Вы находитесь на странице: 1из 24

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 KONSEP KEHAMILAN


2.1.1 Pengertian Kehamilan
Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterine
dimulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan.
Kehamilan merupakan proses alamiah yang hanya dapat terjadi bila seorang
wanita sudah mengalami pubertas yang ditandai dengan menstruasi. Lama
kehamilan normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari terhitung
dari hari pertama haid terakhir).
(Saifuddin dalam Rukiyah, dkk, 2009: 2)

2.1.2 Proses Kehamilan


a. Konsepsi
Konsepsi adalah pertemuan antara ovum matang dan sperma sehat yang
memungkinkan terjadinya kehamilan. Konsepsi dapat terjadi jika,
senggama saat siklus reproduksi wanita yang tepat, ovarium wanita
melepaskan ovum pada saat ovulasi, pria mengeluarkan sperma selama
ejakulasi, tidak ada barrier atau hambatan yang mencegah sperma
mencapai penetrasi dan akhirnya membuai ovum.
(Sulistyawati, 2013: 35)
b. Fertilisasi
Proses kehamilan dimulai dari fertilisasi yaitu bertemunya sel telur dan
sel sperma. Saat terjadi ejakulasi, kurang lebih 3 cc sperma dikeluarkan
dari organ reproduksi pria yang kurang lebih berisi 300 juta sperma.
Setelah masuk ke organ genetalia interna wanita sperma akan
menghadapi beberapa rintangan antara lain lendir vagina bersifat asam,
lendir serviks yang kental, panjangnya uterus, serta silia yang ada di
tuba fallopi. Untuk menghadapi rintangan tersebut maka sperma harus
mempunyai akrosom dan melewati proses kapasitasi. Sedangkan ovum
akan dikeluarkan dari ovarium sebanyak satu setiap bulan, ditangkap
oleh fimbrie dan berjalan menuju tuba fallopi. Tempat bertemunya
ovum dan sperma paling sering adalah di daerah ampula tuba. Sebelum
keduanya bertemu, maka akan terjadi 3 fase yaitu :
1) Tahap Penembusan Korona Radiata
Dari 200-300 juta hanya 300-500 yang sampai di tuba fallopi
yanyg dapat diterima korona radiata karena sudah mengalami
proses kapasitasi.
2) Penembusan Zona Pellucida
Zona pelucida adalah perisai glikoprotein disekeliling ovum yang
mempermudah dan mempertahankan pengikatan sperma dan
menginduksikan reaksi akrosom. Spermatozoa lain ternyata bisa
menempel di zona pelucida tetapi hanya satu yang dapat
menembusnya.
3) Tahap Penyatuan Oosit dan Membran Sel Sperma
Setelah menyatu maka akan dihasilan zigot yang mempunyai
kromosom diploid(44 kromosom dan 2 genosom) dan terbentuk
jenis kelamin baru(xx untuk wanita dan XY untuk laik-laki)
(Hani, dkk, 2011: 37)
c. Pembelahan
Setelah itu zigote akan membelah menjadi tingkat 2 sel (30 jam), 4 sel,
8 sel, sampai dengan 16 sel yang disebut dengan blastomer (3 hari) dan
membentuk sebuah gumpalan bersusun longgar. Setelah 3 hari sel-sel
tersebut akan membelah membentuk seperti buah arbei dan 16 sel
disebut morula (4 hari). Saat morula memasuki rongga rahim cairan
mulai menembus zona pellucida, masuk ke dalam ruangan antar sel
menyatudan akhirnya terbentuklah sebuah rongga atau blastokel
sehingga disebut blastokista (4,5-5 hari). Sel yang bagian dalam disebut
embrioblas, dan sel di luar disebut trofoblas. Zona pellucida akhirnya
menghilang sehingga trofoblas bisa memasuki dinding rahim
(endometrium) dan siap berimplantasi (5,5-6 hari) dalam bentuk
blastokista tingkat lanjut.
(Hani, dkk, 2011: 38)
d. Nidasi
Nidasi atau implantasi adalah penanaman sel telur yang sudah dibuahi
(pada stadium blastokista) ke dalam dinding uterus pada awal
kehamilan. Hasil konsepsi menanamkan diri dalam bentuk blastokista
yang di bagian luarnya adalah trofoblas dan bagian dalamnya disebut
massal inner cell yang berkembang menjadi plasenta. Setelah bernidasi
kurang lebih 10 hari setelah fertilisasi, maka akan dimulai proses
pertumbuhan dan perkembangan janin:
1) Masa Pre Embrionik
Berlangsung selama 2 minggu setelah fertilisasi terjadi proses
pembelahan sampai nidasi, kemudian bagian inner cell mass akan
membentuk 3 lapisan utama ektoderm, endoderm, dan mesoderm.
2) Masa Embrionik
Berlangsung sejak 2-3 minggu), sistem utama di dalam tubuhada
dalam bentuk rudimenter (mengecil, menciut, dan akhirnya
menghilang).
3) Masa Fetal
Berlangsung setelah minggu ke 8 sampai bayi lahir.
(Hani, dkk, 2011: 38-40)
e. Plasentasi
Plasentasi adalah proses pembentukan struktur dan jenis plasenta. Pada
manusia plasentasi dimulai atau berlangsung sampai 12-18 minggu
setelah fertilisasi.
(Hani, dkk, 2011: 40)

