Вы находитесь на странице: 1из 10

Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan

penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun
faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan
lingkungan,kerugian harta benda, dan dampak psikologis serta memerlukan bantuan luardalam
penanganannya.

Upaya Penanggulangan Bencana

Secara garis besar, upaya penanggulangan bencana meliputi :

Kesiapsiagaan => keadaan siap setiap saat bagi setiap orang, petugas serta institusi pelayanan (termasuk
pelayanan kesehatan) untuk melakukan tindakan dan cara-cara menghadapi bencana baik sebelum,
sedang, maupun sesudah bencana.

Penanggulangan => upaya untuk menanggulangi bencana, baik yang ditimbulkan oleh alam maupun
ulah manusia, termasuk dampak kerusuhan yang meliputi kegiatan pencegahan, penyelamatan,
rehabilitasi, dan rekonstruksi.

Tujuan dari upaya di atas ialah mengurangi jumlah kesakitan, risiko kecacatan dan kematian pada saat
terjadi bencana; mencegah atau mengurangi risiko munculnya penyakit menular dan penyebarannya;
dan mencegah atau mengurangi risiko dan mengatasi dampak kesehatan lingkungan akibat bencana.

Siklus penanggulangan bencana


Penanganan atau penanggulangan bencana meliputi 3 fase yaitu fase sebelum terjadinya bencana, fase
saat terjadinya bencana, dan fase sesudah kejadian bencana.

I. Sebelum Bencana

Kegiatan yang dilakukan bertujuan untuk mengurangi kerugian harta dan korban manusia yang
disebabkan oleh bahaya dan memastikan bahwa kerugian yang ada juga minimal ketika terjadi bencana.
Meliputi kesiapsiagaan dan mitigasi.

Kesiapsiagaan :

-Mencakup penyusunan rencana pengembangan sistem peringatan, pemeliharaan persediaan dan


pelatihan personil.

-Mungkin juga merangkul langkah-langkah pencarian dan penyelamatan serta rencana evakuasi untuk
daerah yang mungkin menghadapi risiko dari bencana berulang.

-Langkah-langkah kesiapan tersebut dilakukan sebelum peristiwa bencana terjadi dan ditujukan untuk
meminimalkan korban jiwa, gangguan layanan, dan kerusakan saat bencana terjadi.

Mitigasi :

-Mencakup semua langkah yang diambil untuk mengurangi skala bencana di masa mendatang, baik efek
maupun kondisi rentan terhadap bahaya itu sendiri .

-Oleh karena itu kegiatan mitigasi lebih difokuskan pada bahaya itu sendiri atau unsur-unsur terkena
ancaman tersebut. Contoh : pembangunan rumah tahan gempa, pembuatan irigasi air pada daerah yang
kekeringan.

II. Saat Bencana (Tanggap darurat)

Serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera pada saat kejadian bencana yang bertujuan untuk
menangani dampak buruk yang ditimbulkan. Meliputi kegiatan :

-penyelamatan dan evakuasi korban maupun harta benda

-pemenuhan kebutuhan dasar

-perlindungan

-pengurusan pengungsi

-penyelamatan, serta pemulihan prasarana dan sarana.


II. Pasca Bencana (Recovery)

Penanggulangan pasca bencana meliputi dua tindakan utama yaitu rehabilitasi dan rekonstruksi.

-Rehabilitasi adalah perbaikan dan pemulihan semua aspek pelayanan publik atau masyarakat sampai
tingkat yang memadai pada wilayah pascabencana dengan sasaran utama untuk normalisasi atau
berjalannya secara wajar semua aspek pemerintahan dan kehidupan masyarakat pada wilayah
pascabencana.

