Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
OLEH:
FITRIA AGUSTINA 04021281320004
RINI DIANTIKA 04021281320001
SERLI ANGGRAINI 040211813200
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan salah satu aspek dari kehidupan masyarakat mutu hidup,
produktifitas tenaga kerja, angka kesakitan dan kematian yang tinggi pada bayi dan anak-
anak, menurunnya daya kerja fisik serta terganggunya perkembangan mental adalah
akibat langsung atau tidak langsung dari masalah gizi kurang.
Sebagaimana diketahui bahwa salah satu masalah gizi yang paling utama pada saat
ini di Indonesia adalah kurang kalori, protein hal ini banyak ditemukan bayi dan anak
yang masih kecil dan sudah mendapat adik lagi yang sering disebut “kesundulan” artinya
terdorong lagi oleh kepala adiknya yang telah muncul dilahirkan. Keadaan ini karena
anak dan bayi merupakan golongan rentan.
Terjadinya kerawanan gizi pada bayi disebabkan karena selain makanan yang
kurang juga karena Air Susu Ibu (ASI) banyak diganti dengan susu botol dengan cara
dan jumlah yang tidak memenuhi kebutuhan. Hal ini pertanda adanya perubahan sosial
dan budaya yang negatif dipandang dari segi gizi. Pertumbuhan dan perkembangan bayi
sebagian besar ditentukan oleh jumlah ASI yang diperoleh termasuk energi dan zat gizi
lainnya yang terkandung di dalam ASI tersebut. ASI tanpa bahan makanan lain dapat
mencukupi kebutuhan pertumbuhan sampai usia sekitar empat bulan. Setelah itu ASI
hanya berfungsi sebagai sumber protein vitamin dan mineral utama untuk bayi yang
mendapat makanan tambahan yang tertumpu pada beras.
Dalam pembangunan bangsa, peningkatan kualitas manusia harus dimulai sedini
mungkin yaitu sejak dini yaitu sejak masih bayi, salah satu faktor yang memegang
peranan penting dalam peningkatan kualitas manusia adalah pemberian Air Susu Ibu
(ASI). Pemberian ASI semaksimal mungkin merupakan kegiatan penting dalam
pemeliharaan anak dan persiapan generasi penerus di masa depan. Dukungan politis dari
pemerintah terhadap peningkatan penggunaan ASI EKSLUSIF telah memadai, hal ini
terbukti dengan telah dicanangkannya Gerakan Nasional Peningkatan Penggunaan Air
Susu Ibu (GNPP-ASI).
Puskesmas sebagai organisasi kesehatan pemerintah di tingkat primer mempunyai
tanggung jawab di bidang kesehatan terhadap wilayah kerjanya. Masyarakat yang hidup
dalam lingkungan dan perilaku sehat, memiliki kemampuan menjangkau pelayanan
kesehatan secara adil dan merata serta memiliki kemampuan menjangkau pelayanan
kesehatan secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya. Dalam pelaksanaannya, puskesmas memiliki 20 kegiatan pokok, salah satunya
adalah upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular, terutama TB.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami program ASI Eklusif di Puskesmas Indralaya
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui tentang program ASI di Puskesmas Indralaya
b. Mengetahui kendala dan hambatan dalam pelaksanaan program ASI di Puskesmas
Indralaya
C. Perumusan Masalah
Apakah ada kendala dan hambatan dalam pelaksanaan program ASI di Puskesmas
Indralaya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Puskesmas Indralaya
1. Profil Puskesmas Indralaya
Puskesmas Indralaya merupakan puskesmas pusat kecamatan Indralaya ogan
ilir. Dengan usia puskesmas yang sudah cukup lama, Puskesmas Indralaya selalu
berusaha memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat dengan sumber
daya yang masih minim yang ada di puskesmas. Puskemas Talang Aur memiliki luas
tanah 32 x 25 m² dan luas bangunan 10 x 5 m² dengan memiliki luas wilayah kerja
kecamatan Indralaya.
a. Visi : tercapainya kecamatan Indralaya sehat dan mandiri menuju
terwujudnya Indonesia sehat.
b. Misi :
- memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, proaktif, terjangkau dan
ter integrasi.
- mengatasi masalah kesehatan mayarakat dengan mengoptimalkan
sumber daya yang ada.
- memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga,
masyarakat dan lingkungan.
c. motto : “kesehatan anda tujuan kami, kesembuhan anda harapan kami”
d. Tata nilai Puskesmas Indralaya : RAMAH
Responsif
Aaktual
Mampu
Aktif
Harmonis
2. Geografi
Wilayah kerja puskesmas terletak di dataran rendah. Letak Puskesmas Indralaya
terletak di tempat yang strategis untuk menjangkau pemukiman masyarakat.
