Вы находитесь на странице: 1из 10

1.

Jelaskan secara ringkas program pemerintahan Soekarno beserta keunggulan dan


kelemahannya.
Seluruh rakyat Indonesia menuntut ingin kembali ke negara kesatuan, maka pada tanggal
17 Agustus 1950, RIS kembali berubah menjadi Republik Indonesia dan Presiden Soekarno
menjadi Presiden RI.Mandat Mr Assaat sebagai pemangku jabatan Presiden RI diserahkan
kembali kepada Ir. Soekarno.Resminya kedudukan Presiden Soekarno adalah presiden
konstitusional, tetapi pada kenyataannya kebijakan pemerintah dilakukan setelah
berkonsultasi dengannya.
Mitos Dwitunggal Soekarno-Hatta cukup populer dan lebih kuat di kalangan rakyat
dibandingkan terhadap kepala pemerintahan yakni perdana menteri.Jatuh bangunnya kabinet
yang terkenal sebagai "kabinet seumur jagung" membuat Presiden Soekarno kurang
memercayai sistem multipartai, bahkan menyebutnya sebagai "penyakit kepartaian". Tak
jarang, ia juga ikut turun tangan menengahi konflik-konflik di tubuh militer yang juga
berimbas pada jatuh bangunnya kabinet. Seperti peristiwa 17 Oktober 1952 dan Peristiwa di
kalangan Angkatan Udara.
Presiden Soekarno juga banyak memberikan gagasan-gagasan di dunia Internasional.
Keprihatinannya terhadap nasib bangsa Asia-Afrika, masih belum merdeka, belum
mempunyai hak untuk menentukan nasibnya sendiri, menyebabkan presiden Soekarno, pada
tahun 1955, mengambil inisiatif untuk mengadakan Konferensi Asia-Afrika di Bandung
yang menghasilkan Dasasila Bandung. Bandung dikenal sebagai Ibu Kota Asia-Afrika.Guna
menjalankan politik luar negeri yang bebas-aktif dalam dunia internasional, Presiden
Soekarno mengunjungi berbagai negara dan bertemu dengan pemimpin-pemimpin negara.
Situasi politik Indonesia menjadi tidak menentu setelah enam jenderal dibunuh dalam
peristiwa yang dikenal dengan sebutan Gerakan 30 September atau G30S pada 1965.Pelaku
sesungguhnya dari peristiwa tersebut masih merupakan kontroversi walaupun PKI dituduh
terlibat di dalamnya. Kemudian massa dari KAMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia)
dan KAPI (Kesatuan Aksi Pelajar Indonesia) melakukan aksi demonstrasi dan
menyampaikan Tri Tuntutan Rakyat (Tritura) yang salah satu isinya meminta agar PKI
dibubarkan. Namun, Soekarno menolak untuk membubarkan PKI karena bertentangan
dengan pandangan Nasakom (Nasionalisme, Agama, Komunisme).Sikap Soekarno yang
menolak membubarkan PKI kemudian melemahkan posisinya dalam politik.
Lima bulan kemudian, dikeluarkanlah Surat Perintah Sebelas Maret yang ditandatangani
oleh Soekarno. Isi dari surat tersebut merupakan perintah kepada Letnan Jenderal Soeharto
untuk mengambil tindakan yang perlu guna menjaga keamanan pemerintahan dan
keselamatan pribadi presiden. Surat tersebut lalu digunakan oleh Soeharto yang telah
diangkat menjadi Panglima Angkatan Darat untuk membubarkan PKI dan menyatakannya
sebagai organisasi terlarang. Kemudian MPRS pun mengeluarkan dua Ketetapannya, yaitu
TAP No. IX/1966 tentang pengukuhan Supersemar menjadi TAP MPRS dan TAP No.
XV/1966 yang memberikan jaminan kepada Soeharto sebagai pemegang Supersemar untuk
setiap saat menjadi presiden apabila presiden berhalangan
Soekarno kemudian membawakan pidato pertanggungjawaban mengenai sikapnya
terhadap peristiwa G30S pada Sidang Umum ke-IV MPRS.Pidato tersebut berjudul
"Nawaksara" dan dibacakan pada 22 Juni 1966.MPRS kemudian meminta Soekarno untuk
melengkapi pidato tersebut. Pidato "Pelengkap Nawaskara" pun disampaikan oleh Soekarno
pada 10 Januari 1967 namun kemudian ditolak oleh MPRS pada 16 Februari tahun yang
sama.
Hingga akhirnya pada 20 Februari 1967 Soekarno menandatangani Surat Pernyataan
Penyerahan Kekuasaan di Istana Merdeka.Dengan ditandatanganinya surat tersebut maka
Soeharto de facto menjadi kepala pemerintahan Indonesia.Setelah melakukan Sidang
Istimewa maka MPRS pun mencabut kekuasaan Presiden Soekarno, mencabut gelar
Pemimpin Besar Revolusi dan mengangkat Soeharto sebagai Presiden RI hingga
diselenggarakan pemilihan umum berikutnya.
Kondisi politik pada masa ini masih kurang stabil dan morat marit , Karena Negara
Indonesia baru saja merdeka. Sehingga masih banyak sekali yang harus dibenahi dan
diatur.Selain itu banyak juga pemberontakan-pemberontakan yang dilakukan oleh rakyat
untuk melepaskan diri dari NKRI yang menyebabkan kondisi politik masa itu tidak
menentu.

