Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Amaranggana D
Cuvita
Irbah Zhafirah
Riska Widyarini
Prinsip dari metode hitungan cawan atau Total Plate Count (TPC) adalah menumbuhkan sel
mikroorganisme yang masih hidup pada media agar, sehingga mikroorganisme akan berkembang biak
dan membentuk koloni yang dapat dilihat langsung dan dihitung dengan mata tanpa menggunakan
mikroskop. Metode ini merupakan metode yang paling sensitif untuk menentukan jumlah
mikroorganisme.Dengan metode ini, kita dapat menghitung sel yang masih hidup, menentukan jenis
mikroba yang tumbuh dalam media tersebut serta dapat mengisolasi dan mengidentifikasi jenis koloni
mikroba tersebut.
Pada metode ini, teknik pengenceran merupakan hal yang harus dikuasai.Sebelum
mikroorganisme ditumbuhkan dalam media, terlebih dahulu dilakukan pengenceran sampel
menggunakan larutan fisiologis.Tujuan dari pengenceran sampel yaitu mengurangi jumlah kandungan
mikroba dalam sampel sehingga nantinya dapat diamati dan diketahui jumlah mikroorganisme secara
spesifik sehingga didapatkan perhitungan yang tepat.Pengenceran memudahkan dalam perhitungan
koloni (Fardiaz, 1993). Menurut Waluyo (2005), tahapan pengenceran dimulai dari membuat larutan
sampel sebanyak 10 ml (campuran 1 ml/1gr sampel dengan 9 ml larutan fisiologis). Dari larutan tersebut
diambil sebanyak 1 ml dan masukkan kedalam 9 ml larutan fisiologis sehingga didapatkan pengenceran
10-2. Dari pengenceran 10-2 diambil lagi 1 ml dan dimasukkan kedalam tabung reaksi berisi 9 ml larutan
fisiologis sehingga didapatkan pengenceran 10-3, begitu seterusnya sampai mencapai pengenceran yang
kita harapkan.Secara keseluruhan, tahap pengenceran dijelaskan dalam gambar berikut ini.
Gambar 1. Teknik pengenceran Sampel (Sumber. Pearson, 2006)
Selanjutnya perhitungan dilakukan terhadap cawan petri dengan jumlah koloni bakteri antara
30-300.Perhitungan Total Plate Count dinyatakan sebagai jumlah koloni bakteri hasil perhitungan
dikalikan faktor pengencer.
Keuntungan dari metode TPC adalah dapat mengetahui jumlah mikroba yang dominan. Keuntungan
lainnya dapat diketahui adanya mikroba jenis lain yang terdapat dalam contoh.Adapun kelemahan dari
metode ini adalah:
Memungkinkan terjadinya koloni yang berasal lebih dari satu sel mikroba, seperti pada mikroba
yang berpasangan, rantai atau kelompok sel.
Memungkinkan ini akan memperkecil jumlah sel mikroba yang sebenarnya. Kemungkinan
adanya jenis mikroba yang tidak dapat tumbuh karena penggunaan jenis media agar, suhu, pH, atau
kandungan oksigen selama masa inkubasi.
Memungkinkan ada jenis mikroba tertentu yang tumbuh menyebar di seluruh permukaan
media,sehingga menghalangi mikroba lain. Hal ini akan mengakibatkan mikroba lain tersebut tidak
terhitung.
Penghitungan dilakukan pada media agar yang jumlah populasi mikrobanya antara 30 – 300
koloni. Bila jumlah populasi kurang dari 30 koloni akan menghasilkan penghitungan yang kurang teliti
secara statistik, namun bila lebih dari 300 koloni akan menghasilkan hal yang sama karena terjadi
persaingan diantara koloni.
Penghitungan populasi mikroba dapat dilakukan setelah masa inkubasi yang umumnya
membutuhkan waktu 24 jam atau lebih.
Uji Total Plate Count menggunakan media padat dengan hasil akhir berupa koloni yang dapat
diamati secara visual dan dihitung. Sebelum diuji di media padat, sampel terlebih dahulu harus
diencerkan. Pengenceran sampel dilakukan terhadap sediaan yang akan didentifikasi kemudian ditanam
pada media lempeng agar. Jumlah koloni bakteri yang tumbuh pada lempeng agar dihitung setelah
inkubasi pada suhu dan waktu yang sesuai.Perhitungan dilakukan terhadap petri dengan jumlah koloni
bakteri antara 30-300.Total Plate Count dinyatakan sebagai jumlah koloni bakteri hasil perhitungan
dikalikan faktor pengencer.
