Вы находитесь на странице: 1из 20

3

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengaruh Suhu Pada Logam


Pada perlakuan panas sangat berkaitan erat dengan transformasi fasa biasanya
setelah diberikan perlakuan logam tersebut pasti akan berubah fasanya. Proses
perlakuan panas biasanya berupa pemanasan dan pendinginan. Pada besi baja proses
pemanasan biasanya dilakukan pada suhu austenit yang akan bertransformasiselama
proses pendinginan, pemberian waktu tahan (holding time) bertujuan untuk
memberikan kesempatan atom-atom untuk menghomogenkan austenit. Pendinginan
akan menyebabkan austenite bertransformasi dan struktur mikro yang terbentuk sangat
tergantung pada laju pendinginan.
Besi dikenal sebagai suatu logam yang memiliki sifat allotropi, memmiliki lattice
yang berbeda, besi memiliki tiga macam modifikasi allotropi. Besi cair akan mulai
membeku pada suhu 1535 00C menjadi besi delta (d) dengan struktur BCC. Pada 14000C
akan mengalami trasnformasi menjadi besi gamma (γ) yang biasa disebut austenit
dengan struktur FCC. Besi austenit ini tetap stabil sampai temperatur 9100C,dimana
terjadi transformasi lagi menjadi besi alpha non magnetic (a) yang berstruktur BCC. Pada
pendinginan selanjutnya sudah tidak ada lagi perubahan transformasi fasa. Pada 768 C
terjadi perubahan menjadi besi alpha non magnetic menjadi alpha magnetic, tetapi tidak
terjadi perubahan struktur kristal.
Setiap proses transformasi selalu mengalami penghentian penurunan
temperatur yang ditandai oleh garis mendatar, yang menunjukan proses berlangsung
secara isotermal. Tiap bentuk allotropi besi mempunyai kemampuan melarutkan karbon
yang berbeda-beda. Mekanisme transformasi struktur dalam baja dipengaruhi
pengaturan temperatur pemanasan, waktu pendinginan, dan unsur paduan yang
terkandung dalam baja. Untuk mempelajari perlakuan panas maka terlebih dahulu harus
mempelajari karakteristik baja selama proses transformasi selama pemanasan maupun
pendinginan karena hal itu dapat memprediksi struktur mikro yang terbentuk.
Transformasi fasa baja pada saat pemanasan pada baja hipoeutektoid terdiri
dari butir kristal ferrit dan perlit, bila pemanasan mencapai garis A 1 maka perlit akan
mengalami reaksi eutektoid secara isotermal reaksinya sebagai berikut :
4

Ferit + Fe 3C austenit

Ferit akan bereaksi dengan sementit dari perlit membentuk austenit.


Temperatur tidak akan mengalami kenaikan bila perlit belum habis, setelah habis maka
akan terjadi kenaikan temperatur dan ferit proeutektoid akan mengalami transformasi
allotropik ferit yang BCC akan menjadi austenit yang FCC. Pada baja hipereutektoid pada
temperatur kamar struktur mikro terdiri dari perlit dan jaringan sementit yang
membungkus butir-butir kristal perlit.
Bila dipanaskan hingga temperatur A 1 maka akan terjadi reaksi eutektoid
seperti baja hipoeutektoid yaitu ferrit dan sementit pada perlit akan bereaksi
membentuk austenit pada temperatur A 1 austenit mengandung 0,8% karbon, sisanya
berada pada sementit, jika temperatur dinaikan diatas A 1, maka kemampuan austenit
melarutkan karbon juga akan naik, sehingga karbon pada sementit sedikit demi sedikit
akan larut dalam austenit sedangkan jaringan sementit lama-kelamaan menjadi menipis
dan akhirnya pada temperatur Acm jaringan sementit akan habis, struktur seluruhnya
sudah menjadi austenit. Austenit yang tebentuk belum homogen, dimana pada baja
hipoeutektoid austenit dari perlit mengandung 0,8% C sedangkan yang berada pada ferit
kadar karbon jauh lebih sedikit. Pada baja hipereutektoid austenit awalnya mengandung
0,8%C dari perlit, namun akan bertambah dari karbon yang larut dari jaringan sementit
yang berada di sekitar austenit.
Pada transformasi pendinginan biasanya pendinginan dilakukan setelah
dilakukan pemanasan sampai mencapai temperatur austenit dan ditahan pada
temperatur tersebut kemudian dilakukan pendinginan dengan laju pendinginan
tertentu. Struktur mikro yang terbentuk setelah pendinginan akan tergantung pada laju
pendinginan. Sehingga akan dapat diprediksi sifat mekanis apa yang diharapkan.
Transformasi fasa pada saat pendinginan memegang peranan penting terhadap sifat
baja yang diberikan suatu perlakuan panas.
Austenit dari baja hipoeutektoid bila didinginkan dengan lambat, pada
temperatur kritis A 3 mulai terbentuk inti kristal ferit yang tumbuh pada batas butir
kristal austenit. transformasi ini terjadi karena austenit mengalami perubahan allotropik
dari besi gamma menjadi besi alpha. Karena ferit hanya dapat melarutkan karbon dalam
jumlah yang sedikit maka kandungan karbon dalam austenite akan semakin besar bila
5

