Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
perubahan pada tubuh wanita baik fisik maupun psikis. Pada masa kehamilan
perlu dipersiapkan dengan baik, kesehatan ibu harus baik dan tidak mengalami
kelainan (Hartati et all, 2011). Selain pola makan yang seimbang juga
pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut (Astuti, 2011). Wanita hamil adalah
kelompok yang rentan terhadap masalah kesehatan gigi dan mulut, namun
kebutuhan akan kesehatan gigi pada ibu hamil tidak didukung oleh kesadaran
1
2
penduduk Indonesia menderita penyakit gigi dan mulut, dan salah satunya
kesehatan gigi dan mulut wanita hamil, didapatkan 25-100% yang mengalami
terlihat sejak trimester ke dua kehamilan dan mencapai puncaknya pada bulan
ke delapan (Pirie et all, 2007). Eley dan Manson (2004) mengatakan bahwa
faktor penyebab gingivitis antara lain, plak, status kebersihan gigi dan mulut,
susunan gigi yang tidak teratur, karies gigi, pemakaian kawat ortodonsi,
mempengaruhi kesehatan gigi dan mulut wanita hamil, 27-100% wanita hamil
oral lebih sering terjadi pada wanita hamil daripada wanita yang tidak hamil.
30,2 % dan epulis gravidarum 7,5 % dari 53 wanita hamil. Pada penelitian
gingivitis pada wanita hamil sebesar 40,5% dari total 42 wanita hamil. Hal ini
penyakit periodontal seperti gingivitis yang tidak dirawat pada wanita hamil
merupakan salah satu faktor resiko bayi berat badan lahir rendah.
dan mulut diatas angka nasional. Masalah kesehatan gigi dan mulut yang
sebesar 4,6 kelompok umur tahun 12-14 tahun sebesar 1,4% dan kasus
Data dari Puskesmas Rowosari Kota Semarang pada tahun 2014 adalah
jumlah ibu hamil tercatat sejumlah 89 orang dengan ibu hamil yang mengalami
sedengkan pada tahun 2015 jumlah ibu hamil tercatat kembali menurun 68
orang dengan ibu hamil yang megalami masalah kesehatan gigi dan mulut
dengan gingivtas sejumlah 16 orang. dan pada tahun 2016 kembali meningkat
jumlah ibu hamil tercatat 72 orang, dengan ibu hamil yang mengalami masalah
dan mulut dengan gingivitis pada ibu hamil. Dimana studi pendahuluan
pasien ibu hamil, mereka menyatakan bahwa merasa sakit gigi atau gusinya
yang sakit, tapi mereka menganggap bahwa itu tidak hanya sakit gigi biasa dan
ternyata ibu hamil seringkali tidak ingin memeriksakan kesehatan gigi jika
Semarang sampai saat ini banyak ibu hamil tidak mau memeriksakan kesehatan
gigi dan mulut dengan Gingivitis. hal ini disebabkan karena kurangnya
kualitas hidup seseorang, seperti diketahui bahwa sakit gigi bisa mempengaruhi
belum juga ditambah lagi keluhan lain yang ditimbulkan akibat sakit gigi.
tersebut dalam keadaan hamil atau disebut Pregnancy Gingivitis atau radang
kehamilan trimester 1, dan akan mencapai puncaknya pada trimester 3. Hal ini
respon berlebih terhadap factor iritasi (Hasibuan, 2007). Hal ini sejalan dengan
hasil penelitian Nila Ayu Lestari (2014) dengan judul Pengaruh Pengetahuan
Tentang Gingivitis Terhadap Skor Gingival Index Pada Ibu Hamil Trimester I,
pengetahuan tentang gingivitis ibu hamil trimester I, II, III kriteria sedang .skor
gingival index ibu hamil trimester I baik, sedangkan ibu hamil trimester II dan
III memiliki skor gingival index sedang. Senada dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Zerlinda (2004) menyatakan bahwa gingivitis pada saat ibu
hamil itu cukup tinggi yaitu sekitar 40-80%. Faktor penyebab gingivitis pada
masa kehamilan adalah kurangnya kebersihan gigi dan mulut dan jaringan
membrsihkan gigi dan mulut setelah makan dan terjadinya pembentukan plak
yang dapat terjadi pada waktu yang lebih cepat. Adanya kejadian gingivitis
oleh pihak pukesmas. Sejalan dengan hasil analisis data menunjukkan bahwa
kebersihan mulut baik. Pada penelitian terhadap 320 wanita hamil di Iran tahun
2008 didapatkan hanya 5,6% sampel yang memiliki tingkat pengetahuan yang
tinggi, 30% sampel yang bersikap baik terhadap kesehatan dan 34,4% sampel
Indonesia tahun 2009 menyebutkan bahwa hanya sedikit (38%) wanita hamil
yang mengetahui hubungan antara kehamilan dengan kesehatan gigi dan mulut.
