Вы находитесь на странице: 1из 10

183

ZIRAA’AH, Volume 42 Nomor 3, Oktober 2017 Halaman 183-192 e-ISSN 2355-3545

EKOWISATA BERBASIS MASYARAKAT WISATA ALAM PANTAI KUBU

(Community Based Ecotourism Nature The Kubu Beach)

Vita Yanuar
Program Studi Manajemen Sumber Daya Perairan, Fakultas Pertanian Universitas Antakusuma
Jl. Iskandar No. 63 Telp. 0532-22287 Kode Pos 74112 Pangkalan Bun
E-mail: vitayanuar15@gmail.com

ABSTRACT
Kubu Beach were originally just a coastal plain, has now been changed into nature in the
village of Kubu, District Kumai, West Kotawaringin. The active role of the community around the
village and related agencies that maintain and preserve the Kubu Beach so that more eligible to be
a natural tourist attraction. Community-based ecotourism has been applied in the management of
this nature Kubu Beach is to involve local communities in tourist areas both onshore and natural
preserve economic activity (trade). The purpose of this study is to open the mindset of society
towards nature preservation Kubu Beach and make it a community-based ecotourism. This
research is descriptive inference to determine the number of samples using the technique Quota
Sample of 100 people (50 visitors and 50 people around the tourist areas). The results showed that
the natural scenic beauty still awake and demand by visitors (25 %) and local community (28 %).
This indicates that the natural attractions worthy of being the Kubu Beach getaways / recreation
by heeling the number of visitors Ý = 31.604,17 + 3.511,18 X with the value of a positive slope.
Communities around the region also plays an active role in the development of ecotourism Kubu
Beach is not only to preserve the beach but also generate economic activity around the tourist areas
(23 %). In addition, visitors also take an active role in maintaining the beauty and cleanliness of
the area's nature (25 %).

Keyword: ecotourism, Kubu Beach, community care

PENDAHULUAN wisata transit wisatawan yang berniat


menjelajahi kemegahan hutan tropis
Sektor pariwisata Kabupaten
Kalimantan yang merupakan paru-paru
Kotawaringin Barat merupakan salah satu
sektor yang strategis dan potensial untuk dunia. Termasuk sebagai kawasan pantai
dikelola, dikembangkan, dan mengingat yang indah, Pantai Kubu adalah salah satu
banyaknya wisatawan lokal maupun tujuan wisata pantai yang dikelola sebagai
mancanegara yang kerap datang berkunjung kawasan wisata komersil oleh Pemerintah
ke Taman Nasional Tanjung Puting (TNTP) Daerah setempat. Pantai Kubu memiliki daya
yang berada di Pangkalan Bun. Pantai Kubu tarik pesona alam yang indah dan berpotensi
terletak berseberangan dengan TNTP dalam peningkatan pendapatan daerah yang
sehingga sangat memungkinkan para menjadi salah satu aset wisata bahari di
wisatawan untuk singgah sambil menikmati Kotawaringin Barat.
angin dan deburan ombak di pantai ini. Pengembangan sektor pariwisata
Pantai Kubu merupakan daerah pesisir di hakekatnya merupakan interaksi antara
Kecamatan Kumai Kabupaten Kotawaringin proses sosial, ekonomi dan industri. Oleh
Barat. Pantai Kubu dikenal sebagai kawasan karena itu unsur–unsur yang terlibat di dalam
proses tersebut mempunyai fungsi masing–
184
ZIRAA’AH, Volume 42 Nomor 3, Oktober 2017 Halaman 183-192 e-ISSN 2355-3545

