Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
TINJAUAN TEORI
Kebutuhan Psikologis
1. Persiapan Saudara Kandung (Sibling)
Dilakukan untuk mencegah Silbling Rivalry. Silbling Rivalryadalah rasa
persaingan antara saudara kandung akibat kelahiran anak berikutnya
yang biasanya terjadi pada anak usia 2-3 tahun.
2. Dukungan Keluarga
Pada trimester terakhir kadang ibu dihadapkan pada istuasi yang ia
sendiri mengalami ketakutan dan kesendirian, sehingga diharapkan bagi
keluarga terdekat agar selalu memberikan dukungan dan kasih sayang.
3. Perasaan Aman dan Nyaman selama Kehamilan
Selama kehamilan ibu banyak mengalami ketidaknyamanan fisik dan
psikologis. Bidan dengan keluarga diharapkan berusaha dan secara
antusias memberikan perhatian serat mengupayakan mengatasi
ketidaknyamanan tersebut.
4. Persiapan menjadi Orangtua
Ini sangat penting dipersiapkan karena setelah bayi lahir kan banyak
perubahan peran yang terjadi, mulai dari ibu, ayah dan keluarga.
Persiapan dapat dilakukan dengan bersonsultasu dengan orangg yang
memiliki pengalaman seperti keluarga. Persiapan yang dibutuhkan tak
hanya persiapan mental, namuan persiapan ekonomi juga.
5. Dukungan dari Tenaga Kesehatan
Bagi ibu hamil, tenaga kesehatan khususnya bidan mempunyai tempat
tersendiri untuk mencurahkan isi hati dan kesulitan selam kehamilan
dan persalinan. Adanya hubungan saling percaya akan memudahkan
nakes dalam memberikan penyuluhan kesehatan.
(Sulistyawati, 2013: 107-108)
Data Objektif
Pemeriksaan Umum
1. Keadaan Umum
Baik/tidak, cemas/tidak, untuk mengetahui keadaan umum klien secara
keseluruhan.
(Sulistyawati, 2013: 174)
2. Kesadaran
Penilaian pada Glasgow coma scale (GCS). Compos mentis (sadar
penuh), apatis (perhatian kurang), somnolen (mudah tertidur walaupun
sedang tidak bicara), spoor dengan rangsangan kuat masih memebri
respon gerakan), spoor-comatus (hanya tinggal reflek kornea), coma
(tidak memberi respon sama sekali).
(Rukiyah, 2011:97)
3. Tekanan Darah
Tekanan darah dikatakan tinggi bila lebih dari 140/90 mmHg. Bila
tekanan darah meningkat, yaitu sistolik 30 mmhg atau lebih, dan atau
diastolic 15 mmHg atau lebih, kelainan ini berkelanjutan menjadi
preeklamsi dan eklamsi.
(Romaulli, 2011 :173)
4. Nadi
Nadi normal 70x/menit. Untuk ibu hamil 80-90x/menit.
(Sulistyawati, 2013: 61)
5. Suhu
Normal 36,5-37,5oC. Bila suhu tubuh ibu hamil > 37,5 oC dikatakan
demam yang berarti ada infeksi dalam kehamilan.
(Sulistyawati, 2013: 173)
6. Pernapasan
Untuk mengetahui fungsi sistem pernapasan. Normalnya 16-24 x/menit.
(Romaulli, 2011 :173)
7. Berat Badan
Kenaikan BB 0,4-0,5 kg/minggu selama kehamilan. Kenaikan BB pada
trimester III sekitar 5,5 kg dan sampai akhir kehamilan 11-12 kg.
(Romaulli, 2011 :85)
8. Lingkar lengan Atas (LILA)
LILA >23,5 cm. LILA >23,5 cm merupakan indikator kuat status gizi
ibu yang kurang baik/buruk, sehingga ibu beresiko melahirkan BBLR.
(Romaulli, 2011 :175)
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
1. Muka
Edema muka menunjukkan adanya penyakit jantung, penyakit ginjal,
preeklampsia berat, kekurangan gizi, anemia, cloasma gravidarum serta
hiperpigmentasi kulit, dahi dan pipi diakibatkan peningkatan
Melanocyte Stimulating Hormone dari hipofisis anterior.
(Manuaba, 2010: 215)
2. Mata
Edema kelopak mata menunjukkan kemungkinan klien menderita
hipoalbunemia, tanda preeklampsia berat dan anemia. Sedangkan
konjungtiva cukup merah atau pucat sebagai gambaran tentang
anemianya (kadar Hb) secara kasar.
