infus set dgn memasukkan ke bagian karet atau
akses selang ke botol infuse
 Isi cairan ke dalam set infus dgn menekan ruang tetesan sampai
terisi sebagian & buka klem slang sampai cairan memenuhi selang
& udara selang ke luar
 Letakkan pangalas dibawah lokasi ( vena ) yg akan dilakukan
penginfusan
 Lakukan pembendungan dengan tornikut (karet pembendung) 10
sampai 12 cm di atas tempat penusukan & anjurkan pasien untuk
menggenggam dengan gerakan sirkular ( apabila sadar )
 Gunakan sarung tangan steril
 Disinfeksi daerah yg akan ditusuk dengan kapas alcohol
 Lakukan penusukan pada pembuluh intra vena dengan meletakkan
ibu jari di bagian bawah vena da posisi jarum ( abocath ) mengarah
ke atas
 Perhatikan adanya keluar darah melalui jarum ( abocath / surflo )
maka tarik ke luar bagian dalam ( jarum ) sambil melanjutkan
tusukan ke dalam vena
 Setelah jarum infus bagian dalam dilepaskan atau dikeluarkan,
tahan bagian atas vena dengan melakukan tekanan menggunakan
jari tangan agar darah tidak ke luar. Seterusnya bagian infus
dihubungkan atau disambungkan dengan slang infuse
 Buka pengatur tetesan & atur kecepatan sesuai dengan dosis yg
diberikan
 Jalankan fiksasi dengan kasa steril
 Tuliskan tanggal & waktu pemasangan infus serta catat ukuran
jarum
 Lepaskan sarung tangan & cuci tangan

Dokumentasi  waktu pemasangan


 type cairan
 Tempat insersi (melalui IV)
 Kecepatan aliran (tetesan/menit)
 Respon klien sesudah dilakukan tindakan pemasangan infuse
PUSKESMAS PROSEDUR SISTEM RUJUKAN
No. Dokumen No. Revisi B Halaman
Tanggal Terbit Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas
Prosedur Tetap
1 Januari 2016
Nip
Pengertian Rujukan adalah pengiriman pasien yang tidak mampu diatasi di
Puskesmas Rantau Ikil karena kemampuan terbatas atau pasien
dirujuk atas permintaan pasien atau keluarga
Tujuan Sebagai acuan langkah-langkah untuk melakukan rujukan kerumah
sakit
Kebijakan Untuk pasien di unit gawat darurat
Prosedur : 1. Setelah pasien dilakukan pemeriksaan dan dievaluasi, rencana
tindakan yang akan dilakukan, ternyata gawat darurat Puskemas
Rantau ikil belum mampu melakukan tindakan tersebut sehingga
perlu dirujuk kerumah sakit yang lebih mampu
2. Membuat surat rujukan 2 rangkap dengan melengkapi
keterangan terapi yang telah dilakukan
3. Memberitahukan rumah sakit yang akan dituju
4. Memberitahu kendaraan dan petugas
5. Menyiapkan peralatan yang dibutuhkan untuk melayani pasien
selama dalam perjalanan
6. Menyiapkan petugas yang cukup untuk melayani pasien selama
dalam perjalanan
7. Apabila pasien menolak untuk dirujuk, membuat surat
pernyataan menolak dirujuk keputusan diserahkan kepada pasien
dan keluarga setelah diberi penjelasan oleh petugas, pasien tetap
dirawat di Puskesmas Rantau Ikil atau dirawat dirumah.
Unit terkait 1. Rumah sakit yang dituju
2. Untuk pasien unit gawat darurat dokumen rekam medis dan surat
pernyataan rujukan.
SOP ( PROSEDUR PENGGUNAAN SUCTION PUMP )
No. Dokumen No. Revisi Hal
STANDAR Tanggal Terbit Disahkan Oleh
OPERASIONAL Kepala Puskesmas
PENGOPERASIAN

1 Januari 2016
Nip:
Pengertian Suction merupakan suatu metode untuk mengeluarkan lendir atau
sekret dari jalan nafas. Penghisapan ini biasanya dilakukan melalui
mulut, nasofaring, atau trakea
Tujuan  Menjaga peralatan agar dapat berfungsi dengan baik dan terawat
 Mempertahankan kepatenan jalan nafas
 Mencegah aspirasi pulmonal oleh cairan atau darah.
Petugas yang terkait  Perawat diruangan
 Dokter
Persiapan  Tepatkan alat diruang tindakan
 Cek semua aksesoris dan kelengkapan alat
 Cek cairan pada tabung
 Lanjukan kepengoperasian