2.1.3 Perubahan Fisiologis Ibu Hamil


a. Sistem Reproduksi
1) Uterus, mengalami pembesaran akibat peningkatan hormon
estrogen dan progesteron (posisi berubah menjadi antifleksi). Selain
itu uterus akan mengalami vaskularisasi akibat pertumbuhan dan
perkembangan janin, pertambahan amnion dan perkembangan
plasenta.
2) Serviks, mengalami hipervaskularisasi dan perlunakan pada serviks
akibat peningkatan hormon eestrogen dan progesteron.
3) Vagina, terjadi peningkatan produksi lendir oleh mukosa vagina dan
terdapat tanda Chadwick.
4) Ovarium, tidak terjadi pembentukan folikel baru dan hanya terlihat
dari perkembangan korpus luteum.
b. Sistem Pencernaan
1) Mulut dan Gusi, mengalami peningkatan hormon estrogen dan
progesteron yang mengakibatkan aliran darah ke rongga mulut
meningkat.
2) Lambung, terjadi relaksasi pada otot pencernaan seperti peristaltik
di lambung sehingga makanan dicerna lebih lama dari biasanya.
3) Usus Halus dan Usus Besar, mengalami relaksasi akibat tingginya
hormon progesteron. Sehingga penyerapan makanan lebih maksimal
dan penyerapan air lebih lama. Selain itu sering terjadi sembelit atau
konstipasi.
c. Sistem Kardiovaskular
1) Hipertrofi atau dilatasi ringan jantung yang mungkin disebabkan
peningkatan volume darah dan curah jantung.
d. Sistem Urinaria
1) Peningkatan sensitivitas kandung kemih.
2) Ginjal menyaring darah yang volumenya meningkat (sampai 30-
50% atau lebih). Puncak usia kehamilan 16-24 minggu sampai saat
persalinan (aliran darah ke ginjal berkurang akibat penekanan rahim
ke ginnjal).
e. Sistem Integumen
1) Muka, mengalami hiperpigmentasi pada daerah tonjolan maksila
dan dahi (Cloasma Gravidarum).
2) Kulit, mengalami hipersensitivitas alergen plasenta sehingga
menyebabkan gatal-gatal dan peningkatan keringat.
3) Perut, terdapat linea alba akibat hiperpigmentasi, adanya striae
gravidarum.
f. Sistem Pernapasan
1) Hidung, peningkatan hormon estrogen dan progesteron memberikan
respon peningkatan vaskularisasi.
2) Toraks dan Diafragma, naik 4 cm dan pelebaran sudut 60o menjasi
103o akibat pembesaran uterus.
g. Payudara
1) Hiperpigmentasi areola, terjadi hipervaskularisasi akibat
peningkatan hormon estrogen dan progesteron.
h. Sistem Neurologi dan Muskuloskeletol
1) Penurunan kalsium dan alkalosis akibat perubahan pada sistem
pernapasan dan perubahan titik pusat gaya berat akibat
membesarnya uterus.
2) Estrogen dan progesteron memberi efek maksimal pada relaksasi
otot dan ligamen pelvis pada kehamilan.
i. Sistem Metabolisme
1) Laju metabolik basal meningkat pada bulan keempat gestasi.BMR
meningkat 15-20%.
j. Sistem Endokrin
1) Peningkatan hormon estrogen dan progesteron.
(Hani, dkk, 2011: 51-67)

2.1.4 Perubahan Psikologis Ibu Hamil


Trimester I
Pada trimester pertama sering dianggap sebagai periode penyesuaian.
Penyesuaian yang dilakukan wanita adalah menghadapi kenyataan bahwa ia
sedang mengandung. Perubahan psikologis yang kerap dirasakan oleh ibu
hamil pada trimester pertama adalah sebagai berikut:
1. Ibu merasa tidak sehat dan kadang merasa benci dengan kehamilannya.
2. Kadang muncul penolakan, kekecewaan, kecemasan dan kesedihan
bahkan kadang ibu berharap dirinya tidak hamil saja.
3. Ibu selalu mencari-cari tanda apakah ia benar hamil, untuk
meyakinkan dirinya sendiri.
4. Setiap perubahan dalam dirinya akan mendapat perhatian dengan
seksama.
5. Kadang ibu merahasiakan kehamilannya.
6. Libido menurun.
Trimester II
Pada kehamilan trimester kedua, ibu hamil mulai menerima kenyataan
bahwa dirinya hamil. Perubahan psikologis pada trimester II adalah sebagai
berikut:
1. Terjadi peningkatan rasa memiliki dan mulai dapat kembali pada minat
semula.
2. Adanya gerak anak menjadikan ibu semakin merasakan kehamilannya.
3. Ibu mulai membayangkan fisik calon bayi dan merancang rencana
masa depan untuknya.
4. Ibu merasa terlepas dari ketidaknyamanan dan kekhawatiran.
5. Libido meningkat.
6. Menuntut perhatian dan cinta serta hubungan sosial dengan wanita
hamil lainnya meningkat.
7. Ketertarikan dan aktifitas terfokus pada kehamilan, kelahiran, dan
persiapan peran baru.
8. Ibu merasa sehat dan mulai terbiasa dengan kadar hormon tinggi.
Trimester III
Periode trisemester III sering disebut periode menunggu atau penantian
dengan penuh kewaspadaan, sebab pada saat itu ibu tidak sabar menunggu
kelahiran bayinya, perasaan was-was menunggu tanda-tanda persalinan.
Berikut ini adalah perubahan psikologis yang dialami ibu hamil trimester
ketiga:
1. Perhatian ibu berfokus pada bayinya, gerakan janin dan membesarnya
uterus mengingatkan pada bayinya.
2. Ibu selalu waspada untuk melindungi bayinya dari bahaya, cedera dan
akan menghindari sesuatu yang dianggapnya membahayakan bayinya.
3. Persiapan aktif dilakukan untuk menyambut kelahiran bayinya seperti
membuat baju, menata kamar bayi, membayangkan merawat bayi,
menduga-duga jenis kelamin dan rupa bayinya.
4. Libido menurun.
5. Perasaan mudah terluka atau sensitif dan merasa kehilangan perhatian.
6. Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh dan
tidak menarik.
7. Ibu takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat
melahirkan, khawatir akan keselamatannya.
8. Ibu khawatir bayi yang dilahirkan dalam keadaan tidak normal.
9. Merasa sedih karena akan terpisah dengan bayinya.
(Hani, dkk, 2011: 68-69)