Kelebihan politik pada masa Soekarno


1) Presiden soekarno mengeluarkan TRIKORA untuk menyelamatkan Irian Barat dari
Belanda
2) Pemerintah mengadakan Konferensi Malino yang salah satu hasilnya adalah lahirnya
nama IRIAN (Ikut Republik Indonesia Anti Nederland) untuk menumbuhkan
semangat nasionalisme penduduk Irian Barat
3) Pada masa ini pemerintah berhasil menggerakan semangat pemuda untuk melakukan
perubahan-perubahan
4) Berhasilnya penyelenggaraan pemilu tahun 1955, ini disebut-sebut merupakan pemilu
paling demokratis sampai saat ini
5) Pembubaran badan konstituante karena dinilai tidak berhasil dalam menjalankan
tugasnya menyusun Undang-Undang Dasar yang baru sehingga digunakannya kembali
UUD 1945

Kekurangan politik pada masa Soekarno


1) Terjadi banyak teror
a. APRA (angkatan perang ratu adil) yang merupakan gabungan dari KNIL dan KL
yang tidak mau bergabung dengan Indonesia
b. Andi Aziz yang merupakan tentara KNIL Makasar tidak mau bergabung dengan
adanya TNI
c. RMS (Republik Maluku Selatan), keinginan untuk melepaskan diri dari RI
d. PERMESTA (Sumatera)/PRRI (Sulawesi), mereka juga ingin melepaskan diri dari
RI
e. Pemberontak Berkedok Agama , ini dilakukan oleh Darul Islam yang ingin
membentuk Negara Islam Indonesia
2) G30 S/PKI adalah partai komunis
3) Demokrasi liberal saat itu runtuh karena stabilitas politik tidak pernah terjadi, cabinet
mudah sekali berganti
4) Kekuasaan pemerintah sangat kuat , ini dibuktikan dengan dikeluarkannya Dekrit
Presiden 5 Juli 1959 yang menandakan pemerintah mempunyai kekuasaan diatas
kewenangan eksekutif
5) MPRS menetapkan bahwa Presiden Soekarno adalah perseiden seumur hidup
6) Pada masa ini secara tidak sadar telah mengikuti salah satu blok dunia, yaitu blok
komunis. Politik luar negeri bebas aktif disalahartikan dengan membentuk poros
Jakarta-Peking, hal ini karena adanya kedekatan antara Soekarno-PKI
7) Soekarno membatasi dan mengeliminasi kekuatan partai politik dengan mencoba
memperluas wewenang Dewan Nasional hasil bentukannya

