Вы находитесь на странице: 1из 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lingkungan hidup erat kaitannya dengan kehidupan manusia. Hubungan ini


sangat bergantung dan dipengaruhi oleh pandangan manusia terhadap hidup.
Adanya keterkaitan antara perilaku manusia terhadap lingkungan hidup membuat
ekosistem dan lingkungan sangat penting bagi manusia. Perilaku manusia yang
menggunakan kertas secara berlebihan membuat ekosistem lingkungan yanga ada
berkurang manfaatnya. Penggunaan kertas secara berlebihan mengakibatkan
berkurangnya hutan dan fungsi dari hutan tersebut yang berpengaruh buruk pada
kehidupan manusia.

Penggunaan kertas secra berlebihan cukup menimbulkan beberapa masalah


lingkungan, seperti rawannya terjadi bencana akibat dari berkurangnya pohon yang
ada dihutan sert kerusakan ekosistem. Kerusakan hutan dan ekosistem cukup
mempengaruhi keberlangsungan manusia karena hutan merupakan sumber utama
oksigen manusia. Oleh karena itu, perlu adanya pelestarian dan perlindungan hutan
karena semua makhluk hidup memiliki nilai dalam kehidupan untuk itu manusia
harus menjaga dan melindungi semua kehidupan dan lingkungan disekitarnya.

Teori Biosentrisme (Schweitzer, 1952) menyatakan bahwa “moralitas pada


keluhuran kehidupan kepada semua makhluk hidup memiliki moral dan nilai yang
sama sehingga harus dilindungi, diselamatkan, dan dipelihara sebaik mungkin serta
kehidupan yang luhur membuat alam harus dihormati sedalam-dalamnya”. Dengan
mempertimbangkan teori bionsentrisme membuat manusia menjadi sadar akan
pentingnya lingkungan hidup dan keterkaitannya dengan kehidupan manusia.
Mencakup hutan sebagai paru-paru dunia, daerah resapan air serta tempat hidup
makhluk lain yang perlu dijaga dan dilindungi, dengan ini keberlangsungan hidup
manusia dan ekosistem akan seimbang.

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan, maka diperlukan tindakan untuk


mengurangi laju pengurangan hutan, dengan cara memanfaatkan teknologi media
elektronik sebagai pengganti kertas, selain itu manusia juga dapat mengembangkan
inovasi dengan mendaur ulang kertas menjadi kertas yang dapat digunakan kembali
atau menjadikan kertas bekas sebagai kerajinan layak jual. Manuia harus bisa
bersikap bijak terhadap masalah yang telah dihadapi.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, berikut ini dipaparkan


rumusan masalah dalam makalah.

1) Bagaimana dampak kerusakan hutan terhadap keberlangsungan makhluk hidup?


2) Bagaimana cara mendaur ulang kertas bekas menjadi kerajinan yang layak jual?
3) Bagaimana cara mendaur ulang kertas bekas menjadi kertas buram?

1.3 Tujuan Penulisan Makalah

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan, berikut ini dipaparkan


tujuan penulisan makalah.

1) Mengetahui dampak dan akibat dari kerusakan hutan.


2) Menjelaskan cara mendaur ulang kertas bekas untuk meningkatkan
perekonomian.
3) Menjelaskan kegunaan mendaur ulang kertas menjadi kertas buram.
BAB II
BAHASAN

Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan pada Bab I, pada bagian ini
disajikan tentang (1) dampak kerusakan hutan terhadap keberlangsungan makhluk hidup
dan (2) cara mendaur ulang kertas sebagai kerajinan layak jual serta (3) kertas bekas dan
nilai guna kertas buram.

