Вы находитесь на странице: 1из 15

BIOKIMIA HORMON REPRODUKSI MANUSIA

MAKALAH

Oleh :

WITA ZAHARA

(G1A115014)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS JAMBI

2018
HORMON REPRODUKSI PADA PRIA DAN WANITA

HORMON REPRODUKSI WANITA

1. ESTROGEN
RUMUS KIMIA :

Estrogen merupakan hormon steroid dengan 10 atom C dan dibentuk terutama dari 17-
ketosteroid androstendion. Estrogen alamiah yang terpenting adalah estradiol (E2), estron
(E1), dan estriol (E3)..

- ORGAN YANG MENGHASILKAN :

Estrogen dihasilkan oleh ovarium. Ada banyak jenis dari estrogen tapi yang paling
penting untuk reproduksi adalah estradiol.

- FUNGSI :

Estrogen berguna untuk pembentukan ciri-ciri perkembangan seksual pada wanita yaitu
pembentukan payudara, lekuk tubuh, rambut kemaluan. Estrogen juga berguna pada
siklus menstruasi dengan membentuk ketebalan endometrium, menjaga kualitas dan
kuantitas cairan cerviks dan vagina sehingga sesuai untuk penetrasi sperma. Fungsi secara
umum estrogen adalah sebagai perangsang sintesis DNA melalui RNA, pembentuk utusan
RNA (messenger RNA), sehingga terjadi peningkatan sintesis protein.

Fungsi khusus :

1. Endometrium
Estradiol memicu proliferasi endometrium dan memperkuat kontraksi otot uterus.
2. Serviks
Sawar (barrier) yang terutama menghalangi masuknya spermatozoa ke dalam uterus
adalah getah serviks yang kental. Produksi estradiol yang kian meningkat pada fase
folikuler akan meninggikan sekresi getah serviks dan mengubah konsentrasi getah
pada saat ovulasi menjadi encer dan bening, sehingga memudahkan penyesuaian,
memperlancar perjalanan
spermatozoa dan meninggikan kelangsungan hidupnya. Dalam praktik klinis, hal ini
dapat digunakan sebagai diagnostik untuk membuktikan adanya estrogen.
3. Vagina
Estradiol menyebabkan perubahan selaput vagina, meningkatkan produksi getah dan
meningkatkan kadar glikogen, sehingga terjadi peningkatan produksi asam laktat oleh
bakteri Doderlein. Nilai pH menjadi rendah, dan memperkecil kemungkinan
terjadinya infeksi.
4. Ovarium
Estradiol memicu sintesis reseptor FSH di dalam sel-sel granula, juga reseptor LH di
sel-sel teka. Adanya khasiat estrogen pada sistim reproduksi wanita dapat dengan
mudah dilihat, tanpa memerlukan pemeriksaan hormon serum atau urin
.
- BIOSINTESIS :

Selain di ovarium, estrogen juga di sintesis di adrenal, plasenta, testis, jaringan


lemak dan susunan saraf pusat dalam jumlah kecil. Hal ini menyebabkan wanita
mempunyai kadar estrogen yang rendah setelah menopause. Karena sel lemak juga
dapat mensintesis estrogen dalam jumlah sedikit, wanita gemuk yang memasuki fase
menopause, mungkin akan mengalami beberapa keluhan seperti hot flashes dan
osteoporosis, kedua keluhan ini berhubungan dengan penurunan estrogen.

