Вы находитесь на странице: 1из 11

PENGELOLAAN LABORATORIUM

Desain Laboratorium Kimia SMA


a. Tata Letak Laboratorium Kimia
Laboratorium Ilmu Pengethauan Alam (IPA) khususnya laboratorium kimia, sesuai
dengan fungsinya akan menjadi tempat pembelajaran dengan kegiatan khusus. Kegiatan khusus
ini, apabila diperinci meliputi beberapa hal yaitu: penerimaan dasar konsep IPA, pengamatan,
pengukuran, perbandingan, pengungkapan masalah, pemecahan masalah, penguraian,
klasifikasi, pengombinasian, peramalan, percobaan, penyimpulan dan penemuan.
Kegiatan-kegiatan tersebut, tentunya di samping merujuk kepada hasil yang diharapkan,
merujuk pula kepada residu yang dihasilkan seperti senyawaan produk, sisa bahan, sisa
pengolahan, zat buangan yang kesemuanya digolongkan sebagai sampah. Sampah buangan ini
dapat berupa cairan, padatan atau uap atau gas. Apabila macam-macam kegiatan
laboratorium tersebut beserta residunya dikatakan sebagai suatu sistem, maka untuk suatu
laboratorium IPA, memerlukan prasyarat tertentu.
Bila memperhatikan hal tersebut, maka prasyarat yang dimaksudkan adalah tata letak
yang optimum, utamanya pada sistem penerangan, dan ventilasi. Dengan demikian, hal ini
berkaitan erat dengan letak bangunan yang harus diusahakan sedemikian rupa agar ventilasi
seminimal mungkin menghadap arah pancaran sinar matahari. Namun tidak akan mudah kiranya
menyeragamkan letak laboratorium yang terdapat pada institusi pendidikan yang ada. Hal ini
disebabkan karena setiap institusi pendidikan yang ada, ketika membangun laboratorium sudah
terikat oleh bentuk dan keadaan komponen-komponen bangunan yang telah dimiliki
sebelumnya. Namun demikian bila keadaan sekolah masih mungkin dalam menentukan letak
laboratorium yang akan dibangun, perlu memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
1) Letak terhadap lingkungan
Bila masih memungkinkan, maka letak ideal untuk membangun laboratorium adalah
dengan arah “utara-selatan”. Letak demikian erat hubungannya dengan banyaknya sinar
matahari yang masuk dan berkaitan dengan pemasangan jendela atau jumlah jendela yang
diperlukan. Merujuk pada buku penuntun perencanaan yang diterbitkan oleh proyek penyediaan
fasilitas laboratorium Sekolah Menengah Atas Kementerian Pendidikan, telah ditentukan
persyaratan umum tentang lokasi laboratorium terhadap bangunan sekolah yang telah ada dan
lingkungan sekitarnya. Persyaratan tersebut meliputi hal-hal berikut:
a) Laboratorium tidak terletak di arah angin, hal ini untuk menghindari terjadinya
pencemaran udara, gas sisa kimia yang kurang sedap tidak terbawa terbawa angin kedalam
ruang-ruang lain. Mengenai tata letak arah utara selatan, diberikan gambaran sebagai berikut:

b) Letak laboratorium mempunyai jarak cukup jauh terhadap sumber air, hal itu untuk
menghindari terjadinya pencemaran air di sekitar tempat tersebut.

c) Laboratorium harus mempunyai saluran pembuangan sendiri agar menghindari


pencemaran sumber air penduduk di sekitarnya.

d) Letak laboratorium mempunyai jarak yang cukup jauh terhadap bangunan yang
lain, hal ini sangat diperlukan agar dapat memberikan ventilasi dan penerangan alami yang
optimal. Jarak minimal disyaratkan sama dengan tinggi bangunan yang terdekat, yaitu 3 meter.

e) Letak laboratorium pada bagian yang mudah dikontrol dalam kompleks sekolah,
hal itu erat hubungannya dengan masalah keamanan terhadap pencurian, kebakaran dan hal-hal
lain

2) Letak laboratorium terhadap laboratorium lainya (science’s block laboratory)