2.1.5 Kebutuhan Ibu Hamil


Kebutuhan Fisik
a. Diet Makan
Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan anemia, abortus, perdarahan
pasca persalinan, dll. Sedangkan kelebihan makanan akan berakibat
kegemukan, preeklampsi, janin terlalu besar, dll. Oleh sebab itu, hal
yang harus diperhatikan ibu hamil adalah cara mengatur menuu dan
pengolahan menu makanan dengan diet yang berpedoman pada
Pedoman Umum Gizi Seimbang.
b. Kebutuhan Energi
Ibu hamil diharapkan untuk meningkatkan asupan energinya sebesar
285 kkal per hari. Hal ini bertujuan untuk memasok kebutuhan
kebutuhan ibu dalam memenuhi kebutuhan janin.
c. Obat-obatan
Jika kondisi ibu hamil tidak dalam benar-benar berindikasi, untuk
diberikan obat-obatan, sebaiknya pemberian obat dihindari karena obat-
obat tertentu kadang bersifat kontra dengan kehamilan.
d. Lingkungan yang Bersih
Salah satu pendukung untuk keberlangsungan kehamilan yang sehat
dan aman adalah adanya lingkungan yang bersih, karena kemungkinan
terpapar kuman dan zat toksik yang berbahaya bagi ibu dan janin akan
tereliminasi.
e. Senam Hamil
Gerakan-gerakan pada senam hamil bermanfaat melancarkan sirkulasi
darah, nafsu makan bertambah, pencernaan menjadi lebih baik dan tidur
menjadi lebih nyenyak.
f. Pakaian
Pemakaian dan kelengkapannya yang kurang tepat akan mengakibatkan
beberapa ketidaknyamanan yang akan mengganggu fisik dan psikologi
ibu. Oleh sebab itu harus mempertimbangkan pakaian yang nyaman
digunakan.
g. Istirahat dan Rekreasi
Dengan adanya perubahan fisik ibu hamil, salah satunya beban
bertambah pada perut sehingga terjadi perubahan sikap tubuh yang tak
jarang ibu akan kelelahan. Oleh karena itu istirahat dan tidur sangat
penting untuk ibu hamil.
h. Kebersihan Tubuh
Saat hamil perubahan metabolisme yang mengakibatkan peningkatan
pengeluaran keringat pada ibu hamil bisa saja terjadi. Jika tidak
dibersihkan (mandi) maka ibu akan sangat mudah untuk terkena
penyakit kulit.
i. Perawatan Payudara
Sebagai persiapan untuk menyambut kelahiran bayi dalam proses
menyusui, maka lebih baik ibu hamil melakukan perawatan payudara
yang bermanfaat melancarkan produksi ASI.
j. Eliminasi
Konstipasi dan sering buang air kecil adalah hal fisiologis yang
dikeluhkan ibu hamil berkaitan dengan eliminasi. Konstippasi dapt
dicegah dengan mengkonsumsi makanan tinggi serat dan banyak
minum air putih. Sedangkan sering BAK dengan membatasi minum di
malam hari namun jumlah cairan yang masuk tetap yaitu 2 liter (8
gelas) per hari.
k. Seksual
Hubungan seksual selama kehamilan tidak dilarang selama tidak ada
riwayat abortus dan kelahiran prematur, perdarahan pervaginam, koitus
dilakukan dengan hati-hati pada minggu terkahir kehamilan kecuali jika
ketuban sudah pecah maka dlarang karena dapat menyebabkan infeksi
janian intreuterine.
l. Sikap Tubuh yang Baik (Body Mechanic)
Perubahan tubuh yang disebabkan bertambahnya usia kehamilan dan
arena peertambahan ukuran janian seperti tulang punggung bertambah
lordosis, nyeri punggung, kram kaki. Sehingga untuk mencegahnya
perlu adanya sikap tubuh yang baik (body mechanic).
m. Imunisasi
Selama kehamilan imunisasi sangat penting dilakukan untuk mencegah
penyakit yang menyebabkan kematian ibu dan janin. Jeni simunisasi
yang diberikan adalah Tetanus Toxoid (TT) untuk mencegah tetanus.
Seorang wanita paling tidak telah mendapatkan imunisasi tersebut
sebanyak 5x.
n. Persalinan
Tidak ada salahnya ibu dan keluarga mempersiapkan persalinan sejak
jauh hari. Dimaksudkan agar jika terjadi sesuatu hal yang tidak
diinginkan atau persalinan maju dari hari perkiraan, semua
perlengkapan yang dibutuhkan sudah siap.

Kebutuhan Psikologis
1. Persiapan Saudara Kandung (Sibling)
Dilakukan untuk mencegah Silbling Rivalry. Silbling Rivalryadalah rasa
persaingan antara saudara kandung akibat kelahiran anak berikutnya
yang biasanya terjadi pada anak usia 2-3 tahun.
2. Dukungan Keluarga
Pada trimester terakhir kadang ibu dihadapkan pada istuasi yang ia
sendiri mengalami ketakutan dan kesendirian, sehingga diharapkan bagi
keluarga terdekat agar selalu memberikan dukungan dan kasih sayang.
3. Perasaan Aman dan Nyaman selama Kehamilan
Selama kehamilan ibu banyak mengalami ketidaknyamanan fisik dan
psikologis. Bidan dengan keluarga diharapkan berusaha dan secara
antusias memberikan perhatian serat mengupayakan mengatasi
ketidaknyamanan tersebut.
4. Persiapan menjadi Orangtua
Ini sangat penting dipersiapkan karena setelah bayi lahir kan banyak
perubahan peran yang terjadi, mulai dari ibu, ayah dan keluarga.
Persiapan dapat dilakukan dengan bersonsultasu dengan orangg yang
memiliki pengalaman seperti keluarga. Persiapan yang dibutuhkan tak
hanya persiapan mental, namuan persiapan ekonomi juga.
5. Dukungan dari Tenaga Kesehatan
Bagi ibu hamil, tenaga kesehatan khususnya bidan mempunyai tempat
tersendiri untuk mencurahkan isi hati dan kesulitan selam kehamilan
dan persalinan. Adanya hubungan saling percaya akan memudahkan
nakes dalam memberikan penyuluhan kesehatan.
(Sulistyawati, 2013: 107-108)

