Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
1
Kanker ginjal sedikit lebih banyak terjadi pada laki-laki dibanding wanita
(2:1) dan umumnya terdiagnosa pada usia antara 50 – 70 tahun, tapi dapat
terjadi pada usia berapa saja juga. Tumor Wilms merupakan sekitar 10%
keganasan pada anak. Paling sering dijumpai pada usia 3 tahun dan 10% nya
merupakan lesi bilateral.(2)
2
BAB II
LAPORAN KASUS
I. IDENTITASPASIEN
Nama : Ny. S
Umur : 70 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : RT.16 Rawasari Kota Baru Jambi
MRS : 8 Januari 2018
3
Riwayat stroke disangkal
Riwayat penyakit ginjal disangkal
Riwayat batuk lama disangkal
Riwayat stress emosi disangkal
Riwayat hipertensi disangkal
Riwayat keganasan atau tumor disangkal
Riwayat operasi disangkal
6. Anamnesis Sistem:
4
III. PEMERIKSAAN FISIK
1. Status Presens
Kesadaran : Compos mentis, GCS: 15 E:4 M:6 V: 5
Tekanan darah : 130/110 mmHg.
Nadi :70x/menit.
Suhu : 37oC.
Respirasi : 22x/menit.
2. Status Internus
Kepala : Mata : CA-/-, SI -/-.
Pupil : Isokor, refleks cahaya (+/+).
Leher : Kelenjar thyroid tidak membesar, KGB tidakmembesar,
tidak ada deviasi trakhea.
Dada : Simetris, tidakada retraksi.
Jantung : Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat.
Palpasi : Ictus cordis teraba pada ICS V, 2
jari medial LMC sinistra, selebar ±
2 cm, tidak kuat angkat.
Perkusi :
Batas Atas : Linea parasternal dextraICS II
Pinggang Jantung : Linea parasternal sinistra ICS II
Batas kiri : 2 jari medial LMC sinistra ICS V.
Batas kanan : Linea parasternal dextra ICS IV.
Auskultasi: BJ I/II reguler, gallop (-), murmur (-).
Paru :Inspeksi : Simetris, retraksi (-/-), ketinggalan gerak (-/-)
Palpasi : Stem fremitus kanan = kiri, Nyeri tekan (-/-),
krepitasi (-/-).
Perkusi : Sonor paru kanan= kiri.
Auskultasi :Vesikuler (+/+),wheezing(-/-), ronkhi (-/-).
Perut :Inspeksi : Datar, luka operasi (-).
Auskultasi : Bising usus (+) Normal.
5
Palpasi : Distensi (-), sikatrik (-), Supel, nyeri ketok
CVA (+) kanan ,massa (-), hepar lien tidak
teraba.
Perkusi : Timpani di seluruh lapang abdomen.
Alat kelamin : tidak diperiksa.
Ekstremitas : akral hangat, edema (-/-), sianosis (-), CRT < 2 detik.
6
Pemeriksaan Radiologis
CT Scan Abdomen
7
8
9
10
Hasil Pemeriksaan :
CT Scan Urografi
- Tampak ginjal kanan contracted dj sten insitu
- Fungsi ekskresi dan sekresi tampak baik
- Tidak tampak obstruksi
- Tidak tampak pembesaran KGB pada abdominal
- Hepar tidak tampak kelainan
Kesan :
Kontracted renal insitu dextra dengan dj sten insitu, fungsi sekresi dan eksresi
dalam batas normal
V. DIAGNOSIS KLINIS
TUMOR GINJAL DEXTRA
VI. PENATALAKSANAAN
Nefrostomi Radikal
V. PROGNOSIS
- Quo ad vitam : dubia ad bonam
- Quo ad fungsionam : dubia ad bonam
- Quo ad sanam : dubia ad bonam
11
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
12
dalam medula banyak terdapat duktuli ginjal. Nefron adalah unit fungsional
terkecil dari ginjal yang terdiri atas tubulus kontortus proksimalis, tubulus
kontortus distalis, dan duktus kolegentes.2,3,4
13
Gambar 3. Pembuluh darah ginjal
14
vasodilator potensial. Prostaglandin mungkin berperan penting dalam
pengaturan aliran darah ke ginjal, pegeluaran renin dan reabsorpsi Na+.