Laboratorium-laboratorium IPA khususnya kimia bila letaknya saling berdekatan atau
dalam satu area, hal tersebut sangat penting dan menguntungkan kaitannya dengan efektifitas
pembelajaran. Karena dapat mengurangi jarak perpindahan siswa dan guru maupun peralatan
yang diperlukan. Beberapa sarana dalam beberapa hal dapat dipergunakan bersama, misalnya
bengkel dan alat-alat memang harus digunakan bersama. Keadaan yang demikian juga akan
mengurangi pembiayaan karena keperluan laboratorium ada yang dapat disederhanakan, antara
lain: instalasi listrik, gas, air dan saluran pembuangannya. Demikian pula dalam hal pengaturan
tata tertib umum adanya sifat interdisiplin dari laboratorium-laboratorium tersebut mudah
diselenggarakan dan dikendalikan.
b. Jumlah dan Luas Ruangan Laboratorium
Laboratorium kimia memang tidak hanya terdiri dari satu ruangan saja, melainkan terdiri
atas beberapa ruangan yang memiliki porsi luas dan fungsi masing-masing. Berikut adalah
ruangan yang terdapat dalam laboratorium kimia:
1) Ruang untuk kegiatan pembelajaran dan praktikum.
Ruangan ini berisi perlengkapan laboratorium seperti meja, kursi, lemari dan rak. Luas
ruangan ini minimal 2,5 m2 untuk setiap siswa. Jadi sebuah ruangan untuk kegiatan belajar
mengajar yang harus menampung sebanyak 40 orang siswa diperlukan luas lantai 40 x 2,5 m2 =
100 m2. Ruangan itu dapat berbentuk persegi panjang, misalnya 8 x 13 m2 atau 9 x 11 m2.
Bentuk ruang yang sempit dan memanjang memiliki kelemahan, karena jarak antara guru dan
siswa dibelakang menjadi jauh.
2) Ruang persiapan
Ruangan ini diperuntukan bagi guru dan petugas laboratorium yang lain (laboran)
melakukan persiapan sebelumnya, agar kegiatan belajar mengajar dapat berjalan lancar. Untuk
laboratorium yang mempunyai luas 100 m2, sebaiknya memiliki ruang persiapan dengan luas
lantai sekurangkurangnya 20 m2. Dengan adanya ruang persiapan ini, maka untuk
mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan pada kegiatan yang akan datang dapat
berlangsung tanpa mengganggu kegiatan yang sedang berlangsung pada ruang belajar-mengajar.
3) Ruang gudang
Ruang ini khusus untuk menyimpan alat dan bahan yang akan digunakan. Untuk ruang
gedung ini juga diperlukan luas lantai minimal 5 x 4 m2 = 20 m2 , agar dapat menyimpan lemari
untuk bahan / zat kimia dan lemari lain untuk menyimpan alat-alat yang tidak boleh dicampur
dengan zat kimia, serta rak-rak untuk menyimpan benda / alat lainnya.
4) Ruang gelap
Ruang ini digunakan untuk kegiatan yang memang harus tidak boleh cahaya luar masuk
kedalamnya. Misalnya percobaan-percobaan dengan lensa, cermin dan cahaya. Juga digunakan
pemrosesan foto. Untuk pemrosesan foto diperlukan ruang yang mempunyai lebar
sekurangkurangnya 2,5 m, agar dua siswa dapat bekerja bebas dikedua sisi bak cuci. Demikian
pula diperlukan ruang yang sama luas untuk percobaanpercobaan dengan cahaya.
5) Ruang timbang
Ruang ini khusus untuk menempatkan berbagai neraca, terutama neraca halus (analitis)
yang memang memiliki ketelitian yang tinggi. Biasanya dilengkapi dengan meja timbang yang
permanen (meja beton). Tujuan digunakan meja timbang yang permanen ialah untuk menjaga
agar pada saat menimbang meja tidak goyang. Gerakan meja tempat alat timbang pada saat
timbangan dipakai sangat mempengaruhi hasil penimbangan. Neraca jangan disimpan didalam
ruangan yang digunakan untuk menyimpan zat kimia, kecuali alat timbang/neraca yang kasar.
Karena jika neraca halus itu disimpan dalam ruang kegiatan belajarmengajar (laboratorium)
akan cepat kotor dan berkarat, sehingga tidak sempurna kerjanya. Dengan demikian hendaknya
ruang timbang tidak terbuka langsung dengan laboratorium.
c. Tata Ruang Laboratorium Kimia
Pengaturan tata ruang/batas ruang laboratorium IPA untuk pendidikan
menengah ditentukan dengan hal-hal berikut:
1) Jenis laboratorium
Jenis laboratorium untuk pendidikan menengah diklasifikasikan kedalam laboratorium
khusus biologi, laboratorium khusus kimia, laboratorium fisika dan laboratorium terpadu.
Seperti telah disinggung di muka bahwa laboratirum dapat bermacam-macam jenisnya. Di
sekolah menengah, umumnya jenis laboratorium disesuaikan dengan mata pelajaran yang
membutuhkan laboratorium tersebut. Karena itu di sekolah-sekolah untuk pembelajaran IPA
biasanya hanya dikenal laboratorium fisika, laboratorium kimia dan laboratorium biologi. Di
SLTP mungkin hanya ada laboratorium IPA saja.
2) Penggunaan laboratorium
Mengenai penggunaan laboratorium, ada beberapa aktivitas yang menjadi pertimbangan
terhadap tata ruang laboratorium, yaitu: kebutuhan untuk kegiatan secara indivisual, kegiatan
secara komunal/kelompok, kegiatan diskusi, dan kegiatan demonstrasi/pengajaran. Dalam
laboratorium, umumnya yang banyak mengalami perubahan adalah letak meja siswa dan kursi
siswa. Sedangkan perlengkapan lainnya seperti lemari, papan tulis, tidak mengalami perubahan
tempat.
Dari uraian tersebut, dapat digambarkan tata ruang laboratorium kimia
sebagai berikut:
Contoh tata letak ruangan-ruangan laboratorium beserta ukurannya dapat dilihat
pada gambar berikut.