Prosedur Persiapan Alat


1. Alat nonsteril
 Alat penghisap lendir ( suction ) dengan boto berisi larutan
desinfektan
 Pinset
 Sarung tangan / handscoen
 2 kom kecil tertutup berisi aquades / NaCl 0,9% dan 1 kom
kecil tertutup berisi larutan desinfektan (savlon 1:100)
 Tongue spatel bila perlu
 Kertas tissue
 Kantong balutan kotor
 Plester dan gunting
 1 botol NaCl 0,9%
 Nierbeken / bengkok
 Oksigen

2. Alat steril
Kateter penghisap ( suction )

Persiapan Pasien :
Menjelaskan prosedur dan tujuan dilakukannya penghisapan lendir
Pelaksanaan :
 Menutup sempiran
 Mencuci tangan
 Mengatur posisi pasien
 Meletakkan nierbeken didekat pasien
 Memakai handscoen bersih
 Menghubungkan keteter suction kepipa suction
 Menyalakan mesin, masukkan kateter penghisap ke dalam kom
berisi aquades / NaCl )0,9%
 Memasukkan ujung kateter dengan tangan kanan kedalam mulut,
hidung sampai kerongkongan
 Melepaskan jepitan dan penghisap lendir dengan manarik dan
memasukkan kateter dengan perlahan-lahan dengan arah diputar.
Lama penghisapan ± 10-15 detik dalam 3 menit untuk mencegah
hypoxia
 Menarik kateter dan bersihkan dengan aquades / NaCl 0,9%
 Mengulangi prosedur sampai jalan nafas bebas dari lendir
 Mematikan mesin dan lepaskan kateter dari selang pengisap
 Merapikan pasien dan kembalikan keposisi semula
 Merapikan alat dan lepas sarung tangan
 Mencuci tangan
 Mendokumentasikan tindakan.
SOP SYOK
No. Dokumen No. Revisi Hal
STANDAR Tanggal Terbit Disahkan Oleh
OPERASIONAL Kepala
PENGOPERASIAN
Nip:
1 Januari 2016
Pengertian Syok adalah suatu keadaan dimana terjadi gangguan perfusi yang
disebabkan karena adanya perdarahan
Tujuan  Memulihkan perfusi pada jaringan
 Memulihkan keseimbangan cairan dalam tubuh

Prosedur Kerja 1. Persiapan Alat


 Alat pelindung diri (masker, handscon, scort)
 Tensi meter
 Stetoscope
 Adrenalin ampul
 Jarum suntik disposibel 2,5 ml atau 3 ml
 Kapas alkohol
 Neck collar
 Balut cepat
 Infus set
 Plester
 Ringer laktat yang hangat
 Monitor EKG
 Oksigen set
 Kateter
 Urin bag
 Ambulance jika diruju

2. Persiapan Pasien
Keluarga diberi penjelasan tentang tindakan yang akan
dilakukan
Posisi pasien diatur terlentang di tempat tidur atau brankard
Lingkungan dalam kondisi aman dan tenang

3. Pelaksanaan
 Petugas menggunakan alat pelindung diri ( masker,
handscoen, scort )
 Baringkan pasien dengan posisi kaki lebih tinggi
 Airway dan C spine dijamin aman
 Breathing dijamin aman, berikan O2
 Circulation
 Infus 2 line dengan jarum no 14/16 RL 1000-2000 ml sesuai
dengan kebutuhan atau kelasnya syok
 Berikan adrenaline injeck 0,3 cc (1:1000)
 Pasang monitor EKG
 Pasang kateter
 Bila keadaan tidak membaik persiapkan rujukan ke rumah
sakit atau pusat pelayanan kesehatan yang lebih lengkap

4. Dokumentasi
 Mencatat prosedur dan respon klien selama prosedur
 Mencatat waktu tindakan (hari tanggal, jam).
 Buku status pasien
 Buku register pelayanan terkait
 Buku daftar rujukan pasien
PEMERINTAH
PEMERINTAH KABUPATEN
KABUPATEN DHARMASRAYA
DHARMASRAYA
DINAS
DINAS KESEHATAN
KESEHATANUPT
PEMERINTAH UPTPUSKESMAS
PUSKESMASKAB.
KABUPATEN KAB. DHARMASRAYA
DHARMASRAYA
DHARMASRAYA
UNIT
UNIT
DINAS LAYANAN
LAYANAN
KESEHATAN PUSKESMAS
PUSKESMAS
UPT SUNGAI
SUNGAI
PUSKESMAS KAB. RUMBAI
RUMBAI
DHARMASRAYA