Kekurangan prostagladin mungkin juga turut berperan dalam beberapa bentuk
hipertensi ginjal sekunder, meskipun bukti-bukti yang ada sekarang ini masih
kurang memadai.2
15
3.2.2 Patofisiologi
Tumor ini berasal dari sel tubulus ginjal yang dapat dimulai dari korteks
maupun daerah medulla. Tumor dari daerah korteks cenderung meluas kedarah
sekitar ginjal. Tumor ini mempunyai pseudo kapsul yang terdiri dari jaringan
parenkim yang tertekan serta jaringan fibrous dan sel-sel inflamasi. Infiltrasi
tumor ke daerah luar menyebabkan tonjolan yang dapat digunakan sebagai
tanda diagnostik pada pemeriksaan USG atau CT scan. Ukuran sangat
bervariasi mulai dari yang berukuran kecil sampai ukuran 8-9 cm. Secara
makroskopik akan terlihat pewarnaan kekuningan atau orange oleh karena
mengandung banyak lemak. Permukaan tumor yang lebih kecil tampak
homogen sedang yang besar biasanya disertai kista sekunder di dalamnya
dengan daerah perdarahan dan daerah nekrosis serta kadang ditemukan
kalsifikasi didaerah perifer
a. Hamartoma Ginjal
Hamartoma atau angiomiolipoma ginjal adalah tumor ginjal yang
terdiri atas komponen lemak, pembuluh darah dan otot polos. Lesi ini
bukan merupakan tumor sejati, tetapi paling cocok disebut sebagai
hamartoma. Tumor jinak ini biasanya bulat atau lonjong dan menyebabkan
terangkatnya simpai ginjal. Kadang tumor ini ditemukan juga pada lokasi
16
ektrarenal karena pertumbuhan yang multisentrik . Lima puluh persen dari
hamartoma ginjal adalah pasien Tuberous sklerosis atau penyakit
Bournville yaitu suatu kelainan bawaan yang ditandai dengan retardasi
mental, epilepsi, adenoma seseum dan terdapat hamartoma di retina,
hepar, tulang, pankreas dan ginjal. Tumor ini lebih banyak menyerang
wanita daripada pria dengan perbandingan 4 : 1.1
Karena banyak mengandung komponen lemak inilah yang
membedakan hamartoma dengan adenokarsinoma ginjal ; sehingga pada
ultasonografi akan terlihat gambaran hiperekoik dan jika dkonfirmasikan
dengan CT scan tampak area yang menunjukkan densitas negatif.
Gambaran ini patognomonis untuk suatu hamartoma.1
Tumor kecil dan tanpa menimbulkan keluhan tidak perlu diobati,
hanya saja memerlukan evaluasi berkala yang teratur untuk mengetahui
perkembangan besarnya massa tumor. Jika tumor menjadi semakin besar
dan sangat mengganggu perlu dipertimbangkan untuk tindakan
nefroktomi.1
b. Ginjal Polikistik
Pasien dengan penyakit ginjal polikistik biasanya tumor dapat
diraba dalam abdomen. Penyakit ini diturunkan inheritas dan biasanya
dijumpai pad pasien berumur di atas 40 tahun. Gejala berupa hematuria,
proteinuria, dan hipertensi. Kemudian diikuti gejala sakit pinggang, nyeri
abdomen. Perdarahan ke dalam kista ginjal menyebabkan nyeri dengan
meregangnya kapsul ginjal. Pada rupture kista, terjadi hematuria yang
masif. Kelainan ini dapat dilihat pada pemeriksaan pielografi intravena,
nefrotomogram, CT scan, dan USG.12
Dalam bentuk muda, ginjal nyata diperbesar tetapi
mempertahankan bentuk normal. Banyak kista yang 1-2 mm dan
umumnya tidak dapat didefinisikan oleh CT. Kontras ditingkatkan untuk
memperlihatkan goresan radial yang samar di parenkim, yang tidak
menunjukkan diferensiasi kortikomedular.13
17
Dalam bentuk penyakit polikistik dewasa, ginjal membesar selama
masa remaja dan dewasa muda dan difus diresapi oleh kista ukuran yang
bervariasi (pola keju Swiss). Jumlah dan ukuran dari kista meningkat