- Struktur kimia Estrogen


2. PROGESTERON
RUMUS KIMIA :
ORGAN YANG MENGHASILKAN :

Hormon ini diproduksi oleh korpus luteum

FUNGSI HORMON :

Persiapan rahim untuk kehamilan


- Mempersiapkan lingkungan yang cocok untuk embrio / janin yang sedang berkembang
- Menyebabkan pembentukan sumbat lendir tebal di kanal serviks
- Menghambat kontraksi uterus saat gestasi Persiapan akhir payudara untuk menyusui
- Merangsang perkembangan alveolar di payudara selama masa gestasi
- Menghambat tindakan mengeluarkan susu dari prolaktin selama kehamilan
- Menghambat gnRH hipotalamus dan sekresi gonadotropin

Efek Progesteron di rahim:


- Menyebabkan perubahan sekretori selama paruh akhir siklus → mempersiapkan
implantasi
- mengurangi frekuensi dan intensitas kontraksi uterus → mencegah pengusiran ovarium
implan

Pada Tuba Fallopi:


- Menyebabkan perubahan sekretori → nutrisi untuk sel telur yang dibuahi
Efek Progesteron Setelah Pubertas

Di payudara:
- Pengembangan lobulus dan alveoli
- Berkembang biak, memperbesar, menjadi sekretori sel alveolar
- Menyebabkan payudara membengkak
Pada keseimbangan elektrolit:
- Dalam jumlah besar: Retensi Na (kurang dari aldosteron)
- Lebih sering: peningkatan Na dan ekskresi air

BIOSINTESIS
Progesteron adalah suatu steroid C21 yang disekresi oleh korpus luteum, plasenta dan
folikel. Hormon ini merupakan zat antara yang penting dalam biosintesis steroid di
semua jaringan yang menyekresi hormon steroid, dan sejumlah kecil tampaknya
memasuki sirkulasi dari testis dan korteks adrenal. Sekitar 2% dari progesteron dalam
darah berada dalam keadaan bebas, sementara 80% terikat dengan albumin dan 18%
terikat dengan globulin pengikat kortikosteroid. Progesteron memiliki waktu paruh
yang sangat singkat dan diubah menjadi pregnediol dalam hati, yang kemudian
dikonjugasi dengan asam glukuronat dan diekskresikan di dalam urine.

3. GnRH
 Rumus molekul : C2H4O2
 Organ Penghasil : Hipothalamus
 Proses Biosintesis
Kelenjar hipofisis memproduksi dua gonadotropin yaitu LH (luteinizing
hormone) dan FSH (follicle stimulating hormone). Keduanya sangat penting untuk
fungsi gonad dan reproduksi manusia. Bersama dengan TSH (thyroid stimulating
hormone), LH dan FSH membentuk kelompok utama hipofisis anterior yang dikenal
sebagai hormon glikoprotein. Hormon pertumbuhan dan prolaktin membentuk
kelompok kedua dari hormon yang berhubungan secara struktural, sedangkan
kortikotropin, lipotropin, mekanotropin dan endorphin membentuk kelomok hormone
ketiga. Pada hipofisis GnRH merangsang sintesis dan sekresi gonadotropin, follicle-
stimulating hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH). Proses ini dikendalikan
oleh ukuran dan frekuensi denyut GnRH, serta oleh umpan balik dari androgen dan
estrogen. Frekuensi rendah GnRH pulsatif menyebabkan pelepasan FSH, sedangkan
frekuensi tinggi GnRH pulsatif merangsang pelepasan LH. LH, FSH dan TSH secara
struktural memiliki kemiripan, hormon tersebut dibentuk oleh dua subunit protein
yang berbeda dan terikat secara nonkovalen yang disebut subunit q dan ß.

Gonadotropin yang spesifik pada kehamilan yaitu hCG (human chorionic


gonadotropin) merupakan glikoprotein keempat yang dibentuk oleh rantai q dan ß.
Subunit A untuk keempat hormone ini adalah identik sub unit B berbeda pada setiap
homon, sehingga memberi kekhususan pada setiap dimer qß. Rantai B untuk LH dan
hCG merupakan yang termirip dengan homologi sebesar 82%. Ciri ini sangat penting
dalam mengenali dan mempertahankan kehamilan awal.