masing. Peran serta masyarakat diharapkan Teknik Pengambilan Sampel


mempunyai andil yang sangat besar dalam Dalam penentuan jumlah sampel
proses ini. Untuk itu masyarakat ditempatkan memakai teknik Quota Sample, dimana
pada posisi memiliki, mengelola, merupakan jenis sampel yang jumlah subyek
merencanakan memutuskan tentang program yang akan diteliti atau dijadikan sampel
yang melibatkan kesejahteraannya (Sudarto ditetapkan lebih dahulu. Menurut Hadi
1999). (1986), ciri pokok dari quota sampling adalah
Oleh karena itu sangatlah tepat jika jumlah subyek yang telah ditetapkan akan
pengembangan pariwisata Pantai Kubu dipenuhi, sifat populasi yang dijadikan
dilakukan dengan model ekowisata berbasis kriteria tidak dibatasi, jumlah subyek dalam
masyarakat. Menurut Yulianda (2007), populasi sama sekali diabaikan.
ekowisata adalah suatu bentuk perjalanan Dalam penelitian ini jumlah sampel
wisata ke area alami yang dilakukan dengan ditetapkan sebanyak 100 penduduk. Menurut
tujuan mengkonservasi lingkungan dan Sudjana (1987), berdasarkan perhitungan
melestarikan kehidupan dan kesejahteraan dalam suatu penelitian atau syarat pengujian
penduduk setempat. Dari definisi tersebut yang lazim digunakan dalam statistika,
maka kegiatan ekowisata lebih minimal sebanyak 30 subyek. Dalam
mengutamakan pada usaha-usaha dalam penelitian ini, jumlah sampel yang diambil
skala kecil dan menekankan pada sebanyak 100 orang (50 orang pengunjung
kepentingan pelestarian lingkungan dan dan 50 orang masyarakat sekitar) dianggap
sosial masyarakat setempat. sudah mewakili.
Ekowisata berbasis masyarakat
Teknik Pengumpulan Data
menekankan pada usaha pelestarian Data yang digunakan dengan
keanekaragaman hayati dengan menciptakan menggunakan dua cara, yaitu:
kerjasama yang erat antara masyarakat yang a. Data Primer
tinggal di sekitar kawasan wisata dengan Data primer adalah data yang diambil
industri pariwisata. Hal mendasar dalam langsung dari pengunjung dan masyarakat
mengembangkan pariwisata yang berbasis sekitar kawasan wisata Pantai Kubu. Hal
masyarakat berdasarkan konsep ekowisata ini dilakukan untuk melihat sejauh mana
adalah peningkatan kualitas sumber daya tingkat kepedulian mereka terhadap
manusia dan keterampilan masyarakat lokal keberadaan wisata alam Pantai Kubu.
di sekitar kawasan wisata (Priono 2012). Penelitian ini menggunakan tiga teknik
pengumpulan data, yaitu:
METODE PENELITIAN 1) Interview yaitu metode pengumpulan
Daerah penelitian ditentukan secara data atau mendapatkan informasi
sengaja atau purposive di Pantai Kubu yang dengan cara bertanya langsung
berlokasi di Desa Kubu, Kecamatan Kumai, kepada pengunjung dan masyarakat
Kabupaten Kotawaringin Barat. sekitar kawasan wisata Pantai Kubu.
2) Observasi yaitu metode pengumpulan
Jenis Penelitian
data yang dilakukan dengan
Jenis penelitian ini adalah Deskriptif
mengadakan pengamatan dan
Inferensia. Penelitian ini menjelaskan dan
pencatatan secara sistematis terhadap
mendeskripsikan minat para pengunjung
obyek yang diselidiki. Dalam
untuk datang ke wisata alam Pantai Kubu dan
penelitian ini obyek yang akan
pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi
diamati adalah wisata alam Pantai
masyarakat sekitar kawasan wisata.
Kubu.
3) Questionary yaitu pengumpulan data
dengan menggunakan daftar
185
ZIRAA’AH, Volume 42 Nomor 3, Oktober 2017 Halaman 183-192 e-ISSN 2355-3545