-Rekonstruksi adalah pembangunan kembali semua prasarana dan sarana, kelembagaan pada wilayah
pascabencana, baik pada tingkat pemerintahan maupun masyarakat dengan sasaran utama tumbuh
dan berkembangnya kegiatan perekonomian, sosial dan budaya, tegaknya hukum dan ketertiban, dan
bangkitnya peran serta masyarakat dalam segala aspek kehidupan bermasyarakat pada wilayah
pascabencana.

Prinsip dasar upaya penanggulangan bencana dititik beratkan pada tahap kesiapsiagaan sebelum
bencana terjadi. Mengingat bahwa tindakan preventif (mencegah) lebih baik daripada kuratif
(pengobatan atau penanganan). Bencana alam itu sendiri memang tidak dapat dicegah, namun
dampak buruk akibat bencana dapat kita cegah dengan kesiapsiagaan sebelum bencana terjadi.

Referensi:

Materi kuliah mengenai “Preparedness, Response, and Recovery” yang disampaikan oleh dr. Bella
Donna, M. Kes
SIKLUS MANAJEMEN BENCANA
Bencana adalah suatu gangguan serius terhadap keberfungsian suatu masyarakat sehingga menyebabkan
kerugian yang meluas pada kehidupan manusia maupun dari segi materi, ekonomi, atau lingkungan dan
melampaui batas kemampuan masyarakat yang bersangkutan untuk mengatasi dengan menggunakan sumber
daya mereka sendiri.(United Nations International Strategy for Disaster Reduction-UN ISDR, 2004)

Gambar 1. Siklus Manajemen Bencana


1. AKTIFITAS PADA SETIAP FASE SIKLUS MANAJEMEN BENCANA (SMB)
Menurut Warfield, manajemen bencana mempunyai tujuan: (1) Mengurangi, atau mencegah, kerugian karena
bencana, (2) menjamin terlaksananya bantuan yang segera dan memadai terhadap korban bencana, dan (3)
mencapai pemulihan yang cepat dan efektif. Dengan demikian, siklus manajemen bencana memberikan
gambaran bagaimana rencana dibuat untuk mengurangi atau mencegah kerugian karena bencana, bagaimana
reaksi dilakukan selama dan segera setelah bencana berlangsung dan bagaimana langkah-langkah diambil
untuk pemulihan setelah bencana terjadi.
Secara garis besar terdapat empat fase manajemen bencana, yaitu:
1. Fase Mitigasi: upaya memperkecil dampak negative bencana. Contoh: zonasi dan pengaturan bangunan
(building codes), analisis kerentanan; pembelajaran public.
2. Fase Preparadness: merencanakan bagaimana menaggapi bencana. Contoh: merencanakan kesiagaan;
latihan keadaan darurat, system peringatan.
3. Fase respon: upaya memperkecil kerusakan yang disebabkan oleh bencana. Contoh: pencarian dan
pertolongan; tindakan darurat.
4. Fase Recovery: mengembalikan masyarakat ke kondisi normal. Contoh: perumahan sementara, bantuan
keuangan; perawatan kesehatan.
Keempat fase manajemen bencana tersebut tidak harus selalu ada, atau tidak secara terpisah, atau tidak harus
dilaksanakan dengan urutan seperrti tersebut diatas. Fase-fase sering saling overlap dan lama berlangsungnya
setiap fase tergantung pada kehebatan atau besarnya kerusakan yang disebabkan oleh bencana itu. Dengan
demikian, berkaitan dengan penetuan tindakan di dalam setiap fase itu, kita perlu memahami karakteristik dari
setiap bencana yang mungkin terjadi.
a. Fase Mitigasi
Upaya mitigasi dapat dilakukan dalam bentuk mitigasi struktur dengan memperkuat bangunan dan
infrastruktur yang berpotensi terkena bencana, seperti membuat kode bangunan, desain rekayasa, dan
konstruksi untuk menahan serta memperkokoh struktur ataupun membangun struktur bangunan penahan
longsor, penahan dinding pantai, dan lain-lain. Selain itu upaya mitigasi juga dapat dilakukan dalam bentuk
non struktural, diantaranya seperti menghindari wilayah bencana dengan cara membangun menjauhi lokasi
bencana yang dapat diketahui melalui perencanaan tata ruang dan wilayah serta dengan memberdayakan
masyarakat dan pemerintah daerah.