2. Jelaskan latar belakang dan dampak Dekrit Presiden 5 Juli 1959.


Dekrit Presiden 5 Juli 1959 dilatarbekangi atau dikeluarkan karena kegagalan badan
Konstituante untuk menetapkan UUD baru sebagai pengganti UUDS 1950. Anggota
konstituante mulai melakukan sidang pada 10 November 1956, tapi hingga tahun 1958
konstituante belum berhasil UUD yang diharapkan. Sementara itu, kalangan masyarakat
yang berpendapat untuk kembali ke UUD 1945 semakin kuat. Menanggapi hal tersebut,
Ir.Soekarno lalu memberi amanat di depan sidang konstituante pada 22 April 1959 yang
isinya menganjurkan untuk kembali ke UUD 1945. Pada tahun 30 Mei 1959, Konstituante
melakukan pengambilan suara.
Hasil dari pemungutan suara tersebut yaitu 269 suara setuju kembali ke UUD 1959 dan
199 tidak setuju kembali ke UUD 1945. Walau suara yang setuju untuk kembali ke UUD
1945 lebih banyak namun harus dilakukan pengambilan suara kembali karena jumlah suara
tidak memenuhi kuorum atau jumlah minimum anggota yang harus hadir dalam rapat,
majelis dan sebagainya adar dapat mengesahkan keputusan. Pada tanggal 1-2 Juni 1959,
pengambilan suara ulang dilakukan. Namun pengambilan suara ini kembali gagal mencapai
kuorum dan untuk meredam kemacetan, konstituante memutuskan reses yaitu masa
pemberhentian sidang parlemen yang ternyata adalah akhir dari upaya untuk menyusun
UUD. Pada 5 Juli 1959 pukul 17.00, presiden mengeluarkan dekrit dala upaca resmi di
Istana Merdeka.
Atau lebih jelasnya berikut ini adalah alasan atau latar belakang dikeluarkannya Dekrit
Presiden 5 Juli 1959 :
1) Kegagalan konstituante dalam menetapkan UUD sehingga Indonesia terbawa ke
jurang kehancuran akibat
2) Indonesia tidak memiliki pijakan hukum yang mantap.
3) Situasi politik yang makin kacau dan buruk
4) Terganggunya stabilitas nasional akibat konflik antar partai politik.
5) Banyaknya partai dalam parlemen yang memiliki pendapat berbeda dan selalu
berusaha menghalalkan segala cara agar tujuan partai politiknya tercapai.
6) UUD yang menjadi pelaksanaan pemerintah belum berhasil dibuat sedangkan UUDS
1950 dengan sistem pemerintahan demokrasi liberal dianggap tidak sesuai dengan
kondisi masyarakat Indonesia.
7) Terjadinya pemberontakan yang menjurus ke gerakan separatisme.
3. Jelaskan tentang peristiwa G30S/PKI dan dampaknya.
Peristiwa Gerakan 30 September atau yang sering disebut dengan G30S/PKI 1965 yang
sudah terjadi di indonesia menimbulkan banyak dampak negatif bagi kehidupan sosial dan
juga polemik pada masyarakat indonesia, seperti yang kita ketahui bahwa Gerakan 30
September atau G30S/PKI 1965 ingin melakukan kudeta terhadap pemerintahan indonesia
serta merubah ideologi negara indonesia yaitu pancasila dengan paham komunis, dimana
paham komunis sendiri sangatlah menuai tentangan dari rakyat indonesia.
Dimana untuk melancarkan rencananya meraka melakukan segala cara termasuk
melakukan pembunuhan kepada para TNI AD dan juga merenggut banyak sekali nyawa
orang yang tidak berdosa serta melakukan pemberontakan pada berbagai wilayah yang ada
di indonesia, tapi hal itu dapat ditumpas sehingga PKI dapat di lenyapkan. Tetapi PKI
menimbulkan banyak dampak negatif pada kehidupan sosial serta politik pada negara
indonesia.

Dampak Peristiwa G30S/PKI


Peritiwa Gerakan 30 September atau yang sering disebut dengan G30S/PKI yang terjadi
di negara indonesia banyak sekali dampak yang terjadi dampak negatif pada kehidupan
sosial dan juga dampak politik pada masyarakat indonesia. Apa saja dampak yang
ditimbulkan mari kita simak dibawah ini.
1) Dampak Politik
a. Presiden Soekarno yang kehilangan wibawanya dimata seluruh rakyat indonesia.
b. Kondisi politik indonesia yang semakin tidak stabil dikarenakan muncul
pertentangan didalam lembaga tinggi negara.
c. Sikap pemerintah yang belum bisa untuk mengambil keputusan untuk dapat
membubarkan PKI yang kemudian memunculkan kemarahan rakyat.
d. Pada akhirnya menimbulkan aksi demonstrasi yang dilakukan secara besar-besaran
yang dilakukan oleh rakyat dan juga mahasiswa yang bergabung dalam KAMI,
KAPPI, dan juga KAPI melakukan tuntutan agar PKI dibubarkan beserta dengan
ormas-ormasnya. Atau yang sering dikenal dengan istilah Tritura atau sering
disebut juga Tiga Tuntutan Rakyat.
Tuntutannya adalah: - Pembubaran PKI
- Pembersihan Kabinet Dwikora dan unsur-unsur PKI
- Penurunan harga-harga barang
e. Pemerintah melakukan reshuffle atau pembaharuan pada Kabinet Dwikora untuk
menjadi Kabinet Dwikora yang telah disempurnakan dan ditujukan kepada kabinet
yang memiliki anggota seratus menteri atau yang sering dikenal dengan Kabinet
Seratus Menteri. Kabinet yang sudah dibentuk banyak mengalami pertentangan
seperti ditentang oleh KAMI dan juga rakyat karena didalam kabinet itu sering
dijumpai menteri-menteri yang pro kepada PKI atau memberi dukungan kepada
PKI sehingga mereka melakukan aksi turun ke jalan dan mengempeskan ban-ban
mobil dari calon menteri yang akan dilantik.