pertanyaan yang telah disusun secara (peran aktif) pengunjung dan


sistematis. Dimana kuisioner masyarakat sekitar terhadap
disebarkan kepada para pengunjung pengembangan pariwisata berbasis
dan masyarakat sekitar kawasan masyarakat di wisata alam Pantai
wisata Pantai Kubu. Kubu. Rumus:
b. Data Sekunder 𝑱𝑪𝒊
Pi = 𝒏 x 100
Data sekunder adalah data yang diperoleh
Dimana:
dari instansi yang dapat menunjang
Pi = Persentase pengunjung/
penelitian ini guna melengkapi data
masyarakat sekitar wisata alam
primer.
Pantai Kubu
Teknik Analisis Data JCi = Jumlah pengunjung/ masyarakat
Sesuai dengan tujuan penelitian maka sekitar (sampel) wisata alam
data yang diperoleh dari hasil penelitian, Pantai Kubu
diolah dan dianalisis menggunakan tiga n = Jumlah pengunjung/ masyarakat
sistem pendekatan, yaitu: sekitar wisata alam Pantai Kubu
a. Deskriptif = 50 sampel pengunjung wisata
Data yang dikumpulkan sebagian bersifat alam Pantai Kubu; dan
kualitatif (data yang berupa kalimat- = 50 sampel masyarakat sekitar
kalimat) yang digunakan untuk memberi wisata alam Pantai Kubu.
gambaran atau penjelasan tentang 2. Analisis trend yaitu dengan gerakan
kepedulian pengunjung dan masyarakat deretan berkala (time series) yang
sekitar terhadap wisata alam Pantai Kubu merupakan rata-rata perubahan tiap
dan nilai manfaatnya. tahun dalam jangka panjang
b. Inferensia (Samsubar 1998). Pada penelitian ini,
Metode ini digunakan untuk menguji analisis trend digunakan masih dalam
dugaan bahwa peran aktif pengunjung dan skala bulan disebabkan jumlah data
masyarakat sekitar memiliki peranan yang yang masih minim sehingga analisis
cukup tinggi dalam pengembangan trend tidak dibuat dalam skala tahun.
pariwisata berbasis masyarakat di wisata Tujuan analisis ini untuk mengetahui
alam Pantai Kubu. Analisis yang seberapa jauh nilai manfaat dari
digunakan terdiri dari: tingkat kepedulian (peran aktif)
1. Menduga persentase (%) distribusi pengunjung dan masyarakat sekitar
kelompok umur, tingkat pendidikan, terhadap pengembangan pariwisata
dan jenis pekerjaan terhadap berbasis masyarakat di wisata alam
kelompok sampel pengunjung dan Pantai Kubu. Analisis ini
masyarakat sekitar wisata alam Pantai menggunakan persamaan trend
Kubu. Dengan demikian akan dengan metode least square sebagai
diketahui nilai manfaat kawasan berikut:
wisata tersebut dan tingkat kepedulian
Y = a + bx
∑Y = n. a + b. ∑X dimana: Y = jumlah pengunjung/ masyarakat sekitar wisata
2 alam Pantai Kubu
∑XY = a. ∑X + b. ∑X a =intersep
∑Y
a= 𝑛 b =slope
∑XY x = indeks tahun
b = ∑X2
Dalam penggunaan analisa trend, b = digunakan untuk mencari slope atau kemiringan dari
garis regresi. Dengan kriteria:
- Mempunyai trend positif, apabila b > 0
186
ZIRAA’AH, Volume 42 Nomor 3, Oktober 2017 Halaman 183-192 e-ISSN 2355-3545

- Mempunyai trend negatif, apabila b < 0

Pelaksanaan Penelitian

Pantai Kubu

Observasi dan survey tingkat kepedulian (peran aktif)

Pengunjung dan masyarakat

Analisis Deskriptif dan Inferensia

Hasil

Gambar 1. Pelaksanaan Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN dan menikmati panorama di kawasan tersebut


atau refreshing untuk menghilangkan pikiran
Deskriptif Tingkat Pendidikan
yang membuat mereka tegang selama di
Pengunjung dan Masyarakat Sekitar
bangku sekolah. Sedangkan untuk
Wisata Alam Pantai Kubu
masyarakat sekitar Desa Pantai Kubu
Berdasarkan Tabel 1, tingkat
memiliki tingkat pendidikan terbanyak
pendidikan dari pengunjung yang paling
adalah SD yaitu sebesar 24 %. Hal ini
sering datang ke Pantai Kubu adalah dari
dikarenakan banyak masyarakat desa yang
kalangan remaja tingkat SMA yaitu sebesar
tidak melanjutkan sekolah karena faktor
30 %. Hal ini karena mereka mencari hiburan
ekonomi.

