Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
mental adalah kerterlambatan perkembangan yang dimulai pada masa anak, yang
kendala pada perilaku adaptif sosial. Sementara itu, yang dimaksud dengan
diri, dan mempunyai tanggung jawab sosial yang sesuai dengan kelompok umur
Sedangkan Salmiah (2009) menyatakan retardasi mental dapat terjadi dengan atau
normal, disetai adanya keterbatasan pada dua fungsi adaptif atau lebih, yaitu
Ranuh, 2014).
1. Pranatal
a. Chromosomal Aberration
1) Sindrom Down
95% kasus Sindrom Down disebabkan trisomi 21, sisanya disebabkan oleh
2) Delesi
ditegakkan, kedua orang tuanya harus diperiksa, karena risiko kejadian dapat
pertama kali diketahui pada tahun 1934 oleh Folling pada anak dengan retardasi
mental.
e. Infeksi Maternal
1) Infeksi rubela pada bulan pertama kehamilan, dapat mempengaruhi
Zat teratogen yang terpenting pada ibu hamil adalah etanol, yang dapat,
utama yaitu : (1) Gambaran dismorfik (bila terpajan pada tahap organogenesis),
(2) Retardasi pertumbuhan prenatal dan pascanatal, (3) Disfungsi susunan saraf
yang dikonsumsi.
yang penting adalah toksemia kehamilan yang dapat mengakibatkan kelainan pada
8
lainnya.
2. Perinatal
a. Infeksi
mengakibatkan hidrosefalus.
b. Masalah kelahiran
3. Pascanatal
a. Infeksi, isalnya ensefalitis dan meningitis.
b. Penyebab pascanatal lainnya. Misalnya tumor ganas pada otak, trauma kepala
Sekitar 30% retardasi mental berat dari 50% retardasi mental ringan tidak
diketahui. Kebanyakan anak yang menderita anak retardasi mental ini berasal dari
9
yang sering menyertai retardasi mental berdasarkan umur adalah sebagai berikut :
1. Newborn
pendengaran.
secara individual
2. Kekurangan atau gangguan dalam perilaku adaptif (kekurangan individu
WHO
Pada retardasi mental tipe klinik mudah dideteksi sejak dini, karena kalaianan
fisik dan mentalnya cukup besar. Penyebab terseringnya adalah kelainan organik.
11
Kebanyakan anak ini perlu perawatan yang terus menerus dan kelaianan ini dapat
terjadi pada kelas sosial tinggi maupun rendah. Orang tua anak retardasi mental
tipe klinik ini cepat mencari pertolongan karena mereka melihat sendiri kelaianan
pada anaknya.
Biasanya, kelaianan ini baru diketahui setelah anak masuk sekolah dan
sehingga tipe ini disebut anak retardasi enam jam, karena begitu mereka keluar
sekolah mereka dapat bermain seperti anak-anak normal lainnya. Tipe ini
kebanyakan berasal dari golongan sosial ekonomi rendah. Para orang tua tipe ini
tidak melihat adanya kelainan pada anaknya. Mereka mengetahui kalau anaknya
retardasi mental dari gurunya atau dari psikolog, karena anaknya gagal naik kelas
beberapa kali.
AAMR hanya membagi retardasi mental menjadi dua kategori yaitu retardasi
Tabel 2.2 Perbedaan Kriteria Retardasi Mental Berdasarkan DSM-IV-TR dan AAMR
DSM-IV-TR AAMR
Ringan (IQ) 55 – 69 52 – 75
Sedang (1Q) 40 – 54
Berat (IQ) 25 – 39 < 50
Sangat berat (IQ) < 24
Keterangan :
ini berdasarkan kriteria yang lebih alamiah, antara lain berdasarkan meningkatnya
likelihood dari :
berat
4. Klasifikasi berdasarkan pendidikan dan bimbingan
sedang mampu dilatih, sedangkan retardasi mental mental tipe berat dan sangat
yang terhenti atau tidak lengkap sehingga berpengaruh pada tingkat kecerdasan
bahasa, keterbasatan motorik kasar dan halus, dan interaksi sosial (Maslim, 2007).
adaptif selama masa perkembangan dari nol tahun sampai 18 tahun. Bidang
mengatur pembelanjaan.
8. Keterampilan domestik, meliputi membersihkan rumah, memelihara dan
mencuci.
9. Orientasi lingkungan, meliputi keterampilan melakukan perjalanan,
keselamatan lingkungan.