b. Preparedness
Kegiatan kategori ini tergantung kepada unsur mitigasi sebelumnya (penilaian bahaya dan peringatan), yang
membutuhkan pengetahuan tentang daerah yang kemungkinan terkena bencana dan pengetahuan tentang
sistem peringatan untuk mengetahui kapan harus melakukan evakuasi dan kapan saatnya kembali ketika situasi
telah aman. Tingkat kepedulian masyarakat dan pemerintah daerah dan pemahamannya sangat penting pada
tahapan ini untuk dapat menentukan langkah-langkah yang diperlukan untuk mengurangi dampak akibat
bencana. Selain itu jenis persiapan lainnya adalah perencanaan tata ruang yang menempatkan lokasi fasilitas
umum dan fasilitas sosial di luar zona bahaya bencana (mitigasi non struktur), serta usaha-usaha keteknikan
untuk membangun struktur yang aman terhadap bencana dan melindungi struktur akan bencana (mitigasi
struktur).
c. Response
Jenis aktivitas respon emergensi
1. Evakuasi dan pengungsi (Evacuation and migration)
Melakukan evakuasi dan pengungsi ketempat evakuasi yang aman.
2. Pencarian dan Penyelamatan (Search and rescue – SAR)
Malakukan pencaharian baik korban yang meninggal dan korban yang hilang.
3. Penilaian paska bencana (Post-disaster assessment)
Melakukan penilaian terhadap bencana yang terjadi
4. Respon dan Pemulihan (Response and relief)
Memberikan respond an pemulihan terhadap korban bencana
5. Logistik dan suplai (Logistics and supply)
Manyalurkan bantuan logistik kepada korban bencana
6. Manajemen Komunikasi dan Informasi (Communication and information management)
Memberikan informasi dan komunikasi kepada media massa mengenai jumlah kerugian korban bencana
7. Respon dan pengaturan orang selamat (Survivor response and coping)
Melakukan mendata jumlah korban bencana yang selamat baik. Ibu Hamil, anak-anak dan orang Manula
8. Keamanan (Security)
Mamberikan pelayanan keamanan terhadap korban jiwa, baik itu harta benda dan yang lain.
9. Manajemen pengoperasian emergensi (Emergency operations management)
Melakukan manajemen pengoperasian emergenci pada saat terjadinya bencana