2.2 KONSEP ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN


2.2.1 Pengkajian
Data Subjektif
Identitas atau Biodata
a) Nama
Memudahkan mengenali ibu dan suami serta mencegah terjadinya
kekeliruan.
(Hani, dkk, 2010: 87)
b) Umur
Kondisi fisik ibu hamil dengan usia lebih dari 35 tahun akan sangat
menentukan proses kelahirannya. Proses pembuahan, kualitas sel telur
wanita usia ini sudah menurun jika dibandingkan deangan sel telur pada
usia reproduksi (20-35 tahun.
(Ari S, 2009: 99)
c) Agama
Dengan diketahuinya agama pasien, akan memudahkan bidan untuk
melakukan pendekatan dan dukungan secara spiritual dalam
melaksanankan asuhan kebidanan.
(Depkes RI, 1995)
d) Pendidikan
Mengetahui tingkat pengetahuan untuk memberikan konseling sesuai
pendidikannya. Tingkat pendidikan ibu hamil juga sangat berperan
dalam kualitas perawatan bayi.
(Ari S, 2009: 104)
e) Pekerjaan Ibu/Suami
Mengetahui kegiatan ibu slama hamil. Penelitian menunjukkan bahwa
ibu yang bekerja mempunyai tingkat pengetahuan lebih baik daripada
ibu yang tidak bekerja.
(Ari S, 2009: 105)
f) Alamat
Alamat dikaji untuk memudahkan komunikasi, kunjungan rumah, dan
untuk mengetahui jarak dan keadaan geografis antara rumah ibu
dengansarana pelayanan kesehatan.
(Hani, dkk. 2010: 87)
g) Penghasilan
Mengetahui keadaan ekonomi ibu, berpengaruh apabila sewaktu-waktu
ibu dirujuk. Juga sangat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan fisik
dan psikologis ibu hamil.
(Ari S, 2009: 104)
Alasan Datang
Untuk mengetahui alasan pasien ke tempat pelayanan apakah untuk
kontrol atau kunjungan ulang atau ada keluhan dan jika ibu minta surat
rujukan.
(Ari S, 2009: 167)
Keluhan Utama
Untuk mengetahui keadaan ibu saat datang.
(Ari S, 2009: 123)
Riwayat Kesehatan Ibu
Menurut Poedji Rohjati, riwayat kesehatna yang dapat berpengaruh
pada kehamilan antara lain :
1. Anemian, bahay jika Hb < 6 gr% yaitu dapat berakibat kematian janin
dalam kandungan.
2. TBC paru, janin akan tertular setelah lahir. Bila TBC berat akan
menurunkan kondisi ibu hamil, tenaga bahkan produksi ASI juga dapat
berkurang. Dapta terjadi abortus, bayi lahir premature, persalinan lam
dan perdarahan postpartum.
3. Jantung, bahayanya yaitu payah jantung bertambah berat, kelahiran
premature atau lahir mati.
4. Diabetes Militus, bahayanya yaitu dapat terjadi persalinan premature,
hidramnion, kelainan bawaan, bayi baru lahir besar, dan kematian janin
dalam kandungan.
5. HIV/AIDS, bahayanya pada bayi dapat terjadi penularan melalui ASI
dan ibu mudah terinfeksi.
(Salmah, 2006: 134)
Riwayat kesehatan keluarga
Informasi tentang keluarga pasien penting untuk identifikasi wanita
yang beresiko menderita penyakit genetik yang dapat memepengaruhi
kehamilan.
(Romaulli, 2011:67)
Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang Lalu
1. Kehamilan
Pengkajian mengenai masalah atau gangguan saat kehamilan seperti
hyperemesis, perdarahan pervaginam, pusing hebat, pandangan kabur,
dan bengkak-bengkak di tangan dan wajah.
2. Persalianan
Jika wanita pada kelahiran terdahulu melahirkan secara bedah sesar,
untuk kehamilan saat ini mungkin melahirkan pervaginam.
3. Nifas
Adakah panas, perdarahan, kejang, dan laktasi. Kesehatan fisik dan
emosi ibu harus diperhatikan.
(Romaulli, 2011 :165)
Riwayat Menstruasi
Anamnesa haid memberikan kesan tentang faal alat reproduksi atau
kandungan, meliputi hal-hal seperti umur, lamanya (frekuensi haid
bervariasi 7 hari atau lebih), siklus haid lebih awal atau lebih lambat. Darah
haid yang sangat banyak (lebih dari 80 ml) dan haid lebih dari 8-10 hari
merupakan menoragia yang dapat menyebabkan anemia. Hari pertama haid
terakhir (membantu penetapan tanggal perkiraan kelahiran).
(Sulistyawati, 2013: 157)
Riwayat Perkawinan
Ditanyakan menikah atau tidak, berapa kali menikah, usia pertama kali
menikah dan berapa lama menikah.(Hani, dkk, 2011: 126)Jika hamil di luar
nikah dan kehamilan tersebut tidak diharapkan, maka secara otomatis ibu
akan sangat membenci kehamilannya.
(Sulistyawati, 2013: 101)
Riwayat Kehamilan Sekarang
1. Trimester I
Berisi tentang bagaimana awalmula terjadinya kehamilan, ANC
diman dan berapa kali, keluhan selama hamil muda, obat yang
dikonsumsi, serta KIE yang didapat.
2. Trimester II
Berisi tentang ANC diman dan berapa kali, keluhan, obat yang
dikonsumsi, serta KIE yang didapat. Sudah dan belum merasakan
gerakan janin, usia berapa merasakan gerakan gerakan janin (gerakan
pertama fetus pada primigravida dirasakan pada usia 18 minggu dan
pada multigravidan 16 minggu), serta imunisasi yang didapat.
3. Trimester III
Berisi tentang ANC dimana dan berapa kali, keluhan, obat yang
dikonsumsi, serta KIE yang didapat.
(Hani, dkk, 2011: 126)
Riwayat Kontrasepsi
Apakah sebelum hamil ini ibu menggunakan kontrasepsi atau tidak, jika
ya ibu menggunakan kontrasepsi jenis apa, sudah berhenti berapa lama,
keluhan selama menggunakan kontrasepsi dan renca penggunaan
kontrasepsi setelah melahirkan. Hal ini untuk mengetahui apakah kehamilan
ini karena faktor gagal KB atau tidak.
(Romaulli, 2011 :164)
Kebiasaan Sehari-hari
1. Pola Nutrisi
Kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan ibu hamil berbeda dan wanita yang
tidak hamil, kebutuhan nutrisi tersebut mengalami peningkatan sebagai
berikut: energy 2300 kkal, protein 65 gram, kalsium 1,5 gram/hari
(trimester akhir memutuhkan 30-40 gram) zat besi rata-rata 3,5 mg/hari,
fosfor 2 gr/hari dan vitamin A 50 gram. Dapat diperoleh dari 3x makan
dengan komposisi satu centong nasi, satu potong
daging/telur/tahu/tempe, satu mangkuk sayuran dan satu gelas susu dan
buah.
(Sulistyawati, 2013: 63)
2. Pola Istirahat
Kebutuhan istirahat ibu hamil yaitu istirahat malam kurang lebih 8-10
jam tiap harinya dan istirahat siang kurang lebih 1-2 jam tiap harinya.
(Sulistyawati, 2013: 63)
3. Pola Eliminasi
Ketidaknyamanan pada ibu hamil trimester III yaitu sering kencing,
nyeri punggung.
(Sulistyawati, 2013: 63)
4. Pola Aktifitas
Ibu hamil dapat melakukan aktiftas sehari-hari namun tidak terlalu lelah
dan berat karena khawatir mengganggu kehamilannya. Ibu hamil
utamanya trimester III membutuhkan bantuan dalam melakukan
aktivitas sehari-hari. Kelelahan dalam beraktifitas akan banyak
menyebabkan komplasi pada setiap ibu hamil misalnya perdarahan dan
abortus.
(Sulistyawati, 2013: 64)
5. Riwayat Seksual
Peada ibu hamil trimester III ibu tidak boleh terlalu sering dan hati-hati
karena dapat menyebabkan ketuban pecah dini dan persalinan
premature.
(Sulistyawati, 2013: 64)
Riwayat Psikologi
Faktor-faktor situasi, latar belakang budaya, status ekonomi sosial,
persepsi tentang hamil, apakah kehamilannya direncanakan atau diinginkan
serta bagaimana dukungan keluarga.
(Sulistyawati, 2013: 173)

