Вы находитесь на странице: 1из 9

BAHAN BERBAHAYA (HARMFUL)

Harmful (bahan berbahaya) adalah padatan maupun cairan ataupun gas yang jika
kontak atau melalui inhalasi (pernafasan) atau melalui oral dapat menyebabkan bahaya yang
dapat merusak kesehatan tubuh sampai tingkat tertentu.

Simbol untuk Bahan Berbahaya (Harmful)

Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 03 Tahun 2008


Tentang Tata Cara Pemberian Simbol dan Label Bahan Berbahaya dan Beracun, simbol
untuk B3 klasifikasi bersifat berbahaya (harmful) berwarna dasar putih dengan garis tepi
tebal berwarna merah. Simbol beurpa gambar silang berwarna hitam. Simbol ini untuk
menunjukkan suatu bahan baik berupa padatan, cairan ataupun gas yang jika terjadi kontak
atau melalui inhalasi ataupun oral dapat menyebabkan bahaya terhadap kesehatan sampai
tingkat tertentu.

Nama : Harmful
Lambang : Xn
Arti : Bahan yang dapat merusak kesehatan tubuh bila kontak langsung dengan
tubuh atau melalui inhalasi
Tindakan : Jangan dihirup, jangan ditelan dan hindari kontak langsung dengan kulit
Contoh : Piridyn, Etilen Glikol, Diklorometan, Ammonia dan benzyl klorida.
Di simpan di ruangan yang dingin dan berventilasi. Hindari kontaminasi
dengan udara, pernapasan, kulit dan mata.

Simbol bahan kimia disamping sebetulnya terbagi menjadi 2 kode, yaitu kode Xn dan
kode Xi. Kode Xn menunjukan adanya risiko kesehatan jika bahan masuk melalui pernafasan
(inhalasi), melalui mulut (ingestion), dan melalui kontak kulit, contoh bahan dengan kode Xn
misalnya piridin. Sedangkan kode Xi menunjukan adanya risiko inflamasi jika bahan kontak
langsung dengan kulit dan selaput lendir, contoh bahan dengan kode Xi misalnya ammonia
dan benzyl klorida. Frase-R untuk bahan berkode Xn yaitu R20, R21 dan R22, sedangkan
untuk kode Xi yaitu R36, R37, R38 dan R41.

Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya ‘harmful’ memiliki resiko
merusak kesehatan sedang jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion),
atau kontak dengan kulit.

Suatu bahan dikategorikan berbahaya jika memenuhi kriteria berikut:

LD50 oral (tikus) 25 – 200 mg/kg berat badan


LD50 dermal (tikus atau kelinci) 50 – 400 mg/kg berat badan
LD50 pulmonary (tikus) untuk aerosol/debu 0,25 – 1 mg/L
LD50 pulmonary (tikus) untuk gas/uap 0,50 – 2 mg/L

Frase-R untuk bahan berbahaya: R20, R21, dan R22


Bahan dan formulasi yang memiliki sifat
Karsinogenik (Frase-R:R45 dan R40)
Mutagenik (Frase-R:R47)
Toksik untuk reproduksi (Frase-R:R46 dan R40)

Sifat-sifat merusak secara kronis yag lain (Frase-R:R48) yang tidak diberi notasi
toxic, akan ditandai dengan simbol bahaya ‘harmful substances’ dan kode huruf Xn.

Bahan-bahan yang dicurigai memiliki sifat karsinogenik, juga akan ditandai dengan
simbol bahaya ‘harmful substances’ dan kode huruf Xn, bahan pemeka (sensitizing
substances) (Frase-R :R42 dan R43) diberi label menurut spektrum efek apakah dengan
simbol bahaya untuk ‘harmful substances’ dan kode huruf Xn atau dengan simbol bahaya
‘irritant substances’ dan kode huruf Xi.

Bahan yang dicurigai memiliki sifat karsinogenik dapat menyebabkan kanker dengan
probabilitas tinggi melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion) atau kontak dengan kulit.
Contoh bahan yang memiliki sifat tersebut misalnya solven 1,2-etane-1,2-diol atau etilen
glikol (berbahaya) dan diklorometan (berbahaya, dicurigai karsinogenik).