2.1 Dampak Kerusakan Hutan Terhadap Keberlangsungan Hidup Makhluk

Hutan merupakan kawasan perpohonan yang tumbuh dengan bebas dan lebat,
umur pepohonan yang ada di hutan pun dapat mencapai puluhan sampai ratusan
tahun, termasuk didalamnya terdapat puluhan flora fauna, beraneka kekayaan unsur
hayati yang hidup dan adanya ekosistem yang terpadu. Hutan berperan sebagai
penyeimbang lingkungan, dan mencegah timbulnya pemanasan global.

2.1.1 Pengertian Hutan dan Dampak Hutan Terhadap Makhluk Hidup

Hutan adalah suatu wilayah yang memiliki banyak tumbuhan lebat dan
berumur mencapai puluhan sampai ratusan tahun, tumbuh-tumbuhan yang ada di
hutan sangat beragam mulai dari semak-semak, rumput, paku-pakuan, dan jamur
yang banyak ditemui di hutan. Hutan merupakan sumber utama oksigen yang ada di
bumi, hutan banyak menyumbangkan manfaat untuk manusia dan makhluk lain.
Hutan berfungsi sebagai penampung karbondioksida, habitat hidup hewan,
modulator arus hidrologika, dan pelestari tanah serta merupakan aspek biosfer bumi
yang paling penting.

Hutan adalah bentuk kehidupan terbesar yang ada di dunia, karena


keberadaan hutan yang memiliki banyak manfaat bagi makhluk, sebagai media
pengembangan dan tempat berlangsungnya ekosistem makhluk hidup. oleh karena,
hutan sangat berpengaruh dan berdampak pada kehidupan. Hutan menyumbang
banyak oksigen untuk manusia sebagai contoh kecil hutan yang ada di Kalimantan
merupakan hutan penyumbangan oksigen dunia yang sangat berpengaruh, pohon-
pohon yang ada di Kalimantan sangat dilindungi karena satu pohon akan
berpengaruh di dunia, salah satu penyebab warga negaara Amerika masih bias
menghirup udara karena adanya hutan Kalimantan tersebut. Lapisan ozon yang
berlubang bias semakin lebar bila kerusakan hutan mengalami kerusakan akan
berpengaruh besar pada kehidupan dan ekosistem tersebut membentuk sebuah
rantai yang saling berkaitan satu sama lain.

2.1.2 Bentuk-bentuk Kerusakan Hutan

Tingkat kerusakan hutan di Indonesia masuk dalam kategori kritis, terdapat


120 juta hektar hutan diseluruh kepulauan Indonesia sebelum adanya produksi
kayu hutan. Sejak industri produksi kayu hutan dibuka berjuta-juta hutan di
Indonesia dibabat. Pada tahun 1969 ekspor kayu hutan Indonesia berjumlah 562
juta dolar AS, 830 juta di tahun 1976, 1000 juta dolar di tahun 1978, dan terus
meningkat hingga encapai 2000 juta dolar di tahun-tahun sebelum terjadi resesi
ekonomi dunia (MKH:07). Kerusakan hutan menurut department kehutanan
menyatakan bahwa sampai tahun 2006, luas hutan yang rusak dan tidak dapat
berfungsi optimal telah mencapai 59,6 juta hektar dari 120,35 juta hektar kawasan
hutan di Indonesia, dengan laju deforestasi dalam lima tahun terakhir mencapai
2,83 juta hektar pertahun. Sebagian besar kerusakan hutan tersebut disebabkan
oleh aktivitas illegal logging atau pembalakkan liar termasuk didalamnya
penebangan hutan secara berlebihan dan penebangan pohon diluar blok tebangan
yang dilakukan oleh pemegang ijin. Selebihnya dikarenakan kebakaran hutan alih
fungsi hutan menjadi lahan pertanian atau pemukiman.