Dan pada aksi itu yang akhirnya menewaskan seorang mahasiswa bernama Arif
Rahman Hakim. Kejadian yang menewaskan Arif Rahman Hakim yang pada
akhirnya menimbulkan aksi demonstrasi yang lebih besar dibandingkan demostrasi
yang sebelumnya yang dilakukan para mahasiswa indonesia dan juga Para pemuda
indonesia dijakarta dan juga di daerah-daerah lainnya.

f. Tanggal 25 Februari 1966, Presiden Soekarno membubarkan KAMI karena


dianggap sebagai pemicu munculnya aksi demonstrasi dan juga turun kejalan yang
dilakukan para pemuda indonesia dan juga mahasiswa Indonesia.
g. Tanggal 11 Maret 1966 diadakan sidang kabinet yang membahas kemelut politik
nasional. Tetapi sidang ini tidak bisa diselesaikan secara baik dikarenakan adanya
pasukan yang tidak dikenal yang ada di luar gedung yang kemudian menimbulkan
anggapan yang dapat membahayakan keselamatan Presiden Soekarno.
h. Tanggal 11 Maret 1966, Presiden Soekarno mengeluarka Surat Perintah Sebelas
Maret vatau sering dikenal sebagai istilah Supersemar yang memiliki isi Presiden
Soekarno memberikan perintah kepada Letnan Jenderal Soeharto agar mengambil
tindakan menurutnya penting serta perlu sehingga terjaminnya keamanan dan juga
ketertiban jalannya pemerintahan serta jalannya revolusi dan juga menjamin
keselamatan pribadi dan juga kewibawaan Presiden.