10. Keterampilan vokasional, meliputi kebiasaan bekerja serta prilakunya,
keselamatan kerja
mental yang terhenti atau tidak lengkap, yang terutama ditandai oleh adanya
1. Gangguan kognitif
apa yang disebut dengan cognitive deficite yang tercermin dalam salah satu atau
lebih proses kognitif seperti: persepsi, daya ingat, mengembangkan ide, evaluasi
kemampuan akademik, dan pengalaman belajar, didapat dari asessmen klinik dan
tunagrahita ringan usia sekolah dan dewasa mereka mengalami kesulitan dalam
berbeda. Anak tunagrahita ringan sulit untuk memahami kaidah dalam belajar
2. Gangguan verbal
dengan ruang, waktu, kualitas, dan kuantitas. Bernstein dan Tiegerman (dalam
Sidiarto, 2009:139) menyatakan bahwa pada diri anak yang terbelakang mental
Anak-anak ini belajar dengan tempo yang lebih lambat sehingga informasi yang
gangguan verbal yang dialami anak retardasi mental adalah (a) penggunaan
kalimat yang lebih pendek dan sederhana, dengan bentuk yang lebih primitif
disertai dengan artikulasi, (b) penggunaan arti kata yang lebih konkret, dan (c)
penggunaan yang lebih sedikit dari beberapa fungsi semantik, seperti keterangan
3. Gangguan motorik
kualitas gerak. Menurut Mumpuniarti (2010:82) Pada Anak retardasi mental perlu
ketangkasan fisik, rasa keindahan serta rasa kebersihan. Dengan adanya aspek-
aspek yang sebagai hambatan itu perlu diprogramkan dalam bentuk latihan agar
Anak retardasi mental dapat memenuhi kebutuhan fisiknya. Latihan gerak dasar
merupakan pengembangan dari beberapa variasi gerak yang dilakukan pada masa
sekolah dan pada masa sekolah awal, dan ini akan menjadi bekal awal untuk
4. Gangguan sosial
yang kurang atau tidak sopan, suka menggertak baik ucapan maupun perbuatan,
dalam jurnal Mayasari & Wijiastuti (2013) tunagrahita itu mengacu pada fungsi
dalam adaptasi dan tingkah laku serta dampak lain yang menyertainya.
sosial. Komunikasi, percakapan dan bahasa butuh konsentrasi lebih atau belum
kesulitan dalam mengontrol emosi dan tingkah laku yang tidak sesuai dengan
usianya, dan anak ini memiliki resiko dimanipulasi oleh orang lain (mudah
tertipu).
pada bidang interaksi sosialnya, hal tersebut merupakan dampak dari kemampuan
kognitif anak tunagrahita ringan yang secara nyata di bawah rata-rata. Mereka
kurang atau belum memiliki kesadaran terhadap lingkungan sosialnya. Sering kali
anak tunagrahita tidak mampu mengontrol emosi dan tingkah laku jika
sosialnya atau bahkan tidak mengalami kesadaraan dalam lingkungan sosial. Jika
situasi sosial, komunikasi, percakapan dan bahasa anak tunagrahita ringan juga
2.1.9 Penatalaksanaan
mental melalui terapi perilaku (Nisa, 2010). Efendi (2006) Jenis terapi perilaku
yang diberikan kepada anak retardasi mental yaitu melalui kegiatan bermain.
pencernaan makanan
2. Pengembangan sensomotorik, melalui bermain dapat melatih ketajaman
gerak.
3. Pengembangan daya khayal, anak diberi kesempatan untuk mampu
“mampu” yang berarti kuasa (bisa, sanggup, melakukan sesuatu, dapat, berada,
berasal dari bahasa Inggris “competence” yang berarti ability, power, authority,
yang merupakan bawaan sejak lahir atau merupakan hasil latihan atau praktek dan
anak sedang berada pada tahap berpikir kongkret saja. Anak memahami bilangan
tiga dari tiga buah jeruk. Ketrampilan menghitung juga mencakup koordinasi
memegang dan menunjuk benda, menyebut angka, dan mengingat urutannya. Ini
memang cukup sulit bagi anak sehingga membutuhkan waktu lama baginya untuk
(Susilo,2011:109).
untuk memberikan penekanan pada makna dan pemahaman tersebut serta untuk
terintegrasi dalam pembelajaran, melainkan harus menjadi dasar atau inti dari
kegiatan.
berhitung adalah suatu kegiatan atau sebuah cara menyenangkan untuk belajar
2011:98). Dalam kaitannya, salah satu cabang dari matematika ialah berhitung.
Berhitung merupakan dasar dari beberapa ilmu yang digunakan dalam kehidupan
Untuk anak usia dini dapat menambah dan mengurangi serta membandingkan
kognitif menurut Mussen, Conger dan Ragan dalam Mohammad Effendi (2006:
96) melalui; (1) persepsi, (2) ingatan, (3) pengembangan ide, (4) penilaian, (5)
sensomotor (0-2 tahun), (2) periode praoperasional (2-7 tahun), (3) periode
operasional konkret (7-11/12 tahun), (4) periode operasional formal (11/12- 13/14
tahun).
kognitif anak retardasi mental ringan berhenti pada tahap operasional konkret.
