Вы находитесь на странице: 1из 15

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam definisi yang luas, rumah tinggal bukan hanya sebuah


bangunan (structural), melainkan juga tempat kediaman yang
memenuhi syarat-syarat kehidupan yang layak, dipandang dari
berbagai segi kehidupan masyarakat. Rumah dapat diartikan
sebagai tempat perlindungan, untuk menikmati hidup, beristirahat
dan bersuka ria bersama keluarga. Di dalam rumah, penghuni
memperoleh kesan pertama dari kehidupannya di dalam dunia
ini.(Frick,2006:1)

Oleh karena itu, rumah menjadi kebutuhan yang sangat penting


bagi manusia. Dalam perancangan studi literakur kali ini ialah
merancang sebuah bangunan tunggal tepatnya rumah tinggal
berlantai satu, dimana akan dihuni oleh sebuah keluarga yang
berlokasi di pinggiran kota luas tapak lebih kurang 400 meter
persegi dengan luas bangunan lebih kurang 150 meter persegi.

Hal hal umum seperti kebutuhan akan air, listrik, suhu,


kelembapan udara, kenyamanan penghuni dan akses menuju kota
dikarenakan berlokasi di pinggiran kota wajib di sediakan pada
rumah tinggal ini. Adapun lokasi tapak yang berbatasan di lokasi
sekitarnya, dimana akses jalan akan berada di arah barat,
sedangkan sebelah utara akan Nampak sekitar 10 meter laut dan
arah timur dibatasi muara yang merupakan pertemuan air laut
dan tawar yang banyak ditumbuhi pohon bakau dalam jarak
sekitar 5 meter, adapun sebelah selatan yang merupakan arah
menuju kota ada beberapa rumah penduduk.

Konsep rancangan rumah tinggal ini minimalis dengan gaya


modern dan simple dengan dengan penerapan arsitektur tropis,
dikarenakan lokasi nya di pantai dan muara.
1.2 Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan penelitian ini :

1. Mampu mendesain rumah yang berkonsepkan modern dengan


penerapan pada iklim tropis.
2. Mampu memenuhi kebutuhan semua penghuni, sehingga
menimbulkan kenyamanan dan kebetahan dalam rumah
3. Mampu mendesain rumah yang memiliki nilai estetika luar dalam
dengan konsep yang simple
4. Mampu memaksimalkan keadaan kelebihan dan kekurangan alam
sekitar pada rumah huni.

1.3 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang dan tujuan, Masalah yang ditimbulkan :

1. Bagaimana membangun rumah yang berkonsep modern dan


minimalis pada keadaan alam sekitar dan iklim.
2. Bagaimana memenuhi kebutuhan penguin rumah agar mendapatkan
kenyamanan pada rumah.
3. Bagaimana memanfaatkan serta menanggulangi keadaan alam di
sekitar rumah.

1.4 Pendekatan

Pendekatan yang perlu dilakukan

1. Studi pustaka yang berkaitan dengan rumah tinggal meliputi


( perpustakaan, Jurnal, Majalah, dll )
2. Studi banding pada data primer tentang realisasi rumah tinggal dan
membandingkan dengan perencanaan tapak pada rumah tinggal yang
direncanakan.
1.5 Lingkup dan Batasan

1.5.1 Lingkup
a. Mempelajari dan mengkaji tentang fasilitas, eksterior, dan interior
rumah tinggal agar mampu memenuhi maksud dan tujuan
b. Mempelajari konsep rumah minimalis dan modern
c. Mempelajari penerapan iklim tropis pada arsitektur

1.5.2 Batasan
Adapun yang menjadi batasan dalam perumusan konsep ini adalah
mengacu pada konsep rumah tinggal yang akan dirancang. Batasan objek
dalam studi ini adalah perumusan konsep rumah tinggal dengan
pendekatan arsitektur tropis.
BAB II