Alamat:
Alamat:
UNIT JalanLintas
JalanLintas
LAYANAN Sumatera
SumateraPUSKESMAS
Kec.
Kec.Sungai
SungaiRumbai 
(0754)
RumbaiSUNGAI
(0754)583225
583225
RUMBAI
Alamat: JalanLintas Sumatera Kec. Sungai Rumbai  (0754) 583225

Puskesmas Sungai SOP MENCUCI TANGAN


Rumbai No. Dokumen No. Revisi Hal
STANDAR Tanggal Terbit Disahkan Oleh
OPERASIONAL Kepala Unit Layanan
PENGOPERASIAN PuskesmasSungai Rumbai

1 April 2017
HJ.yulmiana Dwi,AM.d.Keb,SKM
Nip:197407151993022001
Pengertian Mencuci tangan adalah proses menggosok kedua permukaan tangan
dengan kuat secara bersamaan menggunakan zat pembersih yang
sesuai dan dibilas dengan air mengalir dengan tujuan menghilangkan
mikroorganisme sebanyak mungkin.
Tujuan Menghilangkan mikroorganisme sebanyak mungkin
Prosedur  Lepaskan semua perhiasan, termasuk jam tangan
 Buka keran atau atur aliran serta kehangatannya, jangan sampai
air memercik keluar dari wastafel.
 Basahi tangan, jaga tangan agar selalu berada dibawah siku.
 Gunakan sabun atau desinfektan kulit, gosok kedua telapak
tangan dengan kuat, kemudian gosoklah punggung telapak
tangan, lalu gosok ujung-ujung jari dan pergelangan tangan.
 Cuci jemari dengan cara menjalinnya, gosok maju mundur
 Cuci ujung jari satu tangan dengan menggosokkannya pada
telapak tangan yang lain, lakukan hal yang sama pada tangan
yang lainnya
 Gosok salah satu ibu jari dengan gerakan memutar menggunakan
jari-jari tangan yang lain yang melingkarinya, ulangi pada ibu
jari satunya
 Pegang pergelangan tangan kiri dengan tangan kanan, gosok
sekeliling pergelangan tangan tersebut, ulangi pada pergelangan
tangan kanan
 Bilas seluruh permukaan tangan, dari pergelangan tangan sampai
keujung jari, pertahankan posisi tangan tetap lebih rendah dari
siku
 Ulangi pencucian tangan jika tangan sangat terkontaminasi
 Dengan posisi tangan lebih tinggi dari siku, matikan keran
menggunakan siku
 Keringkan setiap tangan secara terpisah dengan mengelapnya
dari ujung jari ke pergelangan tangan.
PROTAP TRIAGE PASIEN UGD
No. Dokumen No. Revisi Hal
STANDAR Tanggal Terbit Disahkan Oleh
OPERASIONAL Kepala
PENGOPERASIAN
Nip:
1 Januari 2016
Pengertian Triage adalah tindakan untuk memilih / mengelompokkan korban
berdasarkan beratnya cidera, kemungkinan untuk hidup, dan
keberhasilan tindakan berdasarkan sumber daya (SDM dan sarana )
yang tersedia
Tujuan  Umum : meningkatkan kualitas pelayanan triage
 Khusus : tujuan triage pada musibah massal adalah bahwa
dengan sumber daya yang minimal dapat menyelamatkan korban
sebanyak mungkin
Persiapan Persiapan Alat :
 Sarana Non Medis (alat/bahan)
 Ruang triage memenuhi ketentuan
 Ruangan
 Ada penyekat / kelambu
 Wastafel dengan air mengalir
 Ventilasi udara baik
 Cahaya / penerangan baik
 Lantai keramik dan bersih
 Ada stop kontak listrik
 Pembersih tangan
 Meja kursi
 Alat tulis ( ballpoin, penghapus, penggaris )
 Tempat sampah non medis beralas plastik
 Tempat sampah medik beralas plastik dan tertutup, tutup dapat
dibuka dengan menginjak pembuka tutup dibagian bawah tempat
sampah
 Label / bendera 4 warna ( merah, kuning, hijau dan hitam kasus
KLB )
 Sarana medis
 Kit minimal sederhana minimal berisi :
 Tensimeter
 Stetoskop
 Reflek hammer
 Handscoen

