Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Luka bakar merupakan cedera yang cukup sering dihadapi oleh dokter
dan perawat. Jenis yang berat memperlihatkan morbiditas dan derajad cacat
yang relatif tinggi dibanding dengan cedera oleh sebab lain. Biaya yang
api langsung atau tak langsung, juga pajanan suhu tinggi dari matahari, listrik,
luka bakar terjadi karena kecelakaan rumah tangga, 20% karena kecelakaan
kerja, dan 20% sisanya karena sebab-sebab lain, misalnya bus terbakar,
kita, karena sampai saat ini angka morbiditas dan mortalitas yang masih
indonesia sampai saat ini belum ada laporan tertulis mengenai jumlah
dan anatomi luka bakar. Luka bakar yang melibatkan permukaan tubuh yang
besar atau yang meluas ke jaringan yang lebih dalam, memerlukan tindakan
yang lebih intensif daripada luka bakar yang lebih kecil dan superficial. Luka
bakar yang disebabkan oleh cairan yang panas (scald burn) mempunyai
perbedaan prognosis dan komplikasi dari pada luka bakar yang sama yang
disebabkan oleh api atau paparan radiasi ionisasi. Luka bakar karena bahan
listrik (elektrik) atau persikan api. Luka bakar yang mengenai genetalia
menyebabkan resiko nifeksi yang lebih besar daripada di tempat lain dengan
ukuran yang sama. Luka bakar pada kaki atau tangan dapat mempengaruhi
berbeda dari lokasi pada tubuh yang lain. Pengetahuan umum perawat tentang
mengenal perbedaan dan derajat luka bakar tertentu dan berguna untuk
menyertai.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Tujuan umum
bakar
D. Manfaat
2. Manfaat Praktis
a. Bagi masyarakat/pasien
kearah perilaku yang sehat dan bagi pasien dapat memperoleh manfaat
b. Institusi/pendidikan
keperawatan.
BAB II
1. Definisi
Luka bakar adalah suatu trauma yang disebabkan oleh panas, arus
listrik, bahan kimia dan petir yang mengenai kulit, mukosa dan jaringan
yang disebabkan kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan
2. Etiologi
dengan asam atau basa kuat. Konsentrasi zat kimia, lamanya kontak
karena zat kimia ini. luka bakar kimia dapat terjadi misalnya karena
keperluan rumah tangga dan berbagai zat kimia yang digunakan dalam
bidang industri, pertanian dan militer. Lebih dari 25.000 produk zat
luka bakar yang tidak hanya mengenai kulit dan jaringan sub kutis,
tetapi juga semua jaringan pada jalur alur listrik tersebut. Luka bakar
dengan tangan dan lengan yang lebih sering cedera daripada tungkai
radiasi ion pada industri atau dari sumber radiasi untuk keperluan
terpapar yang terlalu lama juga merupakan salah satu tipe luka bakar
radiasi.
3. Patofisiologi Luka Bakar
pada anak baru lahir sampai 2 m2 pada orang dewasa. Apabila kulit
sekitar dan area yang jauh sekalipun akan rusak dan menyebabkan
cairan intravaskuler. Pada luka bakar yang luasnya kurang dari 20%,
terbakar luas (lebih dari 20%), dapat terjadi syok hipovolemik disertai
gejala yang khas, seperti gelisah, pucat, dingin, berkeringat, nadi kecil dan
meninggi. Sel darah yang ada di dalamnya ikut rusak sehingga dapat
terjadi anemia.
Pada kebakaran dalam ruang tertutup atau bila luka terjadi diwajah,
dapat terjadi kerusaakan mukosa jalan napas dengan gejala sesak napas,
takipnoe, stridor, suara parau, dan dahak berwarna gelap akibat jelaga.
Dapat juga terjadi keracunan gas CO atau gas beracun lainnya.
positif yang berasal dari kulit sendiri atau dari saluran napas, tapi
yang berbahaya, terkenal sangat agresif dalam invasinya pada luka bakar.
Infeksi pseudomonas dapat dilihat dari warna hijau pada kasa penutup luka
keropeng yang mudah lepas dengan nanah yang banyak. Infeksi yang
dimulai dari sisa elemen epitel yang masih vital, misalnya sel kelenjar
sebasea, sel basal, sel keringat, atau sel pangkal rambut. Luka bakar
Luka bakar yang derajat tiga yang dibiarkan sembuh sendiri akan
lambung atau duedonum dengan gejala yang sama dengan gejala tukak
peptik. Kelainan ini dikenal dengan tukak Curling atau stress ulcer. Aliran
keadaan ini berlanjut, dapat timbul ulkus akibat nekrosis mukosa lambung.