ferit yang tumbuh makin banyak (ditandai dengan turunnya temperatur), besarnya
kandungan karbon dalam austenit dengan menurunnya temperatur mengikuti garis A 2,
sehingga pada saat temperatur mencapai titik A 1 komposisi eutektoid dan selanjutnya
austenit akan bertransformasi manjadi ferrit. Gambar 1. dibawah ini adalah gambar
diagram FeFe 3C.

Gambar 1. Diagram Fasa Fe - C


Ketika logam mengalami perlakuan panas adanya unsur-unsur paduan
mempengaruhi peningkatan kekerasan dan kekuatan hasil perlakuan panas. Unsur-
unsur paduan yang mempengaruhi kekerasan dan kekuatan hasil perlakuan panas
adalah sebagai berikut :
1.Chromium : pengaruhnya untuk meningkatakan tegangan dan kekerasan, membentuk
kekerasan dan menyetabilkan karbida.
2. Phospor : meningkatkan tegangan dan hardenability, mengurangi keuletan dan
ketangguhan.
3. Magnesit : pengaruhnya untuk meningkatakan tegangan dan kekerasan, membentuk
karbit, meningkatkan hardenability, range perpindahan panas
4. Silikon : berpengaruh untuk menegangkan pearlit dan cenderung menguatakan
pearlit selalu untuk mengembang karena unsur ini digunakan sebagai oksida magnesit.
6

5. Tungsten : berpengaruh untuk membentuk kekerasan dan menyetabilkan karbit,


menaikan range dari temperatur dan temperatur tempering
6. Vanadium : berpengaruh untuk menguatkan karbida, membentuk element. Tidak
digunakan sebagai unsur yang berdiri sendiri, tapi untuk menggabungkan karbida ke
austenit pada stainless steel.
7. Molybdenum : menguatkan karbit dan membentuk element, dan juga meningkatkan
temperatur tinggi pada gaya creep.

2.2 Pengertian Heat Treatment


Dari sebuah rangkuman yang ditulis oleh Avner (1974: 676) menyatakan bahwa
perlakuan panas (heat treatment) adalah: “Heating and cooling a solid metal or alloy in
such away as to obtain desired conditions or properties. Heating for the sole purpose of
hot-working is excluded from the meaning of this definition”.
Heat treatment adalah Proses memanaskan dan mendinginkan suatu bahan
untuk mendapatkan perubahan fasa (struktur) guna meningkatkan kemampuan bahan
tersebut sehingga bertambah daya guna teknik dari bahan tersebut.
Sifat-sifat logam yang terutama sifat mekanik yang sangat dipengaruhi oleh
struktur mikrologam disamping posisi kimianya, contohnya suatu logam atau paduan
akan mempunyai sifat mekanis yang berbeda-beda struktur mikronya diubah. Dengan
adanya pemanasan atau pendinginan degnan kecepatan tertentu maka bahan-bahan
logam dan paduan memperlihatkan perubahan strukturnya.
Baja dapat dikeraskan sehingga tahan aus dan kemampuan memotong
meningkat atau dapat dilunakan untuk memudahkan proses pemesinan lanjut. Melalui
perlakuan panas yang tepat, tegangan dalam dapat dihilangkan, ukuran butir dapat
diperbesar atau diperkecil. Selain itu ketangguhan ditingkatkan atau dapat dihasilkan
suatu permukaan yang keras disekeliling inti yang ulet. Untuk memungkinkan perlakuan
panas tepat, komposisi kimia baja harus diketahui karena perubahan komposisi kimia,
khususnya karbon dapat mengakibatkan perubahan sifat-sifat fisis.

