Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Khosroshahi, N., Faramarzi, F., Salamati, P., Haghighi, S.M.O., Kamrani, K. 2011. Diazepam
Versus Clobazam for Intermittent Prophylaxis of Febrile Seizures. The Indian Journal of
Pediatrics. Volume 78, Issue 1, pp 38–40.
Metode: Penelitian menggunakan metode prospective randomized controlled trial pada anak-
anak usia 6 bulan – 5 tahun dengan riwayat kejang demam. Pasien secara acak diberi clobazam
(37 kasus) atau diazepam (35 kasus). Mereka disarankan untuk menggunakan obat tersebut
selama 48 jam pertama timbulnya demam. Semua pasien dipantau perkembangan kejang dan
efek samping yang didapatkan dari obat tersebut. Semua pasien diikuti selama 12 bulan.
Hasil: Secara keseluruhan, 243 episode demam terjadi selama periode tersebut, termasuk 116
episode pada kelompok clobazam dan 127 episode pada kelompok diazepam. Kekambuhan
kejang terjadi pada 2 (1,7%) subyek pada kelompok clobazam, dan pada 4 (3,1%) kasus pada
kelompok diazepam. (Nilai P = 0,474). Dua puluh kasus (54%) pada kelompok diazepam dan 5
(14,2%) kasus pada kelompok clobazam memberi efek rasa kantuk dan sedasi selama masa
tindak lanjut (nilai P = 0.0001).
Sattar S1, Saha SK, Parveen F, Banu LA, Momen A, Ahmed AU, Quddush MR, Karim MM,
Intermittent prophylaxis
Begum SA, Haque MA, Hoque MR. 2014.