d. Recovery
Secara garis-besar, kegiatan-kegiatan utama pada tahap ini antara lain, mencakup:
1. Pembangunan kembali perumahan dan lingkungan pemukiman penduduk berbasis kebutuhan dan
kemampuan mereka sendiri dengan penekanan pada aspek sistem sanitasi lingkungan organik daur-ulang.
2. Penataan kembali prasarana utama daerah yang tertimpa bencana, khususnya yang berkaitan dengan sistem
produksi pertanian.
3. Pembangunan basis-basis perekonomian desa dengan pendekatan penghidupan berkelanjutan, terutama pada
kedaulatan dan keamanan pangan dan ketersediaan energi yang dapat diperbaharui (renewable energy); serta
perintisan model sistem kesehatan yang terjangkau dan efektif.
2. Lembaga/Institusi (Pemerintah dan non-pemerintah, NGO) yang aktif dalam PB dan pada Fase mana
perannya yang paling menonjol.
Hal yang perlu dipersiapkan, diperhatikan dan dilakukan bersama-sama oleh pemerintahan, swasta maupun
masyarakat dalam mitigasi bencana, antara lain:
1. Kebijakan yang mengatur tentang pengelolaan kebencanaan atau mendukung usaha preventif kebencanaan
seperti kebijakan tataguna tanah agar tidak membangun di lokasi yang rawan bencana;
2. Kelembagaan pemerintah yang menangani kebencanaan, yang kegiatannya mulai dari identifikasi daerah
rawan bencana, penghitungan perkiraan dampak yang ditimbulkan oleh bencana, perencanaan penanggulangan
bencana, hingga penyelenggaraan kegiatan-kegiatan yang sifatnya preventif kebencanaan;
3. Indentifikasi lembaga-lembaga yang muncul dari inisiatif masyarakat yang sifatnya menangani
kebencanaan, agar dapat terwujud koordinasi kerja yang baik;
4. Pelaksanaan program atau tindakan ril dari pemerintah yang merupakan pelaksanaan dari kebijakan yang
ada, yang bersifat preventif kebencanaan;
5. Meningkatkan pengetahuan pada masyarakat tentang ciri-ciri alam setempat yang memberikan indikasi akan
adanya ancaman bencana.
Sementara itu upaya untuk memperkuat pemerintah daerah dalam kegiatan sebelum/pra bencana dapat
dilakukan melalui perkuatan unit/lembaga yang telah ada dan pelatihan kepada aparatnya serta melakukan
koordinasi dengan lembaga antar daerah maupun dengan tingkat nasional, mengingat bencana tidak mengenal
wilayah administrasi, sehingga setiap daerah memiliki rencana penanggulangan bencana yang potensial di
wilayahnya.
Contoh lembaga/Institusi (Pemerintah dan non-pemerintah, NGO) yang aktif dalam PB antara lain adalah :
a. Dinas Sosial
Dinas Sosial terlibat di semua fase. Namun pada saat ini sendiri sangat menonjol dalam fase response. Pada
saat fase response yang dilakukan oleh Dinas Sosial adalah :
1. Mengerahkan Taruna Siaga Bencana (TAGANA) untuk sesegera mungkin mencari informasi dan data-data
yang dibutuhkan untuk tahap penyaluran bantuan.
2. Dari data dan informasi yang diterima, Dinas Sosial mengeluarkan bantuan sesuai dengan bencana yang
terjadi. Diutamakan prinsip tepat waktu, tepat sasaran dan tepat jumlah.
3. Bantuan kemudian disaluran sesegera mungkin dengan kerjasama bersama Dinas Sosial Kab./Kota dan
Tagana setempat.
4. Untuk pengungsi, segera diarahkan menuju titik-titik pengungsian dan segera dibangun tenda-tenda atau
shelter.

b. T N I
Keterlibatan TNI sesuai Pasal 25 ayat 1 “Pada saat keadaan darurat bencana, kepala BNPB dan kepala BPBD
berwenang mengerahkan sumber daya manusia, peralatan dan logistik dan instansi lembaga dan masyarakat
untuk melakukan tanggap darurat”
Keterlibatan TNI lebih menonjol pada fase respon dan recovery. Seperti melakukan evakuasi, pencarian mayat,
pendirian shelter-shelter, jembatan bailey, menembus daerah isolasi, manajemen logistik pada saat tanggap
darurat.