2.3 Tujuan Heat Treatment


Pada dasarnya tujuan heat treatment adalah untuk membentuk sifat-sifat pada
logam, terutama sifat mekaniknya agar sesuai dengan tuntutan pada logam itu sendiri.
Tuntutan pada logam sendiri pada dunia teknik berbeda-beda, dengan adanya heat
7

treatment (perlakuan panas) memungkinkan tuntutan tersebut dapat tercapai, mulai


dari tuntutan kekerasan, kelunakan, dan lain sebagainya.
Jika kita ingin merumuskan bagaimana tujuan dari heat treatment itu sendiri kita
dapat merumuskannya dengan rumusan sebagai berikut:
1. Memperlunak (to soften)
Memperlunak merupakan usaha untuk memperbaiki sifat plastisitas dengan
cara mengatur ukuran, bentuk dan distribusi mikrokonstituennya (fasa atau butiran),
serta keberadaan dislokasi di dalam butiran.
2. Menghilangkan tegangan sisa (to stress relieve)
Usaha ini memungkinkan berlangsungnya relaksasi tegangan-tegangan sisa
dengan cara meningkatkan temperatur (memanaskan) sehingga diperoleh penurunan
kekuatan luluh (yield strength) dan meningkatkan recovery.
3. Melakukan homogenisasi (to homogenize)
Homogenisasi merupakan salah satu tujuan dari heat treatmert untuk
mendapatkan komposisi kimia yang homogen di dausilam butiran (grain) melalui difusi
unsur-unsur yang ada dalam paduan logam pada temparatur tinggi, seperti : austenizing.
4. Meningkatkan ketangguhaan
5. Memperkeras
6. Menambah unsur kimia
7. Meningkatkan sifat fisik.

2.4 Macam-macam Proses dalam Heat Treatment


Pada sub bab ini akan dibahas beberapa macam-macam proses heat treatment.
Secara garis besar proses dalam heat treatment dapat dibagi menjadi dua bahasan
pokok, yaitu:
a. Pengerasan (Hardening)
- Pengerasan pada permukaan logam (menyepuhan)
o menyemenan logam
o mengadikan logam
o menitrir/ menitrid logam
- pengerasan pada permukaan maupun keseluruhan logam
b. Pelunakan
8