STUDI LITERATUR

2.1 Rumah Tinggal

2.1.1 Pengertian Rumah


Secara Umum ialah tempat untuk melindungi diri dari kondisi
alam, seperti panas, dingin, hujan, dan juga sebagai tempat untuk
berkumpul, beristirahat dan bersantai bersama keluarga. Selain
itu, rumah juga dapat mengekspresikan kepribadian pemiliknya
yang dapat dilihat dari bentuk dan penataan ruang maupun
perabot yang berbeda antara satu rumah dengan rumah lainnya

Beberapa definisi rumah

a. Rumah Adalah bangunan tempat tinggal ( KBBI, 1997 )


b. Rumah Adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat
tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga. ( UU
No.4 Tahun 1992 Tentang perumahan dan pemukiman)
c. Rumah Adalah tempat berlindung dari hujan. Rumah adalah
tempat berlindung dari terik matahari. Rumah adalah tempat
istirahat. Rumah adlah tempat keluarga berkumpul bersama,
bercerita, makan, dan doa bersama ( Alfrida L. Membala )
d. Rumah Adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat
tinggal dan berkumpul suatu keluarga. Rumah juga
merupakan tempat seluruh anggota keluarga berdiam dan
melakukan rutinitan sehari hari. ( Lilly T.Erwin )
e. Rumah Adalah tempat untuk pulang, tempat seseorang (
keluarga ) memperoleh ketenangan, istirahat, dan
perlindungan.
f. Rumah Adlah investasi yang tidak saja harus dikejar aspek
murahnya (ekonomi) tapi juga investasi social, lingkungan,
dan budaya.
2.1.2 Fungsi Rumah

Rumah bukan hanya sekedar tempat tinggal bagi keluarga yang


menempatinya. Rumah memiliki fungsi :
a. Untuk melindungi manusia dari pengaruh sekitar (alam)
b. Sebagai tempat beristirahat
c. Sebagai wadah untuk aktifitas harian manusia seperti : mandi,
makan, berdoa, dll.

Sedangkan menurut ahli Robbert Gifford (1928:203) fungsi rumah


memiliki 6 dimensi:

a. Rumah sebagai tempat berlindung dari berbagai hal,


berlindung dari iklim yang tidak sesuai dengan kondisinya
bahkan mungkin juga sebagai tempat belindungnya dari
musuh, dan sebagainya
b. Rumah sebagai tempat yang memberikan ketentraman,
keteraturan sehingga penghuninya dapat merasa bebas tidak
terbebani oleh suatu hal.
c. Ruma sebagai identitas dari penghuni, dimana rumah yang
dimiliki menggambarkan status social, relasi, budaya si
penghuni.
d. Rumah sebagai tempat memberikan keteraturan, dan
identitasnya, maka rumah akan memberikan gambaran
keterkaitan penghuni dengan lingkungannya.
e. Rumah dapat menggambarkan kehangatan si pemilik rumah.
Penataan perabotan dan penataan ruang mengundang
bagaimanakah interaksi yang seharusnya terjadi dengan
pemilik rumah.
f. Rumah memiliki kesesuain fisik, rumah dengan struktur
rumahnya dapat memberikan gambaran mengenai kebutuhan
psikologis pemiliknya, sebagai contoh adanya ruang keluarga.

2.1.3 Landasan Teori Rumah Tinggal

Rumah merupakan tempat untuk melindungi diri dari kondisi alam,


seperti panas, dingin, hujan, dan juga sebagai tempat untuk berkumpul,
beristirahat, dan bersantai bersama keluarga.Selain itu, rumah juga
dapat mengekspresikan kepribadian pemiliknya yang dapat dilihat dari
bentuk dan penataan ruang maupun perabot yang berbeda antara satu
rumah dengan rumah lainnya.

Dalam suatu rumah, setiap individu menginginkan dan memiliki


ruang pribadi masing–masing.Ruang inilah yang dinamakan ruang
personal. Menurut Sommer (1969) dalam Dwiantina (2011), ruang
personal (personal space) adalah suatu area dengan batas maya yang
mengelilingi diri seseorang, dan orang lain tidak diperkenankan masuk
ke dalamnya. Lingkaran maya ini dapat menjadi lebih besar atau kecil
tergantung dari orang yang dihadapi.