dengan perkembangan lebih lanjut. Perdarahan intrakistik berulang sangat
umum (70%) dan menghasilkan hambatan tinggi daerah variabel dengan
isi homogen. Kalsifikasi (> 50%) hasil dari kalkulus kecil, perdarahan,
atau infeksi. Pemberian kontras intravena meningkatkan demarkasi pada
parenkim sisa dari kumpulan struktur.13
Pada pemeriksaan pielografi intravena jarang ditemukan kalsifikasi
pada dinding kista ginjal polikistik. Bayangan lusen pada nefrogram
didapati permukaan ginjal berbenjol-benjol, kista pada medula kecil dan
yang di korteks besar dan letak superfisial. Pada pemeriksaan CT scan
dibuat potongan transversal dan koronal pada kedua ginjal. Dibuat
potongan 5-10 cm. Pada gambaran CT tampak kista pada kedua ginjal di
dalam parenkim atau di sentral.12
18
c. Kista tunggal
Kista tunggal berada di parenkim. Kriteria nefrotomografi suatu
kista sederhana homogen radiolusen adalah pinggir berbatas tegas dengan
dinding yang tipis. Kriteria CT untuk kista sederhana bentuknya tidak
berubah dengan penambahan kontras.12
19
IVP merupakan diagnostik awal untuk menentukan adanya massa
pada ginjal, akan tetapi telah digantikan oleh diagnosis dengan modalitas
yang lebih non-invasif. Foto toraks merupakan pemeriksaan untuk
mengevaluasi ada tidaknya metastasis ke paru-paru. Arteriografi khusus
hanya diindikasikan untuk pasien dengan tumor Wilms bilateral atau
termasuk horseshoe kidney.18
Ultrasonografi dilakukan sebagai pilihan pemeriksaan untuk
mengevaluasi massa pada abdomen yang terlihat karena keakuratannya,
tidak membutuhkan sedasi, memiliki kegunaan yang luas dan menghemat
biaya.19 Misalnya pada kasus tumor Wilms yang terdapat pada ginjal
kanan, USG juga dapat digunakan sebagai pemandu pada biopsi.20
Pada potongan sagital USG bagian ginjal yang terdapat tumor akan
tampak mengalami pembesaran, lebih predominan digambarkan sebagai
massa hiperechoic dan menampakkan area yang echotekstur heterogenus
Tomografi komputasi (CT) memberi beberapa keuntungan dalam
mengevaluasi tumor Wilms. Ini meliputi konfirmasi mengenai asal tumor
intrarenal, yang biasanya menyingkirkan neuroblastoma; deteksi massa
multipel; penentuan perluasan tumor, termasuk keterlibatan pembuluh
darah besar dan evaluasi dari ginjal yang lain. Pada pemeriksaan CT tanpa
penguatan (enhancement), tumor Wilms khas timbul dari ginjal sebagai
massa yang tidak homogen dengan daerah densitas rendah yang
menunjukkan nekrosis.17
20
Gambar CT axial tanpa kontras pada tumor Wilms
21
Magnetic resonance imaging (MRI) dapat menunjukkan informasi
penting untuk menentukan perluasan tumor di dalam vena cava inferior
termasuk perluasan ke daerah intarkardial.19 Pada MRI tumor Wilms akan
memperlihatkan hipointensitas (low density intensity) pada T1W dan
hiperintensitas (high density intensity) pada T2W.21
22
Pemeriksaan ini dapat juga dilakukan untuk melihat adanya sisa tumor
setelah pembedahan atau adanya rekurensi tumor pasca bedah.13
23
3.5 Gambaran Radiologi Pada Tumor
1. Plain Film/Foto Polos
Plain Film of Abdomen/Foto Polos Abdomen, sering juga disebut
dengan KUB film (Kidney, Ureter, Bladder), merupakan pemeriksaan
radiologi untuk sistem perkemihan yang paling mudah dan secara umum
merupakan pemeriksaan yang pertama kali dilakukan sebelum dilakukan
pemeriksaan radiologi urologi lebih lanjut, seperti intravena pyelografi,
dan biasanya dilakukan dengan posisi supine atau berbaring. Pada foto
polos, gas, massa, tulang, dan batu dapat terlihat.
