Вы находитесь на странице: 1из 12

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI
PERCOBAAN X
IDENTIFIKASI UMUM ALKALOID

Disusun oleh

Nama : Kurniawati Nor (f120155013)

Lailil Mukarromah (F120155014)

Mariza Kusuma Wariana (F120155015)

Meta Ayu Masfiroh (F120155016)

Kelas : S1-Farmasi

Kelompok : A1-4

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH KUDUS


PROGRAM STUDI S-1 FARMASI
Alamat: Jl. Ganesha I Purwosari Kudus 59316, Jawa Tengah, Indonesia
TAHUN 2015/2016
PERCOBAAN X
IDENTIFIKASI UMUM ALKALOID

I. Tujuan Praktikum

Setelah selesai praktikum diharapkan mahasiswa dapat melakukan


identifikasi umum untuk alkaloida dalam tumbuhan.

II. Dasar Teori

Alkaloid adalah sebuah golongan senyawa basa bernitrogen yang


kebanyakan heterosiklik dan terdapat di tetumbuhan (tetapi ini tidak
mengecualikan senyawa yang berasal dari hewan). Asam amino, peptida,
protein, nukleotid, asam nukleik, gula amino dan antibiotik biasanya tidak
digolongkan sebagai alkaloid. Dan dengan prinsip yang sama, senyawa
netral yang secara biogenetik berhubungan dengan alkaloid termasuk
digolongan ini.

Alkaloid biasanya diklasifikasikan menurut kesamaan sumber asal


molekulnya (precursors), didasari dengan metabolisme pathway
(metabolic pathway) yang dipakai untuk membentuk molekul itu. Kalau
biosintesis dari sebuah alkaloid tidak diketahui, alkaloid digolongkan
menurut nama senyawanya, termasuk nama senyawa yang tidak
mengandung nitrogen (karena struktur molekulnya terdapat dalam produk
akhir. sebagai contoh: alkaloid opium kadang disebut "phenanthrenes"),
atau menurut nama tumbuhan atau binatang di mana senyawa itu diisolasi.
Jika setelah alkaloid itu dikaji, penggolongan sebuah alkaloid diubah
menurut hasil pengkajian itu, biasanya mengambil nama amine penting-
secara-biologi yang mencolok dalam proses sintesisnya.

A. Golongan Piridina: piperine, coniine, trigonelline, arecoline,


arecaidine, guvacine, cytisine, lobeline, sparteine, pelletierine.
B. Golongan Pyrrolidine: hygrine, cuscohygrine, nikotina
C. Golongan Tropane: atropine, kokaina, scopolamine, catuabine
D. Golongan Kuinolina: kuinina, kuinidina, dihidrokuinina,
dihidrokuinidina, strychnine, brucine, veratrine, cevadine
E. Golongan Isokuinolina: alkaloid-alkaloid opium (papaverine,
narcotine, narceine), sanguinarine, hydrastine, berberine, emetine,
berbamine, oxyacanthine
F. Alkaloid Fenantrena: alkaloid-alkaloid opium (morfin, codeine,
thebaine). Golongan Phenethylamine: mescaline, ephedrine, dopamin
G. Golongan Indola:
 Tryptamines: serotonin, DMT, bufotenine, psilocybin
 Ergolines: ergine, ergotamine, lysergic acid
 Beta-carboline: harmine, harmaline, tetrahydroharmine
 Yohimbans: reserpine, yohimbine
 Alkaloid Vinca: vinblastine, vincristine
 Alkaloid Kratom (Mitragyna speciosa): mitragynine, 7-
hydroxymitragynine
 Alkaloid Tabernanthe iboga: ibogaine, voacangine, coronaridine
 Alkaloid Strychnos nux-vomica: strychnine, brucine

H. Golongan Purine:

 Xantina: Kafein, teobromina, theophylline


I. Golongan Terpenoid:
 Alkaloid Aconitum: aconitine
 Alkaloid Steroid
 Solanum (contoh: kentang dan alkaloid tomat) (solanidine,
solanine, chaconine)
 Alkaloid Veratrum (veratramine, cycloposine, jervine, muldamine)
 Alkaloid Salamander berapi (samandarin)

J. Senyawa ammonium quaternary s: muscarine, choline, neurine


K. Lain-lainnya: capsaicin, cynarin, phytolaccine, phytolaccotoxin
Alkaloid dihasilkan oleh banyak organisme, mulai dari bakteria, fungi,
tumbuhan, dan hewan. Ekstraksi secara kasar biasanya dengan mudah
dapat dilakukan melalui teknik ekstraksi asam-basa. Rasa pahit atau getir
yang dirasakan lidah dapat disebabkan oleh alkaloid. Salah satu contoh
tanaman alkoloid adalah pepaya yang merupakan penghasil papaine.