4. Jelaskan tentang peristiwa SUPERSEMAR beserta dampaknya.


Orde Baru merupakan masa yang ditandai dengan dikeluarkannya Surat Perintah 11
Maret 1966 (Supersemar) oleh Presiden Soekarno. Supersemar sendiri dikeluarkan dipicu
adanya peristiwa G30S/PKI yang menewaskan jenderal-jenderal Indonesia. Akibat adanya
peristiwa tersebut, muncul reaksi rakyat melalui aksi demo massa menentang PKI. Selain
itu, pada Januari 1966 telah terjadi demonstrasi besar-besaran di Jakarta yang menuntut
pemerintah untuk membubarkan PKI, menurunkan harga dan membersihkan kabinet dari
unsur-unsur G30S PKI. Tuntutan rakyat tersebut dikenal dengan sebutan Tritura (Tri
Tuntutan Rakyat).
Sejarah awal lahirnya Supersemar terjadi pada tanggal 11 Maret 1966. Saat itu, Presiden
Soekarno mengadakan sidang pelantikan "Kabinet Dwikora yang Disempurnakan", yang
juga dikenal dengan istilah "Kabinet Seratus Menteri". Saat sidang kabinet dimulai, Brigadir
Jenderal Sabur sebagai Panglima Tjakrabirawa (pasukan khusus pengawal Presiden
Soekano) melaporkan bahwa diluar istana ada banyak pasukan tak dikenal yang belakangan
diketahui adalah pasukan Kostrad (Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat) di bawah
pimpinan Mayor Jenderal Kemal Idris bertugas menahan orang-orang di kabinet yang
diduga terlibat dalam Gerakan 30 September 1965.
Setelah mendengarkan laporan tersebut, Presiden Soekano bersama Wakil Perdana
Menteri I Dr. Soebandrio dan Wakil Perdana Menteri III Chaerul Saleh langsung berangkat
menuju Bogor menggunakan helikopter yang telah disiapkan. Sidang kabinet akhirnya
ditutup oleh Wakil Perdana Menteri II Dr. J. Leimena yang juga kemudian ikut menyusul ke
Bogor.
Situasi tersebut dilaporkan kepada Letnan Jenderal Soeharto yang pada saat itu menjabat
sebagai Panglima TNI Angkatan Darat menggantikan Letnan Jenderal Ahmad Yani yang
gugur akibat peristiwa Gerakan 30 September (G-30-S) 1965. Konon, Letnan Jenderal
Soeharto saat itu tidak menghadiri sidang kabinet karena sakit. Sebagian kalangan menilai
ketidakhadiran Soeharto dalam sidang kabinet dianggap sebagai skenario Pak Harto untuk
'menunggu situasi', karena cukup janggal.
Malam harinya, Letnan Jenderal Soeharto mengutus tiga perwira tinggi Angkatan Darat
ke Istana Bogor untuk menemui Presiden Soekano. Ketiga perwira tersebut adalah Brigadir
Jenderal Muhammad Jusuf, Brigandir Jenderal Amir Machmud, dan Brigadir Jenderal
Basuki Rachmat. Terjadi dialog antara tiga perwira tinggi AD tersebut dengan Presiden
Soekano di Istana Bogor mengenai situasi yang terjadi. Ketiga perwira tersebut menyatakan
bahwa Letnan Jenderal Soeharto mampu mengendalikan situasi dan memulihkan stabilitas
keamanan nasional apabila diberikan surat tugas atau surat kuasa yang memberikan
wewenang kepadanya untuk mengambil tindakan.
Akhirnya Presiden Soekarno menyetujui usulan tersebut sehingga beliau membuat
sebuah surat perintah “Surat sakti” yang berisi perintah yang menginstruksikan Soeharto,
selaku Panglima Komando Operasi Keamanan dan Ketertiban/Pangkopkamtib pada saat itu
untuk mengambil segala tindakan yang dianggap perlu dalam mengatasi situasi keamanan
yang buruk pada saat itu.
Supersemar memberikan dampak yang cukup kuat dalam penentuan kebijakan di dalam
dan luar negeri.
Kebijakan di Dalam Negeri
1) Munculnya dualisme kepimpinan nasional yang menimbulkan pertentangan politik
dalam masyarakat.
2) Pembubaran PKI dalam waktu kurang dari 24 jam setelah Supersemar dikeluarkan.
Soeharto juga melakukan penangkapan terhadap belasan menteri yang dianggap pro
Soekarno dan terlibat dalam peristiwa G30/S/PKI.
3) Posisi Letjen Soeharto semakin menguat dan posisi Presiden Soekarno semakin
melemah akibat keluarnya Supersemar.
MPRS mengeluarkan dua Ketetapan, yaitu TAP No. IX/1966 tentang pengukuhan
Supersemar menjadi TAP MPRS dan TAP No. XV/1966 yang memberikan jaminan
kepada Soeharto sebagai pemegang Supersemar untuk setiap saat menjadi presiden
apabila presiden berhalangan.
4) Status Presiden Soekarno sebagai pesiden seumur hidup tidak diberlakukan lagi oleh
MPRS akibat pengaruh dari Soeharto. MPRS yang sudah diatur oleh Soeharto juga
akhirnya berani menolak pidato pertanggungjawaban Presiden Soekarno (Pidato
Nawaksara) berikut perbaikannya, dan akhirnya memberhentikan Presiden Soekarno
sebagai Presiden Indonesia.

Kebijakan di Luar Negeri


1) Indonesia menjadi negara yang pro terhadap Bangsa Barat. Hal tersebut terlihat dari
menguatnya hubungan Indonesia dengan Amerika Serikat dan normalisasi hubungan
dengan Malaysia dimana sebelumnya Soekarno menganggap Malaysia sebagai antek-
antek dari Nekolim (Neo Kolonialisme dan Imperialisme).
2) Indonesia kembali bergabung dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Semua hal
tersebut sungguh bertentangan sekali dengan kebijakan pada masa pemerintahan
Soekarno, khususnya pada masa Demokrasi Terpimpin.

5. Pada masa ini terjadi penguatan atau pelemahan terhadap pancasila?


DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/document/334864777/KELEBIHAN-DAN-KEKURANGAN-ZAMAN-
SOEKARNO
http://www.pelajaran.co.id/2017/30/isi-dekrit-presiden-5-juli-1959-latar-belakang-tujuan-dan-
dampak-dekrit-presiden-5-juli-1959.html
www.spengetahuan.com/2016/08/peristiwa-g30spki-tahun-1965-beserta-dampak-yang-
ditimbulkan-lengkap.html
https://www.scribd.com/document/327455468/Supersemar-Dan-Dampaknya

Вам также может понравиться