Data Objektif
Pemeriksaan Umum
1. Keadaan Umum
Baik/tidak, cemas/tidak, untuk mengetahui keadaan umum klien secara
keseluruhan.
(Sulistyawati, 2013: 174)
2. Kesadaran
Penilaian pada Glasgow coma scale (GCS). Compos mentis (sadar
penuh), apatis (perhatian kurang), somnolen (mudah tertidur walaupun
sedang tidak bicara), spoor dengan rangsangan kuat masih memebri
respon gerakan), spoor-comatus (hanya tinggal reflek kornea), coma
(tidak memberi respon sama sekali).
(Rukiyah, 2011:97)
3. Tekanan Darah
Tekanan darah dikatakan tinggi bila lebih dari 140/90 mmHg. Bila
tekanan darah meningkat, yaitu sistolik 30 mmhg atau lebih, dan atau
diastolic 15 mmHg atau lebih, kelainan ini berkelanjutan menjadi
preeklamsi dan eklamsi.
(Romaulli, 2011 :173)
4. Nadi
Nadi normal 70x/menit. Untuk ibu hamil 80-90x/menit.
(Sulistyawati, 2013: 61)
5. Suhu
Normal 36,5-37,5oC. Bila suhu tubuh ibu hamil > 37,5 oC dikatakan
demam yang berarti ada infeksi dalam kehamilan.
(Sulistyawati, 2013: 173)
6. Pernapasan
Untuk mengetahui fungsi sistem pernapasan. Normalnya 16-24 x/menit.
(Romaulli, 2011 :173)

