Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
Dewasa ini, kata globalisasi begitu sering disebut orang, baik dalam forum formal maupun informal.
Segala hal acap kali dikaitkan dengan globalisasi. Di Indonesia, datangnya era globalisasi telah
memunculkan serangkaian diskusi mengenai kesiapan bangsa ini menyambut globalisasi. Memang benar,
globalisasi tidak dapat dihindari, tetapi harus dihadapi dengan sikap profesional.
Kemajuan di bidang teknologi informasi, komunikasi dan transportasi seakan-akan membuat dunia
menjadi semakin sempit. Perjalanan dari satu negara ke negara lain dapat ditempuh dalam waktu yang
lebih singkat. Perjalanan dari satu negara ke negara lain dapat ditempuh dalam waktu yang lebih
singkat. Ditemukannya internet, memungkinkan terjadinya pertukaran informasi antar negara dalam
hitungan menit atau bahkan detik. Digunakannya teknologi satelit dalam berkomunikasi, menjadikan
pembicaraan internasional seakan seperti pembicaraan lokal. Dunia seakan menjadi tanpa batas. Dunia
telah berubah menjadi sebuah desa global (global village).
Dalam beberapa tahun terakhir ini, pasar barang dan uang dunia tengah mengalami proses globalisasi
yang sangat cepat. Perekonomian antar negara menjadi semakin saling terintegrasi dan terkait. Pasar
dunia disebut terintegrasi (integrated) bilamana suatu aset yang sama dijual dengan harga yang relatif
sama pula di berbagai negara. Kebalikannya adalah pasar yang tersegmentasi (segmented), di mana
harga aset yang identik berbeda secara cukup signifikan. Banyak faktor yang menyebabkan
tersegmentasinya pasar dunia, termasuk di antaranya adalah biaya transaksi, peraturan pemerintah
(misalnya bea masuk barang impor, perbedaan tarif pajak), hambatan informasi dan immobilitas sumber
daya manusia. Seiring dengan semakin berkurangnya hambatan terhadap perdagangan dunia, pasar asing
atau pasar ekspor akan memainkan peran yang semakin penting bagi perekonomian domestik.
Integrasi perdagangan di pasar barang dan jasa selain dipicu oleh adanya tren global ke arah
perekonomian pasar bebas, juga sangat dipengaruhi oleh lahirnya kerjasama ekonomi regional (misalnya
APEC – Asia Pasific Economic Cooperation, NAFTA – North American Free Trade Agreement, EU –
European Union) dan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO – World Trade Organization) yang mendorong
setiap negara anggotanya untuk melonggarkan atau bahkan menghilangkan hambatan-hambatan
perdagangan internasional. Ekspansi perusahaan-perusahaan multinasional ke berbagai negara,
khususnya ke negara sedang berkembang, juga mempercepat proses integrasi perdagangan dunia.
Terlepas dari adanya kepentingan politik atas keputusan tersebut, harus diakui bahwa globalisasi
mampu memberi nilai tambah bagi perekonomian suatu negara, selama seluruh aktor dalam struktur
perekonomian mampu mengantisipasinya. Adanya kerjasama tersebut membuat setiap negara lebih
leluasa menjual barang dan jasa ke negara lain, atau membeli barang dan jasa dari negara lain yang
menawarkan produk yang paling kompetitif. Fenomena ini tentu saja besar pengaruhnya bagi
perekonomian domestik. Perusahaan lokal harus mampu meningkatkan daya saing produknya, baik dari
segi kualitas, harga maupun desain agar mampu bersaing dengan produk impor dan sekaligus
memanfaatkan kesempatan yang timbul dari adanya kerjasama ekonomi tersebut. Jika tidak, mereka
harus siap untuk gulung tikar di negeri sendiri.