Jadi yang selanjutnya kita bahas adalah penyepuhan logam, penyemenan logam,
menadikan logam, menitrir / menitrid logam, dan yang terakhir melunakan logam.
a. Hardening (pengerasan)
Hardening dilakukan untuk memperoleh sifat tahan aus yang tinggi,
kekuatandan fatigue limit/ strength yang lebih baik. Kekerasan yang dapat
dicapaitergantung pada kadar karbon dalam baja dan kekerasan yang terjadi
akantergantung pada temperature pemanasan (temperatur autenitising), holding
timedan laju pendinginan yang dilakukan serta seberapa tebal bagian penampangyang
menjadi keras banyak tergantung pada hardenability.
Untuk memperoleh kekerasan yang baik (martensit yang keras) maka pada saat
pemanasan harusdapat dicapai struktur austenit, karena hanya austenit yang dapat
bertransformasi menjadi martensit. Bila pada saat pemanasan masih terdapatstruktur
lain maka setelah di quench akan diperoleh struktur yang tidak seluruhnya terdiri dari
martensit. Bila struktur lain itu bersifat lunak, misalnyaferit maka tentunya kekerasan
yang tercapai juga tidak akan maksimum. Untuk menentukan temperature pemanasan
yang baik untuk proses pengerasan yangdilakukan terhadap suatu baja perlu dilakukan
suatu percobaan pemanasan danquenching pada beberapa teperatur dan dianalisis
struktur yang terjadi. Pada beberapa literatur dan juga pada brosur dari pabrik pembuat
baja dapatdiperoleh daerah temperatur pemanasan untuk hardening dari berbagai jenis
baja.
- Pengerasan Permukaan Logam (Menyepuh)
Hardening atau pengerasan dan biasa disebut juga dengan menyepuh
merupakan salah satu proses perlakuan panas yang sangat penting dalam produksi
komponen-komponen mesin.
Menurut Kenneth Budinski (1999: 167), pengerasan baja membutuhkan
perubahan struktur kristal dari body-centered cubic (BCC) pada suhu ruangan ke
struktur kristal face-centered cubic (FCC).
Dari diagram keseimbangan besi karbon dapat diketahui besarnya suhu
pemanasan logam yang mengandung karbon untuk mendapatkan struktur FCC. Logam
tersebut harus dipanaskan dengan sempurna sampai daerah austenit. Gambar 2
menunjukkan daerah temperatur pengerasan untuk baja karbon.
Pengerasan meliputi pekerjaan pendinginan yang menyebabkan karbon
terbentuk dalam struktur kristal. Pendinginan dilakukan dengan mengeluarkan dengan
9

cepat logam dari dapur pemanas (setelah direndam selama waktu yang cukup untuk
mendapatkan temperatur yang dibutuhkan) dan mencelupkan kedalam media pendingin
air atau oli.

Gambar 2. Temperatur pengerasan pada diagram besi karbon (Budinski, 1999: 167)

Dalam proses pengerasan permukaan logam dapat ditembuh dengan beberapa


cara berikut:
1. Penyemenan Logam (Carburizing)
Pada suatu komponen mesin dari baja adakalanya diperlukan keras dan tahan
aus pada permukaannya saja, sedangkan pada inti atau bagiandalam tetap dalam
keadaan lunak dan ulet. Hal ini akan memberikan kombinasi yang serasi antara bagian
luar atau permukaan benda kerja yangkeras dan tahan menerima beban, serta tahan aus
dengan inti yang lunak danulet. Karburising adalah proses menambahkan karbon ke
permukaan benda,dilakukan dengan memanaskan benda kerja dalam lingkungan yang
banyak mengandung karboin aktif, sehingga karbon berdifusi masuk ke permukaan baja.
Karburisasi atau karbonasi adalah proses memanaskan sampai suhu 900-950⁰C
dalam lingkungan yang memberikan karbon, lalu dibiarkan beberapa waku lamanya
pada suhu tersebut dan kemudian didinginkan.Tujuan dari pengerjaan panas itu ialah
untuk memberi lapisan luar pada benda kerja yang dapat disepuh keras. Pengerjaan
karbon ini digunakanuntuk baja dengan kadar karbon dari 0.1-0.2%. Tebalnya
lapisankarburasi dalam lingkungan yang dapat menghasilkan karbon tergantungdari
10

waktu karburasi dan suhu. Hubungan antara kandungan karbon pada material dan
kekerasan material pada proses karburasi ditunjukkandalam Gambar 3 di bawah ini:

Gambar3: hubungan kandungan karbon dengan kekerasan

Dalam proses karburasi seperti yang terlihat pada Gambar 4 di bawah ini, ini
baja mengalami pemanasan dengan menggunakan 80% batu bara dan 20% BaCO3
ebagai energidalam kotak pemanas dan dipanaskan pada suhu 930°C dalam kotak
pemanas elektrik dengan waktu tertentu tergantung padakedalaman yang diinginkan.
Temperatur yang tinggi pada alattersebut membantu penyerapan karbon pada lapisan
luar.
Reaksi yang terjadi:
(i) Penguraian energi untuk memberikan gas CO pada permukaan baja
BaCO3 →BaO + CO2
CO2 + C → 2CO
(ii) Karbon monoksida bereaksi dengan permukaan baja
2CO + Fe → Fe(c) + CO2
(iii) Karbon berdifusi ke dalam baja
11

Gambar4: proses karbonisasi

Pada umumnya waktu karburisasi bervariasi antara 6 sampai 8 jam dan


kedalamannya antara 1-2 mm. Pada proses ini hasilnya bergantung pada kualitas
material karbonisasinya.