3. PERAN MASYARAKAT (INDIVIDU/LEMBAGA) PADA SETIAP FASE SMB


Untuk mengurangi, mencegah dan menanggulangi bencana yang mungkin terjadi atau berulang, masyarakat
yang tinggal di daerah rawan bencana perlu melakukan pengurangan resiko bencana atau manajemen resiko.
Pengurangan Resiko Bencana dimaknai sebagai sebuah proses pemberdayaan komunitas melalui pengalaman
mengatasi dan menghadapi bencana yang berfokus pada kegiatan partisipatif untuk melakukan kajian,
perencanaan, pengorganisasian kelompok masyarakat, serta pelibatan dan aksi dari berbagai pemangku
kepentingan, dalam menanggulangi bencana sebelum, saat dan sesudah terjadi bencana. Tujuan agar komunitas
mampu mengelola resiko, mengurangi, maupun memulihkan diri dari dampak bencana tampa ketergantungan
dari pihak luar.
a. Mitigasi
– Masyarakat berperan aktif menciptakan lingkungan yang aman dari bencana. Contohnya ;
o Membangun rumah yang sesuai standar ketahan gempa;
o Adanya kesadaran masyarakat untuk tidak tinggal di daerah yang rawan bencana.
o Masyarakat memahami dengan baik safety rule yang sudah diprogram oleh pemerintah
b. Preparedness
– Mengikuti kegiatan drill dan pelatihan-pelatihan penguatan kapasitas kebencanaan.
– Terlibat aktif dalam pembuatan jalur evakuasi.
c. Response
– Masyarakat sebagai relawan donatur, penyumbang tenaga dan keahlian serta penyedia fasilitas yang
diperlukan dalam penanggulangan bencana.
– Sebagai pemimpin dalam penanganan bencana.
– Sebagai manajer logistik.
– Menggerakkan elemen lokal dalam penanggulangan bencana.
d. Recovery
– Terlibat langsung dalam rehab rekon.
– Mendukung program pemerintah dalam rehab rekon.

4. PERAN PROGRAM S2 KEBENCANAAN DALAM SETIAP FASE SMB


a. Mitigasi
– Ikut memberi sosialisasi dan pemahaman kepada masyarakat mengenai pengurangan resiko bencana.
– Melakukan penelitian dan riset terkait kebencanaan dan karakteristiknya di daerah yang berbeda.
– Membuat pemetaan untuk daerah-daerah rawan bencana.
– Mengidentifikasi kelompok-kelompok rentan di daerah rawan bencana.
– Belajar yang rajin.
b. Preparedness
– Sebagai fasilitator dalam pelatihan penanggulangan bencana berbasis masyarakat, berbasis sekolah, dan lain-
lain, contohnya;
o Gempa dan Tsunami drill
– Melakukan kerjasama dengan pemerintah ataupun dengan lembaga-lembaga lainnya.
– Terlibat aktif dalam pembuatan jalur evakuasi.
c. Response
– Terjun langsung sebagai relawan, baik sebagai pelaksana, pimpinan, maupun pembuat kebijakan.
– Menjadi penghubung antara instansi atau lembaga pemerintahan dengan masyarakat.
d. Recovery
– Berperan sebagai fasilitator
– Melakukan kegiatan-kegiatan psikososial.
Konsep Bencana (Disaster)
Definisi Bencana (Disaster)

Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia definisi bencana adalah peristiwa/kejadian pada
suatu daerah yang mengakibatkan kerusakan ekologi, kerugian kehidupan manusia serta memburuknya
kesehatan dan pelayanan kesehatan yang bermakna sehingga memerlukan bantuan luar biasa dari pihak
luar.

Sedangkan definisi bencana (disaster) menurut WHO adalah setiap kejadian yang menyebabkan
kerusakan, gangguan ekologis, hilangnya nyawa manusia atau memburuknya derajat kesehatan atau
pelayanan kesehatan pada skala tertentu yang memerlukan respon dari luar masyarakat atau wilayah
yang terkena.

Bencana adalah situasi dan kondisi yang terjadi dalam kehidupan masyarakat. Tergantung pada
cakupannya, bencana ini bisa merubah pola kehidupan dari kondisi kehidupan masyarakat yang normal
menjadi rusak, menghilangkan harta benda dan jiwa manusia, merusak struktur sosial masyarakat, serta
menimbulkan lonjakan kebutuhan dasar (BAKORNAS PBP).

Jenis Bencana

Usep Solehudin (2005) mengelompokkan bencana menjadi 2 jenis yaitu:

1. Bencana alam (natural disaster) yaitu kejadian-kejadian alami seperti kejadian-kejadian alami
seperti banjir, genangan, gempa bumi, gunung meletus, badai, kekeringan, wabah, serangga
dan lainnya.