Tenaga yang diperlukan tubuh pada fase ini terutama didapat dari
pembakaran protein dari otot skelet. Oleh karena itu, penderita menjadi
sangat kurus, otot mengecil, dan berat badan menurun. Kecatatan akibat
a. Pada kulit
kulit normal penguapan terjadi antara 2-20 g/m2/jam atau kurang dari
Bahkan pada luka bakar yang luas, proses eksudasi dan penguapan
Dimana :
b. Sistem kardiovaskuler
general baik pada area yang mengalami luka maupun jaringan yang
melalui luka terjadi 4-20 kali lebih besar dari normal. Sedangkan
pengeluaran cairan normal pada orang dewasa dengan sehu tubuh
luka bakar. Perubahan pada kardiak output ini terjadi sebelum kadar
normal dalam 3-4 hari setelah luka bakar karena kehilangan sel darah
merah dan kerusakan yang terjadi pada waktu injuri. Tubuh kemudian
berikutnya
dan magrofag dapat terjadi pada klien yang mengalami luka bakar
e. Sistem respirasi
berkaitan dengan berat dan tipe asap atau gas yang dihirup. Keracunan
200 kali lebih besar dari oksigen. Dengan terhirupnya CO, maka
Menurut Musliha (2010), fase luka bakar terbagi menjadi tiga fase :
a. Fase akut
Disebut fase awal atau fase syok. Dalam fase awal penderita
hanya dapat terjadi segera atau beberapa saat setelah terbakar, namun
kematian utama penderita pada fase akut.Pada fase akut sering terjadi
c. Fase lanjut
yang muncul pada fase ini adalah penyulit berupa parut yang
luka bakar antara lain kedalaman luka bakar, luas luka bakar, lokasi
tersebut di atas:
sampai berat).
Kulit hangat/kering.
Nyeri / hyperethetic
Terbentuk blister
Edema
Nyeri
Penyembuhan luka :
pembuluh darah.
Edema.
o Genitatalia/perinium : 1%
o Total : 100%
A-kepala (muka-belakang) 9 8 6 5 4 3½
½ ½ ½ ½ ½
¾ ¼ ¼ ½
½ ½ ¾
a. Penyebab
penyembuhan.
b. Lama kontak
yang
menimbulkan disabiliti.
berat.
< 10 th
> 40 th
disability
9. Penatalaksanaan
Secara klinis klien luka bakar dapat dibagi kedalam 3 fase, yaitu :
48-72 jam setelah injury. Tujuan utama pemulihan selama fase ini
emergensi dan (c) periode resusitasi. Hal tersebut akan dibahas berikut
ini :
kimia
arus (nonconductive)
Kaji sirkulasi
b) Managemen nyeri
c) Profilaksis tetanus
mati; membuang zat-zat yang merusak (zat kimia, tar, dll); dan
perawatan luka.
mungkin diperlukan.
cairan berikut.
cairan.
j) Pemasangan nasogastric tube (NGT)
dapat terjadi umumnya pada klien tahap dini setelah luka bakar.
dan kadar hematokrit. Kadar gas darah arteri (analisa gas darah),
jika disebabkan oleh karena listrik dengan voltase tinggi, atau pada
4) Management nyeri
5) Propilaksis tetanus
6) Pengumpulan data
klien masa lalu seperti kesehatan umum klien. Informasi yang lebih
khusus adalah berkaitan dengan penyakit-penyakit jantung,
7) Perawatan luka
tubuh.
b. Fase Akut
stabil, permeabilitas kapiler membaik dan diuresis telah mulai. Fase ini
1) Mengatasi infeksi
autocontaminasi dari:
Oropharynx
Fecal flora
2) Perawatan luka
a) Hidroterapi
antimikroba.
b) Debridemen
pembedahan.
1) Debridemen mekanik
efektif.
2) Debridemen enzymatic
3) Debridemen pembedahan
dalam.
c) Balutan
bakar.
Pertolongan pertama saat kejadian menurut Sjamsuhidayat (2010)
terbakar tidak meluas. Kontak dengan bahan yang panas juga harus
kerusakan jaringan.