2. Mengadikan logam
Mengadikan adalah menyepuh keras baja paduan. Prosedur ini lebih sulitdari
pada baja zat arang biasa. Pada umumnya perlakuan panas ini tidak dapatmenggunakan
air sebagai media pendingin, karena pendingin dengan airberlangsung sangat cepat,
sehingga baja paduan tersebut akan menjadi pecah.Untuk mengatasi hal ini pendingin
yang digunakan adalah minyak yang sudahdipanaskan + 100 - 150 °C. dengan demikian
baja paduan yang diproses akanmenjadi sangat keras dan sangat liat.

3. Menitrir / Menitrid Logam


Menitrid atau disebut juga dengan nitriding didefinisikan sebagai suatu proses
pengerasan permukaan dengan senyawa nitrat. Dalam hal ini baja paduan spesial
dipanaskan untuk waktu yang lama dalam suatu atmosfer dari gasnitrogen.
Hasil dari pengerjaan nitrid adalah menghasilkan suatu permukaan yang keras.
Supaya dihasilkan permukaan yang keras dengancara dengan cara ini maka digunakan
suatu baja paduan yang mengandung sedikit unsur kromium dan alumunium sesuai
dengankekerasan yang akan dihasilkan.
Apabila baja karbon biasa yang digunakan dalam proses ini maka proses nitrid
akan membentuk seluruh struktur dengan pengaruh yang kecil atas sifat-sifatnya.
Kandungankarbon pada baja yang dinitrid adalah sekitar 0.2-0.5% sesuai dengansifat-
sifat inti yang diperlukan. Dan baja tersebut akan bereaksi secaralangsung terhadap
12

pengerjaan pengerasan. Peralatan yang dinitrid diberi pengerjaan panas selama tingkat
awal daripada pengerjaan mesin, untuk memperbaiki kekuatan intinya.Pengerjaan ini
terdiri dari proses pengerasan dengan pendinginan tiba-tiba dalam minyak.
Selanjutnya, diikuti dengan penyepuhan pada suhu sekitar 550-750⁰C yang
tersinggung atas komposisi dan sifat-sifat baja yang diperlukan seperti yang tergambar
pada Gambar di bawah ini

Gambar 5: proses nitriding

Gambar 6: dapur nitriding

Gambar di atas menggambarkan seperi apa tempat yang dipakaidalam proses


nitriding beserta alur kerjanya.
Dalam proses pengerasan dengan menggunakan cara menitir, ada lagi proses
penerasan dengan cara Karbonitriding. Karbonitriding adalah proses hardening yang
merupakan kombinasi dari gas carburizing dan nitriding seperti yang terlihat pada
Gambar 7 di bawah ini.
13

Gambar7: proses karbonitriding

Karbonitriding disebut juga sianida kering atau nikarbing, yang adalah suatu
proses pengerasan permukaan dimana baja dipanaskan diatas suhu kritis didalam
lingkungan gas dan terjadi penyerapan karbon dan nitrogen. Dapat digunakan gas
amonia atau gasyang kaya akan karbon. Amonia dan gas alami dialirkan
mengenaimaterial, material yang dihasilkan adalah kombinasi antara besi karbida(dari
karbon) dan besi nitrida (dari nitrogen). Lapisan ini tahan aus danmempunyai ketebalan
antara 0,08 sampai 0,75 mm.
Keuntungan karbonitriding adalah bahwa kemampuan pengerasan lapisan luar
meningkat bila ditambahkan nitrogen sehingga dapat dimanfaatkan baja yang relatif
murah.
Kelebihan karbonitriding, karena dengan adanya nitrogen maka struktur
austenit berubah. Perubahan ini menyebabkan penurunan temperatur dan pendinginan
yang lambat.
Kekurangannya, prosesnya memakan waktuyang lama dibandingkan karburasi.
Gambar 8 di bawah ini merupakan contoh material yang telahmengalami proses
karbonitriding.