Tabel 1. Distribusi tingkat pendidikan pengunjung dan masyarakat sekitar wisata alam Pantai
Kubu
No Pendidikan Pengunjung (%) Masyarakat Sekitar (%)
1 Tidak Sekolah 0 0
2 SD 5 24
3 SLTP 12 14
4 SMA 30 12
5 Lain-lain 3 0
Total 50 50

Perbedaan jenis aktivitas yang mempelajari keistimewaan kawasan sebagai


dilakukan oleh responden dikarenakan pengalaman barunya (Nurulianti 1996).
kebutuhan mereka untuk berekreasi berbeda-
beda. Meskipun tujuan kunjungan berbeda-
beda, namun pengunjung umumnya
menginginkan pemanfaatan waktu
kunjungannya untuk melihat, merasakan dan
187
ZIRAA’AH, Volume 42 Nomor 3, Oktober 2017 Halaman 183-192 e-ISSN 2355-3545

Deskriptif Jenis Pekerjaan Pengunjung sehingga objek wisata ini tetap asri dan alami.
dan Masyarakat Sekitar Wisata Alam Menurut Rahardjo (2005), Dinas Pariwisata
Pantai Kubu ikut berperan serta dengan terus menggali
Berdasarkan Tabel 2 maka dapat dinilai potensi wilayah dan mengadakan
bahwa daerah wisata Pantai Kubu mampu pengembangan objek wisata dengan tetap
menarik minat pengunjung dari semua menjaga kelestarian alamnya. Kelestarian
kalangan. Dalam hal ini, tidak hanya alam ini akan terwujud jika para pengunjung
masyarakat sekitar wisata tetapi Dinas dan masyarakat turut serta dalam proses
Pariwisata juga ikut andil dalam pelestariannya.
menjaga kealamian wisata alam Pantai Kubu

Tabel 2. Distribusi jenis pekerjaan pengunjung dan masyarakat sekitar wisata alam Pantai Kubu
No Jenis Pekerjaan Pengunjung (%) Masyarakat Sekitar (%)
1 Nelayan 5 16
2 Petani 4 5
3 PNS 4 0
4 Buruh/Karyawan 12 28
5 Lain-lain 25 1
Total 50 50

Jenis pekerjaan para pengunjung dan Deskriptif Jumlah Kunjungan Para


masyarakat sekitar juga bervariasi. Hal ini Pengunjung dan Masyarakat Sekitar
akan menunjukkan kualitas pengunjung dan Wisata Alam Pantai Kubu
masyarakat sekitar dalam berperan aktif Wisata Pantai Kubu mempunyai letak
menjaga keberadaan kawasan wisata Pantai yang sangat strategis yang dapat menarik
Kubu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa minat pengunjung Pantai Kubu. Oleh karena
jenis pekerjaan dari pengunjung yang datang itu, diperlukan suatu perencanaan yang
ke wisata alam Pantai Kubu kebanyakan dari berfungsi menjaga kelancaran dan
berbagai macam pekerjaan yaitu mencapai 25 keseimbangan baik tata letak wilayah
%. Sedangkan pada masyarakat sekitar Desa maupun dari segi lingkungan. Pantai Kubu
Kubu, jenis pekerjaan yang lebih dominan berada di Desa Kubu Kecamatan Kumai
adalah dari kalangan buruh/karyawan Kabupaten Kotawaringin Barat. Jarak Pantai
perusahaan sawit di Bedaun yaitu mencapai Kubu dari Kota Pangkalan Bun adalah 30 Km
28 % dan nelayan mencapai 16 %. Hal ini (Imanyah 2015). Jarak yang tidak terlalu
menunjukkan bahwa masyarakat sekitar Desa jauh ini menarik pengunjung untuk datang
Kubu telah berpikir untuk lebih karena mudah dijangkau dengan kendaraan
meningkatkan perekonomian hidupnya yaitu baik roda empat (mobil) dan roda dua (sepeda
dengan beralih profesi yang awalnya bekerja motor). Antusias pengunjung terhadap
sebagai nelayan kini menjadi wisata alam Pantai Kubu dapat dilihat saat
buruh/karyawan perusahaan. Beralihnya hari libur nasional dan hari-hari besar
profesi masyarakat sekitar menyebabkan keagamaan seperti Tahun Baru, Hari Raya
jumlah pekerja sebagai nelayan menjadi Idul Fitri, Hari Raya Natal, dan hari-hari
berkurang. besar lainnya. Distribusi jumlah kunjungan
wisata alam Pantai Kubu dapat dilihat pada
Tabel 3.
188
ZIRAA’AH, Volume 42 Nomor 3, Oktober 2017 Halaman 183-192 e-ISSN 2355-3545