kehamilan. dengan kesehatan gigi dan mulut. Seluruh wanita hamil pada
penelitian ini, semuanya tidak ada yang mengubah cara membersihkan dan
gigi dan mulut akan menyebabkan terjadinya penyakit gigi dan mulut.
Pengetahuan Tentang Kesehatan Gigi dan Mulut Dengan Gingivitis Pada Ibu
B. Rumusan Masalah
dan mulut dengan gingivitas pada ibu hamil di Puskesmas Rowosari Kota
Semarang?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
dan Mulut Dengan Gingivitis Pada Ibu Hamil di Puskesmas Rowosari Kota
Semarang.
2. Tujuan khusus
Kota Semarang.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
dan mulut dengan gingivitis pada ibu hamil di Puskesmas Rowosari Kota
Semarang.
2. Manfaat praktis
a. Bagi akademik
kesehatan gigi dan mulut degan gingivitis pada ibu hamil di Puskesmas
b. Bagi peneliti
Semarang.
c. Bagi masyarakat
A. Teori - Teori
1. Pengetahuan
2010).
diharapkan bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan
objek mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan aspek negatif. Kedua
aspek ini yang akan menentukan sikap seseorang, semakin banyak aspek
positif dan objek yang diketahui, maka akan menimbulkan sikap makin
11
12
a. Tingkatan Pengetahuan
1) Tahu (Know)
2) Memahami (Comperehension)
tersebut.
3) Aplikasi (Aplication)
4) Analisis (Analysis)
5) Sintesis (Sintesis)
6) Evaluasi (Evaluation)
masa lalu.
Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau lebih populer disebut
adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang dapat diamati
langsung maupun tidak dapat di amati oleh pihak luar. Sedangkan sebelum
mengadopsi perilaku baru di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang
berurutan, yakni :
baik buruknya tindakan terhadap stimulus tersebut bagi dirinya, hal ini
a) Faktor internal
1) Pendidikan
2) Pekerjaan
3) Umur
b) Fantor external
1) Faktor lingkungan
2) Sosial budaya
gigi dan mulut Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari
sakit gigi, selama 3,86 hari. Kondisi ini menunjukkan bahwa penyakit
produktivitas kerja. Penyakit gigi yang banyak diderita yaitu karies dan
dan ada sekitar 46% penderita yang belum tertangani.Dengan kata lain,
ditambah dengan keluhan lain yang ditimbulkan akibat sakit gigi, seperti
sulit makan, sulit tidur, sulit bicara dan masih banyak lagi (Erwana,
2013).
Mulut terdiri dari beberapa bagian yaitu bibir atas dan bawah, gusi,
lidah, pipi bagian dalam, langit-langit ini terbagi dua, di depan keras
karena ada tulangnya dan di belakang lunak karena tidak bertulang, dan
Gigi merupakan suatu elemen putih kecil yang ada di dalam mulut
manusia dan menjadi salah satu organ yang sangat penting dalam proses
pencernaan dalam tubuh. Gigi terdiri dari dua macam jaringan, ada
jaringan keras diluarnya yaitu email dan dentin dan ada jaringan lunak di
putih ini merupakan jaringan yang paling keras di dalam tubuh kita,
kemampuan untuk tumbuh kembali, jadi sekali rusak maka email tidak
pulpa di dadalam gigi akan semakin menyempit karena dentin yang terus
tubulus dentin. Tubulus dentin ini berisi cairan yang berjalan dari
dingin, panas, makanan manis dan asam, ataupun sentuhan, maka hal ini
gigi berlubang terasa ngilu apabila kita makan yang dingin, panas, manis
(Ramadhan, 2010).