Oleh karena itu, meskipun usia kronologis anak retardasi mental ringan sama
dengan anak normal pada umumnya, tetapi prestasi yang diraih berbeda dengan
anak normal. Meskipun demikian, potensi yang dimiliki anak retardasi mental
dan tulis sedangkan hitung tidak lebih dari siswa normal setingkat kelas 3-4 SD.
mental.
mental ringan, hal ini karena berhitung secara sadar ataupun tidak selalu
uang, kasus tersebut menerapkan konsep dan berfikir berhitung yang berdasar
Keterampilan menghitung bagi anak retardasi mental ringan dengan usia mental 8
1000.
2. Pengangkaan
a. Kata angka pada usia 8 tahun mencapai angka sepuluh sampai seratus.
kreatif, mempersiapkan diri untuk berperan dan berperilaku dewasa. Sebagai suatu
dan afektif maka sepatutnya diperlukan suatu bimbingan mengingat bermain bagi
seperti kebutuhan makan, kebutuhan rasa amam, kebutuhan rasa kasih sayang, dan
(Hidayat, 2009).
(Supartini, 2004).
1. Perkembangan sensorik-motorik
Pada saat melakukan permainan, aktivitas sensori-motorik merupakan
komponen terbesar yang digunakan anak dan bermain aktif sangat penting untuk
perkembangan fungsi otot. Misalnya, alat permainan yang digunakan untuk bayi
anak usia toddler dan prasekolah yang banyak membantu perkembangan aktivitas
ukuran, tekstur, dan membedakan objek. Pada saat bermain pula anak akan
menerima. Bermain sama orang lain akan membantu anak untuk mengembangkan
ke dalam bentuk objek atau kegiatan yang akan dilakukan. Melalui bermain anak
tingkah laku. Anak juga akan belajar mengenal kemampuannya dengan mencoba
peran-peran baru dan mengetahui dampak tingkah lakunya terhadap orang lain.
6. Perkembangan moral
Anak mempelajari nilai benar dan salah dari lingkungannya, terutama dari
orang tua dan guru. Dengan melakukan aktivitas bermain, anak akan mendapatkan
Dienar Hasri D (2006) mengatakan bahwa ada beberapa hal yang perlu
yang memadai. Asupan (intake) yang kurang dapat menurunkan gairah, anak yang
sehat memerlukan aktivitas bermain yang bervariasi, baik bermain aktif maupun
diberikan dapat optimal. Selain itu, anak akan mempunyai kesempatan yang
3. Alat permainan
Alat permainan yang digunakan harus sesuai dengan usia dan tahap
perkembangan anak. Orang tua hendaknya memperhatikan hal ini, sehingga alat
permainan yang diberikan dapat berfungsi dengan benar. Yang perlu diperhatikan
adalah bahwa alat permainan tersebut aman dan mempunyai unsur edukatif bagi
anak.
4. Ruang untuk bermain
Aktivitas bermain dapat dilakukan dimana saja, di ruangan, di halaman,
bahkan di ruang tidur. Diperlukan suatu ruangan atau tempat khusus untuk
atau diberi tahu oleh orang tuanya. Cara yang terakhir adalah yang terbaik karena
permainan tersebut. Orang tua tidak pernah mengetahui cara bermain dari alat
kurang hangat.
6. Teman bermain
Dalam bermain, anak memerlukan teman, bisa teman sebaya, saudara, dan
orang tuannya. Ada saat-saat tertentu dimana anak bermain sendiri agar dapat
kesempatan kepada orang tua untuk mengetahui setiap kelainan yang dialami oleh
Ada lima faktor yang mempengaruhi aktivitas bermain pada anak, yaitu
tahap perkembangan anak, status kesehatan anak, jenis kelamin anak, lingkungan
yang mendukung, serta alat dan jenis permainan yang cocok atau sesuai bagi anak
(Supartini, 2004)
pertumbuhan dan perkembangan anak. Tentunya permainan anak usia bayi tidak
lagi efektif untuk pertumbuhan dan perkembangan anak usia sekolah. Demikian
bukan berarti anak tidak perlu bermain pada saat sedang sakit. Kebutuhan bermain
pada anak sama halnya dengan kebutuhan bekerja pada orang dewasa.
3. Jenis kelamin anak
Ada beberapa pandangan tentang konsep gender dalam kaitannya dengan
kelamin laki-laki maupun wanita. Semua alat permainan dapat digunakan oleh
anak laki-laki.
4. Alat dan jenis permainan yang cocok
Orang tua harus bijaksana dalam memberikan alat permainan untuk anaknya.