Gambar 8: hasil karbonitriding


b. Pelunakan logam
Softening adalah proses pemanasan diikuti pendinginan secara perlahan-lahan (untuk
baja karbon tinggi)
14

- Annealing
Anneling adalah proses pelunakan panas, sehingga baja yang keras dapat
dikerjakan melalui pemesinan atau pengerjaan dingin. Hal ini dilakukan dengan
memanaskan baja di atas suhu kritis, dibiarkan sampai suhu merata dan diikutidengan
pendinginan secara perlahan sambil dijaga agar suhu di bagian luar dandalam kira-kira
sama. Proses annealing bertujuan
a. Menghilangkan tegangan sisa
b. Meningkatkan kehalusan, kerapuhan, dan kekasaran
c. Menghasilkan mikrostruktur spesifik
Tahapan-tahapan perubahan material dapat kita lihat dari diagaram fasanya
seperti yang terlihat pada Gambar 9 di bawah ini.

Gambar 9: diagram tahapan anneling

Sifat-sifat baja yang didefinisikan di atas dapat diartikan bahwa baja


harusdipanaskan melalui suhu pengkristalan kembali untuk membebaskan tegangan-
tegangan dalam baja. Kemudian mempertahankan pemanasannya pada suhutinggi
untuk membuat sedikit pertumbuhan butir-butiran dan suatu struktur lapisan austenit.
Dan seterusnya didinginkan secara perlahan-lahan untuk membuat suatu struktur
lapisan perlit, mengindikasi kelunakan, danmemperbaiki sifat-sifat pengerjaan dingin.

Jenis-jenis annealing:
1. Full Anneling (Anneling Sempurna)
Proses ini dapat diartikan sebagai pemanasan yang dipertahankan pada
beberapa suhu di atas temperatur Ac3 kemudian menahannya padatemperatur tersebut
selama beberapa waktu (1 jam tiap ketebalan per inchi)kemudian didinginkan
15

bersamaan dengan dinginnya tungku. Hal itudilakukan sampai struktur austenit secara
komplet berubah menjadistruktur perlit. Dan terakhir didinginkan secara bebas. Agar
diperolehsuatu logam yang bersifat lunak maka suatu bahan perlu didinginkansecara
perlahan-lahan. Contohnya yaitu perubahan austenit menjadi perlit.Pendinginan
tersebut melalui suhu kritis terendah yang sesuai sampai pemanasan baja mencapai
perendaman cairan garam (biasanya sekitar 650⁰C). Selanjutnya baja dikeluarkan dari
dalam rendaman air garam dandidinginkan secara bebas di udara.

Gambar 10: siklus anneling sempurna

2. Spherodizing
Merupakan proses annealing yang digunakan untuk baja karbontinggi
contohnya bantalan peluru. Tujuan dilakukan spherodizing adalahmeningkatkan
ketangguhan baja rapuh. Langkah spherodizing adalahmemenaskan bahan hingga
temperatur tepat di bawah garis ferrite-austenit(garis di bawah garis austenit-sementit).
Metode spherodizing menghasilkanstruktur cementit yang berbentuk bulat bola
(spheroids) seperti yangditunjukkan pada Gambar 11 di bawah ini.
16