Tabel 3. Distribusi jumlah kunjungan wisata alam Pantai Kubu


No Jumlah Kunjungan Pengunjung (%) Masyarakat Sekitar (%)
1 1 kali 0 0
2 1 – 5 kali 5 6
3 6 – 10 kali 32 0
4 >10 kali 13 44
Total 50 50

Tabel 3 menunjukkan bahwa kawasan Kubu sudah tidak terhitung lagi. Hal ini
wisata Pantai Kubu ini banyak diminati. Hal karena Wisata Pantai Kubu berada di wilayah
ini dibuktikan dengan banyaknya persentase Desa Kubu. Pada hari libur, masyarakat
kunjungan yang datang lebih dari 6–10 kali sekitar memanfaatkannya dengan membuka
yaitu sebesar 32 % dari jumlah pengunjung usaha kecil-kecilan di wisata alam Pantai
dan dari masyarakat sekitar lebih dari 10 kali Kubu seperti berdagang makanan dan
karena mereka bertempat tinggal di Pantai minuman, serta menjadi ojek Klotok bagi
Kubu itu sendiri. Para pengunjung tertarik pengunjung yang akan menyeberang menuju
akan panorama wisata alam Pantai Kubu dan Taman Wisata Alam Tanjung Keluang.
tidak cukup puas kalau hanya datang satu kali
Deskriptif Potensi Wisata Pantai Kubu
ke wisata tersebut. Hal itu dikarenakan Pantai Kubu merupakan salah satu
Pantai Kubu memiliki suasana yang masih destinasi wisata di Kalimantan Tengah yang
alami yaitu udara yang sejuk dan bersih, berupa pantai dengan pasir putih kecoklatan
angin yang sepoi-sepoi, deburan ombak yang yang masih alami dan bersih. Pantai ini
menghiasi pantai, wisata kulinernya yang menjadi alternatif tempat wisata di
lezat dan terdapat juga klotok yang Kalimantan Tengah yang didominasi oleh
disediakan untuk memancing. berbagai tujuan wisata berupa hutan dan
Persentase kunjungan menunjukkan taman nasional. Pantai ini terletak di Desa
bahwa pengunjung yang datang ke tempat Kubu, Kecamatan Kumai, Kabupaten
wisata Pantai Kubu hanya pengunjung yang Kotawaringin Barat (Anonim 2015).
berada di sekitar Kota Manis Pangkalan Bun Keindahan wisata alam Pantai Kubu
saja terkecuali pada hari besar seperti Hari masih terasa sangat alami. Hal ini dapat
Raya Idul Fitri dan Tahun Baru. Pada saat itu
dirasakan dari udara segar yang bebas dari
pengunjung yang datang berasal dari luar polusi, air laut yang masih alami yang belum
kota Manis Pangkalan Bun terutama tercemar limbah, pohon bakau yang masih
pengunjung dari perusahaan besar seperti tumbuh dengan asri menghiasi bibir pantai di
perusahaan-perusahaan sawit. wisata alam Pantai Kubu tersebut.
Jumlah kunjungan masyarakat sekitar
wisata alam Pantai Kubu seperti warga Desa

Tabel 4. Distribusi potensi wisata alam Pantai Kubu


Pengunjung Masyarakat Sekitar
No Potensi Wisata
(%) (%)
1 Keindahan pemandangan alamnya 25 28
2 Wisata pemancingan 6 8
3 Wisata petualang/tracking 16 13
4 Keanekaragaman satwa dan tumbuhan 3 1
Total 50 50
189
ZIRAA’AH, Volume 42 Nomor 3, Oktober 2017 Halaman 183-192 e-ISSN 2355-3545