Sintesis GnRH terjadi di dalam nukleus arkuatus dan disalurkan sepanjang


akson sel neuroendokrin melalui eminensia mediana hipotalamus. Pelepasan GnRH
dilakukan dalam bentuk pulsasi dan dalam keadaan basal frekuensinya satu denyut
setiap jam. Frekuensi pelepasan GnRH paling cepat terjadi pada fase folikular dan
sedikit melambat pada fase luteal awal dan paling lambat pada fase luteal lanjut,
frekuensi denyut yang cepat akan membantu sekresi LH dan frekuensi denyut yang
lambat membantu pelepasan FSH. Denyut yang lambat pada fase luteal lanjut
dibutuhkan untuk meningkatkan kadar FSH yang penting untuk memulai siklus
menstruasi lebih lanjut.

Biosintesis dan sekresi FSH dan LH dikendalikan secara ketat selama siklus
reproduksi. Fungsi gonadotropin dimodulasi oleh faktor hipotalamus (GnRH,
gonadotropin releasing hormone), faktor hipofisis (regulasi autokrin) dan umpan balik
gonad (steroid dan peptide reproduksi). Terdapat berbagai cara untuk meregulasi FSH
dan LH, termasuk perubahan transkripsi gen, stabilisasi mRNA, laju sintesis subunit
protein, glikosilasi pasca translasi dan perubahan jumlah sel penghasil gonadotropin.
Dekapeptida hipotalamus yaitu GnRH disintesis didalam nukleus arkuata di
mediobasal hipotalamus dan daerah preooptik di hipotalamus anterior. GnRH
disalurkan sepanjang akson akson sel neuroendokrin khusus ini melalui eminensia
mediana hipotalamus dimana GnRH secara normal dilepaskan ke system darah portal
yang memperdarahi hipofisis anterior. Tidak seperti sebagian besar hormon lain,
GnRH secara normal dilepaskan dalam bentuk pulsasi. Suatu generator denyut
tampaknya terletak didalam hipotalamus mediobasal dan mungkin terbatas untuk
neuron penghasil GnRH itu sendiri.

Mari sekarang kita mengikuti satu molekul estradiol dalam hal riwayat
kerjanya dan untuk mendapatkan gambaran menyeluruh bagaimana hormon dibentuk,
bekerja, dan dimetabolisme. Estradiol memulai masa hidupnya dengan disintesis di
dalam satu sel khususnya sel yang sesuai dengan tugasnya. Agar biosintesis ini dapat
terlaksana haruslah terdapat enzim yang sesuai dan mampu bersama dengan
prekursor yang sesuai pula. Pada wanita dewasa, sumber dasar dari estradiol adalah
sel granulosa dari folikel yang sedang berkembang dan korpus luteum. Sel-sel ini
mempunyai kemampuan untuk memulai steroidogenesis sebagai respon terhadap
stimulus spesifik. Agen yang menstimulus adalah gonadotropin, follicle-stimulating
hormone (FSH) dan luteinizing hormne (LH). Langkah awal proses ini yang akan
meningkatkan kadar estradiol adalah transmisi pesan dari agen stimuli kepada
mekanisme produksi steroid di dalam sel.

Pesan-pesan yang menstimulir steroidogenesis haruslah ditransmisi melalui


membran sel. Hal ini penting karena gonadotropin, menjadi glikopeptida yang besar
sekali, tidak seperti biasanya memasuki sel, tetapi harus berkomunikasi dengan sel
tersebut dengan bergabung dengan reseptor spesifik di permukaan membran sel.
Dengan mengaktifkan serangkaian tahap komunikasi. Sejumlah penelitian telah
dilakukan untuk mengetahui metode komunikasi ini. E.W Sutherland, Jr., menerima
Hadiah Nobel pada tahun 1971 karena mengajukan konsep second messenger.

Gonadotropin, messenger pertama, mengaktifkan suatu enzim di dalam


membran sel yang disebut adenylate cyclase. Enzim ini mengirimkan pesan dengan
cara mengkatalisir produksi suatu messenger kedua di dalam sel, cyclic adenosine
3’.5’-monophosphat (cyclic AMP), lebih menyerupai tongkat kecil pada lomba
estafet.