7. Berat Badan
Kenaikan BB 0,4-0,5 kg/minggu selama kehamilan. Kenaikan BB pada
trimester III sekitar 5,5 kg dan sampai akhir kehamilan 11-12 kg.
(Romaulli, 2011 :85)
8. Lingkar lengan Atas (LILA)
LILA >23,5 cm. LILA >23,5 cm merupakan indikator kuat status gizi
ibu yang kurang baik/buruk, sehingga ibu beresiko melahirkan BBLR.
(Romaulli, 2011 :175)
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
1. Muka
Edema muka menunjukkan adanya penyakit jantung, penyakit ginjal,
preeklampsia berat, kekurangan gizi, anemia, cloasma gravidarum serta
hiperpigmentasi kulit, dahi dan pipi diakibatkan peningkatan
Melanocyte Stimulating Hormone dari hipofisis anterior.
(Manuaba, 2010: 215)
2. Mata
Edema kelopak mata menunjukkan kemungkinan klien menderita
hipoalbunemia, tanda preeklampsia berat dan anemia. Sedangkan
konjungtiva cukup merah atau pucat sebagai gambaran tentang
anemianya (kadar Hb) secara kasar.
(Manuaba, 2010: 165)
3. Mulut dan Gigi
Gambaran gangguan gigi dan lidah akibat mual-muntah atau
hipersalivasi.
(Manuaba, 2010: 162)
4. Leher
Ibu hamil dengan pembesaran kelenjar tiroid berhubungan dengan
gangguan fungsi kelenjar tersebut.
(Saifuddin, dkk, 2009: 289)
5. Payudara
Hiperpigmentasi areola payudara akibat pengaruh Melanocyte
Stimulating Hormone dari hipofise anterior. Putting susu menonjol,
kelenjar Montgomery tampak.
(Manuaba, 2010: 215)
6. Abdomen
Ada tidaknya bekas luka operasi atau operasi lainny yang dapat menjadi
lokus minoris resistensi. Makin membesar sesuiai usia kehamilan,
hiperpigmentasi kulit seperti linea alba dan striae gravidarum akibat
pengaruh Malanocyte Stimulating Hormon.
(Manuaba, 2010:215)
7. Genetalia
Pengeluaran fluor karena infeksi dengan diagnosis banding trikhomonas
vaginalis atau candida albikans serta infeksi vaginosis bakterialis.
Kondiloma akuminata terjadi karena infeksi virus, jika ukurannya besar
sebaiknya persalinan melalui bedah sesar.
(Manuaba, 2010:163)
8. Ekstremitas
Edema tungkai sebagai tanda kemungkinan terjadinya preeklamsia,
bendungan akibat kepala sudah masuk PAP dan tekanan pada vena cava
inferior.
(Manuaba, 2010:163)
Palpasi
1. Leher
Bendungan vena diakibatkan oleh penyakit jantung. Perhatikan keadaan
lain seperti kelenjar tiroid dan pembengkakan kelenjar limfa.
(Manuaba, 2010:215)
2. Payudara
Payudara teraba atau tidak benjolan abnormal, setelah bulan pertama
suatu cairan berwarna kuning (kolostrum) diproduksi oleh kelenjar-
kelenjar asinus yang mulai bersekresi. Meskipun dapat dikeluarkan, air
susu belum dapat diproduksi karena prolaktin ditekan oleh pH. Pada
kehamilan trimester akhir, lobules dan alveolus telah terbentuk dan
dipenuhi hasil sekresinya.
(Manuaba, 2010:373)
3. Abdomen
a) Leopold I untuk menentukan TFU (tinggi fundus uteri) dan
menentukan bagian apa (kepala atau bokong) yang terletak pada
fundus uteri, jika letak lintang fundus uteri teraba kosong
(Manuaba, 2010:169). Pada kehamilan fisiologis pada fundus
teraba bokong. Setelah usia kehamilan 20 minggu, ukur dan
gambarkan tinggi simfisis-fundus untuk mendeteksi kehamilan
yang lebih besar dari usia gestasi. (Medforth, 2012:47)
b) Leopold II (palpasi lateral) tangan pemeriksa diturunkan ke
samping untuk menentukan bagian mana janin yang berada di
bagian samping. Jika agak keras artinya punggung janin. Dapat
juga kepala atau bokong jika letaknya melintang.
(Manuaba, 2010:169)
c) Leopold III (maneuver pelvis) jari tangan diluncurkan ke samping
bawah uterus. Jari ditekan masuk untuk menentukan bagian
terendah janin dan letak bagian bawah dari janin.
(Manuaba, 2010:169)
d) Leopold IV pemeriksaan terhadap penurunan bagian terdahulu
janin.