Contoh penerapan simbol Harmful:


Identifikasi Bahan Kimia Berbahaya

Ketika kita melakukan upaya identifikasi bahan kimia, apakah cukup sebenarnya melihat
penampilannya saja? Tentu tidak! Karena secara umum banyak sekali penampilan bahan
kimia yang sama, seperti berwujud cair tidak berwarna, berwarna kuning pucat, berwarna
putih atau gas tanpa warna. Penampilan bahan kimia jarang memberi identifikasi yang pasti
terhadap identitasnya. Maka saat kita menghadapi bahan kimia, diperlukan informasi-
informasi lain yang mendukung agar lebih dapat mengidentifikasi bahan kimia seperti apakah
yang sedang kita hadapi dan bagaimana penanganannya. Karena pada prinsipnya semua
bahan kimia adalah berbahaya dan faktor keselamatan petugas sangatlah penting. Informasi
yang membantu dalam identifikasi bahan kimia dapat kita dapatkan dari :

1. Penandaan kontainer dan label


Penandaan kontainer dan label pada kemasan dapat membantu mengidentifikasi
bahan kimia. Pada kontainer atau label biasanya terdapat simbol B3, nama dagang
(terkadang dilengkapi dengan nama kimia), sifat fisik/kimia (walaupun tidak detail),
sifat bahaya dan lain-lain. Label adalah setiap keterangan mengenai B2 yang
berbentuk gambar, tulisan, kombinasi keduanya atau bentuk lain yang memuat
informasi tentang B2 dan keterangan perusahaan serta informasi lainnya sesuai
dengan Peraturan Perundang-undangan, yang disertakan pada produk, dimasukkan ke
dalam, ditempatkan pada atau merupakan bagian kemasan.
2. Tanda bermanfaat dalam penamaan bahan kimia
Nama bahan kimia dapat memiliki banyak sinonim, dan itu adalah sah atau
dibenarkan, seperti methanal = formaldehida = formalin (formalidehid dalam larutan
air ± 37%). Di pasaran, formalin diperdagangkan dengan nama yang berbeda-beda,
yaitu : Formol, Morbicid, Methanal, Formic aldehyde, Methyl oxide, Oxymethylene,
Methylene aldehyde, Oxomethane, Formoform, Formalith, Karsan, Methyleneglycol,
Paraforin, Polyoxymethylene glycols, Superlysoform, Tetraoxymethylene, dan
Trioxane. Sebagai petugas bea dan cukai, sepertinya tidak mungkin harus
menghafalkan berbagai nama suatu bahan kimia yang dimungkinkan lebih dari satu.
Tetapi ada beberapa tanda penamaan yang bersifat lebih spesifik dan unik yang dapat
kita gunakan sebagai alat untuk identifikasi bahan kimia, yaitu :
a. CAS Number (CAS #)
1. CAS singkatan dari Chemical Abstract Services, merupakan sistem indeks
atau registrasi senyawa kimia yang diadopsi secara internasional, sehingga
memungkinkan untuk mengidentifikasi setiap senyawa kimia secara spesifik.
2. Bersifat unik untuk bahan kimia tunggal dan beberapa campuran. Jutaan bahan
kimia terdaftar dan merupakan pengidentifikasi yang tidak akan ambigu.
3. Nomor CAS berisi 5-9 digit dipisahkan menjadi tiga kelompok dengan tanda
hubung. Memiliki formula (XXXX)XX-XX-X, dimana X adalah angka 0-9.
Kelompok pertama, mulai dari kiri, memiliki hingga enam digit, kelompok
kedua selalu memiliki dua digit, dan kelompok ketiga selalu memiliki satu
digit. Misalnya, nomor CAS # CFC-12 adalah 75-71-8, CAS# Tiodiglikol =
111-48-8.
4. Biasanya ditemukan pada kemasan dalam (label kontainer) atau pada
dokumen. Tidak selalu ditandai sebagai “Nomor CAS”, jika demikian carilah
pola (XXXX)XX-XX-X.