Cyclic AMP, messenger kedua, mengawali proses steroidogenesis, yang


mengakibatkan sintesis dan sekresi hormon estradiol. Gagasan transmisi pesan ini
semakin berkembang menjadi lebih kompleks dengan memperhatikan aspek
fisiologis, seperti heterogenisitas hormon peptida, regulasi up-and-down membran sel
reseptor, aktivitas regulasi adenylate cyclase, dan jalur penting untuk faktor regulasi
autokrin dan parakrin.

Sekresi estradiol ke dalam aliran darah langsung setelah disintesis. Begitu


berada di dalam aliran darah, estradiol bertahan dalam dua bentuk, terikat dan bebas.
Sebagian besar dalam bentuk berikatan dengan protein pembawa, yaitu albumin dan
sex steroid hormone-binding globulin. Aktivitas biologik suatu hormon terbatas
karena dalam bentuk berikatan di dalam darah, hal ini dapat mencegah terjadinya efek
yang ekstrim secara tiba-tiba. Sebagai tambahan, bentuk berikatan ini mencegah agar
tidak cepat dimetabolisme, sehingga memungkin hormon untuk berada dalam jangka
waktu yang lama untuk dapat mengeluarkan efek biologisnya. Mekanisme yang
menyerupai reservoar ini mencegah kelebihan atau kekurangan kadar hormon hingga
memungkinkan kadar dan efek hormon selalu stabil.

Efek biologik metabolik hormon tergantung pada kemampuan sel untuk


mensintesis dan mempertahankan hormon. Estradiol yang telah berikatan dengan
protein, tetapi berada secara bebas di aliran darah segera akan masuk ke dalam sel
secara difusi yang cepat untuk bisa mengeluarkan efeknya,bagaimanapun juga
estradiol harus berikatan dengan reseptor dalam sel. Pekerjaan reseptor adalah untuk
membantu transmisi pesan dari hormon menuju transkripsi inti gen. Hasilnya adalah
diproduksinya messenger RNA yang mengakibatkan sintesis protein dengan respon
seluler sesuai dengan karakteristik hormon.

Begitu estradiol telah menyelesaikan misinya, ia dilepaskan lagi kedalam


aliran darah. Estradiol dapat melakukan tugasnya beberapa kali sebelum hilang dari
sirkulasi akibat dimetabolisme. Sebaliknya, banyak molekul yang dimetabolisme
tanpa sempat mengeluarkan efeknya. Tidak seperti estradiol, hormon lain seperti
testosteron, dimetabolisme dan dirubah didalam sel setelah mengeluarkan efek
hormonnya.Pada kasus terakhir, suatu steroid dilepas kedalam aliran darah, sebagai
suatu komponen yang aktif. Clearens steroid dari darah bervariasi tergantung pada
struktur molekulnya.

Sel yang mampu melakukan clearing estradiol dari sirkulasi menyelesaikan


tugas ini secara biokimiawi, dirubah ke estroal dan estriol, masing-masing merupakan
estrogen yang efektivitasnya moderat dan yang sangat lemah ( dan melakukan
konjugasi untuk memproduksinya menjadi fraksi yang larut air dan diekskresikan
kedalam urin dan empedu (sulfo dan glukoro kunjugates).

 Fungsi Hormon
GnRH akan merangsang pelepasan FSH (Folicle Stimulating Hormon) di hipofisis.
Bila kadar estrogen tinggi, maka estrogen akan memberikan umpan balik ke
hipotalamus sehingga kadar GnRH akan menjadi rendah, begitupun sebaliknya.