Berdasarkan Tabel 4, dapat mengembangkan pariwisata akan


disimpulkan bahwa potensi wisata alam mempunyai banyak keuntungan.
Pantai Kubu yang paling banyak digemari Keterlibatan secara aktif masyarakat lokal
adalah keindahan pemandangan alamnya akan menciptakan rasa memiliki terhadap
yaitu sebesar 25 % digemari oleh para pariwisata tersebut di hati masyarakat
pengunjung dan sebesar 28 % digemari oleh sehinggga sustainable tourism development
masyarakat sekitar. Hal ini menunjukkan dapat dicapai, baik dari segi pengajaran
bahwa wisata alam Pantai Kubu layak budaya lokal maupun alam yang lestari dan
menjadi tempat berlibur/ berekreasi. masih alami. Tanah leluhur masyarakat tidak
Keindahan pemandangan alam yang masih berpindah tangan ke investor lain sehingga
asri dan alami menjadi daya tarik tersendiri keresahan generasi penerus tidak terjadi
bagi para pengunjung wisata untuk datang (Suhandi 2003).
berkunjung. Keindahan alam yang masih
Deskriptif Respon Pengunjung dan
terpelihara secara alami ini merupakan hasil
Masyarakat Sekitar terhadap Ekowisata
dari jerih payah masyarakat sekitar wisata
Pantai Kubu
alam ini yang turut berperan aktif menjaga Ekowisata meningkatkan kesadaran
kelestarian dan kealamian objek wisata dan apresiasi terhadap alam, nilai-nilai
tersebut. peninggalan sejarah dan budaya. Ekowisata
Sebagai tempat wisata, sudah memberikan nilai tambah kepada pengunjung
sepantasnya wisata alam Pantai Kubu
dan masyarakat dalam bentuk pengetahuan
dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas dan pengalaman. Nilai tambah ini
pendukung demi kenyamanan para
mempengaruhi perubahan perilaku dari
pengunjung saat berlibur. Penambahan pengunjung, masyarakat dan pengembang
fasilitas di wisata alam Pantai Kubu harus pariwisata agar sadar dan lebih menghargai
segera dilaksanakan oleh pihak terkait dalam alam, nilai-nilai peninggalan sejarah dan
hal ini adalah Dinas Pariwisata. Fasilitas budaya. Meningkatkan kesadaran
yang memadai seperti tempat peristirahatan masyarakat dan merubah perilaku
dan toilet di beberapa tempat yang tersebar di masyarakat tentang perlunya upaya
sekitar wisata alam Pantai Kubu dapat konservasi sumber daya alam hayati dan
menambah kertetarikan pengunjung baik di ekosistemnya (Soekadijo 2000). Distribusi
wilayah maupun di luar kota Pangkalan Bun sikap/respon pengunjung dan masyarakat
(bahkan dari mancanegara). sekitar wisata alam terhadap ekowisata Pantai
Selain itu, dengan melibatkan
Kubu dapat dilihat pada Tabel 5.
masyarakat lokal sebagai pelaku utama dalam

Tabel 5. Distribusi sikap/respon terhadap ekowisata Pantai Kubu


Sikap/Respon Pengunjung dan Masyarakat Pengunjung Masyarakat Sekitar
No
Sekitar terhadap Ekowisata (%) (%)
1 Membuka warung 10 23
2 Menjadi pemandu wisata 8 6
3 Menjaga keasrian dan kebersihan 25 16
4 Menjaga keamanan kawasan 7 5
Total 50 50

Respon terhadap ekowisata Pantai daerah wisata alam ini yang ditunjukkan
Kubu menunjukkan bahwa pengunjung lebih dengan nilai 25 % (Tabel 5). Pengunjung
mengutamakan keasrian dan kebersihan yang datang ke wisata alam Pantai Kubu
190
ZIRAA’AH, Volume 42 Nomor 3, Oktober 2017 Halaman 183-192 e-ISSN 2355-3545