5. Dengan mengetahui CAS number untuk suatu bahan kimia (walau kita tidak
mengetahui nama kimia bahan tersebut), kita dapat mencari tahu nama bahan
kimia yang sedang kita hadapi dan sifat-sifatnya. Pencarian dapat dilakukan di
literatur bahan kimia atau mesin pencari “Google” , dengan key word : CAS
#.....
b. EC- Number (EINECS #)
1. Merupakan registrasi Eropa;
2. Bersifat unik;
3. Formula : YYY-YYY-Y, dimana Y adalah angka 0-9. Contoh Tiodiglikol =
203-874-3; 1,2-dichlorobenzene = EINECS# 202-425-9
c. UN-Number (UN #)
1. Merupakan nomor PBB untuk bahan kimia berbahaya.
2. Formula : UN-ZZZZ, dimana Z adalah angka 0-9. Misal : Tiodiglikol = UN-
3334, isocyanate = UN 3080.
3. Tidak selalu unik, nomor UN yang sama dapat diaplikasikan kepada lebih dari
satu bahan kimia. Misalnya nomor Tiodiglikol tidak unik.
4. Biasanya ditemukan pada kemasan luar dan dokumen (seperti di kotak, truk
tanki, kemasan besar lain, atau dokumen transportasi barang berbahaya).
3. Lembar data keselamatan bahan (MSDS) dan lembar spesifikasi
Lembar data keselamatan bahan (Material Safety Data Sheet = MSDS)
merupakan pengidentifikasi dan informasi keselamatan yang sangat terperinci. Format
tidak seragam dan kadang tidak selalu disertakan (berdasarkan permintaan pelanggan)
namun dapat sangat membantu. Merupakan lembar petunjuk yang berisi informasi
tentang sifat fisika, kimia, jenis bahaya yang ditimbulkan, cara penanganan, dan
tindakan khusus dalam keadaan darurat. Lembar spesifikasi merupakan laporan
kualitas suatu bahan dan kadang memuat CAS Number . Di bawah ini merupakan
cuplikan/bagian dari lembar spesifikasi dan lembar MSDS.

4. A
nalisis laboratorium
Analisis bahan kimia oleh laboratorium sangat membantu dalam upaya
identifikasi, karena di laboratorium akan dilakukan berbagai tes untuk identifikasi
bahan kimia tersebut. Tentu hal ini memerlukan waktu, namun analisis oleh
laboratorium akan lebih mendekati yang sebenarnya.

Contoh Bahan Berbahaya


Karakteristik harmful menunjukan bahwa suatu bahan baik berupa padatan,
cairan, ataupun gas yang jika terjadi kontak atau melalui inhalasi maupun oral dapat
menyebabkan bahaya terhadap kesehatan sampai tinglat tertentu.
Zat kimia Bahaya yang ditimbulkan
Asam Oksalat Bukan merupakan limbah B3 jika digunakan dibawah
normal tetapi dapat menimbulkan efek kesehatan seperti
- Iritasi sistem pernapasan jika terhirup melalui
inhalasi.
- Iritasi kulit jika terabsorpsi melalui kulit.
- Iritasi mata.
- Berbahaya jika tertelan.
Mangan sulfat Berbahaya jika terhirup atau tertelan, karena menyebabkan
iritasi mata, iritasi kulit, iritasi sistem pernapasan
mengganggu paru-paru, efek pada sistem saraf pusat, darah
dan ginjal.
Eter Berbahaya jika ditelan, terhirup melalui sistem pernapasan,
atau kontak melalui kulit, dapat menyebabkan reaksi
alergik dan iritasi pada sistem pernapasan, kulit dan mata.
Kloroform Dapat menyebabkan kanker, dan dapat membahayakan jika
terhirup atau tertelan.
Asetonil Dapat menyebabkan iritasi kulit, iritasi system pernapasan,
dan gangguan ginjal. Metabolism asetonitril dengan sianida
di dalam tubuh dapat menyebabkan sakit kepala, pusing,
pingsan, koma, dan kemungkinan menyebabkan kematian.

Penyimpanan Limbah Harmful


Untuk penyimpanan limbah harmful, seperti larutan tiosulfat harus disimpan
dalam wadah tertutup dengan kondisi tempat penyimpanan yang dingin dan memiliki
ventilasi yang baik karena jika terjadi dekomposisi limbah ini akan menghasikan gas
hidrogen sulfida atau gas SO2 .

References :
Anonim. 7 Simbol Bahan Kimia Berbahaya, Gambar dan Keterangannya.
http://www.ebiologi.com/2016/02/simbol-bahan-kimia-berbahaya.html. Diakses
pada 26 September 2017 pukul 05.06 WIB

Anonim. https://teklabbio1b.files.wordpress.com/2013/09/standar-eropa-yang-benar.gif.
Diakses pada 26 September 2017 pukul 05.06 WIB

Damanhuri, E. Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).


http://hmtl.itb.ac.id/wordpress/wp-content/uploads/2011/03/DiktatB3_2010.pdf..
Diakses pada 18 September 2017 pukul 22.16 WIB

Rustiningsih, H., Widyaiswara. Identifikasi Bahan Berbahaya Bagi Petugas Bea dan Cukai.
http://www.bppk.kemenkeu.go.id/publikasi/artikel/148-artikel-bea-dan-cukai/19151-
identifikasi-bahan-kimia-berbahaya-bagi-petugas-bea-dan-cukai. Diakses pada 18
September 2017 pukul 22.41 WIB

Вам также может понравиться