Penatalaksanaan :
 Anamnesa
 Pemeriksaan singkat dan cepat ( selintas ) untuk menetukan
derajat kegawatannya
 Pengelompokkan pasien berdasarkan kegawatannya
 Rujukan keruang tindakan
 Kegiatan setelah triage
 Pencatatan dan pelaporan
 Mencuci tangan
P
PEEM
MEER
RIIN
NTTA
AHHK
KAAB
BUUP
PAAT
TEEN
NDDH
HAAR
RMMA
ASSR
RAAY
YAA DDIINNAASS
K
KEESSE
EHHA
ATTA
ANNU
UPPT
T PPU
USSK
KEESSM
MAASS K
KAAB
B.. D
DHHA
ARRM
MAASSR
RAAY
YAA

U
UNNIIT
TLLA
AYYA
ANNA
ANNP
PUUSSK
KEESSM
MAASS SSU
UNNG
GAAII R
RUUM
MBBA
AII
AAllaam
maatt:: JJaallaannLLiinnttaass SSuum mbbaaii 
maatteerraa KKeecc.. SSuunnggaaii RRuum  ((00775544)) 558833222255

Puskemas Sungai SOP Pemasangan NGT


Rumbai No. Dokumen No. Revisi Hal
Tanggal Terbit Disahkan Oleh
STANDAR Kepala Unit Layanan
OPERASIONAL Puskesmas Sungai Rumbai
PENGOPERASIAN 1 April 2017

Hj.Yulmiana dwi,AM.d. Keb,SKM


Nip:
Pengertian Pemasangan NGT merupakan tindakan pemasangan selang melalui
rongga hidung samapai lambung. Pemasangan Ngt biasanya di
lakukan pada pasien yang tidak sadar ( koma ) , pasien yang
mengalami gangguan menelan, pasien yang mengalami masalah/
gangguan pencernaan atas, dan pasien pasca operasi pada mulut,
faring, atau esofagus.
Tujuan  Memasukkan makanan cair/obat-obatan, cair/padat yang
dicairkan
 Mengeluarkan cairan isi lambung dan gas yang ada dalam
lambung
 Mengirigasi/mengurangi perdarahan/keracunan dalam lambung
Prosedur a Persiapan Alat
 NGT
 Plester
 Gunting
 Bengkok
 Sarung tangan
 Aqua jelly
 Perlak / pengalas
 Alat tulis
 Stetoscope
 Spuit 10 cc
 Obat-obatan / makanan yang dimasukkan
 Corong
 Spatel

Persiapan Pasien
 Tahap Prainteraksi
a. Melakukan pengecekan terapi
b. Mencuci tangan
c. Menempatkan alat didekat pasien
 Tahap orientasi
a. Memberikan salam dan menyapa pasien
b. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
c. Menanyakan persetujuan dan kesiapan pasien dan keluarga

 Tahap Kerja
a. Menjelaskan tujuan pemasangan NGT pada pasien dan
keluarga
b. Membawa alat-alat kedekat pasien
c. Mengatur posisi pasien sesuai keadaan pasien
d. Memasang perlak + pengalas didaerah dada
e. Mencuci tangan dan memakai sarung tangan
f. Mengukur dan memberi tanda pada NGT yang akan dipasang
lebih kurang 40-45 cm ( diukur mulai dari dahi / px )
g. Mengolesi NGT dengan aqua jelly sepanjang 15 sm dari
ujung NGT
h. Memasukkan NGT malalui lubang hidung dan pasien
dianjurkan untuk menelan (jika pasien tidak sadar tekan lidah
pasien dengan spatel) masukan NGT sampai pada batas yang
sudah ditentukan sambil perhatikan keadaan umum pasien
i. Cek posisi NGT (apakah masuk di lambung atau di paru-
paru) dengan 3 cara :
 Aspirasi cairan lambung dengan spuit 10 cc jika cairan
bercampur isis lambung berarti sudah masuk kelambung
 Memasukan ujung NGT (yang dihidung) kedalam air
dalam kom bila ada gelembung berarti NGT dalam paru-
paru
 Petugas memasukan gelembung udara melalui spuit
bersamaan dilakukan pengecekan perut dengan stetoskop
untuk mendengarkan gelembung udara di lambung
j. Memasang corong (yang sudah dibilas dengan air hangat),
kemudian memasukan obat-obatan/makanan
k. Melepas corong, menutup NGT dengan spuit 10 cc
l. Merapikan alat-alat dan pasien kemudian sarung tangan
dilepas
m. Mendokumentasikan

 Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Berpamitan dengan klien
3. Membereskan alat-alat
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan perawata
P
PEEM
MEER
RIIN
NTTA
AHHK
KAAB
BUUP
PAAT
TEEN
NDDH
HAAR
RMMA
ASSR
RAAY
YAA
D
DIIN
NAASS K
KEESSE
EHHA
ATTA
ANNU
UPPT
T PPU
USSK
KEESSM
MAASS K
KAAB
B.. D
DHHA
ARRM
MAASSR
RAAY
YAA

U
UNNIIT
TLLA
AYYA
ANNA
ANNP
PUUSSK
KEESSM
MAASS SSU
UNNG
GAAII R
RUUM
MBBA
AII
AAllaam
maatt:: JJaallaannLLiinnttaass SSuum mbbaaii 
maatteerraa KKeecc.. SSuunnggaaii RRuum  ((00775544)) 558833222255

Puskesmas Sungai SOP LUKA BAKAR


Rumbai No. Dokumen No. Revisi Hal
STANDAR Tanggal Terbit Disahkan Oleh
OPERASIONAL Kepala Unit Layanan
PENGOPERASIAN Puskesmas Sungai Rumbai

1 April 2017

Hj.Yulmiana Dwi,AM.d.Keb,SKM
Nip:
Pengertian Melakukan tindakan perawatan terhadap luka bakar
Tujuan 1. Mencegah infeksi pada luka
2. Mempercepat penyembuhan pada luka

Kebijakan Pasien yang mengalami luka Melakukan suatu tindakan perawatan


terhadap luka bakar
Prosedur PERALATAN
1. Bak instrument yang berisi:
2. Pinset anatomis
3. Pinset chirurgis
4. Gunting debridemand
5. Kassa steril
6. Kom: 3 buah
7. Peralatan lain terdiri dari:
8. Spuit 5 cc atau 10 cc
9. Sarung tangan
10. Gunting plester
11. Plester atau perekat
12. Desinfektant
13. NaCl 0,9%
14. Bengkok 2 buah, 1 buah berisi larutan desinfektant
15. Verband
16. Obat luka sesuai kebutuhan
Pelaksanaan A. Tahap Pra Interaksi
1. Melakukan verifikasi program pengobatan klien
2. Mencuci tangan
3. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan therapeutic
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada
klien/keluarga
3. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan
dilakukan
C. Tahap Kerja
1. Menjaga privacy
2. Mengatur posisi pasien sehingga luka dapat terlihat
jelas
3. Membuka peralatan
4. Memakai sarung tangan
5. Membuka balutan dengan hati-hati, bila sulit basahi
dengan NaCl 0,9%
6. Membersihkan luka dengan menggunakan NaCl
0,9%
7. Melakukan debridemand bila terdapat jaringan
nekrotik. (Bila ada bula jangan dipecah, tapi dihisap
dengan spuit steril setelah hari ke-3)
8. Membersihkan luka dengan NaCl 0,9%
9. Mengeringkan luka dengan mengguanakan kassa
steril
10. Memberikan obat topical sesuai order pada luka
11. Menutup luka dengan kassa steril, kemudian
dipasang verband dan diplester
12. Memasang verband dan plester
13. Merapikan pasien
D. Tahap Terminasi
1. Mengevaluasi hasil tindakan
2. Berpamitan dengan pasien
3. Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan
Keperawatan.
P
PEEM
MEER
RIIN
NTTA
AHHK
KAAB
BUUP
PAAT
TEEN
NDDH
HAAR
RMMA
ASSR
RAAY
YAA
D
DIIN
NAASS K
KEESSE
EHHA
ATTA
ANNU
UPPT
T PPU
USSK
KEESSM
MAASS K
KAAB
B.. D
DHHA
ARRM
MAASSR
RAAY
YAA

U
UNNIIT
TLLA
AYYA
ANNA
ANNP
PUUSSK
KEESSM
MAASS SSU
UNNG
GAAII R
RUUM
MBBA
AII
AAllaam
maatt:: JJaallaannLLiinnttaass SSuum mbbaaii 
maatteerraa KKeecc.. SSuunnggaaii RRuum  ((00775544)) 558833222255
Puskesmas Sungai SOP KEJANG DEMAM
Rumbai No. Dokumen No. Revisi Hal
STANDAR Tanggal Terbit Kepala Unit Layanan
OPERASIONAL Puskesmas Sungai Rumbai
PENGOPERASIAN