Garis ginjal biasanya dapat terlihat pada pemeriksaan foto polos
sehingga ukuran, bentuk, dan posisi dapat diketahui dengan pemeriksaan
ini. Ukuran normal dari ginjal biasanya berbeda-beda. Panjang diameter
dari ginjal yang paling sering digunakan dan tidak menyulitkan dalam
menentukan ukuran ginjal. Rata-rata ginjal orang dewasa sekitar 12 -14
cm panjang. Pola/bentuk dari kalsifikasi yang ditemukan pada traktus
urinaius dapat membantu dalam identifikasi penyakit tertentu.
24
2. Intravenous Pyelography/Intravenous Urography
IVP/IVU dapat mendemonstrasikan dengan sangat luas berbagai
lesi pada traktur urinarius. Pemeriksaan yang mudah dilakukan dan dapat
ditoleransi oleh banyak pasien. IVP merupakan pemeriksaan yang
memerlukan persiapan dan dengan persiapan tersebut diharapkan gambar
yang dihasilkan bersifat infromatif sehingga dapat ditegakan diagnosis
yang tepat.
Walaupun IVP merupakan tes yang paling sering digunakan untuk
mengindikasi massa ginjal pada massa lalu. IVP sekarang digunakan untuk
mengevaluasi hematuria pada ginjal. Selain itu dalam beberapa studi
ditemukan kurangnya spesifitas dan sensibilitas untuk mendeteksi tumor
parenkim ginjal. Secara spesifik IVP dapat saja terlewati bagian lesi kecil
anterior dan posterior yang tidak menyebabkan distorsi pada collecting
system atau kontur pada dinding ginjal. Gambaran sugestif maligna pada
IVP termasuk kalsifikasi didalam massa, peningkatan densitas soft tissue,
margin/garis yang ireguler, dan distorsi pada collecting system.
Pada CCR, pengambilan foto pertama (plain film) didapatkan
distorsi pada renal outline dan terkadang terdapat kalsifikasi ginjal.
Metastasis ke tulang juga bisa saja ditemukan dan menjadi bukti.
Selanjtunya dengan masuknya kontras, terdapat distorsi pada parenkim
dan sistem pelviokalises.
25
26
3. Sonography
Lebih dikenal dengan istilah USG, dimana merupakan pemeriksaan
yang non-invasif, tidak tergantung pada faal ginjal, tidak dijumpai efek
samping, tanpa kontras, tidak sakit, relatif cepat dan mudah dikerjakan.
USG dapat memberikan keterangan tentang ukuran, bentuk, letak, dan
struktur anatomi dalam ginjal. Ginjal terletak retroperitoneal terhadap
dinding belakang abdomen. Kutub bawah dan bagian tengah ginjal lebih
mudah dilihat karena letaknya jauh di bawah ginjal. Namun demikian,
posisi ginjal sangatlah variabel.
Untuk CCR, gambaran USG bersifat hipoechoic, hyperechoic, atau
isoechoic dibandingkan dengan parenkim ginjal. Sebagian besar
hyperechoic, kadang terdapat kista. Untuk tumor yang berdiferensiasi baik
akan memberikan gambaran batas yang jelas.
27
4. CT Scan
CT scan merupakan pemeriksaan pencitraan yang dipilih pada
28
dalam mengetahui adanya penyebaran tumor pada vena renalis, vena cava,
antara kista atau tumor padat terutama dalam melakukan staging. Dapat
juga dilakukan untuk melihat adanya sisa tumor setelah pembedahan atau
29
a) Adanya kalsifikasi fokal pada bagian atas dari ginjal sebelah kanan.
b) Adanya massa yang besar pada ginjal kanan disertai dengan kalsifikasi, infasi
ke lobus hepar. c) Adanya kalsifikasi fokal pada bagian atas ginjal sebelah kanan
(panah putih).
sel ginjal karsinoma pada ginjal kanan yang didedikasikan pada ct scan ginjal.
sebelum peningkatan kontras ,. sel ginjal karsinoma . dengan ct scan contrast
ginjal dengan ukuran 101,7 hu
5. MRI
MRI bisa memberikan keterangan tambahan mengenai penyebaran
tumor. MRI dapat mengungkapkan adanya invasi tumor pada vena renalis
kurang sensitif mengenali lesi solid yang berukuran kurang dari 3 cm.