4. FSH DAN LH
 Organ Penghasil : Hipofisis
 Proses Biosintesis
Kelenjar hipofisis memproduksi dua gonadotropin yaitu LH (luteinizing
hormone) dan FSH (follicle stimulating hormone). Keduanya sangat penting untuk
fungsi gonad dan reproduksi manusia. Bersama dengan TSH (thyroid stimulating
hormone), LH dan FSH membentuk kelompok utama hipofisis anterior yang dikenal
sebagai hormon glikoprotein. Hormon pertumbuhan dan prolaktin membentuk
kelompok kedua dari hormon yang berhubungan secara struktural, sedangkan
kortikotropin, lipotropin, mekanotropin dan endorphin membentuk kelomok hormone
ketiga. Pada hipofisis GnRH merangsang sintesis dan sekresi gonadotropin, follicle-
stimulating hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH). Proses ini dikendalikan
oleh ukuran dan frekuensi denyut GnRH, serta oleh umpan balik dari androgen dan
estrogen. Frekuensi rendah GnRH pulsatif menyebabkan pelepasan FSH, sedangkan
frekuensi tinggi GnRH pulsatif merangsang pelepasan LH. LH, FSH dan TSH secara
struktural memiliki kemiripan, hormon tersebut dibentuk oleh dua subunit protein
yang berbeda dan terikat secara nonkovalen yang disebut subunit q dan ß.

Sintesis GnRH terjadi di dalam nukleus arkuatus dan disalurkan sepanjang


akson sel neuroendokrin melalui eminensia mediana hipotalamus. Pelepasan GnRH
dilakukan dalam bentuk pulsasi dan dalam keadaan basal frekuensinya satu denyut
setiap jam. Frekuensi pelepasan GnRH paling cepat terjadi pada fase folikular dan
sedikit melambat pada fase luteal awal dan paling lambat pada fase luteal lanjut,
frekuensi denyut yang cepat akan membantu sekresi LH dan frekuensi denyut yang
lambat membantu pelepasan FSH. Denyut yang lambat pada fase luteal lanjut
dibutuhkan untuk meningkatkan kadar FSH yang penting untuk memulai siklus
menstruasi lebih lanjut.
Biosintesis dan sekresi FSH dan LH dikendalikan secara ketat selama siklus
reproduksi. Fungsi gonadotropin dimodulasi oleh faktor hipotalamus (GnRH,
gonadotropin releasing hormone), faktor hipofisis (regulasi autokrin) dan umpan balik
gonad (steroid dan peptide reproduksi). Terdapat berbagai cara untuk meregulasi FSH
dan LH, termasuk perubahan transkripsi gen, stabilisasi mRNA, laju sintesis subunit
protein, glikosilasi pasca translasi dan perubahan jumlah sel penghasil gonadotropin.
 Fungsi Hormon :
A. Follicle Stimulating Hormone
- Menstimulasi ovarium untuk memproduksi steroid
- Ovarium akan menghasilkan estradiol selama fase folikuler dan progesteron
selama fase luteal
- Lonjakan pada pertengahan siklus, dengan LH, memicu ovulasi

B. Luteinizing Hormone
- Menstimulasi ovarium untuk menghasilkan steoroids
- Lonjakan pada pertengahan siklus memicu ovulasi

HORMON REPRODUKSI PRIA


1. TESTOSTERON
RUMUS KIMIA

ORGAN YANG MENGHASILKAN :

Penghasil utama testosterone adalah testis pada jantan dan indung telur (ovari)
pada betina, walaupun sejumlah kecil hormone ini juga dihasilkan oleh zona
retikularis korteks kelenjar adrenal.

FUNGSI HORMON :

Testosteron memiliki sejumlah khasiat fisiologi yang penting sebagai berikut.

1. Efek virilisasi. Testosteron bertanggung jawab atas cirri kelamin pria primer dan
sekunder serta memegang peranan penting dalam spermatogenesis. Hormon ini juga
berperan dalam mempenagruhi hasrat seks (libido) dan daya ereksi (potensi).

2. Efek anabol. Testosteron membnatu meningkatkan pembentukan protein dan


pertumbuhan sel-sel otot.

3. Efek tulang. Pada anak laki-laki, selama pubertas produksi terstosteron meningkat
dengan kuat yang mengakibatkan mereka tumbuh lebih panjang dalam beberapa
waktu.