300 cm 700 cm

Ruang Persiapan
450

Ruang utama/ Ruang praktikum

Ruang
400 Penyimpanan

150 Selasar / teras


Gambar 3.2.Tata letak ruang laboratorium berikut meja samping, meja
demonstrasi, meja dan kursi praktikum, panggung, papan tulis, bak cuci dan
terminal listrik

Peranan Laboratorium dalam Pembelajaran

Telah dibicarakan di muka bahwa laboratorium memiliki peran sebagai tempat dilakukannya
percobaan atau penelitian. Di dalam pembelajaran sains, laboratorium berperan sebagai tempat
kegiatan penunjang dari kegiatan kelas. Bahkan mungkin sebaliknya bahwa yang berperan
utama dalam pembelajaran sain adalah laboratorium, sedangkan kelas sebagai tempat kegiatan
penunjang.

Fasilitas Laboratorium

Laboratorium yang baik harus dilengkapi dengan berbagai fasilitas untuk


memudahkan pemakai laboratorium dalam melakukan aktivitasnya. Fasilitas tersebut ada
yang berupa fasilitas umum (utilities) dan fasilitas khusus. Fasilitas umum merupakan
fasilitas yang dapat digunakan oleh semua pemakai laboratorium contohnya penerangan,
ventilasi, air, bak cuci (sinks), aliran listrik, gas. Fasilitas khusus berupa peralatan dan
mebelair, contohnya meja siswa/mahasiswa, meja guru/dosen, kursi, papan tulis, lemari
alat, lemari bahan, dan ruang timbang, lemari asam, perlengkapan P3K, pemadam
kebakaran dll.

 Penerangan

Ruang laboratorium harus memiliki pengatur penerangan yang dapat diubah-ubah


sesuai kebutuhan. Sumber cahaya dapat berasal dari cahaya matahari atau dari listrik.