(Manuaba, 2010: 165)
3. Mulut dan Gigi
Gambaran gangguan gigi dan lidah akibat mual-muntah atau
hipersalivasi.
(Manuaba, 2010: 162)
4. Leher
Ibu hamil dengan pembesaran kelenjar tiroid berhubungan dengan
gangguan fungsi kelenjar tersebut.
(Saifuddin, dkk, 2009: 289)
5. Payudara
Hiperpigmentasi areola payudara akibat pengaruh Melanocyte
Stimulating Hormone dari hipofise anterior. Putting susu menonjol,
kelenjar Montgomery tampak.
(Manuaba, 2010: 215)
6. Abdomen
Ada tidaknya bekas luka operasi atau operasi lainny yang dapat menjadi
lokus minoris resistensi. Makin membesar sesuiai usia kehamilan,
hiperpigmentasi kulit seperti linea alba dan striae gravidarum akibat
pengaruh Malanocyte Stimulating Hormon.
(Manuaba, 2010:215)
7. Genetalia
Pengeluaran fluor karena infeksi dengan diagnosis banding trikhomonas
vaginalis atau candida albikans serta infeksi vaginosis bakterialis.
Kondiloma akuminata terjadi karena infeksi virus, jika ukurannya besar
sebaiknya persalinan melalui bedah sesar.
(Manuaba, 2010:163)
8. Ekstremitas
Edema tungkai sebagai tanda kemungkinan terjadinya preeklamsia,
bendungan akibat kepala sudah masuk PAP dan tekanan pada vena cava
inferior.
(Manuaba, 2010:163)
Palpasi
1. Leher
Bendungan vena diakibatkan oleh penyakit jantung. Perhatikan keadaan
lain seperti kelenjar tiroid dan pembengkakan kelenjar limfa.
(Manuaba, 2010:215)
2. Payudara
Payudara teraba atau tidak benjolan abnormal, setelah bulan pertama
suatu cairan berwarna kuning (kolostrum) diproduksi oleh kelenjar-
kelenjar asinus yang mulai bersekresi. Meskipun dapat dikeluarkan, air
susu belum dapat diproduksi karena prolaktin ditekan oleh pH. Pada
kehamilan trimester akhir, lobules dan alveolus telah terbentuk dan
dipenuhi hasil sekresinya.
(Manuaba, 2010:373)
3. Abdomen
a) Leopold I untuk menentukan TFU (tinggi fundus uteri) dan
menentukan bagian apa (kepala atau bokong) yang terletak pada
fundus uteri, jika letak lintang fundus uteri teraba kosong
(Manuaba, 2010:169). Pada kehamilan fisiologis pada fundus
teraba bokong. Setelah usia kehamilan 20 minggu, ukur dan
gambarkan tinggi simfisis-fundus untuk mendeteksi kehamilan
yang lebih besar dari usia gestasi. (Medforth, 2012:47)
b) Leopold II (palpasi lateral) tangan pemeriksa diturunkan ke
samping untuk menentukan bagian mana janin yang berada di
bagian samping. Jika agak keras artinya punggung janin. Dapat
juga kepala atau bokong jika letaknya melintang.
(Manuaba, 2010:169)
c) Leopold III (maneuver pelvis) jari tangan diluncurkan ke samping
bawah uterus. Jari ditekan masuk untuk menentukan bagian
terendah janin dan letak bagian bawah dari janin.
(Manuaba, 2010:169)
d) Leopold IV pemeriksaan terhadap penurunan bagian terdahulu
janin.
2.2.3 Masalah
Masalah adalah hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman klien yang
ditemukan dari hasil pengkajian yang menyertai diagnosis. Contoh rumusan
masalah:
1. Masalah : wanita tidak menginginkan kehamilannya.
Dasar : wanita mengatakan belum ingin menikah.
2. Masalah : wanita hamil trimester III merasa takut.
Dasar : wanita takut menghadapi persalinan.
2.2.5 Intervensi
Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah
teridentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap maslaah yang berkaitan,
tetapi juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita tersebut, apa
yang diperkirakan akan terjadi berikutnya, apakah dibutuhkan penyuluhan,
konseling, dan apakah perlu merujuk klien bila ada masalah-masalah yang
berkaitan dengan sosial ekonomi, kultural atau masalah psikologis. Dengan
kata lain, asuhan terhadap wanita tersebut sudah mencakup setiap hal
berkaitan dengan semua aspek asuhan kesehatan. Setiap rencana asuhan
haruslah disetujui oleh kedua pihak, yaitu bidan dan klien agar dapat
dilaksanakan dengan efektif. Karena selain bidan, klien juga akan
melaksanakan rencana tersebut.