2. Bencana ulah manusia (man made disaster) yaitu kejadian-kejadian karena perbuatan manusia
seperti tabrakan pesawat udara atau kendaraan, kebakaran, huru-hara, sabotase, ledakan,
gangguan listrik, ganguan komunikasi, gangguan transportasi dan lainnya.

Sedangkan berdasarkan cakupan wilayah, bencana terdiri dari:

1. Bencana Lokal
Bencana ini biasanya memberikan dampak pada wilayah sekitarnya yang berdekatan. Bencana
terjadi pada sebuah gedung atau bangunan-bangunan disekitarnya. Biasanya adalah karena akibat
faktor manusia seperti kebakaran, ledakan, terorisme, kebocoran bahan kimia dan lainnya.

2. Bencana Regional

Jenis bencana ini memberikan dampak atau pengaruh pada area geografis yang cukup
luas, dan biasanya disebabkan oleh faktor alam, seperti badai, banjir, letusan gunung, tornado dan
lainnya.

Fase-fase Bencana

Menurut Barbara Santamaria (1995), ada 3 fase dalam terjadinya suatu bencana, yaitu
fase preimpact, fase impact dan fase postimpact.

1. Fase preimpact merupakan warning phase, tahap awal dari bencana. Informasi didapat dari badan
satelit dan meteorologi cuaca. Seharusnya pada fase inilah segala persiapan dilakukan baik oleh
pemerintah, lembaga, dan warga masyarakat.

2. Fase impact merupakan fase terjadinya klimaks dari bencana. Inilah saat-saat dimana manusia
sekuat tenaga mencoba untuk bertahan hidup (survive). Fase impact ini terus berlanjut hingga
terjadi kerusakan dan bantuan-bantuan darurat dilakukan.

3. Fase postimpact adalah saat dimulainya perbaikan dan penyembuhan dari fase darurat, juga
tahap dimana masyarakat mulai berusaha kembali pada fungsi komunitas normal. Secara umum
dalam fase postimpact ini para korban akan mengalami tahap respon psikologis mulai
penolakan, marah, tawar-menawar, depresi hingga penerimaan.