1 April 2017
Hj.Yulmiana Dwi,AM.d.Keb,SKM
Nip:
Pengertian Memberikan pertolongan bayi baru yang tidak segera menangis atau
tidak segera bernafas
Tujuan Mengoptimalkan fungsi pernafasan dan oksigenasi paru
Prosedur 1. Jika bayi tidak menangis dengan keras,bernafas dengan
lemah,atau bernafas cepat dan dangkal,pucat atau biru atau
lemas, maka :
a. baringkan telentang dengan benar pada permukaan yang
datar,kepala sedikit setengah ekstensi agar jalan nafas
terbuka,bayi harus tetap di selimuti.hal ini penting sekali atau
mencegah hypotermi pada bayi baru lahir.
b. hisap mulai mulut,sedalam 5 cm dan kemudian hidung bayi
sedalam 3 cm secara lembut dengan mengunakan deelie (
jangan memasukan alat penghisap terlalu pada kerongkongan
bayi). Karena dapat menyebabkan terjadinya
bradikardi,denyut jantung yang tidak teratur,spasme pada
larink/tenggorokan bayi.
c. berikan stimulasi taktil dengan lembut pada bayi ( atau
menyentil kaki banyi,kedua nya aman dan efektif untuk
menstimulasi )
d. nilai ulang keadaan banyi,jika mulai menangis atau bernafas
dengan normal,tidak di perlukan tindakan lanjut,lanjutkan
perawatan pada banyi baru lahir normal.
e. jika banyi tidak bernafas dengan normal atau menangis
teruskan dengan ventilasi ( 40-60 ) kali/permenit
f. melakukan ventilasi pada banyi baru lahir.
g. letakan banyi pada permukanyang datar,diselimuti dengan
baik.
h. periksa kembali posisi bayi baru lahir,kepala harus sedikit
ditegadahkan.
i. pasang sungkup oksigen atau gunakan bag valve dan mask
yang ukurannya sesuai.
j. periksa pelekatannya dan berikan ventilasi dengan kecepatan
40 s/d 60 kali/permenit.

2.Jika dada bayi tidak mengembang :


a. perbaiki posisi bayi dan tengadahkan kepala lebih jauh
b. periksa hidung dan mulut apakah ada darah,mucus atau
cairan ketuban,lakukan penghisapan jika perlu.
c. Remas BVM lebih keras untuk meningkatkan tekanan
ventilasi
d. ventilasi bayi selama 1 menit,lalu hentikan,nilai dengan
cepat apakah bayi bernafas dengan spontan dan tidak ada
pelukan dada atau dengkuran,tidak diperlukan resusitas lebih
lanjut.teruskan dengan langkah awal perawatan bayi baru
lahir.
3. kompres dada :
a. jika memungkinkan 2 tenanga kesehatan terampil diperlukan
untuk melakukan ventilasi dan kompresi dada.
b. kebanyakan bayi akan membaik dengan ventilasi
c. jika ada 2 tenaga kesehatan yang terampil dan pernafasan
bayi lemah atau < 30 kali/menit dan detak jantung kurang
dari 60 kali/menit setelah ventilasi selam 1 menit,tenaga
kesehatan yang kedua dapat mulai melakukan kompresi dada
dengan kecepatan 3:1
d. harus berhati-hati pada saat melakukan kompresi dada,tulang
rusuk bayi masih peka dan mudah patah,jantung dan paru-
parunya mudah terluka
e. lakukan tekanan pada jantung dengan cara meletakan kedua
jari tepat di bawah garis putih bayi,ditengah dada.dengan
jari-jaring lurus,tekan dada sedalam 1-1,5 cm
4. setelah bayi bernafas normal periksa suhu,jika di bawah 36,5º
celcius atau punggung sangat dingin lakukan peghangatan yang
memadai.perhatikan warna kulit,pernafasan dan bayi selama 2
jam. Ukur suhu bayi setiap jam sehingga normal (36,5º-37ºC)
5. Catat dengan seksama semua tindakan yang dilakukan.
KATA PENGANTAR

Assallmuallaikum,wr.wb

Berkat rahmat Allah SWT dan atas kerjasama dari semua pihak, Standar Prosedur
Operasional Balai Pengobatan ( BP ) Puskesmas Sungai Rumbai telah berhasil disusun dan
diterbitkan. Standar Prosedur Operasional pelayanan Balai Pengobatan ( BP ) ini
dimaksudkan sebagai panduan dalam memberikan pelayanan kepada pasien agar kualitas
pelayanan lebih optimal.

Standar Prosedur Operasional ini akan ditinjau ulang sesuai dengan perkembangan
IPTEK bidang kesehatan, dan disesuaikan dengan situasi, kondisi serta tuntutan pasien.