Berikut beberapa fungsi tertosteron selama masa pubertas, meliputi:

1. Testosteron menyebabkan pecahnya suara.

2. Bertanggung jawab terhadap pembentukan rambut, janggut dan kumis.


3. Membentuk dan memelihara struktur tulang.

4. Membantu pembentukan sel-sel darah merah.

5. Membentuk dan memelihara otot-otot.

6. Penentu bentuk tubuh pria.

7. Pengatur hasrat dan fungsi seksual.

8. Menjaga sistem imun, energi dan perlindungan dari osteoporosis.

BIOSINTESIS

Testosteron, hormon utama testis, disintesis dari kolesterol di sel-sel leydig dan dan
juga terbentuk dari androstenedion yang disekresikan oleh korteks adrenal. Jalur
biosintetik di semua organ endokrin yang membentuk hormon sterod sangat mirip,
dan perbedaan hanya terletak pada sistem enzim yang dikandung organ-organ
tersebut. Di sel leydig tidak terdapat 11- dan 21-hidrosilase yang dijumpai di korteks
adrenal, namun ditemukan 17a-hidroksilase. Oleh sebab itu, pregnenolon mngalami
hidroksilasi di posisi 17 untuk membetuk dehidroepiandrosteron. Androstenedion juga
terbentuk melalui progesteron dan 17-hidroksiprogesteron, namun jalur ini kurang
berperan penting pada manusia. Dehidroepiandrosteron dan androstenedion diubah
menjadi testosteron.

2. FSH DAN LH (GONADOTROPIN HORMONE)


 Organ Penghasil : Hipofisis
 Fungsi Hormon
A. Follicle Stimulating Hormon
- Menstimulasi sel Sertoli untuk menghasilkan protein androgen-binding (ABP),
sehingga merangsang spermatogenesis
- FSH juga merangsang sel Sertoli untuk menghasilkan inhibin, yang
memberikan umpan balik negatif terhadap hipofisis anterior untuk mengurangi
sekresi FSH
- Merangsang sel-sel Leydig untuk menghasilkan testosterone
B. Luteinizing Hormone
- Testosteron memberikan umpan balik negatif terhadap hipofisis anterior dan
hipotalamus
3. Growth Hormon
 Rumus Molekul : C39H60N8O13
 Organ Penghasil : Hipothalamus
 Proses Biosintesis
Hipotalamus menghasilkan faktor penglepas hormon pertumbuhan (GHRF= growth
hormone releasing factor) yang merangsang sekresi hormon
pertumbuhan. Komunikasi ini terjadi berawal dari adanya suatu rangsangan yang
dapat berupa stress atau kadar glukosa darah yang menurun. Akan merangsang
hipotalamus untuk menghasilkan GHRH yang nantinya akan merangsang hipofisis
anterior untuk menyekresikan GH. Seperti yang kita ketahui ada kecenderungan
hormon akan dieksresikan banyak maka selain dapat mempengaruhi dari sel target
hormon juga bisa menghambat dari hipotalamus itu sendiri sehingga mengakibatkan
penurunan dari hormon yang merangsang pelepasan dan meningkatkan pengeluaran
hormon penghambat atau GH-RIH (growth hormone releasing inhibitory hormone).

 Fungsi Hormon
Hormon pertumbuhan diperlukan untuk mengatur fungsi metabolisme testis. Hormon
pertumbuhan secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada spermatogenesis.
Bila tidak terdapat hormon pertumbuhan, maka spermatogenesis sangat berkurang
atau tidak ada sama sekali. Hormon pertumbuhan diperlukan untuk mengatur fungsi
metabolisme testis. Hormon pertumbuhan secara khusus meningkatkan pembelahan
awal pada spermatogenesis.
Sumber :

1. Marks D, Smith C. Biokimia Kedokteran Dasar. Jakarta: EGC. 2000


2. Guyton and Hall. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran edisi keduabelas .Jakarta: EGC.
2014.
3. Sherwood, Lauralee. Fisiologi Manusia. Jakarta: EGC. 2011

Вам также может понравиться