30
membantu diagnosis trombus pada vena renalis. MRI dapat menunjukkan
karsinoma sel ginjal yang besar sebelah kanan dengan invasi vena kava
inferior . potongan aksial t1 weighted MRI sebelum peningkatan kontras .
karsinoma sel ginjal yang besar sebelah kanan dengan invasi vena kava
inferior i . aksial t1 weighted contrast enhanced MRI.
31
wilms tumor pada anak laki-laki 3 tahun dengan sebuah massa di perut .
gambar MRI gadolinium enhanced koronal fat suppressed t1 weighted
menunjukkan massa yang besar, terdeteksi dengan baik di sebelah kanan
ginjal ( panah )
32
3.6 Penatalaksaaan
Pasien dengan kanker ginjal dapat diterapi dengan cara operasi, arterial
embolisasi, terapi radiasi, terapi biologi, atau kemoterapi. Beberapa juga
dengan terapi kombinasi.1,12
1. Operasi
Tindakan operasi merupakan perawatan yang paling umum untuk
kanker ginjal disebut juga terapi lokal. Suatu operasi untuk
mengangkat ginjal disebut suatu nephrectomy. Ada beberapa tipe dari
nephrectomy. Tipe tersebut tergantung pada stadium tumor.
a. Radical nephrectomy
Merupakan terapi pilihan apabila tumor belum melewati garis
tengah dan belum menginfiltrasi jaringan lain. Ahli bedah
mengangkat seluruh ginjal bersama dengan kelenjar adrenal
dan beberapa jaringan sekitar ginjal. Beberapa simpul-simpul
getah bening di area itu juga diangkat.
b. Simple nephrectomy
suatu tindakan operasi yang hanya mengangkat bagian ginjal
saja. Beberapa pasien dengan kanker ginjal stadium I
merupakan indikasi simple nephrectomy
c. Partial nephrectomy
Suatu tindakan operasi yang hanya mengangkat bagian dari
ginjal yang mengandung tumor. Jenis tipe operasi ini
digunakan pada pasien yang hanya mempunyai satu ginjal, atau
ketika kanker mempengaruhi kedua ginjal.
2. Arterial embolization
Arterial embolization adalah suatu tipe terapi lokal yang menyusutkan
tumor. Terapi ini biasanya dilakukan sebelum operasi untuk
memudahkan operasi. Caranya ialah dengan cara memasukan suatu
tabung yang sempit (kateter) kedalam suatu pembuluh darah di kaki.
Tabung dilewatkan keatas sampai pada pembuluh besar utama (arteri
ginjal) yang menyediakan darah pada ginjal. Dokter menyuntikan
33
suatu senyawa kedalam pembuluh darah untuk menghalangi aliran
darah kedalam ginjal untuk mencegah tumor bermetastasis.
3. Terapi radiasi
Terapi radiasi (radioterapi) adalah tipe yang lain dari terapi lokal.
Terapi ini menggunakan sinar bertenaga tinggi untuk membunuh dan
mempengaruhi sel-sel kanker hanya di area yang dirawat.
4. Kemoterapi
Kemoterapi juga adalah suatu tipe dari terapi sistemik. Obat-obat
antikanker pada kemoterapi memasuki aliran darah dan beredar ke
seluruh tubuh. Meskipun obat-obat anti kanker ini mempunyai banyak
manfaat untuk mengobati kanker-kanker yang lain, obat ini kurang
efektif pada kanker ginjal.
34
BAB IV
ANALISIS KASUS
35
Berdasarkan keluhan yang dikatakan pasien, penyakit pasien memang
mengarah kepada tumor ginjal. Trias tumor ginjal terdiri dari nyeri di pinggang,
hematuria, dan massa di daerah ginjal.5,6,7 Gejala klinis yang jelas yang terdapat
pada pasien berupa nyeri di pinggang dan terdapat massa pada ginjal.
Berdasarkan tinjauan pustaka, trias tumor ginjal tidak harus ada semuanya. Trias
klasik hanya ditemukan pada sebagian kecil pasien (10%) dimana seringkali
sebagai petanda penyakit sudah termasuk lanjut. Sebagian besar pasien
hanya menunjukkan satu atau dua gejala dari trias klasik tersebut.7
Prognosis pada pasien bergantung pada keadaan klinis dan stadium pasien.