Teknik pengenceran sampel dilakukan pada metode cawantuang (pour plate). Pada metode
tuang, sejumlah sampel dari hasil pengenceran sebanyak 1 ml dimasukkan kedalam cawan petri,
kemudian ditambahkan media yang telah disterilkan sebanyak 15-20 ml. Kemudian cawan petri
digoyang agar media dan sampel tercampur rata dan biarkan memadat. Hal ini akan menyebarkan sel-
sel bakteri tidak hanya pada permukaan media yang kaya oksigen, tetapi ada pula yang tumbuh didalam
media yang tidak begitu banyak mengandung oksigen. Secara keseluruhan tahap dalam metode cawan
tuang (pour plate) ini dijelaskan pada gambar berikut.
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah aquadest steril, media plate count agar, alcohol 70%
dan tempe bacem
VI. Prosedur :
1. Tempe bacem dihaluskan (25 gr)
2. Masukkan ke dalam aquades 225 ml
3. Ambil bahan yang telah diencerkan dengan aquades dengan pipet ukur 1,00 ml dimasukan ke
dalam tabung reaksi
4. Dihomogenkan tabung reaksi 10−2 dengan vortex mixer
5. Dilakukan hal yang sama sampai pengenceran 10-6
6. Dimasukan 1 ml sampel pengenceran 10-3 yang homogeny, masukan dalam cawan petri, lakukan
dua kali
7. Dilakukan hal yang sama pada pengenceran 10-4 ,10-5 dan 10-6 tunggu beberapa saat
8. Dimasukan media PCA ke dalam cawan petri yang steril yang berisi sampel, kemudian
homogenkan membentuk angka delapan
9. Diulangi sampai pengenceran 10-6
10. Diinkubasikan 1 x 24 jam dan 2 x 24 jam
11. Amati hasil dan hitung coloni
VII. Hasil pengamatan
Cawan 1
Cawan 2
VIII. Pembahasan
Pada praktikum kali ini menghitung jumlah bakteri pada tempe bacem abun. Hasil dari metode
hitungan cawan menggunakan suatu standar yang disebut dengan Standart Plate Counts (SPC). Standar
tersebut adalah cawan yang dipilih dan dihitung adalah yang mengandung jumllah koloni antara 30-300,
beberapa koloni yang bergabung menjadi satu merupakan satu kumpulan koloni yang besar yang jumlah
koloninya diragukan dapat dihitung sebagai satu koloni, dan satu deretan rantai koloni yang terlihat
sebagai suatu garis tebal dihitung sebagai satu koloni (Waluyo 2007). Plate count agar (PCA) adalah
mikrobiologi medium pertumbuhan umum digunakan untuk menilai atau memonitor "total" atau layak
pertumbuhan bakteri dari sampel. PCA adalah bukan media selektif. . Menurut SNI 01-3144-2009
cemaran E.Coli maksimum 10% dan salmonella negative (per 25 gr). Berdasarkan hasil yang diperoleh
dalam perhitungan bakteri dengan metode hitungan cawan, diperoleh hasil bahwa semua pengenceran
mengalami TBUD hanya pengenceran 10-4 yang koloninya berjumlah 3,7 x 105 kemungkinan terjadi
adanya kontaminasi mikrobia. Seharusnya pada praktikum ini tidak terjadi kontaminasi, karena bahan
dan pembuatan tempe dilakukan dalam keadaan steril. Hal ini dapat terjadi karena terjadinya kontak
antara tempe dengan oksigen pada waktu menanam ke dalam medium, selain itu dapat juga disebabkan
oleh alat yang digunakan tidak steril, selain itu dapat juga terjadi karena bahan baku yang digunakan
sudah berjamur, alat-alat yang sedernana yang kurang memperhatikan tingkat sanitasi dan higienis.
Dapat juga karena bahan baku yang digunakan sudah berjamur, dan sanitasi lingkungan serta kebersihan
air yang digunakan dalam proses pembuatan tempe bacem. Pemilihan bahan baku yang digunakan
untuk membuat tempe bacem sangat mempengaruhi terjadinya kontaminan.
IX. Kesimpulan
X. Daftar Pustaka
Buku pedoman praktikum mikrobiologi pangan Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta II
http://dietistasilvi.blogspot.co.id/2015/01/laporan-praktikum-mikrobiologi_31.html
http://duniachemistry.blogspot.co.id/2015/11/total-plate-count-tpc.html