Вам также может понравиться

  • Laporan-pendahuluan-Abses SIAP PRINT
    Laporan-pendahuluan-Abses SIAP PRINT
    Документ11 страниц
    Laporan-pendahuluan-Abses SIAP PRINT
    yanti mesa
    Оценок пока нет
  • LP Cva Ich Fix
    LP Cva Ich Fix
    Документ8 страниц
    LP Cva Ich Fix
    yanti mesa
    Оценок пока нет
  • Sap Amandel Siap Print
    Sap Amandel Siap Print
    Документ9 страниц
    Sap Amandel Siap Print
    yanti mesa
    Оценок пока нет
  • Sisa SAP Tonsilitis
    Sisa SAP Tonsilitis
    Документ6 страниц
    Sisa SAP Tonsilitis
    yanti mesa
    Оценок пока нет
  • LP Tu Mediastium Siap Print
    LP Tu Mediastium Siap Print
    Документ13 страниц
    LP Tu Mediastium Siap Print
    yanti mesa
    Оценок пока нет
  • Fraktur Femur
    Fraktur Femur
    Документ13 страниц
    Fraktur Femur
    yanti mesa
    Оценок пока нет
  • Pathway Cva Ich
    Pathway Cva Ich
    Документ1 страница
    Pathway Cva Ich
    yanti mesa
    Оценок пока нет
  • Kurs Sympton
    Kurs Sympton
    Документ1 страница
    Kurs Sympton
    Anonymous k5Hu5EgfIf
    Оценок пока нет
  • Sap PJK
    Sap PJK
    Документ13 страниц
    Sap PJK
    yanti mesa
    100% (1)
  • Laporan Pendahuluan Cva
    Laporan Pendahuluan Cva
    Документ13 страниц
    Laporan Pendahuluan Cva
    Eko Prayugo Saputro
    100% (2)
  • Askep CAD Berikut Bab
    Askep CAD Berikut Bab
    Документ57 страниц
    Askep CAD Berikut Bab
    Yugek Agung
    Оценок пока нет
  • Cara Ekg
    Cara Ekg
    Документ24 страницы
    Cara Ekg
    Enjang Wahyu
    Оценок пока нет
  • KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN Pada CVA ICH
    KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN Pada CVA ICH
    Документ3 страницы
    KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN Pada CVA ICH
    yanti mesa
    Оценок пока нет
  • LP Cva Ich Fix
    LP Cva Ich Fix
    Документ8 страниц
    LP Cva Ich Fix
    yanti mesa
    Оценок пока нет
  • LP Ca Recti
    LP Ca Recti
    Документ13 страниц
    LP Ca Recti
    yanti mesa
    Оценок пока нет
  • SAP Infeksi Nosokomial Di Rumah Sakit
    SAP Infeksi Nosokomial Di Rumah Sakit
    Документ14 страниц
    SAP Infeksi Nosokomial Di Rumah Sakit
    Elditya Fransiska
    Оценок пока нет
  • Pathway Cva Ich
    Pathway Cva Ich
    Документ1 страница
    Pathway Cva Ich
    yanti mesa
    Оценок пока нет
  • Lp-Stemi R. Cvcu
    Lp-Stemi R. Cvcu
    Документ21 страница
    Lp-Stemi R. Cvcu
    yanti mesa
    Оценок пока нет
  • Kebersihan Diri
    Kebersihan Diri
    Документ8 страниц
    Kebersihan Diri
    yanti mesa
    Оценок пока нет
  • Pathway Nutrisi
    Pathway Nutrisi
    Документ1 страница
    Pathway Nutrisi
    BrataAditya
    92% (13)
  • Askep CAD Berikut Bab
    Askep CAD Berikut Bab
    Документ57 страниц
    Askep CAD Berikut Bab
    Yugek Agung
    Оценок пока нет
  • LP Stemi
    LP Stemi
    Документ26 страниц
    LP Stemi
    yanti mesa
    Оценок пока нет
  • Askep Gangguan Kebutuhan Nutrisi
    Askep Gangguan Kebutuhan Nutrisi
    Документ17 страниц
    Askep Gangguan Kebutuhan Nutrisi
    yanti mesa
    Оценок пока нет
  • TINJAUAN TEORI Askep Nutrisi Print
    TINJAUAN TEORI Askep Nutrisi Print
    Документ4 страницы
    TINJAUAN TEORI Askep Nutrisi Print
    yanti mesa
    Оценок пока нет
  • LP DC
    LP DC
    Документ12 страниц
    LP DC
    ugi iningsih
    Оценок пока нет
  • Leaflet Merokok
    Leaflet Merokok
    Документ2 страницы
    Leaflet Merokok
    yanti mesa
    Оценок пока нет
  • Makalah Ipa Klasifikasi Tumbuhan
    Makalah Ipa Klasifikasi Tumbuhan
    Документ20 страниц
    Makalah Ipa Klasifikasi Tumbuhan
    Andi Ramadhani
    Оценок пока нет
  • Pemeriksaan Fisik Anak
    Pemeriksaan Fisik Anak
    Документ11 страниц
    Pemeriksaan Fisik Anak
    RoziCopaque
    Оценок пока нет
  • SOP Ambulasi Dini Dan Rawat Luka
    SOP Ambulasi Dini Dan Rawat Luka
    Документ6 страниц
    SOP Ambulasi Dini Dan Rawat Luka
    yanti mesa
    Оценок пока нет
  • REFLEK
    REFLEK
    Документ3 страницы
    REFLEK
    Desten W Adu
    Оценок пока нет