Untuk menetukan diagnosis pasti dilakukan pemeriksaan PA. Secara keseluruhan,
prognosis dubia ad bonam.
36
BAB V
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
1. Basuki P. 2003. Dasar-Dasar Urologi Edisi 2. Sagung Seto. Jakarta
2. Hardjowijoto S, Djuwantoro D, Rahardjo EO, Djatisoesanto W. 2005.
Management of Wilms’ Tumor in Department of Urology Soetomo
37
Hospital : report of 70 cases. Jurnal Ilmu Bedah Indonesia vol. 33 no. 1
:1-5
3. Underwood, JCE. 2000. Patologi Umum dan Sistemik Volume 2 Edisi 2.
EGC. Jakarta
4. Tongaonkar HB, Qureshi SS, Kurkure PA, Muckaden MA, Arora B,
Yuvaraja TB. 2007. Wilms’ tumor: An update. Indian Journal of Urology.
458-465
5. Guyton, A. C & Hall, J.. E. 2007. Fisiologi Kedokteran. Ed.11. Jakarta:
EGC.
6. Wibowo Daniel, paryana Widjaya. 2007. Anatomi Tubuh Manusia.
Bandung:Graha Ilmu
7. Steinberg, Gary David. 2012. Bladder Cancer Overview. Website Article
http://www.emedicinehealth.com/bladder_cancer/article_em.htm diakses
pada 25 Maret 2015
8. Fawcett & Bloom. 2002. Buku Ajar Histologi Edisi 12. Jakarta : EGC
9. Samsul, Budi. 2003. Penuntun Praktikum Histologi FKUIEdisi I. Jakarta:
Dian Rakyat.
10. College of American Pathologists’ Public Affairs Committee. 2012.
Transitional Cell Carcinoma. Web article
http://www.cap.org/apps/docs/reference/myBiopsy/transitional_cell_carcin
oma.html diakses pada 21 Januari 2017
11. Kumar, Vinay, Ramzi S. Cotran, Stanley L. Robbins. 2007. Buku Ajar
Patologi Robbins, Ed 7, Vol. 2. Jakarta : EGC
12. De Jong W. 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 2. EGC. Jakarta
13. Bukowski M.R, Novick C.A, Renal Cell Carcinoma : Molekuler Biologi,
Imunology, and Clinical Management, http: //www.New England Journal
Of Medicine.com.2003.
14. Cooper CS, Snyder III HM. 2005. Pediatric Genitourinary Cancer, dalam
Nachtsheim D. Editor. Vademecum Urological Oncology. Texas: Landes
Bioscience.117-123.
38
15. Sachdeva K, MD, Makhoul I, MD, Renal Cell Carcinoma,
http://www.emedicine.com.2003
16. Price, Sylvia A. 2003. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit
Volume 2 Edisi 6. EGC. Jakarta
17. Rasad S. 2005. Radiologi Diagnostik. Edisi 2. Balai Penerbit FK UI:
Jakarta
18. Hardjowijoto S, Djuwantoro D, Rahardjo EO, Djatisoesanto W. 2005.
Management of Wilms’ Tumor in Department of Urology Soetomo
Hospital : report of 70 cases. Jurnal Ilmu Bedah Indonesia vol. 33 no. 1
:1-5
19. Tongaonkar HB, Qureshi SS, Kurkure PA, Muckaden MA, Arora B,
Yuvaraja TB. 2007. Wilms’ tumor: An update. Indian Journal of Urology.
458-465
20. Purnomo,BB. Dasar-Dasar Urologi Edisi Ketiga. Sagung Seto. Jakarta:
2012.
21. Hydronephrosis and Hydroureter.
http://www.emedicine.com/med/topic1055.htmAccessed on March, 21
2015.
22. Samsul, Budi. 2003. Penuntun Praktikum Histologi FKUIEdisi I. Jakarta:
Dian Rakyat.
23. Patel, Pradip R. Lecture notes: Radiologi. Penerbit Erlangga. Jakarta:
2005.
24. Sjamsuhidajat, R &Wim de Jong. 2010. Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi 3,
EGC, Jakarta
39