Bentuk-bentuk kerusakan hutan ditinjau dari penyebabnya mempunyai


banyak macam. Penyebab utama kerusakan hutan di Indonesia sebagian besar
merupakan kibat dari aktivitas manusia dalam pemanfaatan hutan dan hasil hutan
baik yang dilakukan secara legal maupun illegal. Kerusakan hutan yang paling
doinan dan telah menjadi ancaman terhadap kelestarian adalah pembalakan liar.
Pembalakan liar di Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan dan sulit untuk
dibrantas karena berkembangnya zaman mendesak manusia untuk berbuat jahat
kepada ekosistem hutan salah satu contohnya alih fungsi hutan sebagai
pemukiman dan lahan pertanian hal itu disebabkan oleh bertambahnya pemduduk
yang semakin banyak sedangkan alam dn bumi yang kita tinggali tetap sams
dalam artian tempat tinggal semakin berkurang, manusia semakin bertambah hal
itu yang menyebabkan alih fungsi lahan terjadi.

Kerusakan hutan lainnya seperti pohon yang mati disebabkan oleh hewan
ternak. Hewan ternak bertahan hidup dengan memakan daun dari pepohonan yang
ada di hutan, semakin besar populasi ternak yang hidup disekitar hutan maka akan
semakin besar pakan ternak yang dibutuhkan sehingga semakin besar
kemungkinan ternak digembalakan dihutan untuk memenuhi kebutuhan pakannya,
dapat menyebabkan kerusakan hutan dan menggangu ekosistem di hutan. Salah
satunya dapat berdampak pada fungsi hutan sebagai penahan laju erosi, apalagi
hutan memiliki pohon-pohon yang mengalami kerusakan dan tidak dapat
berfungsi menahan laju erosi hal ini dapat menyebabkan erosi tanah. Derajat
kerusakaan hutan dapat dilihat pada jenis serta jumlah hewan terna, intensitas
pengembalaan dan jenis pohon penyusun hutan.

Di hutan hidup berbagai macam jenis tumbuhan dan hewan jarang sekali
dijumpai hutn yang mengalami keruskan dikarenakan hewan karena adanya
hubungan antara tumbuhan dan hewan di hutan alm sangat kompleks sehingga
memperkuat kestabilan ekosistem. Berbeda dengan hutan monokultural atau
memiliki keanekaragaman hayati rendah telah membuat kondisi ekosistem yang
labil. Keadaan inilah yang dapat menyebabkan kerusakan hutan yang disebabkan
oleh hama suatu areal maka keadaan areal tersebut semakin labil. keadaan labil
inilah yang membuat meledaknya suatu populasi jenis serangga dan hewan
tertentu yang dapat menjadi hama. Hukum Ekologi (2012) menyatakan bahwa
“Semakin banyak energi nyata, semakin memerlukan banyak ruangan hingga
alam semesta harus mengembang. Jika tak mengembang maka akan terjadi
kepadatan massa sehingga sebagian energi nyata akan berubah menjadi energi
semu” dapat diterapkan pada lingkungan hutan apabila semakin rendah
keragaman suatu areal maka keadaan areal tersebut semakin labil. Keadaaan labil
inilah yang membuat meledaknya suatu populasi jenis serangga dan hewan
tertentu yang dapat menjadi hama.
2.1.3 Cara Mengurangi Dampak Kerusakan Ekosistem Hutan

Mengetahui pengaruh besar hutan terhadap kehidupan untuk dapat


memberantas keseluruhan yang dapat merusak hutan tentu saja tidak bisa. Segala
sesuatu berawal dari hal-hal kecil yang bermanfaat. Dalam hal ini dampak
kerusakan meliputi hilangnya keseimbangan lingkungan dan kelestarian ekologi
sumber daya alam dan hilangnya hayati yang memiliki kehidupan dihutan sama
dengan menurunnya kualitas kehidupan masyarakat. Masalah-masalah yang
timbul tersebut dapat diatasi melalui cara-cara kecil yang mungkin sering
dianggap remeh oleh kebanyakan masyarakat, seperti (1) menanamkan pemikiran
cinta lingkungan, menanamkan pemikiran seperti inilah yang nantinya dapat
membawa pengaruh besar, revolusi mental dengan menanamkan nilai-nilai
kehidupan, (2) memanfaatkan kertas secara efisien, tidak membuang kertas dan
menggunakan kertas secara berlebihan, (3) melindungi hutan dengan cara
melabeli setiap pohon yang hendak ditanam, (4) melakukan reboisasi,
menanamkan pohon mengingat kerusakan hutan yang mulai banyak mendorong
masyarakat untuk turun tangan melakukan penanaman pohon sebanyak-
banyaknya, (5) mencegah pertumbuhan penduduk dengan cara mengikuti program
pemerintah KB. Karena pertambahan penduduk menduung terjadinya alih fungsi
hutan.