Tabel Perkiraan TFU terhadap Usia Kehamilan

Tinggi Fundus Uteri Usia Kehamilan


1/3 di atas simfisis atau 3 jari di atas simfisis 12 minggu
Pertengahan antara simfisis dan pusat 16 minggu
2/3 di atas simfisis atau 3 jari di bawah simfisis 20 minggu
Setinggi pusat 24 minggu
1/3 di atas pusat atau 3 jari di atas pusat 28 minggu
Pertengahan antara pusat dan PX 32 minggu
Setinggi PX 36 minggu
2 jari (4 cm) di bawah PX 40 minggu
Auskultasi
Terdengarnya detak jantung janin menunjukkan bahwa janin hidup.
Janin sehat memiliki jumlah detak jantung janin sekitar 120-140 kali/menit.
(Manuaba, 2010:170)
Perkusi
Normal bila tungkai reflek patella (+), bila reflek patella (-) berkaitan
dengan kekurangan B1, penyakit syaraf, dan intokskasi magnesium sulfat.
(Manuaba, 2010:161)
Pemerikasaan Penunjang
1. Glukosa Urine/Reduksi Urine
Untuk memastikan adanya diabetes mellitus. Kemungkinan glukosauria
yang terjadi setelah makan, disebabkan intolerensi insulin, tetapi
keadaan ini cepat menjadi normal.
2. Protein Urine
Peningkatan protein urine terdapat pada penderita preeklamsia, penyakit
jantung, nefritis.
(Manuaba, 2010:161-162)
Hasil > 0,01-0,5% dianggap sebagai indikasi preeklamsia ringan sampai
sedang dan > 0,5% dianggap sebagai preeklamsia berat.
(Fraser, 2011:355)
2.2.2 Diagnosa Aktual
Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosa atau masalah
berdasarkan interprestasi yang benar atau data-data yang telah dikumpulkan.
Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterprestasikan sehingga dapat
merumuskan diagnosis dan masalah yang spesifik. Masalah yang berkaitan
dengan hal-hal yang sedang dialami wanita yang diidentifikasi oleh bidan
sesuai dengan hasil pengkajian. Masalah juga sering menyertai diagnosis.
Diagnosis Kebidanan
Diagnosis kebidanan adalah diagnosis yang ditegakkan bidan dalam
lingkup praktik kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur diagnosis
kebidanan. Standar nomenklatur diagnosis kebidanan adalah sebagai
berikut:
1. Diakui dan telah disahkan oleh profesi.
2. Berhubungan langsung dengan praktik kebidanan.
3. Memiliki ciri khas kebidanan.
4. Didukung oleh penilaian klinik (clinical judgement) dalam praktik
kebidanan.
5. Dapat diselesaikan dengan pendekatan menajemen kebidanan.
Penentuan diagnosis telah dibahas pada materi sebelumnya mengenai
diagnosis kebidanan. Dalam kunjungan awal, yang paling penting adalah
memastikan seorang wanita itu hamil dan berapa usia kehamilannya, serta
adanya kelainan yang menyertai. Selain itu, juga perlu diketahui tentang
cara penulisan diagnosis (status obstetric) seorang wanita hamil berdasarkan
kelaziman di suatu tempat tertentu.
Beberapa cara penulisan diagnosis kehamilan:
G_ P_ _ _ _ Ab_ _ _ dengan ...
(kehamilan normal/dengan penyulit dan komplikasi)
Keterangan:
G (gravida) Jumlah kehamilan yang dialami wanita. Diikuti dengan
jumlah seluruh kehamilan termasuk kehamilan saat ini.
P (para) Jumlah kehamilan yang diakhiri dengan kelahiran janin
yang memenuhi syarat untuk melangsungkan kehidupan
(28 minggu atau 1000 gram).
P digit pertama Jumlah kelahiran bayi cukup bulan ( > 36 minggu atau
> 2500 gram), berisi jumlah seluruh persalinan aterm
yang dialami.
P digit kedua Jumlah kelahiran bayi prematur ( 28-36 minggu atau
1000-2499 gram), berisi jumlah seluruh persalinan
prematur yang dialami.
P digit ketiga Jumlah kelahiran bayi imatur ( 21-28 minggu atau 500-
1000 gram), berisi jumlah seluruh persalinan imatur
yang dialami.
P digit keempat Jumlah anak kini yang masih hidup, berisi jumlah
seluruh anak yang masih hidup sampai saat dilakukam
anamnesis.
Ab (abortus) Jumlah kelahiran yang diakhiri dengan abortus spontan
atau terinduksi pada usia kehamilan sebelum 20 minggu
atau memiliki berat kurang dari 500 gram.
Ab digit pertama Berisi jumlah seluruh abortus yang pernah dialami.
Ab digit kedua Berisi jumlah seluruh kehamilan mola yang pernah
dialami.
Ab digit ketiga Berisi jumlah seluruh kehamilan ektopik yang pernah
dialami.
G_ P_ _ _ _ dengan ...
(kehamilan normal/dengan penyulit dan komplikasi)
Keterangan:
G (gravida) Jumlah kehamilan yang dialami wanita. Diikuti dengan
jumlah seluruh kehamilan termasuk kehamilan saat ini.
P (para) Jumlah kehamilan yang diakhiri dengan kelahiran janin
yang memenuhi syarat untuk melangsungkan kehidupan
(28 minggu atau 1000 gram).
P digit pertama Jumlah kelahiran bayi cukup bulan ( > 36 minggu atau
> 2500 gram), berisi jumlah seluruh persalinan aterm
yang dialami.
P digit kedua Jumlah kelahiran bayi prematur ( 28-36 minggu atau
1000-2499 gram), berisi jumlah seluruh persalinan
prematur yang dialami.
P digit ketiga Jumlah kelahiran bayi imatur ( 21-28 minggu atau 500-
1000 gram), berisi jumlah seluruh persalinan imatur
yang dialami.
P digit keempat Berisi jumlah seluruh abortus, mola, dan kehamilan
ektopik yang pernah dialami.
P digit kelima Jumlah anak yang hingga kini masih hidup, berisi
jumlah seluruh anak yang masih hidup sampai saat
dilakukan anamnesis.
(Hani, dkk, 2011:97-99)

2.2.3 Masalah
Masalah adalah hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman klien yang
ditemukan dari hasil pengkajian yang menyertai diagnosis. Contoh rumusan
masalah:
1. Masalah : wanita tidak menginginkan kehamilannya.
Dasar : wanita mengatakan belum ingin menikah.
2. Masalah : wanita hamil trimester III merasa takut.
Dasar : wanita takut menghadapi persalinan.

2.2.4 Diagnosa Potensial dan Masalah Potensial


Pada langkah ini, kita mengidentifikasi masalah potensial atau
diagnosis potensial berdasarkan diagnosis/masalah yang sudah
diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan
dilakukan pencegahan. Bidan diharapkan waspada dan bersiap-siap
mencegah diagnosis/masalah potensial ini menjadi benar-benar terjadi.
Langkah ini sangat penting dalam melakukan asuhan yang aman.
Contoh:
Data : Seorang wanita hamil dengan pembesaran uterus yang berlebihan.
Potensial:
- Polihidramnion
- Besar dari masa kehamilan
- Ibu dengan diabetes milletus
- Kehamilan kembar
Bidan harus mempertimbangkan kemungkinan penyebab pembesaran
uterus yang berlebihan tersebut. Kemudian bidan harus melakukan
perencanaan untuk mengantisipasinya dan bersiap-siap terhadap
kemungkinan tiba-tiba terjadi perdarahan postpartum yang disebabkan oleh
atonia uteri karena pembesaran uterus berlebihan. Pada persalinan dengan
bayi besar, bidan sebaiknya waspada terhadap kemungkinan terjadinya
distosia bahu dan juga kebutuhan untuk resusitasi.
Bidan juga sebaiknya waspada terhadap kemungkinan terjadinya wanita
menderita infeksi saluran kemih yang menyebabkan tingginya kemungkinan
terjadinya peningkatan partus prematur atau bayi kecil. Persiapan yang
sederhana adalah dengan anamnesis dan mengkaji riwayat kehamilan pada
setiap kunjungan ulang, pemeriksaan laboratorium terhadap simtomik
bakteri, dan segera memberi pengobatan jika infeksi saluran kencing terjadi.
Pada langkah ketiga ini, bidan dituntut untuk mampu mengantisipasi
masalah potensial tidak hanya merumuskan masalah potensial yang akan
terjadi, tetapi juga merumuskan tindakan antisipasi agar masalah atau
diagnosis potensial tidak terjadi sehingga langkah ini benar merupakan
langkah yang bersifat antisipasi yang rasional/logis. Kaji ulang diagnosis
atau masalah potensial yang diidentifikasi apakah sudah tepat.