3. Demografi
Jumlah penduduk dalam wilayah kerja puskesmas 32. 474 jiwa. Sebagian besar
mata pencaharian penduduk di wilayah kerja Indralaya adalah petani, pedagang,
pengrajin, sebagian kecil Pegawai Negeri Sipil dan swasta.
4. Transportasi
Puskesmas Indralaya terletak di daerah pusat Kab. Inderalaya. Untuk mencapai
puskesmas masyarakat dapat menggunakan kendaraan umum seperti angkutan
umum maupun becak motor, kendaraan bermotor, jalan kaki.
5. Logistik
1. Mikrofon
2. LCD
Sedangkan rencana kerja yang belum dilaksanakan di puskesmas Indralaya antara lain
sebagai berikut:
1. Program penanggulangan KEP dan gizi buruk
Pencapaian target belum sesuai dengan standar pelyanan minimal dengan alas
an yang tidak jelas
2. Program penanggulangan GAKY
Belum dapat dilaksanakan karena terbatasnya SDM dan prasarana yang ada di
Puskesmas Indralaya
3. Program penanggulangan gizi lebih
Belum dapat dilaksanakan karena terbatasnya SDM dan prasarana yang ada di
Puskesmas Indralaya
4. Program gizi institusi
Belum dapat dilaksanakan karena terbatasnya SDM dan prasarana yang ada di
Puskesmas Indralaya
5. Program sistem kewaspadaan pangan dan gizi
Belum dapat dilaksanakan karena terbatasnya SDM dan prasarana yang ada di
Puskesmas Indralaya
6. Program pengembangan tenaga gizi
Jumlah tenaga gizi yang terbatas mengakibatkan pengembangan tenaga gizi
terhambat
BAB IV
PEMBAHASAN
Analisa SWOT yaitu identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan
strategi suatu perusahan atau organisasi. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat
memaksilmalkan kekuatan (strength) dan peluang (opportunity), namun secara bersamaan
dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threat) (Rangkuti, 2002).
Berdasarkan hasil pengumpulan data di Puskesmas Indralaya mengenai program ASI
ekslusif, maka didapatkan analisa sebagai berikut.
1 SDM
STRENGTH
1. Petugas sudah berpengalaman 0,3 3 0,9 S-W= 1,6-
menjalankan program ASI 3,3
2. Petugas aktif turun kelapangan untuk 0,25 2 0,5 =-1,7
kegiatan konseling mengenai
manfaat ASI ekslusif saat posyandu
3. Petugas aktif dalam melakukan 0,2 1 0,2
penyuluhan mengenai ASI
TOTAL 0,75 1.6
WEAKNESS
1. Hanya ada 1 orang petugas 0,3 3 0,9
penanggung jawab program
2. Belum adanya pelatihan ASI ekslusif 0,3 3 0,9
untuk bidan dan kader
3. Belum ada dana khusus untuk 0,3 2 0,6
menunjang peningkatan ASI ekslusif
4. Masih rendahnya cakupan 0,3 3 0,9
pencapaian ASI ekslusif
TOTAL 1,4 3,3
OPPORTUNITY
1. Adanya petugas yang berpengalaman 0.3 3 0,9
berpeluang mengadakan penyuluhan O-T=
mengenai ASI 1,5-3,6
2. Adanya pelatihan untuk petugas 0,2 3 0,6 = -2,1
TOTAL 0,5 1,5
THREAT
1. Rekrutmen pegawai baru tergantung 0,4 3 1,2
dari pihak dinas kesehatan ogan ilir.
2. Kurangnya kesadaran masyarakat 0,5 3 1,5
terhadap pentingnya pemberian ASI
pada anak.
3. Belum adanya kebijakan daerah yang 0,3 3 0,9
mendukung tentang ASI ekslusif
TOTAL 1,2 3,6
2 METODE
STRENGTH
1. Sudah ada alur yang jelas dalam 0,2 2 0,4 S-W= 2,2-
proses pemberian ASI pada anak 3,0
2. Adanya penyuluhan mengenai ASI 0,3 4 1,2 =0,2
3. Adanya konsultasi secara terjadwal 0,3 2 0,6
saat posyandu.
TOTAL 1,1 2,2
WEAKNESS
1. Pendidikan ibu yang masih kurang 0,5 3 1,5
mengenai pentingnya ASI ekslusif.
2. Pelaksaana program ASI hanya 0,5 3 1,5
dilakukan penyluhan tidak dilakukan
pemantauan secara langsung dengan
home visit.