Gambar 11: Spherodizing

Dalam proses ini baja dipanaskan pada suhu sekitar 650⁰C. Suhu inicukup tinggi
untuk membuat pengkristalan kembali dan struktur yang seragam.Baja setelah
dipanaskan didinginkan secara bebas di dalam udara. Apabila proses ini digunakan untuk
jenis baja karbon tinggi akan menyebabkancementit diperkirakan bebrbentuk bulat.
Sehingga baja itu mudah untuk dibentuk dan dikerjakan mesin perkakas. Sewaktu baja
dikerjakan dengan proses annealing dengan cara dipanaskan pada suhu tinggi dalam
periode yangcukup lama, belangsung proses oksidasi. Hal tersebut menyebabkan terjadi
pengelupasan pada bagian lapisan luar. Struktur ini meningkatkan kemampuanmekanis
dalam proses pemotongan.
Spherodizing juga meningkatkanketahanan terhadap goresan. Struktur yang
terbentuk adalah spherodite seperti pada gambar diatas.

3. Stress Relief Anneling


Tegangan sisa dapat meningkat dalam potongan logam sebagai respon dari:
a.) Proses plastik deformasi seperti machining (permesinan) dan
grinding(penggerindaan).
b.)Pendinginan yang tidak seragam pada potongan logam.
c.)Suatu fase transformasi yang disebabkan oleh pendinginan sehingga fase
produk memiliki kerapatan yang berbeda.
Bila tegangan sisa tersebut tidak dihilangkan maka dapat mengakibatkan
gangguan atau distorsi. Cara untuk menghilangkan tegangan sisa tersebutadalah dengan
melakukan proses stress relief anneling, karena proses ini tidak mengurangi kekuatan
17

material secara signifikan. Proses ini digunakan padasituasi dimana pengawasan


dimensional secara ketat diperlukan dalam proses pengelasan, dalam proses
penempaan, proses pengecoran dan lain-lain.

4. Soft Anneling
Merupakan proses pelunakan dengan menggunakan proses pengerasanregangan yang
dilakukan dengan prosedur pemanasan yang wajar. Ditinjau darisegi produksi, proses ini
lebih cepat dibandingkan dengan paduan dan makin besar deformasi maka makin cepat
proses ini berlangsung. Pemanasandilakukan pada suhu 15⁰F.
Tujuan dari soft annealing adalah untuk menghilangkan tegangan akibat
regangan akibat proses penarikan.

5. Anil
Dilakukan pada material gelas untuk menghilangkan tegangan tegangansisa dan
menghindarkan terjadinya retakan panas (benda mula dan benda akhir tidak berubah
kekerasannya). Prosedur pelaksanaannya berubah dengankomposisi gelas karena suhu
pemanasan harus mendekati suhu transisi gelasagar memungkinkan penurunan
tegangan tanpa melampaui titik regangandimana viskositas = 10 13,5Pa.
Pendinginan yang lambat ini mencegahterjadinya tegangan termal baru.
Dibawah suhu titik regangan dimana ada peningkatan viskositas sebanyak 30 kali,
pendinginan dapat berlangsungdengan epat karena tidak mungkin terjadi tegangan sisa
yang baru. Pada prosesini tidak ada perubahan struktur mikro. Grafik annealing
berdasarkan suhudapat kita lihat pada Gambar 11 di bawah ini.
18

Gambar 11: klasifikasi anneling berdasarkan suhu pada proses anneling

Untuk full annealing, baja dipanaskan di atas suhu kritis(A3)maksimum dan


kemudian didinginkan secara lambat. Untuk partial annealing, baja dipanaskan diantara
suhu kritis maksimum (A3 or Acm) dan suhu kritisminimum (A1). Sedangkan pada
subcritial annealing, baja dipanaskan di bawah suhu kritis (A1), dapat dilihat pada
Gambar 11 di atas.

- Normalizing
Proses ini seperti yang terlihat dari pada Gambar 12, dapat diartikansebagai
pemanasan dan mempertahankan pemanasan pada suhu yang sesuaidiatas batas
perubahan, diikuti pendinginan secara bebas di dalam udara luar supaya terjadi
perubahan ukuran butir-butiran. Pendinginan yang bebas akanmenghasilkan struktur
yang lebih halus daripada struktur yang dihasilkandengan annealing. Pengerjaan mesin
juga akan menghasilkan permukaan pengerjaan yang lebih baik.
19

Gambar 12: proses normalizing

Hal tersebut membuat struktur lebih seragam dan juga untuk memperbaikisifat-
sifat mekanik baja tersebut. Pada proses ini baja dipanaskan untuk membentuk struktur
austenit, direndam dalam keadaan panas dan seterusnyadidinginkan secara bebas di
udara.