2.2.5 Intervensi
Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah
teridentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap maslaah yang berkaitan,
tetapi juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita tersebut, apa
yang diperkirakan akan terjadi berikutnya, apakah dibutuhkan penyuluhan,
konseling, dan apakah perlu merujuk klien bila ada masalah-masalah yang
berkaitan dengan sosial ekonomi, kultural atau masalah psikologis. Dengan
kata lain, asuhan terhadap wanita tersebut sudah mencakup setiap hal
berkaitan dengan semua aspek asuhan kesehatan. Setiap rencana asuhan
haruslah disetujui oleh kedua pihak, yaitu bidan dan klien agar dapat
dilaksanakan dengan efektif. Karena selain bidan, klien juga akan
melaksanakan rencana tersebut.
Oleh karena itu, pada langkah ini tugas bidan adalah merumuskan
rencana asuhan sesuai dengan hasil pembahasan rencana asuhan bersama
klien kemudian membuat kesepakatan bersama sebelum melaksanakannya.
Semua keputusan yang dikembangkan dalam asuhan menyeluruh ini hanya
rasional dan benar-benar valid, berdasarkan pengetahuan dan teori yang
terbaru, serta sesuai dengan asumsi tentang apa yang akan dilakukan klien.
Kaji ulang, apakah rencana asuhan pada wanita hamil, sebenernya harus
disesuaikan dengan hasil temuan dalam pengkajian data agar lebih tepat
sasaran. Tetapi secara umum dapat dilakukan hal-hal di bawah ini:
1. Jelaskan pada klien dan keluarga tentang keadaan wanita hamil.
Baik normal maupun tidak normal.
2. Beri KIE tentang cara hidup yang baik dalam kehamilan.
3. Beri KIE tentang kecukupan istirahat bagi wanita hamil.
4. Beri penjelasan tentang makanan yang diperlukan dalam kehamilan.
5. Beri penjelasan tentang peningkatan menjaga kebersihan.
6. Pada suami juga beri penjelasan untuk hidup yang harmonis,
menjaga fisik dan mental wanita hamil.
7. Lakukan pemeriksaan laboratorium yang spesifik terhadap keluhan.
8. Rencana tindakan sesuai dengan kebutuhan spesifik individu.

2.2.6 Implementasi
Pada langkah ini, dilakukan pelaksanaan asuhan yang secara efisien dan
aman. Pada langkah ke-6, rencana asuhan menyuluruh seperti yang telah
diuraikan pada langkah ke-5 yang juga dilaksanakan secara efisien dan
aman. Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan sebagian lagi
oleh klien atau anggota tim lainnya. Walau bidan tidak melakukan sendiri, ia
tetap memikul tanggung jawab untuk melaksanakan rencana asuhannya
(misal: memastikan langkah tersebut benar-benar terencana).
Meskipun bidan berkolaborasi dengan doktes untuk menangani klien
yang mengalami komplikasi, bidan tetap bertanggung jawab dalam
manajemen asuhan untuk terlaksananya rencana asuhan bersama.
Manajemen yang efisien akan meningkatkan waktu dan biaya, serta mutu
dan asuhan klien. Kaji ulang apakah semua rencana asuhan telah
dilaksanakan.

2.2.7 Evaluasi
Pada langkah ke-7, ini dilakukan evaluasi kefektifan asuhan yang telah
diberikan. Hal yang dievaluasi meliputi apakah kebutuhan telah terpenuhi
dan mengatasi diagnosis dan masalah yang telah diidentifikasi. Rencana
tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar-benar efektif dalam
pelaksanaannya. Ada kemungkinan bahwa sebagian rencana tersebut efektif,
sedangkan sebagian yang lain belum efektif. Mengingat proses manajemen
asuhan ini merupakan suatu kegiatan yang berkesinambungan. Maka perlu
mengulang kembali dari awal setiap asuhan yang tidak efektif melalui
menajemen untuk mengidentifikasi mengapa proses menajemen tidak
efektif, serta melakukan penyesuaian pada rencana asuhan tersebut.
Langkah-langkah proses manajemen umumnya merupakan pengkajian
yang memperjelas proses pemikiran yang mempengaruhi tindakan, serta
berorientasi pada proses klinis. Oleh karena proses manajemen tersebut di
dalam situasi klinis dan dua langkah terakhir bergantung pada klien dan
situsasi klinis, maka tidak mungkin proses manajemen ini.
DAFTAR PUSTAKA

Yeyeh Rukiyah, Ai dan dan Lia Yulianti. 2010. Asuhan Kebidanan 4 patologi
Kebidanan. Jakarta: Trans Media
Sulistyawati, Ari. 2009. Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan. Jakarta:
Salemba Medika.
Salmah, dkk. 2006. Asuhan Kebidanan Antenatal. Jakarta: EGC.
Manuaba, Ida Bagus Gde. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan
Keluargauntuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC
Mandriwati, G.A. 2012. Asuhan Kebidanan Antenatal Edisi 2. Jakarta: EGC
Hani, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan Fisiologis. Jakarta: Salemba
Medika
baston, Helen dan Jennefer Hall. 2012. Midwefery Essential Antenatal volume 2.
Jakarta: EGC.

Вам также может понравиться