Dengan cara-cara kecil diatas mampu mengurangi dampak-dampak dari


kerusakan hutan yang berpengaruh dalam kehidupan. Karena generasi-generasi
muda yang memiliki penerapan nilai-nilai kehidupan yang sesuai dapat
memperbaiki kehidupan lingkungan yang lebih bail dikemudian hari.

2.2 Cara Mendaur Ulang Kertas Sebagai Kerajinan Layak Jual


Tumpukan sampah kertas membutuhkan proses proses olahan kembali untuk
mrnjadi media tulis yang dapat digunakan kembali dan dapat menjadi sebagai
kreativitas yang memiliki nilai jual. Hal ini dapat mengurangi kerusakan hutan
karena faktor yang mempengaruhi kerusakan hutan salah satunya penebangan
pohon untuk bahan pembuatan kertas. Salah satunya melalui cara daur ulang
kertas menjadi bubur kertas, cara ini berawal dari perendaman kertas dengan air
hingga kertas tersebut menjadi bubur kertas barulah melakukan pembentukan
sesuai yang diinginkan. Daur ulang ini efektif untuk menekan banyaknya limbah
kertas yang ada. Karena limbah kertas termasuk limbah anorganik yang sulit
untuk diuraikan. Cara tersebut mampu membuat berkurangnya limbah kertas
bekas.

2.2.1 Pengertian Daur Ulang


Daur ulang mempunyai pengertian sebagai proses menjadikan bahan
bekas atau sampah menjadi bahan baru yang dapat digunakan. Sampah kertas
adalah jenis sampah organik yang sulit diuraikan dan membutuhkan waktu lama
untuk dapat terurai bahkan sampai puluhan tahun. Sampah kertas selain
menganggu lingkungan juga menimbulkan berbagai masalah seperti pencemaran
lingkungan dari limbah pengolahan kertas dan pencemaran dari sampah kertas.
Untuk itu perlu adanya pendaur ulangan kertas serta meminimalisir penggunaan
kertas dalam kehidupan melalui pendaur ulangan kertas.

2.2.2 Cara Mendaur Ulang Kertas


Kertas merupakan sampah anorganik yang sulit terurai untuk itu ada beberapa
metode untuk mrngurangi sampah kertas tersebut. Metode yang pertama yaitu
membuat bubur kertas. Bubur kertas ini mungkin yang sering dikenal dan
dijumpai oleh banyak masyarakat karena caranya yang mudah dan tidak
memerlukan peralatan yang sulit dicari. Berikut akan dipaparkan langkah kerja
daur ulang kertas menggunakan metode bubur kertas.
1) Mengumpulkan kertas bekas. Tekstur dan warna kertas dapat mempengaruhi
hasil akhir dari pendaur ulangan kertas kertas akan mengalami penyusutan
apabila melalui proses perendaman, jadi membutuhkan banyak kertas untuk
daur ulang ini.
2) Sobek kertas menjadi kecil-kecil. Semakin halus sobekan, semakin baik
hasilnya. Potongan kertas mempengaruhi ketebalan dan kerapian dari hasil
akhir daur ulang kertas tersebut.
3) Rendam kertas yang telah dihancurkan kedalam sebuah mangkuk atau panci,
dan rendam kertas dengan air panas
4) Haluskan campuran kertas yang sudah lembek tersebut hingga menjadi (oat)
atau butiran-butiran yang akan diolah lebih lanjut.
Beberapa cara lainnya menggunakan prinsip yang sama dengan bubur kertas.
Hanya saja pengolahan lebih lanjutnya yang berbeda. Pada metode pengepresan
kertas, metode ini menggunakan kain yang tidak berkerut sebagai media cetak
kertas setelah melalui proses bubur kertas, kertas kemudian dipres diatas Kain
menggunakan spon yang bertujuan untuk menghilangkan sisa air. Setelah
pengepresan angkat kain pelan-pelan dan kertas daur ulang dapat digunakan
dengan kualitas kertas yang kuat dan tidak kalah dengan kertas baru.