Luka bakar arus listrik
sering jauh lebih luas. Kadang luka bakar di kulit luar tampak
yang kuat bersama manitol. Pada penderita cedera otot yang masif,
1) Airway
2) Breathing
d) Pemberian oksigen
3) Circulation
volume sirkulasi
pemasangan CVP
b) Pemasangan CVP (Central Venous Pressure)
c) Melepaskan penghalang
4) Resusitasi cairan
/ %LB
30 ml/jam, dextran
40 dalam lar.
saline 2 ml/kg/jam
untuk 8 jam, RL
pantau output
urine 30 ml/jam,
untuk 18 jam
dimulai 8 jam
setelah terbakar.
d. Disability
e. Eksposure
METODE BAXTER
Hari pertama
Dewasa : Ringer laktat 4cc x berat badan x %luas luka bakar per 24jam
Kebutuhan faal :
Hari kedua
1cc/menit
4ml x (30% total burn surface area) x (70kg) = 8400 ml dalam 24 jam.
Total cairan ini diberikan setengah pada 8 jam pertama dan setengah lagi
Bagi cairan pada point (a) dengan sisa waktu sampai 8 jam setelah pasien terbakar
(pukul 15.00).
Kebakaran terjadi pada pukul 15.00, jadi 8 jam kedepan jatuh pada pukul 23.00.
datang ke UGD pukul 16.00, jadi dibutuhkan 4200 ml selama 7 jam kedepan:
"fluid creep".
dan pulmonal telah tercapai, perhatian ditujukan pada perawatan awal luka
bakar.
(dalam delapan jam pertama) dan dilakukan satu sampai dua kali
tindakan awal adalah dalam 3-4 hari pertama pasca trauma, saat
larutan steril.
(3) Eskarotomi,
agen topikal karena karena jaringan hidup terpajan, dan dipasang balutan
tipis. Biasanya prosedur ini diperlukan hanya pada cedera yang terjadi
1996).
Antibiotik diberikan melalui jalur intravena 30 menit sebelum tindakan untuk satu
kali pemberian (single dose). Jenis antibiotik yang diberikan didasari atas pola
bakteri yang didasari atas pola bakteri yang paling sering menimbulkan infeksi di
7) Amputasi
(1) Cedera otot masifakibat elektric injury disertai mioglobin pada urin yang
gagal berespon terhadap resusitasi cairan dan pemberian diuretic kuat serta
manitol
A. Pengkajian
1. Anamnese
a. Data Demografi
usia. Orang yang usianya lebih lebih muda dari 2 tahun dan lebih tua
bakar yang sama. Seseorang yang berusia kurang dari 2 tahun akan
lebih muda terkena infeksi karena respon imun yang imatur, dan orang
b. Keluhan utama :
2010).
c. Riwayat penyakit sekarang:
(BB), dan pemeriksaan luka bakar (apakah termasuk luka bakar berat,
2006)
2. Pemerikasaan fisik
a. Breathing
nyaman pada mata atu tenggorokan, hal ini menandakan adanya iritasi
2006)
b. Blood
Sjaifuddin (2006)
c. Brain
d. Bledder
f. Bone
g. Pemeriksaan penunjang
h. Pemeriksaan Laboratorium
3) Konsetrasi gas darah dan PO2 yang rendah (kurang dari 10 kPa
trauma inhalasi. PaO2 biasanya normal pada fase awal, tetapi dapat
COHb 35-45% (berat), bahkan setelah tiga jam dari kejadian kadar
COH b masih pada batas 20-25%. Bila kadar COHb lebih dari
trauma inhalasi.
tekanan yang terlalu kuat pada dada, usaha kanulasi pada vena
bakar
respon imun
C. Intervensi Keperawatan
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Luka bakar adalah suatu trauma yang disebabkan oleh panas, arus listrik,
bahan kimia dan petir yang mengenai kulit, mukosa dan jaringan yang
disebabkan kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan
Kulit adalah organ terluar tubuh manusia dengan luas 0,025 m2 pada anak
baru lahir sampai 2 m2 pada orang dewasa. Apabila kulit terbakar atau
terpajan suhu tinggi. Pembuluh kapiler dibawahnya, area sekitar dan area
B. SARAN
dengan apa yang dilakukan apabila ada anggota keluarga mereka yang
menderita luka bakar , dalam hal ini masyarakat dapat lebih bijak dalam
Seymoun I, Schwartz, 2000, Intisari Prinsip-prinsip Ilmu Bedah, Edisi 6, EGC, Jakarta.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat sang khalik, karena berkat rahmat,
pelaksanaan hingga penulisan makalah ini, tidak akan terlaksana dan berjalan
banyak terdapat kekeliruan, kesalahan dan kekurangan. Olehnya itu, saran, kritik
dan pendapat yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan. Akhir kata
penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembangunan ilmu
pengetahuan.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
DAFTAR PUSTAKA
TUGAS MAKALAH
OLEH
KELOMPOK IV
INDRIANA DEWI
SUMITRO
DARWANA