 Ventilasi

Laboratorium IPA membutuhkan ventilasi yang baik, lebih-lebih untuk


laboratorium kimia yang sering menggunakan bahan-bahan mudah menguap. Kadang-
kadang ventilasi tidak dapat dicukup dari jendela, sehingga dibutuhkan alat perotasi udara
seperti kipas penyedot (ceiling fans). Adanya kipas penyedot ini dapat membantu
pergantian udara menjadi lebih baik.
 Air

Air merupakan fasilitas yang penting dalam laboratorium IPA, terutama untuk
laboratorium kimia. Pasokan air ke dalam laboratorium tersebut harus cukup. Selain
jumlah pasokan, kualitasnya juga harus baik, kualitas air yang kurang baik dapat
mempercepat kerusakan alat-alat terutama alat-alat yang terbuat dari logam. Aliran air
yang masuk ke dalam laboratorium harus lancar. Demikian juga aliran air yang ke luar
laboratorium. Air yang masuk dan ke luar laboratorium biasanya lewat pipa-pipa. Harus
diperhatikan pembuangan air sisa cucian yang mengandung bahan-bahan yang dapat
merusakkan pipa-pipa tersebut. Pembuangan sisa asam atau basa kuat atau bahan korosif
lainnya harus melalui pengenceran dahulu sebelum dibuang lewat pipa. Hal ini untuk
menghindari kerusakan pipa-pipa saluran air.

 Bak cuci

Bak cuci atau sinks dapat terbuat dari beton atau porcelain. Bak cuci yang terbuat
dari porcelain mudah ternoda apabila kena bahan-bahan kimia. Bak cuci harus dilengkapi
dengan saringan untuk mencegah masuknya sisa-sisa praktikum yang berupa bahan padat.
Untuk menghindari adanya kerusakan bak cuci, hindarkan pembuangan bahan-bahan
kimia seperti asam-basa kuat dan bahan-bahan korosif lainnya.

 Listrik

Pada laboratoium biologi, listrik merupakan fasilitas yang sangat penting. Besarnya
daya yang terpasang harus mencukupi kebutuhan alat-alat laboratorium, terutama alat-alat
laboratorium yang membutuhkan daya besar, seperti oven, furnace, autoclave dan lain-
lain. Tegangan listrik harus selalu dicek apakah stabil atau tidak.Tegangan listrik yang
tidak stabil dapat merusak alat-alat.

Harus diperhatikan pula instalasi listrik, jangan didekatkan dengan aliran air dan
gas. Selain itu harus dilengkapi dengan pengaman yang mudah dijangkau. Terminal out let
harus mudah dijangkau.

Instalasi listrik secara periodic perlu diperiksa kondisinya. Kabel-kabel listrik


secara periodic disikat untuk menghilangkan bahan-bahan korosif yang biasanya
menempel pada permukaan kabel. Socket dan plug harus diperiksa apakah masih berfungsi
dengan baik atau rusak (aus). Apabila rusak harus segera diganti. Periksa juga secara
periodic hubungan kabel ke socket apakah masih terikat dengan kuat.

 Mebelair

Perlengkapan yang berupa mebelar harus diperhatikan kualitas dan ukurannya.


Misalnya untuk meja perlu diperhatikan ketinggiannya. Umunya meja siswa / mahasiswa
ukuran tingginya 70-75 cm. Meja guru / dosen atau meja demonstrasi harus lebih tinggi
dari meja siswa, agar sewaktu demonstrasi dapat terlihat sampai ke meja siswa paling
belakang. Kursi laboratorium apabila memungkinkan ketinggiannya dapat diatur, sehingga
siswa / mahasiswa dapat menyesuaikan dengan jenis kegitan praktikum / percobaan. Meja
samping yang biasa dipakai untuk menyimpan alat-alat yang menetap umumnya terbuat
dari cor beton. Namun demikian dapat juga meja samping tersebut dibuat dari bahan kayu
keras. Bagian bawah meja samping dapat sekaligus digunakan sebagai lemari. Ukuran
meja samping panjangnya bervariasi sesuai kebutuhan, sedangkan lebarnya antara 50 cm
sampai 60 cm dengan ukuran tinggi 70cm -75 cm. Demikian halnya meja untuk
timbangan harus rata dan tidak mudah bergetar atau goyang. Meja timbangan ini sangat
cocok dibuat dari cor beton atau dari bahan kayu keras yang tebal. Lemari alat dan bahan
hendaknya memiliki tahapan (shelve) yang dapat diubah-ubah posisinya agar
memudahkan dalam menata alat-alat yang bervariasi ukurannya.

Вам также может понравиться