Istilah "alkaloid" (berarti "mirip alkali", bersifat basa) pertama kali dipakai
oleh Carl Friedrich Wilhelm Meissner (1819), seorang apoteker dari Halle
(Jerman) untuk menyebut berbagai senyawa yang diperoleh dari ekstraksi
tumbuhan yang bersifat basa (pada waktu itu sudah dikenal, misalnya,
morfina, striknina, serta solanina). Hingga sekarang dikenal sekitar 10.000
senyawa yang tergolong alkaloid dengan struktur sangat beragam,
sehingga hingga sekarang tidak ada batasan yang jelas untuknya.

Reaksi umum untuk alkaloid

1. Reaksi pengendapan untuk alkaloid


Reaksi Mayer : HgI2
Cara : zat + pereaksi Mayer timbul endapan kuning atau larutan kuning
bening → + alakohol endapannya larut. Reaksi dilakukan di objek
glass lalu Kristal dapat dilihat di mikroskop. Jika dilakukan di tabung
reaksi lalu dipindahkan, Kristal dapat rusak. Tidak semua alkaloid
mengendap dengan reaksi mayer. Pengendapan yang terjadi akibat
reaksi mayer bergantung pada rumus bangun alkoloidnya.
Reaksi Bouchardat
Cara : sampel zat + pereaksi Bouchardat → coklat merah, + alkohol
→ endapan larut.
2. Reaksi warna
 Dengan asam kuat : H2SO4 pekat dan HNO3 pekat (umumnya
menghasilkan warna kuning atau merah)
 Pereaksi Marquis
 Zat + 4 tetes formalin + 1 ml H2SO4 pekat (melalui dinding
tabung, pelan-pelan) → warna.
 Pereaksi Forhde : larutan 1% NH4 molibdat dalam H2SO4 pekat
III. Alat dan Bahan

Alat :

a. Tabung reaksi
b. Beakerglass
c. Penangas air
d. Corong pisah
e. Kapas
f. Pipet tetes
g. Kertas saring
h. Gelas ukur

Bahan :

a. Serbuk kopi
b. Serbuk coklat
c. HCl 2N
d. Eter
e. Kloroform
f. Ammonia
g. Natrium sulfat anhidrat
h. Asam sulfat pekat
i. Asam nitrat pekat
IV. CARA KERJA

A. Pembuatan Larutan Percobaan

500 mg serbuk simplisia (serbuk kopi dan serbuk coklat)

Penambahan 1 mL HCl 2N dan 9 mL air

Pemanasan campuran larutan selama 2 menit

Pendingan dan penyaringan

B. Reaksi Pengendapan

Masukkan filtrat ke dalam corong pisah

Tambahkan 3 mL ammonia pekat

Tambahkan 10 mL campuran 3 bagian volume eter dan 1 bagian


volume kloroform

Tutup corong pisah dan kocok pelan-pelan

Pisahkan lapisan pelarut organik

Tambahkan natrium sulfat anhidrat pekat lalu saring

Filtrate diuapkan di atas penangas air

Sisa penguapan dilarutkan dengan 2 mL HCl 2N


C. Reaksi Warna

Untuk sampel kopi dan coklat, masing-masing dibagi menjadi dua


tabung

Tambahkan pereaksi warna asam sulfat pekat pada tabung pertama dan
asam nitrat pekat pada tabung kedua

Amati perubahan warna yang terjadi


V. Hasil Praktikum

Tabel 5.1 hasil pengamatan identifikasi alkaloid

Sebelum Setelah ditambah Pereaksi


Bahan Uji ditambah
Pereaksi H2SO4 HNO3

Coklat Bening Kuning bening Bening

Kopi Kuning bening Kuning bening Kuning bening

Gambar 5.1 hasil pengamatan identifikasi alkaloid coklat

Gambar 5.2 hasil pengamatan identifikasi alkaloid kopi


VI. Pembahasan

Pada percobaan kali ini dilakukan identifikasi umum alkaloida dengan

menambahkan 1 ml HCl 2N dan 9 ml air masing-masing ke 500 mg

serbuk kopi dan coklat. Panaskan selama 2 menit, dinginkan dan saring.