- Tempering
`Baja biasanya dipanaskan kembali pada suhu kritis terendah setelahdilakukan
pengerasan untuk memperbaiki kekutan dan kekenyalannya. Akantetapi hal itu
mengurangi daya regang dan kekerasannya, sehingga membuat baja lebih sesuai untuk
kebutuhan untuk membuat peralatan. Proses pemanasan kembali disebut penyepuhan.
Proses tersebut menyebabkan martensit berubahmenjadi troostit dan sorbit sesuai
dengan suhu penyepuhannya. Troostit dansorbit tersebar halus dalam bentuk karbid
pada lapisan ferit. Bentuk strukturnyatidak seperti austenit tetapi berlapis-lapis.Suhu
tempering tergantung pada sifat-sifat baja yang diperlukan, biasanyasekitar 180⁰C-
650⁰C, dan lamanya pemanasan bergantung pada tebalnya bahan.Pemanasan biasanya
dilakukan di dalam dapur sirkulasi udara dan seterusnyadirendam dalam minyak atau
timbal (timah hitam). Dengan demikian, suhu pemanasanya dapat dikontrol secara
tepat. Alat-alat biasanya ditemper padasuhu rendah. Penetapan suhu dengan cara
melihat warna pada selaput oksidayang dihasilkan dengan pemanasan.
20

a. Austemper
Proses pencelupan tertunda seperti Gambar 13 di bawah ini disebut austemper.
Austenit mengalami transformasi isotermal dan berubah menjadi bainite yang keras.
Benda atau bagian harus dicelup dengan cepat sampaimencapai suhu yang tepat, tanpa
memotong ujung kurva transformasi. Bajadibiarkan diatas garis Ms akan tetapi dibawah
430⁰C ( diquench dengan air garam ). Bila dibiarkan cukup lama akan diperoleh struktur
bainite. Dibawahmikroskop struktur bainite mirip dengan martensite, akan tetapi bainite
lebih ulet dibandingkan dengan martensite temper. Proses ini diterapkan untuk
bendayang kecil dengan kemampuan kekerasan yang baik.

Gambar 13: diagram austemper

b. Martemper
Tujuan utama martemper adalah untuk menekan distorsi, terjadinya retak atau
timbulnya tegangan dalam akibat pencelupan dalam minyak atau air. Struktur yang
terjadi sama dengan martensit temper dan biasanya disusultemper lagi. Dari Gambar 14
di bawah ini dapat kita lihat proses Martemper. Bajadidinginkan dengan cepat dari
daerah austenite sampai suhu diatas garis Ms. Baja dibiarkan cukup lama sehingga suhu
merata, artinya bagian dalam danluar telah mencapai suhu yang sama. Setelah itu baja
biasanya didinginkandiudara sampai mencapai suhu ruang dan terbentuklah martensite.
Bajadipanaskan kembali; suhu tergantung pada kadar karbon dan pada unsur paduan,
untuk baja karbon dengan C sama dengan 0,4 %, suhu adalah 370oC.
21

Gambar 14 diagram martemper

Beberapa macam proses tempering:


1. Tempering suhu rendah (150°C - 500° C)Untuk mengurangi tegangan kerut dan
kerapuhan dari baja. Digunakan untuk alat kerja yang tak mengalami beban berat.
2. Tempering suhu menengah (300°C - 500°C)Untuk menambah keuletan dan kekerasan
sedikit berkurang. Digunakan untuk alat kerja yang mengalami beban berat
3. Tempering suhu tinggi (500°C - 6s0°C)Untuk memberikan keuletan yang besar tetapi
kekerasannya rendah.Digunakan untuk roda gigi, poros, batang penggerak, dan lain-lain
22

Gambar 15: proses pada tempering

Вам также может понравиться