Harapan kami Standar Prosedur Operasional ini semakin tahun semakin lengkap
isinya dengan mutu yang sesuai dengan perkembangan IPTEK, sehingga memberikan banyak
manfaat bagi kita semua.

Apabila ada kekurangsempurnaan dalam penyusunan Standar Prosedur Operasional


pelayanan ini kami mohon maaf, dan kami selalu mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari semua pihak.

Wassalamu’alaikum Wr Wb.

Sungai Rumbai, April 2017


Penyusun
P
PEEM
MEER
RIIN
NTTA
AHHK
KAAB
BUUP
PAAT
TEEN
NDDH
HAAR
RMMA
ASSR
RAAY
YAA
D
DIIN
NAASS K
KEESSE
EHHA
ATTA
ANNU
UPPT
T PPU
USSK
KEESSM
MAASS K
KAAB
B.. D
DHHA
ARRM
MAASSR
RAAY
YAA

U
UNNIIT
TLLA
AYYA
ANNA
ANNP
PUUSSK
KEESSM
MAASS SSU
UNNG
GAAII R
RUUM
MBBA
AII
AAllaam
maatt:: JJaallaannLLiinnttaass SSuum mbbaaii 
maatteerraa KKeecc.. SSuunnggaaii RRuum  ((00775544)) 558833222255
Puskesmas Sungai SOP VITAL SIGN
Rumbai No. Dokumen No. Revisi Hal
STANDAR Tanggal Terbit Disahkan Oleh
OPERASIONAL Kepala Unit Layanan Puskesmas Sungai
PENGOPERASIAN Rumbai

1 April 2017

Hj.yulmiana Dwi,AM.d.Keb,SKM.
Nip:
Pengertian 1. Pernafasan
menghitung jumlah pernafasan ( inspirasi yang diikuti ekspresi
selaman 1 menit.
2. 2. Nadi
menghitung frekuensi denyut nadi ( loncatan aliran darah yang dapt
teraba yang terdapat di berbagai titik anggota tubuh melalui
perabaan pada nadi, yang lazim diperiksa atau diraba pada radialis.
3. 3. Tekanan darah
melakukan pengukuran tekanan darah ( hasil dari curah jantung dan
tekanan darah perifer )mdengan menggunakan spygnomanometer
dan stetoskop.
4. 4. Suhu
mengukur suhu tubuh dengan mengguanakan termometer yang di
pasangkan di mulut, aksila dan rektal.
Tujuan 1. 1. Pernafasan
a) -Mengetahui kesdaan umum pasien
b) - Mengetahui jumlah dan sifat pernafasan dalam rentan 1 menit
c) - Mengikuti perkembangan penyakit
d) - Membantu menegakkan diagnosis

2. 2. Nadi
a) - Mengetahui denyut nadi selama rentan waktu 1 menit
b) - Mengetahui keadaan umum pasien
c) - Mengetahui intgritas sistem kardiovaskulr
d) - Mengukuti perjalanan penyakit

3. 3. Suhu
a) -Mengetahui suhu tubuh pasien untuk menentukan tindakan
keperawatan
b) -Membantu menegakkan diagnosis

4. 4. Tekanan darah
a) - Mengetahui keadaan hemodinamik pasien
b) - Mengetahui keadaan kesehatan pasien secara menyeluruh
Prosedur a) Persiapan alat :
1) 1. Pernafasan
Stop watch atau jam tangan, pena dan buku
2) 2. Nadi
Stop watch atau jam tangan, pena dan buku
3) 3. Tekanan darah
Stotoskop, spygnomanometer, pena dan buku
4) 4. Suhu
Termometer aksila, atau termometer mulut atau rektum, tissue, air
bersih, air sabun, air desinfektan, savlon didalam bitol, pena dan
buku.
Prosedur kerja :
A. -Tahap prainteraksi
1. -Baca status pasien
2. -Lakukan verifikasi order yang ada untuk pemeriksaan
3. -Mencuci tangan
4. -siapkan alat

B. Tahap orientasi
1. -Menberi salam, pangil pasien dengan panggilan yang di senangi
2. -Memperkenalkan nama pasien
3. -Jelaskan prosedur dab tujuan tindakan pada pasien dan keluarga
4. -Berikan kesempatan pasien dan keluarga untuk bertanya
5. -Jaga privacy pasien