Pilih yang sesuai dengan tahapan tumbuh-kembang anak. Label yang tertera pada
mainan harus dibaca terlebih dahulu sebelum membelinya. Alat permainan tidak
selalu harus yang dibeli di toko atau mainan jadi, tetapi lebih diutamakan yang
2.3.5 Congklak
dan dua cekungan yang lebih besar di bagian tengah ujung kiri dan kanan yang
disebut sebagai lumbung. Cekungan pada sisi diisi dengan biji-bijian (bisa biji
sirsak atau biji sawo) atau batu kerikil. Selain itu, ada pula biji congklak yang
berasal dari cangkang kerang laut berbentuk bulat agak oval atau tiruannya
2014).
Lumbung sebelah kanan adalah milik pemain “A”, lumbung sebelah kiri
milik pemain “B”. Pemain “A” memilih salah satu cekungan yang ada pada sisi
terdekatnya, mengambil bijinya dan membaginya satu per satu tanpa mengisi
limbung sebelah kanan. Jika biji terakhir jatuh pada cekungan yang ada isinya
maka pemain boleh mengambil dan membaginya lagi. Tentu saja lumbung sebelah
kiri (milik pemain “B”) tidak diisi. Akan tetapi, jika biji terakhir jatuh pada bidang
kosong, itu berarti pemain “A” berhenti bermain dan ganti pemain “B” yang
jumlah biji pada lumbung masing-masing. Kunci permainan ini terletak pada
pilihan jumlah biji pada cekungan yang akan dimainkan. Pemain yang sering
berjalan atau mengambil biji dari cekungan maka berarti ia sering mengisi
lumbungnya.
Dalam permainan Congklak, terdapat dua bahan yaitu papan Congklak (a)
dan buah Congklak (d). Dapat dilihat pada gambar 2.1. papan Congklak berbentuk
sampan yang dibuat dari berbagai jenis kayu dan terdapat tujuh lubang satu baris
yang disebut sebagai 'kampung' (c) dan di kedua ujungnya terdapat lubang ibu
yang disebut sebagai 'rumah' (b). Panjang papan Congklak tujuh lubang biasanya
31
sekitar 80 cm dan lebarnya 18 cm. Dan untuk buah Congklak berjumlah 98 (14x7)
buah yang menggunakan sejenis cangkang kerang dan kadang kala digunakan
1. Pada awal permainan setiap lubang kecil diisi dengan tujuh buah biji.
2. Dua orang pemain berhadapan, salah seorang yang memulai dapat memilih
meletakkan satu per satu biji ke lubang di sebelah kirinya atau searah jarum
jam dan seterusnya sampai biji yang berada di tangan pemain habis
diletakkan.
a. Jika biji habis di lubang kecil yang berisi biji lainnya, ia dapat mengambil
b. Jika biji habis di lubang besar miliknya maka ia dapat melanjutkan dengan
c. Jika biji habis di lubang kecil di sisinya maka ia berhenti dan mengambil
d. Jika biji habis dan berhenti di lubang kosong di sisi lawan maka ia
5. Permainan dianggap selesai bila sudah tidak ada biji lagi yang dapat diambil
(seluruh biji ada di lubang besar kedua pemain). Pemenangnya adalah yang
2.3.6 Pengembangan
lumbung 1 biji, putaran kedua 2 biji, putaran ketiga 3 biji, dan seterusnya. Tentu
saja yang dibagikan pada tiap sisi pemain “A” atau pemain “B” hanya 1 biji.
sekedar menjumlah atau mengurangkan angka dan benda, agar anak retardasi
mental mampu dan merasa senang dalam melakukan kegiatan berhitung tersebut
macam bentuk dan jenisnya, salah satunya adalah permainan tradisional congklak.
Congklak merupakan alat permainan tradisional yang sudah ada sejak dahulu dan
memiliki manfaat yang banyak untuk anak anak retardasi mental salah satunya
adalah melatih kemampuan berhitung anak. seperti yang dikemukakan oleh Cahyo
dengan benda-benda.
disetiap lobang congklak atau disaat anak menghitung biji congklak. Disitu anak
matang.
34
kali pemahaman tentang pengetahuan sejak usia dini dari lingkungan sekitar kita
dan pengalaman sehari – hari serta memberikan stimulus yang mendukung. Peran
perawat dan orang tua sangat penting dalam melatih anak retardasi mental
dengan salah satu cara berdasarkan penguasaan pengetahuan anak retardasi mental
benda dengan lambang bilangan, yaitu dengan cara menghitung buah congklak
kegiatan yang beragam, maka anak retardasi mental akan merasa tidak cepat
bosan, dan dengan bermain congklak anak retardasi mental dapat belajar