adalah untuk menikmati keindahan panorama masyarakat sekitar wisata alam tersebut.
alam pantai dan udara yang masih alami. Oleh karena itulah ekowisata di Pantai Kubu
Wisatawan domestik berminat mengunjungi dari hari ke hari semakin terasa kemajuannya.
wisata alam Pantai Kubu karena ingin Pengembangan ekowisata harus
mengetahui dan menikmati pemandangan mampu memberikan manfaat untuk
alamnya. Dari hasil penelitian dapat dilihat masyarakat setempat dan menjadi penggerak
bahwa pengunjung yang melakukan pembangunan ekonomi di wilayahnya untuk
kunjungan ke Pantai Kubu memiliki alasan memastikan bahwa daerah yang masih alami
untuk bersantai, bersenang-senang, dapat mengembangkan pembangunan yang
berpetualang, dan berekreasi menghabiskan berimbang (balance development) antara
waktu liburan yang panjang. Mereka ingin kebutuhan pelestarian lingkungan dan
berekreasi sambil melepas rasa penat setelah kepentingan semua pihak. Pengembangan
melakukan aktivitas rutin mereka sehari-hari. ekowisata juga harus mampu memberikan
Sedangkan respon masyarakat sekitar manfaat yang optimal kepada masyarakat
terhadap ekowisata Pantai Kubu sangat setempat dan berkelanjutan (Priono 2012).
positif yaitu sebesar 23 %. Hal ini dapat
Analisa Trend Tingkat Kepedulian
dilihat dari minat mereka membuka kios,
Pengunjung terhadap Ekowisata Pantai
warung dan rumah makan di sekitar daerah
Kubu
wisata alam Pantai Kubu. Pada hari kerja Kecondongan jumlah pengunjung dapat
mereka kembali pada pekerjaannya yaitu
dilihat dengan analisa trend dengan metode
sebagai nelayan namun saat hari libur seperti least squere. Berdasarkan data pada Tabel 6
hari Sabtu dan Minggu serta hari-hari libur
maka perhitungan untuk kecondongan
lainnya, mereka beralih profesi menjadi jumlah pengunjung dari awal tahun 2006
pedagang dan ojek klotok. Alih profesi yang hingga 2014 diperoleh persamaan Ý =
sifatnya sementara ini, mereka lakukan 31.604,17 + 3.511,18 X dengan nilai slope
semata-mata untuk mencari tambahan yang positif sebesar 3.511,18 orang sehingga
penghasilan dari rejeki mereka. Meski perkiraan jumlah pengunjung akan semakin
sifatnya sementara, namun profesi tersebut meningkat di tiap tahunnya pada masa yang
sangat menjanjikan karena dapat menambah akan datang (Tabel 7). Hal ini dimungkinkan
penghasilan mereka. Banyaknya pengunjung keberadaan wisata alam Pantai Kubu dapat
yang datang terutama saat hari libur sangat dijadikan sebagai ekowisata berbasis
mereka nantikan. Keberadaan Pantai Kubu masyarakat yang masih asri dan alami
sebagai wisata alam ini semakin lama mereka
sehingga sangat tepat sebagai tempat
rasakan manfaatnya selain sebagai objek berekreasi.
wisata juga sebagai ladang penghasilan bagi

Tabel 6. Jumlah pengunjung wisata Tabel 7. Perkiraan jumlah pengunjung wisata


alam Pantai Kubu alam Pantai Kubu di masa yang akan
datang
Tahun Pengunjung (Y)
2006 29.769 Tahun Pengunjung (Ý)
2007 31.495 2015 66.715,99
2008 28.224 2016 70.227,17
2009 53.362 2017 73.738,36
2010 53.430 2018 77.249,54
2011 57.506 2019 80.760,72
2012 51.657 2020 84.271,91
2013 48.366 2021 87.783,09
2014 57.031 2022 91.294,27
191
ZIRAA’AH, Volume 42 Nomor 3, Oktober 2017 Halaman 183-192 e-ISSN 2355-3545