Bagian paling dalam dari gigi di sebut pulpa. Bagian gigi yang ini
saraf, dan pembuluh darah. Limfe, saraf dan pembuluh darah masuk ke
dalam gigi melalui lubang kecil yang berada di ujung akar gigi yang di
nutrisi kepada gigi sehingga gigi tetap sehat dan kuat, sedangkan saraf
kita bisa tahu kalau ada kerusakan di gigi kita (Ramadhan, 2010).
20
Apabila jaringan pulpa mati karena infeksi dari bakteri yang masuk
melalui lubang gigi, maka pembuluh darah tidak bisa lagi memberikan
nutrisi kepada gigi dan gigi pun menjadi rapuh dan mudah hancur. Kita
juga tidak akan merasakan linu pada gigi karena sarafnya juga sudah
mati.Ruangan berisi pulpa yang ada di mahkota gigi disebut kamar pulpa,
saluran akar. Apabila pulpa terinfeksi, maka seluruh jaringan pulpa harus
dibuang agar infeksi tidak menyebar dan kedua ruangan pulpa yang
kososng ini nantinya akan diisi oleh dokter gigi dengan suatu bahan
3. Gingivitis
a. Definisi gingivitis
sakit, lunak dan bengkak, selain itu sering terjadi pendarahan pada waktu
gingival dimana epthelium jungsional masih utuh melekat pada gigi pada
dkk, 2015).
b. Patofisiologi gingivitis
Penyebab utama dari gingvitisi adalah plak, debris dan karang gigi.
sesuai dengan umur plak yang melekat pada gigi dan jaringan gusi.
disebabkan karena akumulasi debris dan saliva dalam waktu yang lama.
Karang gigi melekat pada gingiva dan masuk kedalam poket gingiva,
gingivitis. Semakin buruk indeks skor karang gigi dan debris, maka
yaitu:
dan lain-lain yang menmpel pada gigi bersama plak atau debris.
b) Debris adalah lapisan lunak pada permukaan gigi yang terdiri dari
d) Envirotment (lingkungan)
anti bakteri.
yaitu:
individu dan unsur-unsur lain yang ada dalam individu tersebut atau
24
pemudah.
teman, orang tua, sekolah, masyrakat dan sebagainya. Selain itu faktor
penguat ini juga meliputi faktor sikap dan perilaku serta dukungan
tahap paling awal dari penyakit periodontal atau jaringan penyangga gigi.
Biasanya kondisi ini diketahui dari gusi yang terlihat berwarna merah,
mulut. Gusi terlihat lebih merah dan mudah berdarah ketika menyikat
faktor iritasi lokal. Faktor iritasi lokal dapat berupa rangsangan lunak,
keras seperti kalkulus, tetapi restorasi yang tidak baik, gigi palsu dan
2012).
1) Faktor primer
masa kehamilan sama halnya sepertti ibu yang tidak hamil, tetapi
26
peradangan pada gusi pada iritasi lokal. Iritasi lokal tersebut adalah
2010)
2) Faktor sekunder
4. Kehamilan
a. Definisi kehamilan
(Terpak, C, 2008).
yang memberi nilai terhadap anak. Ada budaya yang menganggap bahwa
fisiologis selama kehamilan maka dari itu ibu hamil harus mempunyai
berdasarkn keadaan endapan lunak atau debris dan karang gigi atau
menggosok gigi secara benar dan teratur, serta faktor lain seperti
kesehatan gigi. Selain itu juga meningkatkan kesadaran calon ibu tentang
kebersihan gigi dan mulut ibu hamil kurang terpelihara dengan baik
akan timbul peradangan gusi yang parah, gusi mudah berdarah dan
kelainan/penyakit gigi.
6. Defenisi puskesmas
Depkes RI, 2004 Puskesmas juga dapat didefinisikan sebagai unit teknis
(Efendi,2009).
mulut.