2.2.3 Manfaat Limbah Kertas (Kertas Bekas)


Limbah kertas mempunyai manfaat yang tidak terduga, salah satunya adalah
membuat kerajinan tangan menggunakan bahan baku kertas. Namun masih
banyak masyarakat Indonesia yang belum mengetahui manfaat limbah kertas.
Kebiasaan masyarakat menjual kertas yang sudah tidak terpakai lagi pada tukang
loak dan membuangnya pada tempat sampah. Faktanya limbah kertas dapat diolah
menjadi beberapa kerajinan tanag diantaranya vas bunga, kap lampu, tempat tisu,
dan hiasan dinding. Limbah kertas juga dapat dijadikan sebagai kertas baru yang
diolah dengan cara menjadikan bubur kertas kemudian dicetak sebagai kertas
buram. Adanya daur ulang limbah kertas dapat mengurangi penumpukan sampah
yang dapat menyebabkan bencana alam. Masyakat harus kreatif dalam
memecahkan masalah yang sedang dihadapi. Melalui cara mengolah limbah
kertas menjadi kerajinan layak jual dapat mengurangi limbah kertas yang semkain
menumpuk, daur ulang juga dapat menambah penghasilan masyarakat. Adanya
daur ulang pola pikir dan kreatifitas manusia akan terasah. Pemanfaatan daur
ulang limbah kertas diharapkan dapat mengurangi beberapa masalah bencana
yang disebabkan oleh penumpukan sampah seperti banjir. Menggunakan kertas
secara bijaksana merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk
menghemat cadangan pohon yang ada di Indonesia.

2.2.4 Manfaat Duar Ulang Kertas Untuk Lingkungan


Manfaat daur ulang kertas salah satunya adalah mengurangi penebangan
pohon, dengan adanya daur ulang masalah penebangan pohon yang ada di
Indonesia lambat laun akan teratasi. Menjadikan bubur kertas dari kertas bekas
tenyata lebih efektif daripada bubur kertas yang terbuat dari pohon. Kertas daur
ulang berfungsi sebagai sumber daya alam yang ramah lingkungan karena
memanfaatkan limbah kertas sebagai bahan bakunya. Membuat kertas daur ulang
menjadi produk kertas baru menghemat energi dan air karena jumlah langkah
energi dan proses yang menggunakan air berkurang. Menghemat pohon
mempunyai manfaat lain yaitu mencegah terjadinya pemanasan global, semakan
banyak pohon yang ditebang maka semakin sedikit panas matahari yang diserap
sehingga dapat merubah perubahan cuaca yanng akan terjadi. Adanya daur ulang
kertas bekas hutan di Indonesia akan semakin tumbuh subur, karena penebangan
pohon sebagai bahan baku kertas akan berkurang. Hutan merupakan paru-paru
dunia karena hutan dapat menyerap gas karbon dioksida yang berbahaya bagi
manusia dan menghasilkan gas oksigen yang sangat diperlukan manusia. Manfaat
lain yaitu flora dan fauna di hutan akan tetap lestari. Hutan sebagai tempat
penyimpanan air dalam volume yang begitu besar. Air hujan yang jatuh ke bumi
akan disimpan dalam akar-akar pohon yang ada di hutan. Manfaat ini sangat
terasa ketika dimusim penghujan, hutan bisa dijadikan sebagai pengendali banjir.