Oleh karena itu, pada langkah ini tugas bidan adalah merumuskan
rencana asuhan sesuai dengan hasil pembahasan rencana asuhan bersama
klien kemudian membuat kesepakatan bersama sebelum melaksanakannya.
Semua keputusan yang dikembangkan dalam asuhan menyeluruh ini hanya
rasional dan benar-benar valid, berdasarkan pengetahuan dan teori yang
terbaru, serta sesuai dengan asumsi tentang apa yang akan dilakukan klien.
Kaji ulang, apakah rencana asuhan pada wanita hamil, sebenernya harus
disesuaikan dengan hasil temuan dalam pengkajian data agar lebih tepat
sasaran. Tetapi secara umum dapat dilakukan hal-hal di bawah ini:
1. Jelaskan pada klien dan keluarga tentang keadaan wanita hamil.
Baik normal maupun tidak normal.
2. Beri KIE tentang cara hidup yang baik dalam kehamilan.
3. Beri KIE tentang kecukupan istirahat bagi wanita hamil.
4. Beri penjelasan tentang makanan yang diperlukan dalam kehamilan.
5. Beri penjelasan tentang peningkatan menjaga kebersihan.
6. Pada suami juga beri penjelasan untuk hidup yang harmonis,
menjaga fisik dan mental wanita hamil.
7. Lakukan pemeriksaan laboratorium yang spesifik terhadap keluhan.
8. Rencana tindakan sesuai dengan kebutuhan spesifik individu.
2.2.6 Implementasi
Pada langkah ini, dilakukan pelaksanaan asuhan yang secara efisien dan
aman. Pada langkah ke-6, rencana asuhan menyuluruh seperti yang telah
diuraikan pada langkah ke-5 yang juga dilaksanakan secara efisien dan
aman. Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan sebagian lagi
oleh klien atau anggota tim lainnya. Walau bidan tidak melakukan sendiri, ia
tetap memikul tanggung jawab untuk melaksanakan rencana asuhannya
(misal: memastikan langkah tersebut benar-benar terencana).
Meskipun bidan berkolaborasi dengan doktes untuk menangani klien
yang mengalami komplikasi, bidan tetap bertanggung jawab dalam
manajemen asuhan untuk terlaksananya rencana asuhan bersama.
Manajemen yang efisien akan meningkatkan waktu dan biaya, serta mutu
dan asuhan klien. Kaji ulang apakah semua rencana asuhan telah
dilaksanakan.
2.2.7 Evaluasi
Pada langkah ke-7, ini dilakukan evaluasi kefektifan asuhan yang telah
diberikan. Hal yang dievaluasi meliputi apakah kebutuhan telah terpenuhi
dan mengatasi diagnosis dan masalah yang telah diidentifikasi. Rencana
tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar-benar efektif dalam
pelaksanaannya. Ada kemungkinan bahwa sebagian rencana tersebut efektif,
sedangkan sebagian yang lain belum efektif. Mengingat proses manajemen
asuhan ini merupakan suatu kegiatan yang berkesinambungan. Maka perlu
mengulang kembali dari awal setiap asuhan yang tidak efektif melalui
menajemen untuk mengidentifikasi mengapa proses menajemen tidak
efektif, serta melakukan penyesuaian pada rencana asuhan tersebut.
Langkah-langkah proses manajemen umumnya merupakan pengkajian
yang memperjelas proses pemikiran yang mempengaruhi tindakan, serta
berorientasi pada proses klinis. Oleh karena proses manajemen tersebut di
dalam situasi klinis dan dua langkah terakhir bergantung pada klien dan
situsasi klinis, maka tidak mungkin proses manajemen ini.
DAFTAR PUSTAKA
Yeyeh Rukiyah, Ai dan dan Lia Yulianti. 2010. Asuhan Kebidanan 4 patologi
Kebidanan. Jakarta: Trans Media
Sulistyawati, Ari. 2009. Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan. Jakarta:
Salemba Medika.
Salmah, dkk. 2006. Asuhan Kebidanan Antenatal. Jakarta: EGC.
Manuaba, Ida Bagus Gde. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan
Keluargauntuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC
Mandriwati, G.A. 2012. Asuhan Kebidanan Antenatal Edisi 2. Jakarta: EGC
Hani, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan Fisiologis. Jakarta: Salemba
Medika
baston, Helen dan Jennefer Hall. 2012. Midwefery Essential Antenatal volume 2.
Jakarta: EGC.