Ruang personal dibatasi oleh semacam garis teritori; ruang


personal ini mewakili daerah teritori untuk masing–masing orang.Daerah
teritori adalah sesuatu yang berkaitan dengan ruang fisik, tanda,
kepemilikan, pertahanan yang eksklusif, personalisasi, dan identitas.
Dwiantina (2011) mengutip Edney (1974), menyatakan bahwa daerah
teritori tercakup adanya dominasi, kontrol, konflik, keamanan, gugatan
akan sesuatu, dan pertahanan. Penandaan daerah teritori ini juga terjadi
pada setiap rumah tinggal yang telah dibangun dan ditempati di
kompleks perumahan yang telah dibangun oleh pengembang
perumahan dan sebagian besar belum dapat memenuhi kebutuhan
pemiliknya.

Oleh karena itu, pemilik atau penghuni rumah melakukan


perubahan terhadap desain rumah tinggalnya sebagai upaya untuk
memperlihatkan daerah teritorinya.Najoan. J. S dan Mandey. J (2011)
mengutip Antoniades (1990) menyatakan bahwa transformasi
didefinisikan sebagai perubahan bentuk, dan sebuah bentuk dapat
mencapai tingkat tertinggi dengan cara menanggapi pengaruh–
pengaruh eksternal dan internal, dengan kata lain transformasi
merupakan perubahan sebuah bentuk kepada bentuk lain. Antoniades
(1990) dalam Najoan. J. S dan Mandey. J (2011) juga menyebutkan
bahwa ada tiga strategi transformasi, yaitu:

1. Strategi tradisional; yaitu evolusi progresif dari suatu bentuk


melalui langkah-langkah penyesuaian yang dibatasi oleh faktor–
faktor eksternal (meliputi: site, view, orientasi, arah angin, dan
kriteria lingkungan), internal (meliputi: fungsi, program ruang,
dan kriteria struktur), serta faktor artistik (meliputi: kemampuan,
keinginan, cara berpikir arsitek dalam memanipulasi bentuk,
anggaran keuangan, kepraktisan, sikap serta pandangan arsitek
berkenaan dengan batasan biaya, dan kriteria pragmatis
lainnya).

Strategi yang mandiri ini memiliki keterbatasan, yaitu kurangnya


peran kreativitas.Hal ini disebabkan oleh penyusunan yang
sangat rapi dan logis dari sistematikanya.Strategi ini berujung
pada hasil analisis standar yang dimiliki perancang.Hasil akhir
dari strategi yang digunakan mudah ditebak.

2. Strategi adopsi (borrowing); yaitu berdasarkan pada substansi di


luar arsitektur, seperti: seni lukis, patung, artefak, dan juga
mempelajari dua atau tiga dimensi dengan tetap berpegang pada
interpretasi mengenai fungsi. Strategi ini memungkinkan
timbulnya pilihan dalam mendesain. Strategi ini juga mencakup
metode desain yang dikenal dengan tindakan imitasi yaitu
mimesis dan metafor.
3. De–Constructionatau De–Compotition; yaitu yang membongkar
seluruh struktur menjadi bagian kecil untuk menemukan suatu
cara dan kemungkinan, sehingga tercipta struktur dan komposisi
yang berbeda.
2.1.4 Aspek kebutuhan Manusia

Sesuai dengan tujuan arsitektur membuat lingkungan fisik untuk


mewadahai

aktifitas manusia, maka rumah tinggal juga harus dapat memenuhi


kebutuhan (needs)

Aspek-aspek Perancangan Rumah Tinggal 46

manusia sesuai aktifitasnya di dalam rumah tinggal tersebut. Menurut


Maslow (1954)

dalam Lang (1987), menjelaskan needs sebagai berikut :

1. Physiological needs, kebutuhan fisik – fisiologis.

2. Safety needs (physical, psychic), kebutuhan rasa aman secara fisik


dan psikis.

3. Affiliation needs, kebutuhan untuk berasosiasi dalam suatu sitem,


berinteraksi.