2.3 Kertas Buram dan Nilai Guna Kertas Buram


Kertas buram memang tidak disukai oleh beberapa orang pada umumnya
karena warnanya yang tidak putih, kertas buram merupakan kertas ulang dari kertas
putih yang sudah tidak terpakai lagi yang kemudian dikumpulkan dan diolah
sehingga menghasilkan kertas yang baru. Bahan baku pembuatan kertas adalah
kayu yang berasal dari hutan, untuk meminimalisasi penggunaan kertas diadakan
daur ulang kertas. Di Indonesia kertas buram digunakan sebagi kertas oret-oretan
yang digunakan saat ujian. Hal tersebut merupakan tindakan yang positif karena
dapat menghemat penggunaan kertas putih. Melakukan pengehematan pemakaian
kertas berarti sama dengan menghemat hutan di Indonesia. Penghematan kertas
dapat dilakukan dengan cara memakai kertas buram untuk melakukan perhitungan
atau catatan-cartatan kecil dan menggunakan kertas secara bijaksana.
2.3.1 Faktor yang Mempengaruhi Banyaknya Kertas Bekas
Kertas merupakan kebutuhan pokok yang dibutuhkan oleh masyarakat saat
ini. Hampir seluruh kegiatan yang dilakukan tidak terdepas dari tumpukan kertas.
Laju kebutuhan kertas semakin lama semakin bertambah, hal ini disebabkan
karena banyaknya masyarakat Indonesia yang menggunakan kertas. Mayoritas
pengguna kertas tidak menggunakan kertas secara bijaksana, sehingga kebutuhan
kertas di Indonesia sulit untuk ditekan. Tanpa disadari cadang hutan yang dimiliki
semakin lama semakin berkurang karena pohon di tebang dan digunakan sebagai
bahan baku kertas. Semakin banyak kertas yang digunakan maka semakin banyak
pula limbah kertas yang dihasilkan. Kebutuhan kertas yang semakin banyak dapat
ditekan dengan cara mengalih fungsikan kertas pada media elektronik
.
2.3.2 Cara Mendaur Ulang Kertas Menjadi Kertas Buram
Salah satu permasalahan yang dihadapi masyarakat Indonesia saat ini adalah
kurangnya daerah resapan akibat banyaknya penebangan hutan yang dilakukan.
Cadang hutan yang dimilki semakin berkurang akibat kebutuhan kertas
masyarakat yang harus terpenuhi. Menanggapi berbagai masalah yang terjadi
memanfaatkan kertas bekas menjadi salah satu solusi yang dapat membantu
menanggulangi masalah yang berkaitan dengan hutan. Solusi yang dilakukan
yaitu mengumpulkan kertas bekas kemudian mengolahnya menjadi kertas buram.
Cara yang dilakukan untuk megolah kertas buram dipaparkan sebagai berikut.
1) Mengumpulkan kertas bekas kemudian direndam selama satu hari.

2) Menghancurkan kertas menggunakan blender hingga menjadi seperti bubur


3) Menungkan bubur kertas pada baskom yang berisi air dan diaduk

4) Meletakkan spons diatas meja dan menaruh kain yang sudah dibasahi
diatasnya

5) Menyaring bubur kertas yang ada pada baskom menggunakan saringan yang
berukuran agak tebal

6) Meletakkan saringan diatas spons yang sudah dilapisi kain dengan posisi terbalik

7) Menutup dengan kain yang sudah dibasahi


8) Sesudah beberapa lapis press dengan menggunakan papan besar diatasnya dan
memberi pemberat

9) Membiarkan selama satu jam agar airnya berkurang sebelum diangkat pastikan
kertas sudah cukup kering

Cara mendaur ulang kertas bekas menjadi kertas buram dilakukan dengan cara
berikut, dengan adanya cara tersebut masalah limbah kertas dapat teratasi dan
menghasilkan karya yang bermanfaat.