Selanjutnya masukkan sampel kopi dan coklat ke dalam corong pisah dan

masing-masing ditambahkan 3ml ammonia pekat untuk membuat suasana

basa dan 10 ml (campuran 3:1 eter : kloroform). Penambahan dua pelarut

ini bertujuan untuk melarutkan fase organik yaitu campuran klorofom dan

eter serta fase non organik yaitu air. Karena kedua fase ini memiliki massa

jenis yang berbeda, maka fase organik dan fase non organik pada filtrat

akan terpisah, dimana fase organik filtrat berada pada bagian bawah

larutan, sedangkan air sebagai fase organik berada pada bagian atas

larutan. Fase organik mengandung alkaloid karena alkaloid memiliki sifat

nonpolar sehingga larut dalam kloroform. Kemudian kocok pelan-pelan

agar tidak terjadi emulsi.

Pisahkan larutan organik, tambahkan 1 gram natrium sulfat anhidrat yang

bersifat higroskopis, sehingga mampu mengikat air yang tersisa pada

filtrat, kemudian disaring. Filtrat diuapkan di atas penangas air terlebih

dahulu untuk menghilangkan atau menguapkan pelarut yang telah

bercampur dengan alkaloid, sisa penguapan dilarutkan dengan sedikit HCl

2N. Penambahan HCl berfungsi untuk membentuk garam alkaloid

sehingga alkaloid dapat tertarik dari larutannya. Kemudian dilanjutkan ke

pereaksi warna.
Masing-masing sampel dijadikan dua tabung dan masing-masing

ditambahkan asam sulfat pekat dan asam nitrat pekat. Dari hasil

pengamatan didapat bahwa coklat yang sebelum ditambahkan pereaksi

berwarna bening, setelah ditambahkan H2SO4 berubah menjadi kuning

bening, namun saat ditambahkan HNO3 tetap bening. Sedangkan untuk

kopi, sebelum ditambahkan pereaksi berwarna kuning bening, setelah

ditambahkan pereaksi H2SO4 dan HNO3 tetap berwarna kuning bening.

Dari hasil percobaan diperoleh hasil uji negative pada serbuk kopi dan

coklat karena ada yang tidak mengalami perubahan warna setelah ditetesi

dengan larutan percobaan tertentu. Namun untuk coklat yang berwarna

bening, setelah ditambahkan H2SO4 berubah menjadi kuning bening, untuk

pereaksi ini, hasil uji menunjukkan bahwa coklat positif mengandung

alkaloid. Adanya perubahan warna disebabkan oleh adanya interaksi

antara alkaloid yang bersifat basa dengan larutan percobaan yang bersifat

asam sehingga menimbulkan reaksi asam-basa dan memicu timbulnya

warna tertentu.
VII. Kesimpulan

Alkaloid adalah sebuah golongan senyawa basa bernitrogen yang

kebanyakan heterosiklik dan terdapat pada tumbuhan. Identifikasi alkaloid

pada serbuk kopi dan coklat menunjukkan hasil yang negatif karena pada

saat identifikasi reaksi warna tidak adanya perbuhana warna saat

ditambahkan pereaksi atau hanya salah satu pereaksi yang menyebabkan

perubahan warna.
VIII. Daftar Pustaka

Anonim. 2016. Alkaloid. https://id.wikipedia.org/wiki/Alkaloid, diakses


tanggal 16 Febuari 2017

Anonim. 2010. Jurnal Ilmiah Farmasi.


http://jurnalilmiahfarmasi.blogspot.co.id/2010/10/identifikasi-
alkaloid.html, diakses tanggal 16 Febuari 2017

Triana, Agus. 2012. Alkaloid.


http://dedetriana.blogspot.co.id/2012/06/i.html, diakses tanggal 16 Febuari
2017

Вам также может понравиться