TOTAL 1 3,0
OPPORTUNITY
1. Sudah adanya program pemerintah 0,5 4 2
untuk pentingnya pemberian ASI O-T=
nasional 0,5 2 2,0-3,5
TOTAL =1,5
THREAT
1. Dalam 1 tahun hanya terdapat 0,5 3 1,5
rata-rata 5-8 orang yang tidak
memberikan ASI pada anak.
2. Rendahnya kesadaran masyarakat 0,5 4 2,0
terhadap pemberian ASI
TOTAL 1 3,5
3 MATERIAL
STRENGTH
1. Sudah adanya laporan untuk 0,25 3 0,75 S-W=
mengontrol program ASI ekslusif 2,35-0,8
2. Letak Puskesmas Indralaya yang =1,55
strategis dan mudah dijangkau oleh 0,25 4 1,0
masyarakat
3. Adanya buku pedoman pelaksanaan 0,2 3 0,6
ASI di Puskesmas
TOTAL 0,70 2,35
WEAKNESS
1. Belum adanya ruang khusus untuk 0,4 2 0,8
penyuluhan
OPPORTUNITY
1. Pendistribusian MP-ASI 0,5 3 1,5 O-T=
TOTAL 0,5 1,5 1,5-2,0
=0,5
THREAT
1. Fasilitas untuk pemantauan secara 0,5 4 2,0
langsung yang tidak tersedia
TOTAL 0,5 2,0
W S
T
Keterangan:
: MEN/ SDM (-3,8)
: Metode (0,2 , 1,5)
: Material (1,55, 0,5)
D. Interpretasi SWOT
1. Men (SDM)
Berada pada kuadran IV (positif, negatif) artinya posisi ini menandakan sebuah
organisasi memiliki peluang besar tetapi secara internal memiliki kelemahan.
Rekomendasi stratesi yang diberikan adalah ubah strategi (turn around) yaitu pembalikan
arah orgaisasi dari penurunan kerja. Fokus strategi ini adalah meminimalkan masalah
internal dalam organisasi sehingga dapat merebut pasar yang lebih baik. Sehingga untuk
program ASI di Puskesmas Indralaya dalam segi SDM masih kurang diakibatkan
kekurangan tenaga, sehingga tenaga yang ada harus meminimalkan adanya masalah dan
berfokus pada peningkatan kinerja diri dan mutu dari pelayanan yang diberikan.
2. Metode dan Material
Berada pada kuadran I (positif, positif) artinya posisi ini menandakan sebuah organisasi
yang kuat dan berpeluang, Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Progresif, artinya
organisasi dalam kondisi prima dan mantap sehingga sangat dimungkinkan untuk terus
melakukan ekspansi, memperbesar pertumbuhan dan meraih kemajuan secara maksimal.
Untuk program ASI di Puskesmas Indralaya dalam segi metode dan material sudah
cukup baik, namun program akan lebih berjalan baik dan maju jika dilakukan
pengembangan lebih lanjut, seperti penambahan frekuensi penyuluhan ASI, pemantauan
secara langsung, konsultasi yang lebih sfesifik, pengadaan ruangan khusus penyluhan di
Puskesmas, dan lain-lain.
BAB V
A. Kesimpulan
Setelah dilakukan analisis dapat disimpulkan bahwa:
1. Di wilayah kerja Puskesmas Indralaya terdapat Program Pemberian ASI pada
anak
2. Program pemberian ASI di wilayah kerja puskesmas Indralaya telah memiliki
buku panduan khusus, telah dilakukan penyuluhan secara terjadwal, tetapi yang
menjadi hambatan jalannya program ini adalah rendahnya kesadaran masyarakat
untuk mengikuti dan menjalani program ASI .
3. Untuk menunjang berjalannya program pemberian ASI di Puskesmas telah
disediakan peralatan yang kurang lengkap untuk pelaksanaan program.
B. Saran
1. Untuk meningkatkan pengembangan program pemberian ASI di wilayah kerja
Puskesmas Indralaya diharapkan Puskesmas Indralaya menjalankan program ini
secara optimal dan adanya dukungan yang kuat dari pihak terkait, seperti dinas
kesehatan setempat, kader-kader yang dipilih yang ditempatkan di masing-masing
wilayah kerja Puskesmas Indralaya.
2. Menambah tenaga kesehatan untuk mendukung jalannya program ini di wilayah
kerja Puskesmas Indralaya.
3. Menambah frekuensi penyuluhan mengenai ASI ke setiap wilayah Puskesmas
Indralaya guna membantu menyadarkan masyarakat mengenai pentingnya ASI.