Integrasi pasar uang dunia sangat dipengaruhi oleh perkembangan teknologi informasi dan
telekomunikasi yang mampu mengurangi hambatan fisik dan institusional, serta mempercepat arus
perpindahan modal dari suatu negara ke negara lain. Selain itu, semakin maraknya perdagangan
internasional di pasar barang juga turut memberi andil bagi integrasi pasar uang dunia. Fenomena ini
memberikan beberapa konsekwensi strategis, khususnya bagi manajemen keuangan perusahaan,
misalnya perusahaan dapat mencari dana di pasar modal laur negeri, semakin terkaitnya pasar modal
antar negara dan perusahaan lebih leluasa membentuk aliansi strategis dengan perusahaan dari negara
lain.
Hasrat perusahaan untuk selalu memperluas pasar, juga turut mempergencar proses globalisasi.
Tentunya keinginan ini harus diimbangi dengan penelaahan ulang terhadap formulasi strategi
perusahaan. Kenichi Ohmae (1990) menyatakan bahwa dalam era globalisasi, di mana perekonomian
antar negara menjadi semakin terkait, perusahaan perlu lebih serius memperhatikan aspek mata uang
(currency) dan negara (country), di samping tetap memperhitungkan aspek pelanggan (customer),
persaingan (competition) dan perusahaan (company) dalam proses perumusan strategi usahanya (Yuliati
dan Prasetyo, 2002:5).
Dengan semakin maraknya fenomena globalisasi, setiap negara akan semakin membuka
perekonomiaanya terhadap perdagangan internasional. Dalam kondisi seperti ini, sumbangan
perdagangan internasional terhadap perekonomian nasional akan semakin nyata dan penting. Bagi dunia
bisnis, fenomena ini tidak hanya memunculkan kesempatan baru, tetapi juga resiko dan hambatan baru.
Untuk itu, pemerintah dan perusahaan-perusahaan lokal harus mampu menyesuaikan diri dengan
lingkungan global dan memanfaatkan setiap kesempatan yang ada, dengan mengubah cara pandang lokal
menjadi cara pandang global, menyesuaikan strategi bersaing serta menyiapkan sumber daya manusia
dan teknologi yang handal.
Memasuki era globalisasi yang ditandai dengan semakin terintegrasinya perekonomian dunia, posisi
dan peran manajemen keuangan internasional menjadi semakin menonjol. Perkembangan bisnis global
tidak dapat dipisahkan dari keberadaan MNC. Perkembangan MNC antara lain didorong oleh keinginan
untuk memperluas pasar produk dan untuk mendapatkan kinerja perusahaan yang lebih efisien.
Pengetahuan manajemen keuangan internasional membantu dalam dua hal penting, yaitu:
DAFTAR PUSTAKA
Husnan, Suad, 2002, Manajemen Keuangan: Teori dan Penerapan (Keputusan Jangka Panjang), Buku 1,
Edisi 4, BPFE Yogyakarta, Yogyakarta.
Husnan, Suad, 2002, Manajemen Keuangan: Teori dan Penerapan (Keputusan Jangka Panjang), Buku 2,
Edisi 4, BPFE Yogyakarta, Yogyakarta.
Kuncoro, Mudrajad, 2001, Manajemen Keuangan Internasional, Edisi Kedua, Cetakan Pertama, BPFE
Yogyakarta, Yogyakarta.
Riyanto, Bambang, 1998, Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi 4, Cetakan Kelima, BPFE
Yogyakarta, Yogyakarta.
Sartono, Agus, 1996, Manajemen Keuangan, Edisi Ketiga, BPFE Yogyakarta, Yogyakarta.
Syamsuddin, Lukman, 2004, Manajemen Keuangan Perusahaan: Konsep Aplikasi dalam Perencanaan,
Pengawasan dan Pengambilan Keputusan, Cetakan Kedelapan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Yuliati, Sri Handaru dan Prasetyo, Handoyo, 2002, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan Internasional, Edisi
Kedua, Andi, Yogyakarta.