31
B. Kerangka Teori
Tingkat Pengetahuan
Kesehatan Gigi dan Mulut Perilaku
dengan Gingifitas. merupaka semua
a. Ciri-ciri gigi dan gusi macam-macam
yang sehat Kesehatan Gigi perawatan gigi.
b. Manfaat gigi dan gusi dan Mulut dengan a. Menggosok
yang sehat Gingivitis pada gigi
c. Masalah kesehatan gigi ibu hamil b. Memeriksakan
dan gusi kedokter gigi
d. Penyebab kerusakan c. Mengatur
gigi dan gusi makanan
e. Akibat kerusakan gigi d. Penggunaan
dan gusi fluoride
f. Perawatan gigi dan Karakteristik e. Flossing
gusi yang benar Gigi dan Gusi
C. Hipotesis
Ho : Tidak ada hubungan antara pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut
Variabel Pengaruh
Pengetahuan tentang
Gingivitis
Kesehatan Gigi dan
Mulut
Fakto-Faktor
Ibu Hamil Penyebab Giingivitis
1. Faktor Internal
2. Faktor Eksternal
Keterangan:
B. Jenis Penelitian
keadaan dari variabel. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini
efek, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada
31
32
C. Subjek Penelitian
1. Populasi
(Notoatmodjo, 2012). Populasi pada penelitian ini yaitu semua ibu hamil
2. Sampel
dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang memeriksakan kesehatan giginya
D. Identifikasi Variabel
1. Variabel pengaruh
2. Variabel terpengaruh
3. Variabel terkendali
Variabel tak terkendali dalam penelitian ini adalah penyebab gingivitis yang
1. Variabel pengaruh
ke dokter gigi.
bila menjawab benar diberi skor 1, bila jawaban salah diberi skor 0,
rumus (Sarwono,2006):
F
P= × 100%
N
Keterangan:
P = Persentase
N = Jumlah soal
34
kualitatif, yaitu:
Kategori Nilai
2. Variabel Terpengaruh
hamil. Dengan cara melakukan pemeriksaan gingiva pada ibu hamil dengan
menggunakan gingival indeks (GI) yang telah dikembangkan oleh Leo and
dengan cepat, akurat, dapat dipakai ulang, dan dapat digunakan untuk
warna gusi, kontur gusi, perdarahan gusi, luasnya keterlibatan gusidan laju
pada bagian dalam saku gusi dengan periodontal probe. Skor keempat area
selanjutnya dijumlahkan dan dibagi empat dan merupakan skor gingival untuk
gigi yang bersangkutan. Dengan menjumlahkan seluruh skor gigi dan dibagi
digunakan sebagai gigi indeks yaitu : molar pertama kanan atas, insisif pertama
kiri atas, premolar pertama kiri atas, molar pertama kiri bawah, insisif pertama
36
kanan bawah, dan premolar pertama kanan bawah. Gigi indeks tersebut dikenal
Cara penilaian :
a. Kaca mulut
b. Sonde
c. Nier bekken
d. Alat tulis
a. Lembar kuesioner
b. Lembar pemeriksaan
c. Kapas
d. Alkohol
37
1. Tahap persiapan
a. Melakukan perijinan
d. Menyiapkan instrumen
2. Tahap pelaksanaan
mengkategorikan
meliputi :
a. Editing
yang diajukan
b. Coding
c. Scoring
ditetapkan
d. Tabulating
1. Uji validitas
Uji validitas adalah suatu indeks yang menunjukan alat ukur itu benar-
benar mengukur apa saja yang diukur. Uji valditas digunakan untuk
mengukur apa yang hendak kita ukur, maka perlu diuji dengan uji korelasi
antara skor (nilai) tiap item (pertanyaan) dengan skor total kuesioner
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah untuk mengetahui apakah kuesioner yang kita susun
cronbach. Soal yang dimiliki tingkat nilai reliabilitas tinggi adalah soal yang
I. Analisa Data
hubungan antara dua variabel. Pengukuran hubungan antara dua variabel untuk
kedua variabel cukup kuat; d. Hubungan kedua variabel kuat; dan e. Hubungan
mendekati 0, maka hubungan smakin lemah. Sebelum data diuji maka akan
dilakukan uji normalitas terlebih dahulu. Jika data terdistribusi normal, maka
akan dilakukan uji statistik Korelasi Pearson. Jika data tidak distribusi normal,
dengan gingivitis pada ibu hamil di puskesmas Rowosari kota Semarang akan