C. Tahap kerja
1. -Memberikan kesempatan pada pasien dan keluarga untuk bertanya
sebelum tindakan dimulai
2. -Menggunakan sarung tangan
3. -Menanyakan keluhan utama melakukan penilaian sesuai dengan
prosedur
4. -Melakukan kegiatan sesuai perencanaan
a. -Penilaian pernafasan
1. -Menjelaskan prosedur kepada pasien bila hanya khusus menilai
pernafasan
2. -Membuka baju pasien jika perlu untukmengobservasi gerakan dada
3. -Letakan tangan pada dada, mendobservasikeadaan dan
kesimetrisan gerak pernafasan
5. -Menghitung pernafasan slama 1 menit atau 60 detik

4. -Menentukan irama pernafasan


6. -Mendengarkan bunyi pernafasan, kemungkinana ada bunyi
abnormal
7. -Mencuci tangan

b. Penilaian denyut nadi radialis


1. -Mengatur posisi pasien dengan nyaman dan rileks
2. -Menekan kulit pada area arteri radialis dengan menggunakan 3 jari
yang kemudian meraba denyut nadi
3. -Menekan arteri radialis kuat dengan menggunakan jari-jari 1 menit
atau 60 detik, jika tidakteraba denyutan, jari-jari digeser kekanan
atau kekiri hingga denyut nadi dapat dirasakan
4. -Denyut pertama akan terasa atau teraba kuat, jika denyut hilang
rabalah, tekanlah hinggadenyut terasa kuat kembali
5. -Mencuci tangan

c. Penilaian tekanan darah


1. -Menyiapkan posisi pasien
2. -Menyingsingkan lengan baju pasien
3. -Memasang manset 1 inchi ( 2,5 cm ) diatas nadi branchialis (
melakukan palpasi nadi branchialis )
4. - Mengatur tensi meter agar siapdipakai ( untuk tensi air raksa )
menghubungkan pipa tensi meter dengan pipa manset, menutup
sekrup balon manset, membuka kunci resevoir
5. -Meletakan diafragma stotoskop diatas tempat denyut nadi tanpa
menekan nadi branchialis
6. -Memompa balon manset ±180 mmHg
7. -Mengendorkan pompa dengan cara membuka skrup balon manset
hingga melawati bunyi denyut nadi yang terdengar terakhir
8. Pada saat mengendurkan pompa perahtikan bunyi denyut nadi
pertama ( syistol ) sampai denyut nadi terakhir ( diastol ) jatuh
diangka berapa sesuai dengan sekala yang ada di tensi meter
9. Jika pengukuran belum yakin, tunggu 30 detik dan lalu lengan
ditinggikan diatas jantung untuk mengalirkan darah dari lengan
setelah itu ulangi lagi, hingga merasa yakin dan mendapat hasil yang
akurat
10-Melepaskan manset
11-Mengembalikan posisi pasien dengan senyaman mungkin
12-Mencuci tangan

d. Penilaian suhu pada aksila


1. - Mengamati angka yang di tunjuk air raksa dengan benar
2. -Menurunkan air raksa bila perlu
3. -Mengatur posisi pasien
4. -Meletakan termimeter di ketiak tangan kanan atau tangan kiri
dengan posisi ujung termometer dibawah kemudian pasien disuruh
menjepit termometer dengan cara tangan kanan atau tangan kiri
memegang bahu secara bersilangan
5. -Menunggu sekitar 5 menit
6. -Mengambil termometer setelah 5 menit kemudian mengelap
termometer dengan cara berputar dari urutan yang paling bersih
keurutan yang paling kotor
7. -Menbaca hasil pengukuran suhu yang ditunjukan air raksa dengan
segera
8. -Merapikan baju dan posisi pasien senyaman mungkin
9. -Mencelupkan termometer dengan urutan air savlon, air sabun dan
bilas dengan sir bersih
10-Mengeringkan termometer dengan menggunakan tissue
11-Mengembalikan atau menurunkan posisi air raksa
12-Mencuci tangan

D. Tahap terminasi
1. - Menanyakan kepada pasien apa yang dirasakan setelah dilakukan
tindakan
2. -Menyimpulkan prosedur yang telah dilakukan
3. -Melakukan kontrak untuk tindakan selanjutnya
4. -Berikan penghargaan sesuai dengan kemampuan pasien
5. -Mengakhiri kegiatan dengan memberikan salam

E. Dokumentasi
1. Catat seluruh hasil kegiatan tindakan dalam buku, beri waktu
pelaksanaan kegiatan dan tanda tangan perawat jaga.

Вам также может понравиться