4. Esteem needs, kebutuhan akan penghargaan..

5. Actualization needs, kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri.

6. Cognitive/Aesthetic needs, kebutuhan kognitif/Estetika.


2.1.5 Konsep Perancangan Rumah Tinggal
Ada 3 aspek yang menjadi dasar pertimbangan dalam
perancangan pembangunan:
1. Aspek Fungsi
Berkaitan dengan kebutuhan atau tata ruang, bagaimana
fungsi ruang yang sesuai dengan kebutuhan atau aktifitas
penghuni didalamnya, menjadi sebuah pertimbangan.
2. Aspek Estetika
Berkaitan dengan keindahan baik interior maupun eksterior
pada rumah tinggal, nilai nilai yang menyenangkan mata,
pikiran, dan telinga menjadi aspek yang penting untuk
dipertimbangkan
3. Aspek Struktural dan Persyaratan ruang
Berkaitan dengan bentuk massa yang telah dirancang bias
berdiri dalam arsitektur. Struktur berarti bagian bagian pokok
bangunan yang tersusun menjadi kekokohan bangunan.Dalam
perancangan rumah tinggal system struktur yang sering
digunakan adalah struktur rangka, dimana beban beban
structural disalurkan lewat batang batang untuk akhirnya
disalurkan ketanah.
BAB III

ANALISIS TAPAK
BAB IV

STUDI LITERATUR
1. Jenis kegiatan
 Santai
 Ruang keluarga
 Taman
 Ruang makan
 Istirahat
 Kamar tidur
 Mandi
 Kamar mandi / wc
 Makan
 Dapur
 Ruang makan

2. Luas ruangan
 Ruang tamu : 17,5 m2
 Garasi : 12 m2
 Ruang keluarga : 24,5 m2
 Kamar tidur orang tua : 12,25 m2
 Dapur : 6 m2
 Ruang makan : 15 m2
 Kamar tidur anak pr 1 : 9 m2
 Kamar tidur anak pr 2 : 9 m2
 Kamar tidur anak lk : 9 m2
 WC 1 : 2,25 m2
 WC 2 : 2,25 m2
3. Urutan Pencapaian

Garasi Pintu Masuk Ruang Tamu Ruang Makan

Dapur

K.Tidur Orang Tua

Wc Ruang Keluarga
K. Tidur Anak Pr 1

Wc

K Tidur Lk K.Tidur Anak Pr 2

4. Tingkat Hubungan Rumah


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 D D S J S J S J J J J

2 D D D S S S D D D S J

3 D D D D D D D D D S J

4 D D D S S S S D D S J

5 D D D S S S S D D S J

6 D D D S S D D S S S J

7 D D D S S D D S S S J

8 D D D S S D D S S J J

9 D D D S S D D S D S J

10 D D D S S D D S D D S

11 D D D S S D D S D D D

12 D D D S S D D S D D D
5. PERLETAKAN

Ruang makan

Dapur k.tidur anak pr 1

ruang k.tidur anak pr 2

Kamar tidur keluarga wc

Wc k.tidur anak lk

Ruang tamu teras garasi


BAB V

PENUTUP
5.1 Kesimpulan & Saran

Akhir- akhir ini penerapan konsep arsitektur minimalis sangat gencar


dimarakkan oleh para pengembang dan developer proyek rumah tinggal/
hunian. Namun kenyataannya, perancangan tersebut masih jauh dalam
mewujudkan rumah yang nyaman dan ramah lingkungan. Karena itu, konsep
pendekatan arsitektur tropis menjadi kunci utama dalam pertimbangan
perancangan rumah tinggal. Aspek- aspek arsitektur tropis yang bertujuan
untuk menciptakan kenyamanan hunian dan lingkungan sekitar.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.minimalisdesign.com

http://www.wikipedia.co.id

http://www.sigiarchitect.com/rumah-modern-minimalis-tropis/

http://www.abarchitect.blogspot.co.id/2013/10/arsitektur_tropis.htm
l?m=1

Вам также может понравиться