Pengembangan ekowisata harus dapat dalam menjaga keasrian dan kebersihan


memberikan kepuasan pengalaman kepada daerah wisata alam ini (25 %).
pengunjung untuk memastikan usaha
ekowisata dapat berkelanjutan. Selain itu DAFTAR PUSTAKA
pengembangan ekowisata juga harus mampu Anonim. 2015. Daya Tarik dan Pengelolaan
menciptakan rasa aman, nyaman dan
Agrowisata.
memberikan kepuasan serta menambah http://www.tempatwisataid.
pengalaman bagi pengunjung (Fandeli 1999). com/636/kalimantan-tengah-destinasi-
Suasana keamanan, kenyamanan dan wisata-yang-layak-dikunjungi.html.
ketertiban di wisata alam Pantai Kubu [Diakses 24 April 2016].
sangatlah terjaga dengan baik sehingga para
pengunjung tidak resah jika datang dan Fandeli C. 1999. Pengembangan
berkunjung ke wisata tersebut. Kenyamanan Kepariwisataan Alam: Prospek dan
ini dapat dirasakan pada saat berada di
Problematikanya, Seminar dalam
pinggir pantai sambil menikmati hembusan rangka memperingati Hari Bumi.
angin dan deru ombak. Sedangkan keamanan Yogyakarta: Jurusan Konservasi
dan ketertiban dapat dirasakan saat Sumber Daya Hutan, Fakultas
memarkirkan kendaraan roda empat (mobil) Kehutanan, Universitas Gadjah Mada.
ataupun roda dua (motor) di kawasan Pantai
Kubu. Para pengunjung tidak perlu cemas
Hadi S. 1986. Metodologi Research untuk
akan kendaraan mereka karena sudah ada Penulisan Paper, Skripsi, Thesis dan
petugas parkir yang menjaganya sehingga
Disertasi. Yogyakarta: Universitas
pengunjung dapat menikmati suasana pantai Gadjah Mada.
yang asri dan alami dengan hati tenang.
Imanyah G. 2015. Pariwisata Kotawaringin
KESIMPULAN Barat Sebuah Buku Panduan.
1. Keberadaan wisata alam Pantai Kubu Pangkalan Bun: Dinas Pariwisata
dapat membuka kepedulian masyarakat Kabupaten Kotawaringin Barat.
untuk menjaga dan melestarikan pantai
tersebut sehingga keasrian dan Nurulianti LR. 1996. Analisis tingkat
kealamiannya tetap terjaga hingga saat efektivitas kawasan rekreasi melalui
ini. Hal ini ditunjukkan dengan hasil pendekatan perilaku pengunjung wisata
penelitian dimana keindahan di Taman Mini Indonesia Indah
pemandangan alam masih terjaga dan [skripsi]. Bogor: Jurusan Budi Daya
diminati oleh pengunjung (25 %) dan Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut
masyarakat sekitar (28 %). Ini Pertanian Bogor.
menandakan bahwa wisata alam Pantai
Kubu layak menjadi tempat berlibur/ Priono Y. 2012. Pengembangan Kawasan
berekreasi dengan kecondongan jumlah Ekowisata Bukit Tangkiling Berbasis
pengunjung Ý = 31.604,17 + 3.511,18 X Masyarakat. Jurnal Perspektif
dengan nilai slope yang positif. Arsitektur. Volume 7 No.1.
2. Masyarakat sekitar kawasan berperan
aktif dalam pengembangan ekowisata Rahardjo B. 2005. Ekotourisme Berbasis
Pantai Kubu dengan melakukan aktivitas Masyarakat dan Pengelolaan
ekonomi yaitu ikut berdagang di sekitar Sumberdaya Alam. Bogor: Pustaka
kawasan wisata (23 %). Selain itu Latin.
pengunjung juga ikut berperan aktif
192
ZIRAA’AH, Volume 42 Nomor 3, Oktober 2017 Halaman 183-192 e-ISSN 2355-3545

Samsubar N. 1998. Nilai Manfaat Wisata Sudjana N. 1987. Tuntunan Penyusunan


Alam Cobaan Rondo dan Peranannya Karya Ilmiah, Makalah, Skripsi,
Terhadap Pembangunan Wilayah Thesis, Disertasi. Bandung: Sinar Baru
Pertanian. Malang: Jurusan Agribisnis, Bandung.
Fakultas Pertanian, Universitas
Muhammadiyah Malang. Suhandi A. 2003. Pengembangan ekowisata
berbasis masyarakat di Indonesia:
Soekadijo RG. 2000. Anatomi Pariwisata. Pembelajaran dari kasus di lapangan.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Surakarta: Makalah disampaikan pada
Heritage and Ecotourism Seminar.
Sudarto G. 1999. Ekowisata: Wahana
Pelestarian Alam Pengembangan Yulianda F. 2007. Ekowisata Bahari sebagai
Ekonomi Berkelanjutan dan Alternatif Pemanfaatan Sumberdaya
Pemberdayaan Masyarakat. Bandung: Pesisir Berbasis Konservasi.
Yayasan Kalpataru Bahari bekerjasama Disampaikan pada Seminar Sains 21
dengan Yayasan Keanekaragaman Februari 2007. Bogor: Departemen
Hayati Indonesia. MSP, FPIK, IPB.

Вам также может понравиться