2.3.3 Manfaat Daur Ulang Kertas Bekas


Mengolah limbah kertas menjadi kerajinan tangan yang layak jual
memiliki dampak positif. Adanya daur ulang hutan di Indonesia tidak akan
ditebang untuk digunakan sebagai bahan baku kertas baru. Mengolah kertas bekas
menjadi kertas buram merupakan ide kreatif yang dapat dikembangkan. Daur
ulang akan menghemat bahan baku pembuatan kertas seperti kayu yang ada di
hutan. Produk baru hasil daur ulang dapat menghemat banyak energi dalam proses
produksi.manfaat daur ulang dapat membantu dalam mencegah pemanasan global.
Adanya daur ulang dapat membantu mengatasi masalah pemanasan global. Hutan
merupakan paru-paru dunia, penghasil oksigen terbesar di bumi dan tempat
berlanghsungnya kehidupan flora dan fauna. Penggundulan hutan yang terjadi
dapat merusak kehidupan makhluk hidup yang ada di hutan, dengan demikian
sumber daya alam yang dimiliki Indonesia akan cepat punah. Manfaat kegiatan
mendaur ulang kertas dapat meningkatkan tingkat perekonomian masyarakat.
Mengolah limbah kertas menjadi kerajinan layak jual dapat mengubah pola pikir
masyarakat agar lebih maju dan mengasah kreasi dan inovasinya.
BAB III
PENUTUP

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan pada Bab II, pada bagian ini disajikan
(1) simpulan dan (2) saran.
.
3.1 Simpulan
Berdasarkan paparan Bab II, berikut akan disajikan beberapa simpulan yang
linier dengan permasalahan pengaruh penggunaan kertas secara berlebihan terhadap
keberlangsungan hidup mahluk.

1) Kerusakan hutan yang terjadi mengakibatkan ketidakseimbangan ekkosistem,


karena di dalam ekosistem hutan terdapat kehidupan mahluk hidup yang saling
berkaitan.
2) Daur ulang kertas dapat dilakukan melalui proses bubur kertas yang ramah
lingkungan dan terjangkau. Pengolahan melalui metode bubur kertas ini dapat
menghasilkan kertas daur ulang yang ramah lingkungan, dan kerajinan tangan.
3) Sampah kertas merupakan sampah yang sulit diuraikan. Dengan adanya daur
ulang ini limbah sampah dapat dimanfaatkan menjadi kertas buram dan
kerajinan tangan.

3.2 Saran
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan dalam makalah ini masyarakat
diimbau agar peduli terhadap lingkungan melalui cara pengolahan limbah kertas
yang didaur ulang menjadi kertas yang ramah lingkungan dan kerajinan tangan.
Kertas memang tidak dapat dijauhkan dari kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu
masyarakat harus menggunakan kertas secara bijaksana agar laju penggunaan hutan
dapat ditekan. Masyarakat diharapkan menjaga lingkungan, karena menjaga
lingkungan dapat menjaga keberlangsungan hidup makhluk hidup.
DAFTAR RUJUKAN

Gusti Aria. 2011. Biosentrisme. (Online),


(http//:ariagusti.wordpress.com/Biosentrisme). diakses pada 15 Maret 2017.
Ibnu, Akung. 2012. Hukum Ekologi Alam Semesta. (Online),
(http//:akungibnu.wordpress.com/Hukum-ekologi-alam-semesta). diakses pada
15 Maret 2017.
Steinlin, Hansjurg. Menuju Kelestarian Hutan. Terjemahan Soeherly dan Soentoro.
1988. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Вам также может понравиться